evaluasi pelayanan informasi obat tanpa resep oleh...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
i
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH
APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO
KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
I Putu Purwa Yoga
NIM : 148114127
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH
APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO
KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
I Putu Purwa Yoga
NIM : 148114127
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada,
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai
Keluarga untuk segala doa, bimbingan, dan kasih sayang yang selalu ada
Teman-teman terkasih yang telah berproses bersama, dan
Untuk almamater Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep Oleh Apoteker di Apotek di
Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta” dengan baik dan sesuai
waktu yang telah ditetapkan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Fram.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran serta sabar dalam
memberikan bimbingan dan dukungan terhadap penulis dalam proses
penyusunan Skripsi ini.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Si., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati,
M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan
arahan dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Bapak, ibu, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,
semangat dan dorongan dalam berproses selama ini.
5. Keluarga Ridwan Auther yang telah memberikan dorongan dan semangat
kepada penulis selama ini.
6. Yang terkasih, Bella R. Amellia telah memberikan dukungan, semangat
serta doa selama proses penyusunan skripsi.
7. Teman-teman FSM C 2014 dan Farmasi angkatan 2014 atas kebersamaan
dan telah berjuang bersama mulai dari masa orientasi TITRASI hingga
masa perkuliahan berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
8. Teman-teman Semeton Puri Nangka “Pande, Alit, Wisnu, Miasa, Bio,
Dewa, Gelok, Agung, Krisna, Dicky, Bontalan, Agus, Padu, Kacrit,
Wahyu, Praja, Pedrik, Mangku dan Ivan” atas kebersamaan dan hiburan
selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan
doa bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih jauh dari sempurna
sehingga masih memiliki kekurangan.Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun naskah penelitian agar dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 21 Oktober 2018.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
PRAKATA ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................ 3
Desain dan Subjek Penelitian ..................................................................... 3
Pengambilan Data ....................................................................................... 4
Analisis Data ............................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 5
KESIMPULAN ............................................................................................... 13
SARAN ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
LAMPIRAN ..................................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep ............................. 6
Tabel II.Kategori Apotek Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 ... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Data Penelitian .................................................................. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Definisi Operasional Penelitian ........................................... 17
Lampiran 2. Checklist Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep .............. 18
Lampiran 3. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat ... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
ABSTRAK
Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan apoteker kepada pasien
yang ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa
Resep oleh Apoteker dan mengetahui seberapa efektif Pelayanan Informasi Obat
Tanpa Resep oleh Apoteker kepada pasien di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
dengan teknik pengambilan sampel secara non random sampling. Pengambilan
data pada penelitian ini dengan cara observasi tersamar, analisis data dengan cara
dilakukan yaitu data yang dikumpulkan dengan jumlah pengamatan ditotalkan
dengan nilai checklist sejumlah 14 kemudian dibagi 3 kategori A, B, dan C untuk
penilaian di setiap apotek. Hasil penelitian menunjukkan 9 apotek dikategorikan B
dan 3 apotek dikategorikan C. Sedangkan hasil penilaian checklist sesuai dengan
kategori pada pelayanan informasi obat berdasarkan tiap item penilaian, yaitu
sangat Baik yaitu item 4 dengan intonasi yang tepat (97,2%); item 5 kecepatan
komunikasi yang diterima pasien (100%); item 9 aturan pakai obat (88,9%); item
14 mengucapkan terimakasih (94,4%). Baik yaitu item 1 ramah melakukan
senyum (66,7%); item 2 ramah melakukan salam dan sapa (75,0%); item 10 cara
pakai obat (58,3%). Cukup yaitu item 3 menanyakan kebutuhan pasien (44,4%).
Kurang yaitu item 6 menanyakan keluhan pasien (16,7%); item 7 nama obat
(22,2%); item 8 indikasi obat (13,9%); item 11 cara penyimpanan obat (8,3%);
item 12 efek samping obat (25,0%); item 13 cara pembuangan obat (0%).
