“bansi rang solok” music composition of (re …

5
17 A. Pendahuluan Seni tradisi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, menjadi bagian yang sangat penting, sehingga tidak terpisahkan dari masyarakat tersebut. Keterkaitan antara tradisi satu dengan yang lain, saling pengaruh dan mempengaruhi, adalah suatu yang sangat “wajar” dan tidak dapat dipungkiri, sehingga secara tidak langsung, membentuk tradisi baru, lalu tradisi baru tersebut, tumbuh dan menjadi bagian dari masyarakat itu. Begitu halnya dengan kesenian tradisi bansi yang ada di Kota Solok Sumatera Barat, dirasa tidak terlepas dari persoalan di atas. Kota Solok adalah salah satu daerah yang ada di Sumatera Barat, secara praktik kebudayaanya, “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE INTERPRETASI TRADISI) Ronaldi Pande Made Sukerta Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta ABSTRAK Kesenian Bansi Solok, adalah sebuah kesenian tradisi khas daerah Solok Sumatera Barat. Kesenian ini terdiri dari satu orang pendendang, dan satu orang peniup Bansi. Instrumen musik Bansi Solok terbuat dari bambu, hampir mirip dengan instrumen tiup recorder, namun instrumen bansi Solok hanya memiliki enam buah lobang nada saja, kesan melodi, warna bunyi, garitiak, teknik tiupan, dari permainan instrumen bansi Solok, akan menghasilkan melodi-melodi yang cenderung terkesan minor, bila diukur dengan sistim tangga nada, pada musik barat. Biasanya dalam menghasilkan melodi, teknik garitiak pada bansi Solok lebih rapat dan punya tekanan-tekanan pada nada-nada tertentu, kadang terkesan tidak sama, atau tidak se irama dengan melodi dendang yang diiringinya. Namun pada saat ini, kesenian Bansi Solok, dalam kondisi hampir punah. Di Kota Solok hanya tinggal satu orang pendendang Bansi Solok yang masih setia menggeluti dendang kesenian Bansi Solok ini, yaitu bapak Kaslan (63 tahun). Hal inilah yang menjadi alasan pengkarya menjadikan kesenian Bansi dan dendang khas Solok sebagai materi utama dalam penggarapan karya yang berjudul ”Bansi Rang Solok” (re Interpretasi tradisi). Kata kunci : kesenian Bansi Solok ABSTRACT The art of Bansi Solok is the traditional musical art from Solok West Sumatera, The Bansi Solok consists of one singer and one bansi player. The Bansi is made of bamboo, it looks almost like regular Recorder, only it has six hole instead of eight. The melody that comes from bansi mostly forms a minor play, because of the colour of the sound, blowing and fingering technique, and the very characteristic of bansi it self, comparing bansi whith western musical instrument. Bansi has more pressure on certan note and more density between the notes, some times it sounds mismatched with the vocal, but it is only some part of the performance, that when we listen to the whole thing, it become a perfect siphoni “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradition) Keywords : the Art of Bansi Solok masyarakat yang hidup di daerah yang memiliki luas sekitar 57,64 km² atau kira-kira 5.764 Ha, berbatasan langsung dengan beberapa kenagarian, yang secara administratif termasuk ke dalam kawasan Kabupaten Solok, baik sebelah Utara, Selatan, Barat, maupun Timur (Khairul Anwar,ed. 2013; 2), adalah berkebudayaan dan adat-istiadat Minangkabau. Sama dengan masyarakat daerah lainya di Sumatera Barat, meskipun demikian, di Kota Solok banyak dijumpai perbedaan dan kespesifikan pada masyarakatnya, di antara perbedaan tersebut adalah, dialog, sistem kelarasan, masakan dan juga kesenian tradisinya. Salah satu kesenian itu adalah Bansi Solok, yang berbeda dengan bansi yang berkembang

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE …

17

Ronaldi, Pande Made Sukerta: Bansi Rang Solok, Music composition of (re interpretasi tradisi)

A. PendahuluanSeni tradisi yang berkembang di tengah-tengah

masyarakat, menjadi bagian yang sangat penting, sehingga tidak terpisahkan dari masyarakat tersebut. Keterkaitan antara tradisi satu dengan yang lain, saling pengaruh dan mempengaruhi, adalah suatu yang sangat “wajar” dan tidak dapat dipungkiri, sehingga secara tidak langsung, membentuk tradisi baru, lalu tradisi baru tersebut, tumbuh dan menjadi bagian dari masyarakat itu. Begitu halnya dengan kesenian tradisi bansi yang ada di Kota Solok Sumatera Barat, dirasa tidak terlepas dari persoalan di atas.

