interna pandas jantung

15
Pemeriksaan Fisik: Jantung 1. Inspeksi - Ictus Cordis Inspeksi yang cermat pada dada anterior dapat mengungkapkan lokasi iktus kordis atau apical impulse (PMI; point of maximal impulse). Penerangan dari samping akan memberikan lapangan pandang yang paling jelas untuk melakukan observasi ini. Ictus cordis, normal tampak pada sela iga V, 1-2 cm sebelah medial garis midclavicularis kiri, diameternya kira-kira 2 cm. Letaknya akan bergeser sedikit kee bawah saat inspirasi dalam. Dapat pula bergeser ke kiri/kanan pada waktu berbaring pada sisi kiri/kanan, atau akibat adanya efusi pleura, pneumothorax, fibrosis paru, atelektasis, tumor mediastinum, atau pada skoliosis abnormal. 1,2 Pada hipertrofi ventrikel kiri, ictus cordis bergeser ke lateral, pada hipertrofi yang disertai dilatasi ventrikel kiri, ictus cordis bergeser ke lateral dank e bawah, diameternya > 2 cm, pulsasi tampak lebih jelas/nyata. 2 Pada hipertrofi ventrikel kanan, ictus cordis menghilang/tak terlihat, tetapi tampak pulsasi yang nyata di daerah bawah tulang dada/epigastrium yang berasal dari denyut ventrikel kanan. 2 Pulsasi abnormal yang tampak pada epigastrium juga mungkin disebabkan oleh aneurisma aorta abdominalis, atau karena adanya tumor di depan aorta abdominalis.

Upload: made-setiadji

Post on 03-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

interna pandas al pemeriksaan fisik jantung

TRANSCRIPT

Page 1: Interna Pandas Jantung

Pemeriksaan Fisik: Jantung

1. Inspeksi- Ictus Cordis

Inspeksi yang cermat pada dada anterior dapat mengungkapkan lokasi iktus kordis atau

apical impulse (PMI; point of maximal impulse). Penerangan dari samping akan

memberikan lapangan pandang yang paling jelas untuk melakukan observasi ini.

Ictus cordis, normal tampak pada sela iga V, 1-2 cm sebelah medial garis midclavicularis

kiri, diameternya kira-kira 2 cm. Letaknya akan bergeser sedikit kee bawah saat inspirasi

dalam. Dapat pula bergeser ke kiri/kanan pada waktu berbaring pada sisi kiri/kanan, atau

akibat adanya efusi pleura, pneumothorax, fibrosis paru, atelektasis, tumor mediastinum,

atau pada skoliosis abnormal.1,2

Pada hipertrofi ventrikel kiri, ictus cordis bergeser ke lateral, pada hipertrofi yang disertai

dilatasi ventrikel kiri, ictus cordis bergeser ke lateral dank e bawah, diameternya > 2 cm,

pulsasi tampak lebih jelas/nyata.2

Pada hipertrofi ventrikel kanan, ictus cordis menghilang/tak terlihat, tetapi tampak pulsasi

yang nyata di daerah bawah tulang dada/epigastrium yang berasal dari denyut ventrikel

kanan.2

Pulsasi abnormal yang tampak pada epigastrium juga mungkin disebabkan oleh

aneurisma aorta abdominalis, atau karena adanya tumor di depan aorta abdominalis.

Pulsasi abnormal di sela iga II di garis sternalis kanan dan di incisura jugularis sterni,

mungkin disebabkan oleh aneurisma aorta.2

Pulsasi abnormal di sela iga III kiri dekat sternum mungkin disebabkan aneurisma atau

dilatasi a. Pulmonalis.2

2. Palpasi- Ictus CordisGunakan palpasi untuk memastikan karakteristik iktus kordis jika tidak dapat

menemukan iktus cordis pada pasien yang telentang, minta pasien untuk memutar tubuh

bagian atasnya keke kiri-posisi ini dinamakan dekubitus lateral kiri. Lakukan palpasi

sekali lagi dengan permukaan ventral beberapa jari tangan. Jika tetap tidak dapat

menemukan iktus cordis, minta pasien untuk menghembuskan napasnya secara penuh

dan kemudia berhenti bernapas selama beberapa detik. 1,2

Page 2: Interna Pandas Jantung

- Thrill

Palpasi juga berguna untuk mendeteksi thrill. Thrill ialah getaran yang teraba pada

dinding thorax yang berasal dari terjadinya turbulensi aliran darah di dalam jantung atau

saat dipompa keluar dari jantung. Turbulensi aliran darah terjadi karena adanya hambatan

