tutorial katarak

24
Disusun oleh : Andi Nurlela Wulandari Pembimbing : Dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA 1 TUTORIAL KATARAK

Upload: shelpi-surisdiani

Post on 08-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Katarak

Disusun oleh :

Andi Nurlela Wulandari

Pembimbing :

Dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MATA

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

2013

1

TUTORIAL

KATARAK

Page 2: Tutorial Katarak

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji Syukur penyusun panjatkan kehadiran ALLAH SWT

atas terselesaikannya laporan tutorial yang berjudul “Katarak”.

Laporan ini disusun dalam rangka meningkatkan pengetahuan sekaligus

memenuhi tugas kepaniteraan klinik Stase Mata di RS. Islam Cempaka Putih.

Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M., sebagai pembimbing.

2. Orang tua, yang selalu mendoakan untuk keberhasilan penyusun.

3. Teman-teman sejawat atas dukungan dan kerjasamanya.

Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan berguna bagi penyusun maupun peserta didik lainnya.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu, saran kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk membuat

laporan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Terima kasih.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Februari 2013

Penyusun

2

Page 3: Tutorial Katarak

BAB I

ANATOMI LENSA

Anatomi Lensa

Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam

mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang

terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan

menipis pada saat terjadinya akomodasi.

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata

belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serest lensa

di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus

dehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga

membentuk nucleus lensa.

Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau

serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Didalam lensa dapat dibedakan

nucleus embrional, fetal dan dewasa.

Dibagian luar nucleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut

sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak disebelah depan nucleus disebut

sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nucleus lensa

mempunyai konsistensi lebih keras di banding korteks lensa yang lebih muda. Di

bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantung lensa di

seluruh ekuatornya pada bahan siliar.

o Embriologi Lensa

Setelah gelembung lensa mengambang bebas pada tepi cekungan optic terjadi

pemanjangan sel-sel pada dinding posterior mengisi rongga yang kosong pada

usia kehamilan minggu ke-VII serabut-serabut lensa memanjang dari daerah

ekuator dan tumbuh ke depan mencapai epitel subkapsular dan tumbuh ke

belakang di bawah kapsul lensa. Serabut-serabut lensa ini saling bertemu dan

membentuk sambungan lensa berbentuk huruf Y di depan dan Y terbalik di

belakang. Proses ini selesai pada minggu ke-28.

3

Page 4: Tutorial Katarak

o Fisiologi Lensa

Lensa mata merupakan struktur globular yang transparan, terletak di belakang

iris, di depan badan kaca. Bagian depan ditutupi kapsul anterior dan belakang oleh

kapsul posterior. Di bagian dalam kapsul terdapak korteks dan nucleus.

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam

akomodasi untuk menjadi cembung

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan

Terletak di tempatnya

Fungsi lensa adalah :

Refraksi

Sebagai bagian optic bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik

kuning, lensa menyumbang + 18,0-Dioptri.

Fungsi akomodasi

Dengan kontraksi otot-otot siliaris ketegangan zonula Zinn berkurang

sehingga lensa lebih cembung untuk melihat obyek dekat.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :

Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia

Keruh atau apa yang disebut katarak

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

4

Page 5: Tutorial Katarak

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Katarak adalah kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa, atau setiap

keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan

cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Kata katarak

berasal dari Yunani “katarrhakies”, Inggrris “Cataract”, dan Latin “Cataracta”,

yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan

seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

2.2 Gejala Klinis

Kekeruhan mungkin dapat menurunkan ketajaman penglihatan secara

langsung atau menghasilkan perubahan indeks refraksi lensa menyebabkan

astigmatisma iregular dan kadang diplopia monokular. Pasien mungkin lebih

marasa nyaman bila menggunakan topi atau kaca mata gelap untuk mengurangi

cahaya yang masuk. Gejala tidak termasuk nyeri, sekret, atau mata merah.

2.3 Klasifikasi

Keadaan patologi lensa dapat dalam bentuk-bentuk berikut :

2.3.1 Katarak perkembangan/pertumbuhan

Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak

perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih dalam

perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada

waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya

seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi gangguan pada

kehidupan janin.

Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau zonular,

katarak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior), polaris anterior

5

Page 6: Tutorial Katarak

(piramidalis anterior, kutub anterior), katarak inti (katarak nuklearis), dan katrak

sutural.

a. Katarak Lamelar atau Zonular

Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat perkembangan

serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang lebih jernih. Kemudian

terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa. Kekeruhan berbatas tegas dengan

bagian perifer tetap bening. Katarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan

ditransmisi secara dominan, katarak biasanya bilateral.

Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat

menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering dapat

mengganggu penglihatan.

Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada derajat

kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak dapat terlihat

pada pemeriksaan oftalmoskopi maka perlu dilakukan aspirasi dan irigasi lensa.

b. Katarak Polaris Posterior

Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung vaskular lensa.

Kadang-kadang terdapat arteri hialoid yang menetap sehingga mengakibatkan

kekeruhan pada lensa bagian belakang. Pengobatannya dengan melakukan

pembedahan lensa.

c. Katarak Polaris Anterior

Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa

dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan terlambatnya

pembentukan bilik mata depan pada perkembangan embrional. Pada kelainan

yang terdapat di dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga

memperlihatkan bentuk kekeruhan seperti piramid. Katarak polaris anterior

berjalan tidak progresif.

Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat mengganggu

tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada pemeriksaan oftalmoskopi

maka dilakukan pembedahan.

6

Page 7: Tutorial Katarak

d. Katarak Nuklear

Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga karang.

Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya merupakan kekeruhan

berbentuk titik-titik.

Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya

bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat dominan.

Tidak mengganggu tajam penglihatan.

Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak

memerlukan tindakan.

e. Katarak Sutural

Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal, bersifat

statis, terjadi bilateral dan familial. Karena letak kekeruhan ini tidak tepat

mengenai media penglihatan maka ia tidak akan mengganggu penglihatan.

Biasanya tidak dilakukan tindakan.

2.3.2 Katarak Juvenil

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir

yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-

serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut

sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala

penyakit keturunan lain.

Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan menimbulkan

ambliopia.

Tindakan untuk memperbaiki tajam penglihatan ialah pembedahan.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah mengganggu pekerjaan

sehari-hari. Hasil tindakan pembedahan sangat bergantung pada usia penderita,

bentuk katarak apakah mengenai seluruh lensa atau sebagian lensa apakah disertai

kelainan lain pada saat timbulnya katarak, makin lama lensa menutupi media

penglihatan menambah kemungkinan ambliopia.

7

Page 8: Tutorial Katarak

2.3.3 Katarak Degeneratif (senil)

Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan

berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah

tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai

terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam benuk keluhan

presbiopia.

Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan kupuliform.

a. Katarak Nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.

Lama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi

cokelat dan kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen

atau nigra.

b. Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi

cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada

keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat

dekat pada usia yang bertambah.

c. Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau

nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan dapat memberikan

gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat

bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak

komplikata.

Stadium-stadium dari Katarak Senil, yaitu :

a. Katarak Insipien

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk

gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar di perifer

dan daerah jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya teletak di korteks anterior

atau posterior. Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.

8

Page 9: Tutorial Katarak

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi yang

tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji bayangan iris akan positif.

b. Katarak Intumesensi

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeneratif menyerap air. Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa

menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata

menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini

dapat memberikan penyulit glaukoma

Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan

mengakibatkan miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks

sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang akan

memberikan miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan

jarak lamel serat lensa.

c. Katarak Imatur

Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi

tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian

yang jernih pada lensa.

Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi

bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks

refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini akan

mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan akan lebih

sempit.

Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma. Uji

bayangan iris pada keadaan ini positif.

d. Katarak Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air

bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan

9

Page 10: Tutorial Katarak

berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan

mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa

berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila

dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

e. Katarak Hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan

berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks, nukleus

lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan

mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan

gambaran pseudopositif.

Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat menimbulkan

penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.

2.3.4 Katarak Komplikata

Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat

menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering menyebabkan

kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi retina, miopia tinggi dan

lain-lain. Biasanya kelainan terdapat pada satu mata.

Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan

metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada tempat iris

melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat berkembang mengenai

seluruh lensa.

Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan

keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini berupa titik-

titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata subkapsular diseminata

anterior atau dapat disebut menurut penemunya katarak Vogt. Katarak ini bersifat

reversibel dan dapat hilang bila tekanan bola mata sudah terkontrol.

Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak komplikata. Pada

katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan tindakan bedah bila

kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa atau bila penderita

memerlukan penglihatan binokular atau kosmetik.

10

Page 11: Tutorial Katarak

Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa

ekstrakapsular. Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi perifer.

Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua mata,

walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katarak ini biasanya timbul pada usia

yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat menimbulkan katarak adalah

diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia distrofia, tetani infantil dan lain-lain.

Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan gambaran khas

yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam masa lensa.

Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran belakang

lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda degenerasi pada lensa

yang mengenai seluruh lapis lensa.

Pengobatan pada katarak komplikatan dilakukan bila sudah mengganggu

pekerjaan sehari-hari.

Katarak Sekunder

Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak yang timbul

beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau setelah emulsifikasi

fako; berupa penebalan kapsul posterior proliferasi sel-sel radang pada sisa-sisa

korteks yang tertinggal. Bila mengganggu tajam penglihatan penebalan tersebut

dibuka dengan sayatan sinar laser, memakai alat Nd. YAG laser.

2.3.5 Katarak Traumatik

Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak trauma dapat terjadi akibat

ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan katarak pada

satu mata atau monokular katarak. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya

benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan

kadang korpus vitreus masuk kedalam struktur lensa.

Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat ditunggu

sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat dalam bentuk

11

Page 12: Tutorial Katarak

glaukoma lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa keluar melalui kapsul

lensa.

2.4 Penatalaksanaan

2.4.1 Katarak Kongenital

Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam

kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan nukleus lensa

mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan lensa sudah demikian

berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat pada funduskopi maka untuk

mencegah ambliopia dilakukan pembedahan secepatnya. Katarak kongenital

sudah dapat dilakukan pembedahan pada usia 2 bulan pada satu mata. Paling

lambat yang lainnya sudah dilakukan pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.

Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan

melakukan disisi lensa. Disisi lensa ialah menyayat kapsul anterior lensa dan

mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau

difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi penyerapan

sempurna massa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan ini disebut

afakia.

Afakia

Bila lensa sudah dikeluarkan pada ekstraksi lensa, atau masa lensa sudah

habis diabsorbsi seperti pada disisi lensa atau ekstraksi lensa, atau ekstraksi linear

maka keadaan ini disebut afakia.

Akibat tidak terdapatnya lensa di dalam bilik mata belakang, maka iris

tidak ada sandaran ke belakang sehingga terjadi iris tremulans dimana iris

bergoyang pada setiap pergerakan mata. Bilik mata depan menjadi lebih dalam.

Lensa yang tidak ada pada seorang emetropia akan memberikan kelainan refraksi.

Hipermetropia kira-kira 10 dioptri yang berarti ia memerlukan lensa positif 10

untuk melihat jauh dan untuk melihat dekat adisi 3.00 dioptri karena tidak adanya

akomodasi.

12

Page 13: Tutorial Katarak

Pada monocular afakia akan menimbulkan perbedaan refraksi yang besar

antara mata kiri dan kanan (anisometropia). Kondisi tersebut dapat diatasi dengan

3 cara :

Toleransi test, yaitu memberikan koreksi lensa mata pada mata dengan

tajam penglihatan terbaik, bila perlu dengan menutup mata sebelahnya.

Lensa kontak. Tetapi pada usia lanjut, mengalami kesulitan untuk

memasang dan melepas.

Lensa intraokular merupakan cara terbaik untuk mengatasi problem

refraksi pada afakia.

Penyulit disisi lensa

Massa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing

untuk jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa

tubuh sendiri yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-kadang massa lensa

yang keluar ini mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos humor pada sudut

bilik mata sehingga terjadi pembendungan akuos humor di dalam bola mata yang

akan mengakibatkan naiknya tekanan bola mata yang disebut glaukoma sekunder.

Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya dan menimbulkan jaringan fibrosis

akan terjadi katarak sekunder. Katarak sekunder yang kecil walaupun terletak di

depan pupil tidak akan mengganggu tajam penglihatan. Kadang-kadang katarak

sekunder ini sangat tebal sehingga mengganggu perlihatan maka dalam keadaan

demikian dapat dilakukan disisi lensa.

2.4.2 Pembedahan Katarak Senil

Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu

kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan

bukan oleh hasil pemeriksaan.

Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas

kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium imatur

terjadi glaukoma maka secepatnya dilakukan pengeluaran lensa walaupun

kekruhan lensa belum total. Demikian pula pada katarak matur dimana bila masuk

13

Page 14: Tutorial Katarak

ke dalam stadium lanjut hipermtur maka penyulit mungkin akan tambah berat dan

sebaiknya pada stadium matur sudah dilakukan tindakan pembedahan.

Ekstraksi lensa sebenarnya suatu tindakan yang sederhana, namun resikonya

berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya infeksi akan

mengakibatkan hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki lagi. Pembedahan

biasanya dengan anestesi lokal. Hanya orang-orang yang tidak tenang, neurosis

atau takut dilakukan dalam narkosa umum.

Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk yaitu intrakapsular atau

ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum pada

katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga terjadi

degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini dengan menarik

lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama dengan kapsul lensa.

Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul anterior

lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak mungkin

dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior

bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan penarikan

kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.

Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk

mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan kapsul

posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih dianjurkan pada

katarak senil untuk mencegah degenerasi makula pasca bedah.

Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah dengan

terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang suara frekuensi

tinggi (40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti bubur dihisap melalui

sayatan yang lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk memasukkan lensa intraokular yang

dapat dilipat (foldable IOL) lubang sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi

14

Page 15: Tutorial Katarak

katarak ekstrakapsulat. Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah

penyembuhan yang lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih

kecil.

Persiapan bedah katarak

Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada

atau tidak adanya infeksi di sekitar mata.

Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula

darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk mencegah

kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.

15

Page 16: Tutorial Katarak

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC.

2003.

Ilyas, Prof. dr. H. Sidarta, Sp. M. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbitan

FKUI. 2009.

PERDAMI. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa

Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto. 2010.

Vaughan, Taylor, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta ; Widya Medika.

2002.

16