•iiitll• - pustaka ilmiah universitas...

2
3 4 5 5 7 8 9 10 11 12 €1) 14 15 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar 0 Apr 0 Me; 0 Jun 0 Jut 0 Ags Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des OIIIIiliI ••••••• .....", ••••••• """"' •••••• ..".,..",.,j, •••.••""'=•••••••••••••. • "IIitll• •,-IIlIIn,,,,, ,!>-' ' I if Oleh GANJAR KURNIA B ERBAGAI penelitian tentang ru- ral-urban migration menun- jukkan bahwa berpindahnya orang-orang dari desa ke kola, pada dasarnya, bukanIah~ daya tarik kota (pu1ljtlCttJrs). Dengan rasionalitas tinggi, orang-orang desa pun menganggap bahwa kota bukanlah tempat ideal untuk menjadi tempat tinggal. Segalanya serba- susah dan mahal. Belum lagi bubungan sosialnya yaDI ctiangap sangat individualis- tik. Dengan interaksi sosial yang longgar, di kota, orang-orang berada pada tingkat anonimitas yang tiDggi. Mereka tidak saling kenal clan, k~ ~ interaksi, se- ringkali dasarI:t* bidlyaIah pamrih, bukan kebersamaan. Oleh karena itu, pindah dari desa ke kota pada dasarnya adalah karena keterpaksaan, terutama karena di desa sulit mencari pekeIjaan. Merekayang pindah ke kota, um~yang sudah memi1ikigambaran pekerja4a yaog pasti, baik di sektor formal maupunmformal Rural-urban migration sebapi bentuk dari mobilitas sosial hori- ~ ~), temyata, serinzkaIi tidakdftla:ltl dengan mobilitas SOIIIiaI vettikal di perkoIaan. Artinya, bagi orang miskin di perdesaan, ketika harus pindah secara per- manen ke kota, mereka pada wQUlD.'llyll ma- suk ke stratifikasi sosial miskin laP· Kalau jaraknya dekat, dengan sarana transportasi bagus, orang desa bisa melakukan komutasi (pergi pagi pulang petang) ke kota. Kalau jaraknya agak jauh, bisa juga melakukan migrasi sirkuler alias menetapsementara di kota (secara statistik dihitung kurang dari enam bulan) untuk ke- mudian kembali lagi ke desanya. Migrasi sirkuler biasanya dilakukan pada saat aktivi- tas bertani kosong, seperti setelah setelah '-. DUOI SUGANIlI/"I'R' GANJAR Kurnia. * selesai musim tanam menunggu panen. ~n lain menunjukkanpula terlonbirnya orang-orang desa ke)otlb\Jkali banya karena sutitnya peketja8n cB tetapijup kareDaTelasi sosial desa yangjuga kian longgar. Ma- suknya revnlusi~menyebabkan PlM petani kiIlaS4tas di iJeia berorientasi ekonomi tingi dan mengorbankan reIasi-re- lasi sosial yang sudah sejak lama melemba- ga. Di dalam sistem penya1crtpan,beban para penggarap kian lama kian herat dan mereka barns mau memikulnya. Soalnya, kalau tidak mau, sudah antre orang-orang yang siap menggantikannya. Demikian halnya dengan sistem panen. Dahulu, digunakan sistem bawon, di mana setiap orang - Kliping Humas Unpad 2010

Upload: phamdiep

Post on 05-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

3 4 5 5 7 8 9 10 11 12 €1) 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31oMar 0 Apr 0Me; 0 Jun 0 Jut 0 Ags • Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des

OIIIIiliI ••••••• .....", ••••••• """"' •••••• ..".,..",.,j, •••.••""'= •••••••••••••.