Kota Solok adalah salah satu daerah yang ada di Sumatera Barat, secara praktik kebudayaanya,

“BANSI RANG SOLOK”MUSIC COMPOSITION OF (RE INTERPRETASI TRADISI)

RonaldiPande Made SukertaProgram Pascasarjana

Institut Seni Indonesia Surakarta

ABSTRAK

Kesenian Bansi Solok, adalah sebuah kesenian tradisi khas daerah Solok Sumatera Barat. Kesenian ini terdiri dari satu orang pendendang, dan satu orang peniup Bansi. Instrumen musik Bansi Solok terbuat dari bambu, hampir mirip dengan instrumen tiup recorder, namun instrumen bansi Solok hanya memiliki enam buah lobang nada saja, kesan melodi, warna bunyi, garitiak, teknik tiupan, dari permainan instrumen bansi Solok, akan menghasilkan melodi-melodi yang cenderung terkesan minor, bila diukur dengan sistim tangga nada, pada musik barat. Biasanya dalam menghasilkan melodi, teknik garitiak pada bansi Solok lebih rapat dan punya tekanan-tekanan pada nada-nada tertentu, kadang terkesan tidak sama, atau tidak se irama dengan melodi dendang yang diiringinya. Namun pada saat ini, kesenian Bansi Solok, dalam kondisi hampir punah. Di Kota Solok hanya tinggal satu orang pendendang Bansi Solok yang masih setia menggeluti dendang kesenian Bansi Solok ini, yaitu bapak Kaslan (63 tahun). Hal inilah yang menjadi alasan pengkarya menjadikan kesenian Bansi dan dendang khas Solok sebagai materi utama dalam penggarapan karya yang berjudul ”Bansi Rang Solok” (re Interpretasi tradisi).

Kata kunci : kesenian Bansi Solok

ABSTRACT

The art of Bansi Solok is the traditional musical art from Solok West Sumatera, The Bansi Solok consists of one singer and one bansi player. The Bansi is made of bamboo, it looks almost like regular Recorder, only it has six hole instead of eight. The melody that comes from bansi mostly forms a minor play, because of the colour of the sound, blowing and fingering technique, and the very characteristic of bansi it self, comparing bansi whith western musical instrument. Bansi has more pressure on certan note and more density between the notes, some times it sounds mismatched with the vocal, but it is only some part of the performance, that when we listen to the whole thing, it become a perfect siphoni “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradition)

Keywords : the Art of Bansi Solok

masyarakat yang hidup di daerah yang memiliki luas sekitar 57,64 km² atau kira-kira 5.764 Ha, berbatasan langsung dengan beberapa kenagarian, yang secara administratif termasuk ke dalam kawasan Kabupaten Solok, baik sebelah Utara, Selatan, Barat, maupun Timur (Khairul Anwar,ed. 2013; 2), adalah berkebudayaan dan adat-istiadat Minangkabau. Sama dengan masyarakat daerah lainya di Sumatera Barat, meskipun demikian, di Kota Solok banyak dijumpai perbedaan dan kespesifikan pada masyarakatnya, di antara perbedaan tersebut adalah, dialog, sistem kelarasan, masakan dan juga kesenian tradisinya.

Salah satu kesenian itu adalah Bansi Solok, yang berbeda dengan bansi yang berkembang

Page 2: “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE …

18

Vol. 12 No. 1, Juli 2017

secara umum di Sumatera Barat. Bansi Solok adalah sebuah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. Secara bentuk fisiknya, instrumen ini hampir mirip dengan instrumen tiup recorder, sama dengan bansi secara umum yang ada di Sumatera barat, meskipun demikian, instrumen bansi Solok hanya memiliki enam buah lobang nada saja, sementara bansi yang secara umum dikenal di Sumatera Barat, memiliki delapan buah lobang nada, sehingga kesan melodi, warna bunyi, garitiak, teknik tiupan, dari permainan ke dua instrumen ini pun berbeda, bansi Solok akan menghasilkan melodi-melodi yang cenderung terkesan minor, sementara bansi secara umum dikenal di Sumatera Barat cenderung terkesan mayor, bila diukur dengan sistim tangga nada, pada musik barat.

