katarak tutorial ira

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Katarak dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Selain itu, katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus juga kelainan sistemik atau metabolik seperti diabetes melitus, galaktosemi, dan ditrofi miotonik. 1.2 Tujuan Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk metode pembelajaran mengenai katarak, sekaligus untuk melengkapi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian mata.

Upload: randianbiya

Post on 15-Apr-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutorial katarak

TRANSCRIPT

Page 1: Katarak Tutorial Ira

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Katarak dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air

terjun akibat lensa yang keruh. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan

progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak

umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan

kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Selain itu, katarak dapat disebabkan

bahan toksik khusus juga kelainan sistemik atau metabolik seperti diabetes melitus,

galaktosemi, dan ditrofi miotonik.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk metode pembelajaran mengenai katarak,

sekaligus untuk melengkapi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian mata.

Page 2: Katarak Tutorial Ira

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata

yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya

adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan

pengertian visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang

sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat

rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang

masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan

gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial

tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

Page 3: Katarak Tutorial Ira

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot

pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala

arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan

bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga

cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,

pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata

secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu

dan cahaya yang sangat terang.

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan

mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan

mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak

tembus cahaya.

Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus

permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan

berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah

penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung

melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas

dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan

Page 4: Katarak Tutorial Ira

mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata.

Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Bagian-bagian mata berperan sebagai media penglihatan, antara lain:

1. Kornea

Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya,

merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.

Lapisan pada kornea terdiri dari:

- Epitelium

- Membran Bowmann

- Stroma

- Membran Descement

- Endotelium

2. Bilik Mata Depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.

Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan

aliran keluar cairan mata (aquos humor) maka akan terjadi penimbunan cairan bilik

mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata (TIO) akan meningkat atau

Page 5: Katarak Tutorial Ira

glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini akan ditemukan jaringan trabekulum, kanal

Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe, dan jonjot iris.

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut

tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior

perifer.

3. Iris dan Pupil

Pangkal iris melekat pada corpus siliaris yang akan berperan dalam proses

akomodasi. Iris mempunyai celah di bagian tengahnya dan disebut pupil. Pupil ini

akan mengatur jumlah cahaya yang masuk yang dibutuhkan oleh mata dan kemudian

membiaskannya pada lensa.

4. Lensa Mata

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks yang terletak di dalam bilik mata

belakang. Lensa dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam

kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus sehingga

mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga terbentuk

nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dini dibentuk

atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan

nukleus embrional, fetal, dan dewasa. Dibagian luar nukleus ini terdapat serat lensa

yang lebih muda dan disebut korteks. Korteks yang terletak di sebelah depan lensa

disebut korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa

mempunyai kepadatan lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di

sekitar serat lensa ini terdapat kapsul lensa. Dibagian perifer kapsul lensa terdapat

Zonula Zinn yang menggantungkan lensa di bidang ekuatornya pada corpus siliaris.

Secara fisiologik, lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:

a. Kenyal atau lentur karena berperan penting dalam proses akomodasi

b. Jernih atau transparan karena berfungsi sebagai media penglihatan

Sedangkan secara patologik, sifat lensa dapat berubah, antara lain:

a. Tidak kenyal atau tidak lentur, sehingga proses akomodasi menjadi terganggu,

keadaan ini disebut presbiopia

b. Tidak jernih atau keruh, sehingga visual pathway atau jalannya penglihatan

menjadi terganggu, keadaan ini disebut katarak

Page 6: Katarak Tutorial Ira

5. Corpus Vitreus

Corpus vitreus atau disebut juga badan kaca merupakan bahan gelatin yang

mengandung sel leukosit. Bersifat semi cair yang mengandung air sebanyak 90%

sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sifat lainnya adalah bening atau transparan,

tidak berwarna, dan dengan konsistensi lunak. Berfungsi untuk mempertahankan

bentuk bola mata, hal ini disebabkan karena corpus viterus mengisi sebagian besar

bola mata. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.

