e. pendekatan dan metodologi baru

46
USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar 2011 E. URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA PEKERJAAN LIDAR DAN FOTO UDARA LiDAR merupakan singkatan dari Light Detection and Ranging. Komponen LiDAR adalah sebagai berikut : 1. Laser scanner yang memancarkan gelombang laser ke obyek dan merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai obyek (misal atap bangunan, pucuk pohon, atau permukaan tanah). 2. GPS (Global Positioning System), yaitu sistem penentuan posisi secara tiga dimensi (3D) untuk menentukan pusat proyeksi setiap citra LiDAR. 3. INS (Inertial Navigation System), yaitu sistem inersial untuk menentukan orientasi 3D setiap pusat proyeksi LiDAR. E - 1

Upload: romell-gaston

Post on 04-Aug-2015

659 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

E. URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

PEKERJAAN LIDAR DAN FOTO UDARA

LiDAR merupakan singkatan dari Light Detection and Ranging.

Komponen LiDAR adalah sebagai berikut :

1. Laser scanner yang memancarkan gelombang laser ke obyek dan

merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai obyek

(misal atap bangunan, pucuk pohon, atau permukaan tanah).

2. GPS (Global Positioning System), yaitu sistem penentuan posisi secara

tiga dimensi (3D) untuk menentukan pusat proyeksi setiap citra LiDAR.

3. INS (Inertial Navigation System), yaitu sistem inersial untuk

menentukan orientasi 3D setiap pusat proyeksi LiDAR.

Gambar Komponen LiDAR

Prinsip penyiaman LiDAR dapat dilihat pada Gambar. Pada wahana

yang dipilih (misal pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan

E - 1

Page 2: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

INS. Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka

dapat ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan

tersebut pesawat melakukan pemotretan/penyiaman (scanning). Pada

saat laser scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada

setiap interval waktu tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan

orientasinya (menggunakan INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh jalur

terbang yang direncanakan dapat disiam.

Gambar Prinsip Penyiaman Sistem LiDAR

Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian,

yaitu pemrosesan data GPS, INS, dan LiDAR. Pemrosesan GPS dan INS

dilakukan terpisah secara post processing sehingga didapatkan posisi dan

orientasi laser scanner sepanjang jalur terbang.

Prinsip pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak

antara laser scanner dengan obyek (misal atap gedung) yaitu

mengkalikan kecepatan cahaya (3x108 m/det) dengan waktu tempuh saat

signal dipancarkan dan dipantulkan kembali ke sensor dibagi 2.

E - 2

Page 3: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Metodologi Pekerjaan

E.1 Persiapan dan PerizinanE.1.1 Presentasi dan Rencana

KerjaDalam pekerjaan persiapan ini akan dilakukan beberapa kegiatan

diantaranya rapat koordinasi awal dan presentasi pendahuluan mengenai

pekerjaan perencanan. Presentasi awal ini akan dilaksanakan penandatanganan

Kontrak dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin.E.1.2 PerizinanPengurusan

perizinan terutama security clearance akan dilaksanakan sepenuhnya oleh

konsultan dengan meminta dukungan surat permohonan izin pengambilan data

LiDAR dan foto udara dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin, untuk lebih

E - 3

Page 4: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

detailnya tahapan pengurusan security clearance sebagai berikut :Permohonan

surat izin dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin ke DEPWILHAN.

1. Surat izin dari PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin, yang

ditandatangani oleh pejabat setingkat direktur di bidang yang

bersangkutan kepada DEPWILHAN.

2. Pengisian Form A dari DEPWILHAN.

3. Memenuhi kelengkapan personil penyiaman data

LIDAR (CV, asuransi dan sertifikat).

4. Memenuhi kelengkapan administrasi pesawat.

5. Sesudah mendapat persetujuan dari DEPWILHAN,

melakukan laporan ke MABES AU dengan melampirkan surat

persetujuan dari DEPWILHAN. Laporan ini untuk perizinan terbang dari

bandara yang akan digunakan.

6. Secara umum pengurusan perizinan ini memerlukan

waktu dua minggu.

