k01 - ira atas kuliah.pdf

Upload: aisyah-marwa-bilqis

Post on 05-Jul-2018

269 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    1/60

    Kurikulum vite

    dr Finny Fitry Yani

    SpA K)

    Staf Respirologi Anak FK Unand

    RS M Djamil PadangSp1 Anak 2004

    Fellowship Respi anak FKUI RSCM

    Konsultan Respirologi Anak : 2011

    Shortcourse Pediatric TB : Capetown,South Africa 2011

    Organisasi : Komite CPD IDAI Sumbar

     Anggota dan Pengurus UKK Respirologi Anak IDAI 2008 sd 2011 dan 2014 sd2017

     Anggota Tim revisi PNAA 2015

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    2/60

     

    Sub Bagian Respirologi Departemen IKA

    FK Unand – RS M Djamil Padang

    IRA  pada Anak  (Infeksi Respiratorik Akut) 

    Courtesy Darmawan B Setyanto

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    3/60

    Pembagian IRA

    IRA

    IRAA

    Sesak (+)Sesak (-)

    IRAAIRBA IRBA

    • 

    Rinitis

    • 

    Faringitis

    • 

    Tonsilitis

    • 

    Sinusitis

    • 

    Otitis media

    • 

    Laringitis

    • 

    Bronkitis

    • 

    Difteria  • Bronkiolitis

    • 

    Pneumonia 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    4/60

    IRA Atas pada Anak

    •  Commond Cold = Rhinitis

    akut•  Faringitis / Tonsilofaringitis

    akut

    • 

    Sinusitis

    •  Laringotrakeobronkhitis akut

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    5/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    6/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    7/60

    Mekanisme pertahanan respiratorik

    hidung - filtrasi partikel

    refleks epiglotis – pencegahan aspirasi

    refleks batuk – ekspulsi benda asing

    selimut mukosilier - pembersihan organisme

    makrofag alveolar – fagositosis bakteri

    substansi imunologis lokal – netralisasi kuman

    sistem limfatik – transport partikel dari paru

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    8/60

    Definisi 

    IRA  adalah sekelompok penyakit infeksi padasistem respiratorik, disebabkan oleh berbagai

    etiologi, berlangsung < 14 harisistem respiratorik  : sistem yang berperan

    dalam proses respirasi; hidung s/d alveoli danstruktur terkait (sinus, telinga, pleura)

    Respirologi : ilmu tentang sistem respiratoriksebagai satu kesatuan

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    9/60

    Istilah 

    Depkes : ISPA , Inf sal pernapasan akut

    WHO : ARI, Acute respiratory infection ,

     AURI : Acute upper respiratory infection

    !  ALRI : Acute lower respiratory infection

    IKA : IRA, infeksi respiratorik akut

    IRAA : Infeksi respiratorik atas akut

    ! IRBA : Infeksi respiratorik bawah akut 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    10/60

    Pembagian 

    IRA : atas & bawah (IRAA & IRBA)

    batas : laring (Nelson)

    IRAA  : rinitis, tonsilitis, faringitis, sinusitis,otitis media

    IRBA  : croup  (laringitis dkk), bronkitis,

    bronkiolitis, pneumoniaetiologi IRAA : >90% virus ! tidak perlu AB 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    11/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    12/60

    Rinitis 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    13/60

    Definisi 

    kombinasi dari hidung gatal,bersin, hidung berair, dan hidungtersumbat

    berlangsung > 1 jam, padasebagian besar hari sakit

    pada rinitis infeksi (common cold ),+ gejala umum infeksi virus, yaitu:febris, mialgia, malaise, iritabel

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    14/60

    Diagnosis banding Rinitis

    faktor mekanik  : deviasi septum,tumor, komplek osteomeatal abnormal,polip nasal, benda asing, hipertrofi

    adenoid,

    infeksi : virus (common cold ), bakteri,sinusitis, primary ciliary dyskinesia

    alergi : intermiten, persisten

    lain-lain : rinitis medika mentosa

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    15/60

    Tatalaksana Rinitis

    infeksi : >virus, tanpa antibiotik , tidakada bukti AB mengurangi gejala atau

    mengurangi risiko infeksi sekunder KIE orang tua ! gejala bisa sampai 2 mgg

    simtomatik : dekongestan, antihistamin

    antiinflamasi : steroid topikal

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    16/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    17/60