Kata Kunci : Obat Non Resep, Pelayanan Informasi Obat, Apotek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
ABSTRACT
Non-Prescription Drug Services are pharmacist services to patients who
want to do self-medication, known as self-medication. The purpose of this study
was to evaluate the Drug Prescription Information Service by Pharmacists and
find out how effective the Prescription Drug Information Service was by
Pharmacists for patients at the Pharmacy in Maguwoharjo Village, Sleman
Regency, Yogyakarta. This study included a descriptive study with a non-random
sampling technique. Retrieval of data in this study by disguised observation, data
analysis by means of data that is collected by the number of observations totaled
with a checklist value of 14 then divided into 3 categories A, B, and C for
assessment at each pharmacy. The results showed that 9 pharmacies were
categorized as B and 3 pharmacies were categorized as C. While the results of the
checklist assessment were in accordance with the categories of drug information
services based on each assessment item, which was very good, item 4 with the
right intonation (97.2%); item 5 communication speed received by the patient
(100%); item 9 rules for using drugs (88.9%); item 14 thanks (94.4%). Good,
namely item 1 friendly to smile (66.7%); item 2 is friendly to do greetings and
greetings (75.0%); item 10 how to use drugs (58.3%). Enough, namely item 3 asks
the needs of patients (44.4%). Less is item 6 asking for patient complaints
(16.7%); item 7 drug name (22.2%); item 8 drug indication (13.9%); item 11 how
to store drugs (8.3%); item 12 drug side effects (25.0%); item 13 how to dispose
of drugs (0%).
Keywords: Non Prescription Drugs, Drug Information Service, Pharmacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
PENDAHULUAN
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh apoteker, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek
harus dikelola oleh seorang apoteker yang professional (Permenkes, 2016). Jadi
semestinya masyarakat yang datang ke apotek ditemui oleh apoteker, dapat
konsultasi tentang masalah obat yang mereka konsumsi, diberi alternatif solusi
dan diakhiri dengan membayar jasa pelayanan. Akan tetapi pada kenyataannya,
masih banyak apotek yang tidak melaksanakan fungsinya dengan baik. Misalnya
saja apotek yang seharusnya berfungsi sebagai sarana pelayanan kefarmasian,
telah berubah fungsi menjadi tempat untuk sekedar jual beli obat. Obat dijadikan
sebagai komoditi dagang dengan adanya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penghasilan, dan margin keuntungan atas kegiatan jual beli obat (Pratomo, 2013).
Pelayanan kefarmasian adalah syarat dari pengobatan untuk tujuan
keberhasilan terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan terapi
yaitu (1) mengobati penyakit, (2) menguragi gejala yang dialami oleh pasien, (3)
mencegah atau memperlambat penyebaran penyakit, atau (4) mencegah penyakit
ataupun gejalanya. Pelayanan kefarmasian melibatkan proses co-operatif seorang
farmasis dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam merancang,
menerapkan, dan monitoring rencana pengobatan yang akan menghasilkan
outcome terapi spesifik untuk pasien (EDQM, 2012).
Belum semua pasien tahu dan sadar akan apa yang harus dilakukan
tentang obat-obatnya, oleh sebab itu untuk mencegah kesalahgunaan,
penyalahgunaan, dan adanya interaksi obat yang tidak dikehendaki, pelayanan
informasi obat dirasa sangat diperlukan. Farmasis dapat berkontribusi untuk
meningkatkan hasil dari farmakoterapi dengan cara memberikan edukasi dan
konseling pada pasien untuk menyiapkan dan memotivasi pasien agar menaati
aturan farmakoterapi dan kegiatan monitoring. Edukasi dan konseling merupakan
hal yang paling efektif ketika diselenggarakan di dalam ruangan atau tempat yang
menjamin privasi dan memiliki kesempatan untuk menjaga rahasia komunikasi
(Yamada and Nabeshima, 2015).
Penelitian ini dilakukan di kelurahan maguwoharjo. Peneliti
mengharapkan dapat mengevaluasi apotek di kelurahan maguwoharjo yang
bertujuan memberikan informasi terkait obat yang digunakan oleh masyarakat
yang datang di apotek tersebut. Dalam penelitian ini pentingnya dibahas
pelayanan informasi obat tanpa resep oleh apoteker agar pasien dapat
menggunakan obat secara benar dan mengetahui informasi tentang obat yang
sedang dikonsumsi oleh pasien.
