resep obat utk kasus2.pdf

23
1 1. HEMORROID R/ Ardium tab No XXX ∫ 6 dd tab I R/ Anusol supp No X ∫ prn supp I post defecatio R/ Dulcolax tab No X ∫ 1 tab I a n R/ Asam Mefenamat tab mg 500 No X ∫ 3 dd tab I a c Pro : Tn S. (38 th) Ardium Ardium merupakan merek dagang dengan kandungan diosmisin 450 mg dan hesperdin 50 mg, keduanya merupakan fraksi flavonoid. Zat ini berkhasiat memperkuat dinding kapiler dan meningkatkan permeabilitasnya bagi eritrosit.Berdasarkan sifatnya yang mengurangi fragilitas kapiler, zat ini digunakan pada berbagai gangguan vena, seperti varises, hemoroid, ulkus kruris, retinopati dan hematoma. Dosis pada serangan hemoroid akut 6 tab per hari pada 4 hari pertama, dilanjutkan 4 tab per hari selama 3 hari. Anusol Anusol adalah obat dengan bentuk sediaan supositoria yang berisi senyawa bismut dan zinc. Senyawa bismut berkhasiat membentuk lapisan pelindung mukosa pada daerah anorektal sedangkan senyawa zinc berkhasiat mempercepat epitelisasi jaringan mukosa. Dosis 1 supp setiap kali sesudah buang air besar. Asam Mefenamat Disebut juga asam mefenaminat adalah derivat antranilat dengan khasiat analgetis, antipiretis dan anti radang yang cukup baik. Efek samping yang umum adalah gangguan lambung, kerusakan hati dan ginjal. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi, oleh karena itu penggunaan analgetika secara kontinu tidak dianjurkan. Dosis : 3 dd 500 mg. Pada pasien ini terdapat keluhan nyeri pada telinga sehingga pemberian asam mefenamat telah sesuai dengan khasiat asam mefenamat yang memiliki khasiat analgetik.dan anti radang. Dulcolax Dulkolax merupakan merek dagang dari bisakodril. Derifat difenilmetan ini adalah laksan kontak populer yang bekerja langsung terhadap dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya. Tinjapun menjadi lunak. Dosis sebelum tidur 1-2 tablet, supositoria 10 mg pada pagi hari. 3. HIPERTENSI R/ Captopril tab mg 25 No. XXI S 3 dd tab 1 R/ Hidrochlorotiazid tab mg 40 No. VII S 1 dd tab mane 1 Pro : Tn.J (42 th) Favorable Adverse Diuretic Low cost ,ususlly few symptoms can be combined with other agents;valuable in cardiac failure and excess-volume states;effective in low-renin states (elderly,blocks) Volume depletion ,metabolic abnormalities (hypokalemia,lipid abnormalities,impaired glucose tolerance,raised uric acid).Worsens gout, diabetes mellitus,perhaps fosters arrhythmias;impotence. Beta- blockers Benefits assocated angina ,hypertropic cardiomyopathy,recurrent myocardial infarction,migraine,arrhytmias,useful in younger hyperkinetic patients. Induces bronchospasm; fatique; decreased mental acuity ;decreased exercise tolerance ;decreased renal blood flow ,bradycardia,nasal congestion ,lipid abnormalities ,decreased symptoms and slowed recovery from hypoglicemia in diabetics receiving insulin,worsens claudication,CNS nocturnal symptoms ,abrupt discontinuation syndrome,impotence. ACE- inhibitors Vaulable in congestive heart failure . No lipid abnormalities,fatique ,or CNS symptoms.Slows renal impairement in diabetic First-dose angioedema ;cough;rash,proteinemia and neutropenia .if large doses (captopril);may cause renal

Upload: ria-merry

Post on 12-Aug-2015

1.405 views

Category:

Documents


318 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resep obat utk kasus2.pdf

1

1. HEMORROID

R/ Ardium tab No XXX

∫ 6 dd tab I

R/ Anusol supp No X

∫ prn supp I post defecatio

R/ Dulcolax tab No X

∫ 1 tab I a n

R/ Asam Mefenamat tab mg 500 No X

∫ 3 dd tab I a c

Pro : Tn S. (38 th)

Ardium Ardium merupakan merek dagang dengan kandungan diosmisin 450 mg dan hesperdin 50 mg, keduanya merupakan

fraksi flavonoid. Zat ini berkhasiat memperkuat dinding kapiler dan meningkatkan permeabilitasnya bagi

eritrosit.Berdasarkan sifatnya yang mengurangi fragilitas kapiler, zat ini digunakan pada berbagai gangguan vena, seperti

varises, hemoroid, ulkus kruris, retinopati dan hematoma. Dosis pada serangan hemoroid akut 6 tab per hari pada 4 hari

pertama, dilanjutkan 4 tab per hari selama 3 hari.

Anusol Anusol adalah obat dengan bentuk sediaan supositoria yang berisi senyawa bismut dan zinc. Senyawa bismut

berkhasiat membentuk lapisan pelindung mukosa pada daerah anorektal sedangkan senyawa zinc berkhasiat mempercepat

epitelisasi jaringan mukosa. Dosis 1 supp setiap kali sesudah buang air besar.

Asam Mefenamat Disebut juga asam mefenaminat adalah derivat antranilat dengan khasiat analgetis, antipiretis dan anti radang yang

cukup baik. Efek samping yang umum adalah gangguan lambung, kerusakan hati dan ginjal. Efek-efek samping ini terutama

terjadi pada penggunaan lama atau dalam dosis tinggi, oleh karena itu penggunaan analgetika secara kontinu tidak

dianjurkan. Dosis : 3 dd 500 mg.

Pada pasien ini terdapat keluhan nyeri pada telinga sehingga pemberian asam mefenamat telah sesuai dengan khasiat

asam mefenamat yang memiliki khasiat analgetik.dan anti radang.

Dulcolax Dulkolax merupakan merek dagang dari bisakodril. Derifat difenilmetan ini adalah laksan kontak populer yang

bekerja langsung terhadap dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya. Tinjapun menjadi lunak. Dosis sebelum

tidur 1-2 tablet, supositoria 10 mg pada pagi hari.

3. HIPERTENSI

R/ Captopril tab mg 25 No. XXI

S 3 dd tab 1

R/ Hidrochlorotiazid tab mg 40 No. VII

S 1 dd tab mane 1

Pro : Tn.J (42 th)

Favorable Adverse

Diuretic Low cost ,ususlly few symptoms can be

combined with other agents;valuable in cardiac

failure and excess-volume states;effective in

low-renin states (elderly,blocks)

Volume depletion ,metabolic

abnormalities (hypokalemia,lipid

abnormalities,impaired glucose

tolerance,raised uric acid).Worsens gout,

diabetes mellitus,perhaps fosters

arrhythmias;impotence.

Beta-

blockers

Benefits assocated angina ,hypertropic

cardiomyopathy,recurrent myocardial

infarction,migraine,arrhytmias,useful in

younger hyperkinetic patients.

Induces bronchospasm; fatique; decreased

mental acuity ;decreased exercise

tolerance ;decreased renal blood flow

,bradycardia,nasal congestion ,lipid

abnormalities ,decreased symptoms and

slowed recovery from hypoglicemia in

diabetics receiving insulin,worsens

claudication,CNS nocturnal symptoms

,abrupt discontinuation

syndrome,impotence.

ACE-

inhibitors

Vaulable in congestive heart failure .

No lipid abnormalities,fatique ,or CNS

symptoms.Slows renal impairement in diabetic

First-dose angioedema

;cough;rash,proteinemia and neutropenia

.if large doses (captopril);may cause renal

Page 2: Resep obat utk kasus2.pdf

2

nepropathy .Decreases left ventricular mass. failure in bilateral,severe renal artery

srenosis;minor taste change;should not be

used in pregnancy ;expensive.

Calcium

entry-

Blocking

drugs

Coronary and cerebral vasodilator;decrease left

ventricular mass;helpful in hypertrophic

cardiomyopathy;useful in elderly and in

blacks;noCNS symptoms; useful for Raynaud`s

disease, arrhythmias and claudication ;lipids not

affected.

Constipation (especially verapamil and

diltiazem);headache,edema

flushing(nefedipine);AV block

(verapamil) but useful in supraventricular

tachycardia mostly verapamil).if patient

has heart failure, do not combine with

beta-blocker. Care with cardiac

failure.Expensive.

Central -

adrenergic

receptor

agonist

drugs

Cardiac output and lipids unchanged ;no reflex

sympathetic response to vasodilation .

Slow mental responses ; sedation ;fluid

retention;dry mouth;rebound hypertension

if drug stopped abruptly

(clonidine);postural hypotension ;

autoimmune disease (methyldopa);

hepatic abnormalities;AV conduction

defect may accur;bradycardia..

Alpha-

adrenergic

receptor

blocking

drugs

No lipid abnormalities or reflex sympathetic

response to vasodilatation No metabolic or

CNS abnormalities Cardiac output

unaffected.Relaxes urinary bladder sphincter

and helps in prostatism .

First-dose hypotension ;fluid

retention;sedation ; dry mouth ;decreased

alertness;rebound hypertension if drug

stopped abruptly (clonidine);postural

hypotension ;autoimmune disease

(methyldopa);hepatic test abnormalities

.AV conduction defects may accur with

bradycardia.

Peripheral

adrenergic

inhibitors

Effective and inexpensive (reserpine); low-dose

(0,1 mg);can be combined with diuretics .low

cost .

Mental depresion with larger doses ;fluid

retention ;nasal congestion ;peptic ulcer

(reserpine )in larger doses); abrupt

diarrhes and ezercise hypotension

(guanethine );retrograde ejaculation .

Direct

vasodilators

Potent (minoxidil);can be used IM or IV

(hydralysin);when combined with reserpine,is

useful in children.

Lupus syndrome and immune disease if >

20mg/d( hydralazine);hirsutism;fluid

retention (minoxidil);tachycardia

;headache;reflex sympathetic stimulation

with tachycardia ;rased cardiac output

with hydralazine.Do not use in dessecting

aorta ,Does not reverse left ventricular

mass.

