herniasi nukleus pulposus

26
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau protrusi Diskus Intervertebralis (PDI) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis verterbrata (protrusi diskus) atau rupture pada diskus vertebra yang diakibatkan oleh menonjolnya nucleus pulposus yang menekan annulus fibrosus yang menyebabkan kompresi pada syaraf, terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan servikal sehingga menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri punggung) yang didahului oleh perubahan degeneratif pada proses penuaan. 1 2.2 Anatomi Diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari servikal sampai lumbal/ sakral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut (shock absorber). 2 Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu : 1. Anulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis

Upload: bismantara-aditya

Post on 24-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: Herniasi Nukleus Pulposus

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau protrusi Diskus Intervertebralis (PDI)

adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam

kanalis verterbrata (protrusi diskus) atau rupture pada diskus vertebra yang

diakibatkan oleh menonjolnya nucleus pulposus yang menekan annulus fibrosus yang

menyebabkan kompresi pada syaraf, terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan

servikal sehingga menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri punggung) yang

didahului oleh perubahan degeneratif pada proses penuaan. 1

2.2 Anatomi

Diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari

servikal sampai lumbal/ sakral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan

peredam kejut (shock absorber). 2

Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu :

1. Anulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis

Lapisan terluar terdiri dari lamelia fibro kolagen yang berjalan

menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga bentuknya

sekan-akan menyerupai gulungan per (coiling spring). Lapisan dalam terdiri

dari jaringan fibro kartilagenus. 3

Daerah transisi yaitu mulai daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal

posterior makin mengecil sehingga pada ruang intervertebra L5-S1 tinggal

separuh dari lebar semula sehingga mengakibatkan mudah terjadinya kelainan

di daerah ini.

2. Nucleus pulposus

Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari

proteoglycan (hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi

2

Page 2: Herniasi Nukleus Pulposus

3

(80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi

sebagai bantalan dan berperan menahan tekanan/beban. Kemampuan menahan

air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya

usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan

penurunan vaskularisasi ke dalam diskus disertai berkurangnya kadar air

dalam nucleus pulposus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang

elastis. 3

Gambar 1 : Nucleus Pulposus 4

Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena pada daerah

lumbal, khususnya L5-S1 mempunyai tugas menyangga berat badan. Diperkirakan

75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk

gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktifitas fleksi dan

ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1. Daerah lumbal terutama L5-S1

merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinal posterior hanya separuh

menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang paling sering adalah

posterolateral.5

2.3 Etiologi

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai berikut :

1. Riwayat trauma

2. Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk, mengemudi

dalam waktu yang lama

3. Sering membungkuk

4. Posisi tubuh saat berjalan

Page 3: Herniasi Nukleus Pulposus

4

5. Proses degeneratif (usia 30-50 tahun)

6. Struktur tulang belakang

7. Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang

2.4 Epidemiologi

HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5-S1 kemudian pada C5-C6 dan

paling jarang pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja

tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun. Dengan insidensi hernia

lumbosakral kebih dari 90% sedangkan hernia servikalis sekitar 5-10%.

2.5 Patofisiologi

Protrusi atau ruptur nucleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan

degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam

diskus menurunkan kandungan air nucleus pulposus. 6

Perkembangan pecahan yang menyebar di annulus fibrosus melemahkan

pertahanan pada herniasi nukleus. Setelah trauma (jatuh, kecelakaan, dan stress minor

berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera. 1

Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan

gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa

bulan maupun tahun. Kemudian degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke

arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus

terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna

spinal. 1

Hernia nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus

menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam

bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat

herniasi di tengah –tengah tidak ada radiks yang terkena.lagipula pada tingkat L2 dan

terus ke bawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis

tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. 7

Page 4: Herniasi Nukleus Pulposus

5

Setelah terjadi hernia nucleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami

lisis sehingga dua corpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan. 3

Gambar 2 : patofisiologi HNP 8

2.6 Klasifikasi

1. Hernia lumbosakralis

Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, biasanya oleh kejadian

luka posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non

trauma adalah kejadian yang berulang. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat

menyebabkan nucleus pulposus prolaps, mendorong ujungnya/ jumbainya dan

melemahnya annulus posterior. Pada kasus berat penyakit sendi, nukleus

menonjol keluar sampai annulus dan melintang sebagai potongan bebas pada

kanalis vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol

sampai pada celah annulus, biasanya pada satu sisi atau lainnya (kadang-

kadang di tengah), dimana mereka mengenai menimpa sebuah serabut atau

beberapa serabut syaraf.