• "IIitll•• ,-IIlIIn, ,,,, ,!>-' ' I if

Oleh GANJAR KURNIA

B ERBAGAI penelitian tentang ru-ral-urban migration menun-jukkan bahwa berpindahnya

orang-orang dari desa ke kola, padadasarnya, bukanIah~ dayatarik kota (pu1ljtlCttJrs). Dengan rasionalitastinggi, orang-orang desa pun menganggapbahwa kota bukanlah tempat ideal untukmenjadi tempat tinggal. Segalanya serba-susah dan mahal. Belum lagi bubungansosialnya yaDI ctiangap sangat individualis-tik. Dengan interaksi sosial yang longgar, dikota, orang-orang berada pada tingkatanonimitas yang tiDggi. Mereka tidak salingkenal clan,k~ ~ interaksi, se-ringkali dasarI:t* bidlyaIah pamrih, bukankebersamaan.Oleh karena itu, pindah dari desa ke kota

pada dasarnya adalah karena keterpaksaan,terutama karena di desa sulit mencaripekeIjaan. Merekayang pindah ke kota,um~yang sudah memi1iki gambaranpekerja4a yaog pasti, baik di sektor formalmaupunmformal Rural-urban migrationsebapi bentuk dari mobilitas sosial hori-~ ~), temyata, serinzkaIitidakdftla:ltl dengan mobilitas SOIIIiaI vettikaldi perkoIaan. Artinya, bagi orang miskin diperdesaan, ketika harus pindah secara per-manen ke kota, mereka pada wQUlD.'llyll ma-suk ke stratifikasi sosial miskin laP·Kalau jaraknya dekat, dengan sarana

transportasi bagus, orang desa bisamelakukan komutasi (pergi pagi pulangpetang) ke kota. Kalau jaraknya agak jauh,bisa juga melakukan migrasi sirkuler aliasmenetapsementara di kota (secara statistikdihitung kurang dari enam bulan) untuk ke-mudian kembali lagi ke desanya. Migrasisirkuler biasanya dilakukan pada saat aktivi-tas bertani kosong, seperti setelah setelah

'-.

DUOI SUGANIlI/"I'R'

GANJAR Kurnia. *

selesai musim tanam menunggu panen.~n lain menunjukkanpula

terlonbirnya orang-orangdesa ke)otlb\Jkali banyakarena sutitnyapeketja8n cB tetapijup kareDaTelasisosial desa yangjuga kian longgar. Ma-suknya revnlusi~menyebabkanPlM petani kiIlaS4tas di iJeia berorientasiekonomi tingi dan mengorbankan reIasi-re-lasi sosial yang sudah sejak lama melemba-ga.Di dalam sistem penya1crtpan,beban para

penggarap kian lama kian herat dan merekabarns mau memikulnya. Soalnya, kalautidak mau, sudah antre orang-orang yangsiap menggantikannya. Demikian halnyadengan sistem panen. Dahulu, digunakansistem bawon, di mana setiap orang -

Kliping Humas Unpad 2010

walaupun tidak punya sawah-- bisa ikutmenjadi buruh panen. Sekarang ini, parapemilik sawah lebih senang "menebas" -kan-nya (kepada orang luar desa). Kalaupunmasih ada bawon, proporsinya semakin be-sar kepada pemilik sawah. Melonggarnyahubungan sosial di perdesaan ini terlihatpula dari kian melunturnya gotong royongdi antara masyarakat desa.Daya dorong dari desa ini biasa juga dise-

but sebagai kekuatan sentrifugal, sedan-gkan daya rekatnya (yang menahan merekauntuk tetap tinggal di desa) disebut keku-atan sentripetal. Adapun kekuatan sen-tripetal tersebut, di antaranya hubungankekerabatan, pertemanan, lahan, air, kubu-ran, masjid, dan hal-hallain yang mengan-dung nilai-nilai nostalgik atau kepercayaan.Hubungan antara orang-orang dengan

tempat kelahirannya, terutama dengan la-han, kuburan, masjid, dan air biasanya dise-but sebagai hubungan "religio-magis". Adapula ikatan-ikatan yang mengandung unsurkepercayaan, tennasuk di dalamnya adalahkepercayaan bahwa plasenta yang ditanamketika bayi dilahirkan dipercaya sebagaisaudara kembar. Dengan demikian, orang-orang akan sangat sulit meninggalkansaudara kembarnya.Dengan alasan-alasan tersebut, kalaupun

mereka pada akhirnya terpaksa harus pin-dah dari desa, keinginan untuk kembali kedesa itu terns menggebu. Hallain yang bisadicatat, di dalam bahasa Sunda, pindahnyaseseorang dari daerah asalnya seringkali di-anggap bukan untuk pennanen. Walupunsudah bertahun-tahun di tempat tujuan danberanak eueu, mereka mengatakannya seba-gai bubuara atau ngumbara. Suatu istilahyang memiliki konotasi bahwa orang yangpindah tersebut, suatu saat, akan kembalilagi ke daerah asalnya. Banyak orangberharap untuk bisa "muncanq labuh leapuhu, kebo mulih pakandangan" yang

