f6 home care
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS KASSI-KASSI
KOTA MAKASSAR
F.6. UPAYA PENGOBATAN DASAR
MELAKUKAN KUNJUNGAN HOME CARE
I. Latar Belakang
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan
biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed care, perkembangan
teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau
efek langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan
biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi
masalah yang kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu
tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri
Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi
tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan
pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat,
perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi
pelayanan kesehatan di rumah.
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat
untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi
tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di
rumah.
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit.
Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan
dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian
bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care
adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada
orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.
II. Permasalahan di Keluarga dan Masyarakat
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru,
karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan
atau oleh tenaga kesehatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan
hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam perawatan maternitas,
dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di
Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home Care
(HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan
kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
III. Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan kunjungan rumah
terhadap warga di daerah Puskesmas Kassi-Kassi untuk menangani permasalahan kesehatan
yang sedang dialami warga. Keluarga pasien akan menelfon ke Puskesmas Kassi-Kassi untuk
meminta permohonan kunjungan Home Care apabila salah satu keluarga membutuhkan
penanganan kesehatan dan sedang dalam keadaan tidak dapat berjalan ke Puskesmas.
IV. Pelaksanaan
Salah satu kunjungan Home Care dilakukan pada tanggal di rumah warga di jalan
Tamalate III, setapak . 30 menit sebelumnya keluarga pasien telah menelfon ke Puskesmas
Kassi-Kassi untuk meminta dilakukannya kunjungan Home Care di rumah warga tersebut
untuk dilakukan penanganan pada salah satu anggota keluarga yang sedang mengalami diare.
Pasien dalam keadaan tidak dapat berdiri dan berjalan karena penyakit stroke yang
dideritanya.
V. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan Home Care ini telah dipersiapkan dan didukung oleh Dinas
Kesehatan Kota Makassar. Telah disediakan saluran telepon khusus untuk permintaan
kunjungan Home Care dan ambulans.
2. Evaluasi Proses
Dokter bersama tim pelaksana berangkat dari puskesmas dan tiba di rumah pasien
pada pukul 13.00 WITA.
3. Evaluasi Hasil
Dokter dan tim pelaksana telah melakukan pemeriksaan, mendiagnosis, dan
memberikan terapi yang sesuai kepada pasien.
Peserta Pendamping
dr. Ade Rahmayani Ritonga dr. Linda Tanod