4. Anemia pernisiosa

Definisi

Kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi sel darah merah yang berukuran besar (megaloblastik). Factor intirinsik dalam lambung

tidak ada sehingga terjadi hambatan dalam absorbs vitamin B12.

Resep:

R/ Arcored inj vial No. I

Cum disposable syringe cc 10 No. I

S imm

Pro. Ny. I (25 tahun)

Jenis obat:

Arcored

Kandungan vitamin B12 10000 mcg, 1 vial : 10 ml

Indikasi: anemia pernisiosa

Dosis: 5x1000 mcg IM selama 1 mminggu pertama

Vitamin B12 sebagai katalisator dalam pembentukan DNA

5. DSS

Definisi:

DBD yang disertai kebocoran plasma yang mengakibatkan syok. tanda syok meliputi nadi sepat dan lemah, tekanan nadi menurun

( < 20 mmHg), akral dinggin.

Resep:

R/ Ringer laktat inf flab No. IV

Cum infuse set No. I

Abbocath no. 22 No. I

S imm

Pro: Ny. J (28 tahun)

Page 3: Resep obat utk kasus2.pdf

3

Jenis obat:

Ringer laktat ( Na laktat 3,1 gram; NaCl 6 gram; KCl 0,3 gram; CaCl2 0,2 gram, air) merupakan cairan kristaloid pengganti

plasma segera. Dievaluasi 30 menit. Jika teratasi berikan 10 ml/KgBB/jam. Jika tidak teratasi berikan 15-20 ml/KgBB/jam.

6. Migren

Definisi:

Nyeri kepala berdenyut satu sisi diperberat aktivitas fisik kadang disertai minimal 1 dari nausea dan vomitus atau fotofobia dan

fonofobia. Serangan berlangsung 4-72 jam.

Obat:

R/ Cafergot tab No. X

S prn 1-3 dd tab I

Pro: Tn G (24 tahun)

Atau

R/ Ergotamin tab mg 1 No. XV

S 3 dd tab I

Pro: Tn G (24 tahun)

Tambahan

R/ Metoklorpramid tab mg 10 No. XV

S 3 dd tab I ½ h.a.c

Pro: Tn G (24 tahun)

Jenis obat:

1. Cafergot (ergotamine)

Mengandung ergotamine tartrat 1 mg dan caffeine 100 mg

Fungsi ergotamine:

Mengurangi amplitude pulsasi arteri carotis eksterna dengan cara mengurangi aliran darah arteri basiler tanpa

mengurangi aliran darah ke otak

Vasodilatasi ringan dan vasokontriksi kuat. Efek vasodilatasi ringan → menstimulasi reseptor 5HT1 dan memblokir

reseptor α.

Menstimulasi dan memblokir reseptor α adrenergic dan serotonin adrenergic

Ergotamine → agonis reseptor 5HT1 (serotoninergik)

Efek terapi terlihat + 5 jam kemudian

Ergotamine tartrat

Kristal larut air dan alcohol

Sedian: tablet 1 mg; tablet sublingual 2 mg; injeksi 0,5 mg/ml

IO: caffeine memperkuat kerja ergotamine terhadap migraine dengan meningkatkan absorbsi

ES: mual, muntah (sering), parestesia, sianosis, vasokontriksi perifer (jarang)

KI: gangguan pembuluh darah perifer: aterosklerosis, PJK, sindrom raynauld

Dosis: 6 tab/hari atau 10 mg/minggu karena efek vasokontriksi terakumulasi dan bertahan lama sehingga dapat

menyebabkan akral dingin (ganggren) dan kejang.

Pemakaian:

Awal 2-3 tablet

Berikan 1 tablet lagi bila keluhan tidak berkurang setelah ½ jam

Paten lain: ericaf

2. Paten : Cafergot (Ergotamin 1mg + kofein 100mg)

Kofein : untuk meningkatkan resorpsi dan memperkuat efek

T1/2 plasma bisa panjang sekali sampai 21jam sehingga bisa menyebabkan akumulasi. Akibat akumulasi bisa timbul

efek toksis seperti kejang, kelumpuhan, vasospasme dgn jari-jari tangan menjadi dingin akhirnya gangren.

Jadi bila timbul rasa baal atau kesemutan pada jari tangan dan kaki,hentikan terapi.

7. STOMATITIS

Pengertian

Adalah

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih

kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu.

RESEP

R/Betadine Gargle lag No.I

/ 3 ddgarg I uc

R/ FG Trochees tab No III

/1 dd tab I

R/ Becefort tab No III

/1 dd tab I

Pro: Tn N (25 tahun)

Tentang Obat

a. Bethadine Gargle

1) Komposisi MengandungPeovidone Iodine 1%

Page 4: Resep obat utk kasus2.pdf

4

2) Indikasi Obatkumur ANTISEPTIK untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusibengkak, danbaumulut.

3) Cara Pakai Hanyauntukdewasadananak-anakdiatas 6 tahun. Kumurlahsecukupnyapadaronggamulutsampai 4 kali sehari,

penggunaanmaksimalsampai 14 kali.

4) Kontra Indikasi Yang hipersensitifterhadapYodium, penderitapenyakittyroid, wanitahamildanmenyusui.

b. FG Trochees

1) Komposisi :FradiomisinSulfat 2,5 Mg, Gramisidin-s Hcl 1 Mg.

2) Mekanisme Fradiomycin dan Gramicidin adalah antibiotik yang mempunyai efek bakterisidal, dan aktif terhadap bakteri

Staphylococci dan Streptococci dan mempunyai efek aditif.

3) Dosis Dosis dewasa : 1 – 2 tablet hisap, 4 – 5 kali sehari.

Dosis anak : 1 tablet hisap, 4 – 5 kali sehari.

4) Indikasi: Gingivitis (radanggusi), stomatitis (radangronggamulut), faringitis (radang faring/tekak), bronkhitis

(radangbronkhus/cabang-cabangtenggorok), tonsilitis (radang tonsil/amandel), angina Vincent

(radangselaputlendirmulutdengantukak-tukakberselaput), difteriafaringeal, periodontitis gerahambungsu.

5) Efek Samping a) lack hairy tongue, mukosa mulut berwarna kemerahan, dan glossitis,

b) Meskipun jarang, dapat terjadi gejala defisiensi vitamin K seperti protrombinemia, dan kecenderungan

perdarahan. Dapat juga terjadi gejala defisiensi vitamin B seperti glositis, stomatitis (sariawan), anoreksia,

dan neuritis. Gejala tersebut cenderung terjadi pada penderita gizi kurang dan orang lanjut usia.

c. Becefort 1) Komposisi

Isi (VitaminC mg 500, Vitamin B komplek, Vitamin E).

2) Mekanisme

Sebagai prokolagen sehinggadapat menutup luka atauj ejas yang terjadi di rongga mulut.

8. FARINGITIS

Pengertian

Faringitis akut adalah suatu sindrom inflamasi dari faring dan/atau tonsil yang disebabkan oleh beberapa grup

mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah

faring.

Resep

R/ Amoxycillin tab mg 250

Paracetamol tab mg 250

Dexametason tab mg 0.25

GG tab mg 50

m.f.l.a Pulv dtd No.XII

∫ 3 dd Pulv 1

Pro : An Ahmad (10 Tahun)

Pembahasan Obat

1. Penicillin (Amoxycillin)

Bakteri tersering yang menyebabkan infeksi faring ialah streptococcus B hemolitikus , yaitu bakteri gram positif.

a. Mekanisme kerja: Penicillin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptid yang digunakan oleh kuman

untuk mensintesis dinding sel. Selain itu keadaan inipun akan menyebabkan terjadinya aktivasi proteolitik.

b. Dosis: oral 3 dd 375-1000 mg, anak-anak < 10 tahun 3 dd 10 mg/kgBB, 3-10 tahun 3 dd 250 mg, 1-3 tahun 3 dd 125

mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg

c. Efek samping

Gangguan lambung, dan ganguan kulit jarang terjadi

2. Paracetamol a. Mekanisme

Paracetamol diberikan untuk menghilangkan demam dan sebagai 4etabolis. Paracetamol bekerja menghambat

pembentukan prostaglandin yang merupakan inisial peningkatan temperature set body .

b. Dosis

Untuk nyeri dan demam oral 2-3 dd 0.5-1 gr, maksimal 4 gr/hari

Pada penggunaan kronis bisa maksimal 2.5 gr/hari. Anak-anak 4-6 dd 10 mg/kgBB,

c. Efek samping

Efek samping yang mungkin terjadi ialah dapat terjadi methemoglobinemia, hemolisis eritrosit, dan hepatotoksik

jika digunakan kronis 3-4 gr/hari dan pada dosis > 6gr/hr mengakibatkan nekrosis hepar irreversibel

Page 5: Resep obat utk kasus2.pdf

5

d. KontraIndikasi

Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada

penderita dengan gangguan fungsi hati.

3. Dexamethason

a. Mekanisme: antiinflamasi dengan mengeblok enzim fosfolipase A2, sehingga mediator perdangan prostaglandin

dan leukotrien dari asam arakidonat tidak terjadi.

b. Dosis

Oral semula 0.5-9 mg sehari sesudah makan pagi, pemeliharaan 0.5-1 mg sehari.

c. Efek samping Sindrom Cushing

4. GG (guaifenesin)

a. Mekanisme

GG diberikan karena pasien batuk berdahak. GG merupakan obat golongan ekspektoran.

b. Dosis

Oral 4-6 dd 100-200 mg

c. Efek samping

Kadang berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi bila minum dengan segelas air

12. Pre-Eklampsia

Definisi

Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

triwulan ke 3 kehamilan atau segera setelah kehamilan. Diagnosis pre eklampsia ditegakkan apabila ditemukan 2 dari 3

keadaan berikut:

1. Penambahan berat badan yang berlebihan, yaitu kenaikan 1 kg seminggu yang terjadi beberapa kali disertai edema kaki,

jari tangan, dan wajah.

