bab f pendekatan dan metodologi bekasi

84
Pendekatan dan Pendekatan dan Metodologi Metodologi F.1. Alur Kegiatan ari hasil pemahaman Konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalam menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa gambar desain dan laporan. Untuk memudahkan dalam memahami metodologi tersebut, maka Konsultan membuat urutan dan keterkaitan antara masing- masing kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini. D D Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan- tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya. Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut : a. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan Pendahuluan berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti U s u l a n T e k n i s F - 1 Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Upload: hendrahasbi

Post on 27-Jun-2015

1.100 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Pendekatan danPendekatan dan MetodologiMetodologiF.1. Alur Kegiatanari hasil pemahamanKonsultanterhadaplingkuppekerjaanyangtertuangdi dalam KAK di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalammenyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa gambar desain dan laporan. Untuk memudahkandalammemahami metodologi tersebut, makaKonsultanmembuat urutan dan keterkaitan antara masing-masing kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini. DDUntuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah(dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah)mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya. Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut :a. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan Pendahuluan berisi rencana kerja penelitianlapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapanganuntukmasing-masingkegiatansurvei. Untukmenyusun lokasi pasti dari lokasi survei dan rencana kerja yang lebih akurat, Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas Permukiman, Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan, serta Bappeda. b. Tahapankegiatansurvei daninvestigasi sertaevaluasi dananalisadata dimana sasarannya adalah tersedianya data lapangan untuk dianalisa dan dievaluasi. U s u l a n T e k n i sF - 1Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Survei topografi. Survei hidrografi (bathimetri). Survei hidro-oceanografi. Survei investigasi geoteknik. Analisa topografi dan bathimetri. Analisa hidroklimatologi dan oceanografi. Analisa mekanika tanah. Penyusunan model perubahan pantai. Penyusunan alternatif pengamanan pantai.c. Tahap Penyusunan Detail Desain, meliputi kegiatan-kegiatan : Penggambaran detail desain. Penyusunan BOQ dan RAB. Penyusunan desain note dan Laporan Pendukung. Disamping kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas pada pekerjaan ini juga akan dilakukan asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan direksi terhadap pelaksana atas kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilanjutkan yaitu berupa : Diskusikonsep laporan pendahuluan dimana akan ditentukan lokasi yang diprioritaskan untuk ditindaklanjuti dengan survei dan investigasi baik untuk detail desain maupun studi kelayakan. Asistensikonsep alternatif solusi banjir, dalam hal menentukan tipe danjenis bangunan pengamanan yang akandirencanakan, serta pembahasan atas alternatif-alternatif desain. Diskusi konsep laporan akhir, yang membahas hasil studi keseluruhanuntukmendapatkanmasukandari pihakyangterkair sehinggakonseplaporaninidapat disempurnakanmenjadi laporan akhir. Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan dapat dihasilkan digambarkan pada bagan alir dibawah ini. U s u l a n T e k n i sF - 2Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiGambar F. 1 Bagan Alir Pekerjaan U s u l a n T e k n i sF - 3Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraMULAIANALISA AWAL ATAS KONDISI KONDISI JARINGAN DRAINASETINJAUAN LAPANGAN IDENTIFIKASI AWALPENYUSUNAN RENCANA KERJA & LAPORAN PENDAHULUANKOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT DISKUSISURVEI TOPOGRAFIKERANGKA HORIZONTALKERANGKA VERTIKAL POT.MELINTANG & SITUASIPATOK TETAPSURVEY JARINGAN DRAINASESURVEY GROUND CHECK FOTOGRAMTERI (FOTO UDARA)TIDAKANALISA INTERPRETASI FOTO UDARA SURVEI TOPOGRAFIELEVASIPOSITIONINGANALISA HIDROKLIMATOLOGI ANALISA HIDROLIKAANALISA SEDIMENSIG FOTO UDARAPENGGAMBARAN PETA SITUASI, POTONGAN & BATHIMETRIANALISA MODELSISTEM JARINGAN DRAINASEREKOMENDASI ALTERNATIF