Perbedan lain dapat dilihat dari fungsi kedua instrument ini, dalam pertunjukannya. Bansi Solok berfungsi sebagai instrumen yang mengiringi dendang atau nyanyian khas bansi Solok. Sementara bansi secara umum yang ada di Sumatera Barat cenderung difungsikan sebagai instrumen untuk bermain tunggal. Perbedaan lain adalah, dari ukuran fisik masing-masing instrumen ini, secara bentuk dan ukuran fisik, bansi Solok lebih besar dan lebih panjang dibanding bansi secara umum, dikenal di Sumatera Barat. Pastinya kesan melodi yang dihasilkan oleh masing-masing instrumen tesebut akan bebeda, meskipun cara memainkan masing-masing instrumen musik ini sama-sama ditiup, akan tetapi pada prinsipnya nada-nada yang dihasilkan oleh kedua instrumen musik ini memiliki gaya dan kesan tersendiri.

Gambar 2. Instrumen Bansi Solok (foto Ronaldi, 2016)

Bagi pengkarya, tentu memiliki alasan tersendiri untuk menjadikan kesenian tradisi Bansi Solok ini menjadi sumber inspirasi dalam garapan pengkarya. Melalui vokabuler-vokabuler

yang terdapat pada kesenian Bansi Solok, begitu juga dengan kondisi kesenian bansi Solok pada saat sekarang, sangat menginspirasi pengkarya, hingga menimbulkan ide dan gagasan untuk menggarapnya dalam sebuah komposisi musik yang berjudul “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi).

B. Komposisi karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi)

Re interpretasi tradisi, merupakan tema dan pendekatan dalam garapan karya ini. Sebuah penafsiran yang pengkarya lakukan, terhadap kesenian tradisi Bansi Solok, menjadi upaya, bagi pengkarya, untuk melahirkanya kembali, dalam bentuk garapan baru, hal ini pengkarya lakukan, supaya nilai tradisi dan keunikan kesenian Bansi Solok ini tidak hilang, sehingga ciri dan karakter musikal yang terdapat pada kesenian bansi Solok, menjadi sumber kekuatan pada garapan karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi).

1. Alasana. Pengkarya tertarik terhadap karakter bunyi

dari instrumen bansi dan dendang khas Solok yang secara fundamental terkesan sangat kuat tradisinya, sesuai dengan yang dikatakan Suka Hardjana bahwa fundamental tradisi yang kuat adalah syarat terbaik untuk menuju jalan baru musik, (2002: 300). Adapun karakter bunyi yang memiliki kekuatan, sekaligus menjadi fundamental, pada bagian-bagian tertentu dari permainan bansi Solok, merupakan sebuah proses yang menghasilkan berbagai bentuk garap, maupun permainan. Dalam hal ini, permainan melodi Bansi Solok cenderung berbeda dengan teknik permainan instrumen tiup lainnya yang berkembang di Minangkabau. Teknik garitiak (cara menghasilkan bunyi) dalam permainan instrumen bansi Solok mempunyai ciri tersendiri. Biasanya dalam menghasilkan melodi, teknik garitiak pada bansi Solok lebih rapat dan punya tekanan-tekanan pada nada-nada tertentu, kadang terkesan tidak sama, atau tidak se irama dengan melodi dendang yang diiringinya, pariasi melodi akan terasa, disaat intrumen Bansi Solok ini mengiringi dendang.

b. Bagi pengkarya, bansi Solok memberikan kontr ibus i yang sangat berar t i untuk mengembangkan ide dan gagasan dalam penciptaan karya musik. Untuk itu, pengkarya

Page 3: “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE …

19

Ronaldi, Pande Made Sukerta: Bansi Rang Solok, Music composition of (re interpretasi tradisi)

menjadikan bansi Solok dan dendang khas Solok sebagai titik tolak dalam mengembangkan kreativitas. Melalui vokabuler-vokabuler tradisi, khususnya yang terdapat pada kesenian Bansi Solok. Kekayaan musikal pada kesenian tradisi dendang dan bansi Solok, merupakan materi utama dalam garapan karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi), serta disesuaikan dengan gagasan yang ingin diungkapkan pengkarya.

