home care tugas kelompok

60
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 KELAS 3B NO. ABSEN 17-33 Perawatan Home Care Pada Pasien Hipertensi BAB I .PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.

Upload: septian-ady-setiawan

Post on 03-Jul-2015

435 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Home Care Tugas Kelompok

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 2KELAS 3BNO. ABSEN 17-33

Perawatan Home Care Pada Pasien HipertensiBAB I

.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional.

Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.Home care ini sangat cocok jika diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis yang tak kunjung sembuh.

Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan membutuhkan waktu yang lama untuk proses kesembuhannya adalah penyakit hipertensi. Penyakit ini banyak diderita masyarakat dan membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja akan membutuhkan biaya yang sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga biaya untuk perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan hal di atas penulis tartarik untuk menyusun makalah tentang rencana perawatan homecare pada penderita hipertensi.

Page 2: Home Care Tugas Kelompok

I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang akin di bahas dalam makalah ini

adalah1.2.1 bagaimana konsep home care ?1.2.2 bagaimana konsep hipertensi ?1.2.3 bagaimana konsep home care pada penderita hipertensi ?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penyusunan makalah ini

adalah1.3.1 Menjelaskan tentang konsep homecare1.3.2 Menjelaskan tentang konsep hipertensi1.3.3 Menjelaskan tentang konsep homecare pada penderita hipertensi.

Page 3: Home Care Tugas Kelompok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Home Care

2.1.1 Pengertian Home Care

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka

panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non

profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang

merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang

pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada

individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian

dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang

sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan

disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui

staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C,

1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian

integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu

individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan

kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang

merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang

sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh

perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien

berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan

di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang

Page 4: Home Care Tugas Kelompok

terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,

perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di

atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien

dan keluarganya,

Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan

keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan

pelayanan,

Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun

aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu

tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

2.1.2 Pelayanan keperawatan Home Care Meliputi :

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan

tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga

dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan

yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk

memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis

(NAHC, 1994).

2.1.3 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah

Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam

sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain

banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa

dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor

yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila

dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir

yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai

kesembuhan,

Page 5: Home Care Tugas Kelompok

Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus

penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan

demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan

tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami

komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan

waktu relatif lama,

Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan

klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi

beban bagi manajemen,

Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan

membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan

secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,

Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien

dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat

kesembuhan (Depkes, 2002).

2.1.4 Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care

Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas

hidupnya,

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan

masalah kesehatan dan kecacatan,

3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,

4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang

diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,

Page 6: Home Care Tugas Kelompok

5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

2.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Home Care

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di kelompokkan sebagai

berikut :

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan

di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-

kasus khusus yang di jumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:

· Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,

· Klien dengan penyakit gagal jantung,

· Klien dengan gangguan oksigenasi,

· Klien dengan perlukaan kronis,

· Klien dengan diabetes,

Page 7: Home Care Tugas Kelompok

· Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,

· Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,

· Klien dengan terapi cairan infus di rumah,

· Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,

· Klien dengan HIV/AIDS.

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

· Klien dengan post partum,

· Klien dengan gangguan kesehatan mental,

· Klien dengan kondisi usia lanjut,

· Klien dengan kondisi terminal.

2.1.6 Pembiayaan dan Pola Tarif

Kebijaksanaan Tarif dalam Perawatan Kesehatan di rumah

Mengacu pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai

berikut :

Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus memperhatikan

kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

Penetapan tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah meskipun

dimungkinkan untuk mencari laba namun harus secara seimbang memperhatikan

kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan azas gotong royong.

Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah untuk golongan masyarakat

yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi kesehatan, JPKM,dll)

ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.

Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus mencakup seluruh unsur

Page 8: Home Care Tugas Kelompok

pelayanan secara proporsional.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif dalam Perawatan Kesehatan di Rumah

Selain memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan

berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai

dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang

biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua itu dapat

dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.

Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi :

Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan.

Adalah imbalan yang diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada

klien dalam rangka pelayanan meliputi :

1). Pelayanan medik meliputi : konsultasi dan tindakan medik

2). Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan

keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.

3). Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis, Terapi wicara,

refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.

4). Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi konsultasi oleh petugas sosial profesional

dan pelayanan psikologi dan jiwa.