    Anatomi sistem respiratorik

    Saluran respiratorik atas :

     – 

    Hidung

     –  Sinus

     – 

    Faring - laring

    Saluran respiratorik bawah :

     – 

    Bronkus

     – 

    Bronkiolus

     – 

     Alveolus

    Saluran respiratorik atas dan

    bawah berhubungan erat

    karena merupakan 1 unit

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    18/60

    Pengertianradang faring dan sekitarnya akibatinfeksi kuman

     jarang tersendiri, biasanyakombinasi dengan organ di

    dekatnya :

     –  rinofaringitis,

     – 

    tonsilofaringitis

     –  rinotonsilofaringitis

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    19/60

    Manifestasi klinis

    demam dan nyeri tenggorokan

    pilek dan batuk

    faring hiperemis

    tonsil membesar

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    20/60

    Etiologi  –

     

    virus (>90%) :

    adenovirus,

    parainfluenza virus,

    RSV,

    Epstein Barr virus,

    Coxsackie virus, dll

     – 

    bakteri utama : Streptococcus ! - haemolyticus  

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    21/60

    Pembedaan klinis:

    Faringitis viral F streptokokal

    < 3 tahun 4-10 tahun

    awitan bertahap awitan mendadakdemam tidak tinggi demam tinggi

    mengenai bbrp mukosa  faring sangat hiperemis 

    konjuntivitis, batuk,pilek, suara serak, diare uvula edem, merahtonsil edem, eksudasi

    eksantem ulseratif nyeri tenggorokan

    kontak jelas kgb kolli bengkak, nyeri 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    22/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    23/60

    DIAGNOSIS

    ./$&0)"*& 1)/, 2(#3/, $"# 4($/5"#

    4(5(,&)*""# )-63-,

    7 .8 9*""8 :;< =>>? @ 7 9 A@ 

    Kriteria Point

    Temperatur > 38°C 1Tidak ada batuk 1

    Pembesaran kelenjar leher anterior 1

    Pembengkakan/eksudat tonsil 1

    Usia:

    3-14 tahun

    15 – 44 th

    ! 45 tahun

    11

    -1

    23

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    24/60

    Skor Resiko infeksi

    streptokokus

    Tatalaksana

    "  0  1 - 2,5 % Kultur tidak dilakukan, Antibiotik (-) 

    1 5 – 10% Kultur tidak dilakukan,

     Antibiotik (-) 2 11 - 17 % Kultur dilakukan,

     Antibiotik jika kultur (+)

    3 28 – 35% Kultur dilakukan, Antibiotik jika kultur (+)

    ! 4 51- 53 % Kultur dilakukan, Antibiotik empiris/ sesuai kultur

    24

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    25/60

    1&*3(5 *)/, 715((*3(,* 4B< =>>C@

    Pertanyaan Jawaban Nilai

    Usia " 35 bulan

    36-59 bulan

    ! 60 bulan

    20

    6

    2

    Tanda Infeksi virus Tidak ada

    1 tanda

    ! 2 tanda

    0

    7

    10

    Tanda Infeksibakteri

    Tidak ada

    1 tanda

    ! 2 tanda

    10

    -2

    -4

    Jumlah25

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    26/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    27/60

    8232.20,2%2 9/5:2,2502% ,0$5 0.+%+0 ,/,'2+ 0/./%(02;2%

    ,252%2 7+05$9+$.$(+

    Skor Total Mikrobiologi Tatalaksana

    Sarana Bakteriologi tidak ada

    ! 8

    < 8

    Simptomatik

     Antibiotika

    Sarana Bakteriologi terbatas

    ! 85 – 7

    < 5

    NegatifPositif

    Negatif

    Simptomatik Antibiotika

     Antibiotika

    27(Smeesters PR, 2006)

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    28/60

    Sinusitis 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    29/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    30/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    31/60

    Anatomy & Physiology

    1.  Maxillary sinus2.  Ethmoidal bulla

    3.  Ethmoidal cells4.  Frontal sinus5.

     

    Uncinate process

    6.  Middle turninate

    7.  Inferior turbinate8.  Nasal septum

    9. 