2. Tekanan darah ≥ 140mmHg atau tekanan darah sistolik meningkat ˃ 30mmHgatau tekanan darah diastolik meningkat ˃

15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.

3. Adanya proteinuria, yaitu bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif

menunjukkan +1 atau 2.

Disebut pre eklampsia berat apabila ditemukan gejala berikut:

1. Tekanan darah sistolik ≥ 160mmHg atau diastolik ≥ 110mmHg

2. Proteinuria + ≥ 5g/24jam atau ≥3 pada tes celup

3. Oligouria ( ˂ 400ml dalam 24 jam)

4. Sakit kepala hebat atau ganggguan penglihatan

5. Nyeri epigastrium dan ikterus

6. Edema paru atau sianosis

7. Trombositopenia

8. Pertumbuhan janin terhambat

Terapi

1. Pre eklampsia ringan

a) Rawat jalan : anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8jam malam hari. Bila sukar tidur beri

fenobarbital. Kemudian evaluasi 1 minggu kemudian.

R/ Fenobarbital tab mg 30 No. VII

S 1 dd tab I omni noctum

Pro: Ny. Lilis (27th)

b) Rawat inap : bila dalam 2minggu tidak ada perbaikan, pasien di rawat inapkan. Beri anti hipertensi.

R/ Nifedipin tab retard mg 5 No. XV

S 2 dd tab I

Pro : Ny. Linda (28th)

2. Pre eklampsia berat

a) Segera rawat pasien di rumh sakit. Beri MgSO4 dg dosis awal 2 g intravena dlm 10 menit, kemudian lanjut dalam

drip infus dextrose 5% dg kecepatan 15-20 tetes per menit sampai tekanan darah stabil. Berikan sampai 24 jam pasca

persalinan dan hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan ataupun intoksikasi. Syarat pemberian MgSO4 :

reflek patella kuat, RR >16x/menit, diuresis >100cc dlm 4 jam sebelumnya.

b) Sedia antidotum MgSO4 yaitu Ca Glukonas 10%.

c) Berikan anti hipertensi

R/ Dextrose 5% infus flab No. III

Cum infus set No. I

IV catheter no. 22 No. I

S imm

R/ Sulfas magnesikus 20% inj fl No. I

Cum disposable syringe cc 10 No. I

Simm

R/ Ca Glukonas 10% inj. amp No. I

Cum disposable syringe cc 10 No. I

Page 6: Resep obat utk kasus2.pdf

6

Simm

R/ Nifedipin tab mg 10 No. III

S prn (1-3) dd tab I

Pro: Ny. Wika (29th)

A. Keterangan Obat:

1. MgSO4

Drug of choice untuk atasi kejang. Antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang

kambuhan dan mempertahankan aliran darah ke uterus.

BSO : Injeksi (iv 20%-25ml; 40%-25ml), serbuk zak (30g)

MK : Menekan pengeluaran asetilkolin pada motor end plate, mencegah masuknya Ca2+

D : Inisial 4-6 g IV bolus dalam 10 menit. Jika masih kejang tambahkan 2g IV dalam 3-5 menit. Rumatan: 2-4

g/ jam IV per drip dalam D5%

KI : Hipersensitif terhadap magnesium, blok jantung, penyakit adison, kerusakan otot jantung.

ES : flushing, berkeringat, menurunkan tekanan darah secara tajam, hipotermia, depresi nafas

Farmakokinetik: pemberian oral dapat diabsorpsi 20%. Efek pencahar terlihat setelah 3-6 jam.

2. Ca Glukonas

Sebagai antidotum dari MgSO4

3. Fenobarbital

BSO : Injeksi (im/iv 50mg/ml); tablet (30mg;100mg)

Paten : fenobarbiton, luminal

MK :Sebagai antikonvulsan, hipnotik dan sedatif. Untuk mempermudah tidur.

ES: pusing, mengantuk, ataksia

D: 1-2 x 30mg/ oral

KI: hamil, laktasi, kerusakan hati dan ginjal, pembesaran prostat, ileus paralitik, kolitis ulserativa, hipertensi berat,

sepsis, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung iskemik

Farmakokinetik: waktu paruh 80-120jam

4. Nifedipin (Calcium channel blocker)

Paten: adalat

MK : Menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskuler, penurunan

kontraksi jantung serta penurunan kecepatan konduksi SA node dan AV node.

D : 10mg/ oral

KI : syok, kehamilan, laktasi, infark miokard

ES : pusing, sakit kepala, mual, muntah, takikardia, hipotensi, edema perifer, batuk.

13. TYPHUS ABDOMINALIS

A. Definisi

Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, Salmonella paratyphi

A, B dan C yang menyerang usus halus khususnya daerah ileum. Penyakit ini termasuk penyakit tropik yang sangat

berhubungan erat dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang lain melalui

fecal oral, artinya kuman Salmonella yang ada pada pada feses penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau

minuman orang sehat.

B. Pengobatan

Infus

Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit, untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mengembalikan keseimbangan

elektrolit-elektrolit tubuh karena dalam hal ini pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat mengancam terjadinya

dehidrasi. Keadaan dehidrasi ini dapat dicegah karena infus ringer laktat mengandung komposisi elektrolit dan

konsentrasinya sama dengan yang dikandung di dalam cairan ekstraseluler.Kandungan elektrolitnya antara lain Natrium

130 mEq, Kalium 4 mEq, Klorida109 mEq, Kalsium 3 mEq, Asetat 28 mEq. Natrium merupakan kation utama plasma

darah dan menentukan tekanan osmotik, klorida merupakan anion utama plasma darah serta kalium merupakan kation

intraseluler sebagai konduksi syaraf dan otot.

Antibiotik

Kloramfenikol 4 x 500 mg, kloramfenikol (dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500mg, diberikan selama

demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 x 250mg selama 5 hari kemudian)

Anti piretik

Paracetamol 500 mg (bila perlu), sebagai obat penghilang gejala demam dan pusing

C. Mekanisme Obat

Infus

Ringer Laktat (RL)

Sediaan - 500 ml dan 1.000 ml (Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi

elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl

- (109 mEq/L), Ca

+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar

273 mOsm/L

Metabolisme

RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan

pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan

sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar.

Page 7: Resep obat utk kasus2.pdf

7

Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh

hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang

terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan

RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa

yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.

Antibiotik

Kloramfenikol

Nama paten - Combisetin (Combiphar), Farsycol (Ifars), Kalmicetine (Kalbe Farma), Lanacetine (Landson)

Sediaan - Kapsul 250 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/5 ml, sirup 125 ml/5 ml, serbuk injeksi 1g/vail.

Sifat - Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sangat pahit

Dosis

Dewasa : 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.

Anak : 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.

Bayi < 2 minggu : 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Berikan dosis lebih tinggi untuk infeksi

lebih berat. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4

dosis tiap 6 jam.

Mekanisme kerja

Efek antimikrobaKloramfenikol bekerja pada spektrum luas. Kloramfenikol berefek bakteriostatik

terhadap kuman yang peka seperti riketsia, klamidia, mikoplasma dan beberapa strain Salmonella serta hampir

semua bakteri gram positif, sejumlah bakteri anaerob dan sejumlah bakteri gram negatif. Kloramfenikol dapat

menjadi bakterisid pada Str. Pneumonia, N. Meningitides dan H. influenza,namun tidak aktif pada suku

Pseudomonas Sp dan Proteus sp. Obat ini efektif terhadap sebagian besar strain E.coli, K. Pneumoniae dan P.

Mirabilis

Absorbsi,

Peroral, kapsul 250 ± 500 mg dan suspensi 125 mg/5ml

Distribusi,

Difusi kloramfenikol ke jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali, kecuali ke dalam empedu. Kadarnya

di cairan serebrospinal tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lain, meski tanpa meningitis. Kadar

puncak plasma (1 jam setelah pemberian i.v.) 15-25 mg/liter.

Pemberian kloramfenikol secara i.v. menimbulkan kadar yang lebih rendah dalam darahdibandingkan

peroral. Kloramfenikol terikat 50% pada protein plasma denganwaktu paruh 3 jam

Metabolisme

Kloramfenikol mengalami metabolisme di hepar. Dalam hati, 90% zat ini dirombak menjadi glukoronida

inaktif. Pada penderita gangguan hepar, dosis harus diturunkan

Ekskresi

Resorpsi kloramfenikol dari usus cepat dan agak lengkap, dengan BA 75-90%. Pada penggunaan IV

dan peroral, Kloramfenikol diekskresi 5 ± 30%melalui urin, terutama sebagai metabolit inaktif.

Kloramfenikol melalui penggunaan peroral saja diekskresi melalui empedu dan tinja dalam jumlah kecil.

Indikasi : demam tifoid dan paratifoid, infeksi berat karena Salmonella sp, H. influenza (terutama meningitis), rickettzia,

limfogranuloma, psitakosis, gastroenteristis, bruselosis, disentri.

Kontraindikasi : Hipersensitif, anemia, kehamilan, menyusui, pasien porfiria

Efek samping : Kelainan darah reversible dan ireversibel seperti anemia aplastik anemia (dapat berlanjut menjadi

leukemia), mual, muntah, diare, neuritis perifer, neuritis optic, eritema multiforme, stomatitis, glositis,

hemoglobinuria nocturnal, reaksi hipersensitivitas misalnya anafalitik dan urtikaria, sindrom grey pada bayi

premature dan bayi baru lahir, depresi sumsum tulang

Antipiretik

Paracetamol

Nama paten – Alphamol, Biogesic, Bodrexin demam, Contratemp, Cupaol, Dumin, Farmadol, Fasgo Forte,

Fevrin, Pamol, Panadol biru, Sanmol, Sanmol tablet, Pyrex, Pyridol.

Sediaan – tablet 500mg, sirup 125mg/5ml, sirup 160 mg/5ml, sirup forte 250 mg/ml.

