ilmu kesehatan anak

Upload: tio-ayahnya-athar

Post on 30-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ILMU KESEHATAN ANAK

Nama : Nurainil FauziNim : 111210223STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

D III KEBIDANAN

2013PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir.4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat. Pengkajian Bayi Baru Lahir

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian/pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

Metode/Teknik Pengkajian :

Beruikut ini adalah metode yang dilakukan dalam pengkajian/pemeriksaan fisik bayi baru lahir yaitu secara:

1. Inspeksi, dilakukan dengan menggunakan pengamatan/Observasi

2. Auskultasi, dilakukan dengan menggunakkan alat, seperti Doppler, Stetoskop

3. Palpasi, dilakukan dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk meraba adanya normallitas atau abnormalitas

4. Perkusi, juga dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk mengetahui adanya normalitas atau abnormalitas dari suatu organ.

Prinsip Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan.

2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan dan pastikan pencahayaan baik.3. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat, periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

Peralatan Dan Perlengkapan1. Kapas.2. Senter.3. Termometer.4. Stetoskop.5. Selimut Bayi.6. Bengkok.7. Timbangan Bayi.8. Pita Ukur/Metlin.9. Pengukur Panjang Badan Prosedura. Persiapan Diri dan Pasienb. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksan.c. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial, faktor ibu (maternal), faktor perinatal, intranatal, dan neonatal.d. Susun alat secara ergonomis.e. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih.f. Memakai sarung tangan

g. Letakkan bayi pada tempat yang rata. Pengukuran Anthopometria. Penimbangan berat badanLetakkan kain atau kertas pelindung diatas timbangan dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi.Kemudian catat hasilnya.

NOUMURBERAT BADAN (kg)

1Lahir3,4

20-1 bulan4,3

32 bulan5

43 bulan5,7

54 bulan6,3

65 bulan6,9

76 bulan7,4

87 bulan8

98 bulan8,4

109 bulan8,9

1110 bulan9,3

1211 bulan9,6

1312 bulan9,9

141 tahun 3 bulan10,6

151 tahun 6 bulan11,3

161 tahun 9 bulan11,9

172 tahun12,4

182 tahun 3 bulan12,9

192 tahun 6 bulan13,5

202 tahun 9 bulan14

213 tahun14,5

223 tahun 3 bulan15

233 tahun 6 bulan15,5

243 tahun 9 bulan16

254 tahun16,5

264 tahun 3 bulan17

274 tahun 6 bulan17,4

284 tahun 9 bulan17,9

295 tahun18,4

Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar.Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan.Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.Catat hasilnya.

Pengukuran lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.Catat hasilnya.1. Lingkar kepala BBL : 33-35 cm (Lebih dari lingkar dada)2. Kenaikan lingkar kepala tahun pertama 44-47 cm.3. Perkiraan lingkar kepala : 6 bulan: 44 cm 1 tahun: 47 cm 2 tahun: 49 cm Pengukuran lingkar dadaUkur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Pemeriksaan KepalaRaba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal.Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus.Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba.

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga, antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi.

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.Cara:1. Lakukan inspeksi daerah kepala.2. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya:

a. Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetri atau tidak.b. Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari.c. Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum.Ciri-cirinya :

a. konsistensi lunak

b. berfluktuasic. berbatas tegas pada tepi tulang tengkorakd. tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak.Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.

Ciri-ciri cephal haematum:

a. Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tanpak asimetris, sering diraba terjadi fiuktuasi dan edema.b. Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan. Pemeriksaan WajahWajah harus tampak simetris.Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis. Pemeriksaan matadi lakukan pada kelopak mata untuk menilai ada/tidaknya kemerahan atau pembengkakan yaitu nanah yang keluar dari mata, dan perdarahan subkonjungtiva.

Langkah langkah :1. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.2. Periksa jumlah, posisi atau letak mata.3. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.4. Periksa adanya glaukoma kongenital.Mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina.5. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.6. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.

Cara mengidentifikasi kelainan mata

1. Lakukan inspeksi daerah mata.2. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti:a. Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka.b. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang.c. Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar.d. Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea.e. Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Pemeriksaan Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

Cara:a. Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru.b. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain. Pemeriksaan Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah.Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut).

Periksa keutuhan langit - langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Episteins pearl atau gigi.

Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).

Cara:1. Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut.

2. Amati warna, kemampuan refieks menghisap.

3. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital.4. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut sebagai Monilia albicans.5. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen. Pemeriksaan TelingaPeriksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas.