E.1.3 Pengumpulan Bahan

Bahan yang harus disiapkan oleh pelaksana pekerjaan untuk

keperluan pekerjaan Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta

Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

tahun 2011 antara lain sebagai berikut :

1. Peta topografi sekitar lokasi pekerjaan skala 1 : 25.000.

2. Peta-peta lainnya yang dapat digunakan informasinya untuk keperluan

perencanaan pekerjaan.

3. Informasi titik kontrol BAKOSURTANAL sekitar daerah pekerjaan

sebagai titik ikat.

E.1.4 Survey Pendahuluan

E - 4

Page 5: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Untuk mematangkan perencanaan yang sudah dibuat, kami akan

melakukan survey pendahuluan.

Survey ini untuk memastikan:

1. Jalur mobilisasi untuk pengukuran GPS, kami akan melakukan

pengecekan terhadap titik-titik kerangka dasar horizontal dan vertikal

milik BAKOSURTANAL, apakah masih ada dan dalam kondisi baik.

Apakah keadaan sekitar titik sudah memenuhi syarat pengukuran

GPS ?

2. Sudut pandang (elevation mask angle) lebih dari 15o.

3. Jauh dari interferensi medan listrik dan magnet.

4. Identifikasi jalur mobilisasi ke bandara terdekat.

E.2. Pengukuran GPS

E.2.1 Pembuatan Benchmark Untuk Base Point

Benchmark/BM merupakan tanda yang dipasang di lapangan

sebagai representasi titik posisi (koordinat geodetik) dan digunakan

sebagai titik kontrol atau referensi untuk penentuan posisi dan

pemetaan. Fungsi BM untuk pemetaan LiDAR ini adalah sebagai titik

control pengukuran GPS dalam penentuan posisi secara kinematik

sensor LiDAR di pesawat.

Beberapa prosedur pemasangan benchmark yang harus

dipenuhi antara lain :

(1) Tugu/benchmark dibuat dari cor beton ukuran 30 cm x 30 cm.

Dibagian atas dipasang tablet tugu sebagai tanda untuk

keperluan pengukuran GPS.

(2) Tugu akan dipasang di tempat yang aman, kuat, dan bebas

pandang dengan sudut bukaan (elevation mask angle) minimal

150.

(3) Jumlah tugu/benchmark direncanakan 3 buah, tersebar di 3

wilayah.

E - 5

Page 6: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

E.2.2 Penentuan Posisi BM

Untuk penentuan posisi BM, kami akan melakukan

pengukuran terhadap dua titik referensi nasional yang terdekat

dekat posisi BM (dapat dilihat pada gambar). Pengukuran GPS

dilakukan dengan metode static diferensial dan menggunakan alat

GPS tipe geodetik dalam hal ini GPS Trimble 4000 SSi dual frekuensi

beserta perlengkapannya sesuai daftar peralatan terlampir.

Spesifikasi pengukuran GPS yang akan dilakukan adalah :

a) Pengamatan GPS carrier phase dipergunakan dalam

model penentuan posisi relatif untuk menentukan baseline

antara dua titik. Dilakukan pengamatan satelit yang sama secara

bersamaan dan dengan kecepatan dan epoch yang sama.

b) Teknik dan lama pengamatan disesuaikan dengan

panjang baseline dengan syarat :

- Tersedia 6 satelit.

- GDOP yang lebih kecil dari 6.

- Kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai.

- Interval antar epoch 1 detik.

c) Setiap receiver harus dapat menyimpan data selama

minimum tiga jam dari minimum enam satelit dengan interval

epoch 1 detik.

d) Disamping mencatat/merekam data pengamatan

satelit, pada waktu yang bersamaan dicatat juga data pendukung

lainnya.

Pelaksanaan penentuan BM ini bersamaan dengan

pelaksanaan pengukuran GPS untuk pendukung perekaman data

LiDAR dan foto udara.

E - 6

Page 7: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

E.2.3 Pengukuran GPS Untuk Pendukung Akuisisi LiDAR

Untuk mendukung penentuan posisi sensor LiDAR secara

kinematik diperlukan minimal satu base station pengukuran GPS.

