bab ii tinjauan pustaka 2 - sinta.unud.ac.id ii.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus...

25
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang didasari dengan pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun kerugian-kerugian lainnya yang dapat terjadi. Keselamatan kesehatan kerja bertujuan untuk mencegah para pekerja mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja mereka dan melindungi para pekerja dari segala risiko akibat pekerjaan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Chandra, 2009). 2.1.2 Dampak Kerja dengan Posisi Duduk Masalah nyeri punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. Enam puluh persen orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang

Upload: duongthuy

Post on 02-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang didasari

dengan pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya

bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun

kerugian-kerugian lainnya yang dapat terjadi. Keselamatan kesehatan kerja

bertujuan untuk mencegah para pekerja mengalami gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh kondisi kerja mereka dan melindungi para pekerja dari segala

risiko akibat pekerjaan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Chandra,

2009).

2.1.2 Dampak Kerja dengan Posisi Duduk

Masalah nyeri punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadi

fenomena yang sering terjadi saat ini. Enam puluh persen orang dewasa

mengalami nyeri punggung bawah karena masalah duduk yang terjadi pada

mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan

duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot

punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Bila

keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

12

belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang

belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga menyebabkan selain

nyeri punggung bawah juga rasa kesemutan yang menjalar ke tungkai sampai ke

kaki. Bahkan bila dibiarkan, dapat menyebabkan kelumpuhan (Samara et al.,

2003).

2.1.3 Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerjanya dan diperoleh pada waktu

melakukan pekerjaan dan masyarakat umum biasanya tidak akan terkena. Berat

ringannya penyakit dan cacat tergantung dari jenis dan tingkat sakit. Cara

menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja sedikit berbeda dengan diagnosis

penyakit-penyakit umum karena untuk penyakit ini tidak cukup hanya dengan

pemeriksaan klinis dan laboratorium. Akan tetapi, harus pula diperiksa tempat,

cara, dan syarat-syarat kerja. Selain itu sebagai tambahan bagi anamnesis yang

biasa, harus pula dipertanyakan riwayat pekerjaan dari si penderita (Basuki,

2009).

Secara umum, gangguan di daerah tulang belakang dapat terjadi karena posisi

duduk antara lain: nyeri leher, nyeri punggung bawah. Secara teori nyeri

punggung bawah terjadi karena posisi duduk yang terus menerus selama kerja.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

13

2.2 Konsep Nyeri Punggung Bawah

2.2.1 Pengertian Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah merupakan kelainan muskuloskeletal yang sering

ditemukan dan mempengaruhi kemampuan untuk beraktivitas pada hampir setiap

individu dalam kehidupan sehari-harinya. Nyeri punggung bawah penyebab

paling utama tenaga kerja mengambil cuti sakit atau mempunyai disabilitas

dibandingkan penyakit-penyakit lainnya. Nyeri punggung bawah bisa akut

maupun kronis berdasarkan durasinya (Mahadewa & Maliawan, 2009).

Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bawah yang dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau

keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah

yaitu di daerah lumbal dan sering disertai dengan perjalanan nyeri ke arah tungkai

dan kaki. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menyebar ke

daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah

punggung bawah Nyeri punggung bawah yang lebih dari enam bulan disebut

kronik. (Meliala, 2003;Mahadewa & Muliawan, 2009).

Nyeri punggung bawah tidak mengenal umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena nyeri punggung bawah.

Tulang punggung bawah berfungsi menyangga beban tubuh dan sekaligus sangat

berdekatan dengan jaringan lain yakni traktus digestivus dan traktus urinarius.