Page 5: Herniasi Nukleus Pulposus

6

2. Hernia servikalis

Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan

kolumna vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal

menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun

atau menghilang. Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5

dan C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar

posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini

menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali gejala-gejala dan

mengacu pada kerusakan kulit.

3. Hernia torakalis

Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada di garis tengah hernia.

Gejala-gejalanya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis.

Hernia dapat menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah,

membuat kejang paraparese kadang-kadang serangannya mendadak dengan

paraparesa.

Penonjolan pada sendi intervertebral torakal masih jarang terjadi. Pada

empat torakal paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami

trauma jatuh dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor penyebab yang

paling utama.

2.7 Manifestasi Klinis

Ischialgia. Nyeri bersifat tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke

bawah lutut. Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan

nervus ischiadicus sampai ke tungkai.

Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal

Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks otot dan

hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).

Bila mengenai konus atau kauda equina dapat terjadi gangguan defekasi,

miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang

Page 6: Herniasi Nukleus Pulposus

7

memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi

permanen. 2

Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat benda berat,

membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal.

Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada

sisi yang sehat.

Menurut Deyo dan Rainville, untuk pasien dengan keluhan LBP dan nyeri

yang dijalarkan ke tungkai, pemeriksaan awal cukup meliputi :

1. Tes Laseque

2. Tes kekuatan dorsofleksi pergelangan kakik dan ibu jari kaki. Kelemahan

menunjukkan gangguan akar syaraf L4-L5.

3. Tes refleks tendon Achilles untuk menilai syaraf S1

4. Tes sensorik kaki sisi medial (L4), dorsal (L5) dan lateral (S1)

5. Tes laseque silang merupakan tanda yang spesifik untuk HNP

Bila tes ini positif berarti ada HNP, namun bila negatif tidak berarti tidak ada

HNP. Pemeriksaan yang singkat ini cukup untuk menjaring HNP L4-S1 yang

mencakup 90% kejadian HNP. Namun pemeriksaan ini tidak cukup untuk menjaring

HNP yang jarang di L2-L3 dan L3-L4 yang secara klinis sulit didiagnosis hanya

dengan pemeriksaan fisik saja.

Gejala masing-masing tipe HNP berbeda-beda :

a. Hernia lumbosakralis

Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung

dan periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi

badan tertentu, ketegangan, hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi

sehingga kadang-kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri

lokal pada tekanan atau ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan

disertai nyeri menjalar ke dalam bokong dan tungkai. “low back pain” ini

Page 7: Herniasi Nukleus Pulposus

8

disertai dengan rasa nyeri yang menjalar ke daerah ischias sebelah tungkai

(nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu untuk mengatasi

nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal.

Sindrom sendi intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari :

1. Kekuatan/ ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.

2. Nyeri radiasi pada paha, betis, dan kaki

3. Kombinasi parestesiasi, lemah, dan kelemahan refleks

Nyeri radikuler dibuktikan dengan cara sebagai berikut :

1. Hiperekstensi pinggang kemudian punggung diputar kejurusan tungkai

yang sakit, pada tungkai ini timbul nyeri.