Corpus vitreus tidak mempunyai pembuluh darah, menerima nutrisi dari jaringan di

sekitarnya seperti corpus siliaris, koroid, dan retina.

6. Retina

Retina merupakan membran tipis yang terdiri atas saraf sensorik penglihatan

dan serat saraf optik. Retina merupakan jaringan saraf mata yang dibagian luarnya

berhubungan erat dengan koroid. Koroid memberikan nutrisi pada retina luar atau sel

kerucut dan sel batang. Bagian koroid yang memegang peranan penting dalam

metabolisme retina adalah membran Bruch dan sel epitel pigmen. Retina bagian

dalam mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. Dari luar ke dalam secara

histologik, retina dibagi dalam 10 lapisan, yaitu:

a. Lapisan epitel pigmen, yang merupakan bagian koroid

b. Lapisan sel batang dan kerucut (sel fotoreseptor)

c. Lapisan membran pembatas luar

d. Lapisan inti luar

e. Lapisan pleksiform luar

f. Lapisan inti dalam

g. Lapisan pleksiform dalam

h. Lapisan sel ganglionik

i. Lapisan serabut sel saraf

j. Lapisan membran pembatas dalam

Page 7: Katarak Tutorial Ira

Pada bagian sumbu aksial posterior, retina tidak terdiri atas 10 lapisan. Hal ini

untuk memudahkan sinar dari luar mencapai sel kerucut dan sel batang. Bagian ini

disebut makula lutea atau bintik kuning. Daerah ini merupakan penglihatan sentral

dimana ketajaman penglihatan maksimal. Makula lutea pada pemeriksaan funduskopi

akan terlihat lebih jelas karena ketipisannya dan karena adanya refleks fovea yang

merupakan sinar yang dipantulkan kembali. Pada saat ini akan terasa silau sekali.

Fovea sentral merupakan bagian retina yang sangat sensitif dan yang akan

menghasilkan ketajaman penglihatan maksimal atau 6/6. Bila terjadi kerusakan pada

fovea sentral ini maka ketajaman penglihatan akan sangat menurun karena pasien

akan melihat dengan bagian perifer makula lutea.

Sel fotoreseptor terdiri atas sel kerucut yang mempunyai 6 juta sel pada setiap

mata, berperan dalam penglihatan warna (pigmen warna). Sedangkan sel batang

mempunyai 12 juta sel pada setiap mata, mempunyai peran dalam penglihatan dalam

gelap (rodopsin). Sel kerucut 500 kali lebih sensitif terhadap cahaya dibanding sel

batang.

Page 8: Katarak Tutorial Ira

2.2 Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.

Gambar 2. Lensa yang mengalami katarak

Penyebab

1. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang mengakibatkan

lensa mata menjadi keras dan keruh. ( Katarak Senilis )

2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol , kurang

vitamin E , radang menahun dalam bola mata , polusi asap motor / pabrik karena

mengandung timbal

3. Cedera mata , misalnya pukulan keras , tusukan benda ,panas yang tinggi , bahan kimia

yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )

4. Peradangan / Infeksi pada saat hamil , penyakit yang diturunkan ( Katarak Kongenital )

5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus ( Katarak

komplikata )

6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine,

pilokarpin

Patomekanisme

Page 9: Katarak Tutorial Ira

Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi lebih

padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya

( optic zone ) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.

Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. ( Katarak Senilis )

Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan

mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa

menimbulkan katarak( Katarak Komplikata )

Gejala Klinis

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan

penglihatan yang muncul secara bertahap.