Dalam setiap pekerjaan LiDAR kami akan melakukan pengukuran

GPS di dua titik base. Hal ini dilakukan agar terdapat cadangan

data GPS sebagai dasar penentuan posisi kinematik sensor LiDAR.

Pada umumnya spesifikasi pengukuran GPS untuk mendukung

perekaman data LiDAR ini hampir sama dengan spesifikasi

pengukuran GPS secara statik, yang membedakannya adalah

interval epoch jauh lebih cepat dari metode statik (untuk

mendukung metode penentuan posisi secara kinematik), berikut

adalah spesifikasi pengukuran GPS yang akan kami lakukan :

a. Pengamatan GPS carrier phase dipergunakan dalam model

penentuan posisi relatif untuk menentukan baseline antara dua

titik. Dilakukan pengamatan satelit yang sama secara bersamaan

dan dengan kecepatan dan epoch yang sama.

b. Teknik dan lama pengamatan disesuaikan dengan panjang

baseline dengan syarat :

- Tersedia 6 satelit.

- GDOP yang lebih kecil dari 4.

- Kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai.

- Interval antar epoch 1 detik.

c. Setiap receiver harus dapat menyimpan data selama

minimum tiga jam dari minimum enam satelit dengan interval

epoch 1 detik.

d. Disamping mencatat/merekam data pengamatan satelit, pada

waktu yang bersamaan dicatat juga data pendukung lainnya.

E - 7

Page 8: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

e. Receiver yang akan digunakan adalah Trimble 5700 (dual

frequensi).

Gambar Pengukuran GPS di Base Untuk Perekaman Data LiDAR

E.2.4 Pengolahan Data GPS

Untuk mendapatkan data koordinat yang akurat kami akan

melakukan proses pengolahan data GPS dengan menggunakan

software :

a. Trimble Geomatik Office untuk download data dan

pengolahan awal data GPS.

b. Bernesse 5.0 untuk penentuan posisi secara akurat.

Trimble Geomatic Office adalah software pengolahan GPS yang

di khususkan untuk receiver-receiver GPS produk Trimble seperti

4000 SSi, 5700 dan R7. Software ini bisa digunakan sebagai fasilitas

E - 8

Page 9: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

untuk mendownload data dan memastikan apakah data GPS hasil

survey sudah atau belum memenuhi syarat pengolahan data LiDAR.

Bernesse 5.0 merupakan software ilmiah pengolahan data GPS,

software ini hasil pengembangan universitas Berne, Swiss. Software

ini merupakan salah satu software pengolahan GPS secara ilmiah

dan digunakan oleh kalangan universitas dan peneliti GPS. Dengan

software ini dapat mengolah data GPS sampai ketelitian yang

maksimal. Pengolahan data dibagi menjadi tiga tahapan yaitu: point

positioning, differential positioning dan network equalization. Menu

pada software ini dijalankan secara sistematik sebagai berikut:

CODSPP (Code Single Point Positioning)

Menu ini untuk mengkoreksi kesalahan jam receiver dan

mengkoreksi kesalahan yang disebabkan oleh bias ionosfer dan

troposfer.

SNGDIF (Single Difference)

Menu ini untuk memilih baseline pengukuran secara manual

sesuai dengan perencanaan pengukuran, dan dapat menentukan

kombinasi dari baseline sesuai dengan kualitas pada saat

pengukuran. Secara teoritis menu ini untuk menghilangkan

kesalahan antara dua receiver yang membentuk baseline.

MAUPRP (Manual and Automatic Pre-Processing)

Menu ini untuk mendeteksi dan mengkoreksi kesalahan cycle

slips dengan menggunakan data tripple difference. Cycle slips

perlu untuk ditentukan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi

kesalahan ambiguitas phase sinyal GPS.

GPSEST (GPS Estimation)

Menu ini merupakan menu utama Bernesse 5.0, menu ini bisa

mengurangi atau memperkecil kesalahan atau bias yang

menggangu sinyal GPS dari satelit menuju receiver. Menu ini bisa

membuat estimasi kesalahan troposfer, ionosfer, ambiguitas

E - 9

Page 10: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

phase, kesalahan orbit satelit, kesalahan jam receiver dan

kesalahan jam satelit.