Tujuan umum untuk menilai sejauh mana pelayanan informasi obat tanpa
resep yang diberikan oleh apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo
kabupaten sleman Yogyakarta. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
seberapa efektif pelayanan informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh
apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman yogyakarta.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada tenaga farmasi dan masyarakat tentang pentingnya pelayanan informasi
obat untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional dan
melindungi profesi dalam menjalankan praktek kefarmasian dan menambah
pengetahuan bagi peneliti maupun mahasiswa lainnya tentang pelayanan
informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh apoteker kepada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah Evaluation study, dengan metode analisis
data yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis mengenai
fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2017). Dengan pendekatan evaluatif akan
didapatkan suatu kesimpulan mengenai apakah suatu kebijakan sudah diterapkan
dengan baik atau belum. Pengambilan data dilakukan secara observasi tersamar
yaitu observasi untuk menghindari suatu data yang dicari merupakan data yang
dirahasiakan (Sugiyono, 2012).
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 di Apotek di Kelurahan
Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta, di 12 apotek di kelurahan
maguwoharjo sebagai subyek penelitian ini adalah Apoteker.
Gambar 1.Bagan Data Penelitian Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep Oleh
Apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman
Yogyakarta.
Responden 12
apoteker dengan 3
replikasi sejumlah 36
hasil
Pembahasan dilakukan
terhadap 36 hasil
penelitian berdasarkan
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
Nomor 73 tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Pengambilan Data
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara berupa
observasi tersamar. Pengisian data dilakukan pada lembar checklist dalam bentuk
tabel. Data yang diambil merupakan informasi terkait obat tanpa resep meliputi
nama pasien, jenis kelamin pasien, beserta jenis pelayanan informasi obat tanpa
resep. Pada penelitian ini, data yang dianalisis berdasarkan data checklist yang
diperoleh dan tidak diberikan suatu intervensi, data checklist subjek penelitian
akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan tanpa persetujuan yang bersangkutan,
serta data subjek sepenuhnya hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Interpretasi dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan memperoleh hasil dengan perhitungan presentase seusai
dengan rumus yaitu ( 𝑥 =jumlah checklist ada/𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎
jumlah keseluruhan data (36)𝑋 100%) dengan contoh
pertanyaan no 1 di checklist jumlah ada sebesar 24 dan tidak ada sebesar 12 maka
dengan perhitungan rumus
( 𝑥 =24
36𝑋 100%) = 66,7%, sedangkan tidak ada ( 𝑥 =
12
36𝑋 100%) = 33,3%
dimana ada 4 kategori untuk penilaian 76,0%-100% dikategorikan (sangat baik),
51,0%-75,0% dikategorikan (baik), 26,0%-50,0% dikategorikan (cukup), dan
0,0%-25,0% dikategorikan (kurang) (Novitasari, 2016).
Data yang dikumpulkan dengan jumlah pengamatan ditotalkan dengan
nilai cheklist sejumlah 14 kemudian dibagi 3 kategori untuk penilaian di setiap
apotek 11-14 dikategorikan A, 6-10 dikategorikan B, dan 1-5 dikategorikan C.
hasil analisis data kemudian disajikan dalam bentuk presentase dalam table
(Novitasari, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini checklist dinilai sendiri dengan melakukan observasi
tersamar dan penilaian sesuai checklist terhadap pelayanan informasi obat tanpa
resep oleh apoteker di Apotek yang terletak di Kelurahan Maguwoharjo
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Karakteristik apotek dan apoteker yaitu jumlah apotek sebanyak 12
dengan 9 apotek jejaring di miliki 3 unit usaha dan 3 apotek milik pribadi.
Apoteker yang ditemui pada semua apotek berjenis kelamin perempuan.
