ecase radiologi

4
Appendicogram pada kasus Appendicitis Kronis Eksaserbasi Akut ABSTRAK Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dan proses peradangan. Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering. Pemeriksan radiologi dapat membantu dalam penegakkan diagnosis Appendicitis. Pemeriksaan radiologi untuk kasus appendicitis terdiri dari pemeriksaan foto polos (dengan atau tanpa kontras), ultrasonografi dan CT- scan. Appendicogram merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang dapat membantu dalam penegakan diagnosis. Keywords : Appendicitis, Appendicogram, Non Filling KASUS Seorang wanita usia 24 tahun datang ke RS PKU Muh. Yogyakarta dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak ± 1 hari SMRS. Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, dirasakan mendadak dan hilang timbul. Mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), Flatus (+) tidak ada keluhan. Demam (-). Satu tahun sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengeluh nyeri yang sama, namun dapat sembuh setelah beristirahat dan minum obat yang dibeli sendiri di apotek. Tidak terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus, asma, kelainan jantung, alergi dan tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan defans muskular (-), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-), nyeri tekan titik Mc Burney (+), nyeri lepas (-), teraba massa (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. Pada pemeriksaan Appendicogram didapatkan kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum dapat disingkirkan. DIAGNOSIS Appendicitis Kronis Eksaserbasi Akut TERAPI Terapi diberikan oleh dokter bedah yakni appendictomy DISKUSI Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik olehmucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dari proses peradangan. Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Pada pasien ini dilakukan appendicogram dengan menggunakan kontras BaSO4 yang dimasukkan

Upload: hilmanadhifa

Post on 29-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ecase Radiologi

Appendicogram pada kasus Appendicitis Kronis Eksaserbasi AkutABSTRAK Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dan proses peradangan. Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering. Pemeriksan radiologi dapat membantu dalam penegakkan diagnosis Appendicitis. Pemeriksaan radiologi untuk kasus appendicitis terdiri dari pemeriksaan foto polos (dengan atau tanpa kontras), ultrasonografi dan CT-scan. Appendicogram merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang dapat membantu dalam penegakan diagnosis. Keywords : Appendicitis, Appendicogram, Non FillingKASUSSeorang wanita usia 24 tahun datang ke RS PKU Muh. Yogyakarta dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak ± 1 hari SMRS. Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah, dirasakan mendadak dan hilang timbul. Mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), Flatus (+) tidak ada keluhan. Demam (-). Satu tahun sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengeluh nyeri yang sama, namun dapat sembuh setelah beristirahat dan minum obat yang dibeli sendiri di apotek. Tidak terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus, asma, kelainan jantung, alergi dan tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan defans muskular (-), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-), nyeri tekan titik Mc Burney (+), nyeri lepas (-), teraba massa (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. Pada pemeriksaan Appendicogram didapatkan kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum dapat disingkirkan.DIAGNOSISAppendicitis Kronis Eksaserbasi AkutTERAPITerapi diberikan oleh dokter bedah yakni appendictomyDISKUSIAppendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik olehmucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dari proses peradangan.Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Pada pasien ini dilakukan appendicogram dengan menggunakan kontras BaSO4 yang dimasukkan peroral kira-kira 12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Didapatkan hasil kontras mengisi caecum sampai dengan sigmoid, tak tampak pengisian kontras ke appendix kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum bisa disingkirkan. Pada kasus non appendicitis, kesan non filling dapat terjadi mengingat adanya peristaltik di lumen appendik yang menyebabkan kesan non filling pada saat adanya kontraksi. Selain itu kesan ini juga dapat terjadi pada kasus appendicitis, dimana lumen appendik yang tersumbat karena adanya proses inflammasi. Hal ini menunjukkan bahwa pada pemeriksaan appendicogram, kesan non filling tidak dapat menyingkirkan diagnosis appendicitis, sehingga pemeriksaan penunjang lain masih diperlukan.Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis Appendicitis adalah :

1. Pemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan dilakukan untuk melihat angka leukosit. Pada kasus appendicitis akut, biasanyadidapatkan angka leukosit yang neutrofil yang tinggi. 

b. Pemeriksaan urinPemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya eritrosis, leukosit dan bakteri didalam urin. Pemeriksaan ini dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis

Page 2: ecase Radiologi

banding seperti infeksi saluran kemih dan batu ginjalyang memiliki gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis.

2. Foto polos abdomenDigunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis. Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak. Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fecalith yang nampak di kuadrankanan bawah abdomen, sehingga pemeriksaan ini jarang dilakukan.

3. USGBila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnexitis dan sebagainya. Akurasi ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan pemeriksa. Pada beberapa penelitian, akurasi antara 90 - 94%, dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85 dan 92%. Pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG) pada apendisitis akut, ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal. Apabila apendiks mengalami ruptur atau perforasi maka akan sulit untuk dinilai, hanya apabila cukup udaramaka abses apendiks dapat diidentifikasi.

4. CT-ScanPada keadaan normal apendiks, jarang tervisualisasi dengan pemeriksaan ini. Gambaran penebalan dinding apendiks dengan jaringan lunak sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks yang meradang. CT-Scan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu 90 - 100% dan 96 -  97%, serta akurasi 94 - 100%.

5. LaparoscopyYaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix.

KESIMPULANPasien wanita dengan diagnosis appendicitis kronik eksaserbasi akut dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dan adanya nyeri McBurney (+). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah appendicogram. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium, foto polos abdomen, USG, CT-Scan dan laparoscopy. Pada kasus ini, telah dilakukan pemeriksaan appendicogram untuk mendukung diagnosis appendicitis, namun kesan non filling pada hasil pemeriksaan belum dapat menyingkirkan appendicitis. Sehingga pemeriksaan penunjang lain masih diperlukan

REFERENSI Jerry L. Old, Reginald W. Dusing, Wendell Yap, Jared Dirks. Imaging for Suspected Appendicitis. American Family Physician. Volume 71, Number 1. January 1, 2005. Ana Majdawati. Peningkatan Visualisasi Appendix dengan Kombinasi Adjuvant  Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi pada Kasus Appendicitis. Mutiara Medika. Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 58 - 71, April.PENULISHilma Nadhifa Mujahidah. Bagian Ilmu Radiologi. RS PKU Muhammadiyah Yoyakarta.