1. Penglihatan kabur dan berkabut

2. Fotofobia

3. Penglihatan ganda

4. Warna manik mata berubah / putih

5. Kesulitan melihat di waktu malam

6. Sering berganti kacamata

7. Perlu penerangan lebih terang untuk membaca

8. Seperti ada titik gelap didepan mata

9. Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )

gambar 3. Perbandingan lensa mata

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :

Page 10: Katarak Tutorial Ira

1. Katarak Inti / Nuclear

a.Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat dekat

melepas kaca mata nya.

b. Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan lebih coklat

c. Menyetir malam silau dan sukar

2. Katarak Kortikal

a. Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga

mengganggu penglihatan

b. Penglihatan jauh dan dekat terganggu

c. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3. Katarak Subscapular

a. Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk

b. Dapat terlihat pada kedua mata

c. Mengganggu saat membaca

d. Memberikan keluhan silau dan ” halo ” atau warna sekitar sumber cahaya

e. Mengganggu penglihatan

Pembagian

1. Katarak kongenitalis

Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi berusia

kurang dari 1 tahun

Gambar 4. Katarak kongenital

Page 11: Katarak Tutorial Ira

Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal

dominan) atau bisa disebabkan oleh:

- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman

- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.

Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:

- penyakit metabolik yang diturunkan

- riwayat katarak dalam keluarga

- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.

Kelainan utama terletak dinukleus lensa atau nukleus embrional bergantung pada

waktu stimulus kataraktogenik atau di kutub anterior atau posterior lensa. Katarak kongenital

dapat berbentuk katarak lameral atau zonural, katarak polaris posterior ( piramidalis posterior

,kutub posterior ) polaris anterior ( piramidalis anterior , kutub anterior), katarak inti (katarak

nuklearis) dan katarak sutural.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan pemeriksaan riwayat

prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat

selama kehamilan .Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urine yang positif , mungkin

katarak terjadi akibat galaktosemia. Pada pupil bayi akan terlihat bercak putih atau

leukokoria.

Penatalaksanaan

Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi :

a. Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak

b. Biasanya bila katarak bersifat total , operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau

lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

2. Katarak Juvenil

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda , yang mulai terbentuk pada usia kurang

dari 9 bulan , katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Penyulit – penyulit pada penyakit katarak Juvenil :

1. Katarak Metabolik

a. Katarak diabetik dan galaktosemik

b. Katarak hipokalsemik

c. Katarak defisiensi gizi

Page 12: Katarak Tutorial Ira

d. Katarak aminoasiduria

e. Penyakit Wilson

f. Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain

2. Otot

Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )

3. Katarak traumatik

4. Katarak Komplikata

a. Kelainan kongenital dan herediter

b. Katarak degeneratif

c. Katarak anosik

d. Toksik

e. Lain – lain kelainan kongenital , sindrom tertentu.

f. Katarak radiasi.

Gambar 5. Katarak juvenile

3 Katarak Senilis

Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut

Bentuk katarak senilis :

a. Katarak nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan

inti sel yang mulanya putih kekuning – kuningan menjadi coklat dan kemudian kehitam

– hitaman ( Katarak brunesen atau nigra )

b. Katarak kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan

terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya . Pada keadaan ini penderita

seakan – akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang

bertambah.

c. Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear.

Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring.

Page 13: Katarak Tutorial Ira

Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini

sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

Stadium katarak senilis :

a. Katarak Insipien

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior dan

posterior ( katarak kortikal ) , vakuol mulai terlihat di dalam korteks

Katarak subkapsular posterior , kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior ,

celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif ( benda

morgagni ). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi

yang tidak sama pada semua bagian lensa , bila dilakukan uji bayangan iris akan positif,

pada permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.

Gambar 6. Katarak insipien

b. Katarak Intumesen

Gambar 7. Katarak intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeratif menyerap air.

Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang

akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal.

Pencembungan lensa ini dapat memberikan penyulit glaukoma.

Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan

miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa akan

mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang akan memberikan miopisasi.

Page 14: Katarak Tutorial Ira

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel

serat lensa.

c. Katarak Imatur

Gambar 8. Katarak imatur

Katarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh, akan bertambah

volume lensanya akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeratif,

Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung

sehingga memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopi.

Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan sehingga bilik mata

depan akan semakin sempit dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi

glaukoma sekunder. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

d. Katarak Matur

Gambar 9. Katarak matur

Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat terjadi akibat

deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi berjalan terus – menerus akan

terjadi pengeluaran air bersama – sama hasil desintegrasi melalui kapsul , didalam

stadium ini lensa akan berukuran normal , iris tidak terdorong kedepan dan bilik mata

depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih keruh akibat

perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium.Bila dilakukan uji bayangan iris akan

terlihat negatif.