ADDNEQ (Added of Normal Equations)

Setelah pengolahan data baseline selesai, maka dilakukan

pengolahan/ persamaan jaring untuk semua baseline.

E.3 Perencanaan Jalur Terbang

Penentuan jalur terbang bergantung pada beberapa faktor yaitu :

1. Lokasi bandara

2. Lokasi BM untuk pengukuran GPS

3. Luas, bentuk area dan keadaan topografi yang

akan dipetakan

4. Karakteristik sensor LiDAR

5. Karakteristik pesawat udara

Penentuan lokasi BM (Base Point) untuk lokasi pekerjaan sudah

terwakili oleh titik Bakosurtanal. Berdasarkan kepada bentuk lokasi

pemetaan, kami merencanakan arah jalur terbang pesawat umumnya

berdasarkan arah jalur SUTET.

E - 10

Page 11: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Karakteristik Sinyal LiDAR

Tabel

Rencana Jam Terbang

Uraian KegiatanJam

Terbang

HariPanja

ng Jalur

Jmlh Foto

Install and calibrate system 1 1

Mob Jakarta to Syamsudin Nor Airport 2 1

Kota Banjarmasin 42 15 100 300

Demobilasi Banjarmasin to Halim

Airport 2 1

Jumlah 40 20

E - 11

Page 12: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

E.3.1 Peralatan

1) Pesawat

a. BN2B-20 Islander

Pesawat yang digunakan di udara foto adalah pesawat

dengan 2 mesin, model BN2B-20 Islander, diproduksi tahun

1992. Berikut ini adalah deskripsi dan spesifikasi BN2B-20

Islander

E - 12

Page 13: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Figure 1. Aircraft: BN2B-20 Islander

Table BN2B-20 ISLANDER specification

E - 13

Page 14: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

AIRCRAFT SPECIFICATION

AIRCRAFT DATAManufacture : Britten Norman Pte LtdModel : BN2B-20 IslanderSerial Number : 2249Registration : PK-RGPManufacturer Date : 1992

CONFIGURATIONNumber Of Seat

Single Class : 9 Passenger

Passenger Door : 1 LHCargo Door : 1 Forward Opening Aft Section

OPERATIONAL DATAEngine Thrust Rating Rated at : 300 Horse PowerEnginer RPM rated at : 2700 RPMMax. Operating Altitude : 20,000 feetEmpty Weight : 4564 lbsMax. Take Off Weight : 6600 lbsMax. Landing Weight : 6300 lbsMax Zero Fuel weight : 6300 lbsFuel Consumption : 150 ltr/hrEndurance : 5 Hrs

ENGINE DATAEngine Model : IO540K1B5Engine Mfg : Textron LycomingEngine rated : 300HPRPM Rated : 2700 Rev/Min

PROPELLER DATAPropeller Model : HC-C2YK-2CUF/FC-8477A-6Propeller Mfg : Hartzell Prop Inc

AVIONIC/COMM INSTALLEDVHF Com : Bendix/King KX165GPS : Garmin 155XLHF Tx : King KTR953Weather Radar : Bendix RS811AADF Receiver : Collins ADF60 / 622-2362-002Camera Provision : Approved DGCA 21-09 App. No. 21/D01/046/2010

E - 14

Page 15: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

SAFETY EQUIPMENT INSTALLED1. Life Raft : Yes available2. First Aid Kit : Yes available3. Crash axe : Yes available4. ELT Locator : Yes available, Artex 406-C25. Life Vest : Yes available

Pesawat dilengkapi dengan sebuah Trapdoor, Cocok untuk Instalasi Rack Mendukung Laser Scanner. GPS Receiver, IMU dan Opsional Nadiral / Stabilized Camera Mount. Pesawat ini dilengkapi dengan lubang dengan diameter 35 cm untuk instalasi sensor LIDAR dan sensor kamera. Proses instalasi kedua sensor dapat dilihat pada diagram berikut.