Jasa pelayanan sarana/prasarana

Adalah imbalan-imbalan yang diterima oleh pengelola atas pemakaian sarana, fasilitas,

alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan langsung terhadap klien baik

dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi sewa peralatan medik,

peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya, transportasi klien, konsultasi per

telepon dan sarana komunikasi lainnya, tindakan perbaikan lingkungan dalam rangka

menciptakan lingkungan terapeutik

Contoh daftar tarif jasa perawatan

TINDAKAN TARIF 1 X TINDAKAN

1 Rawat luka 45.000 – 60.000

2 Nebulizier 35.0000

3 Angkat jahitan 45.000

Page 9: Home Care Tugas Kelompok

4 Penanganan nyeri 50.000

5 Pemantauan KKP 50.000

6 Pemantauan Hipertensi 35.000

7 Pemantauan CVA 50.000

8 Pemantauan DM 30.000 – 50.000

Contoh Rincian biaya Perawatan luka gangren

Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat

Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport

H2O2 1 btl Pinset cirurgie

Na Cl 1 fls Gunting verban

Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi

Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen

Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-

Rp 30.000,- Rp 50.000,-

Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-

Contoh daftar tarif sewa alat :

No Alat Tarif

1 Set rawat luka 30.000-40.000

2 Nebulizier 40.000

3 Set angkat jahitan 35.000

4 Set hipertensi 10.000 – 20.000

5 Set oksigen + isi 1 m3 60.000

6 Set DM 20.000 – 30.000

Contoh daftar tarif transport

No Transport Tarif

1 Dalam kota Pasuruan 5.000 – 25.000

2 Luar Kota Pasuruan 30.000/km

2.1.7 Jenis Institusi Pelayanan Homecare

Page 10: Home Care Tugas Kelompok

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara lain

Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung

dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi,

balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh

pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke

bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang

melaksanakan pelayanan home care dengan sukarela dan tidak memungut biaya Biasanya

dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari

donatur, misalnya bala keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga

yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk

praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan

home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun

pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan

swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.

Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di

rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan

di rumah.

2.1.8 Bagaimana Merencanakan Institusi Homecare Swasta

Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok, baik

untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan

perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan

pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar mengharuskan

kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.

Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun

jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia

produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan

keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa

eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah,

jenis maupun kondisinya.

Page 11: Home Care Tugas Kelompok

Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber (alam, manusia,

dana ) baik yang aktual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa

komitmen personal yang ada terhadap rencana pembentukan institusi home care.

Komitmen personal merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk mengawali

suatu bisnis baru.

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus

memperhatikan hal berikut :

1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.

2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta

3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri profesionalBersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.

4. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.

2.1.9 MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat

merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun

puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan

keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh

pelayanan.

Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh

dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,

maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola

atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga,

akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan,

membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,

Page 12: Home Care Tugas Kelompok

kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem

pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan

dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut

oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh

koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan

harus diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

2.1.10 Fase- Fase Keperawatan Home Care

1.fase persiapan

Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi,

manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

Perizinan

Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg

ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota

setempat dg melampirkan :

a. Rekomendasi dari PPNI

b. Ijin lokasi bangunan

c. Ijin lingkungan

d. ijin usaha

e. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :

- ruang direktur

- ruang menajemen pely

- gudang sarana dan peralatan

Page 13: Home Care Tugas Kelompok

- sarana komunikasi

- sarana transportasi

f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home care

Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat

berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan

Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi,

nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.

Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang

terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga.

Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga,

persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.

Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter,

laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.Transportasi terutama untuk perawat home

care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau

tempat pelayanan lainnya. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih

berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata.

Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai

merawat pasien.

2. Fase implementasi

Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien

dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi

untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan

keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau

pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.

3.Fase terminasi

Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap

peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak kunjungan ke klg untuk

penyelesaian administrasi.

Page 14: Home Care Tugas Kelompok

4. Fase pasca kunjungan

Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan

- angket

- pertelepon

- lewat email

- Kunjungan

Mengenai : pely perawtan, komunikasi, sarana, dll

2.2 Hipertensi

2.2.1 Pengertian HipertensiHipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg

atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG

dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah

sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau

lebih. (Barbara Hearrison 1997)

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140

mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.

2.2.2 Etilogi.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi

terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer

Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah

meningkat.

c. Stress Lingkungan

d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran

pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

Page 15: Home Care Tugas Kelompok

a. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,

lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system

rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

b. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan

kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

2.2.3 Patofisiologi

Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel

jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila

diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan

dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat

pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan

darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan

retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan

Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ

seperti jantung.

2.2.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan

darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk,

sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah, muka pucat suhu tubuh rendah.