Dosis

Tablet

1. Dewasa dan anak atas 12 tahun – 1 tablet (3-4 kali sehari)

2. Anak-anak 6-12 tahun – ½ - 1 tablet (3-4 kali sehari)

Sirup 125 mg/5ml

1. Anak 0-1 tahun – ½ sendok takar (5ml)

2. Anak 1-2 tahun – 1 sendok takar (5ml)

3. Anak 2-6 tahun – 1-2 sendok takar (5ml)

4. Anak 6-9 tahun – 2-3 sendok takar (5ml)

5. Anak 9-12 tahun – 3-4 sendok takar (5ml)

Mekanisme

Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX), dan selektif

mengahmbat COX-2. Meskipun mempunyai efek antipiretik dan anelgesik dan antiinflamasi yang lemah.

Page 8: Resep obat utk kasus2.pdf

8

Absorbsi ,

Onset dari Paracetamol kurang dari 1 jam dengan waktu paruh sekitar 1-3 jam.

Paracetamol cepat diabsorpsi di saluran pencernaan, juga diabsorpsi secara baik dari membrane mukosa

rectum.

Distribusi dan Metabolisme

Paracetamol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan dengan mudah

Eksresi

Setelah paracetamol dimetabolisme oleh liver, lalu dieksresi

oleh ginjal dan dalam jumlah kecil pada air susu ibu (ASI) Paracetamol, aman untuk wanita hamil dan

anak-anak.

Indikasi : meredakan demam dan nyeri yang ringan sampai sedang yang disebabkan oleh berbagai hal, post-

Immunisation Pyrexia.

Kontra Indikasi : alergi terhadap paracetamol, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta pasien dengan ketergantungan

terhadap alcohol.

Efek Samping : mual, hypersensitivitas, ruam pada kulit, acute renal tubular necrosis, dyscrasia darah (seperti

thrombocytopenia, leucopenia, neutropenia, agranulocytosis), kerusakan liver

Tulisan resep :

R/ Ringer laktat inf flab No II

cum infuse set No I

IV catheter no 22 No I

ʃ imm

R/ Chloramphenicol tab mg 500 No IV

ʃ 4 dd tab 1

R/ Paracetamol tab mg 500 No IV

ʃ prn (3-4) dd tab 1

Pro : Nn M (21th)

15. EKZEMA

A. Definisi

Ekzema adalah proses radang pada kulit. Lapisan kulit yang mengalami kelainan ialah kulit ari (epidermis) dan kulit

jangat (dermis) bagian atas. Faktor penyebab ekzema belum diketahui pasti. Namun hal ini sering dihubungkan dengan

faktor bawaan. Sedangkan faktor pencetus yang sering menimbulkan ekzema antara lain iklim, alergi, infekortikosteroidi,

emosi, dan faktor higienis.

B. Pengobatan

Pengobatan ekzema menggunakan kostikosteroid topikal. Pilihan obat topikal agar tepat ke target site-nya.

C. Mekanisme Kerja Obat

1. Bentuk sediaan obat :

Kortikosteroid topikal terdapat dalam berbagai bentuk sediaan, yakni salep, krim, gel, aerosol dan losio. Salap

mengandung vaselin, parafin, propilen glikol, atau minyak mineral. Bahan-bahan tersebut akan membentuk sawar oklusif

yang mencegah penguapan, sehingga membantu hidrasi stratum korneum yang akan meningkatkan penetrasi bahan aktif.

Hampir 50% bahan dasar krim adalah air. Semakin tinggi kandungan air suatu vehikulum (misalnya bentuk losio dan

gel), maka akan lebih cepat mengeringkan karena penguapan yang meningkat. Oleh karena itu, lebih cocok untuk lesi

yang membasah. Secara umum, bentuk salep akan lebih efektif dibanding krim atau losio terhadap kelainan yang kering

dan menebal. Tetapi, umumnya pasien lebih menyukai bentuk krim karena lebih nyaman dipakai, sehingga meningkatkan

kepatuhan terapi.

2. Nama paten :

Betamethasone dipropionate = Diprosone 0.05%,cream,lotion

Clobetasol propionate = Dermovate 0.05%,cream

Desoximetasone = Topcort 0.05% gel

Halcinonide = Halog 0.1%, cream

Mometasone furoate= Elocon 0.1%, ointment

Hydrocortisone = Enkacort 1% and 2.5% cream

3. Dosis : 2-4 X sehari

4. Mekanisme kerja : efek utama penggunaan kostikosteroid secara topikal pada epidermis dan dermis ialah efek

vasokonstriksi, efek antiinflamasi, dan efek antimitosis. Adanya efek vasokonstriksi akan mengakibatkan berkurangnya

eritema, adanya efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit, adanya efek antimitosis terjadi karena kortikosteroid

mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan mengurangi

jumlah enzim yang tersedia untuk memproduksi prostaglandin.

5. Metabolisme : kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak; mempengaruhi juga fungsi

sistem kardiovaskuler, ginjal,otot lurik, sistem saraf dan organ lain.

6. Indikasi : ekzema, radang dan penyakit kulit karena alergi

7. Kontraindikasi :

Penderita alergi kortikosteroid

8. Efek samping :

Page 9: Resep obat utk kasus2.pdf

9

Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan kortikosteroid adalah penekanan aksis adrenal -

hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi glaukoma. Yang lebih kerap terjadi adalah efek

samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura, telangiektasi,erupsi akneiformis dan perubahan warna kulit.

Perlu diingat pula kemungkinan adanya topical steroid addiction. Efek samping ini secara langsung bergantung

pada potensi kortikosteroid dan lama serta cara penggunaannya. Secara umum, anak-anak, orang tua dan pasien dengan

kelainan yang luas akan mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pada anak-anak, disebabkan karena mereka mempunyai

rasio luas permukaan tubuh terhadap berat badan yang relatif lebih tinggi.

D. Penulisan Resep

R/ Hidrocortison 2% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e

Pro : Tn. D (40 th)

19. ASMA BRONKIAL

Definisi : gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya berlangsung kronik menyebabkan

peningkatan, hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episode berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat,

terutama pada malam hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas.

Contoh resep:

R/ Ventolin MDI No. I

S prn 1-2 dd puff I

R/ Metil prednisolon tab mg 4 No.VII

S 1 dd tab I

Pro Ny. R (30tahun)

Jenis obat:

1. Ventolin

Kandungan salbutamol sulfate, golongan beta2-mimetika

Mekanisme kerja : bekerja spesifik pada reseptor-β2. Selain mempunyai daya bronchodilatasi yang baik, juga memiliki

efek yang lemah terhadap stabilisasi sel mast, sehingga sangat efektif untuk mencegah atau meniadakan asma.

ESO : nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada overdose menimbulkan efek kardiovaskuler (takikardi, palpitasi,

aritmia, hipotensi).

Dosis : tab 2 mg, inhaler 100 mcg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100mcg, pada serangan akut 2 puff dapat diulang

sesudah 15 menit. Pada serangan hebat i.m atau s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang setelah 4 jam.

Biasa digunakan dalam bentuk dosis aerosol, karena berefek pesat dan mempunyai efek samping yang ringan dibanding

dengan dosis oral.

2. Metilprednisolon

Merupakan kortikosteroid, sebagai antiinflamasi, mengatasi obstruksi jalan nafas.

Mekanisme kerja : menghalangi enzim fosfolipase yang mampu mengubah fosfolipid membran sel menjadi mediator

menimbulkan bronkospasme.

ESO : gejala cushing (osteoporosis, moonface, hipertrichosis, impotensi, dll) serta penekanan fungsi anak ginjal.

Dosis : Sediaan 4 mg, 16 mg. Prednisolon untuk terapi kur singkat 25-40 mg sesudah makan pagi, yang setiap dua hari

dikurangi dengan 5 mg sampai kur selesai dalam 2-3 minggu. Untuk pemeliharaan 5-10 mg prednisolon setiap 48jam.

URTIKARIA

Definisi. Urtikaria adalah suatu reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat

yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit,

sekitarnya dapat dikelilingi halo. Umumnya ukuran lesi dan bentuknya bervariasi dari beberapa millimeter sampai

plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau membrane mukosa. Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau

tertusuk

Terapi. Terdapat tiga jenis obat yang cukup baik untuk mengontrol gejala pada urtikaria, yakni agen simpatomimetik,

antihistamin, dan kortikosteroid.

1. Agen simpatomimetik ,ex: epinefrin&efedrin, efek berlawanan dengan histamine, yaitu vasokonstriksi

superfisial dan permukaan mukosa. Umumnya untuk urtikaria akut dan dapat dikombinasi dengan AH.

2. Antihistamin

Diklasifikasikan menjadi H1, H2, dan H3 berdasarkan kemampuan menghambat aksi spesifik reseptor

histamin dalam jaringan. Hampir pada semua urtikaria, terutama kronik yang penyebabnya sulit diketahui,

pemberian AH1 adalah pilihan pertama.

Antihistamin 1 diklasifikasikan 6 kelompok berdasarkan struktur kimianya. memiliki efek samping

sedasi. Efek depresi terhadap susunan saraf pusat dapat terjadi bila antihistamin AH1 ditelan bersama dengan

alkohol. Efek pada saluran pencernaan meliputi anoreksia, mual, muntah, epigastric distress dan diare.

Beberapa AH1 mempunyai efek antikolinergik berupa membran mukosa kering, sulit buang air kecil, retensi

urin atau sering kencing dan impotensi.

Antihistamin2 efek sedasinya rendah. Derivat terfenadin (Fexofenadine), astemizole, cetirizin, dan

loratadin sudah mulai sering digunakan dalam pengobatan urtikaria. Golongan ini diabsorbsi lebih cepat dan

mencapai kadar puncak dlm1-4 jam. Masa awitan lebih lambat dan mencapai efek maksimal dalam4 jam

(terfenadin), sedangkan astemizol dalam 96 jam setelah peroral. Apabila gagal, kombinasi 2 obat dari kelas

farmakologikal yang berbeda dapat digunakan, kombinasi AH1 dan AH2 mungkin dapat memberikan hasil

yang lebih baik pada kasus pasien yang sulit. Antagonis H2 sebaiknya tidak digunakan sendiri, karena

Page 10: Resep obat utk kasus2.pdf

10

efeknya yang minimal pada pruritus. Contoh obat AH2 adalah cimetidin, ranitidine, nizatadin, dan famotidin.

3. Kortikosteroid

Dalam beberapa kasus urtikaria akut atau kronik, AH mungkin gagal, bahkan pada dosis tinggi, atau efek

samping bermasalah. Dalam situasi seperti itu, terapi urtikaria seharusnya respon dengan menggunakan

kortikosteroid. Jika tidak berespon, maka pertimbangkan kemungkinan proses penyakit lain (misalnya,

keganasan, mastocytosis, vaskulitis).

Agen terapetik yang diberikan:

1. Penghambat H1

a. Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg@4-8 jam. Bila serangan sering, tujuannya mencegah serangan dengan

pemberian obat yang teratur, bukan diberikan bilamana perlu.

b. AH1 non sedatif: Astemizol 10 mg 2-3 kali PO dalam keadaan lambung kosong; atau terfenadin 60 mg PO

setiap 12 jam.

c. Bila pengobatan di atas tidak dapat mengendalikan urtikaria, pertimbangkan untuk menambahkan AH1

dari golongan kimia lainnya, misalnya:

i. Tab klemastin fumarat 1,34 mg or 2,68 mg, tidak>8,04mg/hari or >3tab2,68 mg 3x 1hr.

ii. Siproheptadin hcl 4 mg PO@ 8 jam.

iii. Timeprazin tartrat spansul 5 mg, 1@12 jam, atau tablet 2,5 mg empat kali sehari.

iv. Klorfeniramin maleat 4 mg tiga kali sehari

2. Penghambat H2: simetidin 300 mg empat kali sehari, atau ranitidin 150 mg dua kali sehari.

3. Prednison 0,5-1,0 mg/kg/hari, dikurangi setiap 10-15 hari untuk mengendalikan kasus yang tidak

memberikan respon terhadap antihistamin pada urtikaria akut. Kortikosteroid oral tidak diindikasikan pada

penanganan urtikaria kronik.

R/ Astemizol tab mg 10 No. VI

∫2dd tab I a.c

R/ Simetidin tab mg 300 No.XII

∫4 dd tab I

R/ Prednison tab mg 5 No.IX

∫3 dd tab I

Pro : Tn. A (35 thn)

22. DIABETES MELITUS

Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

A. Diabetes Melitus Tipe 1

Definisi: kondisi dimana sel β pankreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda < 30 tahun

Terapi : Injeksi Insulin

Resep :

R/ Insulin regular injeksi 100 IU

Cum spuit insulin injeksi

S imm

Pro. Nn. A (19 th)

Mekanisme kerja : mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan jaringan adipose

B. Diabetes Melitus Tipe 2

Definisi : kondisi dimana terjadi resistensi insulin. GDS ≥ 20 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl

Pilihan obat :

1. First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid)

2. Gol. Biguanid (Metformin)

3. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon)

4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin

5. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa

Resep :

R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV

S 3 dd tab I ½ h.a.c.

Pro. Ny. A (55 th)

Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan ditambah obat golongan biguanid.

R/ Metformin tab mg 500 No. XXI

S 3 dd tab I d.c.

Pro. Ny. A (55 th)

Glibenklamid Metformin

Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)

Sediaan : 5 mg

Dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari

2,5 dgn interval 1 minggu, maksimal : 20 mg/hari

Nama paten antara lain: glukonic, glyamid, libronil, tiabet

Golongan Biguanid

Sediaan : 500 mg, 850 mg

Dosis : awal : 2 x 500 mg; maintenance : 3 x 500

mg; dosis maksimal : 2,5 - 3 gram/hari

Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi

Page 11: Resep obat utk kasus2.pdf

11

Mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul sel beta

langerhans

Terapi efektif :diberikan 30 menit sebelum makan. ½ h.a.c

dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat

absorbsi karena makanan dapat menyebabkan menurunnya

absorbsi

Metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal

Efek samping : gangguan saluran cerna&alergi kulit

Kontraindikasi : DM juvenile; DM gestasional dan keadaan

gawat

Interaksi obat : meningkatkan risiko hipoglikemia oleh

insulin, alkohol, sulfonamide, kloramfenicol; dan efek

hipoglikemia diturunkan dengan diuretik (tiazid),

kortikosteroid.

efek sampingnya, yaitu mual, muntah, diare, dan

rasa tidak nyaman di perut

Nama Paten : gliformin, glikos, glucofor 500

Mekanisme : menurunkan produksi glukosa di

hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot

dan adipose terhadap insulin

Metabolisme : absorbsi di intestinum dan ekskresi

di urin utuh

Kontra indikasi : penyakit kardiovaskuler karena

terjadi peningkatan asam laktat dalam darah,

penyakit ginjal,dll.

23. SHIGELLOSIS / DISENTRI BASILER

Definisi : infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan infeksi Shigella.

Gejala : demam, mual, muntah, tenesmus

Tipe diare:

1. Disentri klasik (jarang, tinja banyak, bau busuk, dan berlendir) dengan tinja lembek disertai darah, mucus dan pus.

2. Watery diarrhea

3. Kombinasi ketiganya

Resep

R/ Cotrimoxazol tab No. XX

∫ 2 dd tab No. II

R/ Diafrom tab No. X

∫ 3 dd tab I

R/ Metochlopramid tab mg 10 No. X

∫ prn (1-3) dd tab I

R/ Oralit Sachet Granul No. X

∫ ad libitum Solve in aqua cc 200

Pro: Tn. S (23 tahun)

Jenis obat:

1. Cotrimoxazol (antibiotik spektrum luas) Kombinasi:Sulfamethoxazole & trimetroprim.

Sediaan: Sulfamethoxazole: 400 mg; 800 mg.

Trimetroprim: 80 mg; 160 mg.

Bentuk sediaan : - Tablet.

- Suspensi: 200 mg (s), 40 mg (t)/ 5 ml.

- Sirup.

Mekanisme :

Sulfametoxazole→menghambat PABA masuk ke molekul asam folat.

Trimetroprim menghambat reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetra hidrofolat.

Indikasi : - ISK akibat E. Coli, klebsiella, enterobacter, proteus.

- Infeksi GIT.

- Infeksi pernafasan: pneumuniae.

- Infeksi THT.

KI : Gangguan hati, ginjal.

ES : mual, muntah, SJS.

Dosis : 5-7hr2x2 tab, 10-14 hr

Shigelosis: 5 hari.

Paten : Bactrim, trizole, yekaprim.

2. Diafrom (Neo Diafrom)

Kandungan : Kaolin 550 mg

Pektin 20 mg

Indikasi : Pengobatan simtomatik pada diare non spesifik

Mekanisme : Obat anti diare mengeraskan tinja &mengabsorsi zat toksik.

Sediaan kaolin, pektin: neo kacitin 5 ml suspensi (kaolin 700 mg & pektin 50 mg).

Dosis :

Dewasa % anak > 12 th 2,5 tab post detecatio max: 7,5 tab/hari (maksimal 15 tab/ hari).

Anak 6-12 tahun: 1,5 tab post detecatio (maksimal 7,5 tab/hari).

3. Metoklopramid

Sediaan : -10 mg/tab.

- 10 mg/2 ml (injeksi).

Page 12: Resep obat utk kasus2.pdf

12

Indikasi : - antiematik.

- dispepsia pasca gastrektomi.

Mekanisme :

Blokade reseptor dopamin di CTZ (chemoreceptor trigger zone)

Memperkuat pergerakan & pengosongan lambung.

ES : Sedasi & gelisah

Dosis : Dewasa 10 mg 3x/hari.

4. Oralit (200 ml)

Komposisi :

- Kalium klorida 0,3 gr (1,5 gr)

- NaCl 0,7 gr (3,5 gr).

- Na bikarbonat 0,5 gr (2,5 gr).

- Glukosa anhidrat 4 gr (20 gr).

Indikasi :rehidrasi muntaber, diare, kolera.

Dosis :

Dewasa 2 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap BAB

Anak < 1 th: 2 jam pertama 2 gelas larutan ½ gelas

Anak 1-5 th: 2 jam pertama 4 gelas larutan 1 gelas

24. VERTIGO

- Def : perasaan rotasi (memutar), dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.

- Vertigo merupakan “gejala”, bukan “penyakit”.

- Terjadi karena gangguan koordinasi, labirinth, mata & sensibilitas.

- Prinsip terapi :

1. Etiologi : tergantung penyebab (TIA, epilepsi, migren, infeksi)

2. Simptomatis :

- Sedativa : diazepam,dsb

- Antihistamin : diphenhidramin, dramamin,dsb

- Vasodilator : flunarizine,dsb

- Contoh pemberian resep :

R/ Diazepam (Valisanbe)tab 5 mg

∫3 x 1

R/ Mertigo tab

∫ 2 x 1

R/ Unalium tab 5 mg

∫2 dd tab 1( pagi dan sore)

Unalium (paten mengandung flunarizine)sediaan tablet ada yang 10mg dan 5 mg. Dosis rata-rata 10 mg sehari dosis

tunggal pada malam hari. Pada orang tua 5 mg Maksimal pemberian 2 bulan, untuk terapi pemeliharaan diberikan 5

hari dalam seminggu. Indikasi: profilaksis migren, vertigo, ggn konsentrasi. ES: somnolen, lesu, gejala

ekstrapiramidal, penurunan berat badan selama terapi.

Mertigo (paten mengandung betahistine mesylate) sediaan tablet 6 mg.dosis 1-2 tablet 3 x sehari.ES: ggn GIT, ruam

kulit. Indikasi: vertigo dan pusing pada penyakit meniere, sindroma meniere, vertigo perifer.

Valisanbe (paten mengandung diazepam), Indikasi : neurotik, psikosomatik, rematik. Dosis dewasa: 2-5 mg, anak 6-

14 th 2-4 mg, <6 th 1-2 mg, diberikan 3x sehari. Im/iv amp 5-10 mg untuk epileptikus, tetanus. Kontraindikasi:

psikosis berat, glaukoma, serangan asma akut,hamil. ES: ggn mental, mengantuk, amnesia, ketergantungan,

penglihatan kabur,retensi urin, depresi pernapasan, hipotensi

25. EKZEMA

Definisi:

Ekzema merupakan peradangan pada lapisan kulit baik di epidermis maupun dermis.

Gejala :

- kulit kemerahan, kering, basah, tebal, bersisik

- baru : kulit merah, kering, basah, tebal

- kronis : lebih tebal, bersisik, kehitaman

Resep :

R/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e

Pro : Tn. Y (30 tahun)

Jenis obat:

Hidrocortisone 1 %

Golongan kortikosteroid lemah

Memiliki potensiasi terkecil sehingga tidak terlalu besar efeknya (antimiotik dan antiinflamasi)

Page 13: Resep obat utk kasus2.pdf

13

Mekanisme : mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 dengan

mengurangi jumlah enzim yang tersedia untuk memproduksi prostaglandin

Sediaan : 40 mg; 25 mg/g krim

Indikasi : ekzema, radang, dan penyakit kulit karena alergi

Dosis : 3 – 4 kali sehari

Kemasan : tube 10 g krim 1%; tube 5 g 1% dan 2,5%

26.SCABIES

Definisi

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida.

Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini mudah

menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui

sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah

digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya. Scabies identik dengan penyakit anak

pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu

lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.

Gejala

1. Gatal yang hebat pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan terutama pada malam hari sebelum tidur.

2. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna

hitam.

3. Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau

plenthing/pustula).

Pengobatan

Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus

dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena

apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.

Terapi topikal harus menjangkau seluruh tubuh kecuali kepala dan leher. Terapi yang efektif termasuk penggunaan air panas dan

dua kali pengolesan pada seluruh tubuh.

1. Permethrin 5% cream (scabimite).

Tampaknya paling aman sebagai pengobatan yang paling efektif untuk skabies. Permethrin adalah pyrethroid sintetik

yang dapat membunuh tungau yang mempunyai toksisitas yang benar-benar rendah untuk manusia. Krim permethrin 5%

dalam bentuk dosis tunggal.

Cara penggunaan permethrin adalah dengan mengoleskan di belakang telinga dan menyeluruh dari leher ke tapak

kaki, terutama pada bagian lipatan-lipatan seperti sela-sela jari tangan dan kaki, umbilicus, lipat paha, pantat, dan bagian

bawah jari tangan dan kaki. Penggunaannya selama 8-12 jam kemudian dicuci bersih-bersih. Jika belum sembuh, obat

digunakan 5 sampai 7 hari kemudian.

Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik hanya perlu ditambahkan salep keratolitik.

Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.

Permethrin tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 2 bulan dan pada wanita hamil dan menyusui karena

dapat menimbulkan reaksi panas, eksaserbasi gatal, dan dermatitis kontak.

2. Malathion.

Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.

3. Benzyl Benzoat 25%.

Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%. Sebaiknya obat ini digunakan selama 24 jam, kemudian digunakan

lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan

iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian.

4. Lindane 1% (gamma benzene heksaklorida).

Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau, tidak berwarna. Obat ini membunuh kuta atau nimpa. Obat ini

digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam kemudian dicuci bersih-

bersihpada pagi hari. Jika belum membaik, pengobatan diulang 1 minggu kemudian. Penggunaan yang berlebihan dapat

menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan

neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu menyusui, wanita hamil, pasien dengan gangguan otak, dan

pasien dengan riwayat kejang.

5. Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hati

selama 2-3 hari. Selama dan segera setelah pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan

keringat yang berlebihan dan takikardi.

6. Sulfur.

Dalam bentuk parafin lunak sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5% dapat

digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam dan dicuci 24 jam kemudian. Obat aman

digunakan buat wanita hamil dan menyusui.

7. Ivermectin.

Ivermectin adalah anti parasit. Sejak 1993, ivermectin diberikan oral dengan dosis 200 mikrogram/BB efektif sebagai

antiskabies. Dosis yang lebih tinggi efektif diberikan terutama untuk pasien yang imunosupresif seperti penderita AIDS.

Ivermectin topikal seperti 1% propilen glycol solution diteliti juga merupakan obat skabies yang cukup efektif.

Page 14: Resep obat utk kasus2.pdf

14

8. Anti pruritus

Rasa gatal pada skabies akan tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi. Antihistamin sedatif bisa

mengurangi rasa gatal. Tetapi kortikosteroid topikal atau sistemik potensi rendah lebih efektif. Pada anak-anak dapat

diberikan 1% krim hidrokortison. Pada dewasa dapat diberikan krim triamsolon (0,1%). Untuk mengatasi gatal sebaiknya

jangan menggunakan steroid ataupun kortikosteroid karena dapat melemahkan imunitas dan menciptakan penyakit baru

maupun varian scabies yang lebih buruk.

Resep

Sistemik : R/ Interhistin tab mg 50 No. XIV

S 2 dd tab 1

Topikal : R/ Scabimite cream g 30 No. I

S ue (malam) 12 jam 1 minggu sekali

Pro : Tn. N (34 th)

27. SYOK ANAFILAKTIK

Definisi

Syok anafilaktik merupakan suaru resiko pemberian obat baik melalui suntikan atau cara lain. Reaksi dapat berkembang menjadi

suatu kegawatan berupa syok, gagal napas, henti jantung dan kematian mendadak. Obat-obat yang sering memberikan reaksi

anafilaktik adalah golongan antibiotic, seperti penisilin, ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol, neomisin, sulfanamid,

serum antitetanus, antirabies. Alergi terhadap gigitan serangga, insulin, zat radiodiagnostik, obat bius, heparin maupun makanan

seperti telur, susu, kacang, ikan laut pun dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

Manifestasi Klinis

1. Reaksi local: urtikaria, edema setempat

2. Reaksi sistemik: reaksi timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen

a. Ringan: mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersin-bersin, biasanya timbul 2 jam setelah

terpapar allergen

b. Sedang: bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasa terjadi dalam 2 jam setelah terpapar antigen

c. Berat: terjadi langsung setelah terpapar allergen bronkospasme, edema laring, stridor, sesak napas, sianosis, disfagia,

nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung, koma

Contoh resep:

Cito!

R/ Adrenalin 0,1% inj amp No. II

Cum disposable syringe cc1 No. II

∫ imm

Pro : Ny. F ( 33th)

Jenis obat:

1. Adrenalin cepenetrin

Merupakan obat simpatomiometik → efek menyerupai efek yg di timbulkan untuk susunan saraf simpatis.

Mekanisme :

Menstimuli β1 di jantung dan β2 di otot polos pembuluh darah skeletal muscle ( vasodilatasi)

Prinsip Terapi:

Injeksi epinefrin 0,3-0,5 ml untuk vasodilatator dan meningkatkan kerja jantung

Perlu pemberian 02 4-6 lt/menit untuk breathing.

Bila ada hipotensi, berikan IV dekstrose 5%/ RL/ NaCl 0,9%

28. INFEKSI SALURAN KEMIH

A. Pengobatan

Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan jika terdapat disuria

berat dapat diberi terapi

Antibiotik yang digunakan dalam penatalaksanaan ISK

Obat Dosis

Terapi dosis tunggal

Oral Amoksisilin

Trimetoprim sulfametoksasol

Sefaleksin

3 g

320 mg/ 1600 mg (4

tablet)

3 g

Intramuskular Kanamisin 0,5 g

Terapi konvensional (5hari)

Pilihan pertama Amoksisilin

Trimetoprim sulfametoksasol

Trimetoprim

Nitrofurantoin

250 mg (3x/hari)

160 mg/ 800 mg (2x/hari)

300 mg/ hari

100 mg (4x/hari)

Pilihan kedua Norfloksasin

Sefaleksin

400 mg (2x/hari)

1 g (4x/hari)

Page 15: Resep obat utk kasus2.pdf

15

Sefalotin

Gentamisin

Kanamisin

1 g/ 8jam/ im atau iv

0,8 mg/ kg/ 8jam/ im

5 mg/ kg/ 8jam/ im

Profilaksis (malam atau pasca sanggama)

Nitrofurantoin

Trimetoprim

Trimetoprim sulfametoksasol

50-100 mg

150-300 mg

40 mg/ 200 mg

(Mansjoer A., Trivanti K., Savitri R., Wardhani I.W., Setiowulan W. 2002).

Amoksisilin

Amoksisilin merupakan prototype aminopenisilin berspektrum luas, tetapi aktivitasnya terhadap kokus gram positif kurang

daripada penisilin G. Semua penisilin golongan ini dirusak oleh beta-laktamase yang diproduksi kuman gram positif maupun

negatif. Kuman meningokokus, pneumokokus, gonokokus dan L. monocytogenes sensitive terhadap obat ini. Selain itu H.

influenzae, E.colli, dan Pr. mirabilis merupakan kuman gram negatif yang juga sensitif. Tetapi dewasa ini banyak kuman

dilaporkan telah sensitive terhadap amoksisilin.

Tersedia sebagai kapsul atau tablet 125 mg, 250 mg, dan 500 mg dan sirup 125 mg/5 ml. Dosis sehari dapat diberikan 3 kali

250-500 mg sehari (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Sulfametoksasol

Kuman yang sensitive terhadap sulfa secara in vitro ialah Strep. pyogenes, Strep. pneumonia, beberapa galur Bacillus

anthracis dan Corynebacterium diphteriae, Haemophilus influenza, H ducreyi, Brucella, Vibrio cholera, Nocardia,

Actinomyces, Calymmatobacterium granulomatis, Chlamydia trachomatis dan beberapa protozoa. Beberapa kuman enterik

juga dihambat.

Sulfonamid pada saat ini bukan lagi obat pilihan pertama untuk infeksi saluran kemih, karena jumlah mikroba yang resisten

makin meningkat.

Dosis permulaan oral pada orang dewasa 2-4 g, dilanjutkan dengan 2-4 g dalam 3-6 kali pemberian; lamanya tergantung dari

keadaan penyakit. Anak-anak lebih dari bulan diberikan dosis awal setengah dosis per hari kemudian dilanjutkan dengan 60-

150 mg/kgBB (maksimal 6 g/hari) dalam 4-6 kali pemberian. Sediaan biasanya terdapat dalam bentuk tablet 500 mg

(Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Trimetoprim

Suatu trimetoksibenzilpirimidin, menghambat asam dihidrofolat reduktase bakteri kira-kira 50.000 kali lebih efisien daripada

enzim yang sama dari sel mamalia. Asam dihidrofolat reduktase adalah enzim yang mengubah aasam dihidrofolat menjadi

asam tetrahidrofolat, suatu langkah yang mengarah ke sintesis purin dan akhirnya menjadi DNA (Katzung G.B, 1998).

Spektrum antibakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksasol, meskipun daya antibakterinya 20-100 kali lebih kuat

daripada sulfametoksasol (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Trimetroprim diabsorbsi dengan baik dari usus serta didistribusikan secara luas ke seluruh cairan tubuh dan jaringan,

termasuk cairan serebrospinalis.

Trimetropim lebih bersifat larut dalam lipid daripada sulfametoksazol (Katzung G.B, 1998).

Trimetoprim juga terdapat dalam bentuk tablet sediaan tunggal 100 dan 200 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,.

2003).

Trimetrpotrim dapat diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut. Mayoritas organisme yang

terdapat dalam komunitas cenderung peka terhadap konsntrasi tinggi dalam urin (Katzung G.B., 1998).

Kotrimoksazol (Trimetoprim dan Sulfametoksasol)

Mikroba yang peka terhadap kombinasi sulfametoksasol dan trimetoprim ialah Str. pneumoniae, C. diphteriae, dan N.

meningitis, 50-90% strain S. aureus, S. epidermidis, Str. pyogenes, Str. viridans, Str. faecalis, E. colli, Pr. mirabilis, Pr.

morganii, Pr. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter species, Salmonella, Shigella, Serratia, dan Alcaligenes spesies dan

Klebsiella spesies. Juga beberapa strain stafilokokus yang resisten metisilin, trimetoprim, atau sulfametoksasol sendiri, peka

terhadap kombinasi tersebut.

Mekanisme kerja:

Dosis dewasa pada umumnya ialah 800 mg sulfametoksasol dan 160 mg trimetoprim setiap 12 jam. Dosis yang dianjurkan

pada anak ialah sulfametoksasol 40 mg/ kgBB/ hari dan trimetoprim 8 mg/ kgBB/ hari yang diberikan dalam 2 dosis.

Pemberian pada anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil atau menyusui tidak dianjurkan. Kontrimoksazol tersedia dalam bentuk

tablet oral, mengandung 400 mg sulfametoksasol dan 80 mg trimetoprim atau 800 mg sulfametoksasol dan 160 mg

trimetoprim. Untuk anak tersedia suspense oral yang mengandung 200 mg sulfametoksasol dan 40 mg trimetoprim / 5 ml,

Dihidropteroat

sintetase

Dihidrofolat

reduktase

PABA

Asam dihidrofolat

Asam tetrahidrofolat

Purin

DNA

Sulfonamid

berkompetisi

dengan PABA

Trimetoprim

Page 16: Resep obat utk kasus2.pdf

16

serta tablet pediatrik yang mengandung 100 mg sulfametoksasol dan 20 mg trimetoprim. (Ganiswarna SG, Setiabudy R,

Suyatna FD,. 2003)

Nitrofurantoin

Obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti E. coli, Proteus species, Klebsiella,

Enterobacter, Enterococcus, Streptococcus, Clostridia dan B. subtilis. Untuk Proteus mirabilis dan Pseudomonas obat ini

kurang efektif. Resistensi dapat berkembang melalui pemindahan plasmid.

Efektif mengobati bakteriuria yang disebabkan ISK bagian bawah. Penggunaannya terbatas pada profilaksis atau supresif ISK

menahun.

Dosis dewasa 3-4 kali 50-100 mg/ hari. Untuk anak 5-7 mg/ kgBB/ hari dalam dosis terbagi. Sediaan dalam bentuk kapsul

atau tablet 50 dan 100 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Norfloksasin

Efektif untuk ISK dengan dan tanpa komplikasi. Berbagai kuman gram negatif, kuman nosokomial, serta kuman yang

multiresisten biasanya masih responsif. Walaupun penderita mengalami fungsi ginjal, fluorokuinolon masih berguna karena

dalam keadaan ini biasanya kadar obat dalam urin masih cukup untuk mematikan kuman penyebab infeksi.

Untuk sistitis akut tanpa komplikasi, banyak antimikroba lain yang lebih murah juga memberikan hasil terapi yang sangat

memuaskan dengan pemberian dosis tunggal.

Dosis oral dewasa 2 kali 400 mg/ hari. Sediaannya dalam bentuk tablet 400 mg (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,.

2003).

Sefaleksin

Sefalosporin golongan pertama memperlihatkan spectrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman gram positif.

Keunggulan dari penisilin ialah aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap sebagian

besar S. aureus, Streptococcus termasuk Str. pyogenes, Str. viridans, dan Str. pneumoniae. Bakteri gram positif yang juga

sensitif ialah Str. anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, dan Corynebacterium diphteriae.

Dosis oral dewasa 1-4 g sehari terbagi dalam 4 dosis. Dosis anak 25-50 mg/ kg BB sehari yang terbagi dalam 4 dosis. Obat

tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg, 500 mg dan suspense oral 125 dan 250 mg/5ml (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna

FD,. 2003).

Sefalotin

Sefalosporin golongan pertama memperlihatkan spectrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman gram positif.

Keunggulan dari penisilin ialah aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap sebagian

besar S. aureus, Streptococcus termasuk Str. pyogenes, Str. viridans, dan Str. pneumoniae. Bakteri gram positif yang juga

sensitif ialah Str. anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, dan Corynebacterium diphteriae.

Dosis pemberian IV dewasa 2-12g/ hari, untuk IM 0,5-1 g, 4-6 kali sehari. Untuk infeksi berat sampai 2 g tiap 4 jam dengan

total 12 g sehari. Untuk anak 60-160 mg/ kg terbagi (Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Gentamisin

Dosis dewaa 1-2 mg/kg BB setiap 6-12 jam. Dosis anak 1-2 mg/kgBB setiap 4-8 jam. Dosis neonatus 2-2,5 mg/kg BB setiap

8-24 jam. Sediaan dalam bentuk vial atau ampul 60 mg/1,5ml; 80mg/2ml; 120mg/3ml dan 280mg/2ml (Ganiswarna SG,

Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

Kanamisin

Dosis dewaa 5-35 mg/kg BB per hari. Dosis anak 10-15 mg/kgBB per hari. Dosis neonatus 15 mg/kg BB per hari. Sediaan

dalam bentuk vial 500 mg/2ml dan 1g/3ml untuk dewasa; 75mg/2ml untuk anak. Vial bubuk kering berisi 1 g dan 0,5 g serta

kapsul/ tablet 250 mg dan sirup 50mg/ml ( SG, Setiabudy R, Suyatna FD,. 2003).

B. Contoh Resep

R/ Cotrimoksazol tab. No. XX

S 2 dd tab I

R/ Asam Mefenamat. tab. mg 500. No. XV

S 3 dd tab I

Pro : Ny. N (33 th)

29. FLOUR ALBUS

A. DEFINISI

Leukorea atau Fluor albus ataupun yang sering disebut orang pada umumnya sebagai keputihan adalah keluarnya

cairan/sekret dari vagina yang abnormal dan tidak berupa darah. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna,

bau.

B. ETIOLOGI

Penyebab paling penting dari lukorea adalah infeksi genital. Di sini cairan mengandung banyak leukosit dan

warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, dan seringkali lebih kental dan berbau. Kuman penyebabnya dapat berupa

jamur (Candida albicans), protozoa (Trichomonas vaginalis).

1. CANDIDIASIS VAGINA

a. Pengobatan

Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.

Terapi pada penyakit candidiasi vaginal ini diantaranya adalah :

1. Terapi topikal, yakni :

Butoconazole 2 % cream 5 gram selama 3 hari

Page 17: Resep obat utk kasus2.pdf

17

Clotrimazole 1% cream 5 gram selama 7-14 hari

Clotrimazole 100 mg vaginal tablet 1x100mg selama 7 hari atau 2x100mg selama 3 hari

Clotrimazole 500 mg vaginal tablet single dose

Miconazole 2% cream 5 gram selama 7 hari

Miconazole 200mg supposituria 1x sehari selama 7 hari

Miconazole 1200mg single dose

Tiokonazole 300 mg, salep A single dose

Terconazole 0,4 % cream 5 gram selama 7 hari

Terconazole 0,8 % cream 5 gram selama 3 hari

Terconazole 80 mg vaginal supposituria 1x/hr selama 3 hari

Nystatin vaginal tablet 500.000 iu

2. Terapi oral

Flukonazole (Diflucan) 150 mg single dose

Ketokonazol 2x200mg selama 5 hari atau

itrakonazol 2x200mg dosis tunggal

2. TRIKOMONIASIS

a. Pengobatan

Prinsip penatalaksanaan trikomonas yaitu pengobatan juga diberikan kepada pasangan seksualnya dengan rejimen yang

sama untuk menghindari “fenomena ping-pong”. Jika pasangan seksual-nya diobati bersama-sama maka angka

kesembuhan melebihi 95%. Drug of choice untuk trikomoniasis adalah metronidazole.

Metronidazol bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA pada Trichomonas vaginalis dan menyebabkan degradasi

DNA yang berakibat putusnya untaian DNA dan tidak stabil-nya helix, dengan cara mereduksi ferredixin-depleted

extract pada Trichomonas vaginalis melalui pyrovat ferredoxin oxidoreductase dan diduga hasil reduksi ini yang

bertanggung jawab pada kematian sel.

Rejimen Metronidazol yang dianjurkan 2 g dosis tunggal, peroral. Pengobatan juga diberikan kepada pasangan

seksualnya dengan rejimen yang sama. Rejimen alternatif, dianjurkan untuk penderita yang tidak sembuh dengan

pengobatan dosis tunggal, yaitu dengan Metronidazol 500 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Untuk penderita yang gagal

dengan pengobatan ulangan, digunakan Metronidazol 2 g dosis tunggal selama 3-5 hari. Rejimen metronidazol multidosis

selama 7 hari sangat efektif untuk penderita pria.

Metronidazol hampir sempurna diserap melalui usus, berpenetrasi dengan baik kedalam jaringan dan cairan tubuh

(vagina, semen, saliva dan ASI) serta diekskresi sebagian besar melalui urin.

C. Contoh Resep

R/ Nystatin ovula No XIV

S 1 dd ovula 1 omni noct per vaginam

R/ Ketokonazol tab mg 200 No X

S 2 dd tab 1

Pro : Ny M(25 tahun)

1. Ketokonazol

Merupakan keluarga azol yang bermanfaat dalam pengobatan mikosis sistemik. Selain aktivitas anti jamurnya,

ketokonazol juga menghambat sintesis steroid gonadal dan adrenal manusia dengan menghambat liase C17-20, 11/3-

hidroksilase dan pecahnya rantai samping kolesterol, sehingga dapat menekan sintesis testosterone dan kortisol.

Mekanisme kerja: ketokonazol berinteraksi dengan C-14 demetilase (enzim P-450 sitokrom) untuk menghambat

lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting untuk membran jamur. Ketokonazol bersifat

fungistatika atau fungisida tergantung dosis.

Farmakokinetik: Ketokonazol hanya diberikan per oral. Obat ini larut dalam asam lambung dan diabsorpsi melalui

mukosa lambung. Makanan, antasida, simetidin dan rifampisin mengganggu absorbsinya. Coca-cola yang bersifat

asam meningkatkan absorbs obat ini. Metabolism yang ekstensif terjadi di hati. Ekskresinya terutama melalui

empedu. Kadar obat induk dalam urin sangat rendah sehingga tidak efektif terhadap infeksi mikotik saluran kemih.

Efek samping: gangguan saluran cerna merupakan efek samping yang palin sering. Efek endokrin berupa

ginekomastia, penurunan libido, impotensi, dan ketidak teraturan menstruasi bias terjadi oleh karena penghambatan

sintesis steroid dan adrenal. Gangguan fungsi hati walaupun insidennya rendah, tetapi merupakan manifestasi toksik

yang cukup serius.

2. Nistatin

Nistatin adalah suatu antibiotika polien, dihasilkan oleh Streptomyces nursei, sedikit larut dalam air, tetapi cepat terurai

dalam air atau plasma. Instating juga stabil dalam bentuk kering.

Aktivitas antijamur: Nistatin tidak memberikan efek terhadap bakteri atau protozoa, tetapi secara invitro

menghambat banyak jamur termasuk candida, dermatofit, dan organisme yang dihasilkan oleh mikosis dalam badan

manusia. Secara invivo, kerjanya terbatas pada permukaan dengan obat yang tidak diserap dan dapat kontak

langsung dengan ragi atau jamur. Secara invivo tidak ditemukan resistensi terhadap nistatin, tetapi dapat ditemukan

galur kandida yang resisten terhadap nistatin.

Mekanisme kerja: dengan jalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur, terutama ergosterol. Oleh karena itu

terjadi gangguan pada permeabilitas sel jamur dan mekanisme transpornya. Akibatnya sel jamur kehilangan banyak

Page 18: Resep obat utk kasus2.pdf

18

kation dan makromolekul. Resistensi adapt timbul karena menurunnya jumlah sterol pada membrane sel jamur atau

terjadi perubahan sifat struktur atau sifat ikatannya.

Farmakokinetik: Nistatin hamper tidak diabsorbsi melalui kulit, membrane mukosa, atau saluran cerna. Semua

nistatin yang masuk ke saluran cerna akan dikeluarkan kembali melalui tinja, dan tidak ditemukan adanya nistatin

dalam darah atau jaringan.

Efek samping: jarang terjadi efek samping pada pemberian oral ataupun topikal. Pemberian oral mungkin adapt

menimbulkan mual, muntah, atau diare. Pemberian dosis tinggi tidak akan menimbulkan superinfeksi karena obat

ini tidak mempengaruhi bakteri, protozoa, atau virus.

30. DENGUE HEMORAGIK FEVER

A. Definisi

Demam berdarah dengue adalah demam yang berlangsung akut baik menyerang orang dewasa maupun anak-anak,

tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun, disertai dengan pendarahan dan dapat

menimbulkan renjatan (syok) yang dapat mengakibatkan kematian penderita. Penyebabnya adalah virus dengue dan

penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegepti (Soedarto, 1995). Pada DBD terjadi perembesan plasma yang

ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

B. Penatalaksanaan

Dasar penatalaksanaan penderita DBD adalah pengganti cairan yang hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding

kapiler yang menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma. Selain itu, perlu juga

diberikan obat penurun panas

1. Penggantian volume cairan pada DBD

Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma yang terjadi pada fase penurunan suhu sehingga dasar

pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang hilang. Penggantian cairan awal dihitung untuk 2–3 jam

pertama, sedangkan pada kasus syok lebih sering sekitar 30–60 menit. Tetesan 24–48 jam berikutnya harus selalu

disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit dan jumlah volume urin. Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi

20% atau lebih maka komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma.

Pemilihan jenis dan volume cairan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat badan pasien serta derajat

kehilangan plasma sesuai dengan derajat hemokonsentrasi yang terjadi.

2. Antipiretikum

Antipiretikum yang diberikan ialah parasetamol, tidak disarankan diberikan golongan salisilat karena dapat

menyebabkan bertambahnya pendarahan.

Page 19: Resep obat utk kasus2.pdf

19

Page 20: Resep obat utk kasus2.pdf

20

Page 21: Resep obat utk kasus2.pdf

21

Page 22: Resep obat utk kasus2.pdf

22

C. Contoh Resep

R/ Infus NaC 0,9% flab No IV

Cum infus set No I

Iv catheter no.22 No I

∫ imm

R/ Paracetamol tab mg 500 No X

∫ prn 1-3 dd tab I

Pro: Sdr. X (21th)

1. NaCl 0,9% : Rehidrasi untuk mengatasi hemokonsentrasi, bisa juga pakai RL atau Hartmann’s solutions

2. Paracetamol :

a. Mekanisme: menghambat biosintesis prostaglandin dgn penghambatan cox

b. Sediaan: 500mg tab; 120mg/ 5ml sry

c. Dosis: 300mg-1gr per kali → maxs 4gr/hari.

34. RHINITIS ALERGI

Menurut WHO ARIA 2001, rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rhinore, rasa

gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantari oleh IgE.

Etiologi dari penyakit ini adalah adanya paparan dari alergen tertentu. Berdasar cara masuknya alergen dapat dibagi

menjadi alergen inhalan (debu rumah tangga, serpihan epitel kulit binatang,dll), aleren ingestan (susu sapi, telur, coklat,

kepiting, udang, kacang-kacangan, dll.), alergen injektan (penisilin, sengatan lebah, dll), dan alergen kontaktan (bahan

kosmetik, perhiasan, dll)

Dahulu rhinitis alergi diklasifikasikan menjadi dua berdasar sifat berlangsungnya, yaitu:

a. Musiman (seasonal): terjadi di Negara 4 musim. Alergen penyebab spesifik, seperti tepung sari (pollen) dan

jamur.

b. Sepanjang tahun (perennial): gejala penyakit dapat timbul intermiten atau persisten, tanpa ada variasi musim,

sehingga dapat dijumpai sepanjang tahun.

Klasifikasi berdasarkan WHO adalah:

Page 23: Resep obat utk kasus2.pdf

23

a. Intermitten (kadang-kadang): bila gejala muncul kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu.

b. Persisten (menetap): bila gejala muncul lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.

Gejala Klinis:

a. bersin lebih dari 5 kali dalam satu serangan

b. Rhinore yang encer, banyak, hidung tersumbat, lakrimasi

c. Bila penyakit telah berlangsung lama (> 2 tahun), ada bayangan gelap di bawah mata (allergic shiner), allergic

salute pada hidung, allergic crease.

d. sering disertai asma, urtikaria, eksem

e. pada rhinoskopi anterior didapatkan mukosa edema basah, pucat atau livid, disertai banyak secret encer.

Pengobatan

Loratadin

Merupakan obat anti histamin 1 golongan piperidin. Reaksi anafilaksis dan reaksi alergi refrakter terhadap

pemberian AH1, karena bukan hanya histamin saja yang dilepaskan, namun juga autokoid lainnya. Efektivitasnya

bergantung beratnya gejala akibat histamin. Loratadin merupakan anti histamin non sedatif.

Otrivin

Berisi Xylometazolin HCL yang termasuk dalam golongan adrenergik imidazolin alfa 2 agonis. Bekerja sebagai

vasokonstriktor lokal pada mata dan lapisan mukosa hidung.

Becerfort

Berisi vitamin B plek, vitamin C 500mg,Vitamin E yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh.

Resep :

R/ Loratadine tab mg 10 No. VII

∫ 1 dd tab I

R/ Otrivin lag No. I

∫ 2 dd gtt I nasales

R/ Becefort tab No. VII

∫ 1 dd tab I

Pro : Tn. T (30 tahun)