Dari hasil penelitian ini maka peneliti dapat memaparkan hasil berupa tabel
dimana pembahan ini terdapat 2 table yang pertama terkait dengan hasil penilaian
checklist dapat dipaparkan sebagai persentase disetiap pertanyaan dengan jumlah
pertanyaan adalah 14 item, table kedua terkait dengan kategori disetiap apotek
dengan jumlah 12 apotek sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
Hasil penilaian checklist tentang Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep
Oleh Apoteker Di Apotek Di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman
Yogyakarta dapat disajikan dalam table I berikut.
Tabel I. Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep
Berdasarkan persentase hasil checklist evaluasi pelayanan informasi obat
tanpa resep oleh apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman
yogyakarta yang berisi 14 pertanyaan dengan jumlah apotek sebanyak 12 apotek
yang dilakukan 3 replikasi maka hasil yang di dapatkan pada tabel 1 dengan
No Ceklist Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa
Resep
Ada
%
Tidak
Ada
%
1 Keramah tamahan dalam melakukan senyum 66,7 % 33,3%
2 Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa
kepada pasien
75,0 % 25,0%
3 Adakah saat melayani pasien tenaga kesehatan yang
melayani sudah menanyakan kebutuhan pasien apa
44,4 % 55,6 %
4 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat
berkomunikasi dengan intonasi yang tepat
97,2 % 2,8 %
5 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat
berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu
diterima pasien
100 % 0 %
6 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat
berkomunikasi menanyakan keluhan/obat yang pernah
dikonsumsi pasien
16,7 % 83,3 %
7 Penyampaian Nama Obat
(Nama Generik/ paten)
22,2 % 77,8 %
8 Informasi Indikasi Obat
(Jelas memberikan informasi tentang fungsi obat)
13,9 % 86,1 %
9 Informasi Aturan Pakai Obat
( diminum setelah makan atau sebelum makan)
88,9 % 11,1 %
10 Informasi Cara Pakai Obat 58,3 % 41,7 %
11 Informasi Cara Penyimpanan Obat
(Contoh : suhu ruangan)
8,3 % 91,7 %
12 Informasi Tentang Efek Samping Obat
(contoh : mual, muntah)
25,0 % 75,0 %
13 Informasi Cara Pembuangan Obat
(melalui saluran air atau ditimbun)
0 % 100 %
14 Adakah saat akhir melakukan konseling kepada pasien
mengucapkan terimakasih atas kedatangan/pembelian
obat kepada pasien
94,4 % 5,6 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
demikian peneliti dapat menulis dan memaparkan hasil yang didapatkan pada
pembahasan.
Hasil pengumpulan data dari penilaian ceklist didapatkan hasil untuk jenis
informasi pelayanan obat yang seharusnya diperoleh pasien sesuai Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016. Hasil yang diperoleh
dari ceklist yaitu :
1. Keramahan tamahan dalam melakukan senyum menunjukkan
persentase yang baik yaitu sebesar 66,7% disebabkan apoteker sudah
ramah dalam berkomunikasi seperti menyapa pasien saat datang
dengan senyum.
2. Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa kepada pasien
menunjukkan hasil persentase yang baik yaitu sebesar 75,0%
disebabkan apoteker berkomunikasi dengan baik dalam melakukan
salam dan sapa kepada pasien.
3. Kebutuhan pasien menunjukkan persentase yang cukup yaitu sebesar
44,4% disebabkan apoteker yang bertugas sebagian besar tidak
menanyakan kebutuhan pasien saat datang ke apotek.
4. berkomunikasi dengan intonasi yang tepat menunjukkan hasil yang
sangat baik yaitu sebesar 97,2% disebabkan apoteker yang bertugas
saat melakukan pelayanan berkomunikasi dengan pasien dengan
intonasi yang sudah baik.
5. Berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu diterima pasien
menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu sebesar 100% disebabkan
apoteker yang melakukan pelayanan informasi obat berkomunikasi
dengan pasien dengan kecepatan yang mampu diterima pasien dengan
baik.
6. Berkomunikasi menyakan keluhan/obat yang pernah dikonsumsi oleh
pasien menunjukkan hasil persentase yang kurang yaitu sebesar 16,7%.