Kedua jaringan ini apabila mengalami perubahan patologik tertentu dapat

menyebabkan nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah (Basuki, 2009).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

14

2.2.2 Penyebab Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah merupakan hal yang umum terjadi dan penyebab

yang spesifik sering tidak dapat diidentifikasi (Patel & Ogle, 2000). Terdapat

beberapa penyebab nyeri punggung bawah di bidang medis antara lain: obesitas,

stress, depresi, analgetik, kelainan muskuloskeletal, sistem saraf, sistem vaskuler

dan psikogenik, dan beban kerja yang berat seperti mengangkat sesuatu yang berat

setiap hari, bekerja dengan posisi kerja yang tidak benar, serta duduk terlalu lama

dan penuh dengan ketegangan akan dapat menimbulkan keluhan nyeri punggung

bawah (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri punggung bawah dapat timbul akibat dari

adanya peregangan atau laserasi pada ligament (sprain) atau peregangan yang

berlebihan dari otot atau sendi (strain) atau postur yang tidak tepat. Nyeri

punggung bawah berat biasanya disebabkan terjadinya cedera pada sendi tulang

punggung yang mengakibatkan nyeri pada jaringan atau serabut saraf di

dekatnya, keadaan ini biasa terjadi ketika membungkuk. Penyebab nyeri

punggung bawah selain spasme otot adalah deformitas, osteoarthritis, fraktur

tulang punggung, lordosis, scoliosis, dan lain-lain (Murtagh, 2002).

Penyebab nyeri punggung bawah adalah beban statis pada otot punggung

yang menyebabkan otot-otot tubuh tegang dan pembuluh darah menyempit.

Keadaan ini menurunkan aliran darah yang membawa oksigen dan glukosa ke

seluruh tubuh dan akibatnya orang tersebut merasa lelah, tulang punggung dan

ototnya akan merasa sakit. Penyempitan pembuluh darah juga mengakibatkan

dilepasnya bahan-bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin,

histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, substansi P, dan penimbunan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

15

asam laktat yang akan mengakibatkan respon nyeri. Rasa nyeri tersebut

ditimbulkan oleh adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang menumpuk

di jaringan. Penumpukan zat sisa hasil metabolisme tersebut dapat dihilangkan

dengan gerakan pelatihan punggung yang cukup untuk mendilatasikan pembuluh

darah. Lancarnya sirkulasi darah dan nutrisi maka zat-zat yang tidak berguna bagi

tubuh ikut terbuang. Nyeri akan berkurang diikuti dengan spasme otot berkurang

sehingga akan merileksasikan otot dan mengaktivasi pelepasan sistem endorphin

dalam darah (Santosa, 2008).

Endorphin dihasilkan di otak dan sumsum saraf tulang belakang. Hormon

ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang

melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk

mengurangi rasa nyeri. Pelatihan terbukti dapat meningkatkan kadar b-endorphin

empat sampai lima kali di dalam darah. Sehingga semakin banyak melakukan

pelatihan, maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin akan keluar. Ketika

seseorang melakukan pelatihan, maka b-endorphin akan keluar dan diterima oleh

reseptor di dalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur

emosi. Peningkatan b-endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa

nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual,

tekanan darah dan pernafasan (Siswantoyo, 2010).

Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan nyeri punggung bawah

antara lain:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

16

1) Umur

Keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu pada usia 25-65

tahun. Keluhan biasanya akan mulai dirasakan pada usia 35 tahun dan akan

semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena pada usia

setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot dan tulang mulai menurun, sehingga

risiko keluhan otot dan tulang akan meningkat (Chaffin, 1979 & Guo et al, 1995

dalam Tarwaka, 2004).

2) Jenis kelamin

Masalah jenis kelamin wanita dan laki-laki mengenai penyebab dari nyeri

punggung bawah dengan perbandingan hampir sama. Secara keseluruhan wanita

lebih banyak mengalami nyeri punggung bawah dibandingkan dengan laki-laki

karena kepadatan tulang yang kurang. Proses berhentinya menstruasi (menopause)

juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon

estrogen.

