bab_3 pendekatan & metodologi

Upload: onces

Post on 30-Oct-2015

397 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 1

    3.1 PENDEKATAN PERENCANAAN

    3.1.1 Konsep Perencanaan

    Konsep Penyusunan RDTR Kawasan Cubadak Kabupaten Tanah

    Datar

    1. Konsep Perencanaan Strategis

    Konsep perencanaan strategis merupakan konsep perencanaan

    kawasan perkotaan yang menggunakan analisis SWOT sebagai alat

    analisis utama dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan

    strategis sehingga dapat dirumuskan strategi-strategi untuk

    mengantisipasinya.

    Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats), yaitu

    suatu analisis yang bertujuan mengetahui potensi dan kendala yang

    dimiliki kota, sehubungan dengan kegiatan pengembangan kota yang

    akan dilakukan di masa datang. Analisis ini meliputi tinjauan

    terhadap:

    a. Kekuatan-kekuatan (strength) yang dimiliki kawasan

    perencanaan, yang dapat memacu dan mendukung

    perkembangan kawasan perencanaan, misalnya kebijaksanaan-

    kebijaksanaan pengembangan yang dimiliki, aspek lokasi yang

    strategis, dan ruang yang masih tersedia.

    BBAABB 33

    MMEETTOODDOOLLOOGGII PPEENNDDEEKKAATTAANN

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 2

    b. Kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada yang dapat

    menghambat pengembangan kawasan perencanaan, baik

    hambatan dan kendala fisik maupun non fisik, misalnya

    kemampuan sumber daya manusia, aspek lokasi, keterbatasan

    sumber daya alam pendukung, keterbatasan/ketidakteraturan

    ruang kegiatan, atau pendanaan pembangunan yang terbatas.

    c. Peluang-peluang (opportunity) yang dimiliki untuk melakukan

    pengembangan kawasan perencanaan, berupa sektor-sektor dan

    kawasan strategis.

    d. Ancaman-ancaman (threats) yang dihadapi, misalnya kompetisi

    tidak sehat dalam penanaman investasi, pembangunan suatu

    kegiatan baru atau pertumbuhan dinamis di sekitar kawasan

    yang dapat mematikan keberlangsungan kegiatan strategis yang

    telah ada.

    2. Konsep Perencanaan Partisipatif

    Konsep perencanaan yang partisipatif dan aspiratif adalah

    perencanaan yang melibatkan peran serta masyarakat. Aspiratif

    mengandung arti bahwa ide, gagasan dan masukan dari seluruh

    stakeholders semaksimal mungkin ditampung dan diakomodasikan

    dalam proses perencanaan. Partisipatif merupakan konsekuensi dari

    proses aspiratif pelibatan partisipasi stakeholders dalam proses

    perencanaan.

    Model perencanaan yang partisipatif dan aspiratif umumnya

    diwujudkan dalam bentuk perencanaan yang melibatkan peran serta

    masyarakat. Di Indonesia konsep peran serta masyarakat mulai

    muncul pada UU No. 26 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah No.

    69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta

    Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan

    Ruang, yang memuat antara lain peraturan mengenai pelaksanaan

    hak dan kewajiban masyarakat, bentuk peran serta masyarakat dan

    pembinaan peran serta masyarakat.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 3

    3.1.2. Pendekatan Perencanaan

    Pendekatan yang digunakan dalam Penyusunan RDTR Kawasan

    Cubadak Kabupaten Tanah Datar diperlukan dalam upaya menciptakan

    tujuan :

    1. Menciptakan kelestarian lingkungan pemukiman dan kegiatan

    wilayah yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi

    antar manusia dan lingkungannya, yang tercermin dari pola

    intensitas penggunaan ruang kecamatan pada umumnya dan bagian

    wilayah kecamatan pada khususnya.

    2. Meningkatkan daya guna dan hasil pelayanan yang merupakan

    upaya pemanfaatan secara optimal yang tercermin dalam penetapan

    jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan dan sistem jaringan jalan

    di wilayah kecamatan.

    3. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan yang pada

    prinsipnya; merupakan upaya dalam menciptakan keserasian dan

    keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang bagian-

    bagian wilayah kecamatan pada khususnya.

    4. Mengarahkan pembangunan wilayah kecamatan yang lebih tegas

    dalam rangka upaya pengendalian pengawasan pelaksanaan

    pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kecamatan

    secara terukur baik kualitas maupun kuantitas.

    5. Membantu penetapan prioritas pengembangan wilayah kecamatan

    dan memudahkan penyusunan RDTR untuk dijadikan pedoman bagi

    tertib bangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci.

    6. Membantu penetapan kawasan-kawasan tertentu untuk disusun

    pula Rencana Terinci Ruang Kota (RTRK) atau Rencana Tata

    Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang mampu dijadikan pedoman

    bagi tertib bangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci.

    Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan penyusunan

    RDTR digunakan beberapa pendekatan, yang diuraikan sebagai berikut:

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 4

    1. Pendekatan Partisipasi Pelaku Pembangunan

    Penyusunan rencana tata ruang tidak terlepas dari keterlibatan

    masyarakat dan swasta sebagai pemanfaat ruang (pelaksana rencana

    tata ruang) dan sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun

    negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu dalam

    penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi pelaku

    pembangunan (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan

    swasta dan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana tata

    ruang melalui forum dialog pelaku pembangunan. Konsultan dalam

    hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan

    yang ada dalam setiap tahapan perencanaan.

    Di dalam penyusunan rencana ini masyarakat tidak hanya dilihat

    sebagai pelaku pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai

    pemilik dari pembangunan (shareholder). Keterlibatan masyarakat

    sebagai shreholder dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan

    wilayah terhadap investor dari luar wilayah, tetapi yang diharapkan

    adalah kerjasama antara investor dengan masyarakat sebagai pemilik

    lahan di wilayah tersebut. Dengan posisi sebagai shareholder

    diharapkan masyarakat akan benar-benar memiliki pembangunan di

    wilayahnya, dapat bersaing dengan penduduk pendatang, dan

    dengan demikian masyarakat lokal tidak tergusur dari wilayahnya.

    Pelibatan pelaku pembangunan dalam pekerjaan ini dapat

    digambarkan dengan diagram seperti di bawah ini.

    2. Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu

    Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu

    serta didasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada, baik

    dalam wilayah perencanaan maupun dalam konstelasi regional.

    Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan

    permasalahan bukan hanya didasarkan pada kepentingan

    wilayah/kawasan dalam arti sempit, tetapi ditinjau dan dikaji pula

    kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah dengan daerah

    hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi.

    Secara terpadu mengartikan bahwa dalam menyelesaikan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 5

    permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor per sektor saja tetapi

    didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap

    sektor, di mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi

    dan sinkronisasi antar sektor.

    3. Pendekatan Ambang Batas

    Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan rencana tata

    ruang yang didasarkan ambang batas daya dukung lingkungan.

    Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan kebijaksanaan

    pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap

    pertimbangkan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan

    merupakan aspek yang sangat berkepentingan dalam upaya

    pembangunan berkelanjutan.

    4. Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam

    Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    (1) Potensi Angin; Potensi angin dalam perencanaan meliputi arah

    dan kekuatan angin untuk mendapatkan udara yang sejuk dan

    mengurangi kelembaban.

    (2) Daerah Banjir; Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang

    rendah pemanfaatan saluran-saluran alam secara optimal

    diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya banjir.

    Saluran drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan

    kontur pada titik terendah dalam kawasan menuju saluran

    drainase induk.

    (3) Unit Visual dan Kapasitas Visual; Daerah yang berpotensi

    memiliki arah view yang bagus antara lain adalah daerah hijau

    hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi pantai.

    Pemanfaatan daerah-aerah yang berpotensi ini diperuntukkan

    untuk pariwisata, permukiman menengah ke atas.

    (4) Area dengan Visitas Tinggi; Kawasan yang memiliki visibilitas

    tinggi adalah kawasan yang memungkinkan untuk terlihat dari

    berbagai sudut (sebagai landmark kawasan) dapat difungsikan

    untuk zona magnet pusat perkotaan.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 6

    (5) Topografi; Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan

    bagaimana kondisi topografi eksisting wilayah tersebut, juga guna

    lahan dan karakter wilayahnya.

    Selain hal-hal tersebut di atas juga perlu diperhatikan

    kesesuaian/kelayakan kawasan itu sendiri. Untuk itu yang perlu

    dipertimbangkan adalah:

    (1) Kesesuaian untuk Preservasi, Identifikasi yang disesuaikan

    dengan konsep dasar perencanaan wilayah dan kondisi wilayah

    kawasan yang memiliki potensi untuk dipreservasi baik yang

    buatan maupun alam. Buatan dapat berupa kawasan bersejarah,

    monumen, atau peninggalan kuno. Kawasan preservasi alam

    dapat dipreservasi karena perlu dilindungi seperti daerah aliran

    sungai, hutan, tepian pantai, danau, terumbu karang, laut, atau

    daerah yang dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor,

    patahan geologis, daerah gunung berapi dan sebagainya.

    (2) Kesesuaian untuk Rekreasi, pemanfaatan lahan kawasan yang

    sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi yang

    mendukung pelayanan fasilitas umum untuk penghuni sekitar

    maupun sebagai daya tarik wilayah seperti danau/telaga, pantai/

    laut, daerah sepanjang sungai, hutan, taman dan bukit.

    (3) Kesesuaian untuk Hunian, perencanaan wilayah sebagai daerah

    hunian, dengan mempertimbangkan beberapa aspek perencanaan

    antara lain dari segi aksesibilitas, kondisi topografi, kestrategisan

    lokasi, kondisi kontur tanah, kebisingan dan potensi alam dan

    buatan.