Hasil persentase rendah disebabkan apoteker yang kurangnya
perhatian terhadap pasien saat melakukan pelayanan menanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
keluhan pasien dan obat yang pernah dikonsumsi dikarenakan perlunya
apoteker menanyakan keluhan pasien yang membantu apoteker saat
menentukan obat yang tepat bagi pasien.
7. Penyampaian nama obat menunjukan hasil persentase yang kurang
yaitu sebesar 22,2%. Hasil persentase rendah disebabkan apoteker
yang kurangnya memberikan informasi yang terutama informasi
terkait nama obat itu termasuk generik atau paten dikarenakan pasien
juga ingin tahu apa perbedaan dari obat paten dan generik.
8. Informasi indikasi obat menunjukkan hasil yang kurang yaitu sebesar
13,9%. Hasil persentase rendah disebabkan minimnya pengetahuan
apoteker tentang indikasi obat yang akan disampaikan kepada pasien
dan waktu yang tidak memungkinkan menyampaikan indikasi obat
karena pasien ingin langsung pulang setelah membeli obat.
9. Informasi aturan pakai obat menunjukkan hasil persentase yang sangat
baik yaitu sebesar 88,9%. Disebabkan apoteker sudah menyampaikan
informasi aturan pakai obat saat melakukan pelayanan.
10. Informasi cara pakai obat menunjukkan hasil persentase yang baik
yaitu sebesar 58,3%. Disebabkan di beberapa apotek apoteker yang
bertugas sudah menyampaian informasi cara pakai obat.
11. Informasi cara penyimpanan obat menunjukkan hasil persentase yang
kurang yaitu sebesar 8,3% hasil presentase yang rendah disebabkan
apoteker yang bertugas di apotek menganggap pasien sudah mengerti
dengan cara penyimpanan obat yang dibeli contohnya sedian sirup dan
obat tetes mata sehingga apoteker tidak perlu lagi untuk
menyampaikan cara penyimpanan obat tersebut.
12. Informasi efek samping obat menunjukkan hasil presentase yang
kurang yaitu sebesar 25,0%. Hasil persentase yang rendah disebabkan
apoteker mengganggap itu hanya sebagai obat tanpa resep jadi pasien
pasti bisa membaca tentang efek samping obat yang dibelinya
dikemasan obatnya sehingga apoteker tidak menyampaikan informasi
tentang efek samping obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
13. Cara pembuangan obat menujukkan hasil persentase yang kurang yaitu
sebesar 0%. Hasil persentase sangat rendah disebabkan apoteker
mengganggap itu hanya sebagai obat tanpa resep jadi pasien tahu cara
membuang obat yang dibelinya sehingga apoteker tidak
menyampaikan informasi cara pembuangan obat tersebut padahal
sangat penting dalam melakukan pelayanan cara pembuangan obat
perlu diberikan agar obat yang dibuang tidak disembarang tempat yang
dapat menyebabkan orang lain bisa memalsukan obat tersebut.
14. Mengucapkan terimakasih atas kedatangan/pembelian obat kepada
pasien menunjukkan hasil persentase yang sangat baik yaitu sebesar
94,4%. Disebabkan apoteker sudah melakukannya.
Pelayanan informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh apoteker di apotek
di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman Yogyakarta sebagian besar yang
disampaikan oleh apoteker hanya sebatas keramah tamahan dalam berkomunikasi
dan penyampaian nama obat. Padahal, pelayanan informasi obat tanpa resep tidak
kalah penting dengn obat resep karena dengan adanya pelayann informasi obat
tanpa resep yang lengkap dan jelas sesuai Permenkes yang berlaku dapat
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap obat yang digunakannya. Apoteker
dituntut kemampuan dalam menguasai ilmu-ilmu farmasi terutama mengenai obat
dan untuk pasien dapat mengetahui informasi yang lengkap mengenai penggunaan
obat yang benar dalam hal ini perlunya apoteker selalu memberikan pelayanan
dengan menggunakan metode “DAGUSIBU” agar pasien lebih luas mengetahui
obat yang sedang dikonsumsinya sehingga melindungi apoteker dalam
menjalankan profesi dengan peraturan yang ada.