Perhatikan letak daun telinga.Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).

Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.

Cara:Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejut maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran. Pemeriksaan Leher

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.Pergerakannya harus baik.

Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.

Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis.

Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.

Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi.Cara:Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher. Seperti kelainan tiroid, himangiona dan lain-lain.

Pemeriksaan tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.Periksa jumlah jari.Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili.Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21.Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

Pemeriksaan genetalia

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia dan epispadia.Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua.Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora.Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina.Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).

Pemeriksaan anus dan rectum

Anus dan rectum. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinyaMekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan. Pemeriksaan kaki

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki.Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan.Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.

B. PEMERIKSAAN FISIK BALITAPemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh data status kesehatan anak dan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan pada anak meliputi keadaan umum dan keadaan khusus.Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan wajah, mata, telinga, hidung, mulut, faring, laring, dan leher. Pemeriksaan Kepala

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai lingkar kepala.Lingkar kepala yang lebih besar dari normal disebut makrosefali, biasanya ditemukan pada penyakit hidrocephalus.Sedangkan lingkar kepala kurang dari normal disebut mikrosefali.

Pemeriksaan lain yang dilakukan pada ubun-ubun atau fontanel. Dalam keadaan normal ubun-ubun berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan menonjol dapat ditemukan pada keadaan tekanan intrakranial meninggi.Ubun-ubun cekung dapat ditemukan pada kasus dehidrasi dan malnutrisi.

Pemeriksaan Wajah

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai apakah asimetri atau tidak.Wajah asimetri dapat disebabkan oleh adanya paralisis fasialis, serta dapat menilai adanya pembengkakan daerah wajah.

Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya virus atau ketajaman penglihatan.Pemeriksaan virus ini dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan cahaya (khusus neonatus).

Pemeriksaan mata yang lain adalah menilai apakah terdapat palpebra simetris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lain :

a. Ptosis adalah palpebra tidak dapat terbuka.

Penurunan kelopak mata

b. Lagoftalmos yaitu kelopak mata yang tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga kornea tidak dilindungi oleh kelopak mata

c. ditandai dengan kedua belah mata tidak tertutup sempurna.

d. Hordeolum merupakan infeksi lokal pada palpebra.

Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga dapat diketahui dengan jumlah produksi air mata.Produksi air mata yang berlebihan disebut epifora.Selain itu, pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk menilai ada tidaknya perdarahan subkonjungtiva yang dapat ditandai dengan adanya hiperemia dan edema konjungtiva palpebra.Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan normal berwarna putih. Apabila ditemukan warna lain, kemungkinan ada indikasi penyakit lain. Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea. Apabila ada radang, kornea akan tampak keruh.Pemeriksaan pupil.Secara normal, pupil berbentuk bulat dan simetris. Apabila diberikan sinar akan mengecil. Midriasis atau dilatasi pupil menunjukkan adanya rangsangan simpatis.Sedangkan miosis menunjukkan keadaan pupil yang mengecil. Pupil yang berwarna putih menunjukkan kemungkinan adanya penyakit katarakPemeriksaan jernih atau keruhnya lensa dilakukan untuk pemeriksaan adanya kemungkinan katarak.Lensa yang keruh dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan katarak.

Pemeriksaan bola mata.Kondisi bola mata yang menonjol disebut eksoftalmos dan bola mata yang mengecil disebut enoftalmos.Starbismus atau juling merupakan sumbu visual yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata.Selain itu, terdapat nistagmus merupakan gerakan bola mata ritmik yang cepat dan horizontal.

Pemeriksaan Telinga

Pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.

Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dengan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan membran timpani. Membran timpani yang normal akan berbetuk sedikit cekung dan mengkilat. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat perforasi atau tidak.Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid.Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan atau tidak.

Pemeriksaan Hidung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya kelainan bentuk hidung dan juga menentukan ada tidaknya epistaksis.Pemeriksaan yang dapat digunakan adalah pemeriksaan rhinoskopi anterior dan posterior.

Pemeriksaan Mulut

Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menentukan ada tidaknya,a. Trismus yaitu kesukaran membuka mulut.b. Halitosis yaitu bau mulut tidak sedap karena personal hygine yang kurang.c. Labioskisis yaitu keadaan bibir yang tidak simetris.Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada gusi untuk menilai edema atau tanda-tanda radang.

Pemeriksaan lidah bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kongenital atau tidak. Keadaan yang dapat ditemukan adalah,

a. Makroglosia yaitu lidah yang terlalu besar.b. Mikroglosia yaitu lidahnya terlalu kecil.c. Glosoptosis yaitu lidah tertarik ke belakang.