3) Kebiasaan olahraga

Latihan olahraga teratur adalah cara yang ampuh untuk melawan nyeri yang

ditimbulkan oleh gangguan punggung bawah. Jenis olahraga yang dapat dilakukan

oleh penderita nyeri punggung bawah yang sudah berusia lanjut adalah jalan cepat

dan jogging. Sedangkan bagi yang berusia di bawah 50 tahun dapat memilih jenis

olahraga seperti: berenang, bersepeda santai dengan posisi punggung tegak,

aerobik intensitas rendah hingga sedang, jogging, jalan cepat ataupun naik turun

tangga.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

17

4) Status gizi

Diet yang tidak seimbang menyebabkan obesitas sehingga akan meningkatkan

insiden terjadinya gangguan muskuloskeletal terutama pada punggung bawah

karena lumbal merupakan titik mobilitas dari punggung.

5) Faktor psikososial

Stres dapat menyebabkan otot menjadi tegang sehingga merupakan faktor

psikososial terhadap pekerjaan dan gangguan daerah punggung. Faktor

psikososial di tempat kerja dapat mempengaruhi tekanan psikososial para pekerja

yaitu kontrol yang rendah dari organisasi pekerjaan, hubungan yang buruk dari

manajemen, teman kerja dan permintaan yang tinggi dari hasil produksi,

ketelitian, dan kecepatan kerja.

6) Sikap tubuh dan desain tempat kerja

Sikap dengan posisi menunduk terlalu lama dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan sakit punggung. Posisi statis terus menerus akan menyebabkan otot-

otot menjadi spasme dan akan merusak jaringan lunak. Posisi tubuh yang salah

selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan

rasa sakit. Dalam bekerja dengan posisi duduk, sikap tubuh selama bekerja

berhubungan dengan tempat duduk dan meja kerja.

2.2.3 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah

Tulang vertebra merupakan struktur komplek yang secara garis besar

terbagi atas dua bagian yaitu bagian anterior tersusun atas corpus vertebra, discus

intervertebrallis, dan ditopang oleh ligamentum longitudinal anterior dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

18

posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis

vertebralis, serta procesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot

penyokong dan pelindung columna vertebra. Stabilitas vertebra tergantung

integritas corpus vertebra dan discus intervertebralis serta dua jenis jaringan

penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan beban yang

besar terhadap columna vertebra, stabilitas daerah punggung sangat bergantung

pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal,

gluteus maksimus, dan hamstring. Discus intervertebralis, baik annulus fibrosus

maupun nucleus pulposus adalah bagian yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka

nyeri adalah ligamentum longitudinal anterior, ligamentum longitudinal

posterior, corpus vertebra dan periosteumnya, articulation zygoapophyseal,

ligamentum supraspinosum, facia dan otot (Meliala L., 2003).

Jaringan-jaringan ligamen dan tendon memegang tulang-tulang vertebra

di tempatnya dan melekatkan otot-otot kepada columna spinalis. Punggung bawah

mempunyai fungsi yang penting pada tubuh manusia, antaranya memberi

Gambar 1. Kolumna Vertebralis

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

19

sokongan struktur, pergerakan, dan proteksi untuk jaringan-jaringan tubuh. Selain

itu, punggung bawah berperan dalam melindungi jaringan lunak sistem saraf pusat

yang mempersarafi bagian lumbal serta ekstremitas bawah, serta organ-organ

daerah pelvis dan abdomen.

Tulang belakang terdiri dari ruas vertebra servikalis, vertebra torakalis,

vertebra lumbalis, vertebra sakralis, dan vertebra koksigius dan jumlah semua

ruasnya adalah 33 ruas yang merupakan satu kesatuan dalam melakukan

fungsinya seperti memperhatikan posisi tegak tubuh, menyangga berat badan,

fungsi pergerakan tubuh, dan pelindung jaringan tubuh. Pada saat berdiri tulang

belakang mempunyai fungsi sebagai penyangga berat badan, sedangkan pada saat

jongkok atau memutar tulang belakang mempunyai fungsi sebagai penyokong

pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari tulang belakang

inilah yang sering kali menyebabkan masalah. Tulang belakang yang paling sering

mengalami masalah adalah pada daerah lumbal karena daerah lumbal menyangga

berat badan atas serta berat yang berasal dari benda yang dibawa manusia. Daerah

ini berada dalam tekanan yang konstan terutama saat melakukan gerakan

membungkuk, memutar, mengangkat, dan pada postur yang salah terutama pada

posisi duduk lama karena dapat menyebabkan beban yang berlebihan dan

kerusakan jaringan pada vertebra lumbal.