Dampak yang terjadi saat pelayanan informasi obat tidak sesuai standar
pelayanan yaitu merugikan bagi profesi apoteker yang bertugas tidak melayani
secara profesional dan pasien yang dapat menimbulkan efek samping diluar
kendali sehingga pasien tidak sembuh dari sakitnya melainkan penyakit yang
dideritanya semakin parah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
Tingkat pemahaman pasien dalam memahami informasi yang diberikan oleh
apoteker adalah salah satu factor yang menentukan lamanya waktu yang
dibutuhkan apoteker dalam menyampaikan informasi obat, untuk mengetahui
tingkat pemahaman dari pasien perlunya apoteker meminta pasien untuk
mengulangi informasi yang diberikan oleh apoteker, maka waktu yang dibutuhkan
apoteker untuk memberikan pelayanan informasi obat juga semakin cepat.Oleh
karena itu, apoteker dituntut dapat menyampaikan informasi yang mudah diterima
dan dipahami oleh pasien.
Hasil penilaian checklist di 12 apotek dengan 3 replikasi dengan jumlah
keseluruhan 36 data memperoleh kategori di setiap apotek yang disajikan dalam
table II sebagai berikut.
Tabel II. Kategori Apotek Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016
Berdasarkan hasil presentase checklist di table 1 maka peneliti dapat
memberikan hasil dan menentukan kategori sesuai dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016 yang dipaparkan pada table 2.
Hasil pengumpulan data dari penilaian checklist didapatkan hasil untuk
jenis informasi yang seharusnya diperoleh pasien sesuai dengan Standar
Pelayanan Kefarmasian dari pedoman Kementrian Kesehatan. Hasil yang
diperoleh dari 12 Apotek dengan 3 replikasi yaitu 9 Apotek dikategorikan B
(dimana sebagian besar hasil checklist sudah sesuai dengan Standar Pelayanan
Apotek Replikasi 1
(Ada)
Replikasi 2
(Ada)
Replikasi 3
(Ada)
Jumlah
Hasil
(Jumlah : 3)
Kategori
1 9 9 9 27 9 B
2 8 10 11 29 9,6 B
3 7 8 8 23 7,6 B
4 7 7 9 23 7,6 B
5 10 8 9 27 9 B
6 7 9 11 27 9 B
7 3 5 6 14 4,6 C
8 7 8 7 22 7,3 B
9 4 4 6 14 4,6 C
10 6 6 4 16 5,3 C
11 7 5 5 17 5,6 B
12 6 6 5 17 5,6 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016, sedangkan 3 Apotek
dikategorikan C (dimana sebagian besar hasil checklist belum memenuhi
persyaratan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016).
Dalam pembahasan ini apoteker harus memahami dan menyadari
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses
pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat,
masalah farmakoekonomi, dan farmasi social. Untuk menghindari hal tersebut,
apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker mampu
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk
mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut,
apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat, melakukan
evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melakukan
semua kegiatan itu, diperlukan standar pelayanan kefarmasian (Permenkes, 2016).
Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh farmasi sebagai bahan acuan atau
sumber informasi dan bahan evaluasi kepada tenaga kefarmasian atau apoteker di
apotek dalam meningkatkan upaya sebagai pelayanan informasi obat tanpa resep.
Khususnya bagi apoteker, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk lebih
berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan informasi obat tanpa resep
kepada pasien. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti tidak dapat
melakukan wawancara dengan apoteker terkait alasan informasi obat yang
diberikan kepada pasien.
Pembahasan yang menarik pada penelitian ini yaitu ada beberapa
kesamaan dalam semua apotek yang paling sering dilakukan dalam memberikan
informasi dengan pasien
1. Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa kepada pasien
hampir semua apotek melakukan hal tersebut.
2. Apoteker yang melayani pasien saat berkomunikasi dengan intonasi
yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
3. Apoteker yang melayani pasien saat berkomunikasi dengan kecepatan
yang mampu diterima pasien.
