evaluasi pelayanan informasi obat tanpa resep oleh

36
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : I Putu Purwa Yoga NIM : 148114127 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

i

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

I Putu Purwa Yoga

NIM : 148114127

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

ii

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

I Putu Purwa Yoga

NIM : 148114127

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada,

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai

Keluarga untuk segala doa, bimbingan, dan kasih sayang yang selalu ada

Teman-teman terkasih yang telah berproses bersama, dan

Untuk almamater Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep Oleh Apoteker di Apotek di

Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta” dengan baik dan sesuai

waktu yang telah ditetapkan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Fram.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran serta sabar dalam

memberikan bimbingan dan dukungan terhadap penulis dalam proses

penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Si., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati,

M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan

arahan dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Bapak, ibu, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,

semangat dan dorongan dalam berproses selama ini.

5. Keluarga Ridwan Auther yang telah memberikan dorongan dan semangat

kepada penulis selama ini.

6. Yang terkasih, Bella R. Amellia telah memberikan dukungan, semangat

serta doa selama proses penyusunan skripsi.

7. Teman-teman FSM C 2014 dan Farmasi angkatan 2014 atas kebersamaan

dan telah berjuang bersama mulai dari masa orientasi TITRASI hingga

masa perkuliahan berakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

ix

8. Teman-teman Semeton Puri Nangka “Pande, Alit, Wisnu, Miasa, Bio,

Dewa, Gelok, Agung, Krisna, Dicky, Bontalan, Agus, Padu, Kacrit,

Wahyu, Praja, Pedrik, Mangku dan Ivan” atas kebersamaan dan hiburan

selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan

doa bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih jauh dari sempurna

sehingga masih memiliki kekurangan.Penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang dapat membangun naskah penelitian agar dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 21 Oktober 2018.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

x

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

PRAKATA ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

ABSTRACT ....................................................................................................... xv

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ................................................................................ 3

Desain dan Subjek Penelitian ..................................................................... 3

Pengambilan Data ....................................................................................... 4

Analisis Data ............................................................................................... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 5

KESIMPULAN ............................................................................................... 13

SARAN ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

LAMPIRAN ..................................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep ............................. 6

Tabel II.Kategori Apotek Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 ... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Data Penelitian .................................................................. 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Definisi Operasional Penelitian ........................................... 17

Lampiran 2. Checklist Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep .............. 18

Lampiran 3. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat ... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

xiv

ABSTRAK

Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan apoteker kepada pasien

yang ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa

Resep oleh Apoteker dan mengetahui seberapa efektif Pelayanan Informasi Obat

Tanpa Resep oleh Apoteker kepada pasien di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo

Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

dengan teknik pengambilan sampel secara non random sampling. Pengambilan

data pada penelitian ini dengan cara observasi tersamar, analisis data dengan cara

dilakukan yaitu data yang dikumpulkan dengan jumlah pengamatan ditotalkan

dengan nilai checklist sejumlah 14 kemudian dibagi 3 kategori A, B, dan C untuk

penilaian di setiap apotek. Hasil penelitian menunjukkan 9 apotek dikategorikan B

dan 3 apotek dikategorikan C. Sedangkan hasil penilaian checklist sesuai dengan

kategori pada pelayanan informasi obat berdasarkan tiap item penilaian, yaitu

sangat Baik yaitu item 4 dengan intonasi yang tepat (97,2%); item 5 kecepatan

komunikasi yang diterima pasien (100%); item 9 aturan pakai obat (88,9%); item

14 mengucapkan terimakasih (94,4%). Baik yaitu item 1 ramah melakukan

senyum (66,7%); item 2 ramah melakukan salam dan sapa (75,0%); item 10 cara

pakai obat (58,3%). Cukup yaitu item 3 menanyakan kebutuhan pasien (44,4%).

Kurang yaitu item 6 menanyakan keluhan pasien (16,7%); item 7 nama obat

(22,2%); item 8 indikasi obat (13,9%); item 11 cara penyimpanan obat (8,3%);

item 12 efek samping obat (25,0%); item 13 cara pembuangan obat (0%).