(penyempitan/stenosis) atau bertumbukan dengan aliran darah yang membalik

(regurgitasi). Jadi thrill dapat diraba pada adanya stenosis atau insufisiensi katup jantung.

Pada adanya thrill harus ditentukan dimana tempat thrill itu teraba paling keras (punctum

maksimum) dan apakah thrill itu pada fase sistolik atau diastolik jantung. Punctum

maksimum menunjukkan katup mana yang mengalami kelainan dan fase thrill akan

Page 3: Interna Pandas Jantung

memberi petunjuk kelainan katup jantung yang terjadi. Misalnya thrill yang punctum

maksimumnya di apex jantung (sela iga V sedikit medial dari garis midclavicularis kiri)

menunjukkan kelainan pada katup mitral. Bila thrill itu teraba pada fase diastolic maka

kelainan yang menyebabkan terabanya thrill itu adalah mitral stenosis.1,2

Meraba thrill pada keempat area katup jantung; pada katup mitral, tricuspid, pulmonal,

dan aorta.3

3. Perkusi

- Menentukan Batas Kanan Jantung

Titik paling kanan jantung ditetapkan dengan perkusi dari arah lateral ke kanan medial

sepanjang garis horizontal yang melalui titik yang terletak 2 jari di atas batas paru hepar.

Mulai dari ICS 5 perkusi dari linea midclavicula kanan kea rah medial sampai terdengar

suara redup (dengan posisi jari yang akan diperkusi vertical), tandai dengan ibu jari, dan

Page 4: Interna Pandas Jantung

jangan dilepaskan, sementara jari tengah perkusi di ICS 3 dari linea midclavicula kanan

ke arah medial sampai ditemukan perubahan suara dari sonor menjadi redup. 2,3

Batas jantung kanan normal adalah pada garis sternalis kanan. (Titik perbatasan antara

bunyi sonor ke redup pada sela-sela iga III, IV, dan V kanan tidak lebih lateral dari garis

sternalis kanan).2

- Menentukan Titik (ter)Kiri Jantung/Batas Kiri Jantung

Perkusi dari lateral (garis axilaris anterior) ke medial sepanjang garis horizontal yang

melalui titik 2 jari di atas batas paru-lambung, atau sepanjang sela iga V dan sepanjang

sela iga VI sampai didapatkan perubahan suara dari sonor ke redup.

Normal batas antara bunyi sonor (paru) dan redup (jantung) adalah pada sela iga V, 1-2

cm di sebelah medial garis midclavicularis kiri.2,3

Bila batas kiri jantung lebih lateral, kemungkinan karena jantung mengalami hipertrofi

atau oleh karena efusi pleura paru kanan yang mendorong jantung ke kiri.

Pada hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri, maka batas kiri jantung bergeser selain ke

lateral juga ke bawah.2

- Menentukan Batas (ter)Atas Jantung

Perkusi pada linea parasternalis kiri dari atas ke bawah mulai pada sela iga I pada garis

sternalis kiri sampai ditemukan perubahan suara sonor menjadi redup.3

Normal peralihan bunyi sonor ke redup adalah pada sela iga III linea parasternalis kiri.2

4. Auskultasi

- Auskultasi Pada Keempat Area Katup Jantung

Bunyi jantung terutama disebabkan oleh menutupnya katup jantung. Pada waktu systole

jantung, katup mitral dan tricuspid berbarengan menutup hingga dihasilkan bunyi jantung

(B.J.) I, sedangkan katup aorta dan pulmonal berbarengan membuka. Pada waktu diastole

jantung, katup aorta dan pulmonal berbarengan menutup hingga dihasilkan bunyi jantung

(B.J.) II, sedangkan katup mitral dan tricuspid membuka.2

Fase anatara BJ I dan BJ II adalah fase sistolik dan fase antara BJ II dan BJ I adalah fase

diastolik.2

Fase sistolik pada frekwensi jantung normal lebih pendek dari pada fase diastolik.