Page 15: Katarak Tutorial Ira

e. Katarak Hipermatur

Gambar 10. Katarak hipermatur

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair dan dapat keluar

melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa

menjadi mengecil , berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam

dan lipatan kapsul lensa, kadang – kadang pengerutan berlanjut sehingga hubungan dengan

zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan terus disertai dengan kapsul yang tebal

maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga korteks akan

memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai nukleus yang terbenam didalam

korteks lensa karena lebih berat ( keadaan ini disebut Katarak Morgagni ) . Uji bayangan iris

memberikan gambaran pseudopositif.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

Page 16: Katarak Tutorial Ira

Pemeriksaan Oftalmologi

Pemeriksaan tajam penglihatan dengan Snellen chart mempunyai manfaat untuk

menetukan tajam penglihatan.

Pemeriksaan lampu celah/ Slit – lamp, untuk melihat semua susunan mata bagian

depan dengan pembesaran. Dengan alat ini dapat dilihat keadaan kornea, pupil,

selaput hitam dan lensa.

Kejernihan lensa/ shadow test, dilakukan untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa.

Karena makin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar bayangan

iris pada lensa yang keruh tersebut, sedang makin tebal kekeruhan lensa makin kecil

bayangan iris pada lensa.

Penatalaksanaan

Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan untuk katarak senilis kecuali tindakan

bedah. Tindakan bedah dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senilis,

seperti: katarak telah mengganggu pekerjaan sehari – hari, walaupun katarak belum

matur. Karena bila menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit seperti katarak

intumesen yang menimbulkan glaukoma.

Persiapan pasien dengan katarak yang akan dibedah dilakukan sebagai berikut:

Uji Anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal

sehingga tidak ada dakriosistitis.

Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis, blefaritis, hordeolum,

dan kalazion.

Tekanan bola mata normal dan tidak ada glaukoma.

Tekanan darah telah terkontrol

Gula darah telah terkontrol.

Tidak batuk, terutama pada saat pembedahan.

Bedah katarak senilis dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan

ekstraksi lensa ekstrakapsular.

Ekstraksi lensa intrakapsular

Page 17: Katarak Tutorial Ira

Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak

senilis. Lensa dikeluarkan bersama – sama dengan kapsul lensanya dengan memutus

zonula Zinn yang telah pula mengalami degenerasi.

Pada ekstraksi lensa intrakapsular dilakukan tindakan dengan urutan berikut:

Dibuat flep konjungtiva dari jam 9-3 melalui jam 12

Dilakukan pungsi bilik mata depan dengan pisau

Luka kornea di perlebar seluas 160 derajat

Dibuat iridektomi untuk mencegah galukoma blockade pupil pasca bedah

Dibuat jahitan korneosklera

Lensa dikeluarkan dengan krio

Jahitan kornea dieratkan dan ditambah

Flep konjungtiva dijahit

Penyulit pada saat pembedahan yang terjadi adalah ;

Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama-sama kapsulnya.

Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular tanpa rencana karena kapsul

posterior akan tertinggal.

Prolaps badan kaca pada saat lensa dikeluarkan.

Ekstraksi lensa ekstrakapsular

Pada ekstraksi lensa ekstrakapsular dilakukan tindakan sebagai berikut:

Flep konjungtiva antara dasar dengan fornik pada limbus dibuat dari jam 10 sampai

jam 2

Dibuat pungsi bilik mata depan

Melalui pungsi ini dimasukkan jarum untuk kapsulotomi anterior

Dibuat luka kornea dari jam 10 – 2

Nukleus lensa di keluarkan

Sisa korteks lensa dilakukan irigasi sehingga tinggal kapsul posterior saja

Luka kornea dijahit

Flep konjungtiva dijahit.

Penyulit yang timbul adalah terdapat korteks lensa yang membuat katarak sekunder.

