Pembimbing :dr. iwan Sys, Sp.KJ

Disusun oleh :

Eva Yunita 201310401011011Septian Kristyana 201310401011030Amalia Fauzia Nisai 201310401011047Shallahudin 201310401011060

BAB I

Pengobatan pasien dengan gangguan jiwa (teori pengobatan secara holistic ) :Aspek biologi, psikologi, sosial, cultural dan

spiritual. Home visit psikiatri :

Mendekatkan para dokter muda dengan lingkungan yang menjadi tempat tinggal pasien.

Identifikasi faktor :Data keluarga pasien dan lingkungan sekitar intervensi yang cukup sehingga dapat membantu

mempercepat proses kesembuhan dari pasien.

BAB II

Muhammad Muizadin Soekarno dengan umur 19 tahun.

Saat ini pasien baru saja selesai menjalani program rawat inap di ruangan Napza di RS Jiwa Lawang Malang dengan diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat Multipel dan penggunaa Zat Psikoaktif lainnya (F19).

• Nama : M. Muizadin Soekarno• Umur : 19 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Tempat / Tanggal Lahir : Sidoarjo, 10 November

1994• Agama: Islam• Suku / Bangsa: Jawa / Indonesia• Status Marital : Menikah• Pendidikan Terakhir : SMP (Kelas 3 tidak tamat)• Pekerjaan Terakhir : tidak bekerja• Alamat PasienDs. Randegan RT/RW 005/001

Tanggulangin Sidoarjo• Waktu Pemerikasaan : 16 September 2013, jam

17.00 WIB• Tempat Pemeriksaan : Ruang Napza RSJ Lawang,

Malang.

Pasien ingin lepas dari ketergantungan obat

Pasien dapat menyebutkan nama, umur dan alamat dengan benar dan lancar ketika ditanya oleh dokter muda.

Pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun sekarang dengan benar dan lancar.

Pasien dapat menyebutkan tanggal dan jam sekarang dengan benar dan lancar.

Pasien mengaku mengkonsumsi ganja 3 linting dan shabu-shabu (±1gram habis dalam sebulan) kurang lebih 3x seminggu sejak 4 tahun yang lalu (kelas 2 SMP), pasien mengkonsumsi keduanya hanya selama 1 bulan.

pasien mengkonsumsi obat-obatan (Alprazolam butir per hari, Double L 8 butir per hari, Y 2 butir per hari.) dan miras (Chiu 1 botol, bir 2 botol, vodka 2 botol).

Pasien mengaku pada tanggal 18 Agustus 2013 terakhir memakai obat-obatan dan miras tersebut.

Pasien telah kecanduan sehingga setiap kecanduan pasien merasa sangat tersiksa, dan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan dengan meminta uang pada orang tuanya.

1. Rincian Keluhan Utama- Ayah pasien mengaku mengetahui pasien mengkonsumsi obat-obatan dan miras dari pengakuan teman pasien.- Selama mengkonsumsi obat-obatan dan miras, ayah pasien menyatakan bahwa pasien terlihat kurus dan pucat.

- Pasien mengalami kecelakaan bermotor 1 kali saat kelas 3 SMP, pasien dalam pengaruh obat-obatan saat itu, pasien mengalami luka parah di kepala dan giginya patah. - Selama ini pasien dekat dengan neneknya karena neneknya selalu melindungi dan memanjakan pasien.

2. Gejala Lain Yang Menyertai Keluhan Utama- Gejala prodormal

Perubahan perilaku terhadap diri pasien, yang mempunyai sifat pendiam dan suka berolahraga, dan sekarang emosi pasien menjadi lebih labil, suka marah-marah dan sering memaksa minta uang.

3. Peristiwa Terkait Dengan Keluhan Utama Orang tua pasien tidak bisa memantau pasien selama 24 jam per harinya, karena disibukkan oleh pekerjaannya.

4. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit dahulu disangkal

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Perkembangan AnakSdr M. Muizadin Soekarno lahir ditolong

Bidan dengan BB dan PB tidak diketahui karena pasien lupa, tetapi mengaku normal.