2. Garapan KaryaMerujuk pada isu dan fenomena yang

sudah digambarkan pada gagasan, pengkarya menuangkannya ke dalam sebuah pertunjukan komposisi musik yang berjudul “Bansi Rang Solok”(re interpretasi tradisi) yang dibagi menjadi tiga karya garapan komposisi musik baru, dan satu pertunjukan tradisi dendang bansi solok oleh seniman tradisi.

a. SinopsisKarya ”Bansi Rang solok” (re interpretasi

tradisi), adalah sebuah karya yang terimajinasi dari kesenian tradisi Bansi solok. Rasa peduli, penasaran, hingga menuju keingintahuan, menjadikan manusia belajar. Sikap terbuka mesti ditanamkan dalam diri, agar siap dalam menerima perubahan, karena perubahan pasti datang dan tidak dapat dihindari. Perubahan akan mewujudkan sebuah hasil. Hasil adalah wujud pembaruan, pembaruan mesti dilakukan, agar tidak terjadi “Jalan Diasak urang lalu”.

b. Deskripsi Lokasi Karya “Bansi Rang Solok” ditampilkan di

sebuah objek wisata yang bernama Pulau Belibis yang berlokasi di Ampang Kualo, kelurahan Kampung Jawa Kota Solok. Tempat yang digunakan sebagai pentas arena pertunjukann ini merupakan kawasan milik pemerintah kota Solok, lokasinya hanya berjarak 3 (tiga) Km dari pusat kota. Di lokasi objek wisata ini terdapat sebuah telaga, yang dulunya merupakan tempat berkembang biaknya burung belibis.

Dalam pertunjukan karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi), didirikan tiga buah panggung yang berdekatan, dimana jarak antara panggung satu ke panggung dua ± 15 meter, begitu juga dengan jarak antara panggung dua ke panggung tiga. Sepenuhnya ke tiga panggung tersebut, digunakan untuk pertunjukan karya

“Bansi Rang Solok”(re interpretasi tradisi). Alasan pengkarya memilih lokasi di objek wisata Pulau Belibis, sebagai tempat pelaksanaan pertunjukan karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi) adalah Karena, 1). Pada malam hari, di lokasi objek wisata Pulau Belibis ini, sangat sepi oleh pengunjung, suasananya hening, tenang, jauh dari pemukiman masyarakat. Pengkarya merasa tempat ini sangat cocok dengan konsep karya “Bansi Rang Solok” (re intrpretasi tradisi). 2) untuk mewujudkan pagelaran karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi) butuh biaya yang tidak sedikit, baik untuk biaya produksi, dokumentasi, atau pun publikasi. Untuk itu pengkarya dan tim produksi, sengaja memilih lokasi wisata Pulau Belibis ini, sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan dukungan tersebut, dari Pemerintah Daerah Kota Solok berupa, tempat pertunjukan, serta peralatan yang dibutuhkan.

Garapan karyaPada garapan pertama judul karya adalah

“Pado-pado Sa Pado”, bertitik tolak kepada nada-nada melodi pado-pado kesenian Bansi Solok. Pada bagian ini pengkarya mencoba menggambarkan suasana kesunyian dan kegelisahan, sebagai sebuah wujud ungkapan rasa ketakutan akan kehilangan kesenian Bansi Solok. Suasana ini dilahirkan dengan beberapa instrumen bansi yang menjadi bahan dasar garapan. Namun untuk memperkuat dalam mengaplikasikan gagasan tersebut, pengkarya menggunakan instrumen lain di antaranya: biola, talempong, akordion, saluang, sampelong, gandang tambua, rebana, simbal, snare drum, triangle.

Foto pertunjukan karya Pado-pado sa Pado

Foto dokumen Syafriandi 20 Juli, 2016

Bagian ke dua, adalah penampilan kesenian

Page 4: “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE …

20

Vol. 12 No. 1, Juli 2017

dendang bansi Solok oleh seniman tradisi dendang dan bansi Solok, mereka mambawakan enam repartoar tradisi, repartoar tersebut diantaranya, Pado-pado, Dendang Pauah, Lereang pauah, Pariaman, Cupak maambiak lado, Ratok Solok, dan ratok Cupak. Penampilan kesenian tradisi dendang dan bansi Solok berdurasi 10 menit yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan karya ke tiga dari karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi).

Foto pertujukan Dendang Bansi Solok tradisi

Foto dokumen Syafriandi 20 Juli, 2016

Bagian ke tiga yang berjudul “Molah Badendang Bansi”. Fokus penggarapan adalah pada vokal dan beberapa intrumen melodi. Suasana yang diharapkan pada bagian ini adalah suasana, tegang, kecewa, dan sedih. Materi yang menjadi sumber garap adalah, salah satu dendang bansi Solok yang berjudul “Ratok Solok”. Untuk melahirkan suasana-suasana tersebut pengkarya menghadirkan garapan vokal yang dipadukan dengan beberapa instrumen pendukung seperti, bansi Solok, biola, talempong, rebana, gendang tambua, dan elektrik bass.