Kemudian dapat diperiksa ada tidaknya tremor dengan menjulurkan lidah.

Pemeriksaan gigi anak. Pertumbuhan gigi susu dimulai pada umur 5 bulan, tetapi kadang-kadang satu tahun. Pada umur 3 tahun, ke-20 gigi susu akan tumbuh. Kelainan yang dapat ditemuakn pada gigi antara lain yaitu adanya karies gigi yang terjadi akibat infeksi bakteri. Pemeriksaan selanjutnya yaitu melihat banyaknya pengeluaran saliva. Hipersaliva pada anak-anak kemungkinan terjadi karena gigi mereka akan tumbuh, atau mungkin terjadi karena proses peradangan yang lain.

Pemeriksaan Faring

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya hiperemia, edema, abses baik retrofaringeal atau peritonsilar.Edema faring umumnya ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab, serta dapat ditentukan adanya bercak putih abu-abu yang sulit diangkat pada difteri (pseudomembran). Pemeriksaan Laring

Pemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan. Apabila ditemukan obstruksi pada laring, maka suara mengalami stridor yang disertai dengan batuk dan suara sesak. Pemeriksaan laring dilakukan dengan menggunakan alat laringoskop, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara dimasukkan ke dalam secara perlahan-lahan dengan lidah ditarik ke luar. Pemeriksaan LeherPemeriksaan leher dilakukan dengan menilai adanya tekanan vena jugularis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengondisikan pasien dalam kondisi telentang dengan dada dan kepala diangkat setinggi 15 - 30, kemudian dicek apakah terdapat distensi pada vena jugularis. Selanjutnya lakukan pemeriksaan untuk menilai ada atau tidaknya massa dalam leher.C. PENYAKIT PADA ANAK Diare dan Muntah

Etiologi: terbanyak rotavirus, kmd alergi susu sapi, infeksi (disentri, parasit), malabsorbsi

Gejala: BAB >3 kali/hari dengan konsistensi cair, terkadang tdp lendir dan darah, muntah

Tanpa dehidrasi: air mata (+), mukosa mulut basah, palp tdk cekung, turgor cukup, BAK (+) 4 jam/x jernih

Dehidrasi ringan-sedang: air mata (-), mukosa mulut kering, palpebra cekung, turgor kurang, anak tampak haus, BAK >4 jam pekat

Dehidrasi berat: anak lemas tdk sanggup minum, turgor sgt lambat, BAK (-), ggn sirkulasi

Tatalaksana: atasi dehidrasi ORS (PedialyteR) Tanpa dehidrasi: ORS 10 mL/kgbb/diare cair

Dehidrasi R-S: ORS 75 mL/kgbb dalam 3 jam I, ditambah 10 mL/kgbb/diare cair Dehidrasi berat: infus RL 30 mL/kgbb dalam 1 jam, kmd rujuk Diare dengan muntah hati-hati dehidrasi berat, segera rujuk Muntah: fisiologis (gumoh) usia 0-6 bulan, edukasi pada ibu. Bila berlebihan (BB (), atau ada tanda-tanda infeksi/alergi susu, segera rujuk

a. Kesulitan Makan pada Anak Biasanya usia 1-5 tahun Etiologi: cara pemberian makan kurang tepat, kelainan psikologik, peny organik (defisiensi vit/mineral, infeksi, parasit dll) Tatalaksana: pemberian cukup nutrisi utk tum-bang, monitor tum-bang, edukasi Gizi Burukb. Tetanus Etiologi: Clostridium tetani. Port d entre: luka-luka, otitis media perforata, karies, umbilikus dll Gejala: demam, diikuti kaku (bukan kejang) mulut atau trismus, otot-otot perut dan anggota badan (spontan atau rangsang) Tatalaksana: bersihkan jalan napas + O2, bersihkan luka dg H2O2 3%, antispasme (diazepam 0,3-0,5 mg/kgbb iv), antibiotik PP 50.000 IU/kgbb/hari im, kmd rujukc. Mumps (Parotis Epidemik)

Etiologi: virus yg menyerang kel parotis

Gejala: infeksi virus (demam, sakit kepala, nyeri sendi/otot, malaise, nyeri tenggorok, muntah/diare ringan, diikuti dg pembesaran kel parotis uni/bilateral

