pikiranrakyat - universitas padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/... · 2011....

2
Pikiran Rakyat Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 (fp 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan .Peb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes ,'. ..• ...,. ~ lBahasa Daerah dan Mutu Pendidikan menentukan keberhasilan pen- didikan seseorang. Mengapa? Telah banyak kajian meng- hasilkan kesimpulan, para anak didik mengalami kemajuan akademik berarti tatkala pela- jaran di sekolah mereka disam- paikan dengan menggunakan bahasa ibu mereka. Menurut Nadine Dutcher, pakar linguistik sekaligus pe- neliti senior yang pernah be- kerja untuk Center for Applied Linguistic di Washington DC, Amerika Serikat, anak-anak akan mencapai kinerja akade- mik secara lebih baik jika mendapatkan pendidikan da- lam bahasa ibu mereka. "Bela- jar dengan menggunakan ba- hasa ibu memiliki nilai kogni- tif dan emosional yang berpe- ran penting dalam keberhasi- lan proses belajar," tutur Na- dine yang sempat menyusun kajian khusus tentang bahasa ibu bertajuk Promise and Pe- ril of Mother Tounge Educa- tion ini. Hasil kajian yang dilakukan di Selandia Baru menunjukkan, anak-anak Maori yang mengi- kuti pendidikan di sekolah- sekolah yang menggunakan ba- hasa ibu mereka -- bahasa Maori - temyata menunjukkan kinerja akademik yang jauh lebih baik ketimbang anak- anak Maori yang bersekolah di sekolah-sekolah yang menggu- nakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Dengan alasan untuk menca- pai prestasi akademik yang lebih baik pula, sekolah-seko- lah di banyak provinsi di India sejauh ini lebih memilih untuk menggunakan bahasa ibu seba- gai bahasa pengantar di seko- lah-sekolah mereka ketimbang menggunakan bahasa Hindi dan bahasa Inggris. Bagaimana dengan Indone- sia? Dengan dalih globalisasi dan meningkatkan mutu pen- didikan, kini saya melihat mu- lai banyak pengelola sekolah di Indonesia yang malah menye- lenggarakan pendidikan de- ngan memilih bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Dalam hal ini, pelajaran dia- jarkan dengan menggunakan bahasa Inggris. Padahal, selu- rub siswanya adalah anak-anak Indonesia yang notabene ba- hasa ibu mereka bukanlah ba- hasa Inggris. Sekolah-sekolah seperti ini kemudian melabeli dirinya sebagai sekolah ber- standar internasional. Membuka sekolah-sekolah berstandar internasional, saya pikir, adalah langkah bagus. Namun, apakah harus meng- gunakan bahasa Inggris seba- gai pengantar dalam proses belajar-merrgajarnya? Tentu tidak. Perlu diketahui, yang menjadikan suatu sekolah itu berstandar internasional ada- lah kurikulumnya, bukan ba- hasa pengantarnya. Di banyak negara, sekolah- sekolah berstandar interna- sional juga menjamur. Akan tetapi, tidak serta-merta mere- ka lantas menggunakan ba- hasa Inggris sebagai pengan- tar di sekolah mereka. Tidak sedikit sekolah berstandar in- Oleh DJOKO SUBINARTO S EJAK dua belas tahun silam, tanggal zi Febru- ari rutin diperingati se- bagai International Mother Tongue Day alias Hari Bahasa Ibu Internasional. Adalah UN- ESCO (badan PBB yang meng- urusi masalah-masalah pen- didikan, sains, dan kebudaya- an) yang pertama kali mengga- gas sekaligus menetapkan Hari Bahasa Ibu Internasional. Menurut UNESCO, peneta- pan Hari Bahasa Ibu Interna- sional bertujuan antara lain memberi perhatian kepada pe- lestarian bahasa ibu, me-ning- katkan penghargaan terhadap bahasa ibu, dan me-ningkatkan keragaman bahasa serta pen- didikan multilingual. Masakecil Secarasederhana,bahasaibu dapat didefinisikan sebagai ba- hasa pertama yang dikenal dan dikuasai seseorang pada masa kecil dan hingga sekarang ma- sih dipahaminya. Ada juga yang berpendapat bahasa ibu adalah bahasa yang dipelajari dan digunakan anak di rumah bersama orang tuanya. Bagi sebagian besar anak In- donesia, lazimnya hanya ada dua bahasa yang kemungkinan besar menjadi bahasa ibu me- reka. Pertama, bahasa daerah dan kedua, bahasa Indonesia. Dalam konteks sebagai bahasa pertama yang dikenal dan dikuasai seseorang sejak kecil, tidak bisa dimungkiri bahasa ibu memang memainkan peran sangat penting dalam ikut Kllplng Humas Onpad 2011

