i'jaz alquran kel 10
DESCRIPTION
makalah alquranTRANSCRIPT
Tugas Kelompok Dosen Pembimbing
Al-Qur’an Arif Marshall, Lc, MA
I’JAZ AL-QUR’AN
Disusun Oleh :
Pungky Nurwibowo
Zuliana Gustin
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SULTAN SARIF KASIM RIAU
2010/2011
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT karena nikmat dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Al-Qur’an yang berjudul “I’JAZ AL-QUR’AN” ini tepat pada waktunya. Di dalam makalah ini kami menyampaikan apa itu arti dari I’jaz Al-Qur’an agar pembaca dapat memahami I’jaz Al-Qur’an lebih dalam.
Terima kasih kepada dosen pembimbing kami bapak “Arif Marshall, Lc, MA” yang telah memberikan masukan atas penyelesaian tugas makalah ini.
Sekianlah kata pengantar dari kami, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah berikutnya.
Pekanbaru, Oktober 2011
Penulis
3Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................4
BAB I............................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian I’jaz dan Unsur-Unsur Mu’jizat Al-Qur'an...........................................................................6
2.3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an.................................................................................10
2.4 Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an..............................................................................................................12
2.5 Macam-macam I’jaz Al-Qur'an............................................................................................................12
2.6 Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an........................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
a. Kesimpulan........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
4Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
5Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sudah menjadi kelaziman dari munculnya seorang rasul dengan seruan agama baru untuk
disertai dengan mukjizat. Dengan mukjizat itu seorang rasul baru diberdayakan oleh Allah
untuk sanggup membalikkan pandangan umatnya yang sedang mengalami fase
keterkaguman dengan salah satu aspek kehidupan keduniaan, menuju jalan agama Allah yang
lurus. Sejarah nabi dan rasul menunjukkan kebhinekaan corak mukjizat yang tidak lain
sebagai respon logis dari tuntutan realitas kehidupan umat.
Fenomena al-Quran sebagai mukjizat, berikut segala segi dan fungsinya, akan banyak
ditelaah dalam tulisan ini. Pembahasan al-Quran sebagai mukjizat oleh para ulama masih
menyisakan perbedaan pendapat tentang derivasi serta dominan kemukjizatan al-Quran
ditambah lagi munculnya pendapat yang cenderung melimitasi pada segi kemukjizatan
dengan menafikan segi yang lain.
Para nabi yang diutus oleh Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia
terhadap pesan dan misi yang dibawa oleh Nabi. Dan mukjizat itu selalu dikaitkan dengan
perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap nabi11.
Berdasarkan alasan diatas, maka makalah ini membahas topic tentang i’jaz al-Quran dan
akan dijelaskan mengenai dasar pembahasan i’jaz al-Quran dan keindahan dari segi-segi
kemukjizatan al-Quran.
1.2 Rumusan Masalah1. Pengertian I’jaz Al quran dan unsure-unsur mu’jizat Al-Qur’an
2. Dasar Dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Qur'an
3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an
4. Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an
1 Harun Sihab dalam Rosihon Anwar,2009:9
6Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
5. Macam-macam I’jaz Al-Qur'an
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian I’jaz dan Unsur-Unsur Mu’jizat Al-Qur'an
I’jaz ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan.
Apabila I’jaz telah terbukti nampaklah kekuasaan mu’jiz.2
I’jaz menurut bahasa ialah untuk mendapatkan makna I’jaz Al-Qur’an, yang merupakan kata
majemuk yang dalam bahasa Arab dinamakan tarkib idhofi, terlebih dahulu kita harus
memahami makna I’jaz secara etimologi. I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu;jizu-I’jazan
yang mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” .
I’jaz secara istilah ialah penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW
dalam ketidakmampuan orang Arab untuk menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu Al-
Qur’an.3 Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi ilahiyah dengan secara
melanggar ketentuan hukum alam dan membuat orang lain tidak mampu melakukannya dan
bersaksi akan kebenaran klaimnya.
I'jaz al-Qur'an adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas kekuatan susunan lafal dan kandungan
Al-Qur'an, hingga dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa Arab dan ahli-ahli lain.
Kata i’jaz diambil dari kata kerja a’jaza-i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi.