2. Tes Naffziger : penekanan pada vena jugularis bilateral

3. Tes Lasegue

4. Tes Valsava

5. Tes Patrick

6. Tes Kontra Patrick

Gejala-gejala radikuler lokasisasinya biasanya di bagian ventral

tungkai atas dan bawah. Refleks lutut sering rendah, kadang-kadang terjadi

paresis dari muskulus ekstensor kuadriseps dan muskulus ekstensor ibu jari.

b. Hernia servikalis

Parestesi dan rasa sakit ditemukan di daerah ekstremitas

(servikobrachialis)

Atrofi di daerah biseps dan triceps

Refleks bisep yang menurun atau menghilang

Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk

c. Hernia torakalis

Nyeri radikal

o Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan

kejang paraparesis

Page 8: Herniasi Nukleus Pulposus

9

o Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia

2.8 Faktor Resiko

Faktor resiko yang tidak dapat diubah

Umur : makin bertambah umur resiko makin tinggi

Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dari wanita

Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Faktor resiko yang dapat diubah

Pekerjaan dan aktifitas : duduk yang terlalu lama. Mengangkat atau menarik

barang-barang berat, sering membungkuk atau gerakan memutar pada

punggung, latihan fisik yang berat, paparan oada vibrasi yang konstan seperti

supir.

Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan

yang berat dalam jangka waktu yang lama.

Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus

untuk menyerap nutrient yang diperlukan dari dalam darah.

Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat

menyebabkan strain pada punggung bawah

Batuk lama dan berulang

2.9 Gambaran Radiologis

Dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal, skoliosis, penyempitan intervertebral,

“spur formation” dan perkapuran dalam diskus. Bila gambaran radiologis tidak jelas,

maka sebaiknya dilakukan pungsi lumbal yang biasanya menunjukkan protein yang

meningkat tapi masih di bawah 100 mg%.

2.10 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis umum,

pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang. Adanya riwayat mengangkat

Page 9: Herniasi Nukleus Pulposus

10

beban yang berat dan berulang, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya

berdasarkan lokasi terjadinya herniasi. Diagnose pada hernia intervertebral kebocoran

lumbal dapat ditemukan secepat mungkin. Pada kasus yang lain, pasien menunjukkan

perkembangan cepat dengan penanganan konservatif dan ketika tanda-tanda

menghilang. Myelografi merupakan penilaian yang baik dalam menentukan suatu

lokalisasi yang akurat. 2

1. Anamnesis

Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan dan bagaimana mulai timbulnya,

lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali

kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat

trauma atau memperingan, ada riwayat penderita penyakit yang sama. Adanya

riwayat mengangkat beban yang berat dan berulangkali, timbulnya low back

pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi. 2

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita :

Keterbatasan gerak pada salh satu sisi atau arah

Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan

nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf

yang terinflamasi di atas suatu diskus protrusion sehingga

meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan

meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya

(jackhammer effect).

Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh

membungkuk ke depan, ke lateral kanan, dan ke kiri. Fleksi ke depan,

ke suatu sisi atau ke lateral yang menyebabkan nyeri pada tungkai

yang ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.

Page 10: Herniasi Nukleus Pulposus

11

Palpasi :

Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya

kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay).

Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan

nyeri dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan

menggerakkan ke kanan dan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat

respons pasien.

Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk

mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain

memfokuskan pada kelainan neurologis. Refleks patella terutama

menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3.

Refleks tumit predominan dari S1. Harus dicari pula refleks patologis seperti

babinski, terutama bila ada hiperrefleksia yang menunjukkan suatu gangguan

upper motor neuron (UMN). Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan

akan kelainan yang berupa UMN atau LMN.

Pemeriksaan Motoris : harus dilakukan dengan seksama dan harus

dibandingkan kedua sisi untuk menentukan abnormalitas motoris yang

seringan mungkin dengan memperhatikan miotom yang mempersyarafinya.

Pemeriksaan Sensorik : pemeriksaan sensorik akan sangat subyektif

keran membutuhkan perhatian dari penderita dan tidak jarang keliru, tapi tetap

penting arti diagnostiknya dalam membantu menentukan lokalisasi lesi HNP

sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik lebih bermakna dalam

menunjukkan informasi lokalisasi dibandingkan dengan motoris.

3. Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium rutin lebih penting untuk melihat lauj

endap darah (LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi

ginjal.

4. Pemeriksaan Radiologis

Page 11: Herniasi Nukleus Pulposus

12

Foto Rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-

kadang dijumpai penyempitan ruangan intervertebralis, spondilolistesis,

perubahan degeneratif, dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral

kadang-kadang terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan

melurus dan suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.

