low back pain karena hernia nukleus pulposus

24
Low Back Pain karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Hernia Nukleus pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus) atau ruptur pada diskus vertebra yang diakibatkan oleh menonjolnya nukleus pulposus yang menekan anulus fibrosus yang menyebabkan kompresi pada syaraf, terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan servikal sehingga menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri punggung) yang didahului oleh perubahan degeneratif pada proses penuaan. Etiologi Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai berikut: 1) Riwayat trauma 2) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama 3) Sering membungkuk 4) Posisi tubuh saat berjalan 5) Proses degeneratif (usia 30-50 tahun) Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya

Upload: lutfia-rahmawati

Post on 25-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Low Back Pain karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Hernia Nukleus pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi

penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus)

atau ruptur pada diskus vertebra yang diakibatkan oleh menonjolnya nukleus

pulposus yang menekan anulus fibrosus yang menyebabkan kompresi pada syaraf,

terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan servikal sehingga menimbulkan adanya

gangguan neurologi (nyeri punggung) yang didahului oleh perubahan degeneratif

pada proses penuaan.

Etiologi

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai berikut:

1) Riwayat trauma

2) Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk, mengemudi

dalam waktu lama

3) Sering membungkuk

4) Posisi tubuh saat berjalan

5) Proses degeneratif (usia 30-50 tahun)

Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai

dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar

air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastis.

6) Struktur tulang belakang

Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena daerah

lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu

menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi

L5-S1. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi

sangat tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh

dilakukan pada sendi L5-S1. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan

daerah rawan karena ligamentum longitudinal posterior hanya separuh

Page 2: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang paling sering

adalah postero lateral.

Faktor risiko

A. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah

1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi

2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita

3. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

B. Faktor risiko yang dapat dirubah

1. Pekerjaan dan aktivitas

Duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-barang

berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan

fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.

2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih,

latihan yang berat dalam jangka waktu yang lama.

3. Merokok

Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus

untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah

4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat

menyebabkan strain pada punggung bawah.

Epidemiologi

HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6 dan

paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan

remaja tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun. Dengan insidens

Hernia lumbosakral lebih dari 90% sedangkan hernia servikalis sekitar 5-10%.

Page 3: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Patofisiologi

Ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif

yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus

menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar

di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setelah trauma (jatuh,

kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.

Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan

gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa

bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong

ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus

terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna

spinal.

Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus

pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada

dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana

tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula pada

tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi

di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.

Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami

lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

Gambar 9. Kompresi saraf spinal lumbal pada HNP

Page 4: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Klasifikasi

1. Hernia Lumbosacralis

Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka

posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma adalah

kejadian yang berulang. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus

pulposus prolaps, mendorong ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus posterior.

Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus dan

melintang sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis. Lebih sering, fragmen

dari nucleus pulposus menonjol sampai pada celah anulus, biasanya pada satu sisi

atau lainnya (kadang-kadang ditengah), dimana mereka mengenai menimpa sebuah

serabut atau beberapa serabut syaraf.

2. Hernia Servikalis

Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan

kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal

menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau

menghilang Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6 dan

diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral

mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang

mana selalu diawali gejala-gejala dan mengacu pada kerusakan kulit.

3. Hernia Thorakalis

Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-

gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat

menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang paraparese

kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.

Penonjolan pada sendi intervertebral thorakal masih jarang terjadi (menurut love dan

schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan sendi). Pada empat

Page 5: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

thorakal paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami trauma jatuh

dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor penyebab yang paling utama.

Manifestasi klinis

1. Ischialgia

Nyeri bersifat tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke bawah lutut.

Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus ischiadicus

sampai ke tungkai.

2. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal

Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon

patella (KPR) dan Achilles (APR). Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat

terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan

kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah

kerusakan fungsi permanen.

Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat benda berat,

membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal. Kebiasaan penderita perlu

diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang sehat. Menurut Deyo

dan Rainville, untuk pasien dengan keluhan LBP dan nyeri yang dijalarkan ke

tungkai, pemeriksaan awal cukup meliputi:

Tes laseque

Tes kekuatan dorsofleksi pergelangan kaki dan ibu jari kaki. Kelemahan

menunjukkan gangguan akar saraf L4-5

Tes refleks tendon achilles untuk menilai radiks saraf S1

Tes sensorik kaki sisi medial (L4), dorsal (L5) dan lateral (S1)

Tes laseque silang merupakan tanda yang spesifik untuk HNP. Bila tes ini

positif, berarti ada HNP, namun bila negatif tidak berarti tidak ada HNP. Pemeriksaan

yang singkat ini cukup untuk menjaring HNP L4-S1 yang mencakup 90% kejadian

HNP. Namun pemeriksaan ini tidak cukup untuk menjaring HNP yang jarang di L2-3

dan L3-4 yang secara klinis sulit didiagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik saja.