Foto pertunjukan karya Molah Badendang Bansi

Foto dokumen Syafriandi 20 Juli, 2016

Bagian ke empat judul karya adalah “Balambok-lambok Malam”, fokus penggarapan karya terhadap penggarapan vokal. Pada bagian ini pengkarya menghadirkan suasana perenungan. Adapun di antara suasana-suasana tersebut adalah suasana hening, tenang dan khusyuk. Materi yang digarap adalah sebuah materi dendang tradisi bansi Solok yang berjudul “Lambok Malam”, yang digarap dalam bentuk vokal bersama, vokal bersahut-sahutan, vokal saling merespon, dan penggarapan solo vokal. Pada bagian ini juga ditambahkan dengan penggunaan instrumen musik seperti bass elektrik, tree angle, dan rebana untuk memperkuat garapan pada bagian ini.

Foto pertunjukan karya Balambok-lambok Malam

Foto dokumen Syafriandi 20 Juli, 2016

Simpulan “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi),

merupakan sebuah karya yang berakar dari musik tradisi Bansi Solok yang hampir “punah” di tengah-tengah masyarakat Solok itu sendiri. Atas dasar kekaguman pengkarya terhadap kespesifikan bunyi ataupun irama yang dihasilkan baik dari permainan melodi bansi ataupun dendangnya, terkesan sangat berbeda dan punya ciri tersendiri. Namun dibalik keunikannya, pengkarya juga merasa prihatin terhadap perkembangan kesenian Bansi Solok ini, yang menimbulkan gagasan bagi pengkarya untuk menggarapnya ke dalam sebuah karya komposisi musik, dengan memadukanya dengan berbagai instrumen di luar instrumen tradisi bansi solok itu sendiri, sehingga mewujudkan bansi Solok, baru secara musikalnya

Karya “Bansi Rang Solok” ditampilkan di sebuah objek wisata yang bernama Pulau Belibis yang berlokasi di Ampang Kualo, kelurahan Kampung Jawa Kota Solok. Lokasinya hanya berjarak 3 (tiga) Km dari pusat kota Kota Solok. Di lokasi objek wisata ini terdapat sebuah telaga, dulunya telaga ini merupakan tempat berkembang

Page 5: “BANSI RANG SOLOK” MUSIC COMPOSITION OF (RE …

21

Ronaldi, Pande Made Sukerta: Bansi Rang Solok, Music composition of (re interpretasi tradisi)

biaknya burung belibis. Alasan pengkarya memilih lokasi di objek

wisata Pulau Belibis, Karena, 1). Pada malam hari, di lokasi objek wisata Pulau Belibis ini, sangat sepi oleh pengunjung, suasananya hening, tenang, jauh dari pemukiman masyarakat. 2) untuk mewujudkan pagelaran karya “Bansi Rang Solok” (re interpretasi tradisi) butuh biaya yang tidak sedikit, baik untuk biaya produksi, dokumentasi, atau pun publikasi. Untuk itu pengkarya dan tim produksi, sengaja memilih lokasi ini, sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan dukungan tersebut, dari Pemerintah Daerah Kota Solok berupa, tempat pertunjukan, serta peralatan yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Khairil (ed). Adat Dan Budaya Kota Solok. Kota Solok. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata (DPORKP) Kota Solok. 2013.

Suka Hardjana : Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2002.

DAFTAR NARASUMBER

Nama : Agusmil, SHGelar Adat : DT. Magek BatuahUmur : 61 tahunPekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)Alamat : Kelurahan Aro IV Korng

Nama : Elvi WirmanGelar Adat : MalanoUmur : 43 tahun Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)Alamat : Gurun Bagan Kelurahan Anam Suku

Nama : Junita Alias UpikUmur : 51 tahunPekerjaan : pendendang Saluang tradisiAlamat : Kandang Aua Kelurahan Simpang

Rumbio

Nama : KaslanGelar Adat : DT. Majo LeloUmur : 62 TahunPekerjaan : TaniAlamat : Gurun Bagan Kelurahan Anam Suku

Nama : Musri alias taledoUmur : 60 TahunPekerjaan : Tukang OjekAlamat : Parak Gadang Desa Silayo

Nama : Saipul alias mak ipunGelar Adat : DT. Rajo Nan SatiUmur : 85 TahunPekerjaan : TaniAlamat : Gurun Bagan Kelurahan Anam Suku