2.2.5 Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata

berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung,

gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

2.2.6 Penatalaksanaan Medis

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis

Page 16: Home Care Tugas Kelompok

penatalaksanaan:

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan

tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar

adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan

batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda

atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian

atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti

golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,

golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Test diagnostic.

a. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan

dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

Page 17: Home Care Tugas Kelompok

pengeluaran kadar ketokolamin.

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah

salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

g. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.

h. Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

2.2.7 Asuhan Keperawatan Hipertensi2.2.7.1Pengkajiana. Aktivitas/ Istirahat. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.b. Sirkulasi Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi,

murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,

kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian

kapiler mungkin lambat/ bertunda.

c. Integritas Ego.

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple hubungan,

keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan

meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal

pada masa yang lalu.)

e. Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta

kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun)

Riwayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

Page 18: Home Care Tugas Kelompok

f. Neurosensori

Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi

saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan

penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses

piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

g. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.

h. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk

dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas

tambahan (krakties/mengi), sianosis.

i. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

j. Pembelajaran/Penyuluhan

Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.

Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara,

penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.

Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi

obat.

2.2.7.2 Diagnosa, Kriteria hasil dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1 .

Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi

pembuluh darah.

Kriteria Hasil :

Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban

kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat

diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang

normal pasien.

Intervensi

Page 19: Home Care Tugas Kelompok

1. Observasi tekanan darah (perbandingan dari tekanan memberikan gambaran

yang lebih lengkap tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler).

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer (Denyutan

karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati / palpasi.

Dunyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi

(peningkatan SVR) dan kongesti vena).

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. (S4 umum terdengar pada

pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S3

menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels,

mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya

atau gagal jantung kronik).

4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.

(adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat

mencerminkan dekompensasi / penurunan curah jantung).

5. Catat adanya demam umum / tertentu. (dapat mengindikasikan gagal

jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler).

6. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas / keributan

ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. (membantu untuk

menurunkan rangsangan simpatis, meningkatkan relaksasi).

7. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi. (dapat

menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang,

sehingga akan menurunkan tekanan darah).

8. Kolaborasi dengan dokter dlam pembrian therafi anti

hipertensi,deuritik. (menurunkan tekanan darah).

Dignosa 2

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Kriteria Hasil :

Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,

melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi

Page 20: Home Care Tugas Kelompok

1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :

frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan

TD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,

pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasien

terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja

/ jantung).

2. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan

/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada

aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahat

penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).

3. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsi

oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah

oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan

tiba-tiba pada kerja jantung).

4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan

energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen).

5. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.

(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan

mencegah kelemahan).

Diagnosa 3

Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler cerebral.

Kriteria Hasil :

Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan tulang / terkontrol, mengungkapkan

metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment farmakologi yang

diresepkan.

Intervensi

1. Pertahankan tirah baring selama fase akut. (Meminimalkan stimulasi /

meningkatkan relaksasi).

Page 21: Home Care Tugas Kelompok

2. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,

misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta teknik

relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan

menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit

kepala dan komplikasinya).

3. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan

sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,dan membungkuk. (Aktivitas

yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya

peningkatkan tekanan vakuler serebral).

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. (Meminimalkan penggunaan

oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien).

5. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah

makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan).

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,

diazepam dll. (Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf

simpatis).

Diagnosa 4

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.

Kriteria Hasil :

klien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan,

menunjukan perubahan pola makan, melakukan / memprogram olah raga yang

tepat secara individu.

Intervensi

1. Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan

kegemukan. (Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi, kerena

disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan

dengan masa tumbuh).

2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan

lemak,garam dan gula sesuai indikasi. (Kesalahan kebiasaan makan menunjang

terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk

Page 22: Home Care Tugas Kelompok

hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal

jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler

dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi).

3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk

penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk

menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak

berhasil).

4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi

kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam

menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).

5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien, Misalnya :

penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. (Penurunan masukan kalori

seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan berat

badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang lambat mengindikasikan

kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mengubah

kebiasaan makan).

6. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasukkapan

dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat

makanan dimakan. (memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang

dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan perhatian

pada factor mana pasien telah / dapat mengontrol perubahan).

7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan

dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll)

dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).

(Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam

mencegah perkembangan aterogenesis).

8. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan konseling dan

bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).

Diagnosa 5

Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.

Page 23: Home Care Tugas Kelompok

Kriteria Hasil :

Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekkuensinya, menyatakan

kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi, mengidentifikasi potensial

situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari dan mengubahnya.

Intervensi

1. Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,

Misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan

berpartisipasi dalam rencana pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu untuk

megubah pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan

mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-hari).

2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan

konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala, ketidak

mampuan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah. (Manifestasi mekanisme

koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan

diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic).