SISTEM JARINGAN DRAINASE LAPORAN SURVEY TIDAKDISKPENGGAMBARANPENTAHAPAN PROGRAM PELAKSANAAN FISIK KONSTRUKSIREVIEW DESIGN NOTEKONSEP LAPORAN AKHIRDISK FINAL LAP. AKHIRSELESAITIDAKYAPENGUMPULAN DATA ANALISIS TATA GUNA LAHANREKOMENDASI TERPILIHPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiF.2. Pekerjaan PersiapanUntukmenunjangkelancarankegiatanproyekdiperlukanadministrasi yangbaik antara pemberi kerja dengan konsultan. Pekerjaan persiapan di mulai segera setelah Konsultan menerima surat perintah mulaikerja (SPMK) dengan beberapa kegiatan antara lain :F.2.1 Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan Persiapan, meliputi:1. Administrasi ProyekMempersiapkanadministrasi proyekmeliputi bukukontrak,suratperintah mulai kerja (SPMK) dan surat penyerahan lapangan (SPL).2. Persiapan PersonilDengan dimulainya kegiatan proyek maka konsultan mempersiapkan personil tenaga ahli yang tercantum di dalam proposal teknis. Setiap tenaga ahli akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan survey meliputi formsurveymaupundaftar (checklist) kebutuhandatasekunder yang diperlukan.3. Persiapan PeralatanPadatahapawal dimulainyapekerjaanakandipersiapkanperalatanyang diperlukan untuk mendukung operasional proyek.Khususnya untuk tenaga ahli yang melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya yang sudah dikalibrasi. Daftar peralatan dan surat uji kalibrasi akan disampaikan kepada pemberi kerja untuk mendapatkan persetujuan.4. Penyusunan Rencana Kerja TerinciAgar tujuanpekerjaandapat di capai baik mutumaupunwaktusesuai sasaran yang di harapkan maka perlu di susun rencana kerja yang meliputi jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil dan jadwal pemakaianperalatan. Penyusunanrencanakerjaakandituangkandalam LaporanPendahuluansetelahdapat diketahui baikdari hasil analisadan evaluasi hasil studi terdahuluyangdi komparasi dengankondisi existing U s u l a n T e k n i sF - 4Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologihasiltinjauan lapangan, terutama menyangkut kepastian lokasiyang akan dilakukansurvei daninvestigasi.Hal ini terutamamenyangkut kegiatan lapangan yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi exsisting.F.2.2 Pengumpulan Data SekunderDatasekunder yangdibutuhkanada2jenisyaitudatasekunder yang bersifat umum(general) dankhusus. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah.Data sekunder yang bersifat umum antara lain :Tabel F. 1Kebutuhan Data dan PetaNo. Jenis Data Sumber1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengadaan data.Instansi Terkait.2. Studi Terdahulu : Identifikasi dan pengamanan erosi pantai. Identifikasi dan inventarisasi sungai dan muara.Instansi Terkait.3. Titik-titik referensi yang digunakan. BAKOSURTANALDISHIDROS-AL4. Peta topografi (rupa bumi) daerah proyek skala 1 : 50.000 / 1 : 25.000 atau yang lebih besar.BAKOSURTANAL5. RUTRW dan RDTR. BAPEDA Kab. Setempat6. Data Hidroklimatologi. BMG7. Data dan peta-peta geologi sungai-sungai dan pantai skala 1 : 250.000.Direktorat GeologiPPGL8. Data hidro-oceanografi. Dinas Hidro-OceanografiDISHIDROS AL Jakarta9. Kabupaten Bekasi dalam angka th 2007. BPS.Datasekunder yangbersifat khususadalahdatayangdibutuhkanoleh masing-masing tenaga ahliuntuk keperluan analisa detailyang biasanya hanya didapatkan dari daerah meliputi : U s u l a n T e k n i sF - 5Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiTabel F. 2 Kebutuhan Data Sekunder dari Daerah.No. Jenis Data Sumber1. Data hidraulic (pasang surut laut) dari pelabuhan terdekat.Dinas Perhubungan. Terkait.2. Data hujan beberapa pos hujan yang berada di DPS proyek.Dinas Pengairan Kabupaten Setempat dan terdekat.3. Data AWLR (Automatic Water Level Recoreder) dan debit sungai.Dinas Pengairan Kab. Setempat.4. Peta dan rekaman data genangan banjir.Dinas Pengairan Kab. Setempat.5. Buku hasil studi dan perencanaan yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan banjir.Instansi Terkait.6. Titik Bench Mark (BM) referensi. Instansi Terkait.7. Data kerugian Banjir serta lokasi dan infrastruktur yang rusak.Instansi Terkait.8. Dan lain-lain. -F.2.3 Studi PendahuluanPada tahap ini merupakan studi awal atas kondisi wilayah kajian pada saat ini dan penulurusan data serta studi yang telah ada terutama menyangkut segi hidro-oceanografi, morfologi sungai, morfologi pantai, tata guna lahan, kondisi bangunanpantai existingsertaidentifikasi wilayahkritis abrasi dansedimentasi di sampingusulan-usulanpadastudi yangtelah