CT Scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level

neruologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.

MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan

menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah syaraf dan ahli bedah

ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang

paling terkena. 2

MRI sangat berguna bila :

Vertebra dan level neurologis belum jelas.

Kecurigaan kelainan patologis pada medulla spinal atau jaringan

lunak.

Untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi.

Kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.

2.11 Diagnosis Banding

1. Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang

berprotein tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.

2. Arthritis.

3. Anomali kolumna spinal.

2.12 Terapi

a. Terapi konservatif

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf,

memperbaiki kondisi pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang

punggung secara keseluruhan. 90 % pasien akan membaik dalam waktu 6

minggu, hanya sisanya yang membutuhkan pembedahan.

Page 12: Herniasi Nukleus Pulposus

13

Terapi konservatif untuk HNP meliputi :

1. Tirah baring

Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan

intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2- 4 hari. Tirah baring terlalu

lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap

untuk kembali ke aktifitas biasa.

Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan

punggung, lutut, dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi

ringan dari vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan

memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.

2. Medikamentosa

Analgesik standar (paracetamol, kodein, dan dehidrokodein yang

diberikan tersendiri atau kombinasi)

NSAID : penghambat COX-2 (ibuprofen, naproxen, diklofenak)

dan penghambat COX-2 (nabumeton, etodolak, dan meloxicam) 2

Analgesik kuat : potensi sedang (meptazinol dan pentazosin),

potensi kuat (buprenorfin, dan tramadol), dan potensi sangat kuat

(diamorfin dan morfin).

Kortikosteroid oral : pemakaian masih menjadi kontroversi namun

dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi

inflamasi.

b. Terapi fisik

Traksi pelvis

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak

terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan

traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam

kecepatan penyembuhan.

Diatermi/ kompres panas/ dingin

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan

spasme otot. Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin,

Page 13: Herniasi Nukleus Pulposus

14

termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres

panas maupun dingin.

Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat

digunakan untuk mencegah timbulnya eksarsebasi akut atau nyeri pada HNP

kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta

dapat mengurangi spasme.

Latihan

Direkomendasikan melakukan latihan dengan stress minimal pada

punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa

kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas

fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan

dapat terjadi pemanjangan otot, ligament dan tendon sehingga aliran darah

semakin meningkat.

Latihan kelenturan

Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya vertebra

lumbosakral tidak sepenuhnya lentur. Keterbatasan ini dapat dirasakan

sebagai keluhan “kencang”. Latihan untuk kelenturan punggung adalah

dengan membuat posisi meringkuk seperti bayi dari posisi terlentang. Tungkai

digunakan sebagai tumpuan tarikan. Untuk menghasilkan posisi knee-chest,

panggul diangkat dari lantai sehingga punggung teregang, dilakukan fleksi

bertahap punggung bawah bersamaan dengan fleksi leher dan membawa dagu

ke dada. Dengan gerakan in sendi akan mencapai rentang maksimumnya.

Latihan ini dilakukan sebanyak 3 kali gerakan, 2 kali sehari.

Latihan penguatan

- Latihan pergelangan kaki : gerakkan pergelangan kaki ke depan dan

belakang dari posisi berbaring

Page 14: Herniasi Nukleus Pulposus

15

- Latihan menggerakkan tumit : dari posisi terbaring lutut ditekuk dan

kembali diluruskan dengan tumit tetap menempel pada lantai (menggeser

tumit).

- Latihan mengangkat panggul : pasien dalam posisi telentang, dengan lutut

dan punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai. Kemudian punggung

ditekankan pada lantai dan panggul diangkat pelan-pelan dari lantai,

dibantu dengan tangan yang bertumpu pada lantai. Latihan ini untuk

meningkatkan lordosis vertebra lumbal.

- Latihan berdiri : berdiri membelakangi dinding dengan jarak 10-20 cm,

kemudian punggung menekan dinding dan panggul direnggangkan dari

dinding sehingga punggung menekan dinding. Latihan ini untuk

memperkuat muskulus kuadriseps.