Kata Kunci : Obat Non Resep, Pelayanan Informasi Obat, Apotek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

xv

ABSTRACT

Non-Prescription Drug Services are pharmacist services to patients who

want to do self-medication, known as self-medication. The purpose of this study

was to evaluate the Drug Prescription Information Service by Pharmacists and

find out how effective the Prescription Drug Information Service was by

Pharmacists for patients at the Pharmacy in Maguwoharjo Village, Sleman

Regency, Yogyakarta. This study included a descriptive study with a non-random

sampling technique. Retrieval of data in this study by disguised observation, data

analysis by means of data that is collected by the number of observations totaled

with a checklist value of 14 then divided into 3 categories A, B, and C for

assessment at each pharmacy. The results showed that 9 pharmacies were

categorized as B and 3 pharmacies were categorized as C. While the results of the

checklist assessment were in accordance with the categories of drug information

services based on each assessment item, which was very good, item 4 with the

right intonation (97.2%); item 5 communication speed received by the patient

(100%); item 9 rules for using drugs (88.9%); item 14 thanks (94.4%). Good,

namely item 1 friendly to smile (66.7%); item 2 is friendly to do greetings and

greetings (75.0%); item 10 how to use drugs (58.3%). Enough, namely item 3 asks

the needs of patients (44.4%). Less is item 6 asking for patient complaints

(16.7%); item 7 drug name (22.2%); item 8 drug indication (13.9%); item 11 how

to store drugs (8.3%); item 12 drug side effects (25.0%); item 13 how to dispose

of drugs (0%).

Keywords: Non Prescription Drugs, Drug Information Service, Pharmacy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

1

PENDAHULUAN

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik

kefarmasian oleh apoteker, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek

harus dikelola oleh seorang apoteker yang professional (Permenkes, 2016). Jadi

semestinya masyarakat yang datang ke apotek ditemui oleh apoteker, dapat

konsultasi tentang masalah obat yang mereka konsumsi, diberi alternatif solusi

dan diakhiri dengan membayar jasa pelayanan. Akan tetapi pada kenyataannya,

masih banyak apotek yang tidak melaksanakan fungsinya dengan baik. Misalnya

saja apotek yang seharusnya berfungsi sebagai sarana pelayanan kefarmasian,

telah berubah fungsi menjadi tempat untuk sekedar jual beli obat. Obat dijadikan

sebagai komoditi dagang dengan adanya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak

Penghasilan, dan margin keuntungan atas kegiatan jual beli obat (Pratomo, 2013).

Pelayanan kefarmasian adalah syarat dari pengobatan untuk tujuan

keberhasilan terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan terapi

yaitu (1) mengobati penyakit, (2) menguragi gejala yang dialami oleh pasien, (3)

mencegah atau memperlambat penyebaran penyakit, atau (4) mencegah penyakit

ataupun gejalanya. Pelayanan kefarmasian melibatkan proses co-operatif seorang

farmasis dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam merancang,

menerapkan, dan monitoring rencana pengobatan yang akan menghasilkan

outcome terapi spesifik untuk pasien (EDQM, 2012).

Belum semua pasien tahu dan sadar akan apa yang harus dilakukan

tentang obat-obatnya, oleh sebab itu untuk mencegah kesalahgunaan,

penyalahgunaan, dan adanya interaksi obat yang tidak dikehendaki, pelayanan

informasi obat dirasa sangat diperlukan. Farmasis dapat berkontribusi untuk

meningkatkan hasil dari farmakoterapi dengan cara memberikan edukasi dan

konseling pada pasien untuk menyiapkan dan memotivasi pasien agar menaati

aturan farmakoterapi dan kegiatan monitoring. Edukasi dan konseling merupakan

hal yang paling efektif ketika diselenggarakan di dalam ruangan atau tempat yang

menjamin privasi dan memiliki kesempatan untuk menjaga rahasia komunikasi

(Yamada and Nabeshima, 2015).

Penelitian ini dilakukan di kelurahan maguwoharjo. Peneliti

mengharapkan dapat mengevaluasi apotek di kelurahan maguwoharjo yang

bertujuan memberikan informasi terkait obat yang digunakan oleh masyarakat

yang datang di apotek tersebut. Dalam penelitian ini pentingnya dibahas

pelayanan informasi obat tanpa resep oleh apoteker agar pasien dapat

menggunakan obat secara benar dan mengetahui informasi tentang obat yang

sedang dikonsumsi oleh pasien.