    5. Pendekatan Perencanaan Pembangunan Wilayah (Regional

    Development Planning).

    Dalam Penyusunan RDTR Kawasan Perencanaan, pendekatan yang

    dilakukan adalah memandang bahwa kawasan perencanaan

    merupakan satu kesatuan dengan wilayah yang lebih besar, lingkup

    propinsi, kota, kabupaten, atau antar daerah. Hal ini terjadi karena

    kawasan perencanaan merupakan satu kesatuan ruang yang dibatasi

    oleh aspek geografi atau alam. Pendekatan ini mendudukan lokasi

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 7

    kegiatan dalam satu sistem pengembangan yang saling terkait

    dengan wilayah sekitarnya. Kondisi-kondisi yang memungkinkan

    bahwa pendekatan wilayah diperlukan dalam penentuan dan

    pengembangan infrastruktur seperti jaringan listrik, telepon, jalan,

    dan sistem transportasi.

    Pendekatan wilayah dilakukan untuk mengetahui posisi atau

    kedudukan dan peluang peran yang akan ditingkatkan di Kawasan

    Perencanaan dalam lingkup yang lebih luas, khususnya dalam

    peningkatan peran perekonomian daerah.

    Perencanaan pembangunan wilayah (Regional Development Plan)

    dilakukan dengan proses:

    (1) analisis fisik alamiah dengan memanfaatkan SIG (sistem

    informasi geografis),

    (2) analisis geologi tata lingkungan, analisis ini sebagai upaya untuk

    mempertimbangkan kondisi aspek bencana dalam penataan

    ruang.

    6. Menyusun rencana tata ruang yang komprehensif

    Rencana tata ruang sebuah wilayah tidaklah hanya mencakup

    bidang fisik, tetapi seluruh aspek yang ada dalam kehidupan

    masyarakat seperti ekonomi, sosial dan bahkan politik. Oleh karena

    itu, rencana tata ruang haruslah merupakan rencana yang

    komprehensif, yang mempunyai pandangan jauh ke depan dan

    mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan masyarakat.

    Rencana tata ruang yang komprehensif kemudian akan menjadi

    pedoman untuk mengembangkan suatu wilayah secara teratur dalam

    angka meningkatkan kesehatan, keselamatan, kesejahteraan dan

    kenyamanan penduduknya. Untuk menjadi suatu rencana yang

    komprehensif maka rencana tata ruang harus:

    a) merupakan suatu rancangan umum yang seimbang dan menarik

    yang paling sesuai dengan kebutuhan saat ini dan mungkin masa

    depan;

    b) sebanding dengan prospek penduduk dan ekonomi daerah, dan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 8

    c) sebanding dengan sumber-sumber keuangan saat ini dan

    prospeknya.

    Dengan demikian, rencana tata ruang adalah suatu desain bagi

    kerangka fisik, sosial, ekonomi bagi kota, juga menjalin unsur-unsur

    sosiologis, ekonomis, dan geografis dari kota itu ke dalam sebuah

    struktur.

    7. Pelaksanaan rencana tata ruang melibatkan tiga kelompok

    pelaku pembangunan (stakeholders) dengan karakteristiknya

    masing-masing

    Pelaku pembangunan di Kawasan Perencanaan memiliki kepentingan

    sesuai dengan kapasitas dan orientasi dari usaha yang dilakukan.

    Pemanfaatan ruang oleh pemerintah yang sifatnya pelayanan kepada

    masyarakat tentu akan berbeda dengan pihak swasta yang

    berorientasi pada keuntungan. Oleh karena itu, dalam penyusunan

    rencana ini perlu adanya pemahaman terhadap karakteristik masing-

    masing pelaku pembangunan, sehingga rencana yang dihasilkan

    akan berdaya guna dan berhasil guna.

    Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (People Emporwerment)

    Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia,

    harus diidentifikasi kondisi, kebutuhan dan metode yang sesuai

    dalam upaya mengatasinya.Pendekatan ini perlu dilakukan

    mengingat bahwa pelaku pembangunan berorientasi pada

    masyarakat lokal.

    Mengapa peran serta masyarakat dalam sistem penataan ruang

    diperlukan? Pada tahap perencanaanmasyarakat paling tahu apa

    yang mereka butuhkan, dengan demikian mengarahkan pada

    produk rencana tats ruang yang optimal dan proporsional untuk

    berbagai kegiatan, sehingga terhindar dari spekulasi dan distribusi

    alokasi ruang yang berlebihan untuk kegiatan tertentu. Pada

    tahap pemanfaatanmasyarakat akan menjaga pendayagunaan

    ruang yang sesuai dengan peruntukan dan alokasi serta waktu

    yang direncanakan, sehingga terhindar dari konflik pemanfaatan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 9

    ruang. Pada tahappengendalianmasyarakat merasa memiliki dan

    bertanggung jawab dalam menjaga kualitas ruang yang nyaman

    dan serasi serta berguna untuk kelanjutan pembangunan.

    Tujuan Peran Serta Masyarakat

    Bila dikaitkan dengan penataan ruang, maka tujuan peran serta

    masyarakat adalah:

    (1) Meningkatkan mutu proses dan produk penataan ruang;

    (2) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat memahami

    pentingnya pemanfaataan tanah, air laut dan udara serta

    sumber daya slam lainnya demi terciptanya tertib ruang

    (pendidikan dan information exchange);

    (3) Menciptakan mekanisme keterbukaan tentang kebijaksanaan

    penataan ruang (transparansi kebijakan);

    (4) Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan tanggung

    jawab masyarakat dalam penatan ruang terutama membantu

    memberikan informasi tentang pelanggaran pemanfaatan

    ruang (kontribusi tanggung jawab dan power sharing);

    (5) Menjamin pelibatan secara aktif peran serta masyarakat dalam

    kegiatan penataan ruang dengan hak dan kewajibannya

    (demokrasi partisipatori).

    3.2 PROSES PERENCANAAN

    Proses perencanaan RDTR Kawasan Cubadak Kabupaten Tanah Datar

    secara sistematika dapat dilihat pada uraian berikut :

    3.2.1 Proses Penyusunan RDTR

    Proses penyusunan RDTR Kawasan Cubadak mencakup kegiatan pra

    persiapan penyusunan,persiapan penyusunan, pengumpulan data,

    pengolahan data dan perumusan konsepsirencana.

    a. Pra persiapan penyusunan

    Pra persiapan penyusunan rencana terdiri atas:

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 10

    1) penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK);

    2) metodologi yang digunakan;

    3) penganggaran kegiatan penyusunan RDTR .

    b. Persiapan penyusunan

    Persiapan penyusunan rencana terdiri atas:

    1). persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap TOR/KAK

    penyiapan anggaranbiaya;

    2). kajian awal data sekunder, yaitu review RDTR sebelumnya dan

    melakukan kajian awal RTRW dan kebijakan lainnya;

    3). persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan

    metodologi/metode dan teknik analisis rinci, rencana rinci dan

    penyiapan rencana survei.

    c. Pengumpulan Data

    Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah perencanaan dan

    penyusunanrencana struktur dan pola ruang wilayah perencanaan,

    harus dilakukan pengumpulandata primer dan data sekunder.

    Pengumpulan data primer dapat meliputi:

    1). Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui

    penyebaranangket, temu wicara, wawancara orang perorang dan lain

    sebagainya;

    2). Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah perencanaan

    secara langsungmelalui kunjungan ke semua bagian dari wilayah

    kota.

    Pengumpulan data sekurang-kurangnya meliputi:

    1). Data wilayah administrasi;

    2). Data fisiografis;

    3). Data kependudukan;

    4). Data ekonomi dan keuangan;

    5). Data ketersediaan prasarana dan sarana ;

    6). Data peruntukan ruang;

    7). Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 11

    8). Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan,

    tata massabangunan);

    9). Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan,

    penguasaan lahan,penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada

    skala peta minimal 1:5.000.

    Seperti halnya dalam penyusunan RTRW kota, tingkat akurasi data,

    sumberpenyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data,

    tingkat kesalahan,variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya

    yang mungkin ada, perludiperhatikan dalam pengumpulan data. Data

    dalam bentuk data statistik dan peta, sertainformasi yang dikumpulkan

    berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahunterakhir dengan

    kedalaman data setingkat kelurahan. Dengan data berdasarkan

    kurunwaktu tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran

    perubahan apa yang terjadipada bagian dari wilayah kota. Jenis data

    yang digunakan untuk penyusunan

    d. Pengolahan Data

    Pengolahan data untuk penyusunan RDTR Kawasan Cubadak

    Kabupaten Tanah Datar meliputi:

    1). Analisis karakteristik wilayah, meliputi:

    a) kedudukan dan peran bagian dari wilayah kota dalam wilayah

    yanglebih luas kota;

    b) keterkaitan antarwilayah kota dan antara bagian dari

    wilayahkota;

    c) keterkaitan antarkomponen ruang di wilayah perencanaan;

    d) karakteristik fisik bagian dari wilayah kabupaten/kota;

    e) karakteristik sosial kependudukan;

    f) karakteristik perekonomian;

    g) kemampuan keuangan daerah.

    2). Analisis potensi dan masalah pengembangan wilayah perencanaan,

    meliputi:

    a) analisis pusat-pusat pelayanan;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 12

    b) analisis kebutuhan ruang; dan

    c) analisis perubahan pemanfaatan ruang.

    3). Analisis daya dukung dan daya tampung (termasuk

    prasarana/infrastruktur dan utilitas) dan daya tampung lingkungan

    hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup strategis

    (KLHS) wilayah perencanaan, meliputi:

    a) karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi

    wilayah, dansebagainya);

    b) potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan

    bencana alamgeologi);

    c) potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, panas bumi dan

    airtanah);

    d) kesesuaian penggunaan lahan; dan

    e) kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung

    fisik dan dayadukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pada

    blok/wilayah perencanaan.