. . artinya kembali ke daerah asal untuk mene-tap. Kalaupun tidak dalam keadaan hidup,kembali ke daerah asal ini bisa juga sesudahmeninggal dunia, yaitu dimakamkan dikampung halamannya.Apabila belum bisa kembali ke daerah

asal secara permanen, keinginan tersebutbisa dilakukan "sementara", yaitu padamasa lebaran yang kemudian terkenal den-gan istilah mudik. Dengan mudik, merekaberupaya untuk merasakan kembali getar-getar nostalgis dan religio-magisnya, Mere-ka bisa bertemu dan bersilaturahmi dengansanak saudara, terutaina dengan orang tua,famili, teman-teman serta handai taulan.Mereka bisa bemostalgia semasa tinggal didesa bersama teman-teman, mengunjungitempat-tempat yang menjadi kenangan,seperti sekolah, masjid tempat bennain, danberziarah ke makam sanak keluarga, teruta-ma makam orang tua.Dengan aksesibilitas yang semakin mu-

dah, masuknya televisi, telefon seluler, daninternet ke perdesaan --ditambah denganhiruk-pikuknya mudik setiap lebaran-- pe-rubahan'sosial di desa beJ.jalan dengancepat. Model baju, model rambut danbahkan gaya hidup orang desa, sedikit demisedikit, mengikuti apa yang terjadi di kota.Persoalannya, gaya hidup yang ditiru terse-but seringkali hanya yang bersifat kon-sumtif, tidak produktif dan bahkan di an-taranya merusak, seperti mabuk-mabukan.Dengan demikian, masyarakat desa se-makin "polynormatif" sehingga homogeni-tas dan kekuatan-kekuatan sentripetal yangselama ini ada akan cepat tergerns.Untuk memenuhi "dahaga" nostalgis dan

religio magis, para pemudik rela mengelu-arkan banyak uang, berdesak-desakan, danber1ama-Iama di jalan. Belum ada penelitianresmi berapa jumlah uang yang dikeluarkanpemudik selama musim lebaran. Di desasendiri, uang yang dibawa pemudik umum-

nya habis digunakan untuk engeluaranyang bersifat konsumtif. na uangnya ju-ga mungkin sangat pas-pas , jarang sekaliuang dari kota ini diinvestasikan di daerahasalnya Akibatnya, perputaran uang hanyaterjadi pada saat lebaran sehingga daerahasal kurang merasakan m aat jangka pan-jang. Bagi para pemudik yan umumnyaberekonomi pas-pasan, kegi tan mudikyang menghabiskan banyak uang menye-babkan mereka tidak bisa m ningkatkan ke-hidupan ekonominya di daerah tujuan. Den-gan menggunakan terminologi ClifordGee:rtz,secara sosial dan ekonomi, mudikbisa dianggap sebagai bentukdnvolusi desatahap ke dua dan sekaligus sebagai salahsatu wujud dari involusi kota.Apabila mudik tidak memberikan kon-

tribusi jangka panjang terh p pembangu-nan desa, ditambah dengan empatankerja di desa tidak berkemba g, ke depanjum1ah orang yang terlontar ena lapan-gan kerja dan melemahnya kekuatan sen-tripetal di desa akan sem . banyak.Walaupun orang desa tahu 1i:wwa hidup dikota itu susah, perilaku terpi t sesaat darietalase gaya hidup para pem dik dapatmengalahkan rasionalitas tea but. Olehkarena itu, mudik dapat menjadi iklan yangmengecoh orang desa untuk ikut berbon-dong-bondong ke kota.Sebagai sebuah ritual tahunan, mungkin

banyak orang yang melihat fenomenamudik ini hanya sebagai pe . tiwa biasa-bi-asa saja. Kalaupun ikut mengamati,hanyalah terbatas kepada hiruk-pikuknyaproses mudiknya itu sendiri. ibalik mudik,ternyata banyak aspek yang ~erlu jadi bahanrenungan. Bukan banya renun an,melainkan kebijakan yang h s ditindak-lanjuti dengan tindakan. ***

Penulis, dosen Sosiologi PedesaanFakultas Pertanian Unpad.

1