: المائدة ) �خي� أ و�ء�ة� س� و�اري�� ف�أ اب �غ�ر� ه�ذ�اال �ل� مث �و�ن� ك
� أ �ن� أ ت� �ع�ج�ز� (31أ
2 Teungku M Hasbi Ash S, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, hal 3173 Manna’ al-Qathan, Mabahis fi Ulumil al-Qur’an, hal. 258-259
7Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
Artinya:
“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan
mayat saudaraku ini” )QS. Al Maidah )5(: 31(
Lebih jauh Al-Qaththan mendefinisikan I’jaz dengan:
�ة ال س� الر& فىد�ع�و�ى *م� ل و�س� �ه �ي ع�ل الله� ص�ل�ى ي& *ب الن صد�ق ظ�ه�ار� إ
ر و�ع�ج� ان� �لق�ر� ا و�هي� د�ة ال �لخ� ا ه ت م�ع�جز� ع�ن� ب �ع�ر� ال ع�ج�ز اظه�ار ب
�ع�د�ه�م� ب �ال ي �ج� �أل .ا
Artinya:
“Memperlihatkan kebenaran Nabi SAW. atas pengakuan kerasulannya, dengan cara
membuktikan kelemahan orang Arab dan generasi sesudahnya untuk menandingi kemukjizatan
Al-Qur'an.”
Pelakunya )yang melemahkan( dinamai mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain
amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat. Tambahan ta’
marbhuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalighah )superlatif(.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar
biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya sebagai
tantangan bagi orang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak
melayani tantangan itu. Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu
yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti
atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya. Atau Manna’ Al-Qhathan
mendefinisikannya demikian:
ع�ن م? ال س� *ح�د&ي� الت ب و�ن? م�ق�ر� �ع�اد�ة ل ل ارق? خ� م�ر�� أ
ض�ة �لم�ع�ار� .ا
8Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
Artinya:
“Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan
dapat ditandingi.”
Unsur-unsur mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab, adalah:
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa alam, yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan, tidak dinamai
mukjizat. Hal ini karena peristiwa tersebut merupakan suatu yang biasa. Yang dimaksud
dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berbeda di luar jangkauan sebab akibat yang
hukum-hukumnya diketahui secara umum. Demikian pula dengan hipnotis dan sihir,
misalnya sekilas tampak ajaib atau luar biasa, karena dapat dipelajari, tidak termasuk dalam
pengertian “luar biasa” dalam definisi di atas.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku Nabi.
Hal-hal di luar kebiasaan tidak mustahil terjadi pada diri siapapun. Apabila keluarbiasaan
tersebut bukan dari seorang yang mengaku Nabi, hal itu tidak dinamai mukjizat. Demikian
pula sesuatu yang luar biasa pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak
dinamai mukjizat, melainkan irhash. Keluarbiasaan itu terjadi pada diri seseorang yang taat
dan dicintai Allah, tetapi inipun tidak disebut mukjizat, melainkan karamah atau
kerahmatannya. Bahkan, karamah ini bisa dimiliki oleh seseorang yang durhaka kepada-Nya,
yang terakhir dinamai ihanah )penghinaan( atau Istidraj )rangsangan untuk lebih durhaka
lagi(.
Bertitik tolak dari kayakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi
terakhir, maka jelaslah bahwa tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggalannya.
Namun, ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini.
3. Mendukung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian
Tentu saja ini harus bersamaan dengan pengakuannya sebagai Nabi, bukan sebelum dan
sesudahnya. Di saat ini, tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang berjalan
dengan ucapan sang Nabi. Kalau misalnya ia berkata, “batu ini dapat bicara”, tetapi ketika
9Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
batu itu berbicara, dikatakannya bahwa “Sang penantang berbohong”, maka keluarbiasaan ini
bukan mukjizat, tetapi ihanah atau istidraj.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi di sini bahwa kandungan tantangan harus
benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Untuk membuktikan kegagalan mereka, aspek
kemukjizatan tiap-tiap Nabi sesuai dengan bidang keahlian umatnya.
2.2 Dasar Dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Qur'an
1. Dasar Pembahasan I’jaz Al-Qur'an
Di antara faktor yang mendasari urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an adalah kenyataan
bahwa persoalan ini merupakan salah satu di antara cabang-cabang pokok bahasan ulumul
Al-Qur'an )ilmu tafsir(.
2. Urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an
Urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an dapat dilihat dari dua tataran:
a. Tataran Teologis
Mempelajari I’jaz Al-Qur'an akan semakin menambah keimanan seseorang muslim. Bahkan,
tidak jarang pula orang masuk Islam tatkala sudah mengetahui I’jaz Al-Qur'an. Terutama
ketika isyarat-isyarat ilmiah, yang merupakan salah satu aspek I’jaz Al-Qur'an, sudah dapat
dibuktikan.
b.Tataran Akademis
Mempelajari I’jaz Al-Qur'an akan semakin memperkaya khazanah keilmuan keislaman,
khususnya berkaitan dengan ulum Al-Qur'an )ilmu tafsir(.
10Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
2.3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an
Al-Qur'an digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menantang orang-orang pada
masanya dan generasi sesudahnya yang tidak mempercayai kebenaran Al-Qur'an sebagai
firman Allah )bukan ciptaan Muhammad( dan risalah serta ajaran yang dibawanya. Terhadap
mereka, sungguhpun memiliki tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi di bidang bahasa
Arab, Nabi memintanya untuk menandingi Al-Qur'an dalam tiga tahapan:
1. Mendatangkan semisal Al-Qur'an secara keseluruhan, sebagaimana dijelaskan pada surat
Al-Isra )17( ayat 88:
ا Dر� ظ�هي Eع�ض� ب ل �ع�ض�ه�م� ب �ان� ك �و� و�ل ه �ل مث ب �و�ن� ت� �أ �ي �ال ا �م�ع�ت ت اج� ن �ئ ل ق�ل�
: (88اإلسراء)
Artinya:
“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian lain.” )Al-Isra )17(: 88(
2.Mendatangkan satu surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an,
sebagaimana dijelaskan oleh surat Al-Baqarah )2( ayat 23:
ن� إ الله د�و�ن من� �م� ك ه�د�اء� ش� ع�و�ا و�اد� ه �ل مث م&ن� Eة و�ر� س� �و�اب ت� ف�أ �ا ن �د ع�ب �اع�ل�ى �ن ل �ز� ن مم*ا Eب� ي ر� فى �م� �ت �ن ك ن� و�إ
: ( . البقرة �ن� صدقي �م� �ت �ن (23ك
Artinya:
“Dan jika kamu )tetap( dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami )Muhammad(, buatlah satu surat )saja( yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kami orang-orang yang benar” )QS. Al Baqarah )2(:
23(
11Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang Arab ternyata gagal menandingi Al-Qur'an.
Inilah beberapa catatan sejarah yang memperlihatkan kegagalan itu:
1. Pemimpin Quraisy pernah mengutus Abu Al-Walid, seorang sastrawan ulung yang tiada
bandingannya untuk membuat sesuatu yang mirip dengan Al-Qur'an ketika Abu Al-Walid
berhadapan dengan Rasulullah SAW. Yang membaca surat Fushilat, ia tercengang
mendengar kehalusan dan keindahan gaya bahasa Al-Qur'an dan ia pun kembali pada
kaumnya dengan tangan hampa.
2.Musailamah bin Habib Al Kadzdzab yang mengaku sebagai Nabi juga pernah berusaha
mengubah sesuatu yang mirip dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Ia mengaku bahwa dirinyapun
mempunyai Al-Qur'an yang diturunkan dari langit dan dibawa oleh Malaikat yang bernama
Rahman. Di antara gubahan-gubahannya yang dimaksudkan untuk mendandingi Al-Qur'an
itu adalah antara lain:
�ك ف�ل س�� و�أ �لم�اء ا فى �ك �ع�ال أ �ن� �قي �ن م�ات �ق&ي� ن �ن ضف�د�ع�ي �ت� ن ب �اضف�د�ع� ي
�ن الط&ي .فى
Artinya:
“Hai katak, anak dari dua katak. Bersihkan apa saja yang akan engkau bersihkan, bagian atas
engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah”.
Ketika itu pula, ia merobek-robek apa saja yang telah ia kumpulkan dan merasa malu tampil
di depan khalayak ramai. Setelah peristiwa itu ia mengucapkan kata-katanya yang masyhur:
�ن� أ ر� �ش� �لب ا �ع� �طي ت �س� م�اي هذ�او�الله
ه �ل مث ب �و�ا ت� �أ ي
Artinya:
“Demi Allah, siapapun yang tidak akan mampu mendatangkan yang sama dengan Al-
Qur'an.”
12Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
2.4 Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an
An Nadhdham dan Al Murthadha berpendapat bahwa kei’jazan Al-Qur'an adalah dengan
jalan shirfah , yakni Allah memalingkan orang arab dari menantang Al-Qur'an, padahal
mereka sanggup melakukannya. Allah memalingkan mereka, itulah yang dikatakan
menyalahi adat atau kebiasaan. Golongan lain mengatakan bahwa kei’jazan Al-Qur'an , ialah
dalam mengkhabarkan hal-hal yang ghaib yang hanya diperoleh dengan jalan wahyu dan
dalam mengkhabarkan urusan-urusan yang telah lalu yang tidak diterangkan oleh seorang
ummi yang tidak mempelajari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada umat-umat yang
telah lalu dan tidak pula bergaul dengan ahlul kitab4.