Tujuan umum untuk menilai sejauh mana pelayanan informasi obat tanpa

resep yang diberikan oleh apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo

kabupaten sleman Yogyakarta. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

2

seberapa efektif pelayanan informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh

apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman yogyakarta.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan

kepada tenaga farmasi dan masyarakat tentang pentingnya pelayanan informasi

obat untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional dan

melindungi profesi dalam menjalankan praktek kefarmasian dan menambah

pengetahuan bagi peneliti maupun mahasiswa lainnya tentang pelayanan

informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh apoteker kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

3

METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah Evaluation study, dengan metode analisis

data yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis mengenai

fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2017). Dengan pendekatan evaluatif akan

didapatkan suatu kesimpulan mengenai apakah suatu kebijakan sudah diterapkan

dengan baik atau belum. Pengambilan data dilakukan secara observasi tersamar

yaitu observasi untuk menghindari suatu data yang dicari merupakan data yang

dirahasiakan (Sugiyono, 2012).

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 di Apotek di Kelurahan

Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta, di 12 apotek di kelurahan

maguwoharjo sebagai subyek penelitian ini adalah Apoteker.

Gambar 1.Bagan Data Penelitian Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep Oleh

Apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman

Yogyakarta.

Responden 12

apoteker dengan 3

replikasi sejumlah 36

hasil

Pembahasan dilakukan

terhadap 36 hasil

penelitian berdasarkan

Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek

Nomor 73 tahun 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

4

Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara berupa

observasi tersamar. Pengisian data dilakukan pada lembar checklist dalam bentuk

tabel. Data yang diambil merupakan informasi terkait obat tanpa resep meliputi

nama pasien, jenis kelamin pasien, beserta jenis pelayanan informasi obat tanpa

resep. Pada penelitian ini, data yang dianalisis berdasarkan data checklist yang

diperoleh dan tidak diberikan suatu intervensi, data checklist subjek penelitian

akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan tanpa persetujuan yang bersangkutan,

serta data subjek sepenuhnya hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Interpretasi dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan memperoleh hasil dengan perhitungan presentase seusai

dengan rumus yaitu ( 𝑥 =jumlah checklist ada/𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎

jumlah keseluruhan data (36)𝑋 100%) dengan contoh

pertanyaan no 1 di checklist jumlah ada sebesar 24 dan tidak ada sebesar 12 maka

dengan perhitungan rumus

( 𝑥 =24

36𝑋 100%) = 66,7%, sedangkan tidak ada ( 𝑥 =

12

36𝑋 100%) = 33,3%

dimana ada 4 kategori untuk penilaian 76,0%-100% dikategorikan (sangat baik),

51,0%-75,0% dikategorikan (baik), 26,0%-50,0% dikategorikan (cukup), dan

0,0%-25,0% dikategorikan (kurang) (Novitasari, 2016).

Data yang dikumpulkan dengan jumlah pengamatan ditotalkan dengan

nilai cheklist sejumlah 14 kemudian dibagi 3 kategori untuk penilaian di setiap

apotek 11-14 dikategorikan A, 6-10 dikategorikan B, dan 1-5 dikategorikan C.

hasil analisis data kemudian disajikan dalam bentuk presentase dalam table

(Novitasari, 2016)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini checklist dinilai sendiri dengan melakukan observasi

tersamar dan penilaian sesuai checklist terhadap pelayanan informasi obat tanpa

resep oleh apoteker di Apotek yang terletak di Kelurahan Maguwoharjo

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Karakteristik apotek dan apoteker yaitu jumlah apotek sebanyak 12

dengan 9 apotek jejaring di miliki 3 unit usaha dan 3 apotek milik pribadi.

Apoteker yang ditemui pada semua apotek berjenis kelamin perempuan.

Dari hasil penelitian ini maka peneliti dapat memaparkan hasil berupa tabel

dimana pembahan ini terdapat 2 table yang pertama terkait dengan hasil penilaian

checklist dapat dipaparkan sebagai persentase disetiap pertanyaan dengan jumlah

pertanyaan adalah 14 item, table kedua terkait dengan kategori disetiap apotek

dengan jumlah 12 apotek sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

6

Hasil penilaian checklist tentang Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep

Oleh Apoteker Di Apotek Di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman

Yogyakarta dapat disajikan dalam table I berikut.