Lokasi katup jantung pada proyeksi dinding dada berada pada:3

Page 5: Interna Pandas Jantung

a. Katup Mitral : ICS 5 1 cm medial linea midklavikularis kiri

b. Katup Trikuspid : ICS 4 parasternal kiri

c. Katup Pulmonal : ICS 2 sternalis kiri

d. Katup Aorta : ICS 2 sternalis kanan

Bunyi Jantung Lemah Keras

I 1. Perkapuran/fibrosis katup

mitral

2. Infark miokard

3. Orang gemuk

4. Emphysema

5. Efusi pericardial/pleura kiri

1. Mitral stenosis

2. Trikuspid stenosis

3. Tachycardia

4. Blokade jantung

5. Cardiac output

meningkat

6. Demam rematik

II 1. Hipotensi 1. Setelah beraktifitas

Page 6: Interna Pandas Jantung

2. Shock

3. Pulmonal stenosis

4. Perkapuran/fibrosis A/P

5. Emphysema

6. Orang gemuk

2. Hipertensi sistemik

(A2 mengeras)

3. Hipertensi pulmonal

(P2 mengeras)

- Bunyi Jantung Tambahan2

1. Bunyi jantung III

Terdengar setelah BJ II dengan nada yang lebih rendah. Normal pada

anak-anak/dewasa muda (<30 tahun). Dapat terdengar lebih jelas setelah pasien gerak

badan atau bila abdomen ditekan, atau bila pasien mengangkat tungkainya. Penyebab

terjadinya BJ III adalah karena distensi tiba-tiba ventrikel saat darah mengalir dengan

cepat dari atrium ke ventrikel pada fase awal diastole jantung (rapid filling).

Pada orang tua, BJ III mungkin disebabkan oleh:

Aliran darah dari atrium ke ventrikel amat cepat misalnya pada hyperthyroidisme,

beri-beri, anemia dan pada mitral insufisiensi, hipertrofi, dilatasi, peradangan

(miokarditis) atau fibrosis.

BJ III karena kelainan ventrikel kiri lebih jelas terdengar pada apex, bila karena

kelainan jantung kanan, lebih jelas terdengarnya di sepanjang sisi kiri sternum. Pada

posisi pasien tegak BJ III tetap terdengar.

2. Bunyi jantung IV

BJ IV terdengar sesaat sebelum BJ I, normal amat lemah sehingga tidak terdengar.

Pada keadaan patologis dapat didengar misalnya pada hipertrofi ventrikel. Terjadinya

adalah karena waktu atrium berkontraksi di akhir diastole, menyebabkan regangan

pula pada ventrikel.

BJ IV menghilang pada posisi pasien tegak/duduk.

3. Opening snap

Terdengar tepat sesaat setelah BJ II dengan nada lebih tinggi dari BJ II. Punctum

maksimum pada sela iga IV di sisi kiri sternum (garis sternalis kiri).

Terdengar pada mitral stenosis kecuali bila katup mitral telah mengalami

perkapuran/fibrosis.

Page 7: Interna Pandas Jantung

Opening snap harus dibedakan dari ‘splitting’ BJ II, BJ III.