Tatalaksana: isolasi (boleh di rumah), antipiretik/analgetikd. Morbili (Measles,Rubeola) Usia: 6 bulan-5 tahun

Stadium kataralis (4-5 hari): demam, gejala inf virus, konjungtivitis, pembesaran KGB leher (rubeola), bercak Koplik, batuk, diare ringan

Stadium erupsi (3-4 hari): makulapapular di wajah (blk telinga) menjalar ke tungkai

Stadium konvalesen: klinis membaik, makula hiperpigmentasi

Komplikasi: bronkopneumonia, otitis media, laringitis, ensefalitis

Tatalaksana: isolasi, antipiretik, vit A dosis tinggi, bila berat/komplikasi rujuk

e. Pertusis

Etiologi: Bordetella pertusis (batuk rejan, whooping cough)

Gejala: lama >6 minggu

Std kataralis (7-14 hr): batuk ringan terutama malam hari, pilek, demam ringan

Std spasmodik (2-4 mgg): batuk hebat, batuk panjang tanpa inspirasi, perdarahan konjungtiva, epistaksis

Std konvalesen (2 mgg): batuk mulai reda-sembuh

Tatalaksana: AB eritromisin 30-50 mg/kgbb/hr (:4 dosis), antitusif (codein), luminalf. Demam Berdarah Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas terus menerus 2-7 hari Manifestasi perdarahan, tmsk RL (+) Hepatomegali Ggn sirkulasi Trombosit 20% Diagnosis positif jk ditemukan 2 kriteria klinis + trombositopenia dan hemokonsentrasi Gejala: demam, facial flush, nyeri perut, nyeri kepala, nyeri otot/sendi, perdarahan Fase syok: hari ke-3 s/d ke-5 sakit Tatalaksana: cek darah rutin (Hb, Ht, trombosit) terutama pd hr sakit ke 3-5, jika positif DBD rujukg. Tifus Abdominal Demam >1 mgg: tifus, paratifus (A,B,C), malaria, tbc Gejala: demam terutama sore-malam, ggn sal cerna (konstipasi, diare), nyeri perut Usia: >5 tahun Tatalaksana: bila nafsu makan me( hrs dirawat, AB kloramfenikol 100 mg/kgbb/hr (:4 dosis) po maks 2 gr/hr selama 10 hari atau 3 hari bebas demamh. Polio Etiologi: enterovirus Gejala: anoreksia, mual, konstipasi, nyeri perut, demam ringan, sakit kepala. Tiga hari kemudian timbul kelumpuhan (lumpuh layuh) Tatalaksana: segera rujuk ke RSCM, dan buat laporan ke puskesmas setempat mengenai kasus lumpuh-layuh (KLB) i. Parasit Malaria dan cacingan MALARIA Etiologi: plasmodium (vivax, falciparum, malariae, ovale) Gejala: demam paroksismal-periodik, anemia, splenomegali. Karakteristik demam: menggigil (-1 jam)-puncak demam (1-2 jam)-berkeringat (5-8 jam) Tatalaksana: klorokuin, kina CACINGAN Cacing tambang (Ankilostomiasis), Cacing gelang (Askariasis), Cacing kremi (Oxyuriasis) Gejala: gizi kurang, perut buncit, pucat Tatalaksana: kebersihan diri dan lingkungan, Pirantel pamoate 10 mg/kgbb dosis tunggal

j. Tuberkulosis Gejala: sering demam, batuk >2 minggu, anoreksia, berat badan tidak mau naik Riwayat kontak KP (+) Tb ekstra pulmonal: limfadenitis, limfadenopati multiple Tatalaksana: uji Mantoux, LED, foto Ro, OAT (Rifampisin, INH, Pyrazinamide). Lama pengobatan 6-9 bulan k. Bronkopneumia Peradangan parenkim paru (bakteri, virus, jamur) Gejala: demam tinggi, batuk, sesak, sianosis, napas cuping hidung, tampak sakit berat Tatalaksana: segera beri oksigen rujukl. Infeksi SSP Ensefalitis: demam tinggi, kejang, penurunan kesadaran Meningitis: demam, relatif sadar, kejang , kaku kuduk, paresis saraf cranial Tatalaksana: atasi kejang/kedaruratan rujuk.m. Kejang,Demam dan Epilepsi Usia 6 bulan - 6 tahun

Kejang selalu didahului demam

Setelah kejang, pasien tetap sadar

Riw keluarga (+)