    Osteomeatal complex

    Maxillary sinus ostuim

    and infundibulum

     ! #$%&'() *++,- *./0 12* 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    32/60

    Pathogenesis

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    33/60

    Pathogenesis

    • Ostia obstruction# hypoxic environmentwithin sinus

    • Retention ofsecretion# inflammation andbacterial infection

    • Secretion stagnate,obstructionincreases, cilia andepithelial damage

    become morepronounced

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    34/60

    Gejala & tanda Sinusitis

    batuk

    rinitis

    ingus purulen, post nasal dripnyeri kepala

    nyeri wajah, nyeri tekan pipi

    demammulut / napas bau

    limfadenitis kolli

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    35/60

    Predisposisi Sinusitis patensi ostia –  edem mukosa : IRA viral, alergi, renang,

    dekongestan topikal

     – 

    obstruksi mekanik : deviasi septum,adenoid, polip, benda asing, tumor

    mucociliary  apparatus dysfunction  :IRA viral, ES obat, immotile cilia

    syndromekuantitas sekresi berlebihan : IRA viral

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    36/60

    Patogenesis 

    f predisposisi sumbatan ostia

    retensi sekretinfeksi sekunder

    SINUSITIS

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    37/60

    Etiologi 

    tersering (60-70%) : bakteri aerob –  Streptococcus pneumoniae

     – 

    Haemophilus influenzae –  Moraxella catarrhalis

    kadang (kasus kronik) : bakterianaerob

     jarang : virus (rhino, adeno, influenza)

    lebih jarang : jamur

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    38/60

    Diagnostik 

    foto polos SPN : Water’s & lateral

    CT scan

    MRIrinoskopi serat optik

    aspirasi sinus

    USG (maksilaris, frontalis)transiluminasi (dewasa / anak besar)

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    39/60

    Tatalaksanautama : antibiotik 2-4 minggu

     –  amoksisilin

     –  amoksisilin + klavulanat

     – 

    kotrimoksazol

     –  eritromisin / makrolid baru

    simtomatik  : dekongestan, antihistamin,

    analgetik

    tambahan : inhalasi

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    40/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    41/60

    CROUP =

    aringotrakheobronkitis

    Sub Bagian Respirologi IlmuKesehatan Anak

    FK Unand – RS M Djamil

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    42/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    43/60

    Etiologi 4)

    Para-influenzae virus  

    • 

    1 (terutama)•  2 dan 3

    Influenzae virus  

    • 

     A•  B

    Respiratory syncytial virus, adenovirus,rhinovirus , enterovirus , herpes virus, virus

    campak

    Mycoplasma pneumoniae (jarang)

    Diagnosis

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    44/60

    Diagnosis

    Usia 

    • 

    6 bulan-5 tahun (tersering 1-2 tahun)

    Jeniskelamin 

    • 

    2/3 kasus pada laki-laki

    Gejalaklinis 

    • 

    Batuk menggonggong

    •  Stridor inspirasi

    • 

    Suara parau yang timbul mendadak

    • 

    didahului gejala infeksi saluran nafas atas (panas, batuk,pilek)

    D Pertimbangkan diagnosis lain pada anak dengan

    croup berulang

    Diagnosis Banding (4)

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    45/60

    Diagnosis Banding (4)

    Inhalasi benda asing

    Spasmodic croup

    Epiglotitis

    Trakeitis bakterialis

    Difteri

     Abses retrofaringeal

    Kelainan kongenital

    Hemangioma subglotik

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    46/60

    PEMERIKSAAN PENUJANG 

    Radiologi

    -  soft tissue  leher AP:

    seperti menara (steeple

    sign ), pada posisi lateral:

    penyempitan subglotis (4)

    -  Penelitian lemah (3):

    pemeriksaan radiologi rutintidak dianjurkan untuk

    diagnosis croup .

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    47/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    48/60