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan

strategi untuk mengatasinya. (pengenalan terhadap stressor adalah langkah

pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor).

4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan partisifasi

maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan memberikan klien

perasaan kontrol diri yang berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan koping,

dan dapat menigkatkan kerjasama dalam regiment teraupetik.

5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan

pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang anda

inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif

terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja keras,

kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada kurang

perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).

6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan

hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang membatalkan tujuan

diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara

Page 24: Home Care Tugas Kelompok

realistic untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya).

Diagnosa 6

Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangn

Kriteria hasil

1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan.

2. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang

perlu diperhatikan. Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi

3. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko kardivaskuler

yang dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan

kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (lebih dari 60

cc / hari dengan teratur) pola hidup penuh stress. (Faktor-faktor resiko

ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit

kardiovaskuler serta ginjal).

4. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.

(kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang

sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien / orang terdekat untuk

mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima

realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku

tidak akan dipertahankan).

5. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi

tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudahj

dalam menentukan intervensi).

6. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi

(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat

lanjut) melalui penkes. (Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien

tentang proses penyakit hipertensi).

2.2.7.3 Evaluasi Keperawatan

Resiko penurunan jantung tidak terjadi, intoleransi aktivitas dapat

Page 25: Home Care Tugas Kelompok

teratasi, rasa sakit kepala berkurang bahkan hilang, klien dapat

mengontrol pemasukan / intake nutrisi, klien dapat menggunakan mekanisme

koping yang efektif dan tepat, klien paham mengenai kondisi penyakitnya.

2.2.3 Rencana Perawatan Home Care Hipertensi

2.2.3.1 Fase Persiapan

Struktur organisasi

Pimpinan homecare:

Manajer adminstrasi: 1.

2.

Manajer Pelayanan: 1.

2.

Koordinator kasus: 1.

2.

Pelaksana Pelayanan:1.

2.

Format askep home care

No register: …………

Nama pasien:

Umur:

1. Pengkajian

a. Aktivitas/ Istirahat.

Page 26: Home Care Tugas Kelompok

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

b. Sirkulasi

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan

penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi,

murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,

kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian

kapiler mungkin lambat/ bertunda.

c. Integritas Ego.

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple hubungan,

keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan

meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal

pada masa yang lalu.)

e. Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta

kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun)

Riwayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

f. Neurosensori

Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi

saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan

penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses

piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

g. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.

h. Pernafasan

Page 27: Home Care Tugas Kelompok

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk

dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas

tambahan (krakties/mengi), sianosis.

i. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

j. Pembelajaran/Penyuluhan

Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.

Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara,

penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.

Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi

obat.

2. Diagnosa, Kriteria hasil dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1 .

Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi

pembuluh darah.

Kriteria Hasil :

Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban

kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat

diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang

normal pasien.

Intervensi

1. Observasi tekanan darah (perbandingan dari tekanan memberikan gambaran

yang lebih lengkap tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler).

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer (Denyutan

karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati / palpasi.

Dunyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi

(peningkatan SVR) dan kongesti vena).

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. (S4 umum terdengar pada

pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S3

Page 28: Home Care Tugas Kelompok

menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels,

mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya

atau gagal jantung kronik).

4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.

(adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat

mencerminkan dekompensasi / penurunan curah jantung).

5. Catat adanya demam umum / tertentu. (dapat mengindikasikan gagal

jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler).

6. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi. (dapat

menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang,

sehingga akan menurunkan tekanan darah).

7. Kolaborasi dengan dokter dlam pembrian therafi anti

hipertensi,deuritik. (menurunkan tekanan darah).

Dignosa 2

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Kriteria Hasil :

Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,

melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi

1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :

frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan

TD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,

pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasien

terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja

/ jantung).

2. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan

/ kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada

aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahat

penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).

3. Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsi

Page 29: Home Care Tugas Kelompok

oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah

oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan

tiba-tiba pada kerja jantung).

4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan

energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen).

5. Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.

(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan

mencegah kelemahan).

Diagnosa 3

Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler cerebral.

Kriteria Hasil :

Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan tulang / terkontrol, mengungkapkan

metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment farmakologi yang

diresepkan.

Intervensi

1. Pertahankan tirah baring selama fase akut. (Meminimalkan stimulasi /

meningkatkan relaksasi).

2. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,

misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta teknik

relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dengan

menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam menghilangkan sakit

kepala dan komplikasinya).

3. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan

sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,dan membungkuk. (Aktivitas

yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya

peningkatkan tekanan vakuler serebral).