Kejang akan berulang bila demam

Sifat kejang: kejang umum, tonik/klonik

Tatalaksana: antipiretik+diazepam n. Penyakit Jantung Bawaan

PJB sianotik dan non-sianotik

Terbanyak: Tetralogi of Fallot Gejala: biru terutama bila menangis/mengejan, sering sakit-sakitan (batuk-pilek), clubbing finger, bising jantung (+) Tatalaksana: segera rujuko. Leukimia

Jenis keganasan paling banyak pada anak

Usia 3-5 tahun

Gejala: pucat, sering demam, nyeri sendi, perdarahan (organ atau kulit), limfadenopati, organomegali (hepatosplenomegali)

Tatalaksana: segera rujuk p. Kejang Bedakan kejang dengan tremor, spasme, menggigil Kejang: bila ditahan otot tetap kontraksi, anak tidak sadar, sianosis/hipoksia Tatalaksana: bersihkan jalan nafas, posisi miring (cegah aspirasi), O2, diazepam supp (5 mg utk BB < 10 kg, 10 mg utk BB > 10 kg), atasi pencetus q. Syok Anafilatik Gejala: kardiovaskular (syok hipovolemik) pulmonal (sesak, spasme bronkus), gastrointestinal (muntah, diare), kulit (urtikaria) Tatalaksana: bersihkan jalan nafas, cegah aspirasi, O2, perbaiki sirkulasi (infus), obat-obatan (adrenalin 0,3 mL subkutan dapat diulang tiap 5 menit; deksametason 0,5-1 mg/kgbb iv; difenhidramin 10 mg/kgbb im; bila mungkin terapi inhalasi) r. Hiperpireksia Suhu aksila: 40C atau lebih Tatalaksana: O2, surface cooling dengan kompres hangat, usahakan si anak segera berkeringat, obat-obatan (parasetamol atau ibuprofen supp 10 mg/kgbb), banyak minum (hidrasi)D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN1. Keracunan Curiga keracunan bila: Tiba-tiba mendadak sakit

Gejala tidak sesuai untuk suatu keadaan patologis

Gejala menjadi progresif cepat

Anamnesis sesuai ke arah keracunan Prinsip tatalaksana:

Nilai kesadaran dan tanda vital

Atasi kedaruratan (ABCD)

Jauhkan racun

Detoksikasi dan pemberian antidotum

Simtomatik

MENJAUHKAN RACUN

SubkutisPasang tourniquet proksimal dari tempat racun masuk, bila perlu suntikkan adrenalin/epinefrin di tempat tersebut KulitPakaian dilepas, kulit dibersihkan dengan sabun dan air mengalir InhalasiSegera berikan napas buatan untuk mengeluarkan udara/racun dari paru-paru Tertelan/lambungBila masih 3 bulan 20-40 mg/kgbb/hr (:3 dosis)Lama terapi 7-10 hari

ES: diare, hipersensitif/alergi KI: pasien hipersensitif

ERITROMISIN (ErythrocinR) Indikasi: infeksi sal napas, kulit Dosis (per oral): 30-50 mg/kgbb/hr (:4 dosis). Lama terapi 7-10 hari. ES: diare, mual, muntah, nyeri perut, hipersensitif/alergi.

KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati KOTRIMOKSASOL (SanprimaR) Indikasi: infeksi sal kemih, sal napas, disentri/diare Dosis TMP (per oral): 6-8 mg/kgbb/hr (:2 dosis) Lama terapi 7-10 hari. ES: diare, mual, muntah, hipersensitif/alergi, sindrom Stevens-Johnson, anafilaksis KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati/ginjal, riwayat alergi berat, bayi < 2 bulan B. ANTELMINTIK (OBAT CACING)

PIRANTEL PAMOAT (CombantrinR) Indikasi: infestasi cacing tambang, cacing gelang Dosis (per oral): 10 mg/kgbb (dosis tunggal) ES: diare, mual, muntah, hipersensitif KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati, malnutrisi berat, anemia, anak < 2 tahun C. ANTIJAMUR

NISTATIN (MycostatinR) Indikasi: infeksi jamur kandida Dosis (per oral):Neonatus 4 x 100.000 UBayi/anak > 3 bulan 4 x 250.000-500.000 U Lama terapi s/d 2 hari bebas gejala. ES: diare, mual, muntah, hipersensitif KI: pasien hipersensitifD. ANTIALERGI

KLORFENIRAMIN MALEAT (CTMR) Indikasi: rhinitis, urtikaria Dosis (per oral):2-6 thn 1 mg/x (maks 4 kali/hari)6-11 hn 2 mg/x.