Table BN2B-20 ISLANDER Engineering Specification

AIRCRAFT GENERAL DATA BRITTEN NORMAN BN2B-20 Last

Recorded: 10-Oct-10

AIRCRAFT DATA Manufacture : Britten Norman Model : BN2B-20 Version Number : - Serial Number : 2249 Registration : PK-RGP Manufacturer Date : 1992 Total Time Since New : 9012,37 Total Cycle Since New : 6993 Base Operation : Pekanbaru AIRCRAFT DOCUMENT VALIDITY Certificate of Airworthiness (C of A) : 25-May-11 Certificate of Registration (C of R) : 6-Jul-11 Radio Permit : 17-Jun-11 Swing Compass : 23-Jun-11 Weight & Balance : 24-Jun-12 Insurance : 10-Jul-11 ELT Type : Artex 406C2 CONFIGURATION Number Of Seat Single Class : 9 Seats Passenger Door : 1 LH & 1 RH Emergency Exit Overwing : 1LH

E - 15

Page 16: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Cargo Door : 1 aft Toilet : None MAJOR COMPONENT ENGINE STATUS LH

Position RH Position

Manufacturer : Lycoming Part Number : IO540K1B5 Serial Number : L-13384-48A L-14156-48A Engine TSN / TSO : - / 396.45 - / 1263.43 Engine CSN : - - Last Overhaul / Repair : 4.36 - TBO : 2000 2000 FH Rem Hours for OVH : 1,603.45 738,57 PROPELLER STATUS LH

Position RH Position

Manufacturer : HARTZELL PROPELLER INC Part Number : HC-C2YK-2CUF/FC-8477A-6 Serial Number : AU-10047B AU-12150B Propeller TSN : UNK UNK Propeller TSO : 396,45 7,46 Last Overhaul / Repair : 22 Jan 07 / C & A SIN 27 June 2010 / Star Aero

EngineeringTBO : 2000 FH 2000 FH Rem Hours for OVH : 1,603.45 1,992.54 LANDING GEAR STATUS LH Position RH Position Part Number : 3499 H2 3499 H2 Serial Number : FYH 142097 FYH 176967 CSN : UNK (OC) 2101 CSO : 0 2101 Last Overhaul/Repaired : June 2010 / Global Maint. Facility 11-Oct-02 (C & A Aviation SIN) NOSE LANDING GEAR STATUS Part Number : 3811 H2 Serial Number : FYH 181390 CSN : UNK (OC) CSO : 0 Last Overhaul : June 2010 / Global Maint. Facility MAJOR INSPECTION STATUS Last Major Inspection : SB190 Repeat 2year June-10 Global Maintenance Facility Performed at TSN : 9007 FH Next Major Inspection : 500 FH Inspection

E - 16

Page 17: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

2) Sistem Lidar dan Kamera Foto Udara

Data akuisisi akan dilakukan baik menggunakan Leica ALS60

Airbone LIDAR sistem dan Kamera Leica RCD 105 dengan resolusi

40 Megapixel, kamera medium format udara dengan digitalback.

Sensor yang akan dipasang dan terpadu di pesawat.

Gambar Leica ALS60 Airbone LIDAR sensor Terinstall di Pesawat

Spesifikasi Leica ALS60 Airbone

E - 17

Page 18: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Leica ALS60 Airbone

Leica ALS60 Airborne Specification:

Leica ALS60-II has one of the highest pulse rate systems

available for any airborne LiDAR system.

Flying heights of 200 metres up to 5,000 metres AGL.

Multiple Pulses in Air (MPiA) option allows doubling of pulse rates

all the way to 5000 m AGL.

200 kHz maximum pulse rates without sacrificing accuracy.

Four-return range detection system (1st, 2nd, 3rd and last) with

3 intensity values.

Automatic adaptive roll compensation.

Up to 75° field of view.

High productivity for rapid return on investment.

Multiple interface ports for integration of external imaging

sensors, such as the Leica RCD105.

Rapid, high capacity data recording media.

AERIAL CAMERA SPESIFICATION

E - 18

Page 19: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Leica RCD 105 Imagery Sensor

Leica RCD105 Technology Overview:

Smear-free images from fast 1/3649 second shutter speeds and

rigid lens mounting

Sharp images with edge discrimination greater than other

sensors (including some large-format models)

Simultaneous RGB and CIR with optional 2nd camera head

(using a single Leica CC105 Camera Controller)

Seamless integration with ALS instruments: electrically,

mechanically and workflow

40 Megapixel sensor with range of 35mm, 60mm & 100mm focal

length lenses

Maximum up-time with user-replaceable lenses and shutters

Minimal additional processing time, using proven IPAS software

E - 19

CPU

Processor

Power Suppy

Sensor Lidar

Sensor Kamera

Sistem GPS

Applanix

Operator ALS

Navigasi Pilot

Kabel Antena GPS

Page 20: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Diagram Instaliasi Lidar di Pesawat

E - 20

CPU

POWER SUPPLY

PROCESSOR

LIDARSistem

Kamera

LAPTOP

OPERATOR

LIDAR

NAVIGASI

PILOT

ANTENA GPS

SISTEM GPS

APPLANIX

Page 21: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Kegiatan Survei Lidar

E.4 Pengolahan Data LiDAR

E.4.1 Pengolahan Data Raw (Pre Processing Data)

Pengolahan data Lidar dimulai dari proses transfer data dari alat Lidar dan

kamera. Proses perekaman data ketika akuisisi data ini dilakukan secara

otomatis pada komputer dan hardisk yang terpasang bersamaan dengan

instalasi alat Lidar dan kamera. Secara garis besar pengolahan raw data

ini dapat diilustrasikan pada gambar.

E - 21

Camera Leica RCD 105

Leica ALS60

Image.Tiff

Imagelist

Range.file(laser dan

scan angle)

Pos.file(posisi relatif dan

IMU)Software PospaxSoftware Pospax:

Pendefinisian Posisi (x,y,z)

Posisi fixed

Sbet.outSoftware DashMapSoftware DashMap:

Pembuatatan Raw Data LIdar

Raw Data Lidar

Las.File

Data GPS

Base Station

Koordinat Fixed

Base Station

Software TerrasolidSoftware Terrasolid

Airbone Survey Ground Survey

Page 22: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Flowchart Pengolahan Raw Data Lidar

Tahapan pengolahan ini berlangsung selama satu bulan sejak pertama

kali akuisisi data dilakukan. Pengolahan tahap ini menghasilkan raw data

yang akan digunakan untuk pengolahan data lidar selanjutnya. Hasil dari

pengolahan data ini berupa file-file sebagai berikut:

- RAW files (format LAS)

- Single Frame ( Format TIFF)

- sbet_out files ( format OUT)

E - 22

Page 23: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

E.4.2 Pengolahan Data Lidar dan Foto Udara

Pengolahan data Lidar dilakukan di studio dengan menggunakan software

Terrasolid. Pengolahan ini dilakukan secara simultan antara data Lidar

dan data foto. Skema pengolahan data Lidar dan foto sampai menjadi

produk final dapat dilihat pada gambar 2.19.

Proses dan tahapan pengolahan data dengan Software Terrasolid ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1). Tahapan Pengolahan Lidar

- Modul Terrascan berfungsi untuk membuat klasifikasi LiDAR

(extension LAS atau BIN) sehingga memudahkan teknisi/operator

untuk proses editing point cloud dan memisahkan point cloud yang

tidak sesuai/error. Klasifikasi yang dilakukan di Terrascan antara lain

: ground, non ground (low vegetation, medium vegetation, high

vegetation, building, etc). Pada modul ini, statistic dari klasifikasi

LiDAR bisa dilihat secara langsung. Terrascan juga berfungsi untuk

membuat model key point yang diperlukan untuk proses rectifikasi

single frame dan mengeluarkan output ground dan non ground ke

format LAS, ASCII XYZ, ASCII IXYZ.

- Pada tahap ini akan dihasilkan DSM dan DTM yang merupakan hasil

klasifikasi ground dan non ground.

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Terrsolid 5 Unit

- Las File Lidar dan semua RAW data Lidar

Personil : - Koordinator Pengolahan Lidar 1 orang

- Operator 5 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Klasifikasi Data

Waktu Pelaksanaan : 20 hari

E - 23

Page 24: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

(1) Pembuatan Digital Surface Model (DSM)

Pengolahan DSM berlangsung selama 20 hari. Digital Surface Model

masih merupakan keadaan lapangan apa adanya, permukaan

tertinggi objek buatan manusia (gedung, rumah, dan lain-lain) dan

bagian paling atas dari pepohonan atau vegetasi.