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/... · 2011. 2. 21. · tikan oleh bahasa Melayu, un-tuk kelas-kelas yang siswanya berbahasa

Pikiran Rakyat• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 (fp 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OJan .Peb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes,'. ..•...,. ~

lBahasa Daerah dan Mutu Pendidikan

menentukan keberhasilan pen-didikan seseorang. Mengapa?Telah banyak kajian meng-hasilkan kesimpulan, para anakdidik mengalami kemajuanakademik berarti tatkala pela-jaran di sekolah mereka disam-paikan dengan menggunakanbahasa ibu mereka.

Menurut Nadine Dutcher,pakar linguistik sekaligus pe-neliti senior yang pernah be-kerja untuk Center for AppliedLinguistic di Washington DC,Amerika Serikat, anak-anakakan mencapai kinerja akade-mik secara lebih baik jikamendapatkan pendidikan da-lam bahasa ibu mereka. "Bela-jar dengan menggunakan ba-hasa ibu memiliki nilai kogni-tif dan emosional yang berpe-ran penting dalam keberhasi-lan proses belajar," tutur Na-dine yang sempat menyusunkajian khusus tentang bahasaibu bertajuk Promise and Pe-ril of Mother Tounge Educa-tion ini.

Hasil kajian yang dilakukandi Selandia Baru menunjukkan,anak-anak Maori yang mengi-kuti pendidikan di sekolah-sekolah yang menggunakan ba-hasa ibu mereka -- bahasaMaori - temyata menunjukkankinerja akademik yang jauhlebih baik ketimbang anak-anak Maori yang bersekolah disekolah-sekolah yang menggu-nakan bahasa Inggris sebagaibahasa pengantarnya.

Dengan alasan untuk menca-pai prestasi akademik yang

lebih baik pula, sekolah-seko-lah di banyak provinsi di Indiasejauh ini lebih memilih untukmenggunakan bahasa ibu seba-gai bahasa pengantar di seko-lah-sekolah mereka ketimbangmenggunakan bahasa Hindidan bahasa Inggris.

Bagaimana dengan Indone-sia? Dengan dalih globalisasidan meningkatkan mutu pen-didikan, kini saya melihat mu-lai banyak pengelola sekolah diIndonesia yang malah menye-lenggarakan pendidikan de-ngan memilih bahasa Inggrissebagai bahasa pengantarnya.Dalam hal ini, pelajaran dia-jarkan dengan menggunakanbahasa Inggris. Padahal, selu-rub siswanya adalah anak-anakIndonesia yang notabene ba-hasa ibu mereka bukanlah ba-hasa Inggris. Sekolah-sekolahseperti ini kemudian melabelidirinya sebagai sekolah ber-standar internasional.

Membuka sekolah-sekolahberstandar internasional, sayapikir, adalah langkah bagus.Namun, apakah harus meng-gunakan bahasa Inggris seba-gai pengantar dalam prosesbelajar-merrgajarnya? Tentutidak. Perlu diketahui, yangmenjadikan suatu sekolah ituberstandar internasional ada-lah kurikulumnya, bukan ba-hasa pengantarnya.

Di banyak negara, sekolah-sekolah berstandar interna-sional juga menjamur. Akantetapi, tidak serta-merta mere-ka lantas menggunakan ba-hasa Inggris sebagai pengan-tar di sekolah mereka. Tidaksedikit sekolah berstandar in-

Oleh DJOKO SUBINARTO

S EJAK dua belas tahunsilam, tanggal zi Febru-ari rutin diperingati se-

bagai International MotherTongue Day alias Hari BahasaIbu Internasional. Adalah UN-ESCO (badan PBB yang meng-urusi masalah-masalah pen-didikan, sains, dan kebudaya-an) yang pertama kali mengga-gas sekaligus menetapkan HariBahasa Ibu Internasional.