    4). Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan.

    Keluaran dari pengolahan data ini setidaknya adalah:

    a) potensi dan masalah pengembangan di wilayah perencanaan;

    b) peluang dan tantangan pengembangan;

    c) kecenderungan perkembangan;

    d) perkiraan kebutuhan pengembangan di wilayah perencanaan;

    e) intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan

    daya tampung

    f) (termasuk prasarana/infrastruktur maupun utilitas);

    g) teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan

    bangunan.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 13

    Rincian analisis Penyusunan RDTR , karakteristik wilayah perencanaan,

    dan pengaruhnya terhadap RDTR, serta analisis berdasarkan

    perumusan substansi RDTR kawasan dapat dilihat pada tabel berikut.

    e. Perumusan Konsepsi RDTR Kabupaten/kota

    Perumusan konsepsi rencana detail dilakukan dengan:

    1). mengacu pada RTRW kabupaten/kota;

    2). mengacu pada pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan

    ruang;

    3). memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) kota

    dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kota.

    Konsep RDTR Kawasan dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah

    dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep

    pengembangan wilayah, yang berisi:

    1). Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan

    wilayah kota; dan

    2). konsep pengembangan wilayah kota.

    Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai

    dasar perumusan RDTR Kawasan. Hasil kegiatan perumusan konsepsi

    rencana detail yang berupa RDTR Kawasan terdiri atas:

    1). Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan;

    2). kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah perencanaan;

    3). rencana struktur ruang wilayah perencanaan;

    4). rencana pola ruang wilayah perencanaan;

    5). rencana penanganan kawasan dan bangunan;

    6). rencana pemanfaatan ruang; dan

    7). ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang.

    3.3 METODOLOGI

    3.3.1. Metode Pengumpulan Data

    Pelaksanaan Pengumpulan Data

    Pengumpulan data terdiri dari dua (2) jenis data yaitu pengumpulan

    data sekunder dan pengumpulan data primer. Sedangkan pengumpulan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 14

    data primer adalah kegiatan yang dilakukan dengan observasi langsung

    ke lapangan, dan melakukan wawancara dengan penduduk, tokoh

    masyarakat, pejabat pemerintah yang berada di wilayah rencana

    pengembangan. Adapun strategi pelaksanaan pengumpulan data adalah

    sebagai berikut :

    1. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data-data hasil olahan instansi, badan,

    lembaga, atau karya tulis yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Metode pengumpulan data sekunder meliputi :

    (1) Kajian Literatur

    Sebagai upaya pemantapan awal, kajian literatur dilakukan

    melalui upaya pengkajian teori, konsep, dan peraturan yang

    berhubungan dengan pengembangan kawasan perbatasan.

    Literatur diperoleh melalui kajian buku, peraturan, undang-

    undang, dan standar.

    (2) Cheklist Data Instansional

    Metode ini pada prinsipnya memberikan panduan jenis data

    yang dibutuhkan, disesuaikan dengan sumber datanya.

    Umumnya metode ini digunakan untuk lebih memudahkan

    dalam operasional survey instansional. Pada penyusunan

    Melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi terkait,

    yakni antara lain :

    a) BAPPEDA (Badam Perencanaan Pembangunan Daerah)

    b) BLH(Badan Lingkungan Hidup)

    c) BPN (Badan Pertanahan Nasional)

    d) Badan Meteorologi dan Geofisika

    e) Biro Pusat Statistik (BPS)

    f) Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air

    g) Dinas Perhubungan dan Komunikasi

    h) Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan

    i) Dinas Koperasi Perindustriandan Usaha Kecil Menengah

    j) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

    k) Dinas, Lembaga, Badan Lainnya yang ada di Kawasan

    Perencanaan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 15

    2. Data Primer

    Data primer yang perlu dikumpulkan melalui wawancara untuk

    merekam kondisi sosial-ekonomi, dan budaya masyarakat; data dan

    informasi yang diperoleh melalui observasi lapangan, data dan

    informasi dari publikasi daerah, dokumentasi visual dan digital.

    Melakukan wawancara kepada pejabat di instansi terkait dan tokoh

    masyarakat (adat dan agama), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

    kelompok pemerhati pembangunan daerah setempat.

    Melakukan pengumpulan data visual dan ground check terhadap

    elemen-elemen studi, yang terdiri dari; tanah, topografi, iklim dan

    sumber daya air, social ekonomi dan budaya masyarakat serta

    lingkungan.

    Hasil pengumpulan data primer dan sekunder tersebut akan menjadi

    dasar Penyusunan Rencana Pengelolaan dan dielaborasi untuk

    menetapkan Identifikasi Permasalahan Pemanfaatan Ruang sebagai

    bahan masukan dalam Analisis Potensi dan Pemanfaatan Ruang.

    Data dinyatakan lengkap bila minimal terdapat:

    Data Kebijaksanaan Pembangunan Daerah:

    (1) Arahan Program Pembangunan Daerah Kawasan Perencanaan;

    (2) Kebijaksanaan pembangunan sektor lainnya yang berpengaruh;

    (3) Informasi atau arahan rencana tata ruang terhadap Kawasan

    Perencanaan;

    Data karakteristik ekonomi wilayah dan perkembangannya, yang

    meliputi:

    (1) PDRB Kota minimal 5 tahun;

    (2) Mobilitas orang dan barang;

    (3) APBD Kota (minimal 5 tahun);

    (4) Investasi pembangunan per sektor yang terkait dengan penataan

    ruang.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 16

    Data dan kondisi perkembangan kependudukan/demografi, yang

    meliputi :

    (1) Jumlah penduduk kota;

    (2) Kepadatan penduduk kota;

    (3) Tingkat pertumbuhan penduduk kota;

    (4) Lapangan pekerjaan penduduk kota.

    Data sumber daya buatan, meliputi :

    (1) Data ekonomi;

    (2) Data sosial;

    (3) Data transportasi;

    (4) Data pengairan;

    (5) Data sumber air baku;

    (6) Data jaringan listrik;

    (7) Data telekomunikasi.

    Data sumber daya alam, meliputi :

    (1) Data penggunaan lahan/tanah;

    (2) Data hidrologi/sumberdaya air;

    (3) Data topografi dan morfologi;

    (4) Data geologi dan jenis tanah;

    (5) Data sumberdaya mineral;

    (6) Data iklim/meteorologi;

    (7) Data kehutanan;

    (8) Data kawasan rawan bencana.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 17

    3.3.2. Metode Analisis

    Proses analisis Penyusunan RDTR KAwasan cubadak Kabupaten

    Tanah Datar

    Proses analisis Penyusunan Penyusunan RDTR KAwasan cubadak

    dipadukan dengan muatan RDTR yang termuat di dalam KAK yaitu :

    1. Analisis Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang, meliputi :

    a. Struktur pemanfaatan ruang, meliputi :

    1). Analisis Kependudukan:

    - Materi yang diatur Distribusi penduduk sampai dengan

    akhir tahun perencanaan.

    - Kedalaman materi yang diatur Rencana distribusi

    penduduk Kecamatan yang dirinci dalam blok-blok

    peruntukan.

    - Pengelompokan materi yang diatur Jumlah penduduk dan

    kepadatan penduduk setiap blok peruntukan.

    Metode Analisis yang dapat dipakai antara lain:

    (1) Metode Regresi

    Untuk memperhalus perkiran, teknik yang berdasarkan

    data masa lampau dengan penggambaran kurva

    polinomial akan dapat digambarkan sebagai garis regresi.

    Cara ini disebut metode selisih kuadrat terkecil (least square).

    Cara ini dianggap penghalusan cara ekstrapolasi garis lurus ,

    karena garis regresi memberikan penyimpangan minimum

    atas data penduduk masa larnpau (dengan menganggap ciri

    perkembangan penduduk masa lampau berlaku untuk

    masa depan).

    Metoda ini mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan

    menunjukkan suatu hubungan sebab akibat dengan satu

    atau lebih variabel bebas. Tujuannya adalah untuk

    mendapatkan bentuk hubungan variabel bebas dan variabel

    yang akan diramal (variabel tak bebas). Hubungan

    antara dua variabel pada dasarnya berkisar pada dua

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 18

    hal yang kadang-kadang sulit ditarik garis pemisahnya.

    Rumusnya adalah :

    (2) Metoda Bunga Berganda,

    Metode analisis proyeksi penduduk yang dapat digunakan

    lainnya yaitu Metode Bunga Berganda. Teknik ini

    menganggap perkembangan jumlah penduduk akan

    berganda dengan sendirinya. Disini dianggap tambahan

    jumlah penduduk membawa konsekuensi bertambahnya

    jumlah penduduk secara cepat, hal ini analog dengan bunga

    berganda, persamaannya yaitu :

    Dalam penentuan metode proyeksi jumlah penduduk, maka

    harus dikaji terlebih dahulu kondisi data dan tipologi

    P X - X XP a = --------------------------

    P X - (X)

    N XP - X P b = --------------------------

    X - (X)

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 19

    perkembagan jumlah penduduk serta kebijakan

    pemerintah daerah yang berhubungan dengan

    kependudukan.

    2). Analisis Pelayanan Fasilitas Kegiatan

    - Materi yang diatur : Tata jenjang kapasitas dan intensitas

    menurut lokasi dan jenis pelayanan kegiatan dalam

    kawasan.

    - Kedalaman materi yang diatur ; Distribusi pusat-pusat

    pelayanan kegiatan wilayah kecamatan dirinci sampai

    pusat pelayanan lingkungan permukiman wilayah

    kecamatan.