- Latihan peregangan otot hamstring : peregangan otot hamstring penting

karena otot hamstring yang kencang menyebabkan beban pada vertebra

lumbosakral termasuk pada annulus diskus posterior, ligament dan otot

erector spinae. Latihan dilakukan dari posisi duduk, kaki lurus ke depan

dan badan dibungkukkan untuk berusaha menyentuh ujung kaki. Latihan

ini dapat dilakukan dengan berdiri.

- Latihan berjinjit : latihan dilakukan dengan berdiri dengan seimbang pada

2 kaki, kemudian berjinjit (mengangkat tumit) dan kembali seperti semula.

Gerakan ini dilakukan 10 kali.

- Latihan mengangkat kaki : latihan dilakukan dengan menekuk satu lutut,

meluruskan kaki yang lain dan mengangkatnya dalam posisi lurus 10-20

cm dan tahan selama 1-5 detik. Turunkan kaki secara perlahan. Latihan ini

diulang 10 kali.

Beberapa prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut :

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak

dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.

Page 15: Herniasi Nukleus Pulposus

16

Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir

tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan

berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpuan tangan pada

paha untuk membantu posisi berdiri.

Pada posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan

menggeser posisi panggul

Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan

dinagkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan

Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak

jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus, beban diangkat dengan

cara meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan

sedekat mungkin dengan dada.

Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung,

dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.

Hindari gerakan memutar vertebra. Bila perlu, ganti WC jongkok dengan

WC duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani

punggung saat bangkit.

Dengan melakukan latihan setiap hari, atau setidaknya 3-4 kali/minggu

secara teratur maka diperkirakan dalam 6-8 minggu kekuatan akan

membaik sebanyak 20-40%.

c. Terapi Operatif

Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk

mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologis. 9

Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:

- Defisit neurologis memburuk

- Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual)

- Terapi konservatif gagal

1. Disektomi :

Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral. 2

2. Laminektomi :

Page 16: Herniasi Nukleus Pulposus

17

Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis

spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanali spinalis,

mengindentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi

medulla dan radiks.

3. Laminotomi:

Pembagian lamina vertebra

4. Disektomi denga peleburan

Graf tulang (dari Krista iliaka atau bank tulang) yang digunakan untuk

menyatukan dengan prosesus spinosus vertebrata. Tujuan peleburan spinal

adalah untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi kekambuhan.

Berdasar lokasi herniasi penatalaksanaan dapat dibedakan menjadi :

a. Hernia lumbosakralis

Pada fase akut, pasien tidur di atas kasur yang keras beralaskan papan

dibawahnya. Traksi dengan beban mulai 6 kg kemudian berangsur-angsur

dinaikkan 10 kg. pada hernia ini dapat diberikan analgesic salisilat.

b. Hernia servikalis

Untuk HNP servikalis, dapat dilakukan traksi leher dengan kalung glisson,

berat beban mulai dari 2 kg berangsur-angsur dinaikkan sampai 5 kg. tempat

tidur di bagian kepala harus ditinggikan supaya traksi lebih efektif.

Untuk HNP yang berat, dapat dilakukan terapi pembedahan pada daerah yang

rekuren. Injeksi enzim chympapim ke dalam sendi harus selalu diperhatikan.

2.13 Komplikasi

1.) Kelemahan dari atrofi otot

2.) Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

3.) Kehilangan kontrol otot sfingter

4.) Paralis/ ketidakmampuan pergerakan

5.) Perdarahan

6.) Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal.

Page 17: Herniasi Nukleus Pulposus

18

2.14 Prognosis

Sebagian besar pulih dengan penanganan. Namun akan tetap nyeri

berkepanjangan meskipun dengan prosedur penatalaksaan.

Memerlukan waktu beberapa bulan hingga tahunan untuk beraktifitas tanpa

keluhan nyeri pada punggung. Penderita dengan pekerjaan yang melibatkan kerja

berat seperti mengangkat beban dianjurkan untuk beralih pekerjaan untuk mencegah

kekambuhan penyakit. 2