> 11 thn 4 mg/x ES: mengantuk, mulut kering, sekret/mukus kental, retensi urin KI: serangan asma akut, ggn fungsi ginjal dan kardiovaskular E. SIMTOMATIK: antipiretik/analgetik, antiemetik

PARASETAMOL (PanadolR)

Indikasi: demam, nyeri ringan Dosis (per oral): 10-15 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 4-6 jam ES: ggn fungsi hati KI: hipersensitif, ggn fungsi hati dan fungsi ginjal IBUPROFEN (ProrisR) Indikasi: demam, nyeri ringan-sedang Dosis (per oral): 5-10 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 6-8 jam ES: mual, ulkus peptik, nyeri ulu hati, diare KI: hipersensitif, asma bronkial, ggn fungsi hati dan ginjal, ggn pencernaan F. OBAT TOPIKALAntijamur: mikonazol salep 3 x sehari

Antialergi/eksim: hidrokortison 1-2% 3 x sehari

Abses/ulkus: Gentamisin salep 3 x sehari, Rivanol/NaCl 0,9% kompres tiap 4 jamRuam popok: NaCl 0,9% kompres tiap 4 jam

G. VITAMIN Boleh diberikan multivitamin sirup dengan dosis:Anak < 1 tahun 1 x 0,3-0,5 mL (drops)Anak > 1 tahun 1 x cth I Multivitamin diberikan hanya sebagai suplemen, bukan terapi

H. OBAT KEDARURATAN DIAZEPAMBB < 10 kg 5 mg (suppositoria)

BB > 10 kg 10 mg (suppositoria)0,3 mg-0,5 mg/kgbb/x, intravena

Hati-hati depresi pernapasan ADRENALIN (larutan 1:1000)0,01-0,03 mL/kgbb/x (maks 0,5 mL/x) subkutan0,1-0,3 mL/kgbb/x (larutan 1:10.000) intravena Efek: takikardi, kontraksi jantung me(, vasokonstriksi DEKSAMETASON0,5-1 mg/kgbb/x (inisial) intravena, kemudian 0,5 mg/kgbb/hari (:3) intravena

Efek: hipertensi, ulkus peptik, muntah, pruritus I. ANTIEMETIK (ANTIMUNTAH)

DOMPERIDON (VometaR) Indikasi: muntah, regulasi peristaltic

Dosis (per oral): 0,25 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 8 jam ES: diare, kembung KI: obstruksi sal cerna J. MUKOLITIKBROMHEKSIN (BisolvonR) Indikasi: batuk berdahak Dosis (per oral): 0,3 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 8 jam ES: mual, diare, nyeri lambung KI: hipersensitif, ulkus peptik 2. NUTRISI/GIZI BAYI DAN BALITATubuh manusia dalam ( termasuk bayi dan balita ) memerlukan zat-zat yang berasal dari makanan, yang disebut zat-zat gizi. Sementara itu istilah Gizi berasal dari kata Gizawi(bahasa Arab), yang berarti pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan normal dan sehat.a. Kecukupan Gizi Pada Bayi

Pemanfaatan dalam tubuh menghasilkan keadaan kesehatan yang disebut keadaan gizi, keadaan gizi adalah keadaan kesehatan sebagai hasil masukkan zat gizi

b. Kecukupan Gizi Pada Balita

Begitu pula dengan masa balita kecukupan gizi sangat penting bagi kesehatan balita, dimana seluruh pertumbuhan dan kesehatan balita erat kaitannya dengan masukkan makanan yang memadai. Masa balita disebut juga golden period atau masa keemasan.c. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi Dan Balita

Tumbuh kembang bayi dan balita, selaindipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Gizi/Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan dan merupakan penunjang agar proses tumbuh kembang tersebut dapat berjalan dengan memuaskan. Makanan yang diberikan pada bayi dan balita akan digunakkan untuk pertumbuhan badan,karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan balita.

d. Tumbuh Kembang Otak

Pertumbuhan berarti penambahan jumlah dan ukuran sel dengan jalan membelah diri dan peningkatan diferensial sel. Salah satu pertumbuhan yang penting diperhatika adalah pertumbuhan otak yang terjadi sejak janin dalam kandungan hingga usia 2 tahun kehidupannya. Setelah 2 tahun, laju ( kecepatan) bertumbuahn melamban, tetapi ukuran masa otak bertambah. Proses tumbuh kembang otak diawali dengan penambahan jumlah sel (proliferasi), pembesaran sel dan mielinisasi.