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. (Meminimalkan penggunaan

oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien).

Page 30: Home Care Tugas Kelompok

5. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah

makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan).

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas,

diazepam dll. (Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf

simpatis).

Diagnosa 4

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.

Kriteria Hasil :

klien dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan,

menunjukan perubahan pola makan, melakukan / memprogram olah raga yang

tepat secara individu.

Intervensi

1. Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan

kegemukan. (Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi, kerena

disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan

dengan masa tumbuh).

2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan

lemak,garam dan gula sesuai indikasi. (Kesalahan kebiasaan makan menunjang

terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk

hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal

jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler

dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi).

3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk

penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk

menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak

berhasil).

4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi

kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam

menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).

5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien, Misalnya :

Page 31: Home Care Tugas Kelompok

penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. (Penurunan masukan kalori

seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan berat

badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang lambat mengindikasikan

kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mengubah

kebiasaan makan).

6. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasukkapan

dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat

makanan dimakan. (memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang

dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan perhatian

pada factor mana pasien telah / dapat mengontrol perubahan).

7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan

dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll)

dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).

(Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam

mencegah perkembangan aterogenesis).

8. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan konseling dan

bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).

Diagnosa 5

Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak

efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistic.

Kriteria Hasil :

Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekkuensinya, menyatakan

kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi, mengidentifikasi potensial

situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari dan mengubahnya.

Intervensi

1. Kaji keefektipan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,

Misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan

berpartisipasi dalam rencana pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu untuk

megubah pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan

mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-hari).

2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan

Page 32: Home Care Tugas Kelompok

konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala, ketidak

mampuan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah. (Manifestasi mekanisme

koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan

diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic).

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan

strategi untuk mengatasinya. (pengenalan terhadap stressor adalah langkah

pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor).

4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan partisifasi

maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan memberikan klien

perasaan kontrol diri yang berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan koping,

dan dapat menigkatkan kerjasama dalam regiment teraupetik.

5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan

pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang anda

inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif

terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja keras,

kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada kurang

perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).

6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan

hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang membatalkan tujuan

diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara

realistic untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya).

Diagnosa 6

Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangn

Kriteria hasil

1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment pengobatan.

2. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang

perlu diperhatikan. Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Intervensi

3. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko kardivaskuler

yang dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan

Page 33: Home Care Tugas Kelompok

kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (lebih dari 60

cc / hari dengan teratur) pola hidup penuh stress. (Faktor-faktor resiko

ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit

kardiovaskuler serta ginjal).

4. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.

(kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang

sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien / orang terdekat untuk

mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima

realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku

tidak akan dipertahankan).

5. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi

tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudahj

dalam menentukan intervensi).

6. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi

(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat

lanjut) melalui penkes. (Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien

tentang proses penyakit hipertensi).

3. REKAP ALAT / BAHAN YANG TERPAKAI 1. Tensi meter

2. Stetoskop 3. Penimbang berat badan 4. Spuit 5. Infus set 6. Obat-obatanDll………………………….

4. EVALUASI

1. Evalusi Perawat

2. Evaluasi pasien / keluarga

Page 34: Home Care Tugas Kelompok

FORMAT INFORM CONCENT

Persetujuan dari pasien dan keluarga Persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatanPersetujuan sistem gaji/upah personil home care.

2.2.3.2. Fase implementasi

Rencana kebutuhan klien

Waktu :

Biaya:

Pemantauan Hipertensi 35.000 1 x tindakan

Daftar tarif sewa alat Set hipertensi 10.000 – 20.000

Set oksigen + isi 1 m3 60.000 Penanganan nyeri 50.000

Tarif transportasi1 Dalam kota kepanjen 1.500 – 15.0002 Luar Kota kepanjen 20.000/km

Page 35: Home Care Tugas Kelompok

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasn di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Pelayanan keperawatan Home care terdiri dari tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier.

Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital home care yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang dilayani adalah pasien pasca rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah home care swasta (agency) yang dikelola oleh swasta atau suatu agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah disyahkan dengan akta notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat layananhome care adalah pasien yang secara medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang memadai.

Pada kasus penyakit hipertensi kebanyakan pasien aman untuk untuk di rawat, penderita hipertensi memerlukan pengawasan tekanan darah, pembatasan diet dan panorama BB, dan pengawasan keteraturan minum obat.

Page 36: Home Care Tugas Kelompok

3.2 Saran Bagi perawat

Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Bagi pasien dan keluargaHendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home

care, manicotti anjuran dari perawa, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.