Gambar 2.17 Contoh Tampulan DSM

(2) Pembuatan Digital Terrain Model (DTM)

Pembuatan DTM berlangsung selama 20 hari. Dalam tahapan ini

data Lidar diproses untuk mendapatkan sinyal terakhir dan sinyal

lainnya akan disisihkan sebagai outliers. Proses ini akan secara

otomatis membersihkan bentuk-bentuk kenampakan di atas

permukaan bumi (yang sebelumnya pada DSM terlihat). Editing

secara dilakukan untuk membetulkan secara proporsional

pepohonan dan bangunan atau klasifikasi berdasarkan ground dan

E - 24

Page 25: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

non ground. Proses ini dilakukan dengan software Terrascan dan

format data yang akan dihasilkan dalam bentuk ASCII.

Gambar Proses Pembuatan DTM pada Terrascan

- Modul Terramodel berfungsi untuk proses editing point cloud yang

tidak sesuai klasifikasinya. Terramodel juga berfungsi untuk proses

Generate Surface dan Kontur (display dan write file) ke format DGN

dan DXF.

E - 25

Page 26: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Flowchart Pengolahan Data Lidar dan Foto

Software TerrascanSoftware Terrascan

Software TerramodelSoftware Terramodel

Software TerrasolidSoftware Terrasolid

Software TerraphotoSoftware Terraphoto

Setting Coordinate Projection

Define Project

Classification

Model Key point

Create output ASCII

Load Trajectory

Create Mission

Load Model Key Point

Compute Image List

Rectify Image

Edit Cloud Point

Display Countur

Create Countur

Software OrthovistaMozaiking

Contour lenght 1 m

Peta Topografi Skala 1:2000

Editing and KartografiEditing and Kartografi

Topografi Map and Aerial Photo Skala 1:2000Topografi Map and Aerial Photo Skala 1:2000

DSM and DTM

Ortho Foto

E - 26

Page 27: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Proses Pendefinisian Project pada Terrascan

E - 27

Page 28: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Proses Klasifikasi dan Pembuatan Model keypoint

Gambar Hasil Proses DTM

Gambar Hasil Proses DTM dalam bentuk 3 Dimensi

E - 28

Page 29: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

2). Tahapan Pengolahan Foto

Proses ini berlangsung selama 10 hari. Proses ini menggunakan software

Terrasolid pada modul terraphoto. Modul Terraphoto berfungsi untuk

membuat orthophoto uncorrected menjadi corrected dengan

menggunakan modelkey point, image list dan Trajectory photo

yang telah dilakukan dalam modul Terrascan. Pada Modul ini, kita

bisa orthorectifikasi dalam format TIFF, ECW dan bisa langsung

dilakukan proses mosaic apabila qualitas dari single frame tersebut

sudah bebas shadow atau cloud cover area. Selain itu, Terraphoto

juga bisa membuat Ortho Rectikasi frame by frame.

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software terrasolid modul

terraphoto

- Single frame foto udara dan trajectory

lidar

Personil : - Koordinator fotogrametri 1 orang

- Operator 3 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Pengolahan foto udara secara otomatis dengan

trajectory Lidar

Waktu

Pelaksanaan

: Tidak ada

E - 29

Page 30: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Proses Setting Project dan Pembentukan Key Point Pada Terraphoto

Gambar Proses Mozaiking pada Terraphoto

2). Tahapan Mozaiking

Proses mozaiking berlangsung selama 10 hari. Mozaiking

merupakan proses penggabungan orthofoto secara digital sehingga

membentuk area dengan batasan sesuai dengan yang kita inginkan.

Proses penggabungan ini dilakukan secara otomatis dimana objek

yang memiliki koordinat yang sama akan saling bersambungan satu

sama lain. Proses mozaiking ini tidak merubah geometri peta foto

karena mengunakan referensi koordinat dan objek yang sama.

Tahapan mozaiking ini adalah :

- Pembuatan project di software orthovista.

- Input data berupa peta foto format Geotiff.