Menurut UNESCO, peneta-pan Hari Bahasa Ibu Interna-sional bertujuan antara lainmemberi perhatian kepada pe-lestarian bahasa ibu, me-ning-katkan penghargaan terhadapbahasa ibu, dan me-ningkatkankeragaman bahasa serta pen-didikan multilingual.

MasakecilSecarasederhana,bahasaibu

dapat didefinisikan sebagai ba-hasa pertama yang dikenal dandikuasai seseorang pada masakecil dan hingga sekarang ma-sih dipahaminya. Ada jugayang berpendapat bahasa ibuadalah bahasa yang dipelajaridan digunakan anak di rumahbersama orang tuanya.

Bagi sebagian besar anak In-donesia, lazimnya hanya adadua bahasa yang kemungkinanbesar menjadi bahasa ibu me-reka. Pertama, bahasa daerahdan kedua, bahasa Indonesia.Dalam konteks sebagai bahasapertama yang dikenal dandikuasai seseorang sejak kecil,tidak bisa dimungkiri bahasaibu memang memainkan peransangat penting dalam ikut

Kllplng Humas Onpad 2011

Page 2: PikiranRakyat - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/... · 2011. 2. 21. · tikan oleh bahasa Melayu, un-tuk kelas-kelas yang siswanya berbahasa

ternasional di banyak negarayang memilih tetap menggu-nakan bahasa ibu sebagai ba-hasa pengantar di sekolah-sekolah mereka dan bukan ba-hasa Inggris. Alasannya, ya itutadi, karena bahasa ibu parapeserta didiknya bukanlah ba-hasa Inggris.

Dengan alas an karena ba-hasa ibu peserta didiknyabukanlah bahasa Inggris, Ke-menterian Pendidikan Malay-sia mulai 2012 akan kembalimengganti bahasa pengantaruntuk mata pelajaran sainsdan matematika di sekolah-sekolah Malaysia. Bahasa Ing-gris yang selama ini digu-nakan sebagai bahasa peng-antar untuk mengajarkanpelajaran sa ins dan ma-tematika bakal segera digan-tikan oleh bahasa Melayu, un-tuk kelas-kelas yang siswanyaberbahasa ibu bahasa Melayu.Sementara untuk kelas-kelasyang siswanya berbahasa ibubahasa Cina dan bahasaTamil, bahasa pengantarnyaadalah bahasa Cina dan ba-hasa Tamil.

Sementara itu, menyadariihwal pentingnya peran bahasaibu, sejak beberapa waktu laluwarga Indian dan warga His-panik di Amerika Serikat, se-lain menggalakkan pemakaianbahasa ibu di lingkungan kelu-arga, juga menjadikan bahasaibu mereka -- bersama-sarnadengan bahasa Inggris - seba-gai bahasa pengantar di seko-lah-sekolah mereka.

Mahir bahasa ibuMenurut Linguapax, lemba-

ga internasional yang mengu-

rusi soal perlindungan semuabahasa yang masih hidup, ide-alnya semua sekolah di mukabumi ini bukan hanya men-didik siswanya agar mahirberbahasa nasional dan berba-has a asing, tetapi juga harusmendidik siswanya agar mahirberbahasa ibu.

Lewat kacamata Linguapax,pengajaran dan penguasaanbahasa ibu -diperlukan untukmeningkatkan identitas lokaldan melindungi budaya-bu-daya daerah serta mengem-bangkan dan meningkatkankonsep toleransi.

Dalam rangka mendidikagar para siswa mahir berba-hasa ibu inilah sekolah me-mang bisa saja mengambil ke-bijakan dengan menjadikanbahasa ibu sebagai bahasapengantar di sekolah. Soal tek-nis pelaksanaannya, tentu saja,sekolah bisa menyesuaikan de-ngan kondisi dan kebutuhanriil di lapangan.

Mungkin saja sekolah men-jadikan bahasa ibu itu sebagaisatu-satunya bahasa pengantardi sekolah sampai jenjang (ke-las) tertentu. Bisajuga sekolahmemilih sistem bilingual(dwibahasa), yaitu menjadikanbahasa ibu dan bahasa nasio-nal secara bersamaan sebagaibahasa pengantar di sekolah.Dalam hal ini, misalnya, pela-jaran-pelajaran tertentu di-sampaikan dalam bahasa ibu,sementara pelajaran-pelajaranlainnya disampaikan dalambahasa nasional. ***

Penulis, alumnus Univer-sitas Padjadjaran Bandung.

1