2.2.4 Manifestasi Klinis Nyeri Punggung Bawah

Tanda dan gejala dari nyeri punggung bawah adalah ditemukan nyeri

myofasial yang khas ditandai dengan nyeri gerak dan nyeri tekan dari seluruh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

20

daerah yang bersangkutan, kehilangan ruang gerak kelompok otot yang

bersangkutan, dan spasme otot punggung bawah. Keluhan nyeri akibat spasme

otot daerah lumbosakral sering hilang bila kelompok otot tersebut diregangkan.

Keluhan nyeri gerak punggung bawah akibat spasme otot daerah lumbosakral

akan dapat gambaran klinis sebagai berikut:

1) Keluhan nyeri yang dirasakan hebat dengan lokasi yang jelas.

2) Setiap kegiatan menimbulkan rasa sakit dan bila penderita tidur sakitnya

hilang.

3) Penampilan umum dan pola jalan agak pincang.

4) Adanya spasme otot daerah lumbosakral, lingkup gerak sendi lumbosakral

menjadi terbatas.

Pembagian derajat nyeri menurut (Apley & Solomon, 1986 dalam

Dachlan, 2009).:

1) Derajat 1: normal (tidak ada keluhan).

2) Derajat 2: nyeri ringan adalah nyeri yang terus menerus namun dapat

diabaikan dan tidak mengganggu aktivitas, apabila dipalpasi dengan

penekanan yang kuat akan timbul keluhan nyeri.

3) Derajat 3 : nyeri sedang adalah nyeri yang timbul terus menerus dan

mengganggu aktivitas dan tidak bisa diabaikan, apabila dipalpasi dengan

penekanan sedang akan timbul keluhan nyeri.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

21

4) Derajat 4 : nyeri berat adalah nyeri yang timbul terus menerus dan selalu

mengganggu aktivitas, apabila dipalpasi dengan penekanan ringan akan

timbul keluhan nyeri.

2.2.5 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah

Klasifikasi nyeri punggung bawah dapat dibagi antara lain:

1) Viserogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber oleh adanya kelainan pada

organ dalam (viseral) seperti gangguan ginjal, usus, maag, dan lain-lain.

2) Neurogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya penekanan pada

saraf punggung bawah.

3) Vaskulogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan

vaskuler di sekitar punggung bawah.

4) Spondilogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan pada

struktur tulang maupun persendian tulang punggung bawah.

5) Psikogenik

Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan

psikologis penderita (Tamsuri, 2007).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

22

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Punggung Bawah

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah antara

lain:

1) Usia

Nyeri bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang tidak dapat dihindari.

Namun, individu yang berusia lanjut memiliki risiko tinggi mengalami situasi-

situasi yang membuat lansia merasakan nyeri.

2) Jenis kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon

nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin (misalnya

menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak harus menangis,

sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama). Toleransi

nyeri sejak lama telah menjadi subyek penelitian yang melibatkan pria dan wanita.

Akan tetapi, toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokomia dan

merupakan hal yang unik pada setiap individu.

3) Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.

Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka.

4) Makna nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri

dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat

dengan latar belakang budaya individu tersebut. Individu akan mempersepsikan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

23

nyeri dengan cara berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman,

suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan.

5) Perhatian

Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan

upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Dengan

memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulan lain, maka nyeri

dapat ditempatkan pada kesadaran perifer.

6) Ansietas

Nyeri yang tidak kunjung hilang seringkali menyebabkan gangguan psikologis

dan kepribadian. Individu yang sehat secara emosional biasanya lebih mampu

mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status

emosional kurang stabil. Klien yang mengalami cedera atau menderita penyakit

kronis seringkali mengalami kesulitan mengontrol lingkungan dan perawatan diri

yang dapat menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi.

7) Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan

kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu

yang menderita penyakit dalam jangka waktu yang lama.

8) Pengalaman sebelumnya

Individu yang sudah pernah mengalami nyeri cenderung untuk mampu mengatasi

nyerinya atau beradaptasi dengan nyeri yang dialami saat ini.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

24

9) Dukungan keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga

atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau perlindungan.

10) Gaya koping

Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan baik sebagian maupun

keseluruhan/total. Klien seringkali menemukan berbagai cara untuk

mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psikologis nyeri. Sumber-sumber

seperti berkomunikasi dengan keluarga pendukung, melakukan pelatihan, atau

menyanyi dapat digunakan dalam upaya mendukung klien dan mengurangi nyeri

sampai tingkat tertentu (Potter & Ferry, 2006).

Selain faktor di atas, adapun faktor yang mempengaruhi nyeri punggung bawah

menurut (Occupational Safety and Health Administration/OSHA, 2000) sebagai

berikut:

1) Postur yang tidak baik ketika duduk atau berdiri

2) Lama waktu bekerja

3) Hidup dan aktivitas kerja yang penuh ketegangan

4) Kondisi fisik yang tidak baik

5) Kelelahan

2.2.7 Pengukuran Nyeri

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan

tidak menyita waktu banyak saat klien melengkapinya. Skala nyeri deskriptif

merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

25

Skala pendeskripsian verbal (Verbal Descriptor Scale/VDS) merupakan

sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun

dengan jarak yang sama disepanjang garis. Pendeskripsian ini dijelaskan dari

“tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan

skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang

dirasakan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk

mendeskripsikan nyeri.

Visual Analog Scale/VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk

memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15 cm garis dengan

setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda

“tidak nyeri” dan ujung kanan diberi tanda “nyeri hebat”. Klien diminta untuk

menandai di sepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yang

dirasakan klien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri sampai pada tanda yang

diberi oleh klien (mm), dan itulah skornya yang menunjukkan level intensitas

nyeri. Kemudian skor tersebut dicatat untuk melihat kemajuan pengobatan/terapi

selanjutnya.

Skala Nyeri Numerik (Numerical Rating Scale/NRS) lebih digunakan

sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Skala paling efektif digunakan saat

mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik (Agency for

Health Care and Research/AHCH, 1992 dalam Potter & Perry, 2006). Dalam hal

ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Klasifikasi nyeri

berdasarkan skala nyeri numerik yaitu skala 10 berarti nyeri sangat hebat, skala

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

26

nyeri 7-9 termasuk nyeri hebat, skala 4-6 termasuk nyeri sedang, skala nyeri 1-3

termasuk nyeri ringan, skala nyeri 0 berarti tidak ada terasa nyeri (Tamsuri, 2007).

Skala Nyeri Deskriptif/Verbal Descriptor Scale (VDS)

Skala Nyeri Analog/Visual Analog Scale (VAS)

Skala Nyeri Numerik/Numerical Rating Scale (NRS)

Tabel 1. Penjelasan Skala Nyeri Numerik/Numerical Rating Scale (NRS)

Pengukuran

Nyeri

0 (Tidak

Ada Nyeri)

1-3 (Nyeri

Ringan) 4-6 (Nyeri

Sedang)

7-9 (Nyeri

Hebat)

10 (Nyeri

Paling Hebat)

Deskriptif Pasien

menyatakan

tidak

merasakan

nyeri

Pasien

menyatakan

nyerinya

ringan atau

tidak tampak

gelisah

Pasien

menyatakan

nyerinya

sedang atau

tampak

gelisah dari

nyerinya,

sedikit

mampu

berpartisipas

i dalam

perawatan

Pasien

menyatakan

nyerinya

hebat atau

tampak

sangat

gelisah,

fungsi

mobilitas

atau perilaku

berubah

Pasien

menyatakan

nyerinya

sangat hebat,

perubahan

yang

menyolok

dalam

pemenuhan

aktivitas

sehari-hari,

ketergantunga

n,dan

melelahkan

(Sumber : Potter & Perry, 2006)