- Penggabungan blok-blok peta foto.

- Proses mozaiking secara geometri .

- Proses image balancing (penyeimbangan warna).

- Output peta foto gabungan.

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Orthovista 5 unit

- Peta foto format GeoTiff (orthofoto)

Personil : - Koordinator fotogrametri 1 orang

E - 30

Page 31: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

- Operator 3 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Automatic Mozaiking dan Image Balancing

Waktu : 10 hari

Gambar Orthophoto Hasil Mozaiking

E.4.3 Proses Pembuatan Kontur

Pembuatan Kontur ini akan diproses dalam waktu. Garis-garis kontur

dengan interval data 0.5 m dihasilkan dengan proses otomatis

menggunakan software Arc Gis. Data yang digunakan untuk generate

kontur adalah data Digital Terrain Model (ground).

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Arc GIS 5 unit

- DTM

Personil : - Koordinator Pengolahan Data

E - 31

Page 32: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

- Operator 5 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Griding

Waktu Pelaksanaan : 5 hari

Gambar Proses Konturing dengan ArcGIS

E - 32

Page 33: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Hasil Pembuatan Kontur

E.4.5 Proses Digitasi

Proses digitasi adalah tahapan pekerjaan untuk mendapatkan peta garis

dari foto udara yang telah melalui proses orthorektifikasi, atau dengan

kata lain proses merubah format raster menjadi vektor. Metode yang

digunakan adalah dengan cara on screen digitizing, dimana proses

pendigitasian dilakukan pada monitor komputer menggunakan perangkat

lunak Autodeskmap.

Penggunaan software Autodeskmap karena ini memiliki kemampuan

untuk membaca data dalam format raster maupun vektor. Disamping itu

juga software ini mampu membaca data registrasi pada foto yang telah

melalui proses orthorektifikasi sehingga tidak perlu melakukan

transformasi ulang. Perangkat lunak ini juga memiliki kompatibilitas

dalam membaca format data yang cukup baik.

Proses pendigitasian dilakukan layer demi layer pada skala 1:2000

dimana masing-masing layer memiliki tema yang berbeda-beda satu

sama lain. Penentuan tema untuk tiap layer harus diklasifikasikan terlebih

dahulu sebelum proses digitasi. Proses digitasi ini juga dilakukan secara

Topologi.

Proses digitasi ini berlangsung selama 15 hari. Hasil proses digitasi ini

berupa Peta garis yang sudah GIS Ready dalam format .dxf dan .shp.

E - 33

Page 34: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Proses Digitasi Topologi

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Autodeskmap

10 unit

- Orthophoto per tile

Personil : - Koordinator pengolahan data.

- Operator 5 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Digitasi on the screen

Waktu Pelaksanaan : 15 hari

E.4.6 Proses Editing dan Kartografi

Proses editing dan kartografi ini berlangsung selama 5 hari. Editing adalah

pekerjaan perbaikan gambar kontur dan hasil orthofoto. Tahapan

pekerjaan editing dan Kartografi ini adalah:

Layouting Blok Peta Foto dan Peta Topografi menjadi sheet skala

1:2000 dan skala 1:2000.

Cropping image dan peta garis sesuai dengan layout skala 1:2000

ukuran A0.

Pembuatan format legenda peta foto dan peta topografi.

Output dari hasil editing kartografi ini berupa peta foto skala 1:2000

dan peta garis per sheet skala 1: 2000 yang siap cetak.

Setelah proses ini akan dilakukan pencetakan untuk area pabrik,

pelabuhan dan stocpile.

Peralatan dan

Material

: - PC dengan software Autodeskmap 5 unit

E - 34

Page 35: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

- Peta Garis per sheet

Personil : - Koordinator Pengolahan Data.

- Operator 5 orang

- Laborant 2 orang

Metode : Layout digital

Gambar Peta Foto Hasil Pencetakan

E - 35

Page 36: e. Pendekatan Dan Metodologi Baru

USTEK Pembuatan Peta Foto Udara Dan Pembuatan Peta Garis Kota Banjarmasin Skala 1 : 2000 Menggunakan Teknologi Lidar

2011

Gambar Peta Topografi Hasil Pencetakan

E - 36