ada. Demikian juga halnya dengan peta-peta yang diperlukan seperti peta topografi terbesar yang ada dan terbaru (diharapkan peta skala 1 : 25.000 atau lebih besar) serta referensi-referensi sebagai acuan dalam pengukuran situasi sungai pada ruas-ruas yang telah ditentukan.Kegiatan studi pendahuluan terdiri dari site visit, survey pemetaan topografi, geoteknik/mekanika tanah (termasuk geologi), bathimetri serta hidrologi &hidrometri. Masing-masingkegiatansurvai diuraikansebagai berikut : Site Visit/Orientasi LapanganUntukmendapatkangambarankondisi lapangandaninformasi yang lengkap tentang wilayah proyek, maka Konsultan menugaskanteamleader bersamaahli sungai danahli pantai untuk melakukan peninjauan lapangan dan berkoordinasi dengan instansi daerah. Peninjauan ini sangat bermanfaat terutama U s u l a n T e k n i sF - 6Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologiuntuk merencanakan strategi pelaksanaan survey Hidrometri, Geoteknik, Topografi, Bathimetri dan memperoleh informasi permasalahan yang ada di daerah proyek khususnya yang berkaitan dengan banjir serta erosi dan sedimentasi pantai. Selamakunjunganlapanganakandilakukanjugapengumpulan data sekunder antara lain : Data kabupaten Nagan Raya dalam angka, sumber BPS. Petadaerahgenangan akibat banjir maupungenangan rawa. Buku hasil studi maupun perencanaan yang pernah dilakukan. Peta tata guna lahan dan Rencana strategis dan tataruang Kabupaten Nagan Raya, sumber Pemda. Daftar harga satuan bahan dan upah setempat. Dan lain-lain.F.2.4 Analisis Data dan Evaluasi Studi TerdahuluKajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk didapatkan kesinambungan program penanganan/pengamanan sungai-sungaiyang di maksud di atas pada level makro sistemdan mikro sistemsehingga nampakjelasadanyapenajamanataukonsepdetail dari usahaproteksi tebing/pengamanan pantai di atas ruas yang telah ditentukan.Aspek yang dipelajari dari studi terdahulu meliputi : Rekomendasi studi terdahuludanrelevansinyaterhadappekerjaan yang akan dilaksanakan. Pendekatan teknis dari permasalahan yang ada, kemudian diklarifikasi validitasnya di lapangan. Rekomendasi pemecahanmasalahdanprogrampenangannyabaik aspek teknik maupun skala prioritasnya apakah masih representarif untuk kondisi saat ini. Identifikasi lokasi serta masalah rawan pada tebing pantai/sungai. U s u l a n T e k n i sF - 7Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Relevansi rekomendasi studi terdahulu terhadap kondisi existing pada saat ini dengan melakukan komparasi secara visual di lapangan. Ketersediaan data dari studi terdahulu terutama data hydro-oceanografi, data debit sungai, referensi dan lain-lain. Permasalahan aktual pada saat ini baik secara fisik lapangan maupun terhadaprencanapengembangandari instansi-instansi terkait dan kaitannya dengan perubahan tata ruang serta faktual di lapangan.F.2.5 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)Dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan pelaksanaan proyek guna terwujudnyasuatusasaranyanghendakdi capai, makaperlumengacu pada kebijaksanaan yang tertuang pada keputusan Presiden No. 18 tahun 2000sertaundang-undangNo. 19/1999tentanghasil kegiatanberupa proses serta persyaratan dalam pengendalian pelaksanaan proyek berupa Rencana Mutu Kontrak (RMK).Sebagai tindaklanjut kebijaksanaantersebut di atas, makadikeluarkan suatu pedoman dariDirektorat JenderalSDA melaluiSurat No. PR.01.0.-DS/342 tanggal 2 Nopember 2001 perihal Pelaksanaan Penerapan Sistim Jaminan Mutu Bidang Pengairan, pada proyek pengairan Direktorat JenderalSDA dimanadiwajibkan untukpenerapan sistim jaminanmutu dengan cara penerapan mutu yang akan digunakan sebagai dokumen pengendalian proses pelaksanaan proyek.Untukmencapai sasarantersebut makaperluditetapkanproseduryang tersusun secara sistematis dan mantap. Dengan adanya prosedur tersebut maka dapat digunakan untuk memulai efektivitas dari kegiatan pelaksanaan yang terjadi pada suatu proyek.Sebelum kegiatan lapangan dimulai Konsultan akan membuat RMK sesuai standar yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, danharus mendapatkanpersetujuandari pemberi kerja. Isidari RMK adalah semua kegiatan yang akan dilakukan beserta volume pekerjaannya, produk yang akan diserahkan konsultan kepada pemberi kerja sesuai KAK serta jadwal kegiatan proyek. Fungsi dari RMK adalah sebagai kontrol dan uji petik pemberi kerjaterhadapsemuakegiatanyangdilakukanoleh konsultan. U s u l a n T e k n i sF - 8Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiF.3. MenentukanBeberapa Alternatif Pemecahan MasalahMenentukan beberapa altematif penanganan banjir secara terpadu berupa konsep-konsep serta sistem drainase yang akan dipakai disertai keuntungan dan kerugian berdasarkan data foto udara untuk diupayakan alternatif perencanaan awal mengenai bangunan-bangunan air.F.4. Kegiatan Survey dan InvestigasiF.4.1 Pengukuran TopografiPelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui proses pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan, penggambaran dan penyajian data pada laporan. Surveytopografi yangdilakukansesuai KAKadalahpengukuransungai sepanjang 25 km ke arah hilir sungai Seumayam .Berdasarkan pemahaman dan kajian yang telah diuraikan pada bab pemahamanumum proyeksebelumnya,Secara garis besar pengambilan data topografi meliputi : 1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal.2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal.3. Pengukuran Detail Situasi.4. Pengukuran melintang.Prosedur kerja lapangan dan studio diuraikan di bawah ini.a) Peralatan yang diperlukan Peralatan yang akan di pakai telah memenuhi persyaratan ketelitian(kalibrasi) dansudahdi periksadandisetujui oleh pemberi kerja. Theodolite T1/Wild, dipergunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka horizontal utama, baik untuk pemetaan situasi maupun pengukuran trase. U s u l a n T e k n i sF - 9Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Waterpass (WP), dipergunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka vertical dan pengukuran trase. Theodolite To/Wild, dipergunakan untuk kegiatan pemetaan situasi rincikan. EDM(Electronic DistanceMeasure), dipergunakanuntuk pengukuran jarak akurat poligon utamab) Titik Referensidan Pemasangan Benchmark (BM), ControlPoint (CP) dan patok kayuDalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan trase sungai/pantai, Konsultan akan menggunakan titik tetap yang sudah ada sebagai titik acuan (referensi) dan harus diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.Untuk menunjang hasilkegiatan proyek, dilakukan penambahan benchmark baik berupa BM maupun CP di beberapa lokasi untuk menjamin akurasi pengukuran pada saat pelaksanaan konstruksi. Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm terbuat dari beton dan Control Point (CP) berukuran 10 cm x 10cmx80cmataupipaparalondiameter4diisi betoncor. Keduanyadilengkapi paku/besi betonyangdipasangmenonjol setinggi 1 cm pada bagian atas BM dan CP.PenempatanCP danBM padaposisiyangmemudahkankontrol pengukuran, amandari gangguanmanusia atauhewan, tidak mengganggutransportasi dankegiatanrutinpenduduksekitar, diluarareal kerja/bataspembebasantanahuntukbangunanair dansaluran, tetapi cukupmudahdicari danberadadicakupan lokasi kerja. PatokCPdanBMdilengkapi dengankodeproyek, nama, nomor dan huruf yang akan dikonsultasikan dengan direksi.Sesuai KAK, spesifikasi rintisan dan pemasangan patok dan patok permanen (BM dan CP) kerangka dasar pengukuran adalah sebagai berikut : U s u l a n T e k n i sF - 10Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Pemasangan patok, BM dan CP dilaksanakan pada jalur-jalur pengukuran sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran. BM, CP danpatok di pasang sebelumpengukuran situasi sungai/pantai dilaksanakan. BM di pasang pada setiap jarak t 2.0 km dan CP di pasang padasetiapjarak2.0km(berdampingandenganBM)atau pada tempat yang diperkirakan akan di buat bangunan penanggulangan banjir. Pilar-pilar tersebut di buat dari konstruksi beton. BMdanCPtersebut di pasang pada tempat-tempat yang aman, stabil serta mudah ditemukan. Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat yangstabil, misalnyatanahgembur ataurawa-rawamaka pemasanganBMdanCPtersebut harus di sanggadengan bamboo/kayu. Patok-patokdi pasangmaksimal setiapjarak100mpada bagiansungai yanglurusdan3mdilakukan dengan echosounder. Titik-titik pengukuran penampang melintang direncanakan seperti gambar berikut : U s u l a n T e k n i sF - 20Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraAsTepi kiriTepi kananBts KoridorBts KoridorPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiGambar F. 8 Profil Melintang SungaiGambar F. 9 Profil Melintang Sungai untuk Lebar Sungai B > 100 m Gambar F. 10 Profil Melintang Pantai U s u l a n T e k n i sF - 21Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraAsTepi kiriTepi kananBts KoridorBts Koridor2,5 m2,5 mColok/ EchosounderP1 rambuPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiVolume pekerjaan topografiTabel F. 3 Volume pekerjaan pengukuranJenis kegiatan VolumeSituasi sungai. Sepanjang 30 km koridor 150 m kiri& kanan dari tepi sungai.Situasi Pantai. Untuk bathimetri sepanjang 4 km dengan koridor jarak ke arah laut 2,00 km sampai kedalaman 8 m atau di luar surf zone.Patok tetap Bench Mark (BM) = 20 buah.Control Point (CP) = 20 buah.Pengukuran waterpass utama. 