Tidak

Ada

Nyeri

Nyeri

Sedang

Nyeri

Ringan

Nyeri

Sangat

Hebat

Nyeri

Paling

Hebat

Nyeri

Hebat

Tidak Ada Nyeri Nyeri Paling Hebat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2. Skala Pengukuran Nyeri (Tamsuri, 2007).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

27

2.2.8 Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah

Penatalaksanaan nyeri punggung bawah dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu dengan farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis

dapat dilakukan dengan pemberian analgesik berupa obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS) yang digunakan pada nyeri ringan sampai sedang. Steroid

dapat digunakan terutama bila terdapat proses inflamasi. Sedangkan untuk

mengurangi spasme otot dan sulit tidur akibat nyeri digunakan relaksan otot. Pada

kasus nyeri punggung bawah berat digunakan kombinasi OAINS, steroid, dan

relaksan otot dengan dosis terbagi. Nyeri punggung bawah dapat diatasi bukan

hanya dengan pengobatan saja melainkan dapat diatasi dengan terapi konservatif

lainnya seperti dengan terapi modalitas yaitu terapi non farmakologis seperti

ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), short wave,

akupuntur, latihan peregangan otot punggung (Dachlan, 2009).

2.3 Pelatihan punggung McKenzie Extension Exercise

2.3.1 Pengertian Pelatihan Punggung

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Robin McKenzie pada tahun

1960-an. Terapi McKenzie Extension Exercise adalah serangkaian gerakan tubuh

yang bertujuan untuk mengurangi keluhan nyeri punggung bawah (McKenzie,

1995 dalam Wahyuni, 2012). Prinsip pada terapi McKenzie Extension Exercise

adalah memperbaiki postur untuk mengurangi hiperlordosis lumbal, penurunan

spasme otot melalui efek relaksasi, membebaskan kekakuan sendi intervertebralis

dan koreksi postur yang buruk. McKenzie Extension Exercise dapat menurunkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

28

rasa nyeri, mengurangi nyeri kambuh kembali dan menurunkan tindakan operasi

nyeri punggung. Mobilitas tulang belakang dapat meningkat dengan metode Mc.

Kenzie Extension Exercise, namun tidak selalu menyebabkan perbaikan pada

penderita nyeri punggung bawah (Johannsen, 1995 dalam Wahyuni, 2012).

Mekanisme dari terapi McKenzie Extension Exercise dalam mengurangi

nyeri punggung bawah adalah dengan mengurangi tekanan pada bagian posterior

annulus fibrosus melalui gerakan-gerakan ekstensi (Kisner, 1996 dalam Wahyuni,

2012). Pelatihan ini terdiri dari enam latihan yaitu program latihan 1-4 adalah

extension exercise, program latihan 5-6 adalah flexion exercise. Latihan ini

didesain untuk meningkatkan mobilitas tulang belakang dan memperbaiki postur

serta dirancang untuk mengurangi nyeri punggung dengan memberikan efek

relaksasi pada otot yang mengalami spasme sehingga dapat mengembalikan

fungsi normal pada lumbal (Michelle H.C (2009) dalam Nahdliyyah & Prastiwi

(2014).

2.3.2 Program Pelatihan

Menurut teori yang dikemukakan oleh American Collage of Sport

Medicine, pelatihan fisik yang dapat meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan

dengan frekuensi tiga kali seminggu (Mahler et al., 2004). Waktu yang efektif

untuk melakukan pelatihan adalah pada sore hari, karena pada sore hari otot-otot

tubuh cenderung sudah hangat akibat aktivitas sebelumnya, fleksibel, dan tidak

kaku sehingga tidak rentan mengalami cedera. Selain itu, pelatihan akan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

29

bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona

pelatihan paling sedikit 15 menit (Maryam et al., 2008).

2.3.3 Persiapan Alat

Dalam hal ini alat yang digunakan adalah alas dengan bahan yang

lunak/sedikit keras namun nyaman untuk responden.