Tabel I. Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep

Berdasarkan persentase hasil checklist evaluasi pelayanan informasi obat

tanpa resep oleh apoteker di apotek di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman

yogyakarta yang berisi 14 pertanyaan dengan jumlah apotek sebanyak 12 apotek

yang dilakukan 3 replikasi maka hasil yang di dapatkan pada tabel 1 dengan

No Ceklist Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Tanpa

Resep

Ada

%

Tidak

Ada

%

1 Keramah tamahan dalam melakukan senyum 66,7 % 33,3%

2 Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa

kepada pasien

75,0 % 25,0%

3 Adakah saat melayani pasien tenaga kesehatan yang

melayani sudah menanyakan kebutuhan pasien apa

44,4 % 55,6 %

4 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat

berkomunikasi dengan intonasi yang tepat

97,2 % 2,8 %

5 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat

berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu

diterima pasien

100 % 0 %

6 Adakah tenaga kesehatan yang melayani pasien saat

berkomunikasi menanyakan keluhan/obat yang pernah

dikonsumsi pasien

16,7 % 83,3 %

7 Penyampaian Nama Obat

(Nama Generik/ paten)

22,2 % 77,8 %

8 Informasi Indikasi Obat

(Jelas memberikan informasi tentang fungsi obat)

13,9 % 86,1 %

9 Informasi Aturan Pakai Obat

( diminum setelah makan atau sebelum makan)

88,9 % 11,1 %

10 Informasi Cara Pakai Obat 58,3 % 41,7 %

11 Informasi Cara Penyimpanan Obat

(Contoh : suhu ruangan)

8,3 % 91,7 %

12 Informasi Tentang Efek Samping Obat

(contoh : mual, muntah)

25,0 % 75,0 %

13 Informasi Cara Pembuangan Obat

(melalui saluran air atau ditimbun)

0 % 100 %

14 Adakah saat akhir melakukan konseling kepada pasien

mengucapkan terimakasih atas kedatangan/pembelian

obat kepada pasien

94,4 % 5,6 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

7

demikian peneliti dapat menulis dan memaparkan hasil yang didapatkan pada

pembahasan.

Hasil pengumpulan data dari penilaian ceklist didapatkan hasil untuk jenis

informasi pelayanan obat yang seharusnya diperoleh pasien sesuai Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016. Hasil yang diperoleh

dari ceklist yaitu :

1. Keramahan tamahan dalam melakukan senyum menunjukkan

persentase yang baik yaitu sebesar 66,7% disebabkan apoteker sudah

ramah dalam berkomunikasi seperti menyapa pasien saat datang

dengan senyum.

2. Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa kepada pasien

menunjukkan hasil persentase yang baik yaitu sebesar 75,0%

disebabkan apoteker berkomunikasi dengan baik dalam melakukan

salam dan sapa kepada pasien.

3. Kebutuhan pasien menunjukkan persentase yang cukup yaitu sebesar

44,4% disebabkan apoteker yang bertugas sebagian besar tidak

menanyakan kebutuhan pasien saat datang ke apotek.

4. berkomunikasi dengan intonasi yang tepat menunjukkan hasil yang

sangat baik yaitu sebesar 97,2% disebabkan apoteker yang bertugas

saat melakukan pelayanan berkomunikasi dengan pasien dengan

intonasi yang sudah baik.

5. Berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu diterima pasien

menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu sebesar 100% disebabkan

apoteker yang melakukan pelayanan informasi obat berkomunikasi

dengan pasien dengan kecepatan yang mampu diterima pasien dengan

baik.

6. Berkomunikasi menyakan keluhan/obat yang pernah dikonsumsi oleh

pasien menunjukkan hasil persentase yang kurang yaitu sebesar 16,7%.

Hasil persentase rendah disebabkan apoteker yang kurangnya

perhatian terhadap pasien saat melakukan pelayanan menanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

8

keluhan pasien dan obat yang pernah dikonsumsi dikarenakan perlunya

apoteker menanyakan keluhan pasien yang membantu apoteker saat

menentukan obat yang tepat bagi pasien.