50 km.Pengukuran poligon utama. 50 km.Penampang sungaidan pantai interval 50 m & belokan.500 buah.Perhitungan hasil ukur Perhitungan harus dilaksanakan di lapangan, dengan kontrol perhitungan oleh pengawas lapangan dan tiap selesai 1hari pengukurandatadiserahkanuntukdi cek dan dibubuhi paraf oleh pengawas lapangan. Perhitungan dilakukan 2 (dua) kali, yaitu perhitungan sementara dan perhitungan definitif. Perhitungan data lapangan merupakan perhitungan sementara untuk mengetahui ketelitian ukuran. Perhitungan definitip adalah perhitungan yang sudah menggunakan hitungan perataan oleh tenaga ahli geodesi. Hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran. Setiap hasil perhitungan harus diasistensikan dan disetujui supervisor lapangan. Semua data azimuth hasil pengamatan matahari harus di pakai dalamperhitungan, jikaadayangtidak di pakai harus ada persetujuan dengan direksi. U s u l a n T e k n i sF - 22Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Semua titik kerangka utama/cabang harus di hitung koordinat dan ketinggiannya. Semua data ukur asli dan perhitungan perataannya diserahkan ke direksi pekerjaan.Penggambaran Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada standardpenggambaranyangditerbitkanolehDirektorat Jenderal Pengairan. Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan penggambaransecaragrafis, denganmenggunakandata ukur sudut dan jarak. Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah hasil perhitungandefinitif selesai dilaksanakansehingga koordinat sebagai kerangka horizontal dan spot height sebagai kerangka vertikal telah dilakukan hitungan perataannya. Penggambaran peta situasi sungai skala 1 : 2.000 dengan interval kontur 0,50 m dibuat pada kertas kalkir ukuran A1. Petaikhtisar skala1: 10.000s/d1: 25.000dengan interval kontur1,0mdi buatpadakertaskalkirukuran A1. Penggambaran profil memanjang sungai skala (H) 1 : 2.000danskala(V) 1: 1: 200, penggambaranprofil melintang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200. Semua titik koordinat kerangka utama dan cabang di gambar dengan sistem koordinat. Indek kontur di tulis setiap garis kontur. Kontur di kampung di gambar tidak boleh putus. Sistem grid yang di pakai adalah sistem proyeksi UTM. U s u l a n T e k n i sF - 23Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiF.4.1 Pengambilan Contoh SedimenKegiatanpekerjaanpengambilansedimenini dilakukanterhadapcontoh sedimen layang pantai. Pengambilan contoh sedimen dilakukan di sepanjang pantai dan juga dilakukan pengambilan contoh sedimen di lokasi pengukuran arus. Selanjutnya contoh sedimen layang ini di periksa dan di analisis di laboratorium.F.4.2 Survey Hidrologi-Hidrometri SungaiPekerjaansurvai hidrologi &hidrometri dimaksudkanuntukmemperoleh data lapangan (primer dan sekunder) tentang karakteristik sungai, anak/cabang sungai yang akan mendukung dalam analisis hidrologi maupun hidrolika. Kegiatan survai hidrologi meliputi :a) Pengumpulan data curah hujan terbaru minimum selama 10 tahun dari beberapa stasiun-stasiun terdekat minimum3 stasiun pos hujan.b) Pengumpulan data klimatologi lainnya terbaru minimum selama 5 tahun dari stasiun-stasiun terdekat.c) Pengumpulan data/informasi banjir (tinggi, lamanya perkiraan luas genangan dan dampaknya).d) PengumpulandatayangberkaitandengankarakteristikDPS antaralain:keadaanvegetasi daerahpengaliran, sifat dan jenis tanah dan debit rata-rata pada waktu keadaan normal, tahun kering dan tahun basah.Kegiatan survai hidrometri meliputi :Pengukuran kecepatan aliran.Pengukurankecepatanaliransungai dilakukanpadabagian aliran (di sungai) yang tidak terpengaruh pasang surut, kegiatan pengukuran dilakukan di 3 titik yang ditempatkan di U s u l a n T e k n i sF - 24Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologihulu sungai, hilir sungai dan sungai cabang dengan ketentuan sebagai berikut :1. Jika kedalaman air >0,50 m, di pakai alat Current Meter.Untuk kedalaman aliran > 1,50 m, pengukuran kecepatandilakukanpadakedalaman0,20, 0,60dan 0,80 dari kedalaman aliran