2.3.4 Persiapan Responden

Responden diperiksa tekanan darah untuk mengetahui apakah responden

mengalami keluhan pusing, mata berkunang-kunang, mual, dan lain-lain. Dengan

kebugaran jasmani yang baik dapat lebih membantu dan tidak mengganggu saat

latihan berlangsung. Sarankan pada responden untuk tidak menggunakan pakaian

terlalu ketat yang dapat membatasi gerakan pelatihan, sebaiknya gunakan pakaian

yang nyaman.

2.3.5 Pelaksanaan McKenzie Extension Exercise

Sebelum McKenzie Extension Exercise dilakukan, responden diberi contoh

terlebih dahulu gerakan pelatihannya.

Bentuk-bentuk pelatihannya sebagai berikut:

1) Posisi awal: tidur, tengkurap dengan kepala diputar ke satu sisi dan

kedua lengan rileks di samping badan. Dalam posisi ini, lakukan nafas

dalam kemudian rileks secara sempurna selama 4-5 menit. Latihan ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

30

digunakan terutama dalam pengobatan nyeri punggung akut, dilakukan

pada awal dari setiap sesi latihan.

Gambar 3. McKenzie Extension Exercise Nomor 1

2) Tetap dalam posisi tidur tengkurap kemudian posisikan kedua siku

di bawah bahu sehingga bersandar pada kedua lengan bawah. Selama

latihan ini, lakukan nafas dalam kemudian relaksasikan otot-otot pinggang

secara sempurna. Lakukan latihan ini selama lima menit. Latihan 2

terutama digunakan dalam pengobatan nyeri punggung bawah berat.

Gambar 4. McKenzie Extension Exercise Nomor 2

3) Tetap dalam posisi tengkurap kemudian posisikan kedua tangan di

bawah bahu. Kemudian luruskan kedua siku dengan mendorong badan ke

atas sejauh mungkin sehingga nyeri berkurang. Posisi ini penting untuk

merelaksasikan tulang panggul, pinggang dan tungkai secara sempurna.

Pertahankan posisi ini selama dua detik sehingga region pinggang terasa

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

31

lentur/longgar dan lakukan 10 kali repitisi. Latihan ini sangat berguna dan

efektif dalam pengobatan nyeri punggung bawah akut dan kekakuan.

Gambar 5. McKenzie Extension Exercise Nomor 3

4) Berdiri tegak dengan kedua kaki sedikit membuka. Letakkan kedua

tangan pada pinggang dengan jari-jari menghadap ke belakang. Kemudian

ekstensikan badan sejauh mungkin dengan kedua tangan sebagai tumpuan

dan lutut harus tetap lurus. Pertahankan posisi ini selama dua detik dan

ulangi sebanyak 5-6 kali. Latihan ini dapat diberikan setelah mengalami

fase penyembuhan nyeri punggung bawah.

Gambar 6. McKenzie Extension Exercise Nomor 4

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

32

5) Posisi tidur terlentang kemudian tekuk kedua lutut dan kedua kaki

datar pada lantai. Kemudian bawa kedua lutut ke arah dada dengan

bantuan kedua tangan secara perlahan sampai kedua lutut dekat dengan

dada. Pertahankan posisi selama dua detik dan kembali ke posisi semula

(jangan menaikkan kepala atau meluruskan tungkai) dan ulangi sebanyak

5-6 kali. Latihan ini digunakan pada pengobatan nyeri punggung bawah

akut dan kekakuan.

Gambar 7. McKenzie Extension Exercise Nomor 5

6) Posisi duduk di kursi yang tidak memakai sandaran dengan kedua

lutut dan kaki terbuka dan kedua tangan bersandar diatas ke dua tungkai.

Kemudian tekuk badan ke depan sehingga kedua tangan menyentuh lantai.