Page 6: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Gejala masing-masing dari tipe HNP

A. Hernia Lumbosakralis

Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan

periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan

tertentu, ketegangan, hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadang-

kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau

ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam

bokong dan tungkai. “Low back pain” ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah

iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu

untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal.

Sindrom sendi intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari:

Kekakuan/ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.

Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki

Kombinasi paresthesiasi, lemah, dan kelemahan refleks

Nyeri radikuler dibuktikan dengan cara sebagai berikut :

Hiperekstensi pinggang kemudian punggung diputar kejurusan tungkai yang

sakit, pada tungkai ini timbul nyeri.

Tess Naffziger : Penekanan pada vena jugularis bilateral.

Tes Lasegue

Tes Valsava

Tes Patrick

Tes Kontra Patrick

Gejala-gejala radikuler lokasisasinya biasanya di bagian ventral tungkai atas dan

bawah. Refleks lutut sering rendah, kadang-kadang terjadi paresis dari muskulus

ekstensor kuadriseps dan muskulus ekstensor ibu jari.

B. Hernia servicalis

Gejala-gejala yang timbul, seperti:

Page 7: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (sevikobrachialis)

Atrofi di daerah biceps dan triceps

Refleks biceps yang menurun atau menghilang

Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk

C. Hernia thorakalis

Gejala-gejala yang timbul, seperti:

Nyeri radikal

Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang

paraparesis

Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,

pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Adanya riwayat mengangkat

beban yang berat dan berulang, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya

berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.

1. Anamnesis

Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan dan bagaimana mulai timbulnya,

lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali kegiatan

fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma sebelumnya

dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Adanya riwayat mengangkat

beban yang berat dan berulangkali, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya

berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi:

Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:

- Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah

Page 8: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan

nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf

yang terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan

tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan

pada fragmen yang tertekan di sebelahnya (jackhammer effect).

Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh

membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke suatu

sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang ipsilateral

menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.

Palpasi:

Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan

suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay). Kadang-kadang

bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada

ruangan intervertebralis atau dengan jalan menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus

spinosus sambil melihat respons pasien. Penekanan dengan jari jempol pada

prosesus spinalis dilakukan untuk mencari adanya fraktur pada vertebra.

Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan  pada kelainan neurologis.

Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan

kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit predominan dari S1. Harus dicari pula

refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia yang

menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron (UMN). Dari

pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau

LMN.

Pemeriksaan motorik harus dilakukan dengan seksama dan harus

dibandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan

mungkin dengan memperhatikan miotom yang mempersarafinya.

Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif karena membutuhkan perhatian

dari penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting arti diagnostiknya dalam

membantu menentukan lokalisasi lesi HNP sesuai dermatom yang terkena.

Page 9: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Gangguan sensorik lebih bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi

dibanding motoris.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat laju endap darah

(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.

4. Pemeriksaan Radiologis

Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang

dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis, perubahan

degeneratif,  dan tumor spinal. Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang

terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu skoliosis

akibat spasme otot paravertebral.

CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif  bila vertebra dan level

neurologis telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.

MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan

menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi

tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena.

MRI  sangat berguna bila:

vertebra dan level neurologis belum jelas

kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak

untuk menentukan  kemungkinan herniasi diskus post operasi

kecurigaan karena infeksi atau neoplasma

Diagnosis banding

1. Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang berprotein

tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.

2.   Arthiritis

3.   Anomali colum spinal.

Page 10: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Terapi

A. Terapi Konservatif

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki

kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung secara

keseluruhan. 90% pasien akan membaik dalam waktu 6 minggu, hanya sisanya yang

membutuhkan pembedahan. Terapi konservatif untuk HNP meliputi:

1. Tirah baring

Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,

lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan

menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke

aktivitas biasa.

Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung,

lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra

lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi

jaringan yang meradang.

2. Medikamentosa

Analgetik standar (parasetamol, kodein, dan dehidrokodein yang diberikan

tersendiri atau kombinasi).

NSAID : penghambat COX-2 (ibuprofen, naproxen, diklofenak) dan

penghambat COX-2 (nabumeton, etodolak, dan meloxicam).

Analgetik kuat : potensi sedang (meptazinol dan pentazosin), potensi kuat

(buprenorfin, dan tramadol), dan potensi sangat kuat (diamorfin dan morfin).

Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat

dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi

3. Terapi fisik

4. Traksi pelvis

Page 11: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti

bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi

dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam

kecepatan penyembuhan.

5. Diatermi/kompres panas/dingin

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme

otot. Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk

bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas

maupun dingin.

6. Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan

untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis.

Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat

mengurangi spasme.

7. Latihan

Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal pada punggung

seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan

dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik,

kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi

pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin

meningkat.

8.  Latihan kelenturan

Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya vertebra lumbosakral

tidak sepenuhnya lentur. Keterbatasan ini dapat dirasakan sebagai keluhan

“kencang”. Latihan untuk kelenturan punggung adalah dengan membuat posisi

meringkuk seperti bayi dari posisi terlentang. Tungkai digunakan sebagai

tumpuan tarikan. Untuk menghasilkan posisi knee-chest, panggul diangkat dari

lantai sehingga punggung teregang, dilakukan fleksi bertahap punggung bawah

bersamaan dengan fleksi leher dan membawa dagu ke dada. Dengan gerakan ini

Page 12: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

sendi akan mencapai rentang maksimumnya. Latihan ini dilakukan sebanyak 3

kali gerakan, 2 kali sehari.

9. Latihan penguatan

Latihan pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan

belakang dari posisi berbaring.

Latihan menggerakkan tumit: Dari posisi berbaring lutut ditekuk dan

kembali diluruskan dengan tumit tetap menempel pada lantai (menggeser

tumit).

Latihan mengangkat panggul: Pasien dalam posisi telentang, dengan lutut

dan punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai. Kemudian punggung

ditekankan pada lantai dan panggul diangkat pelan-pelan dari lantai, dibantu

dengan tangan yang bertumpu pada lantai. Latihan ini untuk meningkatkan

lordosis vertebra lumbal.

Latihan berdiri: Berdiri membelakangi dinding dengan jarak 10-20 cm,

kemudian punggung menekan dinding dan panggul direnggangkan dari

dinding sehingga punggung menekan dinding. Latihan ini untuk memperkuat

muskulus kuadriseps.

Latihan peregangan otot hamstring: Peregangan otot hamstring penting

karena otot hamstring yang kencang menyebabkan beban pada vertebra

lumbosakral termasuk pada anulus diskus posterior, ligamen dan otot erector

spinae. Latihan dilakukan dari posisi duduk, kaki lurus ke depan dan badan

dibungkukkan untuk berusaha menyentuh ujung kaki. Latihan ini dapat

dilakukan dengan berdiri.

Latihan berjinjit: Latihan dilakukan dengan berdiri dengan seimbang pada 2

kaki, kemudian berjinjit (mengangkat tumit) dan kembali seperti semula.

Gerakan ini dilakukan 10 kali.

Latihan mengangkat kaki: Latihan dilakukan dengan menekuk satu lutut,

meluruskan kaki yang lain dan mengangkatnya dalam posisi lurus 10-20 cm

Page 13: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

dan tahan selama 1-5 detik. Turunkan kaki secara perlahan. Latihan ini

diulang 10 kali.

Beberapa prinsip dalam menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak dan

lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.

Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir

tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan

berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha

untuk membantu posisi berdiri.

Pada posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan

menggeser posisi panggul.

Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan

diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.

Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak

jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot

perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat dengan cara meluruskan kaki.

Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat mungkin dengan

dada.

Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan

kaki harus berubah posisi secara bersamaan.

Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok dengan

wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani punggung

saat bangkit.

Dengan melakukan latihan setiap hari, atau setidaknya 3-4 kali/minggu secara

teratur maka diperkirakan dalam 6-8 minggu kekuatan akan membaik sebanyak 20-

40%.

B. Terapi Operatif

Page 14: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Tujuannya adalah mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri

dan mengubah defisit neurologik. Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan

alasan yang kuat yaitu berupa:

Defisit neurologik memburuk.

Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).

Paresis otot tungkai bawah.

Terapi Konservatif gagal

Terapi operatif meliputi:

1) Disektomi

Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral

2) Laminektomi

Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis,

memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi

dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks

3) Laminotomi

Pembagian lamina vertebra

4) Disektomi dengan peleburan

Graf tulang (Dari krista illaka atau bank tulang) yang digunakan untuk

menyatukan dengan prosessus spinosus vertebrata. Tujuan peleburan spinal

adalah untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi kekambuhan.

Berdasarkan lokasi herniasi penatalaksanaan dapat dibedakan menjadi:

1. Hernia Lumbosacralis

Pada fase akut, pasien tidur diatas kasur yang keras beralaskan papan

dibawahnya. Traksi dengan beban mulai 6 Kg kemudian berangsur-angsur dinaikkan

10 Kg. pada hernia ini dapat diberikan analgetik salisilat

2. Hernia Servicalis

Page 15: Low Back Pain Karena Hernia Nukleus Pulposus

Untuk HNP sevicalis, dapat dilakukan traksi leher dengan kalung glisson,

berat beban mulai dari 2 Kg berangsur angsur dinaikkan sampai 5 Kg. tempat tidur

dibagian kepala harus ditinggikan supaya traksi lebih efektif.

Untuk HNP yang berat, dapat dilakukan terapi pembedahan pada daerah yang

rekuren. Injeksi enzim chympapim kedalam sendi harus selalu diperhatikan.

Komplikasi

1) Kelemahan dan atrofi otot

2) Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

3) Kehilangan kontrol otot sphinter

4) Paralis / ketidakmampuan pergerakan

5) Perdarahan

6) Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal

Prognosis

Terapi konservatif yang dilakukan dengan traksi merupakan suatu perawatan

yang praktis dengan kesembuhan maksimal. Kelemahan fungsi motorik dapat

menyebabkan atrofi otot dan dapat juga terjadi pergantian kulit.