3. home visite faradina sulistiyani 07700009.docx
TRANSCRIPT
1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ibu hamil merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah persalinan (SKRT 2001). Penyebab langsung kematian Ibu
adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab
tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada
kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Gizi kurang pada ibu hamil juga akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin yang berisiko kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Melalui pelayanan antenatal
ini diharapkan dapat melacak ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK)
yaitu ibu hamil dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan. Penambahan berat
badan ibu hamil yang normal adalah 9-12 kg selama masa kehamilan.
2
2. TUJUAN
Laporan kegiatan kunjungan rumah (home visit) ini bertujuan
untuk:
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang
dikunjungi sesuai dengan penyakit dengan instrumen antara lain
Genogram, APGAR score dan sebagainya.
2. Menentukan prioritas faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan
pasiennya.
3. Memberikan solusi dengan orientasi kesehatan yang optimal.
3. MANFAAT
Pelaksanaan kunjungan di rumah ini diharapkan akan memberikan
manfaat berupa:
1. Lebih meningkatkan pemahaman dokter terhadap pasiennya.
2. Lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien.
3. Lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
4. Lebih meningkatkan kepuasan pasien.
5. Meminimalisasi kemungkinan penyebaran penyakit menular.
6. Mendorong pasien dan keluarganya untuk mengecilkan pengaruh faktor
pemicu penyakitnya.
3
BAB II
HASIL KEGIATAN HOME VISIT
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE
LAPORAN HOME VISITE No. Berkas : 01
Berkas Pembinaan Keluarga No. RM : 2262
Puskesmas Sedati Nama KK : Tn. A
Tanggal kunjungan pertama kali : 22 Februari 2014
Nama pembina keluarga : Mersy F. Langko S.Ked
Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING
(diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
Tanggal Tingkat
Pemahaman
Paraf
Pembimbing
Paraf Keterangan
4
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Alamat lengkap : Jl. Cendrawasih RT 13/ RW 07
Desa Betro, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No.
Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pasien
Klinik
(Y/T)
Ket
1. Tn. A
KK L 34 SMP kelas 3
Wiraswasta
(membuat etalase)
T
2. Ny. S Istri P 30 Tamat SD Ibu rumah tangga
Y KEK
3. An. A
Anak P 8 MI kelas 2 Pelajar T
Sumber : Data Primer, February 2014
5
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB I
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang Ibu berusia 30
tahun yang menderita KEK (Kurang Energi Kronis), yang berada di wilayah
Puskesmas Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Mengingat KEK merupakan salah satu
risiko kehamilan yang dapat menyebakan kematian ibu secara tidak langsung
beserta permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang KEK terutama masalah pencegahan akibat dan risiko kehamilan
dengan KEK. Oleh karena itu penting bagi penulis dalam hubungan dokter-
pasien yang terjalin untuk sama-sama berusaha mencapai tingkat kesehatan
yang optimal bagi pasien.
B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cendrawasih RT 13/ RW 07
Desa Betro, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 22 Februari 2014
C. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : pertambahan berat badan tidak sesuai usia kehamilan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien adalah seorang ibu yang hamil 9 bulan dengan berat badan 45
kilogram. Pertambahan berat badan Ny. S selama hamil tidak meningkat
sesuai usia kehamilan, berdasarkan pencatatan kunjungan Ante Natal Care
pada buku Kesehatan Ibu dan Anak pada kunjungan pemeriksaan kehamilan
pertama saat usia kehamilan 17 minggu hasil penimbangan BB: 39 kg;
ANC II saat usia kehamilan 18 minggu hasil penimbangan BB: 41 kg; ANC
III saat usia kehamilan 27 minggu hasil penimbangan BB: 42 kg; ANC IV
saat usia kehamilan 31 minggu hasil penimbangan BB: 44 kg; ANC V saat
usia kehamilan 35 minggu hasil penimbangan BB: 45 kg.
Pasien mengeluh nafsu makan berkurang dan sering merasa mual
sejak awal kehamilan sampai usia kehamilan 5 bulan. Selama 5 bulan
7
kehamilan Ny. S hanya makan biskuit ataupun minum sedikit air karena
terasa mual dan berakibat badannya lemas dan kurus. Setelah usia
kehamilan 5 bulan, Ny. S mulai mau makan 4 kali sehari, setiap makan satu
sendok nasi dengan tahu, tempe, atau telur serta sayur. Namun Ny. S tidak
makan daging ataupun minum susu karena akan merasa mual.
Buang air besar 1 hari sekali, mencret (-) dan buang air kecil tidak
ada keluhan. Ny. S tidak merasakan mules/kenceng-kenceng, tidak ada
riwayat keluar darah, lendir, atau cairan per vaginam. Ny. S masih
merasakan adanya gerakan janin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat haid: menarche: 12 tahun; siklus haid: 28 hari, teratur; lama
haid: 5 hari, sedikit, nyeri saat haid; Hari Pertama Haid Terakhir : 1
Januari 2013, perkiraan persalinan tanggal 8 Oktober 2013.
b. Riwayat obstetri: kehamilan kedua ini, tidak pernah keguguran, anak
pertama berjenis kelamin perempuan lahir spontan di bidan dengan
berat 3100 gram pada usia kehamilan 9 bulan.
c. Riwayat penyakit dahulu: kontak dengan penderita TB/batuk
lama/batuk darah (-), imunisasi (TT) lengkap, kencing manis (-), darah
tinggi (-), asma (-), alergi obat/makanan (-), penyakit jantung (-),
atau operasi/MRS (-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga : kencing manis (-), tekanan darah tinggi (+)
dari Ibu, penyakit jantung (-), tuberculosis (-), alergi (-), dan operasi (-).
Ayah meninggal saat berusia 40 tahun dengan kaki bengkak pada saat Ny.
S berusia 7 tahun.
8
5. Riwayat Kebiasaan : Ny. S tidak merokok dan minum alkohol, tidak
minum jamu, hanya minum vitamin dan tablet Fe dari bidan. Ny. S tidak
pernah berolahraga. Tidak pernah mengisi waktu dengan berbincang-
bincang dengan keluarga ataupun rekreasi karena Ny. S kurang bergaul
dengan tetangga dan tinggal jauh dari keluarga serta suami tetap bekerja saat
hari libur.
6. Riwayat Sosial Ekonomi : Ny. S merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara.
Ayah Ny. S yang bekerja sebagai petani di sawah orang meninggal pada
usia 40 tahun (saat Ny. S berusia 7 tahun) disertai dengan kaki bengkak
tanpa usaha berobat karena tidak mampu. Ibu Ny. S tinggal di rumah di
sebelah kontrakan Ny. S seorang diri karena Ny. S ingin hidup mandiri dan
tidak merepotkan orang tua. Empat saudara Ny. S tinggal di Nganjuk. Ny. S
merupakan seorang ibu rumah tangga dengan suami yang bekerja dengan
membuat etalase di rumah dan sering dibawa untuk dijual ke Surabaya.
Penghasilan suami Ny. S rata-rata Rp 500.000,00 per bulan.
7. Riwayat Gizi : Ny. S sehari-hari makan 4 kali dengan satu sendok nasi,
tahu, tempe, telur, dan sayur; kadang disertai buah pisang atau pepaya. Ny.
S tidak makan daging ataupun minum susu karena akan merasa mual yang
menyebabkan nafsu makan hilang. Kesan status gizi kurang.
9
D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan
kabur (-), ketajaman baik
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah tidak terasa pahit
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk darah
(-)
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun
(+), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria : BAK lancar
12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-)
10
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : status gizi kesan kurang
2. Tanda Vital dan Status Gizi
a. Tanda vital
1) Nadi : 84 x/menit, reguler
2) Pernafasan: 20x/menit
3) Suhu : 36,7°C
4) Tensi : 110/80 mmHg
b. Status gizi (LILA): 21 cm (<23,5 cm: risiko Kurang Energi Kronis)
BB : 45 kg TB : 153 cm
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk normal, tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut,
atrofi m. Temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula (-),
kelainan mimik wajah/bells palsy (-)
4. Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas
hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6. Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi
(-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)
7. Telinga: Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-),
cuping telinga dalam batas normal
11
8. Tenggorokan : Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher : trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10. Thorax: Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis kuat angkat
P : batas kiri atas : ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas : ICS II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah : ICS V Linea MCL Sinistra
batas kanan bawah: ICS IV Parasternal Dekstra
batas jantung kesan: tidak membesar
A : S1-S2 tunggal , bising (-)
- Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I: pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan Ronkhi (-/-), whezing (-/-)
Dinamis (depan dan belakang)
I: pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
12
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan Ronkhi (-/-), whezing (-/-)
11. Ekstremitas : Palmar eritema ..
Akral dingin Oedem
- - - -
- - - -
F. Resume
Ny. S berusia 30 tahun dengan keluhan utama pertambahan berat
badan tidak sesuai usia kehamilan. Kehamilan kedua ini berusia 9 bulan
dengan berat badan 45 kilogram. Nafsu makan berkurang dan sering
merasa mual sejak awal kehamilan sampai usia kehamilan 5 bulan,
sehingga hanya makan biskuit ataupun minum sedikit air berakibat
badannya lemas dan kurus. Setelah usia kehamilan 5 bulan, mulai mau
makan 4 kali sehari, setiap makan satu sendok nasi dengan tahu, tempe,
atau telur serta sayur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak status gizi
kesan kurang. Tanda vital T:110/80 mmHg, N: 84 x/menit, RR: 20 x/menit,
S:36,7°C, BB: 45 kg, TB: 153 cm.
G. Patient Centered Diagnosis
1. Diagnosis Biologis: Kekurangan Energi Kronis
2. Diagnosis Ekonomi : Status Ekonomi Yang Rendah
3. Diagnosis Sosial : Kurang bersosialisasi dengan warga sekitar
13
H. Penatalaksanaan
1. Non Medika mentosa
a. Diharapkan agar penderita makan makanan yang bergizi tinggi
sesuai selera dan terjangkau untuk meningkatkan status gizi yang
merupakan indikator kesembuhan pasien.
b. Diharapkan penderita mendapat motivasi yang adekuat dari
keluarga dengan cara lebih banyak meluangkan waktu untuk
berbincang-bincang dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Medikamentosa: tablet Fe, vitamin.
14
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Keluarga yang tinggal serumah ini terdiri dari Tn. Adi Suyanto
yaitu suami Ny. Suprapti serta putri mereka bernama An. Anita. Tn. Adi
Suyanto bekerja wiraswasta membuat dengan penghasilan sekitar Rp
500.000,00 per bulan. Ny. Suprapti melahirkan anak pertama di bidan 8
tahun lalu secara spontan dengan riwayat Kurang Energi Kronis yang
sejak awal sampai akhir kehamilan. An. Anita lahir dengan berat badan
3100 gram. Ny. Suprapti kemudian menggunakan KB suntik setiap bulan.
Secara umum, keluarga Ny. Suprapti memang cenderung berperawakan
kurus.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan Ny. Suprapti dengan ibunya yang tinggal di samping
rumah tidak terlalu dekat. Ny. Suprapti jarang berkomunikasi dengan
ibunya karena khawatir akan menambah beban ibunya yang memiliki
penyakit darah tinggi sehingga mudah mengeluh pusing. Ny. Suprapti juga
tidak terlalu dekat dengan mertua yang berada di belakang rumah karena
sering berbeda pendapat. Hal ini membuat Ny. Suprapti lebih dekat
dengan tetangga dibandingkan dengan keluarga. Permasalahan yang
timbul dalam keluarga cenderung dipendam Ny. Suprapti seorang diri dan
dipecahkan sendiri.
16
3. Fungsi Sosial
Ny. S kurang bergaul dengan tetangga sekitar rumahnya. Dalam
masyarakat Ny. S dan suami hanya sebagai anggota masyarakat biasa,
tidak memiliki kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Ny. S kurang
aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat karena ingin fokus mengurusi
keluarga, Ny. S juga tidak mengikuti kegiatan lainnya seperti gotong
royong di hari minggu atau membantu hajatan tetangga.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Ny. S merupakan seorang ibu rumah tangga dengan Tn. Adi
Suyanto yang berpenghasilan sekitar Rp 500.000,00 per bulan sebagai
tulang punggung keluarga dengan bekerja wiraswasta membuat etalase.
An. Anita yang disekolahkan di MI yang tidak menggunakan dana BOS
serta memeriksakan anak dan kehamilannya ke dokter atau bidan praktik
swasta dirasa masih mampu ditanggung oleh keluarga.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Setiap masalah yang terjadi dalam keluarga, cenderung disimpan dan
dipecahkan sendiri oleh Ny. S. Namun Ny. S telah mempersiapkan diri
jika sewaktu-waktu melahirkan yang akan dijaga oleh mertua seperti pada
saat melahirkan anak pertama.
17
B. FUNGSI FISIOLOGIS APGAR SCORE
1. ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, Ny. S selalu
memendam dan berusaha memecahkan sendiri karena suami selalu sibuk bekerja
tanpa libur, tidak ingin merepotkan ibu yang memiliki penyakit darah tinggi,
ataupun mertua yang sering tidak sependapat dengan Ny. S.
2. PARTNERSHIP
Ny. S merasa bahwa tidak ada keluarga yang bisa diandalkan oleh
karenanya Ny. S selalu berusaha memecahkan masalah seorang diri. Tidak ada
keluarga yang memberi motivasi dan dukungan bagi Ny. S untuk meningkatkan
derajat kesehatannya.
3. GROWTH
Ny. S beserta suami selalu berusaha untuk hidup mandiri sehingga Ny. S
tidak perlu merasa kesulitan jika ada pihak yang tidak menerima ataupun
mendukung keinginan Ny. S beserta suami untuk menentukan arah hidup
mereka.
4. AFFECTION
Ny. S merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan suami dan
anaknya sudah cukup sebagai keluarga inti.
5. RESOLVE
Ny. S merasa cukup puas dengan waktu yang dapat ia lalui dengan putrinya
walaupun tidak ada waktu yang disempatkan untuk berekreasi sebab Tn. Adi
lebih suka bekerja dan tidak suka berlibur.
18
APGAR Ny. S Sering/
selalu
Kadang-
Kadang
Jarang
/
Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
Total poin 3 menunjukkan bahwa fungsi keluarga dalam keadaan sakit.
19
C. FUNGSI PATOLOGI SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga
juga dengan saudara partisipasi mereka dalam
masyarakat cukup meskipun banyak keterbatasan.
+
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik,
hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik
dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak
tradisi budaya yang masih diikuti. Jarang mengikuti
acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan.
-
Religius
Agama menawarkan
pengalaman spiritual yang
baik untuk ketenangan
individu yang tidak
didapatkan dari yang lain.
Pemahaman agama cukup, bahkan anak
disekolahkan di sekolah swasta karena berharap
memperoleh pengetahuan agama yang cukup dan
anak penderita rajin sholat. Namun penerapan
ajaran agama kurang, hal ini dapat dilihat dari
penderita mulai jarang menjalankan sholat.
+
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke
bawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa
terpenuhi, meski belum mampu mencukupi
kebutuhan sekunder rencana ekonomi tidak
+
20
memadai.
Edukasi Tingkat pendidikan kurang memadai karena tamat
SD. Tingkat pendidikan kepala keluarga juga masih
rendah karena berhenti saat kelas 3 SMP.
+
Medical
Pelayanan kesehatan
puskesmas memberikan
perhatian khusus terhadap
kasus penderita
Berusaha membiayai pelayanan kesehatan yang
lebih baik dan tidak ke Puskesmas.
+
Keterangan:
Kurangnya interaksi dan dukungan sosial baik dari keluarga dan tetangga serta
ekonomi menengah ke bawah serta pendidikan yang rendah mempengaruhi pola
pikir keluarga Ny. S yang yakin masih mampu hidup layak dengan sumber daya
yang ada.
21
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap : Jl. Cendrawasih RT 13/RW 07, Desa Betro, Sidoarjo
Bentuk keluarga : Nuclear family
Diagram 1. Genogram Keluarga Ny. S
Dibuat tanggal 22 Februari 2014
Sumber: Data Primer, 22 Februari 2014
Keterangan:
Tn. A : suami penderita
Ny. S : penderita
An. A : anak penderita
22
E. INFORMASI POLA INTERAKSI
Keluarga
Keterangan:
: hubungan baik
: hubungan tidak baik
Hubungan antara Ny. S, suami dan anak baik walaupun kurang dekat
karena suami sibuk bekerja, namun hal ini tidak menyebabkan hubungan antar
anggota keluarga menjadi buruk.
F. PERTANYAAN SIRKULER
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh ibu?
Jawab : Tidak diberitahu karena jarang diajak bicara dan Ny. S khawatir
akan mempengaruhi pikiran serta kondisi kesehatan ibu.
2. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan oleh ayah?
Jawab : Ayah sudah meninggal.
Ny. S
An. A
Tn. A
23
3. Ketika ayah seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab : -
4. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?
Jawab : Keputusan bisa diambil oleh penderita sendiri atau mertua.
5. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?
Jawab : Anggota keluarga yang dekat dengan penderita adalah tetangga.
6. Selanjutnya siapa?
Jawab : Selanjutnya adalah mertua.
7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab : Ibu.
8. Siappa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab : Mertua.
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab : Mertua.
24
BAB IV
IDENTIFIKASI BEBERAPA FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
Ny. S telah mengetahui bahwa dirinya termasuk dalam kategori
kehamilan berisiko tinggi karena kurang energi kronis dan cenderung
memeriksakan diri ke bidan di desa atau dokter swasta karena lebih dekat.
Jarang ke puskesmas karena jarak relatif lebih jauh dan ingin perawatan
yang lebih baik.
Menurut Ny. S, yang dimaksud sehat adalah keadaan terbebas dari
sakit yang menunjukkan gejala misal batuk atau pilek. Keluarga ini
meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh kuman penyakit, bukan dari guna-
guna, sihir, atau supranatural/ takhayul. Mereka tidak terlalu mempercayai
mitos, apalagi menyangkut masalah penyakit, lebih mempercayakan
pemeriksaan atau pengobatannya pada bidan atau dokter swasta yang terletak
dekat dengan rumah.
Keluarga ini tidak memiliki fasilitas kamar mandi keluarga sendiri,
kamar mandi yang digunakan berada di luar rumah dengan sumber mata air
sumur namun tanpa jamban sehingga apabila ingin membuang hajatnya
penderita dan keluarga melakukannya di kamar mandi. Kegiatan mencuci
juga menggunakan air dari sumur yang ada di rumah.
25
2. Faktor Non Perilaku
Keluarga ini termasuk keluarga menengah ke bawah dengan
sumber penghasilan suami penderita yang berwiraswasta. Dari total semua
penghasilan tersebut keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
walaupun belum semua kebutuhan dapat terpenuhi terutama kebutuhan
sekunder dan tersier.
Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena masih ada
kekurangan dalam pemenuhan standar kesehatan. Lantai sebagian keramik,
sebagian lagi dilapisi oleh semen, dan sebagian berupa tanah. Pencahayaan
ruangan kurang, ventilasi udara kurang, dan tidak memiliki fasilitas jamban
keluarga. Rumah ini tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah keluarga.
Sampah keluarga dibuang dan dibakar di halaman di belakang rumah.
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah
bidan atau dokter praktek swasta.
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Ny. S tinggal bersama anak dan suaminya di rumah kontrakan
berdinding kayu tripleks yang berada di antara rumah penduduk lainnya.
Rumah tersebut berukuran 5 x 12 m2, menghadap utara tanpa pekarangan
rumah dan pagar pembatas. Rumah terdiri atas sebuah teras depan dari
semen berukuran 1,5x5 m2. Ruang tamu yang sekaligus digunakan sebagai
ruang keluarga, ruang kerja, parkir motor dan ruang menonton TV serta
26
ruang tidur bagi suami jika pulang, ruang ini berlantai keramik berukuran
5x4 m2. Satu kamar tidur berlantai semen, terdapat selambu dan dipan
untuk meletakan kasur. Dapur dalam rumah ini masih berlantai tanah.
Ventilasi dan penerangan rumah masih kurang. Atap rumah
tersusun dari seng dan tidak ditutup langit-langit. Sumber air untuk
kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan sumur. Rumah ini
tidak memiliki fasilitas jamban keluarga ataupun pembuangan limbah
keluarga. Sampah keluarga dibuang dan dibakar di halaman di belakang
rumah.
Kamar mandi yang digunakan berada di luar rumah dengan sumber
mata air sumur namun tanpa jamban sehingga apabila ingin membuang
hajatnya penderita dan keluarga melakukannya di kamar mandi. Kegiatan
mencuci juga menggunakan air dari sumur yang ada di rumah. Secara
keseluruhan kebersihan rumah masih kurang.
28
BAB V
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif
a. Kurang Energi Kronis
b. Komplikasi pada ibu: perdarahan, anemia, berat badan ibu tidak bertambah
sesuai usia kehamilan, meningkatkan resiko infeksi, persalinan sulit dan
lama, persalinan prematur, perdarahan post partum, serta terjadi
peningkatan potensi persalinan dengan operasi caesar.
c. Komplikasi pada bayi: memengaruhi proses pertumbuhan janin yang dapat
meningkatkan resiko keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, dan BBLR.
2. Faktor Risiko
a. Kurangnya sosialisasi dengan keluarga dan tetangga
b. Tingkat pendidikan rendah
c. PHBS kurang
d. Lingkungan dan rumah yang tidak sehat
29
DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
30
BAB VI
PATIENT MANAGEMENT
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
1. Support Psikologis
Ny. S perlu diberi motivasi dan kepercayaan bahwa Ny. S dapat
meningkatkan berat badan selama hamil dengan meningkatkan konsumsi
makanan yang disukai dengan dan terjangkau, misalnya pisang atau
pepaya. Ny. S dapat dianjurkan untuk lebih memperhatikan berat badan
atau memeriksa lingkar lengan dan keadaan janin ke posyandu atau
Puskesmas Sedati. Dengan perkembangan yang ada diharapkan timbul
kepercayaan Ny. S bahwa beliau mampu untuk meningkatkan berat badan
selama kehamilan guna mencegah risiko langsung (BBLR) maupun tidak
langsung (kematian), lebih lanjut Ny. S mematuhi nasihat yang diberikan.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, dengan memberikan edukasi tentang penyakitnya bahwa
penyakitnya tersebut bukan penyakit turunan dan dapat diperbaiki. Faktor
yang paling penting untuk kesembuhannya adalah ketekunan dalam
menjalani petunjuk bidan atau dokter. Selain itu juga didukung dengan
makan-makanan yang bergizi tinggi meskipun sederhana serta istirahat
31
yang cukup. Diharapkan pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka
buruk terhadap penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya
sehingga bisa mendukung perbaikan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Penjelasan, Basic Konseling, dan Pendidikan Pasien
Diberikan penjelasan yang benar mengenai persepsi yang salah
tentang KEK. Pasien perlu tahu tentang KEK, risiko, pencegahan, dan
penanganannya. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling setiap kali ANC
dan melalui kunjungan rumah baik oleh dokter, bidan maupun oleh petugas
Yankes. Beberapa persepsi yang harus diluruskan yaitu KEK merupakan
turunan dan tidak dapat diubah. Maka pasien harus diberi pengertian untuk
terus mengupayakan perbaikan.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri pasien
bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain itu juga
ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan
dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang dianjurkan dan hal-hal
yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
32
5. Perbaikan Status Gizi
Ny. S diberi pengetahuan mengenai pentingnya perbaikan status
gizi melalui peningkatan asupan makanan tinggi energi dan tinggi protein
secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien. Ny. S juga diberi
pengetahuan mengenai variasi penyajian makanan dengan gizi tinggi serta
harus terus berupaya mendorong diri sendiri untuk meningkatkan status
gizinya. Selain itu juga diberikan makanan tambahan dan suplementasi
untuk memperbaiki status gizi pasien. Perbaikan status gizi kurang pasien
dilakukan untuk mengurangi risiko pada pasien.
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Pencegahan dan promosi kesehatan berupa perubahan tingkah laku
(meningkatkan sosialisasi), lingkungan (menjaga kebersihan lingkungan
dalam rumah dan luar rumah dengan disapu 2x/hari), memperbaiki status
gizi dengan cara diet makanan bergizi.
B. PREVENSI KEK
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk anak dengan KEP sama
dengan bumil dengan KEK, namun dalam hal ini diutamakan untuk
memperbaiki dan menjaga status gizi jangka panjang. Misalnya dengan
menjaga konsumsi makanan bergizi yang terjangkau.
33
BAB VII
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Segi Biologis
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik diketahui bahwa Ny.
S menderita Kurang Energi Kronis dengan LILA 21 cm.
2. Segi Psikologis
Fungsi keluarga yang sakit serta tingkat pendidikan yang rendah
menunjukkan bahwa Ny. S perlu pendampingan untuk memotivasi Ny. S
dalam usaha memperbaiki status gizi.
3. Segi Sosial
Kurangnya sosialisasi Ny. S menjadi kendala utama dalam
keluarga ini yang berpengaruh pada ketidakmampuan mendapatkan
pelayanan dan informasi tentang kesehatan keluarga juga untuk dapat
mempunyai fasilitas sanitasi serta rumah yang sesuai dengan standart
kesehatan.
4. Segi Fisik
Perlu motivasi dalam mengubah perilaku hidup bersih dan sehat
pada keluarga Ny. S.
34
B. SARAN
Pada Ny. S perlu diberikan edukasi berdasarkan five level of
prevention:
1. Health promotion
Dalam tingkat ini Ny. S beserta keluarga diberi pendidikan
kesehatan mengenai pentingnya peningkatan gizi. Ny. S juga diberi tahu
mengenai komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain:
a. Komplikasi pada ibu: perdarahan, anemia, berat badan ibu tidak
bertambah sesuai usia kehamilan, meningkatkan resiko infeksi,
persalinan sulit dan lama, persalinan prematur, perdarahan post
partum, serta terjadi peningkatan potensi persalinan dengan operasi
caesar.
b. Komplikasi pada bayi: bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, dan BBLR.
Setelah kunjungan pertama dan Ny. S diberi motivasi untuk
meningkatkan status gizi, Ny. S mulai mau berusaha meningkatkan
status gizi dengan meningkatkan jumlah asupan. Serta bersedia untuk
berkunjung dan memeriksakan diri secara rutin ke Puskesmas, setelah
sebelumnya lebih memilih ke bidan praktek swasta karena setiap kali
periksa sekaligus menjemput anaknya yang bersekolah di dekat bidan
praktek swasta tersebut.
35
2. Specific protection
Ny. S merupakan ibu hamil berisiko tinggi sehingga perlu
pendampingan dari keluarga, bidan di desa dan kader mulai dari masa
kehamilan sampai masa nifas. Pendampingan ini di Puskesmas Sedati
disebut dengan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal
Survival).
3. Early diagnosis and prompt treatment
Ny. S telah memeriksa golongan darah, Hemoglobin, leukosit,
dan proteinurin serta mengadakan kunjungan ANC lebih sering
mengingat kehamilan saat ini berusia 9 bulan.
4. Disability limitation
Ny. S diberi edukasi untuk rutin memeriksakan diri selama masa
nifas hingga perencanaan KB.
5. Rehabilitation
Dengan program EMAS diharapkan kesehatan Ny. S terjamin
sampai masa nifas dan anak Ny. S dapat rutin dibawa untuk mengikuti
upaya kesehatan anak di program KIA puskesmas.