4. Bunyi ejeksi

Terdengar segera setelah BJ I dengan nada tinggi (‘high pitch’). Disebabkan oleh

distensi tiba-tiba aorta atau a. pulmonalis yang patologik (missal mengalami

aneurysma, hipertensi pulmonal, AS, PS, AI) saat systole. Pada ekspirasi terdengar

lebih jelas. Punctum maksimum dapat di pulmonal (‘Pulmonary ejection sound’) atau

di apex (‘Aortic ejection sound’)

5. Klik sistolik

Terdengar di tengah fase sistolik. Punctum maksimum di antara bagian bawah

sternum dan apex.

Walaupun kadang-kadang terdengar pada perikarditis, umumnya tidak mempunay

makna patologik.

- Irama dan Frekuensi Denyut Jantung

Secara auskultasi irama denyut jantung dapat dibedakan sebagai :2

a. Irama regular/teratur : Pada orang normal/sehat

b. Irama ireguler ritmik :

o aritmia sinus : Frekuensi cepat saat inspirasi, kembali normal saat ekspirasi

(normal pada anak/orang muda)

o ekstrasistole : Ada denyut yang datang terlalu cepat lalu kembali normal dan

seterusnya (pada nervositas, perokok, arteriosklerosis a. coronaria)

c. Irama ireguler mutlak : Pada fibrilasi atrium

d. Irama gallop : seperti derap kuda pada decompensatio cordis (BJ I,II,III,IV)

e. Irama bigeminus : Denyut datang dua-dua dan irama trigeminus denyut datang tiga-

tiga. Pada keracunan digitalis atau blockade jantung

f. Irama quadruple : Denyut datang empat-empat terjadi karena ada BJ III dan IV

disertai dengan bradycardia

- Atribut Bising Jantung2

Dapat pada fase sistolik atau pada fase diastolik. Ini akan menunjukkan jenis kelainan

yang terjadi. Misalnya jika terdengar bising sistolik dengan punctum maximum di titik

mitral, maka katup mitral yang seharusnya pada fase sistolik menutup rapat mengalami

Page 8: Interna Pandas Jantung

kebocoran hingga darah yang fase sistolik itu seharusnya seluruhnya keluar dari ventrikel

ke aorta, sebagian ada yang membalik (regurgitasi) ke atrium dan menimbulkan bising.

Tetapi jika terdengar bising diastolic dengan punctum maximum di mitral, maka darah

yang pada fase diastolic seharusnya mengalir lancer dari atrium ke ventrikel menjumpai

penyempitan pada katup/ostium mitral yang menyebabkan terjadinya bising. Jadi, bising

sistolik dengan punctum maximum di mitral menunjukkan mitral insufisiensi dan bising

diastolic dengan punctum maximum di mitral menunjukkan mitral stenosis.

Page 9: Interna Pandas Jantung

Derajat bising :1

Derajat Deskripsi

Derajat 1 Bising terdengar sangat samar-samar sekalipun dengan stetoskop, dan

baru terdengar setelah dokter yang mendengarkannya itu sudah

membiasakan telinganya untuk menangkap bunyi tersebut; mungkin

tidak terdengar pada semua posisi

Derajat 2 Bising tidak terdengar (senyap), tetapi terdengar ketika kita meletakkan

ujung stetoskop pada dada pasien

Derajat 3 Bising terdengar cukup keras

Derajat 4 Bising terdengar keras dengan disertai thrill yang dapat diraba

Derajat 5 Bising terdengar sangat keras dengan disertai thrill. Dapat terdengar

ketika sebagian ujung stetoskop diangkat dari permukaan dada pasien

Derajat 6 Bising terdengar sangat keras dengan disertai thrill. Dapat terdengar

ketika seluruh ujung stetoskop diangkat dari permukaan dada pasien

Page 10: Interna Pandas Jantung

Daftar Pustaka

1. Bickley LS. Szilagyi PG. Bab 7,Sistem Kardiovaskular. In : Bickley LS. dan Szilagyi

PG. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. 8th edition. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. p

2. Natadidjaja H. Penuntun Kuliah : Anamnesis dan Pemeriksaan Jasmani. Bagian Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta; 2009. p

3. Anonim. Diktat Interna. Pemeriksaan Fisik Thorax. Jakarta; 2009.