4. Apoteker saat melakukan konseling kepada pasien mengucapkan
terimakasih atas kedatangan/pembelian obat kepada pasien.
Dalam penelitian ini juga terdapat hal yang sama sekali tidak dilakukan
apoteker memberikan informasi kepada pasien yaitu informasi tentang cara
pembuangan obat (melalui saluran air atau di timbun).
Dalam pembahasan ini peneliti memberikan saran kepada semua apotek
dimana 9 apotek dikategorikan B dan 3 apotek dikategorikan C. untuk apotek
yang dikategorikan B sudah cukup baik tetapi agar memperoleh kategori A dan C
memperoleh kategori B perlu adanya peningkatan kinerja dari seorang apoteker
sebagai berikut :
1. Lebih sering melihat pedoman konseling di situs resmi seperi
PERMENKES dan lebih update juga terkait pemberian informasi obat
tanpa resep.
2. Diperlukan sarana penunjang seperti buku, jurnal maupun pedoman
yang lain terkait informasi obat di apotek.
3. Diperlukan aplikasi yang mendukung terkait informasi obat seperti
Medscape, Drugs.com medication Guide dan web yang paling umum
digunakan seperti Gudang Ilmu Farmasi – Farmasetika.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian mengenai evaluasi pelayanan informasi obat
tanpa resep oleh apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten
Sleman Yogyakarta, maka dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dari 12 apotek di Kelurahan Maguwoharjo
Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagian besar pelayanan yang diberikan
hanya terfokus kepada komunikasi dan ramah terhadap pasien.
2. Hasil penilaian checklist sesuai dengan kategori pada pelayanan informasi
obat berdasarkan tiap item penilaian, yaitu :
1. Sangat Baik yaitu item ke 4 berkomunikasi dengan intonasi yang tepat
(97,2%); item 5 berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu
diterima pasien (100%); item 9 aturan pakai obat (88,9%); item 14
mengucapkan terimakasih (94,4%).
2. Baik yaitu item ke 1 ramah dalam senyum (66,7%); item 2 ramah
melakukan salam dan sapa (75,0%); dan item 10 cara pakai obat
(58,3%).
3. Cukup yaitu item ke 3 menanyakan kebutuhan pasien apa (44,4%),
4. Kurang item ke 6 menanyakan keluhan pasien (16,7%); item 7 nama
obat (22,2%); item 8 indikasi obat (13,9%); item 11 cara penyimpanan
obat (8,3%); item 12 efek samping obat (25,0%); dan item 13 cara
pembuangan obat (0%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan
saran yang bisa menjadi masukan bagi Apotek di Kelurahan Maguwoharjo
Kabupaten Sleman Yogyakarta, yaitu:
1. Dengan diketahuinya pelayanan informasi obat tanpa resep oleh apoteker
di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta
maka disarankan agar Apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo
Kabupaten Sleman Yogyakarta melakukan pelayanan informasi obat
prinsip DAGUSIBU.
2. Kepada Apoteker diharapkan lebih memperhatikan kemampuan pemberian
Pelayanan Informasi Obat kepada pasien untuk memberi obat tanpa resep,
agar pasien tidak merasa khawatir dengan obat yang digunakan dan
meminimalisir terjadinya kejadian yang tidak diharapkan saat
mengkonsumsi obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
DAFTAR PUSTAKA
EDQM, 2012, Pharmaceutical Care – Policies and Practice for a Safer,
More Responsible and Cost – effective Health System,
Directorate for the Quality of Medicines & HealthCare of the
Council of Europe (EDQM), France, p. 7.
Depkes RI., 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI., 2016, Peraturan Pemerintah No.PP 51 Tahun 2009 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI., 2009, Peraturan Pemerintah No.PP 73 Tahun 2016Tentang
Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI., 2014, Peraturan Pemerintah No. PP 35 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI.
Manan, El., 2014, Buku Pintar swamedikasi, Saufa, Jogjakarta.
Novitasari, 2016, Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien di
Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
Ario Pratomo, dan Amanda WBBA., 2013, Analisis Fundamental dan
Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang
Terdapat pada Indeks LQ45, Medan : Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Vol.1, No.3, Februari.