    PENILAIAN DERAJAT PENYAKIT 

    Derajat obstruksi saluran nafas

    ringan  sedang  berat  Mengancam kehidupan 

    Status mental  Normal  gelisah   Agitasi, kelelahan  Bingung, mengantuk  

    Stidor  Tidak ada/ hanya saatdistressed 

    Saat istirahat 

    Penggunaan

    otot asesorisataau retraksidinding dada 

    Tidak ada atau

    ringan 

    minor   jelas  M a k s i m a l a t a u

    kelelahan 

    Laju nadi  Normal  meningkat  Meningkat bermakna 

    Respirasi Dapat berbicara dan/ataumakan 

    K e m a m p u a nberbicara dan/atau

    makan bekurang 

    L a j u n a f a smeningkat

    Terlalu sesak untukberbicara dan/ataumakan 

    Usaha na fasnyaburuk

     Atau berhenti nafas 

    SaO2  > 95%  95-92%  < 92% 

    Lain-lain  PucatTonus otot turun 

    sianosis 

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    49/60

    Tatalaksana

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    50/60

    Tatalaksana

    Non Farmakologi

    Humidikasi udara atau udara dingin

    1.  RCT pada 16 anak croup, secara acak mendapathumidikasi udara atmosfir yang tinggi atau udara

    ruangan dan tidak mendapat pengobatan lainHasil: tidak didapatkan perubahan bermakna antarakelompok perlakuan pada laju nadi, laju nafas, oksigenperkutaneus, karbondioksida perkutaneus, atau

    penilaian klinis >12 jam.Penelitian ini menunjukkan bahwa mist therapy  tidakmungkin dilakukan pada croup (1)

    Harris C, Evidence based practice Guideline for management of croup in children. 2007

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    51/60

    Humidikasi udara dan pemberian oksigen 

    2. RCT skoring croup  2/>, + humidified oxygen  (15 L/mt)

    melalui mist stick  atau udara ruangan + deksametason.Hasil:

    Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna padapenilaian skor croup  atau SaO2 saat 30, 60, 90, dan 120

    menit pada penderita yang mendapat perlakuan dankontrol (1)

    Harris C, Evidence based practice Guideline for management of croup in children. 2007

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    52/60

    Rekomendasi

    D: Berikan oksigen bila anak menderita croup 

    berat/ mengancam kehidupan

    B: Mist  atau humidikasi udara tidak menunjukkan

    efek pengobatan untuk anak dengan croup

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    53/60

    Tatalaksana Farmakologi1

     

    1.  Kortikosteroid

     A cochrane systematic review  oleh russell dkk 31penelitian (3736 anak):

    kortikosteroid memperbaiki skor gejala croup  6 dan 12 jam, pd 24 jam perbedaan tak bermakna, menurunkan

    angka rawat ulang, kebutuhan adrenalin, dan wakturawat di emergensi.

    Nebulisasi budesonid atau deksametason samaefektifnya dalam tatalaksana croup . Penelitian ini juga

    mendapatkan hasil deksametason oral dosis tunggal0,6 mg/kg sama efektifnya dosis 0,15 mg/kg.Pemberian kortikosteroid efektif baik pada croup  ringanmaupun sedang.

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    54/60

    A cochrane systematic review  oleh russell, con’t

    Dua dari RCT: membandingkan pemberian

    deksametason oral dan intramuskular.

    Hasil meta-analisis didapatkan secara statistikperbedaannya tidak bermakna, dengan odd ratio  perawatan kembali kelompok oral dibandingkan

    intramuskular: 0,8 (95%CI 0,58-1,12). Hanya saja parareviewer  berpendapat subjek pada penelitian tersebut jumlahnya tidak cukup banyak.

    Pada anak yang mengalami muntah, nebulisasi

    budesonid atau deksametason intramuskular lebihdisukai.

    Harris C, Evidence based practice Guideline for management of croup in children. 2007

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    55/60

    Kortikosteroid con’t 

    Systematic review RCT : 8 penelitian dengan n: 527anak croup (3-116 bulan) diberi nebulisasi steroiddibandingkan dengan placebo.

     –  Perbaikan klinis pada kelompok perlakuan terjadipada 5 jam (combined RR 1,48 (95%CI 1,27-1,74)

     –  kelompok perlakuan tidak membutuhkan perawataninap dibanding kelompok placebo (RR 0,56 (95% CI0,42-0,75).

     –  Jumlah anak yang membutuhkan nebulisasi steroid diruang emergensi untuk mencegah perawatan adalah

    2,9-8,8

    Griffin S. British Journal of general practice 2000;50:135-4

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    56/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    57/60

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    58/60

    KOMPLIKASI 

    Otitis media

    Pneumonia

    cervical lymphadenitis

    Septik artritis

    meningitis

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    59/60

     

    PROGNOSIS 

    Tergantung berat-ringannya penyakit,biasanya prognosis croup  baik dan tidakmenimbulkan sekuele

  • 8/15/2019 K01 - IRA Atas kuliah.pdf

    60/60