Fakoemulsifikasi

Page 18: Katarak Tutorial Ira

Pembedaan dengan menghacurkan lensa dengan getaran ultrasonik melalui insisi

minimal, kemudian kepingan diaspirasi dan lensadiganti dengan foldable IOL ( lensa

intraokuler yang dapat dilipat ). Keuntungannya adalah luka op minimal, operasi cepat

( 30 menit ), memperkecil kejadian astigmat. Kerugiannya adalah masih tertinggalnya

sisa-sisa bahan lensa, sehingga bila nukleus lensa keras, memerlukan banyak manipulasi

dan waktu lama.

Perawatan Pasca bedah

Pasien ditidurkan miring, mata yang dioperasi terletak di atas memperkecil resiko

trauma

Pada pasien tertentu dianjurkan untuk dirawat dan tinggal di RS selama 1-3 hari.

Gelisah/ mual pasca bedah sedatif atau anti emetikum.

Jangan menggosok mata, bungkuk terlalu dalam, menggendong yang berat, membaca

berlebihan, dan lain-lain.

Indikasi bedah pada katarak senil, yaitu:

Katarak telah menggagu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum matur.

Katarak matur, karena bila telah mencapai hipermatur dapat menimbulkan komplikasi

glaukoma dan uveitis.

Katarak telah menimbulkan penyakit, misalnya telah terjadi glaukoma pada katarak

intusemen.

4. Katarak Komplikata

Gambar 11. Katarak komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang , dan proses

degenerasi seperti ablasi retina ,retinitis pigmentosa , glaucoma , pasca bedah

Page 19: Katarak Tutorial Ira

mata ,dapat juga disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes mellitus ,

hipoparatiroid , galaktosemia dan miotonia distrofi ).

Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya

didaerah bawah kapsul atau pada lapis korteks , kekeruhan dapat difus , pungtata

ataupun linier, dapat berbentuk rosete ,reticulum dan biasanya terlihat vakuol.

Bentuk katarak komplikata :

a. Kelainan pada polus posterior mata

Terjadi akibat penyakit koroiditis , retinitis pigmentosa , ablasio retina , kontusio

retina dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca, biasanya

kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat didalam nucleus

sehingga sering terlihat nucleus lensa tetap jernih.

b. Kelainan pada polus anterior bola mata

Biasanya akibat kelainan kornea berat ,iridosiklitis , kelainan neoplasma dan

glaukoma . Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subskapularis anterior.

Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3 bentuk :

a. Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan

terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.Bila dehidrasi lama

akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar

gula normal kembali.

b. Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol , dimana terjadi katarak serentak pada

kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.

c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik dan

biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

5. Katarak Traumatik

Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata.

Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul

lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus vitreus masuk kedalam struktur

lensa.

Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah , lensa opak

dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus dan korpus vitreus

keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.

Page 20: Katarak Tutorial Ira

Penatalaksanaan

1. Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah peradangan mereda.

2. Diberikan antibiotik sistemik dan Topikal kortikosteroid topikal untuk memperkecil

terjadinya infeksi dan uveitis

3. Atropin Sulfat 1 % untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan mencegah

pembentukkan sinekia posterior.

6 . Katarak Sekunder

Katarak sekunder biasanya disebut juga dengan Posterior Capsular Opacity (PCO).

Katarak sekunder adalah katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada

sisa lensa yang tertinggal. paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari operasi EKEK

(Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler) & penanaman lensa di segmen posterior. Atau,

katarak yang terjadi sesudah suatu trauma yang memecah lensa.

Etiologi

Epitel lensa subkapsuler yang tersisa mungkin mencoba melakukan regenerasi serat-serat

lensa (epitel subkapsuler berproliferasi & membesar) sehingga memberikan gambaran

“Busa Sabun atau Telur Kodok” pada kapsul posterior, yang disebut juga dengan Mutiara

Elsching atau Elsching Pearl.

Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut mungkin menghasilkan banyak lapisan

sehingga menimbulkan kekeruhan. Sel-sel ini mungkin jugg mengalami diferensiasi

miofibroblastik. Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutan-kerutan kecil di

kapsul posterior, yang menimbulkan distorsi penglihatan.

Cincin Soemmering juga dapat timbul sebagai akibat dari kapsul anterior yang pecah dan

traksi kearah pinggir - pinggir melekat pada kapsul posterior sehingga meninggalkan

daerah yg jernih ditengah dan membentuk gambaran cincin. Pada cincin ini tertimbun

serabut lensa epitel yang berproliferasi. Semua faktor ini dapat menyebabkan penurunan

ketajaman penglihatan setelah EKEK.

Gejala Klinis

Penglihatan kabur (seperti berkabut atau berasap), mungkin dapat lebih buruk

daripada sebelum di operasi.

Fotofobia (rasa silau bila melihat cahaya)

Tajam penglihatan menurun.

Page 21: Katarak Tutorial Ira

Pemeriksaan klinis

Pada awal gejala → tampak gelembung-gelembung kecil dan debris pada kapsul

posterior

Pada tahap selanjutnya akan ditemukan gambaran Mutiara Elsching pada kapsul

posterior lensa Mutiara Elsching ini mungkin akan menghilang dalam beberapa tahun

oleh karena dindingnya pecah.

Dapat juga ditemukan cincin Soemmering pada daerah tepi kapsul posterior lensa

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan pada pasien : setelah menjalani operasi EKEK ataupun

setelah suatu trauma pada mata, yang mengakibatkan penglihatan menjadi semakin

kabur, juga rasa silau bila melihat cahaya

Jika dilakukan pemeriksaan (melalui pupil yang didilatasikan dengan menggunakan

oftalmoskop, kaca pembesar, atau slit lamp) → maka akan tampak gelembung-

gelembung kecil pada daerah belakang lensa, ataupun dapat ditemukan gambaran

mutiara Elsching maupun cincin Soemmering pada kapsul posterior lensa

Pada tes tajam penglihatan didapatkan visus yg menurun.

Penatalaksanaan

Pengobatan katarak sekunder → dgn pembedahan, seperti :

1. Disisio katarak sekunder

2. Kapsulotomi

3. Membranektomi (mengeluarkan seluruh membran keruh)

Pencegahan

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat

dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila

telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga

kecepatan berkembangnya katarak dengan:

Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam

tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah

Page 22: Katarak Tutorial Ira

Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur

Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C,

vit.A dan vit E

Page 23: Katarak Tutorial Ira

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasien dengan katarak akan mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam

penglihatan yang menurun secara progresif. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam

bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai

lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

katarak meliputi pemeriksaan sinar celah (slitlamp), funduskopi, dan tonometer. Pengobatan

katarak adalah tindakan pembedahan. Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata

afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular.

3.2 Saran

Kelainan sistemik yang umum ditemukan dan dapat menimbulkan katarak adalah

diabetes melitus, oleh karena itu sebaiknya diperiksakan secara dan dilakukan tatalaksana

diabetes melitus secara teratur. Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam

penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding

dengan turunnya tajam penglihatan.

Page 24: Katarak Tutorial Ira

DAFTAR PUSTAKA

- Ilyas,Sidharta, Ilmu penyakit mata, cetakan III, balai penerbitan FKUI : Jakarta. 2006.

- Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14.

KDT : Jakarta. 2000.

- James, B., Chew, C., Bron, A. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi Kesembilan. Penerbit

Erlangga. Jakarta. 2006.

- Ilyas,Sidharta dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran,

edisi II,sagung seto: Jakarta, 2002.

- www.medicastore.com/mata dan penglihatan

- www.medicastore.com / cedera mata

- .www.fajaru universe.com/tags/kedokteran

- www. Kalbe.co.id/cermin dunia kedokteran/write

Page 25: Katarak Tutorial Ira

Tutorial

KATARAK

Pembimbing:

Dr. Abizar Iskandar, Sp.M

Penyusun

Chalida Rachmatia

2006730010

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011