7. Penyampaian nama obat menunjukan hasil persentase yang kurang

yaitu sebesar 22,2%. Hasil persentase rendah disebabkan apoteker

yang kurangnya memberikan informasi yang terutama informasi

terkait nama obat itu termasuk generik atau paten dikarenakan pasien

juga ingin tahu apa perbedaan dari obat paten dan generik.

8. Informasi indikasi obat menunjukkan hasil yang kurang yaitu sebesar

13,9%. Hasil persentase rendah disebabkan minimnya pengetahuan

apoteker tentang indikasi obat yang akan disampaikan kepada pasien

dan waktu yang tidak memungkinkan menyampaikan indikasi obat

karena pasien ingin langsung pulang setelah membeli obat.

9. Informasi aturan pakai obat menunjukkan hasil persentase yang sangat

baik yaitu sebesar 88,9%. Disebabkan apoteker sudah menyampaikan

informasi aturan pakai obat saat melakukan pelayanan.

10. Informasi cara pakai obat menunjukkan hasil persentase yang baik

yaitu sebesar 58,3%. Disebabkan di beberapa apotek apoteker yang

bertugas sudah menyampaian informasi cara pakai obat.

11. Informasi cara penyimpanan obat menunjukkan hasil persentase yang

kurang yaitu sebesar 8,3% hasil presentase yang rendah disebabkan

apoteker yang bertugas di apotek menganggap pasien sudah mengerti

dengan cara penyimpanan obat yang dibeli contohnya sedian sirup dan

obat tetes mata sehingga apoteker tidak perlu lagi untuk

menyampaikan cara penyimpanan obat tersebut.

12. Informasi efek samping obat menunjukkan hasil presentase yang

kurang yaitu sebesar 25,0%. Hasil persentase yang rendah disebabkan

apoteker mengganggap itu hanya sebagai obat tanpa resep jadi pasien

pasti bisa membaca tentang efek samping obat yang dibelinya

dikemasan obatnya sehingga apoteker tidak menyampaikan informasi

tentang efek samping obat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

9

13. Cara pembuangan obat menujukkan hasil persentase yang kurang yaitu

sebesar 0%. Hasil persentase sangat rendah disebabkan apoteker

mengganggap itu hanya sebagai obat tanpa resep jadi pasien tahu cara

membuang obat yang dibelinya sehingga apoteker tidak

menyampaikan informasi cara pembuangan obat tersebut padahal

sangat penting dalam melakukan pelayanan cara pembuangan obat

perlu diberikan agar obat yang dibuang tidak disembarang tempat yang

dapat menyebabkan orang lain bisa memalsukan obat tersebut.

14. Mengucapkan terimakasih atas kedatangan/pembelian obat kepada

pasien menunjukkan hasil persentase yang sangat baik yaitu sebesar

94,4%. Disebabkan apoteker sudah melakukannya.

Pelayanan informasi obat tanpa resep yang diberikan oleh apoteker di apotek

di kelurahan maguwoharjo kabupaten sleman Yogyakarta sebagian besar yang

disampaikan oleh apoteker hanya sebatas keramah tamahan dalam berkomunikasi

dan penyampaian nama obat. Padahal, pelayanan informasi obat tanpa resep tidak

kalah penting dengn obat resep karena dengan adanya pelayann informasi obat

tanpa resep yang lengkap dan jelas sesuai Permenkes yang berlaku dapat

meningkatkan kepatuhan pasien terhadap obat yang digunakannya. Apoteker

dituntut kemampuan dalam menguasai ilmu-ilmu farmasi terutama mengenai obat

dan untuk pasien dapat mengetahui informasi yang lengkap mengenai penggunaan

obat yang benar dalam hal ini perlunya apoteker selalu memberikan pelayanan

dengan menggunakan metode “DAGUSIBU” agar pasien lebih luas mengetahui

obat yang sedang dikonsumsinya sehingga melindungi apoteker dalam

menjalankan profesi dengan peraturan yang ada.

Dampak yang terjadi saat pelayanan informasi obat tidak sesuai standar

pelayanan yaitu merugikan bagi profesi apoteker yang bertugas tidak melayani

secara profesional dan pasien yang dapat menimbulkan efek samping diluar

kendali sehingga pasien tidak sembuh dari sakitnya melainkan penyakit yang

dideritanya semakin parah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

10

Tingkat pemahaman pasien dalam memahami informasi yang diberikan oleh

apoteker adalah salah satu factor yang menentukan lamanya waktu yang

dibutuhkan apoteker dalam menyampaikan informasi obat, untuk mengetahui

tingkat pemahaman dari pasien perlunya apoteker meminta pasien untuk

mengulangi informasi yang diberikan oleh apoteker, maka waktu yang dibutuhkan

apoteker untuk memberikan pelayanan informasi obat juga semakin cepat.Oleh

karena itu, apoteker dituntut dapat menyampaikan informasi yang mudah diterima

dan dipahami oleh pasien.

Hasil penilaian checklist di 12 apotek dengan 3 replikasi dengan jumlah

keseluruhan 36 data memperoleh kategori di setiap apotek yang disajikan dalam

table II sebagai berikut.

Tabel II. Kategori Apotek Berdasarkan Permenkes Nomor 73 Tahun 2016

Berdasarkan hasil presentase checklist di table 1 maka peneliti dapat

memberikan hasil dan menentukan kategori sesuai dengan Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016 yang dipaparkan pada table 2.

Hasil pengumpulan data dari penilaian checklist didapatkan hasil untuk

jenis informasi yang seharusnya diperoleh pasien sesuai dengan Standar

Pelayanan Kefarmasian dari pedoman Kementrian Kesehatan. Hasil yang

diperoleh dari 12 Apotek dengan 3 replikasi yaitu 9 Apotek dikategorikan B

(dimana sebagian besar hasil checklist sudah sesuai dengan Standar Pelayanan

Apotek Replikasi 1

(Ada)

Replikasi 2

(Ada)

Replikasi 3

(Ada)

Jumlah

Hasil

(Jumlah : 3)

Kategori

1 9 9 9 27 9 B

2 8 10 11 29 9,6 B

3 7 8 8 23 7,6 B

4 7 7 9 23 7,6 B

5 10 8 9 27 9 B

6 7 9 11 27 9 B

7 3 5 6 14 4,6 C

8 7 8 7 22 7,3 B

9 4 4 6 14 4,6 C

10 6 6 4 16 5,3 C

11 7 5 5 17 5,6 B

12 6 6 5 17 5,6 B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

11

Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016, sedangkan 3 Apotek

dikategorikan C (dimana sebagian besar hasil checklist belum memenuhi

persyaratan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Nomor 73 Tahun 2016).

Dalam pembahasan ini apoteker harus memahami dan menyadari

kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses

pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat,

masalah farmakoekonomi, dan farmasi social. Untuk menghindari hal tersebut,

apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker mampu

berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk

mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut,

apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat, melakukan

evaluasi serta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melakukan

semua kegiatan itu, diperlukan standar pelayanan kefarmasian (Permenkes, 2016).

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh farmasi sebagai bahan acuan atau

sumber informasi dan bahan evaluasi kepada tenaga kefarmasian atau apoteker di

apotek dalam meningkatkan upaya sebagai pelayanan informasi obat tanpa resep.

Khususnya bagi apoteker, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk lebih

berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan informasi obat tanpa resep

kepada pasien. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti tidak dapat

melakukan wawancara dengan apoteker terkait alasan informasi obat yang

diberikan kepada pasien.

Pembahasan yang menarik pada penelitian ini yaitu ada beberapa

kesamaan dalam semua apotek yang paling sering dilakukan dalam memberikan

informasi dengan pasien

1. Keramah tamahan dalam melakukan salam dan sapa kepada pasien

hampir semua apotek melakukan hal tersebut.

2. Apoteker yang melayani pasien saat berkomunikasi dengan intonasi

yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

12

3. Apoteker yang melayani pasien saat berkomunikasi dengan kecepatan

yang mampu diterima pasien.

4. Apoteker saat melakukan konseling kepada pasien mengucapkan

terimakasih atas kedatangan/pembelian obat kepada pasien.

Dalam penelitian ini juga terdapat hal yang sama sekali tidak dilakukan

apoteker memberikan informasi kepada pasien yaitu informasi tentang cara

pembuangan obat (melalui saluran air atau di timbun).

Dalam pembahasan ini peneliti memberikan saran kepada semua apotek

dimana 9 apotek dikategorikan B dan 3 apotek dikategorikan C. untuk apotek

yang dikategorikan B sudah cukup baik tetapi agar memperoleh kategori A dan C

memperoleh kategori B perlu adanya peningkatan kinerja dari seorang apoteker

sebagai berikut :

1. Lebih sering melihat pedoman konseling di situs resmi seperi

PERMENKES dan lebih update juga terkait pemberian informasi obat

tanpa resep.

2. Diperlukan sarana penunjang seperti buku, jurnal maupun pedoman

yang lain terkait informasi obat di apotek.

3. Diperlukan aplikasi yang mendukung terkait informasi obat seperti

Medscape, Drugs.com medication Guide dan web yang paling umum

digunakan seperti Gudang Ilmu Farmasi – Farmasetika.com.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

13

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian mengenai evaluasi pelayanan informasi obat

tanpa resep oleh apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten

Sleman Yogyakarta, maka dapat disimpulakan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dari 12 apotek di Kelurahan Maguwoharjo

Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagian besar pelayanan yang diberikan

hanya terfokus kepada komunikasi dan ramah terhadap pasien.

2. Hasil penilaian checklist sesuai dengan kategori pada pelayanan informasi

obat berdasarkan tiap item penilaian, yaitu :

1. Sangat Baik yaitu item ke 4 berkomunikasi dengan intonasi yang tepat

(97,2%); item 5 berkomunikasi dengan kecepatan yang mampu

diterima pasien (100%); item 9 aturan pakai obat (88,9%); item 14

mengucapkan terimakasih (94,4%).

2. Baik yaitu item ke 1 ramah dalam senyum (66,7%); item 2 ramah

melakukan salam dan sapa (75,0%); dan item 10 cara pakai obat

(58,3%).

3. Cukup yaitu item ke 3 menanyakan kebutuhan pasien apa (44,4%),

4. Kurang item ke 6 menanyakan keluhan pasien (16,7%); item 7 nama

obat (22,2%); item 8 indikasi obat (13,9%); item 11 cara penyimpanan

obat (8,3%); item 12 efek samping obat (25,0%); dan item 13 cara

pembuangan obat (0%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

14

SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan

saran yang bisa menjadi masukan bagi Apotek di Kelurahan Maguwoharjo

Kabupaten Sleman Yogyakarta, yaitu:

1. Dengan diketahuinya pelayanan informasi obat tanpa resep oleh apoteker

di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo Kabupaten Sleman Yogyakarta

maka disarankan agar Apoteker di Apotek di Kelurahan Maguwoharjo

Kabupaten Sleman Yogyakarta melakukan pelayanan informasi obat

prinsip DAGUSIBU.

2. Kepada Apoteker diharapkan lebih memperhatikan kemampuan pemberian

Pelayanan Informasi Obat kepada pasien untuk memberi obat tanpa resep,

agar pasien tidak merasa khawatir dengan obat yang digunakan dan

meminimalisir terjadinya kejadian yang tidak diharapkan saat

mengkonsumsi obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

15

DAFTAR PUSTAKA

EDQM, 2012, Pharmaceutical Care – Policies and Practice for a Safer,

More Responsible and Cost – effective Health System,

Directorate for the Quality of Medicines & HealthCare of the

Council of Europe (EDQM), France, p. 7.

Depkes RI., 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI., 2016, Peraturan Pemerintah No.PP 51 Tahun 2009 Tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, Departemen

Kesehatan RI.

Depkes RI., 2009, Peraturan Pemerintah No.PP 73 Tahun 2016Tentang

Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI., 2014, Peraturan Pemerintah No. PP 35 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, Departemen

Kesehatan RI.

Manan, El., 2014, Buku Pintar swamedikasi, Saufa, Jogjakarta.

Novitasari, 2016, Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien di

Instalasi Farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta.

Ario Pratomo, dan Amanda WBBA., 2013, Analisis Fundamental dan

Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang

Terdapat pada Indeks LQ45, Medan : Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Vol.1, No.3, Februari.

Purwanti, A., Harianto., dan Supardi, S., 2004, Gambaran Pelaksanaan

Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun

2003, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No. 2.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

16

Yamada, K., Nabeshima, T., 2015, Pharmacist-managed clinic for patient

education and counselilng in japan: current status and future

perspective, Journal of Pharmaceutical Health Care and

Sciences (JPHCS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Definisi Operasional Penelitian

1. Pada penelitian ini informasi yang ingin diperoleh apakah

Apoteker sudah menjelaskan informasi obat dengan jelas dan

sesuai dengan standar pelayanan di apotek menurut Menkes, RI.,

2016.

2. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai

apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

Dalam penelitian ini Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus

berinteraksi dengan pasien, dan apoteker harus mampu

berkomunikasi dengan pasien sehubungan dengan informasi obat

yang akan digunakan pasien dan Apoteker diharapkan dapat

memberikan informasi yang jelas dan baik kepada pasien.

3. Dalam penelitian ini yaitu pembelian obat tanpa resep peran

Apoteker yaitu wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai

data pasien, apoteker wajib memberikan informasi obat secara

benar, yang mencangkup indikasi, kontraindikasi, cara pemakaian,

cara penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul, serta

tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut

timbul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

18

Lampiran 2. CekList Pelayanan Informasi Obat Tanpa Resep.

CEKLIST EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP

OLEH APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN MAGUWOHARJO

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Tanggal :

Ceklist ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Proposal yang

berjudul “EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA

RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK DI KELURAHAN

MAGUWOHARJO KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA” yang

dilakukan oleh :

I Putu Purwa Yoga (148114127)

S1 Farmasi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

A. Identitas Pasien

Nama :

Jenis Kelamin :

No Ceklist Evaluasi Pelayanan Informasi Obat

Tanpa Resep

Ada Tidak

Ada

1 Keramah tamahan dalam melakukan

senyum

2 Keramah tamahan dalam melakukan salam

dan sapa kepada pasien

3 Adakah saat melayani pasien tenaga

kesehatan yang melayani sudah

menanyakan kebutuhan pasien apa

4 Adakah tenaga kesehatan yang melayani

pasien saat berkomunikasi dengan intonasi

yang tepat

5 Adakah tenaga kesehatan yang melayani

pasien saat berkomunikasi dengan

kecepatan yang mampu diterima pasien

6 Adakah tenaga kesehatan yang melayani

pasien saat berkomunikasi menanyakan

keluhan/obat yang pernah dikonsumsi

pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

19

7 Penyampaian Nama Obat

(Nama Generik/ paten)

8 Informasi Indikasi Obat

(Jelas memberikan informasi tentang

fungsi obat)

9 Informasi Aturan Pakai Obat

( diminum setelah makan atau sebelum

makan)

10 Informasi Cara Pakai Obat

11 Informasi Cara Penyimpanan Obat

(Contoh : suhu ruangan)

12 Informasi Tentang Efek Samping Obat

(contoh : mual, muntah)

13 Informasi Cara Pembuangan Obat

(di washtaple atau di tanah)

14 Adakah saat akhir melakukan konseling

kepada pasien mengucapkan terimakasih

atas kedatangan/pembelian obat kepada

pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

20

Lampiran 3.Standar prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT TANPA RESEP OLEH

21

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap I Putu Purwa Yoga, lahir di

Berangbang pada tanggal 16 Mei 1996 dan merupakan

anak pertama dari pasangan I Made Dirga Diana dan Ni

Ketut Warningsih. Pendidikan formal yang telah ditempuh

penulis yaitu TK Kumuda Sari (2000 - 2001), tingkat

Sekolah Dasar di SD N 3 Brangbang (2002 - 2008),

tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Kuta

Utara (2008 – 2011), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA N 2 Mengwi

(2011 – 2014).Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang

Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti KPU tahun

2015 sebagaianggota devisi perlengkapan, KPU tahun 2016 sebagai anggota divisi

perlengkapan, dan FACTION tahun 2016 sebagai anggota divisi perlengkapan.

Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi dalam kampus seperti UKF

Squadra Viola sebagai Anggota periode 2016/2017 dan UKF Volli sebagai

anggota periode 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI