evakuation body composition
DESCRIPTION
evaluasi of body comnpositionTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status gizi individu atau masyarakat ditentukan oleh pemenuhan dan kombinasi yang
tepat dari zat-zat gizi yang dibutuhkan tiap sel tubuh. Zat-zat ini diperlukan tubuh untuk
tumbuh jembang dan metabolisme tubuh.
Menurut Supriasa, 2001, starus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk tertentu. Dan
penilaian status gizi merupakan salah satu cara untuk menentukan dan mengelompokkan
status gizi seseorang.
Metode penilain status gizi yang sering digunakan salah satunya adalah
antoprometri. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara
universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan
komposisi dari tubuh manusia. Metode antropometri sebagai salah satu metode untuk
mengukur status gizi semakin mendapat perhatian karena ketersediaan alat ukur yang
bisa digunakan secara luas dalam program-program gizi masyarakat.
Secara umum, antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Dan jika ditinjau dari
pandangan gilmu gizi, antoprometri adalah metode yang dilakukan dengan mengukur
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari segala tingkat usia dan tingkat gizi.
Penggunaan metode secara umum untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein
dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jaringan
tubuh, seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Parameter yang digunakan adalah
umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala, lingkar pinggul dan tebal
lemak di bawah kulit.
Metode pengukuran antropometri untuk jaringan lunak dilakukan dengan mengukur
lipatan kulit (skin-fold) yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit dan lemak sub-
kutan (Sub-Cutanous Fat).
Metode untuk mengukur body compositioan ada 2. Metode pertama disebut dengan
2 compartment (two compartment). Metode ini membagi tubuh manusia menjadi 2
bagian, bagian lemak dan bagian non lemak. Dan metode yang kedua adalah 4
compartment. Metode ini membagi bagian non lemak menjadi protein, total air dalam
tubuh dan tulang. Dengan kata lain, metode ini mebagi tubuh menjadi 4 bagian. Dari
kedua metode ini yang paling sering digunakan adalah metode yang kedu. Hal ini
disebabkan karena faktor biaya dan kemudahan menghitung dengan metode ini.
1
Metode standart dari evaluasi antropometri sangat penting untuk menaksir status gizi
dan permasalahan gizi pada individu ataupun kelompok. Evaluasi ini digunakan untuk
menganalisis data dari hasil pengukuran antropometri, kemudian
menginterprestasikannya dan kemudian mengklasifiasikan status gizi.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan body composition?
2) Metode apa saja yang digunakann untuk mengukur body composition?
3) Bagaimana cara mengevaluasi data yang diperoleh dari pengukuran body
composition?
4) Bagaimana cara menginteprestasikan data yang diperoleh dari pengukuran body
composition?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui gambaran secara umum tentang komposisi tubuh.
2) Mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur body composition.
3) Mengevaluasi data yang diperoleh dari pengukuran body composition.
4) Menginteprestasikan data yang diperoleh dari pengukuran body composition.
1.4 Manfaat
Penulis berharap, tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Bagi mahasiswa
khususnya untuk:
1) Mengetahui cara mengevaluasi dan menginteprestasikan data yang diperoleh
dari pengukuran body composition.
2) Dapat menetukan status gizi individu dari pengukuran body composisiton.
2
PEMBAHASAN
2.1 Body Composition
Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan
jaringan bebas lemak dalam tubuh. Penilaian komposisi tubuh diperlukan untuk berbagai
alasan. Ada korelasi kuat antara obesitas dan peningkatan resiko berbagai penyakit kronis
(penyakit arteri koroner), diabetes, hipertensi, kanker tertentu, dan hiperlipidemia.
Menilai komposisi tubuh dapat membantu untuk menetapkan berat badan yang optimal
bagi kesehatan dan kinerja fisik (ACSM, 2008).
Ada beberapa metode tentang komposisi tubuh manusia, yaitu:
a) 2-compartment model
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 2 komponen
utama, yaitu adiposa (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean
tisue).
Keterangan:
BW = Body Weight (Berat Badan) kg
FM = Fat Massa (massa lemak) kg
FFM = Free Fat Mass (massa non lemak) kg
b) 3-compartment model
Merupakan metode evaluasi komposisi tubuh yang menggabungkan 2
Unsur FFM menjadi 1 komponen. Misalnya jika tulang dan protein
digabung, maka
Keterangan:
BW = Body Weight (Berat Badan) kg
FM = Fat Mass (Massa lemak) kg
TBW = Total Body water (jumlah air) kg
S = Solid (nonaqueous) atau gabungan protein dan tulang kg
c) 4-compartment model
3
BW= FM +FFM
BW= FM +TBW+S
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 4 komponen
utama, yaitu massa lemak, total air tubuh, massa protein, massa tulang dan
glikogen (bagian sangat kecil).
Keterangan:
BW = Body Weight (Berat badan) kg
FM = Fat Mass (massa lemak) kg
TBW = Total Body Water (jumlah air) kg
Dari ketiga metode diatas, 2-compartment model yang paling sering digunakan.
Karena dalam perhitungannya tidak memerlukan banyak komponen sehingga
erhitungannya menjadi lebih mudah, cepat dan murah karena tidak perlu dilakukan tes
laboratorium.
2.2 Assesmentof Body Fat
Komposisi dai lemak tubuh bervariasi dari tiap individu berdasarkan perbedaan
jeniskelamin, tinggi, dan berat badan. Bagian badan yang biasa diukur untuk menentukan
jumlah lemak dalam tubuh adalah trisep, bisep, subscapula, dan suprailiaka. Pada
umumnya, rata-rata komposisilemak tubuh wanita lebih banyak dari pada komposisi
lemak pria. Berikut adalah tabel distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan:
Tabel Persebaran Lemak pada Laki-laki dan Perempuan
Lokasi lemak Laki-laki Perempuan
Lemak esensial (dalam
sumsum tulang, system
saraf pusat, kelenjar-
kelenjar, dan organ lain)
Storage fat subkutan
Storage fat intermuskular
Storage fat intramuscular
Storage fat pada rongga
dada dan perut
2,1 kg
3,1 kg
3,3 kg
0,8 kg
1,0 kg
4,9 kg
5,1 kg
3,5 kg
0,6 kg
1,2 kg
Total Lemak 10,3 kg 15,3 kg
Berat badan 70,0 kg 56,8 kg
4
BW= FM+TBW+ Protein+Bone+Glikogen
Prosentase lemak 14,7 % 26,9 %
Sumber : Behnke (1969), other weights from Allen et. al (1956); Alexander
(1964); Johnson et. al. (1972); Wilmore and Brown (1974)
Lemak tubuh dapat diukur secara absolute (dalam kilogram) maupun dalam
presentase dari berat keseluruhan. Lemak tubuh dapat diperkirakan dengan satu atau
lebiih pengukutan skinfold thickness. Perkiraan awal lemak tubuh dan kecepatan
perubahan lemak dalam tubuh diperlukan untuk memantau keparahan dan
ketidakseimbangan asupan energi-protein. Hilangnya lemak tubuh secara besar-besaran
dapat mengindikasikan adanya katidakseimbangan energi. Namun, perubahan kecil pada
lemak tubuh tidak dapat diukur seara akurat menggunakan metode antropometri.
2.2.1 Skinfold Thickness
Metode ini merupakan metode konvensional yang paling banyak digunakan
dan mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi untuk memprediksi
komponen badan seperti lemak, otot rangka, tulang, dan cairan badan. Khusus untuk
memprediksi lemak badan total, dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara:
(1) menghitung densitas badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan
tertentu dari hasil pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, (2) langsung
menghitung persentase lemak badan dengan persamaan tertentu dari hasil
pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, atau (3) langsung dilihat pada tabel yang
sudah disediakan dari beberapa pengukuran tebal lipatan lemak subkutan yang telah
dilakukan sebelumnya. Dari ketiga cara tersebut dibedakan antara laki-laki dan
wanita.
2.2.1.1 Single Skinfold Measurement to Assess Body Fat
Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup
akurat, murah, praktis dan dilakukan hanya dengan sedikit latihan dan dapat
dipakai untuk memperkirakan % BF (Body Fat Percentation/ Persentase
Lemak Tubuh) (Supariasa,2001).
Pengukuran skinfold menggunakan satu area terkadang digunakan
untuk menaksir total lemak tubuh, atau prosentase kemak tubuh. Untuk
menggunakan metode ini, maka area yang diukur haruslah area yang
mencerminkan keseluruhan lapisan lemak subkutan. Karena lapisan lemak
subkutan penyebarannya tidak sama di dalam tubuh. Namun, area subkutan
5
yang paling representative berbeda-beda untuk tiap jenis kelamin, umur, dan
suku bangsa.
Pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal sulit untuk
dilakukan pada wanita dewasa, karena penyebaran lemak subkutan di tubuh
sangat bervariasi. Secara umum, daerah yang paling sering digunakan untuk
pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal adalah daerah triceps.
Namun, pengukuran ini hanya cocok untukmengukur lemak tubuh wanita dan
anak-anak.
a) Pengukuran Biceps Skinfold
Pengukuran Biceps Skinfold bertujuan untuk memprediksi total lemak
dalam tubuh. Selain itu juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya
otot dan tulang pada daerah pengukuran apabila digabungkan dengan
pengukuran tebal lemak bawah kulit pada triceps.
b) Pengukuran Triceps Skinfold
Lemak Triceps atau yang disebut juga dengan otot berkepala tiga
karena pada triceps terdapat tiga bagian otot yang berbeda dan menjadi
satu disiku. Triceps ini merupakan titik pada bagian belakang ekstremitas
atas. Otot ini bertugas sebagai ekstensi sendi siku atau penegakan siku.
Pada umumnya pengukuran triceps bertujuan untuk memperkirkan
persentase lemak tubh dan total lemak tubuh dan merupakan indikasi
lemak tubuh dan penyimpanan energi.
Tebal lemak pada triceps merupakan suatu area yang sering digunakaj
untuk mengestimasi secara tidak langsung ukuran dan tempat
penyebaran lemak subkutan karena pada area ini yang dianggap paling
mencerminkan lemak tubuh. Anggapan ini tidaklah benar karena
distribusi dari lemak subkutan yang berbeda setiap jenis kelamin, usia
dan ras. Sehingga, untuk tempat pengukuran lemak subkutan juga
berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, usia dan masing-masing
kelompok etnis. Terlebih lagi, ketebalan jaringan lemak subkutan tidak
dapat merefleksikan proporsi konstan dari total lemak tubuh.
Berikut persamaan uang digunakan untuk mencari median lemak
tubuh seseorang:
%median= 100 x ketebalan trisepketebalan trisepberdasarkanumur dan jenis kelamin
6
Tabel Persentil Pengukuran Trisep berdasarkan Usia untuk
Orang Amerika Mulai Umur 1 hingga 75 tahun:
c) Pengukuran Subskapular
Pengukuran subskapular dilakukan ddari atas bagian bawah (inferior)
skapula. Pengukuran subskapula sering digunakan untuk menambah
pebaksiran total lemak yang ada dalam tubuh, dan juga menyediakan
informasi penyebaran lemak dalam tubuh yang nantinya dapat dicari
hubungannya antara resiko terpapar penyakit. Perhitungan subskapular
juga menggunkan persentase median dengan rumus sebagai berikut:
Tabel Persentil Ketebalan Subskapular Orang Amerika
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.
7
%median= 100 xketebalan subskapularmediansubskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin
2.2.1.2 Multiple Skinfold Measurements to Assess Body Fat
a) Triceps dan Subscapular
8
Multiple measurement skinfold yang menggunakan pengukuran
jumlah lemak trisep dan subskapular dengan persamaan persentase
median:
%median=100 x (tr isep+subskapular )median
median trisep∧subskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin
Tabel Persentil Penjumlahan Triceps & Subscapular Skinfold
berdasarkan Usia
9
b) Triceps, Suprailliac, Abdomen, Paha
Untuk laki-laki :
10
Untuk Perempuan:
Keterangan: %F : Persen lemak tubuh
∑4 ukuran : Jumlah Ukuran trisep, Suprailliac, Abdomen,
Paha.
2.2.2 Waist Hip Circumference Ratio (WHR)
Adalah metode sederhana untuk membedakan antara lemak bagian bawah
tubuh (pinggung dan bokong) dan lemak bagian atas tubuh (pinggang dan bagian
perut). WHR merefleksikan distribusi dari jaringan lemak subkutan dan jaringan
lemak pada intra-abdominal. Berat badan yang terkonsentrasi sekitar abdomen sering
disebut “apple shape” sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar pinggul disebut “pear
shape”.
11
%F = 0,29288 (∑4 ukuran) – 0,0005 (∑4 ukuran)2 + 0,15845
(Umur) – 5,76377
%F = 0,29669 (∑4 ukuran) – 0,00043 (∑4 ukuran)2 + 0,02963
(Umur) – 1,4072
Sumber: http://education-portal.com/cimages/multimages/16/apple_vs_pear.jpg
Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan WHR merupakan
resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. WHR dan kegemukan
secara sinergis merupakan resiko terhadap non insulin dependent diabetes mellitus.
Menurut Bjorntorp (1985), apabila rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul laki-
laki lebih dari 1,0 dan untuk perempuan lebih dari 0,8 akan meningkatkan risiko
komplikasi penyakit kardiovaskular dan penyakit degenerative lainnya. Dalam
beberapa penelitian, menyatakan bahwa pria dan wanita yang memiliki WHR yang
tinggi memilik resiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan
diabetes melitus tipe 2.
Dalam beberapa kasus, orang dengan berat badan berlebih yang terkonsentrasi
pada abdomen memiliki resiko lebih tinggi terserang penyakit jantung koroner dan
diabetes dibandingkan dengan orang yang berat badanya terkonsentrasi pada daerah
pinggul dan paha.
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan
metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
Beberapa penelitian pada orang dewasa menunjukkan bahwa nilai WHR
bervariasi tergantung pada etnik, usia, jenis kelamin, letak geografis, dan tingkat
kelebihan berat badan.
Ambang batas (cut-off) resiko terhadap penyakit untuk laki-laki (WHR) 1
sedangkan untuk wanita (WHR) 0,85. WHR digunakan sebagai pengukuran obesitas,
yang merupakan indikator kemungkinan lain kondisi kesehatan yang lebih serius.
Berikut rumus yang digunakan utnuk menghitung WHR:
12
Kemudian, dapat diinteprestasikan ke dalam tanel di bawah ini.
Tabel Waist-Hip circumference Ration (WHR) bagi laki-laki dan wanita.
Jenis
KelaminUmur
Resiko
Rendah Sedang TinggiSangat
Tinggi
Laki-laki
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
< 0,83
< 0,84
< 0,88
< 0,90
< 0,91
0,83 – 0,88
0,84 – 0,91
0,88 – 0,95
0,90 – 0,96
0,91 – 0,98
0,89 – 0,94
0,92 – 0,96
0,96 – 0,10
0,97 – 1,02
0,98 – 1,03
> 0,94
> 0,96
> 0,10
> 1,02
> 1,03
Perempuan
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
< 0,71
< 0,72
< 0,73
< 0,74
< 0,76
0,71 – 0,77
0,72 – 0,78
0,73 – 0,79
0,74 – 0,81
0,76 – 0,83
0,78 – 0,82
0,79 – 0,84
0,80 – 0,87
0,82 – 0,88
0,84 – 0,90
> 0,82
> 0,84
> 0,87
> 0,88
> 0,90
Hubungan antara WHR dengan resoki terkena penyakit degenaratif, dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel Resiko Penyakit Degenaratif
Pengukuran Pria Wanita
Resiko
meningkat
Resiko makin
meningkat
Resiko
meningkat
Resiko makin
meningkat
Lingkar
pinggang
>94 >102 >80 >88
WHR 0,9 1 0,8 0,9
2.2.3 Mid-Upper-Arm Fat Area
Adalah penampang lemak lengan atas yang dihitung dari pertengahan lingakar
lengan atas dan trisep. Mid-Upper Arm Fat Area ini memberikan perkiraan total
13
WHR = Waist or Abdominal Circumference (cm)
Hip Circumference (cm)
lemak tubuh yang lebih tepat dibandingkan dengan pengukuran single skinfold pada
area yang sama, karena lebih berhubungan dengan total lemak tubuh.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Menghitung Mid-Upper-Arm Fat Area menggunakan rumus berikut:
A=SKF xC1
2−
π x (SKF )2
4
Keterangan:
A : Mid-Upper-Arm Fat Area (mm2)
C1 : Mid-Upper-Arm Circumference (mm)
SKF : Triceps skinfold thickness (mm)
2) Menghitung persen median menggunakan referensi data NHANES,
yang sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan median mid-upper-arm fat
area.
%median= 100 x Amedianarm fat area
3) Tentukan range persentil hasil perhitungan menggunakan referensi data
yang sama.
4) Cari Arm Fat Index (AFI) (% of fat in the upper arm) dari mid-upper-
arm fat area dan total arm area menggunakan persamaan berikut:
AFI=arm fat area x100 %total arm area
Keterangan:
total arm area= C2
4 π
Dimana C = mid-upper-arm circumference / MUAC (mm)
14
Tabel persentil Mid-Upper-Arm Fat Area:
Tabel Persentil Arm Fat Index
15
Tabel Kategori Status Kegemukan
Category Percentile Fat Status
I
II
III
IV
V
0.0 – 5.0
5.0 – 15.0
15.0 – 85.0
85.0 – 95.0
90.0 – 100.0
Lean
Below Average
Average
Above Average
Excess Fat
Anthropometric classification and evaluation of fat status. Modified from Frisancho (1990).
Sumber : Nutritional Assessment a Laboratory Manual hal.97
Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan status gizi melalui
pengukuran single skinfold, multiple skinfold dan mid-upper fat area.
2.2.4 Menghitung Total Body Fat
Metode yang digunakan adalah :
Melakukan pengukuran skinfold
Menghitung body density
16
D=C−m x¿
Keterangan:
D : Body Density
Nilai C dan M berada dalam table Durnin JVGA, Womersley J (1974) berikut:
Mengitung % Body Fat
Ada beberapa persamaan untuk menghitung % body fat, yaitu:
%F=(( 4,950D )−4,500)x 100 % Siri (1961)
%F=(( 4,570D )−4,142)x 100 % Brozek et al. (1963)
%F=(( 5,548D )−5,044) x100 % Rathburn & Pace (1945)
Ketiga persamaan di atas menggunakan motode 2-compartment model. Untuk
melakukan pengukuran, dapat dipih satu diantara ketiga formula diatas.
Persamaan Siri (1961) berasumsi bahwa berat jenis lemak pada tubuh adalah
0,900 g/cc dan berat jenis fat-free body 1,100 g/cc. Sedangkan persamaan Brozek
dan Rathburn and Pace didasarkan atas konsep dari referensi laki-laki dari berat
17
jenis spesifik dan komposisi, dan menghindari syarat dari penaksiran pada berat
jenis dari massa bebas lemak.
Berikut adalah beberapa formula menghitung % body fat dengan
menggunakan metode 3-compartmen model dan 4-comparment model:
3-compartment model
%F=(( 2,188D )−0,78 W −1,354) x100 Siri (1961)
%F=(( 6,386D )−3,96 W −6,090)x 100 Lohman (1986)
4-compartment model
%F=(( 2,747D )−0,714 W +1,146 B−2,0503) x100 Selinger (1977)
Keterangan:
D : Body Density
W : Total Body Water
M : Mineral (osseous and non osseous)
B : Osseous Mineral
Tabel Persamaan Regresi Untuk Memperkirakan Lemak Tubuh Orang
Dewasa
Menghitung Total Body Fat (Fat Weight)
18
Age ranges Equalition for women Age ranges Equalition for men
17-19 D=1.1620-O.O630 x (log ∑) 17-19 D=1.1549-O.O678 x (log ∑)
20-29 D=1.1631-O.O632 x (log ∑) 20-29 D=1.1599-O.O717 x (log ∑)
30-39 D=1.1422-O.O544 x (log ∑) 30-39 D=1.1423-O.O632 x (log ∑)
40-49 D=1.1620-O.O700 x (log ∑) 40-49 D=1.1333-O.O612 x (log ∑)
50+ D=1.1715-O.O779 x (log ∑) 50+ D=1.1639-O.O645 x (log ∑)
Total body fat ( kg )=body wt . (kg ) x %body fat100
Untuk mengetahui total berat bebas lemak
fat freemass ( kg )=body wt . ( kg )−body fat (kg)
Setelah mengetahui total lemak dalam tubuh, maka dapat diinteprestasikan
kedalam tabel berikut:
Persentase Standar % lemak tubuh untuk dewasa
Klasifikasi Laki-laki Perempuan
Lean < 8% <13%
Optimal 8% - 15% 13% - 23%
Slightly overfat 16% - 20% 24% - 27%
Fat 21% - 24% 28% - 32%
Obese (overfat) ≥25% ≥33%
Sumber: Sirajudin, 2012.
2.2 Assesment of The Fat Free Mass
2.2.1 Mid Upper Arm Circuference (MUAC) / Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LiLA pada kelompok wanita usia
subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dandapat dilaksanakan
oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi
Kronis (KEK). Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun (Supriasa, 2012).
Ambang batas LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm,
apabila ukuran LiLA <23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir
rendah (BBLR).
MUAC telah digunakan untuk skrining untuk kekurangan protein energi dalam
keadaan darurat seperti kelaparan, dan pengungsian.
Hasil pengukuran LiLA ada dua kemungkinan, yaitu < 23,5 cm dan ≥23,5 cm.
Apabila pengukuran < 23,5 berarti beresiko KEK, dan bila ≥23,5 cm berarti tidak
beresiko KEK. (Supriasa, 2012)
Namun, dari sumber lain menyebutkan bahwa apabila pengukuran ≤ 90%
standar menandakan adanya kehilangan kalori dan apabila pengukuran ≥ 90%
standar menandakan adanya cadangan energi yang cukup atau lebih dari cukup.
(Williams, dkk. 2007).
19
Tabel standar dan 90% standar Lingkar Lengan Atas pada Laki-laki dan
Perempuan
Pengukuran Standar 90%
Lingkar Lengan Atas
(LiLA)
Laki-laki : 29,3 cm Laki-laki : 26,4 cm
Perempuan : 28,5 cm Perempuan : 26,7 cm
Sumber: William, Lippincott et al. Nutrition Made Incredible Easy, 2 nd Ed. EGC.
Untuk menguykur MUAC, juga dapat dihitung menggunakan persentase
median dengan rumus:
%median= 100 xobserved arm circumferencemedianarm circumference for age∧sex
Tabel Persentil Mid-Upper-Arm Circumference berdasarkan Usia
Tabel Baku pengukuran LiLA
20
Penentuan status gizi,dengan memakai LILA menggunakan kriteria sebagai
berikut:
1. Gizi lebih >100% baku
2. Gizi baik 80-100% baku
3. Gizi kurang 60-80% baku
4. Gizi buruk <60% baku
Tabel Standar Baku LiLa
Klasifikasi Batas UkurWanita Usia Subur
KEK < 23,5 cmNormal 23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hariKEP < 9,5 cm
Normal 9,5 cmBalita
KEP < 12,5 cm
Normal 12,5 cm
Sumber: Sirajuddin, 2012.
2.2.2 Mid Upper Arm Muscle Circumference (MUAMC)/ Lingkar Otot Lengan
Atas (LOLA)
MUAMC merupakan penggabungan dari perhitungan MUAC dan ketebalan
trisep. Dan perhitungannya pada lingkaran bagian dalam dari otot disekitar pusat inti
dari tulang. Perhitungan MUAMC digunakan untuk menilai total lemak tubuh, dan
sering digunakan untuk tujuan survey lapangan. MUAMC juga digunakan di rumah
sakit untuk menilai kekurangan energi protein karena ukuran massa otot
menggambarkan indeks cadangan protein.
Cara perhitungannya dengan menggunakan persamaan:
MUAMC=MUAC−(π xTSK )
Keterangan:
MUAMC : Lingkar Otot Lengan Atas
MUAC : Lingkar Lengan Atas (mm)
TSK : Triceps Skinfold Thickness (mm)
21
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini. Bagi orang
Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 22,8 cm untuk laki-laki,
20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry. 2006)
Berikut adalah cara menghitung persentil median dari MUAMC:
%median=100 x obsered arm musclecircumferencemedian arm muscle∘ . for age∧sex
Berikut adalah tabel persentil mid upper arm muscle circumference
berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Tabel Persentil Mid-Upper-Arm Muscle Circumference berdasarkan
Umur
2.2.3 Mid Upper Arm Muscle Area (AMA)
Lebih baik daripada pertengahan lingkar lengan atas untuk mencerminkan total
massa otot tubuh karena lebih memadai mencerminkan besarnya sebenarnya dari
perubahan jaringan otot.
Untuk menghitung AMA digunakan rumus sebagai berikut:
AMA=¿¿
Keterangan:
AMA : Mid Upper Arm Muscle Area
22
MUAC : Lingkar Lengan Atas (mm)
TSK : Triceps Skinfold Thickness (mm)
Sumber: Frisancho, 1981
2.2.4 Corrected Mid-Upper-Arm Muscle Area
Berikut ini adalah alternatif perhitungan untuk menghitung absolute bone-free
arm muscle area:
cAMA= (MUAC−π xTSK ) 24 π−6,5 (untuk wanita)
cAMA= (MUAC−π xTSK ) 24 π−10,0 (untuk pria)
Corrected mid-upper-arm muscle area digunakan untuk mengkoreksi
perhitungan mid-upper-arm muscle. Perhitungan ini tidak cocok digunakan untuk
mendeteksi perubahan kecil pada area otot lengan atas yang biasanya mengikuti
bantuan perbaikan gizi maupun kekurangan asupan gizi.
Keterangan:
cAMA : corrected Mid-Upper Arm Muscle Area, perhitungan yang
digunakan adalah dalam cm.
Kemudian, untuk menghitung total body muscle mass adalah sebagai berikut:
Kesalahan dalam prediksi ini berkisar anatar 5% samapai 9%.
Untuk mengukur arm muscle area pada orang obesitas, menggunakan indeks
baru, yaitu upper arm muscle area estimate (UME). Berikut adalah persamaannya:
UME=MUAC2
4 π−UFE
Keterangan:
UFE : Upper Fat Estimate in cm2 ¿)
MUAC: Mid Upper Arm Circumference (cm)
Setelah mendapat hasil persentil dari MUAC, MUAMC, dan mid upper fat area,
status gizi seseorang dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:
23
Total body muscle mass (kg) = height (cm) x (0,0264 + [0,029 x cAMA])
24
CONTOH SOAL
1. Pengukuran Trisep
Anita berumur 17 tahun dan memiliki tebal trisep 10 mm. Tentukanlah status gizi
Anita.
Jawaban:
%median= 100 xketebalan trisepketebalan trisepbeasarkan umur dan jeniskel amin
Maka:
% median=100 x1018
=55,5%
%median trisep Anita menunjukkan angka 55,5, ini menunjukkan bahwa status
gizi Anita normal.
Pak Tono berumur 35 tahun dan memiliki tebal trisep 19 mm. Tentukanlah status
gizi Pak Tono.
Jawaban:
% median=100 x1512
=125 %
%median trisep Pak Tono menunjukkan angka 125, itu berarti Pak Tono
mengalami kelebihan lemak.
2. Pengukuran Subskapular
Ibu Hanum berusia 45 tahun dan memiliki tebal subskapular 12 mm. Tentulanlah
status gizi Ibu Hanum.
Jawaban:
Maka:
%median=100 x 1220
=60 %
Dari %median yang diperoleh, Ibu Hanum memiliki status gizi yang normal.
Agus berusia 12 tahun dan memiliki tebal subskapular 10 mm, tentukanlah status
gizi Agus.
Jawaban:
%median=100 x 106
=166,67 %
25
%median= 100 xketebalan subskapularmediansubskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin
yang diperoleh, Agus memiliki status gizi kelebihan lemak.
3. Pengukuran Trisep + Subskapular
Nindita berusia 20 tahun. Memiliki ketebalan trisep dan subskapular 10 mm dan
15 mm. Tentukanlah status gizi Nindita.
Jawaban:
%median=100x ( trisep+subskapular )median
median trisep∧subskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin
Maka:
%median=100 x (10+15)
32=78,125
Dari perhitungan diatas, maka Nindita berstatus gizi normal.
4. Pengukuran WHR
Ibu Intan berusia 34 tahun dan memiliki lingkar pinggang 56 dan lingkar pinggul
66. Tentukanlah hrstatus gizi Ibu Intan.
Jawaban:
WHR=lingkar pingganglingkar pinggul
Maka:
WHR=5666
=0,85
WHR Ibu Intan menunjukkan angka 0,85, ini berarti Ibu Intan memiliki resiko
yang sangat tinggi untuk terkena penyakit degenaratif.
26
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan
jaringan bebas lemak dalam tubuh.
2. Menghitung komposisi tubuh dapat dilakukan dengan metode single skinfold,
multiple skinfold, WHR, dan mid-upper arm fat area. Kemudian untuk
menghitung fat free mass, dapat dilakukan dengan MUAC, MUMAC, mid-upper
muscle area.
3. Mengevaluasi data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan empiris
yang tersedia.
4. Menginteprestasikan data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel rujukan
yang ada dalam makalah. Kemudian menentukan cut off, dan status gizi dapat
ditentukan,
3.2 Saran
1. Dalam pengambilan data diperlukan keteletian yang ekstra agar data yang di
dapat valid dan benar.
2. Dalam mengevaluasi data, diperlukan pemahaman yang benar akan persamaan
empiris dan cut off dari masihng-masing bagian yang akan dihitung.
27
DAFTAR PUSTAKA
Sudibjo, Priyo. Beberapa Pertimbangan dalam Pemilihan Metode untuk Mengestimasi Lemak Badan. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132172719/Beberapa%20pertimbangan%20dalam%20mengestimasi%20lemak%20badan.pdf, diakses 19 Maret 2013 jam 21.00 WIB).
Djoko, Sudarmani. Faktor-faktor yang Berhubungan Rasio Lingkar Pinggang Lingkar Pinggul Orang Dewasa: Kasus Padang. (http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-110086.pdf, diakses 19 Maret 2013, jam 21.35 WIB)
Yahya, Rihzal. Evaluasi Komposisi Tubuh. (http://www.scribd.com/doc/75654862/Evaluasi-Komposisi-Tubuh, diakses 19 Maret 2013 jam 21.44 WIB)
Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, hlm. 48-49.
Gibson SR. 1990. Principle of Nutritional Assesment. Oxford University Press, New York, hlm. 273-293.
Gibson R.S. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford UniversityPress, New York, hlm. 67-102.
Ratih Fadhila E, Yohan. dkk. Laporan Praktikum Gizi Pengukuran Antropometri Pada Orang Dewasa. (http://www.scribd.com/doc/111766008/Revisi-Laporan-Antropometri-Dewasa-Kel-2, diakses 21 Maret 2013).
28