ips mira
DESCRIPTION
ipsTRANSCRIPT
Produksi Industri Malaysia Naik 4,5%
Jum'at, 10 Juli 2015 − 11:50 WIB
KUALA LUMPUR - Produksi industri Malaysia pada Mei naik 4,5%
dari tahun sebelumnya, terutama didorong sektor pertambangan.
Perkiraan median dari 15 ekonom yang
disurvei The Wall Street Journal, 3,0%
dari tahun ke tahun meningkat. Pada
April, indeks produksi industri yang
mengukur keluaran dari pabrik, tambang
dan pembangkit listrik, naik 4,0% dari
tahun lalu.
Seperti dikutip dari Nasdaq, Jumat (10/7/2015), Departemen Statistik
setempat mengungkapkan, indeks naik 1,5% dari April secara
musiman. Output dari sektor manufaktur sebagai kunci yang
meningkat 3,2% dari tahun sebelumnya.
Sementara, aktivitas pertambangan naik 3,0% pada Mei. Indeks listrik
naik 1,2% dari tahun ke tahun. Secara bulanan, manufaktur dan
pertambangan indeks juga naik masing-masing 0,4% dan 4,0%.
Ekspor Jepang Naik Akibat Pulihnya Permintaan Global
TOKYO - Angka ekspor Jepang naik 2,4% pada Mei tahun ini, menunjukkan pemulihan bertahap permintaan global.Rabu, 17 Juni 2015 − 10:44 WIB
Namun naiknya ekspor ini di bawah perkiraan para ekonom. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan ekspor Jepang bulan lalu sebesar 3,5%. Sementara angka impor turun 8,7% secara tahunan dibandingkan ekspektasi penurunan 7,5%.
Adapun neraca perdagangan mencapai defisit dari 216 miliar yen, di bawah prediksi sebesar 226 miliar yen. Pascarilis data tersebut, yen tipis terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ke 123,43.
Ekonom Capital Economics Marcel Thieliant mengatakan bahwa defisit perdagangan cenderung naik lebih tinggi pada semester II tahun ini karena pelemahan yen mendorong biaya impor.
"Ke depan, penurunan harga impor gas alam, yang mengikuti harga minyak mentah akan segera terjadi. Sementara itu, nilai tukar telah mulai melemah lagi terhadap USD, sehingga biaya impor lebih tinggi dari ekspor," tulisnya dalam sebuah catatan seperti dilansir dari CNBC, Rabu (17/6/2015).
Karena itu, dia berharap yen melemah lebih lanjut terhadap USD pada akhir tahun ini ke 130, dan ke 140 berikutnya. Hasilnya defisit perdagangan akan mulai merayap lebih tinggi pada semester II tahun ini.
Tren meningkatnya ekspor dan jatuhnya impor dimulai sejak April, ketika ekspor naik 8,0% dari tahun sebelumnya dan impor menurun 4,2%.
Adapun angka perdagangan menunjukkan bahwa ekspor ke China naik 1,1% secara tahunan, sementara ekspor ke AS tumbuh 7,4%. Namun volume ekspor menurun 3,8%, penurunan pertama dalam tiga bulan.