Proses proliferasi adalah proses pembelahan sel yang terjadi terus menerus. Proses mielinisasi adalah dmna sel-sel saraf dilapisi mielin. Pelapisan myelin merupakan membran ( lapisan tipis) yang terdiri atas lemak dan berfungsi sebagai isolator sekeliling serabut saraf dan penting dalam kecepatan penghantaran impuls ( ransang ) saraf.1. Bayi Baru Lahir

a. Kapan di berikan nya nutrisi:

a) Pastikan bayi lahir tanpa ada resiko

b) Minitor tanda vital dalam 2 jam ; normal

c) Reflex hisap (+)

d) Saluran pencernaan (mulut-anus) normal

e) Tidak tampak sakit

b. Yang di berikan dalah:

a) ASI/PASI

b) Boleh didahului dengan pemberian D 10% 2-5 ml

c) Tidak boleh makanan padat

c. Pilihan pasi

a) NKB : susu hipoalergen , protein hidrolisat, (Enfamil HA, pepti junior)

b) NCB : susu biasa khusus bayi

c) PJT/KMK : susu tinggi kalori (susu untuk bayi berat lahir rendah)

d. Cara pemberian nutrisi:

a) Hindari memakai dot

b) Mulai dengan volume kecil (1ml, 5ml, 10ml, dan seterusnya)

c) Frekuensi pemberian tiap 2-3 jam sekali

d) ASI : harus kedua payu dara

e) Setelah minum : sendawa, posisi duduk

f) Jangan lupa monitor toleransi minum

e. Yang di monitor:

a) Toleransi minum baik

b) Gumoh / muntah 12bulan)

b. Makanan tambahan

a) Buah/biscuit 2 kali (>6 bulan sampai dengan seterusnya)

c. Jadwal: waktu pemberian harus tetaap, makanan utama :pagi,sore , makanan tambahan pukul 9-10 atau 13-15

d. Anak tidak boleh di paksa makan

e. Anak harus menikmati makanan dan proses makan

f. Usahakan ada orang dewasa yg ikut proses makan (anak akan mencontoh)

g. Buah/biscuit kurang leih 80kkal. Bahan : buah 50gr (satu buah pisang). Biscuit 25gr(2-3buah biscuit) Biscuit dpt diganti dengan pudding, caramel, agar , bubur kacang hijau halus.

h. Bubur susus (energy 217 kkal, protein 7 gr lemak 7gr, karbohidrat 30gr, bahan: tepung 20gr,susu cair 200ml, atau susu bubuk 30-40gr, gula pasir 10gr.

i. Nasi tim, energy 155kkal. Protein 7,8gr, lemak 36gr, kasbihidrat m=22 gr,

j. LLm 1000 kkal

k. Makanan cair 2000 kkal

l. Maknan cair tanpa susu (tps /nabati 1000kkal.

m. PREDA (porridge Reffeding Daging Ayam).3. SISTEM RUJUKAN

a) Informed consentb) Berjenjang

c) Penulisan rujukan jelas

d) Atasi kedaruratan

e) Darurat pendamping tenaga kesehatan

f) Pastikan tempat rujukan dapat mengatasi masalah pasien Formulir rujukan: Tempat rujukan

Tempat dan tanggal (bila perlu jam saat merujuk)

Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, berat badan)

Diagnosis penyakit dan riwayat singkat perjalanan penyakit

Tatalaksana yang sudah diberikan

Alasan merujuk atau konsultasi yang diminta

Ucapan terima kasih, tanda tangan dan nama jelas perujuk 4. Tatalaksana Kegawatan Bayi Baru Lahir1. APGAR SCORE (AS), Virginia Apgar012

Nadi-100

Nafas-/tdk teraturMenangis lemahMenangis kuat

Reflex (suction hidung)-meringisBatuk/bersin

Otot-Sdkt fleksi di ekstrGerakan aktif

KulitPucat/biruBiru di akralmerah

Normal AS=7-10

Asfiksia ringan atau sedang AS=4-6

Asfiksia berat AS100x/menit , maka ETT dapat di lepas . jika bayi apnea atau denyut jantung >message jantujng (circulation).

c. Circulation

Mesase di berika dengan frekuensi 100x/menit . vetilasi diberikan setiap setelah 3 kali mesase.