untuk masing-masing lokasi (bagian tengah dan pinggir aliran).Untuk kedalaman aliran antara 0,50 1,50 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,50 m dari kedalaman aliran pada bagian tengah aliran.2. Jikakedalamanaliran 1.50 m, tiga titik pengukuran, Vm = (V0.2 +2V0.6 + V0.8)5. Pengukuran penampang sungai di titik pengukuran debit.6. Pengikatan muka air sungai dan bak ukur muka air (peil schaal) dengan patok topografi untuk U s u l a n T e k n i sF - 25Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologimendapatkan kesatuan sistimelevasi tanah dengan muka air.7. Pengamatan muka air sungai khususnya di hilir sungai(titik pengukuran debit) tiap 1 jam selama 24 jamsaat pasang tinggi (spring tide) dan pasang rendah(neaptide) berdasarkandataHIDRAL(Hidro Oceanografi AL) di pelabuhan terdekat.Pengambilan Contoh Sedimen.Contoh sedimen yang di ambil terdiri dari sedimen layang dan material dasar, dengan ketentuan sebagai berikut :1. Jika ketinggian air > 1,00 m maka pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan menggunakan alat Suspended Sampler (untuk sedimen layang) dan Bed Material Sampler (untuk material dasar).2. Jika ketinggian air < 1,00 m maka pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan tabung sample (untuk sedimen layang) dan Bed Material Sampler (untuk material dasar).3. Pengambilancontohsedimendilakukanpadabagian pinggir aliran dan tengah aliran.4. Contoh sedimen dimasukan ke dalam tabung sample.Pengamatan Pasang Surut Muka Air Sungai/Laut.Pengamatan pasang surut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :1. Lokasi pengamatandi daerahmuarasungai, dimana muka airnya tidak bergelombang/berombak baik akibat lalu lintas perahu maupun gelombang air laut.2. Pengamatan dilakukan selama 15 hari x 24 jam berturut-turut dengan interval pengamatan setiap 1 jam.3. Pengamatan harus maliputi pasang purnama. U s u l a n T e k n i sF - 26Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi4. Pada lokasipengamatan dipasang peil schaal.F.4.3 Survey Sosial EkonomiSurvey ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang kondisi social ekonomi penduduk setempat, survey ini dilakukan dengan cara : Melakukan interviewterhadap pihak-pihak maupun instansi terkait dengan permasalahan banjir yaitu Masyarakat setempat, Pamong Desa, Kecamatan, Pemda, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan, BPS, Bappeda, Dinas Pertambangan, Dinas Kimpraswil, dan sebagainya. Menyebarkan quesioner. Survey langsung ke lokasi di mana banjir sering melanda daerah tersebut.F.5. Analisa Data dan Upaya Penanggulangan Banjir dan Abrasi PantaiKegiatan analisis data, meliputi :1. Analisis Data Topografi.2. Analisis Bathimetri.3. Analisis Hidro-Oceanografi.4. Analisis data hidrologi/hidrometri.5. Analisis Hidrolika.6. Analisis data social ekonomi.7. Analisis data sekunder lainnya.F.5.1 Analisis Data TopografiJenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :1. Hitungan koordinat titiktitik poligon.2. Hitungan waterpass.3. HitunganSituasi dan Cross Section.4. Hitungan Luas Areal Survey. U s u l a n T e k n i sF - 27Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiTenaga ahli geodesi akan melakukan perhitungan definitif dari hasil perhitungan sementara di lapangan dengan perataan dan kesalahan pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran dimana produk yang harus diserahkan antara lain :Peta situasi skala 1 : 5.000, gambar penampang melintang skala H = 1 : 2.000 dan V= 1 : 200 dan penampang memanjang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200. Peta ikhtisar di gambar dengan skala 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 25.000.Hasil perhitungandandiskripsi BMakandi buatlaporantopografi serta bersama dengan data ukur asli diserahkan kepada pemberi kerja.1. Perhitungan Kerangka Horizontal dan KoordinatKoordinat yang di hitung adalah koordinat kerangka dasar horisontal/titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :Syarat Geometrik Sudut. akhir - awal= - (n + 2) . 180 + f (1) akhir - awal= d sin + f x (2) akhir - awal= d cos + f y (3)Koreksi absis dd . f x (4)Koreksi ordinatdd . f y (5)Dimana : akhir = Azimut akhir. awal = Azimut awal. = Jumlah sudut ukuran. n = Jumlah titik poligon.f = Salah penutup sudut. U s u l a n T e k n i sF - 28Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologixakhir = Absis akhir.xawal = Absis awal.Yakhir = Ordinat akhir.Yawal = Ordinat awal.d = Jumlah jarak poligon. = Azimut.f x = Salah penutup absis.f y = Salah penutup ordinat.Koordinat definitif :Hitungan Absis Definitif (x).Xi = X(i-1) + Xi + k XiXi = Absis titik ke i.X(i-1) = Absis titik ke titik sebelum i. Xi = Selisih absis.Hitungan Ordinat Defenitif (y).Yi = Y(i-1) + Yi + k YIk Xi = Koreksi absis.Yi = Ordinat titik ke i.Y(i-1) = Ordinat sebelum titik i. Yi = Selisih ordinat.KYi = Koreksi ordinat. U s u l a n T e k n i sF - 29Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi2. Hitungan Ketinggian/WaterpassLangkahlangkah perhitungan ketinggian/elevasi adalah sebagai berikut :a. Menghitung beda tinggi per seksi. Beda tinggi stand satu = h1 Beda tinggi stand 2 = h2 Beda tinggi ukuran pergi =hpr = (D1+D2). Salahpenutup(SP)ukuranstandsatudanstandduatidak bolehmelebihi batas toleransi yang diizinkan (10D) , D= dalam Km.b. Jarak tiap slag,didapatdari jumlah jarak kebelakangditambah jarak ke muka.c. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H).H = h1 + h2 + .+ hn + SP = 0d. Menghitung tinggi : Hj = hi + hij +,`

.|DSP. Dij3. Perhitungan Situasi Detail dan Cross SectionDatasituasi dancrosssectionhasil pengukuranlapangandi hitung denganmetodatachymetri. Berdasarkanilustrasi gambar di bawah, alat berdiri padatitikAyangtelahdiketahui (X, Y, Z)makatitikB dapat di hitung.Berdasarkan gambar di bawah, titik Tb dapat diketahuitingginya dari titik TA yang telah diketahui elevasinya sebagai berikut : U s u l a n T e k n i sF - 30Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Gambar F. 11 Metode tachymetriTB = TA + H H= ( )t A b aB T m B B +]]]

2 sin 10021Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus :Dd =DCos 2 mDd = 100 (Ba - Bb) Cos2 mDimana :TA= Tinggi titik A yang telah diketahui (X,Y,Z).TB= Tinggi titik B yang akan ditentukan. H= Beda tinggi antara titik A dan titik B.Ba= Bacaan diaframa benang atas.Bb= Bacaan diaframa benang bawah.Bt= Bacaan diafrahma benang tengah.TA= Tinggi alat.D = Jarak optis [100(Ba-Bb)].Dd= Jarak datar.m= Sudut miring. Az = Azimuth.4. Penyajian Data U s u l a n T e k n i sF - 31Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara U Dm AzmPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiData dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan dalam bentuk peta Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan melintang laut dan pantai serta sungai. Gambar-gambar lain yang di anggap perlu dengan format peta seperti dapat di lihat pada lampiran. U s u l a n T e k n i sF - 32Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiPekerjaan : SID Sungai dan Muara Kr. SeumayamBAGAN ALIR KEGIATAN SURVAI PENGUKURAN TOPOGRAFIPengukuran Titik Kontrol Pengukuran ProfilMULAISurvai Pengukuran TopografiPemasangan BMPengukuran SituasiAnal isa Data & PerhitunganToleransi KetelitianPenggambaranDataSurvai TopografiSELESAIYaTidakRevisiGambar F. 12 Bagan Alir Kegiatan Survey Pengukuran Topografi U s u l a n T e k n i sF - 33Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiF.5.2 Analisis Bathimetri Sungai1. Pengukuran Posisi Fix Point Cara Ikatan Kemuka.Posisi fix point dengan cara ikatan ke muka dengan maksud agar koordinat fix point satu sistem dengan koordinat peta topografi seperti seperti dijelaskan sebagai berikut :

Gambar F. 13 Penentuan posisi fix point cara ikatan ke mukaLihat Segitiga ASB sinDsinDsinDBS AS ABa. Penentuan Jarak Menentukan jarak DASDAS . sin = DAB . sin DAS =sinsinABD (1) Menentukan jarak DBS U s u l a n T e k n i sF - 34Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraD AB = jarak basisD ASD BSA (Xa,Ya)B (Xb,Yb)Pendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi sin sinAB BSD DDBS . sin = DAB . sin DBS =sinsinABD (2)b. Penentuan Absis dan Ordinat Titik S (XS, YS) Dari titik AXS1=XA + DAS sin AZASYS1=YA + DAS cos AZAS (3) Dari titik BYS2=XA + DAS sin AZBSYS2=YB + DBS cos AZBS Koordinat rata-rata (Sr)22 1XS XSXSr+22 1ZS YSYSr+ (4)Dimana :DAB = Jarak basis hasil ukuran poligon. DAS = Jarak titik A-S.DBS = Jarak titik B-S. = Sudut BAS. = Sudut ABS. = Sudut ASB : 180 (+ ).Az = Azimuth.X = Absis.Y = Ordinat. U s u l a n T e k n i sF - 35Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi2. Koreksi Bacaan Kedalaman. Tiap-tiap pengukuran kedalaman dengan Echosounder harus dikoreksi dengankorelasi indeks ataukoreksi alat dankoreksi pasang surut. Koreksi-koreksi yang harus diberikan pada hasil pengukuran kedalaman dengan Echosounder adalah : Koreksi alat. Koreksi kedudukan transducer terhadap permukaan air. Koreksi kedalaman karena perubahan kecepatan gelombang. Koreksi pasang surut.Yang paling dominan diperhitungkan untuk koreksikedalaman adalah koreksi kedudukan transducer yang ditentukan di lapangan dan kondisi posisi pasang surut selamasounding bathimetri dilakukan.F.5.3 Analisis Hidro-Oceanografi1. Analisis Pasang SurutPasang surut merupakan peristiwa naik turunnya paras muka air secara periodik akibat pengaruh gaya tarik (gravitasi) benda luar angkasa seperti bulan dan matahari. Untuk memperoleh elevasielevasi rencana bangunanperlindunganpantai seperti seawall, groindanlainlain, makadiperlukananalisisdari tabiat pasangsurutyangberbasispada datapencatatanelevasi mukaair selama15hari pengamatanyang berhasil dikumpulkan.Tabiat pasangsurut ituberupaketeraturanyangdimiliki olehpasang surut. Komponen pasang surut adalah gelombang singular yang memiliki amplitude, kecepatan sudut dan fase tertentu, yang mana jika seluruh komponen pasang surut ini dijumlahkan (disuperposisikan) maka akan di peroleh fungsi terhadap waktu dari pasang surut tersebut.Dalamperhitungan analisis pasang surut ini menggunakan bantuan program computer ADMIRALTY di mana program ini memakai data hasil pengukuran tinggi muka air. U s u l a n T e k n i sF - 36Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiPerhitunganpasangsurut akanmendapatkan9(sembilan)komponen pasang surut yang dominant, yang meliputi:M2 : Komponen utama bulan (semi diurnal).S2 : Komponen utama matahari (semi diurnal).N2 : Komponen eliptis bulan.K2 : Komponen bulan.K1 : Komponen bulan.O1 : Komponen utama bulan (diurnal).P1 : Komponen utama matahari (diurnal).M4 : Komponen utama bulan (kuarter diurnal).MS4 : Komponen mataharibulan.Tabel F. 4 Komponen Harmonik Pasang Surut.Komponen SimbolPeriode(jam)KeteranganUtama bulan M2 12.4106Utama matahari S2 12.0000Bulan akibat variasi bulanan jarak bumi-bulan N2 12.6592Matahari-bulan akibat perubahan sudut deklinasi matahari-bulan K2 11.9673Matahari-bulan K1 23.9346Utama bulan O1 25.8194Utama matahari P1 24.0658Utama bulan M4 6.2103Matahari-bulan MS4 6.1033Pasang Surut Semi DiurnalPasang Surut DiurnalPerairan DangkalHasil peramalandatapasangsurutuntukselang10(sepuluh)tahun akan menggunakan program RAMPAS.Analisis data pasang surut muka air yang di laksanakan adalah sebagai berikut : Pertama data yang di dapat di susun dalam bentuk tabel tanggal dan waktu. Dibuat Gambar Grafik pasang surut selama pengukuran. Dihitung tinggi muka air rata-rata MSL. Menghitung besaran konstanta pasang surut, dalamhal ini menggunakan metode Least Square. U s u l a n T e k n i sF - 37Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan Metodologi Dari konstanta pasang surut selanjutnya menentukan type pasang surut. Dengan menentukan elevasi LLWS hasil perhitungan dan peramalan di anggap sama dengan + 0.00 yang di pakai untuk referensi seluruh elevasi pengukuran topografi dan bathimetri.Penentuan Tipe Pasang SurutDengandidapatkannyanilai amplitudodari komponenpasangsurut, dapat ditentukantipepasangsurut yangterjadi padalokasi, yaitu dengan melakukan perhitungan Formzall (F) dengan persamaan sebagai berikut:F = 2 AS 2 AM1 AK 1 AO++di mana:AO =amplitudo komponen O1AK1 =amplitudo komponen K1AM2 =amplitudo komponen M2AS2 =amplitudo komponen S2Tipe pasang surut berdasarkan angka formzall dapat dilihat pada tabel berikut. U s u l a n T e k n i sF - 38Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan UtaraPendekatan dan Metodologi Pendekatan dan MetodologiTabel F. 5 Tipe Pasang Surut.Bilangan Formzall (F)Tipe Pasang Surut KeteranganF < 0.25 Pasang harian ganda (semidiurnal)Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.0.25 < F < 1.5 Campuran, condong ke semi diurnalDalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.1.5 hkritisPada kemiringan dasar yang sangat landai, aliran akan stabil pada ketinggian normal yang sangat dalam. Pada ambal terjadi kedalaman kritis, yangdiikuti denganterjunanbebas. Padadasar sangat landai ini terdapat hnormal >> hkritis.b. Aliran subcritical hnormal > hkritisBilamanakemiringandasar dibuat lebihlandai, makaaliranakanstabil pada ketinggian normalyanglebih dangkaldibanding keadaan a tersebut diatas. Adapun kedalaman kritis pada ambal terjunan bebas bearnya tetap.c. Aliran critical hnormal = hkritisDenganmembuat kemiringandasar diperbesar, makapadasuatusaat aliran akan stabil pada ketinggian normal sama dengan kedalaman kritis. Aliran semacam ini disebut aliran kritis.d. Aliran supercritical hnormal