    - Pengelompokan materi yang diatur ;

    Perdagangan yang terdiri dari: perdagangan skala

    regional; - perdagangan skala kecamatan; -

    perdagangan skala lingkungan.

    Pendidikan yang terdiri dari: perguruan tinggi;

    sekolah lanjutan tingkat atas sekolah lanjutan

    tingkat pertama; sekolah dasar; taman kanak-

    kanak.

    Pelayanan kesehatan yang terdiri dari: rumah sakit

    umum kelas A; rumah sakit umum kelas B; rumah

    sakit umum kelas C; rumah sakit umum kelas D;

    pusat kesehatan masyarakat pembantu.

    Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri

    dari: pelayanan skala kecamatan; pelayanan skala

    lingkungan.

    Pelayanan pemerintahan yang terdiri dari pelayanan

    pemerintah kecamatan maupun desa/kelurahan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 20

    Pelayanan keamanan yang terdiri dari pos

    keamanan/polisi dan pos pemadam kebakaran, baik

    skala kota maupun skala lingkungan.

    Dalam analisis penentuan kebutuhan pelayanan kegiatan

    RDTR Penyusunan RDTR Kawasan Cubadak Kabupaten

    Tanah Datar , maka jumlah penduduk merupakan dasar bagi

    penentuan kebutuhan sarana pelayanan.

    Analisis Tingkat Pelayanan Fasilitas

    Tingkat pelayanan fasilitas umum diukur dengan cara

    mengkaji kemampuan suatu jenis fasilitas dalam melayani

    kebutuhan penduduknya. Fasilitas umum yang memiliki

    tingkat pelayanan 100% mengandung arti bahwa fasilitas

    tersebut memiliki kemampuan pelayanan yang sama dengan

    kebutuhan penduduknya. Rumus yangdipergunakan

    adalah :

    Dengan perhitungan ini, dapat diketahui tingkat

    pelayanan setiap fasilitas, kecuali untuk fasilitas peribadatan,

    dimana pada jumlah penduduk pada kawasan yang

    diamati, yaitu b i diganti oleh jumlah penduduk menurut

    agama. Analisis kebutuhan fasilitas untuk Penyusunan

    RDTR Kawasan Cubadak Kabupaten Tanah Datar didasarkan

    pada standar kebutuhan yang telah ditetapkan.

    3). Analisis Sektor Kegiatan Potensial

    Mengingat bahwa Penyusunan RDTR Kawasan cubadak

    berbasiskan pada sektor pertanian maka analisis yang

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 21

    digunakan yaitu analisis yang bertujuan menentukan

    keunggulan komparatif wilayah perencanaan. Metode analisis

    yang digunakan yaitu :

    (1) Metode Location Quotient (LQ)

    Teknik analisis LQ merupakan suatu cara untuk

    mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor

    kegiatan tertentu. Pada dasarnya teknik ini menyajikan

    perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di

    daerah yang dibandingkan dengan kemampuan sektor yang

    sama pada daerah yang lebih luas. Satuian yang digunakan

    sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien, dapat

    menggunakan satuan jumlah buruh, hasil produksi, atau

    satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria.

    Secara matematis perbandingan relatif ini dinyatakan

    sebagai berikut (contoh satuan kriteria adalah jumlah

    buruh):

    Keterangan:

    Si = Jumlah buruh sektor i di daerah yang diselidiki

    S = Jumlah buruh seluruhnya di daerah yang

    diselidiki

    Ni = Jumlah buruh sektor i di daerah yang lebih luas,

    dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.

    N = Jumlah buruh seluruhnya di daerah yang lebih

    luas, dimana daerah yang diselidiki menjadi

    bagiannya.

    Analisis dengan LQ ini juga merupakan alat untuk

    mengetahui keseimbangan suatu daerah atau subdaerah

    dalam kegiatan ekspor impor pada sektor tertentu

    (misalnya: sektor industri, pertanian, dll) yang dapat dilihat

    dari besarnya angka LQ. Bila kenyataannya proporsi tenaga

    Si/Ni Si/S LQij = ------------- = ------------ S/N Ni/N

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 22

    kerja tiap kategori ini lebihbesar dari koefisien LQ, maka

    kelebihannya dianggap sebagai ekspor.

    Struktur perumusan LQ memberikan beberapa nilai

    sebagai berikut:

    LQ > 1 : menyatakan sub daerah yang

    bersangkutan memiliki potensi ekspor

    dalam kegiatan tertentu.

    LQ = 1 : menyatakan sub daerah yang

    bersangkutan hanya dapat atau telah

    mencukupi daerahnya sendiri (namun

    kondisi ini perlu dikaji lebih lanjut).

    LQ < 1 : menyatakan sub daerah yang

    bersangkutan memiliki kecenderungan

    impor dari daerah lainnya atau dengan

    kata lain tidak dapat memenuhi

    kebutuhan kegiatan tertentu.

    (2) Analisis Shift Share

    Melalui metode ini dapat dikaji lebih lanjut kondisi

    kedudukan tiap wilayah dalam konteks pertumbuhan

    yang lebih luas. Metode ini memiliki kemampuan untuk

    dapat memperlihatkan tiap-tiap yang relatif berkembang

    dan kurang berkembang serta dapat menunjukkan

    potensi sumber daya.

    TotalShift/Pergeseran Total (Sir) ditunjukkan dengan

    rumus:

    Qn Sir = Qir - { ------------ } x Qir t-n Qn

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 23

    Total shift timbul karena adanya kenyataan bahwa faktor

    perkembangan wilayah timbul secara seragam di seluruh

    wilayah. Total shift yang naik (+) menunjukkan bahwa

    wilayah tersebut mempunyai pertumbuhan faktor

    perkembangan yang lebih cepat dan keuntungan dalam

    mendapatkan input atau pasaran.

    Proportional Shift (Pir), ditunjukkan dengan rumus:

    Proportional Shift timbul dari kenyataan adanya

    pertumbuhan faktor perkembangan tertentu yang

    berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari faktor

    perkembangan lainnya. Melalui analisis pergeseran ini

    dapat diketahui wilayah dan sektor kegiatan yang relatif

    lebih berkembang.

    Differential Shift

    Differential Shift menunjukkan suatu kenyataan bahwa

    pada beberapa wilayah terjadi perkembangan yang lebih

    cepat dari wilayah lainnya pada faktor-faktor

    perkembangan tertentu. Wilayah-wilayah yang

    nenunjukkan nilai menaik (+) bearti wilayah tersebut

    memiliki akses lebih baik ke wilayah pemasaran dengan

    kata lain memiliki keuntungan lokasi.

    Keterangan:

    Sir = Pergeseran total pada suatu indutri I di wilayah

    R

    Qin Qn Pir = { --------- - ----------} x Qir t-n Qint-n Qnt-n

    Qir Qn Dir = { --------- - ----------} x Qir t-n Qir t-n Qn t-n

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 24

    Pir = Pergeseran proporsional pada suatu indutri I di

    wilayah R

    Dir = Pergeseran terbagi

    Qir = Pertumbuhan pada sektor ekonomi X di

    wilayah R pada selang waktu t-(t-n)

    Qir t-n = Aspek pertumbuhan sektor ekonomi X di

    wilayah R pada waktu t-n

    Qn = Pertumbuhan seluruh sektor ekonomi ditingkat

    nasional (Nt Nt-n)

    Qnt-n = Aspek pertumbuhan seluruh sektor ekonomi X

    ditingkat nasional pada tahun t-(t-n)

    Qin t-n = Aspek pertumbuhan seluruh sektor ekonomi X

    ditingkat nasional pada tahun t-n

    (3) Metode Analisis Kelayakan Investasi

    Nilai Tunai Bersih (NPV)

    Nilai tunai bersih merupakan selisih jumlah keuntungan

    dengan biaya yang durumuskan sebagai ; NPV=B C,

    nilai kritis untuk kriteria NPV adalah 0 (nol), artinya

    setiap usul investasi yang memenuhi syarat nilai tunai

    bersihnya tidak kurang dari nol, dapat diterima.

    Benefit Cost Ratio

    Biaya pembangunan dan manfaat-manfaat yang didapat,

    diukur dengan suatu perbandingan yang dinamakan

    Benefit Cost Ratio (BCR). Perhitungan ini digunakan

    untuk memperhitungkan perbandingan antara

    keuntungan-keuntungan yang didapat dengan biaya-

    biaya yang telah dikeluarkan. Metode ini digunakan

    untuk menentukan suatu proyek layakatau tidak untuk

    dikerjakan. Secara sistematis BCR dapat ditentukan

    sebagai berikut:

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 25

    Benefit (B) = (Total Using Cost) lama - (Total Using Cost)

    baru

    (Total Using Cost) = VOS + Time Value

    Cost (C) = Construction Cost + Maintenance Cost +

    Operation Cost

    Nilai-nilai yang akan muncul dari perhitungan dengan

    metode ini adalah:

    B/C = 1 : Manfaat pembangunan yang didapat sama

    besar dengan total biaya yang dikeluarkan.

    B/C > 1: Manfaat pembangunan yang didapat lebih

    besar dengan total biaya yang dikeluarkan.

    B/C < 1: Manfaat pembangunan yang didapat lebih

    kecil dari total biaya yang dikeluarkan.

    Internal Rate of Return (IRR)

    Angka IRR adalah nilai I, yang menjadikan nilai tunai

    bersih (NPV) sama dengan 0 (nol). Adapun prosedur

    perhitungannya adalah sebagai berikut:

    - Dipilih nilai bunga i, yang dianggap dekat dengan nilai

    IRR yang benar, kemudian dihitung NPV dari arus yang

    bersangkutan;

    - Jika hasil NPV tadi negatif, berarti nilai percobaan i,

    terlalu tinggi (keuntungan waktu yang akan datang

    telah dinilai tunaikan dengan terlalu berat yang

    membuat nilai tunai biaya melebihi bilai tunai

    keuntungan), jadi dipilih nilai percobaan baru yang

    lebih rendah;

    - Jika hasil nilai tersebut positif, diketahui bahwa nilai

    percobaan i, terlalu rendah (keuntungan diwaktu yang

    akan datang belum dinilai tunaikan dengan cukup berat

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 26

    untuk disamakan dengan nilai tunai biaya), jadi dipilih

    percobaan baru yang lebih tinggi;

    - Nilai percobaan pertama untuk nilai tunai

    dilambangkan dengan i, yang kedua dengan i, nilai

    percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan

    NPV dan yang kedua NPV. Asalkan salah satu dari

    kedua perkiraan NPV tidak terlalu jauh dari nol (yang

    merupakan nilai NPV benar apabila i=IRR), maka

    perkiraan IRR yang dekat didapat dari pemecahan

    persamaam berikut:

    (4) Analisisi Investasi

    Perencanaan pembangunan pada dasarnyca akan

    ditentukan oleh kemampuan penyediaan sumber

    pembiayaan atas dana untuk diinvestasikan guna

    mencapai laju perfumbuhan dan tingkat kesejahteraan

    yang hendak dicapai. Untuk keperluan analisis ini,

    biasanya digunakan konsep Incremental Capital Output Ratio

    (ICOR). Perhitungan yang diperoleh berupa angka yang

    menunjukan perbandingan antara investasi yang diperiukan

    untuk dapat meningkatkan tarnbahan pendapatan atau

    output. Angka ini dihitung untuk perkiraan kebutuhan

    secara menyeluruh maupun sektoral. Dengan angka

    ICOR ini akan dapat dihitung perkiraan kebutuhan

    investasi secara total serta alokasi sektoral. Perhitungan

    ICOR didapat dengan persamaan berikut:

    NPV' IRR = i'+----------------- (i''-i') NPV'- NPV''

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 27

    Untuk menghitung kebutuhan investasi, selanjutnya

    dilakukan penghitungan dengan menggunakan

    persamaan :

    (5) Analisis Pendapatan Daerah

    Kemampuan Pemerintah Pengembangan Kabupaten

    Tanah Datar untuk melakukan investasi akan sangat

    ditentukan oleh kondisi keuangan yang ada. Metode

    analisis yang digunakan untuk memperkirakan jumlah

    pendapatan yang diharapkan yaitu :

    untuk meramalkan perkembangan pendapatan komponen

    obyek pendapatan dan perkiraan jumlah pendapatan dari

    berbagai jenis pendapatan lainnya, digunakan persamaan

    bunga berganda, yaitu :

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 28

    4). Analisis Sistem Jaringan Pergerakan

    (1) Analisis Gravitasi

    Pendekatan analisis wilayah selain faktor kependudukan,

    adalah analisis terhadap polo hubungan/interaksi

    antarwilayah maupun antar bagian wilayah yang satu

    dengan lainnya. Anggapan dasar yang digunakan adalah

    melihat suatu daerah sebagai suatu massa, sehingga

    hubungan antar daeruh aiasumsikan dengan hubungan

    antar massa, yang mana massa tersebut memiliki daya

    tarik, sehingga terjadi soling pengaruhi antar daerah.

    Permodelan yang dapat digunakan dalam melakukan

    analisis terhadap polo interaksi atau keterkaitan

    antardaerah atau antar bagian wilayah dengan wilayah

    lainnya, adalah Model Gravitasi. Penerapan model ini ini

    dalam bidang analisis perencanaan kota adalah dengan

    anggapan dasar bahwa faktor aglomerasi penduduk,

    pemusatan kegiatan atau potensi sumber daya alam yang

    dirniliki, mempunyai daya tank yang dapat dianalogikan

    sebagai daya tarik menarik antara 2(dua) kutub magnet.

    Kelemahan penerapan model ini dalam analisis wilayah,

    terutama terietak pada variabel yang digunakan sebagai

    alat ukur, dimana dalam fisika variabel yang digunakan,

    yaitu molekul suc`u zat mempunvai sifat yang homogen,

    namun tidak demikian halnya dengan unsur pembentuk

    kota, misalnya penduduk. Namun demikian, hal ini fetch

    dikembangkan, yaitu dengan tidak hanya memasukan

    variabel massa saja, tetapi juga gejala sosial sebagai faktor

    pembobot. Persamaan umum model Gravitasi ini adalah :

    dimana :

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 29

    Tr, = pergerakan penduduk sub-wilayah i ke sub-

    wilayah j

    K = tetapon empiris (bobot)

    P , = pergerakan penduduk I

    P, = pergerakan penduduk yang berakhir di j

    P = jumlah penduduk i

    (2) Analisis Aksesibilitas

    Analisis terhadap Tata Ruang mempunyai tujuan untuk

    (1). Mengukur aksesibilitas pergerakan dalam

    kota/wilayah (2). Mengukur rasio kebutuhan dan kondisi

    eksisting, pada berbagai komponen (3). Mengukur tingkat

    kepentingan pembagian wilayah berdasarkan skala

    pelayanan. Beberapa metoda untuk melakukan

    Faktor kemudahan pencapaian baik dalam hubungan

    keterkaitan antar bagian wilayah dalam wilayah

    perencanaan, ataupun antar komponen dalam bagian

    wilayah, sangat menentukan intensitas interaksi antar

    bagian wilayah maupun antar komponen pembentuk

    wilayah, serta struktur tata ruang yang direncanakan.

    Terdapat 4 faktor utama yang menjadi dasar

    pertimbangan penilaian aksesibilitas, yaitu fungsi jalan,

    konstruksi jalan, kondisi jaan, dan jarak antar titik.

    Asumsi yang digunakan dalam menghitung nilai

    aksesibilitas dengan metode ini adalah sebagai berikut:

    - Relief topografi dianggap sama;

    - Selera atau faktor sosial diabaikan;

    - Hanya ada satu jalan ke tempat yang dituju

    Metoda ini merupakan upaya untuk mengukur tingkat

    kemudahan pencapaian antar kegiatan, atau untuk

    mengetahui seberapa mudah suatu tempat dapat

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 30

    dicapai dari lokasi lainnya. Pada dasarnya model ini

    merupakan fungsi dari kualitas prasarana penghubung

    unit kegiatan yang satu dengan lainnya per satuan

    jarak yang harus ditempuh. Model persamaannya

    adalah sebagai berikut :

    (3) Analisis Bangkitan Lalu Lintas

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya

    bangkitan pergerakan yang diakibatkan oleh suatu

    aktivitas

    Q(t,m,p) = Aoj = (Aij.Xij)

    i = 1

    dengan:

    Q = besaran lalu lintas yang dibangkitkan

    p = perjalanan

    t = waktu

    X = variabel penentu

    m = macam kendaraan

    A = koefisien regresi

    Dalam pengukuran bangkitan lalu lintas terdapat

    beberapa variabel penentu, yaitu: maksud perjalanan,

    pendapatan penduduk, pemilikan kendaraan, guna lahan

    di tempat asal, jarak ke lokasi, lama perjalanan, moda

    yang digunakan dan guna lahan di tempat tujuan.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 31

    (4) Analisis Moda Split (Alat Angkut)

    Model ini dipergunakan untuk memperoleh persentase

    pemakaian moda dalam aktivitas pergerakan. Pemilihan

    moda ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

    Karakteristik perjalanan (maksud perjalanan)

    Karakteristik dari alternatif moda (ongkos, waktu,

    kenyamanan, kecepatan)

    Karakteristik pribadi (akses terhadap kendaraan, usia,

    pendapatan dan pekerjaan)

    Metode analisis sebagai berikut:

    C = A + Bs(Xs-Xs) + Ct.Yta

    dengan

    Xs = Karakteristik moda 1

    Xs = Karakteristik moda 2

    Yta = Karakteristik penduduk yang

    melakukan perjalanan dalam kelompok a

    A,Bs,Ct = koefesien regresi

    (5) Analisis VCR (Volume Capacity Ratio)

    VCR diperlukan untuk menilai tingkat kapasitas ruas

    jalan yang dinayatakan dengan kendaraan dalam saatuan

    penumpang per jam. Kapasitas ruas jalan adalah jumlah

    kendaraan maksimum yang dapat bergerak dalam periode

    waktu tertentu. Jika arus lalu lintas mendekati nilai 1

    atau mendekati kapasitas, berarti kemacetan mulai

    terjadi.

    Model yang digunakan untuk menilai tingkat VCR adalah:

    1 (1 a) Q / C

    TQ = T0

    1 Q / A

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 32

    dimana:

    TQ = waktu tempuh pada saat arus = Q

    T0 = waktu tempuh pada saar arus = 0

    Q = arus lalu lintas

    C = kapasitas

    a = indeks tingkat pelayanan

    (6) Analisis Pergerakan Penduduk

    Untuk mendapatkan gambaran mengenai pola dan

    intensitas pergerakan. Metoda analisa yang digunakan

    adalah model analisa grafitasi, yaitu sebagai berikut:

    Di Dj

    Gi-j = K

    dijx

    Keterangan:

    Gi-j = Besaran pergeseran relatif

    K = Konstanta gravitasi

    Di = Dimensi aktivitas Zone I

    Dj = Dimensi aktivitas zone j

    dij = jarak antara i j x = Konstanta jarak

    (7) Analisis Potensi Pengembangan

    Untuk mengukur potensi pengembangan, lebih dahulu

    mengukur indeks aksesibilitas dengan rumus :

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 33

    Langkah selanjutnya yaitu menghitung potensi

    pengembangan yaitu dengan cara mengkalikan indeks

    aksesibilitas dengan luas kawasan yang mungkin untuk

    dikembangkan, yaitu :

    Di = Ai * Hi

    Dimana :

    Potensi masing-masing kawasan dihitung don dijumlahkan

    untuk memperoleh potensi seluruh kawasan. Dari potensi

    keseluruhan ini, maka potensi relatif masing-masing kawasan

    terhadap Keseluruhan kawasan (wilayah) dapat diketahui,

    atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Selanjutnya untuk menentukan jumlah penduduk yang

    akan dialokasikan pada masing-masing kawasan yang

    potensial adalah dengan cara mengkalikan hasil proyeksi

    total penduduk untuk masa mendatang dengan U; yang

    secara matematis dapat dirumuskan :

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 34

    Metoda lain yang cukup mudah penggunaannya yang

    hingga kini masih dipergunakan adalah Metoda Perkiraan

    Kebutuhan. Pada model ini digunakan standar-standar

    yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan

    sarana don prasarana yang memiliki implikasi terhadap

    kebutuhan ruang. Beberapa standar yang digunakan

    antara lain mengacu pada pedoman standar lingkungan

    permukiman kota, pedoman standar pembangunan

    perumahan sederhana, peraturan geomeiris jalan raya dan

    jembatan dan lain-lain.

    b. Analisis Pola pemanfaatan ruang, meliputi :

    1). AnalisisPenentuan Kawasan Lindung

    Untuk menentukan kawasan lindung, diperlukan analisis

    kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah analisis

    untuk menilai tingkat kesesuaian lahan pada berbagai

    kemungkinan penggunaan lahan, yang dilakukan dengan

    menginterprestasikan sifat-sifat dari satuan peta lahan dalam

    kaitannya dengan persyaratan dan kendala-kendala dalam

    pengolahan lahan yang bersangkutan.

    Kawasan lindung merupakan suatu wilayah spesifik yang

    ditetapkan pemerintah dengan fungsi utama melindungi

    kelestarian lingkungan hidup yang meliputi sumber daya

    alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta

    budaya bangsa guna kepentingan pembangunan

    berkelanjutan. Tujuan umum pemanfaatan kawasan lindung

    adalah untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan

    hidup dan kehidupan, sebagai akibat dari kegiatan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 35

    pembangunan. Mengingat fungsinya, kawasan ini perlu

    dilestarikan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Dalam

    pelaksanaannya pengelolaan kawasan lindung ini dilakukan

    berdasarkan KeputusanPresiden Republik Indonesia

    (Keppres) nomor 32 tahun 1990.

    2). AnalisisPenentuan Kawasan Budidaya

    Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan

    fungsi utama untuk dibudidayakan berdasarkan potensi

    sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya

    buatan. Kawasan budidaya diperoleh setelah ditentukan

    peruntukan lahan sebagai kawasan budidaya. Pada

    dasarnya peruntukan kawasan budidaya dapat dibagi

    menjadi 2 kawasan, yaitu kawasan budidaya pertanian dan

    kawasa budidaya non pertanian. Sama seperti pada

    penentuan kriteria kawasan lindung, pengelolaan pada

    kawasan budidaya juga diatur dalam Keppres No 32 Tahun

    1990 (Lihat Tabel). Kawasan budidaya meliputi ;

    1. kawasan hutan produksi 4. kawasan perindustrian

    2. kawasan pertanian 5. kawasan pariwisata

    3. kawasan pertambangan 6. kawasan permukiman

    Untuk menghitung potensi kesesuaian lahan bagi pertanian

    akan dilakukan analisis kesesuaian lahan bagi kegiatan

    pertanian. Sebagai pendekatan untuk mengetahui potensi

    sumber lahan yang dimiliki wilayah studi, diperlukan adanya

    penentuan satuan lahan yang mencerminkan unit

    karakteristik lahan yang memiliki homogenitas dari faktor-

    faktor yang dipertimbangkan. Satuan lahan tersebut

    selanjutnya dapat menjadi dasar untuk melakukan analisis

    kesesuaian lahan.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 36

    2. Analisis Pola Pemanfaatan Ruang

    a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

    Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase

    berdasarkan perbandingan antara seluruh luas lantai dasar

    bangunan dengan luas lahan/tanah perpetakan/daerah

    perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

    KDB diperlukan untuk membatasi luas lahan yang tertutup

    perkerasan, sebagai upaya melestarikan ekosistem, sehingga dalam

    lingkungan yang bersangkutan sisa tanah sebagai ruang terbuka

    masih mampu menyerap/mengalirkan air hujan ke dalam tanah.

    Komponen yang termasuk perhitungan KDB adalah bangunan (yang

    tertutup atap) dan tutupan lainnya seperti jalan masuk, teras dan

    lain-lain yang tidak bisa menyerap air ke dalam tanah.

    Rumus :

    Luas Wilayah Terbangun x 100%

    KDB Blok =

    Luas Blok Peruntukkan

    Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

    Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam

    Pedoman Bidang Penataan Ruang, KDB dapat diklasifikasikan

    sebagai berikut:

    1) Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat

    tinggi (lebih besar dari 75%);

    2) Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan tinggi

    (60% - 75%);

    3) Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan menengah

    (45 % - 60%);

    4) Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan rendah

    (30% - 45 %);

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 37

    5) Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat

    rendah (30%).

    b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

    Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka perbandingan antara

    jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan terhadap luas tanah

    perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan

    rencana yang ditetapkan. KLB ditetapkan sesuai dengan rencana

    intensitas penggunaan lahan yang sekaligus dapat membatasi

    ketinggian bangunan.

    Penentuan KLB didasarkan pada rasio antara luas lantai dengan

    luas keseluruhan lahan/persil. Nilai KLB maksimum dapat

    menunjukkan ketinggian bangunan maksimum yang diperbolehkan.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota, KLB dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut Tabel.

    Rumus :

    Luas Total Lantai Seluruh Bangunan x 100%

    KLB Blok =

    Luas Blok Peruntukkan

    c. Kepadatan Bangunan

    Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan di atas satu luasan

    lahan tertentu yang dinyatakan dalam bangunan/Ha.

    Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menetapkan kepadatan

    bangunan adalah : Faktor kesehatan (air bersih; sanitasi dan

    pembuangan limbah, cahaya, sinar matahari, udara, dan

    ketenangan; ruang gerak dalam tempat tinggal), Faktor Sosial (ruang

    terbuka probadai, privasi, perlindungan, fasilitas lingkungan); Faktor

    Teknis (resiko kebakaran, ketersediaan lahan untuk bangunan, dan

    daya hubung, kondisi tanah).

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 38

    Rumus :

    Jumlah Bangunan

    Kepadatan Bangunan =

    Luas Lahan

    Kepadatan bangunan sedang yang ideal tidak kurang dari 40

    bangunan/ha, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri PU No.

    378/KPTS/1987, Lampiran 22 sebagai berikut

    TABEL 3.3 - 1

    KLASIFIKASI KEPADATAN BANGUNAN

    Klasifikasi Kepadatan Bangunan

    (Bangunan/Ha)

    Sangat Rendah < 10

    Rendah 11 40

    Sedang 41 60

    Tinggi 61 80

    Sangat Tinggi > 81

    Sumber: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    378/KPTS/1987.

    d. Koefisien Dasar Hijau (KDH)

    Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka persentase berdasarkan

    perbandingan jumlah lahan terbuka untuk penanaman tanaman dan

    atau peresapan air terhadap luas tanah/daerah perencanaan yang

    dikuasai sesuai rencana tata ruang. Arahan ketentuan KDH yaitu

    minimum ditetapkan sebesar 30% untuk berlaku untuk setiap fungsi

    peruntukan.

    e. Ketinggian Bangunan

    Ketinggian Bangunan ialah suatu nilai yang menyatakan jumlah

    lapis/lantai (storey) maksimum pada petak lahan.

    Ketinggian bangunan dinyatakan dalam satuan lapis atau Ianlai

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 39

    (Lantai Dasar = Lantai 1) atau meter.

    Perhitungan ketinggian bangunan dapat ditentukan sebagai barikut :

    Ketinggian ruang pada lantai dasar ditentukan dengan fungsi

    ruang dan arsitektur bangunannya;

    Dalam hal perhitungan keinggian bangunan, apabila jarak

    vertikal dari lantai penuh ke lantai penuh berikutnya lebih dari 5

    meter, maka ketinggian bengunan dianggap sebagai dua Iantai;

    Mezanin yang luasnya 50% dari luas lantai dasar dianggap

    sebagai lantai penuh

    Terhadap bangunan tempat ibadat; gedung pertemuan, gedung

    pertunjukan, gedung sekolah, bangunan monumental, gedung

    olah raga, bangunan serba guna dan bangunan sejenis lainnya

    tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (2);

    Apabila tinggi tartan pekarangan bertada di bawah titik

    ketinggian (peil) bebas banjir atau terdapat kemiringan yang

    curam atau perbedaan tinggi yang besar pada tanah

    Perhitungan ketinggian bangunan dapat ditentukan sebagai berikut:

    (1) Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan dengan fungsi

    ruang dan arsitektur bangunannya;

    (2) Dalam hal perhitungan ketinggian bangunan, apabila jarak

    vertikal dari lantai penuh ke lantai penuh berikutnya lebih dari 5

    meter, maka ketinggian bangunan dianggap sebagai dua lantai;

    (3) Mezanin yang luasnya 50% luas lantai dasar dianggap sebagai

    lantai penuh;

    (4) Terhadap bangunan tempat ibadah, gedung pertemuan, gedung

    pertunjukan, gedung sekolah, bangunan momumental, gedung

    oleh raga, bangunan serbaguna, dan bangunan sejenis lainnya

    tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (2).

    (5) Apabila tinggi tanah pekarangan berada di bawah titik ketinggian

    (peil) bebas banjir also terdapat kemiringan yang curam atau

    perbedaan tinggi, yang besar pada tanah asli suatu perpetakan,

    make tinggi maksimal lantai dasar ditetapkan oleh instansi yang

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 40

    berwenang mengeluarkan IMB;

    (6) Pada bangunan ruman tinggal kopel, apabila terdapat perubahan

    atau penambahan pada ketinggian bangunan harus tetap

    diperhatikan kaidah-kaidah arsitektur bangunan kopel;

    (7) Pada bangunan rumah tinggal, tinggi puncak atap bangunan

    maksimal 12 meter diukur secara vertikal dari permukaan tanah

    pekarangan atau dari permukaan lantai dasar dalam hal

    permukaan tanah tidak teratur;

    (8) Kepala Daerah menetapkan kekecualian dari ketentuan pada

    butir (1) di atas bagi bangunan yang karema sifat atau fungsinya

    terdapat detail ornamen tertentu;

    (9) Tinggi tampak rumah tinggal tidak boleh melebihi ukuran jarak

    antar kaki bangunan yang akan didirikan sampai GSB yang

    berseberangan dan maksimal 9 meter;

    (10) Tinggi tampak bangunan rumah susun diatur sesuai pola

    ketinggian bangunan atau sesuai pedoman pembangunan.

    (11) Pada bangunan yang menggunakan bahan kaca pantul pada

    tampak bangunan sinar yang dipantulkan tidak boleh melebihi

    24% dengan memperhatikan tata letak dan orientasi bangunan

    terhadap matahari.

    TABEL 3.3 - 2

    f. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

    Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis bagi lahan yang boleh

    dan tidak boleh ada bangunan di atasnya yang terdapat pada

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 41

    masing-masing blok peruntukan. Arahan GSB ditentukan menurut

    hirarki jalan dan ditetapkan pertimbangan keamanan, kesehatan,

    kenyamanan, keserasian dengan lingkungan dan ketinggian

    bangunan serta dapat berbeda untuk tiap kelas bangunan pada

    kawasan campuran. Arahan GSB merupakan aturan wajib yang

    harus diterapkan secara tegas dan konsisten.

    Arahan GSB ditentukan setengah ROW. Ketentuan ini merupakan

    ketentuan yang berlaku umum di kota-kota di Indonesia terutama

    untuk kawasan yang tidak diatur GSB-nya secara khusus. Untuk

    kawasan dengan intensitas bangunan padat/rapat, maka garis

    sempadan samping dan garis sempadan belakang bangunan harus

    memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    Bidang dinding terluar tidak boleh melampaui batas

    pekarangan.

    Struktur dan pondasi bangunan terluar harus berjarak

    sekurang-kurangnya 10 cm ke arah dalam dari batas

    pekarangan, kecuali untuk bangunan rumah tinggal.

    Untuk perbaikan atau perombakan bangunan yang semula

    menggunakan bangunan dinding batas bersama dengan

    bangunan di sebelahnya, disyaratkan untuk membuat dinding

    batas tersendiri di samping dinding batas terdahulu.

    Pada bangunan rumah tinggal rapat tidak terdapat jarak bebas

    samping, sedangkan jarak bebas belakang ditentukan

    minimum setengah dari besarnya garis sempadan muka

    bangunan.

    g. Garis Sempadan Sungai (GSS)

    Arahan garis sempadan sungai ditentukan berdasarkan Keputusan

    Presiden (Keppres) Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan

    Kawasan Lindung dan Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Provinsi

    Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Pembangunan di Pinggir

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 42

    Sungai dan Sumber Air. Keppres No. 32 Tahun 1990 menyebutkan

    bahwa kondisi ideal Garis Sempadan Sungai adalah sebagai berikut:

    a) Untuk sungai yang berada di luar kawasan permukiman,

    kawasan sempadannya berada pada minimal 100 m di kiri-kanan

    sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai.

    b) Untuk sungai yang berada di dalam kawasan pemukiman,

    kawasan sempadannya berada pada jarak antara 10-15 m di kiri-

    kanan sungai besar maupun anak sungai.

    Perda Pemerintah Provinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2005

    menyebutkan bahwa pola umum penataan daerah sempadan

    sungai dan sumber air adalah sebagai berikut:

    Bebas dari bangunan permanen dan semi permanen.

    Bebas dari pemukiman liar.

    Bebas dari pembuangan sampah dan limbah padat.

    Bebas dari pencemaran limbah cair secara langsung.

    Pemanfaatan daerah sempadan sejauh mungkin untuk jalur

    hijau.

    Bangunan-bangunan dan atau prasarana pelayanan yang

    melintasi sungai tidak mengganggu pemeliharaan alur sungai

    dan sumber air. Selain itu, untuk bangunan di sekitar sungai

    harus mempunyai bagian muka yang menghadap sungai.

    h. Garis Sempadan Jaringan SUTT

    Arahan garis sempadan Sambungan Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

    ditentukan berdasarkan Undang Undang No. 15 Tahun 1985 tentang

    Ketenagalistrikan dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

    Nomor 975/K/47/MPE/1999 yang disesuaikan dengan kondisi

    SUTT. Garis sempadan SUTT ditetapkan dari titik terluar jaringan

    SUTT.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 43

    3.4 PROGRAM KERJA

    3.4.1 Proses Penyusunan RDTR

    Proses penyusunan RDTR mencakup kegiatan persiapan

    penyusunan,persiapan penyusunan, pengumpulan data, pengolahan

    data dan perumusan konsepsirencana.

    a. Persiapan penyusunan

    Persiapan penyusunan rencana terdiri atas:

    1). persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap TOR/KAK

    penyiapan anggaranbiaya;

    2). persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan

    metodologi/metode dan teknikanalisis rinci, rencana rinci dan

    penyiapan rencana survei.

    b. Pengumpulan Data

    Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah perencanaan dan

    penyusunanrencana struktur dan pola ruang wilayah perencanaan,

    harus dilakukan pengumpulandata primer dan data sekunder.

    Pengumpulan data primer dapat meliputi:

    1). Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui

    penyebaranangket, temu wicara, wawancara orang perorang dan

    lain sebagainya;

    2). Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah perencanaan

    secara langsungmelalui kunjungan ke semua bagian dari wilayah

    kabupaten/kota.

    Pengumpulan data sekurang-kurangnya meliputi:

    1). Data wilayah administrasi;

    2). Data fisiografis;

    3). Data kependudukan;

    4). Data ekonomi dan keuangan;

    5). Data ketersediaan prasarana dan sarana ;

    6). Data peruntukan ruang;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 44

    7). Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;

    8). Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas

    bangunan, tata massa

    9). bangunan);

    10). Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan,

    penguasaan lahan,

    11). penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala peta

    minimal 1:5.000.

    Seperti halnya dalam penyusunan RTRW kota, tingkat akurasi data,

    sumberpenyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia

    data, tingkat kesalahan,variabel ketidakpastian, serta variabel-

    variabel lainnya yang mungkin ada, perludiperhatikan dalam

    pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta,

    sertainformasi yang dikumpulkan berupa data tahunan (time series)

    minimal 5 (lima) tahunterakhir dengan kedalaman data setingkat

    kelurahan. Dengan data berdasarkan kurunwaktu tersebut

    diharapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang

    terjadipada bagian dari wilayah kabupaten/kota.

    c. Pengolahan Data

    Pengolahan data untuk penyusunan RDTR kabupaten/kota

    meliputi:

    1). Analisis karakteristik wilayah, meliputi:

    a. kedudukan dan peran bagian dari wilayah kota dalam wilayah

    yanglebih luas (kota);

    b. keterkaitan antarwilayah kota dan antara bagian dari

    wilayahkota;

    c. keterkaitan antarkomponen ruang di wilayah perencanaan;

    d. karakteristik fisik bagian dari wilayah kota;

    e. karakteristik sosial kependudukan;

    f. karakteristik perekonomian;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 45

    g. kemampuan keuangan daerah.

    2). Analisis potensi dan masalah pengembangan wilayah

    perencanaan, meliputi:

    a. analisis pusat-pusat pelayanan;

    b. analisis kebutuhan ruang; dan

    c. analisis perubahan pemanfaatan ruang.

    3). Analisis daya dukung dan daya tampung (termasuk

    prasarana/infrastruktur danutilitas) dan daya tampung

    lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajianlingkungan

    hidup strategis (KLHS) wilayah perencanaan, meliputi:

    a. karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi

    wilayah, dansebagainya);

    b. potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan

    bencana alamgeologi);

    c. potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas

    bumi dan airtanah);

    d. kesesuaian penggunaan lahan; dan

    e. kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya

    dukung fisik dan dayadukung prasarana/infrastruktur dan

    utilitas pada blok/wilayah perencanaan.

    4). Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan.Keluaran dari

    pengolahan data ini setidaknya adalah:

    a. potensi dan masalah pengembangan di wilayah perencanaan;

    b. peluang dan tantangan pengembangan;

    c. kecenderungan perkembangan;

    d. perkiraan kebutuhan pengembangan di wilayah perencanaan;

    e. intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan

    daya tampung(termasuk prasarana/infrastruktur maupun

    utilitas);

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 46

    f. teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan

    bangunan.

    d. Perumusan Konsepsi/NaskahAkademis RDTR kota

    Perumusan konsepsi rencana detail dilakukan dengan:

    1). mengacu pada RTRW kabupaten/kota;

    2). mengacu pada pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang

    penataan ruang;

    3). memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

    kotadan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kota.

    Konsep RDTR dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah

    dilakukansebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep

    pengembangan wilayah,yang berisi:

    1). Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan

    wilayah

    2). konsep pengembangan wilayah.

    Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai

    dasarperumusan RDTR . Hasil kegiatan perumusan konsepsi rencana

    detailyang berupa RDTR kabupaten/kota terdiri atas:

    1) Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan;

    2) kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah perencanaan;

    3) rencana struktur ruang wilayah perencanaan;

    4) rencana pola ruang wilayah perencanaan;

    5) rencana penanganan kawasan dan bangunan;

    6) rencana pemanfaatan ruang; dan

    7) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang.

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 47

    3.4.2 Pelibatan Peran Masyarakat

    Pelibatan masyarakat dalam penyusunan RDTR dilakukan pada

    tahapan:

    a. Pada tahap persiapan, pemerintah telah melibatkan masyarakat

    secara pasif denganpemberitaan mengenai informasi penataan ruang

    melalui (misalnya):

    1). Media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah);

    2). brosur, leaflet, flyers, surat edaran, buletin, jurnal, buku;

    3). kegiatan pameran, pemasangan poster, pamflet, papan

    pengumuman, billboard;

    4). kegiatan kebudayaan (misal: pagelaran wayang dengan

    menyisipkan informasiyang ingin disampaikan di dalamnya);

    5). multimedia (video, VCD, DVD);

    6). website;

    7). ruang pamer atau pusat informasi; dan/atau

    8). pertemuan terbuka dengan masyarakat/kelompok masyarakat.

    b. Pada tahap pengumpulan data, peran masyarakat/organisasi

    masyarakat akan lebihaktif dalam bentuk:

    1). pemberian data dan informasi kewilayahan yang

    diketahui/dimiliki datanya;

    2). pendataan untuk kepentingan penatan ruang yang diperlukan;

    3). pemberian masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana

    penataan ruang; dan

    4). identifikasi potensi dan masalah penataan ruang.

    Media yang digunakan untuk mendapatkan infomasi/masukan dapat

    melalui:

    1). kotak aduan;

    2). pengisian kuesioner, wawancara;

    3). website, surat elektronik, form aduan, polling, telepon, pesan

    singkat/SMS;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 48

    4). pertemuan terbuka atau public hearings;

    5). penyelenggaraan konferensi; dan/atau

    6). ruang pamer atau pusat informasi.

    c. Pada tahap perumusan konsepsi RDTR , masyarakat terlibat

    secaraaktif dan bersifat dialogis/komunikasi dua arah. Dialog

    dilakukan antara lain melaluikonsultasi publik, dan bentuk

    komunikasi dua arah lainnya.

    Pada kondisi keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan

    penataan ruang telahebih aktif, maka dalam penyusunan RDTR

    dapat memanfaatkanlembaga/forum yang telah ada seperti:

    1). satuan kerja (task force/technical advisory committee);

    2). steering committee;

    3). forum delegasi; dan/atau

    4). forum pertemuan antar pemangku kepentingan.

    Asosiasi profesi terkait dengan penataan ruang serta perguruan

    tinggi dapat dilibatkandalam setiap tahapan penyusunan RDTR .Lebih

    jelasnya lihat tabel berikut :

    3.4.3. ORGANISASI DAN PERSONIL

    Jangka waktu pelaksanaan untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah 4

    (empat) bulan, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai

    Kerja oleh Kuasa Pengguna Anggaran. Dalam jangka waktu tersebut

    Konsultan diharuskan berkonsultasi seefektif mungkin dengan Pemberi

    Tugas/Tim Teknis. Tenaga Ahli yang dibutuhkan, sesuai KAK, yaitu:

    Sebagaimana telah dijelaskan didalam KAK, Konsultan akan membuat

    perincian tanggung jawab setiap Tenaga Ahli yang ditugaskan dalam

    pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan RDTR Kawasan Cubadak

    Kabupaten Tanah Datar , sebagai berikut :

    1. Ketua Tim/Ahli PWK

    Ketua Tim/Ahli PWK dengan pengalaman pada pekerjaan Penataan

    Ruang, memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai Team Leader

    sebagai berikut:

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 49

    a. melakukan fungsi koordinasi dan supervisi/pengawas internal

    Tim Konsultan untuk seluruh pekerjaan, baik pekerjaan lapangan

    maupun pekerjaan analisa dan kantor selama 4 bulan penuh

    sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai;

    b. memberi petunjuk dan pengarahan kepada masing-masing

    anggota tim sesuaibidang tugasnya;

    c. inventarisasi data sekunder dan hasil-hasil penelitian terdahulu;

    d. mengidentifikasi potensi dan permasalahan penataan ruang di

    wilayah perencanaan secara regional yang memungkinkan terjadi

    sebagai akibat dari konsentrasi pengembangan yang berlebihan di

    wilayah perencanaan;

    e. melakukan interpretasi dan analisis makro dan mikro terhadap

    pola penggunaan ruang dan struktur ruang baru yang dapat

    dikembangkan;

    f. melaksanakan evaluasi untuk menentukan pembagian zonasi

    peruntukan ruang baru dan memperkirakan batasnya dengan

    mempertimbangkan analisis kondisi geologi setempat terhadap

    zona aman, zona rawan, zona kritis, dan zona rusak;

    g. menyusun laporan akhir dan mengarahkan anggota Tim dalam

    menyusun laporan sesuai bidang tugasnya.

    2. Ahli Sipil

    Ahli Sipil yang dibutuhkan sesuai KAK adalah sebanyak 1 (dua)

    orang dengan tugas dan tanggungjawabnya, antara lain :

    a. Mengamati pola transportasi di wilayah perencanaan dan

    mengkaji permasalahan dan kendala yang terjadi pada saat ini;

    b. Menganalisis alternatif solusi masalah penanganan transportasi

    yang dapat dilakukan di masa yang akan datang sesuai dengan

    pola ruang yang diusulkan untuk dikembangkan;

    c. Membantu Team Leader dalam melakukan diskusi dan konsultasi

    dengan Pemberi Tugas maupun Tim Teknis;

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 50

    d. Membantu Team Leader dalam menyusun laporan hasil

    pekerjaan.

    3. Ahli Planologi

    Ahli Planologi yang dibutuhkan sesuai KAK adalah sebanyak 1 (dua)

    orang dengan tugas dan tanggungjawabnya, antara lain :

    a. Membantu Team Leader dalam melaksanakan survey lapangan

    untuk melakuka pendata terhadap kawasan perencanaan;

    b. Membantu Team Leader menyiapkan peta rencana sesuai tematik

    yang diatur dalam pedoman penyusunan RDTR ;

    c. Membantu Team Leader dalam melaksanakan diskusi dan

    konsultansi dengan Pemberi Tugas.

    4. Ahli Sosial Ekonomi Wilayah

    Ahli Sosial Ekonomi Perkotaan yang dibutuhkan sesuai KAK adalah

    sebanyak 1 (satu) orang dengan tugas dan tanggungjawabnya, antara

    lain :

    a. Mengidentifikasi karakteristik kegiatan sosial ekonomi perkotaan

    di wilayah perencanaan;

    b. Menganalisis kondisi sosial ekonomi perkotaan pada saat ini;

    c. Melakukan analisis potensi investasi ekonomi di wilayah

    perencanaan untuk masa yang akan datang;

    d. Membantu Team Leader dalam melakukan diskusi dengan Tim

    Teknis sesuai bidang keahliannya.

    5. Tenaga Penunjang dan Tenaga Pendukung

    a. Drafter,

    b. Surveyor,

    c. Administrasi,

    Alokasi tenaga pelaksana kegiatan pekerjaan Penyusunan RDTR

    Kawasan Nagari Cubadak Kabupaten Tanah Datar ini, sebagaimana

    telah dijelaskan di atas, terdiri dari beberapa tenaga ahli dari berbagai

    disiplin ilmu yang tergabung dalam satu Team Work. Bertitik tolak dari

    lingkup pekerjaan hakekat tujuan dan sasaran tersebut maka personil-

    personil yang dilibatkan untuk kelancaran pekerjaan perencanaan

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 51

    dimaksud. Pemilihan tenaga ahli berdasarkan pada :

    Lingkup Pekerjaan

    Pengalaman Tenaga Ahli/Proyek Sejenis dan Disiplin terkait

    Permasalahan spesifik yang mungkin dihadapi

    Tujuan dan Hasil Akhir yang diharapkan

    Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

    Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan dan pihak-pihak yang terkait dalam

    pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan RDTR

    Kawasan Nagari Cubadak Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada

    ilustrasi pada Gambarberikut:

  • Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Nagari Cubadak

    DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. TANAH DATAR | III - 52

    Gambar 3.4 - 1

    ORGANISASI TIM KONSULTAN

    PENYUSUNAN RDTR KAWASAN NAGARI CUBADAK

    KABUPATEN TANAH DATAR

    DIREKTUR UTAMA

    6.1.1.1

    Team Leader / Ahli PWK

    6.1.1.2

    KPA / PPK / PEMBINA / ADVISOR

    DIREKTUR TEKNIK TIM TEKNIS RDTR Sub Wilayah

    KOTA KABUPATEN TANAH DATAR

    Garis Kontraktual

    Garis Koordinasi Kerja

    TENAGA PENDUKUNG

    SURVEYOR

    ADMINISTRASI

    DRAFTER

    TENAGA AHLI

    AHLI PLANOLOGI

    (1 ORANG)

    AHLI SIPIL (1 ORANG)

    AHLI EKONOMI WILAYAH (1 ORANG)