2.5 Macam-macam I’jaz Al-Qur'anKarena banyaknya berbagai macam I’jaz Al-Qur'an, maka dalam hal ini akan diuraikan
beberapa bagian dari macam-macam I’jaz Al-Qur'an antara lain :
1. I’jaz Balaghy )berita tentang hal-hal yang gaib(
Berita-berita ghaib yang terdapat pada wahyu Allah swt yakni taurat, injil, dan Al-Qur'an
merupakan mu’jizat. Berita gaib dalam wahyu Allah swt itu membuat manusia takjub,
karena akal manusia tidak mampu mencapai hal-hal tersebut.
2. I’jaz Lughawy )keindahan redaksi Al-Qur'an(
Menurut Shihab, memandang segi-segi kemu’jizatan Al-quran dalam 3 aspek,
diantaranya aspek keindahan dan aspek ketelitian redaksi.
3. I’jaz ‘ilmi
Di dalam Al-Qur'an , allah mengumpulkan beberapa macam ilmu, diantaranya ilmu falaq,
ilmu hewan. Semuanya itu menimbulkan rasa takjub. Beginilah I’jaz Al-Qur'an ilmi itu
betul-betul mendorong kaum muslimin untuk berfikir dan membukakan pintu-pintu ilmu
pengetahuan.
4 Ibid, hal 320
13Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
Banyak sekali isyarat ilmiah yang di temukan dalam Al-Qur’an, misalnya :
a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. surat
Yunus: 5
b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas. surat Al-An’am ayat
25.
c. Perbedaan sidik jari manusia.surat Al-Qiyamah ayat 4
d. Aroma atau bau manusia berbeda-beda. surat Yusuf ayat 94
e. Masa penyusunan yang tepat dan masa kehamilan minimal, surat Al-Baqarah ayat
233
f. Adanya nurani {superego} dan bawah sadar manusia. surat Al-Qiyamah ayat 14
g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Al-Qur’an surat An-nisa ayat 56
Pendapat Para Ulama : Al-Baqillani dalam jaz Al-Qur’an menyebutkan tiga mukjizat dalam
Al-Qur’an. Yakni, pemberitaan tentang perkara ghaib, penuturan kisah umat terdahulu dan
keserasian yang menakjubkan
Faedah Kajian Mukjizat Al-Qur’an : Al-Qur’an sebagai sosok kitab mukjizat yang
didalamnya terdapat ilmu-ilmu yang menjdai pedoman bagi kaum muslim.
2.6 Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Segi Bahasa dan Susunan Redaksinya
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa arab pada saat turunnya al-Quran telah
mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada di dunia
ini, baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa )balaghah(.
Mereka juga telah meraamba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam
14Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
kesempurnaan menyampaikan penjelasan )al-bayan(, keserasian dalam menyusun
kata-kata, serta kelancaran logika.5
2. Segi Isyarat Ilmiah
Pemaknaan kemukjizatan al-quran dalam segi ilmiyyah adalah dorongan serta
stimulasi al-quran kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri
dan alam semesta yang mengitarinya.6 Al-Quran memberikan ruangan sebebas-
bebasnya pada pergaulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak
ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif. Pada
akhirnya teori ilmu pengetahuan yang telah lulus uji kebenaran illmiahnya akan
selalu koheren dengan al-Quran.
3. Segi Pemberitaan yang Ghaib
Surat-surat dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas
al-Quran dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan
menjadi prasyarat utama penopang eksistensinya sebagai kitab mukjizat. Akan tetapi
pemberian informasi akan segala hal yang ghaib tidak memonopoli seluruh aspek
kemukjizatan al-Quran itu sendiri.
4. Segi petunjuk hokum syara’
Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan yang tak mungkin dicari
penyebabnya selain bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya
syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi
kehidupan, yang dibawa al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia.
5 Thair bin shalih al-jazari, Jawahirul Kalamiyah fi Idhohil aqidatul Islamiyah, hal 266 Mansur Hasbunabi, al-Kaun wa al-I’jaz fi al-Quran, hal 19-20
15Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari makalah dapat di ambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini adalah Mukjizat terbesar yang
diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu
dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap pesan atau
misi yang dibawa oleh Nabi.
Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-
tiap Nabi, setiap mukjizat bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu
tantangan tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah sebabnya jenis
mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang
dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang
tersebut.
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua pihak,
kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.
16Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2000. Ilmu Tafsir. Bandung: CV.Pustaka Setia
www.quranpoin.com.memahami al-quran/keistimewaan al-quran/html
M Hasbi, Teungku. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: PT.Rineka Cipta
17Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc