hipertensi

46
Makalah Farmasi HIPERTENSI oleh : PRITAMI G99141112 KEPANITERAAN KLINIK UPF / LABORATORIUM FARMASI

Upload: anonymous-ot2xhy1u

Post on 15-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmasi hipertensi

TRANSCRIPT

Makalah Farmasi

HIPERTENSI

oleh : PRITAMIG99141112

KEPANITERAAN KLINIK UPF / LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDISURAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN

Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah peninggian tekanan darah di atas normal, lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan karena merupakan penyakit The Silent Killer karena sering kali dijumpai tanpa gejala. Di Indonesia, PMR (Proportional Mortality Rate) hipertensi mencapai 6,70% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Kurnia, 2007).Hipertensi terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (disebut penyakit jantung hipertensi), dapat juga menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi. Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya. Selain faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain merokok, asam lemak jenuh, tingginya kolesterol dalam darah, konsumsi alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan tubuh), faktor renin-angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan darah). Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiTekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga kali bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial, atau lebih dikenal hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi sekunder bahwa hipertensi sekunder dengan sebab yang telah diketahui.

B. KlasifikasiMenurut The Seventh Report Of The Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok Normotensi, Prahipertensi, Hipertensi Derajat I, Hipertensi derajat II.Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan DarahKlas.Tekanan DarahTDS (mmHG)TDD (mmHg)

Normal Prahipertensi Hipertensi Stage IHipertensi Stage II 55 tahun, perempuan > 65 tahun),3. Diabetes mellitus,4. Peningkatan kadar LDL-kolesterol (atau kolesterol total) atau penurunan kadar HDL-kolesterol,5. Mikroalbuminuria,6. Glomerulus Filtration Rate (GFR) < 60 ml/menit,7. Riwayat keluarga penyakit kardiovaskuler dini ( laki-laki usia < 55 tahun atau perempuan usia < 65 tahun),8. Obesitas (IMT 30 kg/m2),9. Inaktivitas fisik,10. Perokok.(National Institutes of Health, 2004)

D. PatogenesisTekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (Curah jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain 1) Sistem baro reseptor arteri, 2) Pengaturan volume cairan tubuh, 3) Sistem renin angiotensin dan 4) Autoregulasi vaskuler.Tekanan darah sistemikResistensi PeriferCardiac OutputVol. jantung sekuncupFrekuensi denyutjari-jari arteriolviskositas darah

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan DarahSecara konstan, tekanan arteri rata-rata dipantau oleh baroreseptor dalam sirkulasi. Reseptor terpenting dalam pengaturan tekanan darah adalah sinus caroticus dan baroreseptor lengkung aorta. Dalam kondisi normal, peningkatan tekanan darah akan mempercepat pembentukan potensial aksi di neuron aferen baroreseptor sinus caroticus dan lengkung aorta. Melalui peningkatan kecepatan pembentukan potensial aksi tersebut, pusat kontrol kardiovaskuler mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis. Sinyal-sinyal eferen tersebut akan menurunkan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, merangsang vasodilatasi arteriol dan vena sehingga curah jantung dan resistensi perifer turun. Hasil akhirnya adalah tekanan darah kembali normal. Namun, pada hipertensi, baroreseptor tidak berespons mengembalikan tekanan darah ke tingkat normal karena mereka telah beradaptasi untuk bekerja pada tingkat yang lebih tinggi (Sherwood, 2001). Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik. Selain baroreseptor yang tidak berespons, pada hipertensi juga terjadi penurunan eksresi Na+ yang berarti terjadi peningkatan retensi Na+. Hal itu memicu retensi osmotik H2O sehingga volume cairan plasma meningkat. Sehingga peningkatan volume cairan menyebabkan volume darah meningkat kemudian curah jantung meningkat. Sebagai hasil akhirnya tekanan darah meningkat.Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila gunjal berfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan tekanan darah. kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sistemik. (Gray, 2005).Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak sebagai substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian diubah oleh converting enzym dalam paru menjadi bentuk angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan makanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat bermakna dalam hipertensi terutama pada aldosteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting atau penghambatan ekskresi garam (Natrium) dengan akibat peningkatan tekanan darah. (Robbins, 2007) Sekresi renin tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnya tahanan periver vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar renin harus tinggi diturunkan karena peningkatan tekanan arteriolar renal mungkin menghambat sekresi renin. Namun demikian, sebagian orang dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal.Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensi esensial akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ-organ vital. Hipertensi esensial mengakibatkan hyperplasia medial (penebalan) arteriole-arteriole. Karena pembuluh darah menebal, maka perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.Salah satu faktor risiko hipertensi adalah stress. Stress adalah semua hal yang mengancam homeostasis tubuh. Jadi stress tidak hanya sebatas pada stress psikologis, tetapi juga stress fisik, stress kimia, dll. Ketika tubuh terpapar stress, saraf simpatis akan teraktifkan. Ia akan mengaktifkan juga beberapa hormon yang memperkuat efeknya seperti epinefrin dan kortikosteroid. Pada jantung, stimulasi saraf simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut dan kontraksi jantung. Hal ini berarti volume sekuncup juga meningkat sehingga tekanan darah juga naik. Sedangkan pada arteriol, stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi yang berakibat pada peningkatan resistensi perifer. Auteregulasi vaskular merupakan mekanisme lain lain yang terlibat dalam hipertensi. Auteregulasi vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-proses autoregulasi akan menurunkan tahanan vaskular dan mengakibatkan pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular sebagai akibat dari peningkatan aliran. Auteregulasi vaskular nampak menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi berkaitan dengan overload garam dan air.

E. Manifestasi Klinis Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang lebih sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang dan pusingPada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala kelelahan mual muntah sesak nafas gelisah pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.F. DiagnosisDiagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran pertama harus dikonfirmasikan pada sedikitnya 2 kunjungan lagi dalam waktu satu sampai beberapa minggu. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah pasien beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai.Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lamanya menderita, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler dll. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga dan gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/ kebiasaan merokok, konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, faktor lingkungan, pekerjaan, psikososial dsb.Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mengetahui penyerta maupun komplikasi pada organ target. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa:a. Test darah rutinb. Glukosa darah (sebaiknya puasa)c. Kolesterol total serum, kolesterol LDL dan HDL serum, trigliserida serumd. Asam urat, kreatinin, kalium dalam serume. Hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct)f. Urinalisis (uji carik celup serta sedimen urin)g. Elektrokardiogram (EKG)Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit penyerta sistemik, yaitu :a. Aterosklerosis (melalui pemeriksaan profil lemak);b. Diabetes (terutama pemeriksaan gula darah);c. Fungsi ginjal (dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan laju filtrasi glomerulus).Yang perlu diperhatikan adalah tes mendalam untuk mencari penyebab hipertensi tidak dianjurkan kecuali jika dengan terapi memadai, target tekanan darah tidak tercapai (Yogiantoro, 2006).G. KomplikasiHipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah :a. Jantung1) Hipertrofi ventrikel kiri2) Angina atau infark miokardium3) Gagal jantungb. Otak Stroke atau Transient ischemic attackc. Penyakit ginjal kronisd. Penyakit arteri perifere. Retinopati

H. Pengobatan Tujuan pengobatan pada pasien hipertensi adalah : a. Target tekanan darah