d. Druas

a) Narcan (nalokson) diberika jika ibu mendapatkan petidin atau morfin 4 jam sebelum persalinan . 1l ampul narcon mengandung 0,4mg nalokson, nalokson diberikan dengan dosis 0,1 mg/kgbb atau 0,25 ml/kgBB i.m (anterorateral paha)

b) 2ml/kgBB natrium bikarbonat 4% di berikan untuk koreksi asidosis (melalui vena umbilikalis) . natrium bikarbonat 4% hanya diberikan jika ventilasi telah adekuat.

c) Adrenalin 1:10.000 (1 ml adrenalin 1:1000 dilarutkan dalam 9 ml Nacl 0,9%) dapat diberikan melalui ETT atau vena umbilikalis. Dosis: 1 ml untuk bayi cukup bulan, dan 0.5ml untuk bayi kurang bulan .

d) Jika perfusi bayi masih jelek , dapat di berikan plasma (heamacce/ plasmalyte hB) dosis: 10ml/kgBB , di berikan perlahan lahan (>10menit) melalui vena umbilikalis. 2. Aspirasi mekonium

Semua yang lahir dengan meconium stained perlu penanganan khusus untuk mencegah aspirasi mekonium. Sewaktu masih di dalam rahimatau jalan lahir , akibat usaha nafas bayi , ekonium dapat masuk hingga alveolus . mekonium masuk k enzim pancreas yang dapat meurusak paru-paru, kulit lambung dan mata bayi.

Caranya:

Setelah lahir kepala tahan bahu, cegah ibu mengedan , lakukan suction, pada mulut dan faring bayi. Setelah bersih barulah bayi di lahirkan dengan lengkap.

Jika setelah lahir kepala , bayi angsung menangis langsung keluarkan bayi , dengan lorongoskop, di lakukan suction sampai melewati pita suara untuk membersihkan mekonium dari trakea dan bronkus. Jika perlu dapat di lakukan intubasi.

Pada persalinan dengan secsio cesaria prinsipnya sama.

Semua bayi yang telah diresusitasi, harus di awasi minimal selama 4 jam (suhu, nadi ,nafas, warna kulit, aktivitas , dan kadar gula darah) . rawat dala incubator , berikan cairan dan energy , bayi jangan di mandikan.

Mekonium yang terftelan bayi dapat menyebabkan gastritis( bayi dapat muntah yang mengandung mucus dan mekonium) . lakukan bilas lambung dengan cairan na-bikarbonat 2%, setelah lambung bersih berikan kolostrum.

3. Komplikasi Bayi Baru Lahir

Usia gestasi normal (aterm) 37-42 minggu , bb lhir normal pad bayi cukup bulan :2500-4000gram .

a. Komplikasi yang sering terjadi pada bbl kurang bulan; asfiksia, hipotermi, hipoglikemi, HMD, apnea berulang, poor feending, jaundice, infeksi, anemia, periventricular haemorrhage, patent ductus arteriosus (PDA).

b. Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir lebih bulan:

Trauma lahir oleh karena chepalopelvic, disproportion, fetal distress oleh karena plasenta tidak ckup menyediakan energy dan oksygen pada janin>>aspirasi mekonium. Bayi akan sesak nafas, lama kelamaan sesak akan bertambah berat oleh karena mekonium makin masuk ke dalam alveolus.

Soft tissue(muscle, subcutaneosus fat) wasting saat lahir, oleh karena insufisiensi plasenta.

Tramsient respiratory distress of new borndi sebabkan karena pada saat lahir melalui SC paru-paru bayi tidak mengalami dekompresi jaln lahr sehingga sisa lender dalam paru tidak keluar.4. Pedoman Bayi Baru Lahir

a. Bayi sehat

Apgar score : 7-10

Cukup bulan :37-42 minggu

BB sesuai masa kehamilan: 2500-4000 gram

b. Obserfasi 2 jam setelah bayi lahir

Bayi aktif(tonus otot baik) , menangis kuat, kulit merah dan hangat hingga kaki dan tangan , perfusi cukup (100KALI/MENIT. Suhu 36,5-37,5 derajat celcius. Toleransi minum baik, reflex hisap baik. Mekonium keluar pada hari pertama; vit k 1mg im, (bayi cukup bulan ), 0,5 mg i.m (bayi premature).

5. Factor Resiko Sepsis

MayorMinor

KPD > 24 jam ibu demam (>38derajat C) saat intrapartum kariomanionitis (ketuban keruh berbau)

Gawat janin (>160kali/menit)KPD>12jam ibu demam (>37,5derajat C) saat intrapartum

Leukosit ibu > 15.000/L, apgar score menit ke -1