Kembali ke posisi awal dan ulangi sebanyak 5-6 kali. Latihan ini dapat

menjadi lebih efektif dengan kedua tangan pada pergelangan kaki dan

tekuk badan sejauh mungkin.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

33

Gambar 8. McKenzie Extension Exercise Nomor 6

2.3.6 Mekanisme Penurunan Nyeri

1) Teori pengendalian Gerbang (Gate Control Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan

dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat (Melzack &

Wall, 1982 dalam Potter & Perry, 2006). Mekanisme pertahanan/gerbang ini dapat

ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada medulla

spinalis, thalamus, dan sistem limbik (Clancy & Mc Vicar, 1992 dalam Potter &

Perry, 2006). Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah

pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya

menutup pertahanan tersebut merupakan dasar terapi menghilangkan nyeri.

Trasmisi impuls nyeri melalui pintu gerbang sumsum tulang belakang

dipengaruhi oleh:

a) Aktivitas serabut sensori

Gerbang akan terbuka dengan adanya perangsangan serabut A delta dan C

yang melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme

gerbang. Sinyal nyeri ini bisa diblok dengan stimulasi serabut A beta. Serabut

saraf A beta adalah serat saraf bermielin yang besar sehingga mengantarkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

34

impuls ke sistem saraf pusat jauh lebih cepat daripada serabut A delta atau

serabut C. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut A beta, maka

gerbang akan menutup (Potter & Perry, 2006). Serabut ini berespon terhadap

masase ringan pada kulit, pergerakan otot dan stimulasi listrik. Ketiga hal ini

dalam bahasa non fisiologi, membuat otak tetap “sibuk” sehingga mencegah untuk

terlalu terganggu dengan impuls yang datang dari sumber nyeri (Kenworthy et al,

2002).

b) Neuroregulator: endorphin

Neuroregulator atau substansi yang mempengaruhi transmisi stimulus

saraf memegang peranan yang penting dalam suatu pengalaman nyeri. Substansi

ini ditemukan di lokasi nosiseptor, di terminal saraf dalam kornu dorsalis pada

medulla spinalis. Neuroregulator dibagi menjadi dua kelompok, yakni

neurotransmiter dan neuromodulator. Neurotransmiter seperti substansi P

mengirim impuls listrik melewati celah sinaps di antara dua serabut saraf. Serabut

saraf tersebut adalah eksitator dan inhibitor. Neuromodulator memodifikasi

aktivitas neuron dan menyesuaikan atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri

tanpa secara langsung menstransfer tanda saraf melalui sebuah sinaps.

Nerumodulator diyakini tidak bekerja secara langsung, yakni dengan

meningkatkan dan menurunkan efek neurotransmiter tertentu. Endorphin (berasal

dari kata endogenous morphin) dan juga enkefalin, serotonin, noradrenalin dan

gamma-aminobutyric acid (GABA) adalah contoh neuromodulator. Enkefalin dan

endorphin diduga dapat menghambat impuls nyeri dengan memblok transmisi

impuls ini di dalam otak dan medula spinalis. Kadarnya yang berbeda di antara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - sinta.unud.ac.id II.pdfbelakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit diantara ruas tulang belakang sehingga

35

individu menjelaskan mengapa stimulus nyeri yang sama dirasakan berbeda oleh

orang yang berbeda (Potter & Perry, 2006).

2) Agen Anastetik dan Analgesik Spesifik

Terdapat tiga kelompok obat analgesik (pereda nyeri) yang tersedia untuk

menangani nyeri. Kelompok pertama adalah non-opioid termasuk paracetamol

dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang dipertimbangkan untuk

diberikan sebelum beralih ke kelompok kedua yaitu opioid dan kelompok ketiga

adalah adjuvan. Analgesik adjuvan adalah obat-obat yang tidak diklasifikasikan

sebagai analgesik, tetapi dapat digunakan untuk menangani nyeri pada situasi

tertentu, misalnya antidepresan dan antikonvulsan yang biasanya digunakan untuk

penanganan nyeri neuropatik. Agen analgesik dapat diberikan dalam berbagai

jalan seperti parenteral, oral, rektal, transdermal, dan intraspinal.