Selama hamil, ibu tidak pernah mengalami sakit apapun dan melahirkan anak secara normal. Riwayat tumbuh kembang menurut ibunya normal.

6. Riwayat Sosial dan Riwayat Pekerjaan Pasien merupakan anak pertama dari 2

bersaudara. Pasien tinggal hanya dengan orang tua, 1

adiknya dan tempat tinggalnya dekat dengan tempat tinggal neneknya.

Ayah pasien bekerja sebagai pengrajin kulit dan ibunya bekerja di pabrik sandal, dimana mempunyai kesulitan dalam ekonomi.

7. Faktor Kepribadian PremorbidSebelum sakit ini, pasien merupakan pribadi yang

pendiam, tertutup, dan mengikuti perintah orang tua.

Pasien juga mempunyai hobi olahraga, terutama sepak bola dan sering mengikuti klub sepak bola dan sering menang.

8. Faktor KeturunanBelum didapatkan

9. Faktor OrganikBelum didapatkan

10. Faktor Pencetus Masalah psikososial dan lingkungan yang lain

1. Vital Sign : Tensi : 110/70 mmHg RR : 32 x/menit Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,5 oC

2. Keadaan Umum : Compos Mentis3. Kepala : Dalam batas

normal4. Leher : Dalam batas

normal

5. Thoraks : Dalam batas normal6. Abdomen : Dalam batas normal7. Ekstremitas : Dalam batas normal

1. GCS : 4562. Meningeal Sign : Kaku kuduk (-)3. Reflek Fisiologis : BPR +2/+2 , KPR

+2/+24. Reflek Patologis : Babinski -/-

• Kesan Umum : Pria, wajah sesuai umur, sedikit rapi, bau rokok, dan kooperatif

• Kontak : Ada/Verbal/Relevan/Lancar• Kesadaran : Composmentis• Orientasi : W/T/O +/+/+• Daya ingat : Kesan Baik• Persepsi : Halusinasi A/V -/-• Proses berfikir : Realistik/ Koheren• Afek / Emosi : Adekuat• Kemauan : Normal• Psikomotor : Normal

Diagnosis Multiaksial

Axis I :F.19 Axis II : Pendiam, tertutup Axis III : - Axis IV : Masalah keluarga Axis V : GAF 90-81

Gambaran Lingkungan Tempat Tinggal- Kami berkunjung ke rumah pasien pada hari Senin tanggal 16 September 2013 jam 17.00 WIB yang letaknya cukup jauh yang dapat ditempuh dengan mobil sekitar 2 jam. Kondisi jalan menuju rumah pasien beraspal dan menuju gang tanah.

- Rumah pasien berada di kawasan perkampungan dan cukup jauh dari jalan utama. Jarak antara rumah cukup padat. Dari rumah pasien, fasilitas publik dapat dijangkau dengan mudah, seperti masjid dan pertokoan. Disekitar rumah pasien banyak tetangga pasien sering berkumpul untuk duduk-duduk.

Gambaran Tempat TinggalRumah pasien menjadi satu dengan tempat kerja

dimana pemilik rumah membuat usaha home industri dari kulit dengan ukuran 30x5 meter.

Rumah pasien berlantaikan keramik, dan dinding rumah berupa tembok bercat putih serta beratap genteng.

Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, dua kamar tidur, 1 dapur kecil dan 1 kamar mandi. Sumber air menggunakan sanyo.

Memasak menggunakan kompor elpiji. Status rumah adalah rumah milik sendiri.

Cara Penerimaan Keluarga Terhadap PasienPasien tinggal di rumah bersama ibu dan

adik laki – lakinya yang belum menikah. Semenjak menderita gangguan jiwa 8 tahun yang lalu, pasien diperlakukan berbeda oleh keluarganya. Semenjak pasien mulai marah – marah, ibu dan adik pasien menghindar karena takut oleh amukan pasien. Adik pasien yang tinggal satu rumah kemudian memutuskan untuk pindah tempat tinggal untuk menghindari pasien.

• Cara Penerimaan Keluarga Terhadap Pasien– Semenjak mengkonsumsi obat-obatan terlarang

itu semua keluarga selalu memberikan dukungan dan motivasi agar pasien mau untuk berhenti dalam mengkonsumsi.

– Selain itu nenek yang selama ini dekat dengan pasien jadi tidak mau bertemu dan pindah tempat tinggal. Saudara – saudara pasien yang lainnya tinggal di luar kota.

– Jika ibu pasien meminta dukungan moril dan materi untuk penyembuhan pasien kepada saudara-saudara pasien, mereka mendukung.

– Keluarga dan saudara juga sempat mengantarkan di RSU Sidoarjo untuk Rawat Inap karena keadaan pasien muntah darah setalah mengkonsumsi obat-obatan.

Gambaran Status SosialPasien merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Keseharian pasien hanya membantu ayahnya dalam produksi dari bahan kulit. Waktu luang digunakan pasien untuk makan, minum, nonton tv, merokok. Pasien sering keluar rumah tapi pulang juga dengan waktu yang sesuai dan terlihat pasien mempunyai sifat tertutup.

Observasi Faktor Pendukung dan PenghambatFaktor keluarga dan lingkungan yang membantu kesembuhan pasien antara lain : Keluarga pasien memasukkan pasien ke RSJ Lawang

serta orang tua pasien merubah sifatnya menjadi lebih sabar dan perhatian.

Pasien memiliki anak dan istri yang membuatnya berkeinginan untuk sembuh.

Tetangga sekitar rumah pasien serta keluarga pasien memberi dukungan penuh demi kesembuhan pasien.

Faktor keluarga dan lingkungan yang menghambat kesembuhan pasien antara lain :

Sikap keluarga dan tetangga yang menjauhi pasien karena khawatir pasien mengamuk.

Jarak tempuh yang jauh dari rumah pasien ke pusat pelayanan kesehatan (RS Jiwa Menur).

Keterbatasan pihak keluarga dalam hal transportasi (pasien dan keluarga pergi ke RSJ Menur menggunakan angkutan umum).

– Faktor keluarga dan lingkungan yang menghambat kesembuhan pasien antara lain :

• Sikap keluarga istri pasien yang belum bisa menerima kondisi pasien.

• Jarak tempuh yang jauh dari rumah pasien ke pusat pelayanan kesehatan (RS Jiwa Lawang).

MRS Clozapin

Pada home visite pertama, kami memberikan intervensi kepada keluarga. Adapun intervensi yang kami berikan adalah:Saat pasien rawat inap antara lain:

Menjelaskan kepada keluarga (ibu, kakak, adik, istri & anak) pentingnya dukungan dan motivasi dari keluarga untuk kesembuhan pasien.

Menganjurkan untuk menjenguk pasien secara teratur agar pasien tidak merasa diasingkan.

• Saat pasien rawat jalan:Menjelaskan kepada keluarga untuk

mengikutsertakan pasien dalam urusan keluarga, sehingga psien merasa dirinya berguna.

Mencarikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan pasien.

Meminta keluarga untuk mendampingi pasien untuk kontrol teratur dan melakukan pola hidup sehat.

• Saat pasien rawat jalan: Berusaha untuk mendekatkan diri kepada

pasien agar pasien lebih terbuka tentang masalah dan keinginannya sehingga mengurangi beban pikiran pasien.

Membantu pasien untuk berusaha memanajemen stress dengan baik.

Dipertemukan dengan anak dan istrinya agar pasien menjadi termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.

Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan kemasyarakatan sehingga pasien dapat diterima kembali oleh masyarakat sekitar.

Menciptakan suasana rumah yang bersih dan nyaman agar rumah menjadi tempat yang menyenangkan bagi pasien

Gambar 1. Rumah Pasien tampak dari depan

Gambar 2. Kondisi dapur rumah pasien

Gambar 3. Kondisi kamar mandi rumah pasien

Gambar 4. Kamar Tidur Pasien di Rumah

Gambar 5. Kondisi ruang TV rumah pasien

Gambar 6. Saat pasien dan ayah pasien berbincang-bincang dengan dokter muda

Gambar 7. Mesin jahit milik ayah pasien yang digunakan untuk membuat kerajinan kulit