Purwanti, A., Harianto., dan Supardi, S., 2004, Gambaran Pelaksanaan
Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun
2003, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No. 2.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Yamada, K., Nabeshima, T., 2015, Pharmacist-managed clinic for patient
education and counselilng in japan: current status and future
perspective, Journal of Pharmaceutical Health Care and
Sciences (JPHCS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Definisi Operasional Penelitian
1. Pada penelitian ini informasi yang ingin diperoleh apakah
Apoteker sudah menjelaskan informasi obat dengan jelas dan
sesuai dengan standar pelayanan di apotek menurut Menkes, RI.,
2016.
2. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Dalam penelitian ini Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus
berinteraksi dengan pasien, dan apoteker harus mampu
berkomunikasi dengan pasien sehubungan dengan informasi obat
yang akan digunakan pasien dan Apoteker diharapkan dapat
memberikan informasi yang jelas dan baik kepada pasien.
3. Dalam penelitian ini yaitu pembelian obat tanpa resep peran
Apoteker yaitu wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai
data pasien, apoteker wajib memberikan informasi obat secara
benar, yang mencangkup indikasi, kontraindikasi, cara pemakaian,
cara penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul, serta
tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut
timbul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Lampiran 2. CekList Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep.
CEKLIST EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP
OLEH APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO
KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
Tanggal :
Ceklist ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Proposal yang
berjudul “EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA
RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN
MAGUWOHARJO KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA” yang
dilakukan oleh :
I Putu Purwa Yoga (148114127)
S1 Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
A. Identitas Pasien
Nama :
Jenis Kelamin :
No Ceklist Evaluasi Pelayanan Informasi Obat
Tanpa Resep
Ada Tidak
Ada
1 Keramah tamahan dalam melakukan
senyum
2 Keramah tamahan dalam melakukan salam
dan sapa kepada pasien
3 Adakah saat melayani pasien tenaga
kesehatan yang melayani sudah
menanyakan kebutuhan pasien apa
4 Adakah tenaga kesehatan yang melayani
pasien saat berkomunikasi dengan intonasi
yang tepat
5 Adakah tenaga kesehatan yang melayani
pasien saat berkomunikasi dengan
kecepatan yang mampu diterima pasien
6 Adakah tenaga kesehatan yang melayani
pasien saat berkomunikasi menanyakan
keluhan/obat yang pernah dikonsumsi
pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
7 Penyampaian Nama Obat
(Nama Generik/ paten)
8 Informasi Indikasi Obat
(Jelas memberikan informasi tentang
fungsi obat)
9 Informasi Aturan Pakai Obat
( diminum setelah makan atau sebelum
makan)
10 Informasi Cara Pakai Obat
11 Informasi Cara Penyimpanan Obat
(Contoh : suhu ruangan)
12 Informasi Tentang Efek Samping Obat
(contoh : mual, muntah)
13 Informasi Cara Pembuangan Obat
(di washtaple atau di tanah)
14 Adakah saat akhir melakukan konseling
kepada pasien mengucapkan terimakasih
atas kedatangan/pembelian obat kepada
pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Lampiran 3.Standar prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap I Putu Purwa Yoga, lahir di
Berangbang pada tanggal 16 Mei 1996 dan merupakan
anak pertama dari pasangan I Made Dirga Diana dan Ni
Ketut Warningsih. Pendidikan formal yang telah ditempuh
penulis yaitu TK Kumuda Sari (2000 - 2001), tingkat
Sekolah Dasar di SD N 3 Brangbang (2002 - 2008),
tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Kuta
Utara (2008 – 2011), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA N 2 Mengwi
(2011 – 2014).Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang
Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti KPU tahun
2015 sebagaianggota devisi perlengkapan, KPU tahun 2016 sebagai anggota divisi
perlengkapan, dan FACTION tahun 2016 sebagai anggota divisi perlengkapan.
Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi dalam kampus seperti UKF
Squadra Viola sebagai Anggota periode 2016/2017 dan UKF Volli sebagai
anggota periode 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI