e. pendekatan, metodologi dan program kerja
DESCRIPTION
tentang metodologi dalam usulan teknisTRANSCRIPT
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
E.1. UMUM
1. Latar Belakang
a. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengarahkan bahwa
dalam rangka penataan ruang perlu disusun Rencana Umum Tata Ruang
untuk seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota beserta Rencana
Rincinya. Provinsi Bali telah berhasil merampungkan penetapan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sesuai ketentuan,
yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16
Tahun 2009 tentang RTRWP Provinsi Bali Tahun 2009 - 2029.
b. Segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Provinsi Bali, maka
selanjutnya Perda yang masih merupakan rencana umum tersebut perlu
ditindaklanjuti penjabarannya agar lebih operasional menjadi rencana
umum tata ruang wilayah Kabupaten/Kota dalam bentuk RTRW
Kabupaten/Kota dan rencana rinci tata ruang dalam bentuk Rencana
Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi. Penyusunan RTRW
Kabupaten/Kota merupakan tugas dan kewenangan tiap
Kabupaten/Kota yang harus sinkron dengan RTRWP Bali. Sedangkan
penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi adalah tugas dan
kewenangan dari Pemerintah Provinsi Bali.
c. Kawasan Strategis Provinsi Bali adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
dalam lingkup provinsi berdasarkan kepentingan pertahanan dan
keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya Bali,
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi dan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
d. Pada Pasal 82 ayat (1) Perda No. 16 Tahun 2008 diuraikan bahwa
penetapan kawasan strategis Provinsi Bali dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi adalah berupa kawasan pusat pelayahan
transportasi wilayah (pelabuhan, bandar udara, terminal penumpang),
kawasan pariwisata dan daya tarik wisata khusus (DTWK), Kawasan
Industri, kawasan perkotaan fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan
Pusat Kegiatan wilayah (PKW) dan kawasan sepanjang jalan arteri
primer. Kawasan pelabuhan sebagai kawasan strategis berdasarkan
arahan Perda adalah Pelabuhan : Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan
Padangbai, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Celukan Bawang, Pelabuhan
Gunaksa, Pelabuhan Amed, Pelabuhan Sangsit, Pelabuhan Pegametan,
Pelabuhan Pariwisata Tanah Ampo, Pelabuhan Perikanan Pantai
Pengambengan, Pelabuhan Depo Minyak Labuhan Amuk.
e. Salah satu kawasan pelabuhan yang menjadi Kawasan Strategis Provinsi
adalah Kawasan Pelabuhan Gilimanuk. Berdasarkan Pasal 28 ayat (3)
Perda 16 Tahun 2009 Pelabuhan Gilimanuk diarahkan sebagai
Pelabuhan Penyeberangan yang berfungsi melanjutkan jalur transportasi
darat antara pulau Jawa dan Pulau Bali.
f. Kawasan Pelabuhan Gilimanuk selain terdiri dari pelabuhan Gilimanuk
itu sendiri juga terkait dengan kawasan di sekitarnya seperti Terminal
Gilimanuk dan fungsi kegiatan budidaya lainnya di Kawasan Gilimanuk
termasuk kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa,
kawasan lainnya. Kawasan Gilimanuk dengan adanya aktivitas
Pelabuhan Gilimanuk telah berkembang menjadi Kawasan Perkotaan
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
sekaligus dalam Raperda RTRWK Jembrana diusulkan menjadi Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).
g. Tindak lanjut operasional dari pendayagunaan Perda RTRWP Bali
2009-2029 adalah penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang dalam bentuk
RTR Kawasan Strategis di seluruh kawasan strategis. Dengan demikian
segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Bali, Kawasan Pelabuhan
Penyeberangan Gilimanuk telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Provinsi Bali, juga dikembangkan RTR-nya yang selanjutnya ditetapkan
dalam Peraturan Daerah.
h. Terkait dengan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi Bali pada tahun
2012 melalui SKPD Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali akan
melakukan kegiatan Penyusunan Materi Teknis RTR Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk, dengan kedalaman Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan.
i. Penyusunan Raperda RTRW Kabupaten Jembrana dan penyusunan
RDTR Kawasan Strategis Kabupaten yang berkaitan di Kabupaten
Jembrana yang sedang berjalan diharapkan dapat saling menunjang dan
saling melengkapi dengan penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan
Penyeberangan Gilimanuk.
j. Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk tersebut akan ditugaskan kepada Badan Usaha Penyedia Jasa
Konsultansi yang bergerak dalam bidang Tata Lingkungan Sub Bidang
Jasa Perencanaan Urban yang dipilih melalui seleksi berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Melalui KAK ini, konsultan yang
ditunjuk diharapkan dapat melakukan pekerjaan perencanan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas semua
kegiatan yang dikerjakannya.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
2. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan adalah untuk menyusun dokumen Rencana Rinci Tata
Ruang (RTR) Kawasan Pelabuhan Gilimanuk sebagai penjabaran dari
RTRWP Provinsi Bali dan RTRWK Jembrana yang selanjutnya menjadi
rujukan dalam pengembangan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTR
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
Tujuan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang (RTR) Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk adalah :
a. Mendayagunakan dan menjabarkan RTRWP Bali dan RTRWK
Jembrana di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
b. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi
operasional penataan ruang di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
c. Sebagai arah perwujudan struktur ruang dan pola ruang Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk sebagai kawasan strategis pelabuhan.
d. Menegaskan blok-blok zonasi peruntukan ruang dari berbagai fungsi
kegiatan bagi perwujudan kawasan pelabuhan penyeberangan.
e. Memberikan arah lokasi investasi yang tegas kepada pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha.
f. Memberikan arahan bagi penyusunan program-program pembangunan
fisik di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
g. Memberikan arah pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih tegas dan
operasional.
3. Sasaran
Sasaran penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk adalah :
a. Umum
Teroperasionalkannya RTRWP Bali dan RTRWK Jembrana.
Terciptanya harmonisasi wujud ruang antara kepentingan
pelestarian lingkungan, kegiatan pelabuhan, kegiatan sosial
ekonomi dan kegiatan sosial budaya.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
Tersedianya pedoman pengembangan program pembangunan
kawasan.
Tersedianya pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan.
Terakomodasinya berbagai kepentingan stakeholder secara
harmonis.
b. Khusus
Terwujudnya RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk dalam bentuk Materi
Teknis, Album Peta Rencana Tata Ruang, Indikasi Program
Pembangunan serta naskah Rancangan Peraturan Daerah tentang RTR
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan adalah di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
5. Data Dasar
a. Data-data kebijakan dan peraturan seperti : Perda No. 16/2009 tentang
RTRWP Bali, Raperda RTRWK Jembrana, kebijakan dan peraturan lain
terkait.
b. Data-data kondisi fisik sosial budaya dan ekonomi kawasan terkait.
c. Konsultan wajib menyediakan peta dasar kawasan berbasis Citra Satelit
dan penggunaan lahan terkini.
d. Selain data di atas, konsultan wajib mencari data yang diperlukan
dengan usahanya sendiri. Konsultan juga wajib menguji kebenaran data
yang diperoleh, kesalahan perencanaan kabiat kesalahan data menjadi
tanggungjawab konsultan.
E.2. APRESIASI DAN INOVASI
1. Apresiasi
a. Referensi Hukum dan Standar Teknis
Semua produk pengaturan Tata Ruang harus bersifat hirarkis dan
komplementer sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sesuai dengan
konstelasi peraturan perundang-undangan penataan ruang,
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi merupakan
penjabaran sampai tingkat ketentuan operasional dari Peraturan
Daerah Provinsi Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali serta
tetap mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan semua turunannya.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan
dalam penyusunan rencana tata ruang kawasan ini antara lain
adalah :
(1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
(2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
(3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
(5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang;
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
(7) Peraturan Pemerintah Nomor 68/2010 tentang Bentuk dan
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
(8) Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
(9) Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
(10) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali.
b. Pengertian dan Definisi
Beberapa pengertian dasar perencanaan dalam pekerjaan Penyusunan
RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk seperti yang tercantum dalam UU
RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU RI Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Mentri PU No. 20 Tahun
2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten Kota, adalah sebagai berikut :
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.
Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur
ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam
kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang.
Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya
dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan
zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan
khusus yang ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan,
dan/atau persil.
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi,
dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota,
rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan
strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten/kota.
Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR
adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya
disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP
adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis
kabupaten/kota yang akan atau perlu
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan
di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta
perlindungan lingkungan maritim.
Kepelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang
dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat
perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong
perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan
tata ruang wilayah.
Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem
kepelabuhanan yang memuat peran, fungsi, jenis, hierarki
pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan Nasional, dan lokasi
pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta
keterpaduan dengan sektor lainnya.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional,
alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam
jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi.
Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan
laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat
asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan
laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan
bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.
Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam
sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat
penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,
dan/atau tempat bongkar muat barang.
Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang
terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari
pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan
usaha pokoknya.
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan
secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di
sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang
dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.
2. Inovasi
a. Umum
Perencanaan merupakan bagian awal dari proses keseluruhan
pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tanpa sebuah rencana tidak
akan mencapai tujuan dan sasaran, oleh karena itu keberadaan sebuah
rencana sangat mutlak diperlukan, mulai dari Rencana Makro seperti
rencana pembangunan kota dan wilayah, hingga Rencana Mikro seperti
struktur dan infrastruktur yang merupakan sarana dan prasarana
pengembangan kota dan wilayah itu sendiri. Maka dari itu sangatlah
bijak apabila semua kawasan yang ada di wilayah Bali mempunyai
rencana pengembangan kawasan terutama kawasan khusus
(konservasi, cepat tumbuh) dan kawasan strategis. Rencana Tata Ruang
(RTR) merupakan bagian dari rencana tata ruang (spatial planning)
untuk pedoman mengarahkan pembangunan kawasan menuju tujuan
dan sasaran yang ditetapkan, dalam RTR Kawasan, Rencana
Penggunaan Lahan, Rencana Peruntukan Pemanfaatan/Fungsi Ruang
dan Rencana Struktur Ruang serta Pedoman/Persyaratan Teknis yang
diijinkan dalam pembangunan sarana dan prasarana kawasan.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
b. Pemahaman tentang Pelabuhan
Menurut R. Bintarto, pelabuhan mempunyai empat arti, meliputi :
(1) Arti ekonomis karena pelabuhan mempunyai fungsi sebagai
tempat ekspor impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang saling
berhubungan sebab akibat.
(2) Arti budaya karena pelabuhan menjadi tempat pertemuan
berbagai bangsa, sehingga kontak-kontak sosial budaya dapat
terjadi dan berpengaruh terhadap masyarakat setempat.
(3) Arti politis karena pelabuhan mempunyai nilai ekonomis dan
merupakan urat nadi negara, maka harus dipertahankan.
(4) Arti geografis karena keterkaitannya dengan lokasi dan syarat-
syarat dapat berlangsungnya suatu pelabuhan.
c. Arahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun
2008 tentang RTRWN
Dalam Pasal 24 ayat (1) RTRWN disebutkan bahwa jaringan
transportasi penyeberangan terdiri atas pelabuhan penyeberangan dan
lintas penyeberangan.
Selanjutnya disebutkan jaringan transportasi penyeberangan terdiri atas
pelabuhan penyeberangan dan lintas penyeberangan.
Pelabuhan penyeberangan terdiri atas :
Pelabuhan penyeberangan lintas antar provinsi dan antar negara;
Pelabuhan penyeberangan lintas antar kabupaten/kota; dan
Pelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten.
Lintas penyeberangan terdiri atas :
lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antar
jaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api antar
provinsi;
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan antar
jaringan jalan pada kawasan perbatasan;
lintas penyeberangan lintas kabupaten/kota yang menghubungkan
antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam
provinsi; dan
lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten/kota yang
menghubungkan antarjaringan jalan kabupaten/kota dan jaringan
jalur kereta api dalam kabupaten/kota.
Pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan dengan
lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antar
jaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api antar provinsi.
d. Arahan Perda No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali
Pengembangan sistem jaringan transportasi darat di Provinsi Bali
diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan,
pelabuhan penyeberangan, peningkatan kuantitas dan kualitas
pelayanan angkutan umum, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
pengembangan sistem jaringan transportasi darat lainnya.
Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan salah satu Kawasan Strategis
Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi adalah
salah satu pelabuhan penyeberangan di Provinsi Bali yang berfungsi
untuk pelayanan penyeberangan antar provinsi. Lintas penyeberangan
Pelabuhan Gilimanuk adalah lintas penyeberangan antar provinsi pada
perairan Selat Bali antara Pelabuhan Ketapang (Provinsi Jawa Timur)
dengan Pelabuhan Gilimanuk.
Arahan peraturan zonasi kawasan di sekitar penyeberangan, mencakup:
pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional dan
pengembangan kawasan pelabuhan;
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
pembatasan pemanfaatan ruang di dalam Daerah Lingkungan
Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
harus mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
pemanfaatan ruang pada kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di
sekitar badan air di sepanjang lintas penyeberangan dilakukan
dengan tidak mengganggu aktivitas penyeberangan.
e. Arahan RTRWK Jembrana
Berdasarkan RTRWK Jembrana, pelabuhan penyeberangan di
Kabupaten Jembrana terdapat di Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Pelabuhan penyeberangan ini merupakan pelabuhan penyeberangan
satu-satunya yang menghubungkan pulau Bali dengan pulau-pulau
lainnya terutama Jawa. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan
Gilimanuk ke depan diarahkan untuk optimalisasi dalam melayani jam-
jam puncak, mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang serta
mengembangkan rute-rute penyeberangan baru.
E - 15
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
f. Gambaran Umum Kawasan Perencanaan
Batas Administrasi
Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk Pulau Bali, dimana
melalui Pelabuhan Gilimanuk yang terletak di ujung barat wilayah
Kabupaten Jembrana, manusia, barang dan jasa akan masuk
menuju ke Kabupaten Buleleng, di sebelah utara dan Kabupaten
Tabanan, Badung, Kota Denpasar di bagian timur dan selanjutnya
kabupaten lainnya di bagian timur Pulau Bali.
Pelabuhan Gilimanuk yang berfungsi untuk pelayanan kapal
penyeberangan antar provinsi dan wilayah sekitarnya terletak di
Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Kelurahan Gilimanuk
memiliki luas wilayah sebesar 5.601 Ha, dengan batas-batas
administrasi sebagai berikut :
Utara : Teluk Gilimanuk
Selatan : Desa Sumberklampok, Kab. Buleleng
Barat : Selat Bali
Selatan : Desa Melaya
Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk, dapat dilihat pada Gambar E.1.
Kondisi Fisik Dasar
(1) Topografi
E - 15
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Keadaan topografi di Kelurahan Gilimanuk bervariasi dengan
bentuk permukaan wilayah datar, landai, berbukit dan curam.
E - 16
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Gambar E.1. Orientasi Wilayah Studi
Kabupaten Jembrana
Kecamatan Melaya
Kelurahan Gilimanuk Provinsi Bali
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Titik tertinggi di Kelurahan Gilimanuk adalah 616 m
sedangkan titik terendah adalah 3 m dengan jarak antara titik
tertinggi dan terendah adalah 7 m sedangkan rata-rata
kemiringan tanah adalah 8,76 m.
(2) Fisiografi dan Morfologi
Kondisi fisografi dan morfologi di Kelurahan Gilimanuk
digambarkan melalui kondisi fisiografi dan morfologi
Kabupaten Jembrana secara umum. Pada bagian utara wilayah
Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan morfologi
pegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman,
Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut,
Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Wilayah bagian utara
ini memiliki kemiringan lereng yang bervariasi dengan
vegetasi utama adalah hutan lindung. Di bagian selatan
wilayah Kabupaten Jembrana mengalir beberapa sungai antara
lain Sungai Klatakan, Belatung, Sangiang Gede, Nyangkrut
dan Tukad Daya. Keberadaan sungai tersebut sekaligus
membagi wilayah Kabupaten Jembrana bagian Selatan
menjadi dua kelompok morfologi yaitu wilayah datar sampai
bergelombang dan wilayah berbukit bukit.
(3) Geologi
Kondisi geologi digambarkan melalui kondisi geologi
Kabupaten Jembrana secara umum. Berdasarkan data peta
geologi Kabupaten Jembrana (Purbo Hadiwidjojo) dapat
diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari
beberapa jenis batuan, yaitu :
Formasi Gamping Agung
Batuan Gunung Api Jembrana
Formasi Palasari Formasi
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Alluvium Formasi Sorga
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten
Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :
Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)
Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten
Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan
Mendoyo (25.985 Ha), di Kecamatan Melaya (16.319 Ha),
Kecamatan Negara (14.130 Ha) dan Kecamatan Pekutatan
(12.169 Ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk
abu vulkanik intermediet dengan kandungan bahan
organik yang rendah sampai sedang dan pH berkisar
antara 4,5 – 5,5.
Tanah Alluvial Coklat Kelabu
Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas
kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di
Kecamatan Negara (5.725 Ha).
Tanah Mediteran Coklat
Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gamping
dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit
bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan
Melaya (1.878 Ha).
Tanah Regosol Coklat Kelabu
Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan
Negara seluas 772 Ha dan di wilayah Kecamatan
Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk
vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai
sampai berombak.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Tanah Alluvial Hidromorf
Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara
khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan. Luas jenis
tanah ini kurang lebih 1.420 Ha. Tanah ini merupakan
sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir
dan pecahan karang.
Masing-masing jenis tanah tersebut di atas mempunyai tekstur
yang berbeda beda umumnya tekstur wilayah di Kabupaten
Jembrana tergolong tekstur halus (kandungan liat sangat
tinggi). Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir)
merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai
dari wilayah Kabupaten Jembrana.
(4) Hidrogeologi
Kondisi hidrogeologi digambarkan melalui kondisi
hidrogeologi Kabupaten Jembrana secara umum. Kabupaten
Jembrana mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam
sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya
dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi
tersebut meliputi sungai, mata air, sumur galian dan
bendungan.
Sungai
Di wilayah Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sungai
yang mengalir dan bermuara di Kecamatan Negara,
Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Sungai terpanjang
adalah Tukad Biluk Poh yaitu sepanjang 28.000 km yang
terletak di Kecamatan Mendoyo. Hanya terdapat 3 (tiga)
sungai yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air untuk
pemenuhan kebutuhan air, yaitu Pangkung Gayung, Yeh
Embang dan Pangkung Apit.
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Mata Air dan Sumur Galian
Berdasarkan data dari laporan PDAM Kabupaten
Jembrana (2011), sumber mata air yang telah
dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 3 titik
mata air, dengan debit 47 l/detik. Sedangkan jumlah
sumur gali yang telah dimanfaatkan sebanyak 332 l/dt.
Bendungan
Untuk mengatasi kekurangan pasokan kebutuhan air maka
dilakukan pembuatan bendungan dengan tujuan agar debit
sungai bisa lebih stabil sehingga ketersediaan air baku
bagi PDAM lebih terjaga. Terdapat 17 bendungan di
Kabupaten Jembrana dengan kapasitas bendungan berkisar
antara 0,173 m3/detik – 1,920 m3/detik.
Potensi Air Tanah
Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan
dan struktur geologi yang ada di bawah permukaan tanah.
Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi
aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian
besar wilayah Kabupaten Jemburana struktur hidrologinya
tergolong memiliki akuifer produktif sehingga
memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih.
Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi
dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di
Kecamatan Negara, Melaya (Nusasari dan Moding) dan
Pekutatan (Pekutatan Persil).
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
(5) Curah Hujan
Curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, letak
geografis dan perputaran arus udara. Oleh karena itu julah
curah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamatan. Dari 10 stasiun pencatatan, untuktahun 2009
curah hujan yang terbanyak terjadi di Kabupaten Jembrana
yaitu pada bulan September dengan rata-rata curah hujan
mencapai 228,14 mm dengan rata-rata 10 hari hujan.
Tabel E.1Curah Hujan pada Stasiun Pengamatan
di Kabupaten Jembrana Tahun 2009
No.
BulanNomor dan Tempat Stasiun Pencatat
Melaya Palasari Tetelan Cekik NegaraPoh
SantenTgl
CangkringRambutsiwi Gumbrih
1 Januari - - - - - 299 152 244 -
2 Februari - - - - - 252 161 281 -
3 Maret - 154 - - 101 208 202 156 -
4 April - 78 - - 90 62 56 56 -
5 Mei - - - - 253 - 184 2 -
6 Juni - - - - - 2 15 22 -
7 Juli - - - - - 113 89 113 -
8 Agustus - - - - 6 3 3 - -
9 September - - - - 415 399 206 255 -
10 Oktober - - - - 239 294 243 520 -
11 Nopember - - - - 10 18 25 46 -
12 Desember - - - - 240 275 211 408 -
Jumlah 0 232 0 0 1354 1925 1547 2103 0
Sumber : Kabupaten Jembrana Dalam Angka, 2010
Pemanfaatan Ruang
(1) Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kelurahan Gilimanuk terdiri dari jenis
penggunaan untuk hutan, pekarangan dan penggunaan
lainnya. Kelurahan Gilimanuk dengan luas lahan sebesar
5.601 Ha didominasi oleh penggunaan lahan untuk hutan
seluas 5.200 Ha (92,84%).
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Tabel berikut merupakan rincian penggunaan lahan di
Kelurahan Gilimanuk.
Tabel E.2Penggunaan Lahan di Kelurahan Gilimanuk
Tahun 2010
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Sawah -
2. Tegal/Huma -
3. Perkebunan -
4. Hutan 5.200
5. Pekarangan 325
6. Tambak -
7. Lainnya 71,10
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
(2) Fasilitas Lingkungan
Pada umumnya bangunan di Kelurahan Gilimanuk memiliki
fungsi sebagai bangunan tempat tinggal, penggunaan lainnya
adalah untuk toko/perdagangan dan industri kerajinan. Untuk
lebih jelasnya mengenai jumlah bangunan menurut
penggunaannya di Kelurahan Gilimanuk dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel E.3Jumlah Bangunan menurut Penggunaannya
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
No. Jenis Penggunaan Jumlah (Unit)
1. Tempat Tinggal 1.645
2. Bukan Tempat Tinggal 79
3. Toko/Perdagangan 126
4. Industri Kerajinan 44
Jumlah 1.894
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Fasilitas Sosial dan Umum
Fasilitas Pendidikan
Secara umum fasilitas pendidikan di Kelurahan Gilimanuk
cukup lengkap mulai dari jenjang pendidikan TK sampai
dengan SMA. Fasilitas pendidikan tingkat SD merupakan
jenis fasilitas pendidikan yang paling banyak terdapat di
Kelurahan Gilimanuk.
Tabel E.4Jumlah Fasilitas Pendidikandi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No.Jenis Fasilitas
PendidikanJumlah (Unit)
1. TK 3
2. SD 5
3. SLTP 2
4. SMA 1
5. Akademi/Universitas -
Jumlah 11
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Fasilitas Kesehatan
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Guna memberikan pelayanan kesehatan kepada
penduduknya, maka di Kelurahan Gilimanuk tersedia
berbagai jenis fasilitas kesehatan. Jumlah dan persebaran
fasilitas kesehatan di Kelurahan Gilimanuk dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel E.5Jumlah Fasilitas Kesehatan
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah (Unit)
1. Poliklinik/Polindes -
2.Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
1
3. RS Bersalin/BKIA -
4. Posyandu 8
Jumlah 9
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan di Kelurahan Gilimanuk cukup
lengkap tersedia untuk semua pemeluk agama, yaitu
masjid, gereja, pura dan klenteng/vihara.
Untuk Pura, terdapat tiga jenis Pura yaitu Pura Dang
Kahyangan, Kahyangan Tiga, dan Pura lainnya. Untuk
lebih jelasnya mengenai jumlah dan persebaran fasilitas
peribadatan serta tingkatan Pura di Kelurahan Gilimanuk
dapat dilihat pada tabel berikut.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel E.6Jumlah Tempat Peribadatan menurut Agama
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1. Masjid/Langgar/Mushola 14
2. Gereja 2
3. Pura 7
4. Klenteng/Vihara 1
Jumlah 24
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Tabel E.7Jumlah Pura menurut Tingkatannyadi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Tingkatan Pura Jumlah (Unit)
1. Sad Kahyangan -
2. Dang Kahyangan 1
3. Kahyangan Tiga 2
4. Pura Subak -
5. Pura lainnya 3
Jumlah 6
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga yang terdapat di Kelurahan Gilimanuk
meliputi lapangan olahraga berupa lapangan sepakbola,
bola voli, tenis meja, dan bulu tangkis. Untuk lebih
jelasnya mengenai fasilitas olahraga di Kelurahan
Gilimanuk dapat dilihat pada tabel berikut.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel E.8Jumlah Fasilitas Olahraga
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Fasilitas Olahraga Jumlah (Unit)
1. Sepakbola 1
2. Volley Ball 3
3. Tenis Meja 3
4. Bulutangkis 1
5. Lainnya -
Jumlah 8
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Fasilitas Ekonomi
Fasilitas ekonomi yang terdapat di Kelurahan Gilimanuk
meliputi pusat-pusat niaga seperti pasar, kelompok pertokoan,
rumah makan, warung, art shop serta perkantoran seperti
sarana bank dan lembaga keuangan lainnya.
Tabel-tabel di bawah ini menyajikan data-data pusat-pusat
niaga dan perkantoran di Kelurahan Gilimanuk.Provinsi Bali
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel E.9Jumlah Pusat Perniagaan
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1. Pasar Umum 1
2. Pasar Hewan -
3. TPI -
4. Kelompok Toko 1
5. Rumah Makan/Restoran 16
6. Warung 225
7. Art Shop 13
Jumlah 256
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Tabel E.10Jumlah Sarana Bank dan Lembaga Keuangan
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)
1. Bank 3
2. LPD 1
3. BUUD/KUD -
4. Lainnya 2
Jumlah 6
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Kependudukan
(1) Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Gilimanuk berdasarkan data
BPS Tahun 2010 berjumlah total 8.352 jiwa dengan tingkat
kepadatan penduduk adalah sebesar 149 jiwa/km2.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(2) Struktur Penduduk
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Dari data struktur penduduk di kawasan perencanaan
berdasarkan kelompok umur, diketahui bahwa kelompok
umur 30 – 34 tahun yang tergolong dalam usia produktif
menunjukkan angka yang paling tinggi yaitu sebesar 833 jiwa
atau 9,8%. Sedangkan penduduk pada kelompok umur 65 – 69
tahun yang tergolong dalam usia tidak produktif menunjukkan
angka yang paling rendah yaitu sebesar 165 jiwa atau 1,9%.
Sedangkan berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin
Tahun 2010 di Kelurahan Gilimanuk yang dikeluarkan oleh
BPS, jumlah penduduk laki-laki hampir sebanding jumlahnya
dengan penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki
sebesar 4.155 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 4.197
jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,99%.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk di
Kelurahan Gilimanuk berdasarkan kelompok umur dapat
dilihat pada tabel dan gambar berikut.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel E.11Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Kelompok UmurJumlah Penduduk (jiwa)
L P1. 0 – 4 371 3922. 5 – 9 409 3913. 10 – 14 419 3404. 15 – 19 388 3155. 20 – 24 402 3146. 25 – 29 351 3657. 30 – 34 381 4528. 35 – 39 290 3269. 40 – 44 261 31610. 45 – 49 310 35711. 50 – 54 303 20312. 55 – 59 149 10713. 60 – 64 109 12814. 65 – 69 89 7615. >70 101 103
Total 4.333 4.185Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Gambar E.3Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
PerempuanPerempuan Laki-lakiLaki-laki
Kelompok Umur (Tahun)
(Jiwa)
(Jiwa)
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Struktur Penduduk Menurut Agama
Penduduk di Kelurahan Gilimanuk cenderung heterogen
dalam memeluk agama, mengingat di kawasan ini banyak
terdapat penduduk pendatang. Penduduk di Kelurahan
Gilimanuk pada umumnya memeluk agama Islam dan Kristen
Protestan.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk di
Kelurahan Gilimanuk berdasarkan agama dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel E.12Jumlah Penduduk menurut Agama
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis AgamaJumlah (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
1. Islam 1.982 2.0272. Kristen Protestan 2.262 1.9173. Katolik 2 34. Hindu 52 615. Buddha 20 26
Jumlah 4.318 4.034 Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Prasarana dan Utilitas Umum
(1) Jaringan Transportasi
A. Jaringan Jalan dan Terminal
Tabel berikut menyajikan panjang jalan menurut jenisnya
di Kelurahan Gilimanuk.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel E.13Panjang Jalan menurut Jenisnya
dan Jumlah Jembatandi Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Jalan Panjang (Km)
1. Aspal 21,75
2. Diperkeras 9,00
3. Tanah 28,00
4. Jembatan 2,00
Jumlah 60,75
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Tabel E.14Panjang Jalan Aspal menurut Jenisnya
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Jenis Jalan Panjang (Km)
1. Negara 3,37
2. Provinsi 1,91
3. Kabupaten 16,47
Jumlah 21,75
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
Terdapat satu buah terminal penumpang di Kelurahan
Gilimanuk yaitu Terminal Gilimanuk yang terletak dekat
pelabuhan Gilimanuk.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
B. Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk
Sarana Angkutan
penyebrangan di
Pelabuhan Gilimanuk
yaitu :
Dermaga Movable : 2
Buah
Dermaga Ponton : 1 Buah
Dermaga LCM : 2 Buah
Kapal : 22 Buah
Jembatan Timbang : 1 Buah
Kapasitas muat kapal penyeberangan sebanyak 31.272
orang dan 3.382 kendaraan dengan 8 trip per hari, fasilitas
penyeberangan juga dilengkapi sarana parkir seluas 900
m2 termasuk bangunan penunjang.
Sarana administrasi dan pengamanan Pelabuhan
Penyeberangan Gilimanuk, meliputi :
Syahbandar
KP3 Polsek
Angkatan Laut
Satuan Polisi Air
PT. ASDP
PJR (Polisi Jalan Raya)
PM (Polisi Militer)
Karantina Hewan
Karantina Tumbuhan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(2) Utilitas Umum
A. Listrik
Sumberdaya energi adalah sebagian dari sumberdaya alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan atau
energi baik secara langsung maupun dengan proses
konservasi atau transportasi. Pengembangan sumberdaya
energi dimaksudkan untuk menunjang penyediaan
jaringan listrik dan pemenuhan energi.
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dalam
menunjang kesejahteraan hidup masyarakat. Pemakaian
energi listrik akan semakin terasa pentingnya dari waktu
ke waktu, seiring dengan perkembangan teknologi yang
umumnya menggunakan energi listrik sebagai sumber
tenaga. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik di
Kabupaten Jembrana termasuk juga di Kelurahan
Gilimanuk tidak semata-mata sebagai sumber penerangan
di malam hari, tetapi juga menunjang kegiatan sehari-hari
pada berbagai aspek kehidupan.
Tabel E.15Jumlah Rumah Tangga menurut Jenis Penerangan
di Kelurahan Gilimanuk Tahun 2010
No. Sumber Penerangan Jumlah RT
1. Listrik 2.401
2. Minyak Tanah 4
3. Lainnya -
Jumlah 2.801
Sumber : Kecamatan Melaya dalam Angka Tahun 2011
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
B. Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Jembrana
1. Umum
Daerah pelayanan pada sistem penyediaan air minum
Kabupaten Jembrana meliputi : Kecamatan Melaya,
Kecamatan Negara, Kecamatan Mendoyo, dan
Kecamatan Pekutatan. Sumber air baku penyediaan air
baku PDAM unit Melaya dan Pekutatan berasal dari
sumber air tanah melalui sumur bor. Sedangkan
penyediaan air baku PDAM unit Negara dan Mendoyo
sebagian dari sumur bor dan beberapa memanfaatkan
sumber mata air dan air permukaan.
2. Pemenuhan Penyediaan Air Minum
Pemenuhan air baku untuk penyediaan air minum
PDAM Jembrana kapasitas sumber air 126,00 lt/dt
untuk unit Negara, kapasitas sumber air 50,00 lt/dt unit
Mendoyo, 18.00 lt/dt unit Pekutatan, dan 42.00 lt/dt
untuk unit Melaya. Total kapasitas sumber air baku
PDAM Badung saat ini sebesar 236 lt/dt. Berdasarkan
laporan (PDAM, 2010) bahwa kapasitas sumber yang
didistribusikan pada Bulan April 2010 ke pelanggan
sebesar 389,250.00 m3.
3. Cakupan Pelayanan
Tingkat pelayanan air minum PDAM Jembrana rata-
rata sebesar 44.50%. Sedangkan tingkat pelayanan di
bawah 55% terdapat di unit pelayanan Pekutatan dan
pelayanan dibawah 45% terdapat di unit pelayanan
Negara, Melaya dan Mendoyo.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Pelayanan dan konsumsi air pada masing-masing unit
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel E.15Pelayanan dan Konsumsi Air di Kabupaten Jembrana
No. UraianDaerah Pelayanan PDAM Jembrana
Unit Melaya
Unit Negara
Unit Mendoyo
Unit Pekutatan
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk Terlayani (jiwa)
Domestik/SR (unit)
KU (unit)
Kapasitas Produksi (Lt/dt)
44.705
25.226
4.120
5
42
121.627
54.582
8.797
18
126
49.532
27.672
3.612
60
50
21.761
7.798
1.233
4
18
Sumber : PDAM, Tahun 2010
E.3. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI PEKERJAAN
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk
kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang
paling pokok adalah penyusunan uraian teknis pelaksanaan pekerjaan. Uraian
teknis pelaksanaan pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan.
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini pada nantinya akan
memperhatikan lingkup pekerjaan yang telah tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja yang telah ada.
Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh
kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Pendekatan Studi
Dalam Penyusunan RTR
Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk akan digunakan
beberapa metode
pendekatan. Perlunya
keterpaduan dalam
Penyusunan RTR Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk
merupakan hal yang
krusial, sebab potensi dan
permasalahan di kawasan
ini pun bersifat kompleks.
Dalam Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk ini titik tumpunya
adalah pada pendekatan kesejahteraan yang manusiawi dan berkeadilan
sosial serta berwawasan lingkungan. Penekanannya pada human oriented
dimana manusia yang kehidupan dan penghidupannya berhubungan dengan
lahan dan perekonomian dimana mereka tinggal, serta pengaruh dan
akibatnya dengan daerah sekitarnya.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, dikaji 3 model yaitu :
a. Pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
c. Konservasi lingkungan.
Pendekatan dasar pemanfaatan ruang dalam mencapai kesejahteraan
tersebut kemudian diterjemahkan kedalam 4 (empat) buah azas perencanaan
yaitu azas demokratisasi ruang, azas kesesuaian pemanfaatan ruang, azas
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta azas sinergi
wilayah.
PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTANPendekatan Pada “Human Oriented”
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi pemanfaatan ekosistem
alamiah sedemikian rupa sehingga kapasitas fungsionalnya dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Secara garis besar
konsep pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu : (1).
Ekologis, (2). Sosial Ekonomi Budaya, (3). Sosial Politik, dan (4). Hukum.
a. Dimensi Ekologis
Persyaratan pembangunan berdasarkan dimensi ekologis adalah
keharmonisan sosial, kapasitas asimilasi dan pemanfaatan
berkelanjutan.
Keharmonisan sosial, bahwa dalam suatu wilayah pembangunan
hendaknya tidak seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan
tetapi harus pula dialokasikan untuk zona preservasi dan
konservasi.
Kapasitas asimilasi dimana setiap limbah yang masuk dalam
wilayah ini harus sesuai dengan daya asimilasinya yaitu
kemampuan kawasan untuk menerima suatu jumlah limbah
tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan
atau kesehatan yang tidak dapat ditoleransi.
Pemanfaatan berkelanjutan dengan kriteria pemanfaatan yang
disesuaikan dengan jenis sumberdaya. Untuk sumberdaya yang
dapat pulih (renewable resources) adalah bahwa laju
pemanfaatannya (ekstraksi) tidak boleh melebihi kemampuannya
untuk memulihkan pada suatu periode tertentu. Sedangkan untuk
sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable resources) harus
dilakukan dengan cermat, sehingga efeknya tidak merusak
lingkungan sekitarnya.
b. Dimensi Sosial Ekonomi Budaya
Persyaratan secara sosial ekonomi adalah bahwa manfaat/keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan ruang suatu kawasan serta sumberdaya
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
alamnya harus diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk sekitar kegiatan (proyek) tersebut, terutama mereka yang
termasuk ekonomi lemah, guna menjamin kelangsungan pertumbuhan
ekonomi kawasan itu sendiri.
Dimensi Sosial Politik
Pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam
sistem dan suasana politik yang demokratis dan transparan.
Dimensi Hukum
Peryaratan yang diajukan secara hukum lebih bersifat personal
yaitu mensyaratkan pengendalian diri dari setiap masyarakat untuk
tidak merusak lingkungan.
Selain itu Pendekatan Inovatif : Peran-Serta Masyarakat Dalam Penataan
Ruang dinilai sangat penting, karena hasil-hasil Penataan Ruang pada
akhirnya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat, serta
demi tercapainya tujuan-tujuan Penataan Ruang seperti diatur dalam UU
No. 26 Tahun 2007, yaitu :
a. Terselenggaranya Penataan Ruang yang berwawasan lingkungan;
b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan
kawasan budidaya;
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan melibatkan masyarakat secara
aktif dan menyeluruh dalam Penataan Ruang adalah :
a. Adanya perbaikan mutu hasil-hasil perencanaan (Aspek Perencanaan).
b. Mempermudah terwujudnya pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
Rencana yang telah ditetapkan (Aspek Pemanfataan).
c. Ditaatinya keputusan-keputusan dalam rangka menertibkan
pemanfaatan ruang (Aspek Pengendalian).
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan perencanaan
Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk adalah : pendekatan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
politis, pendekatan strategis, pendekatan teknis serta pendekatan
pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum, dan
perundang-undangan secara koordinatif agar rencana tata ruang yang
disusun dapat dimanfaatkan secara konsisten, serta mempunyai kekuatan
hukum.
a. Pendekatan Politis yang menyangkut berbagai aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
b. Pendekatan Strategis yang menyangkut penentuan fungsi kawasan,
pengembangan kegiatan kawasan dan pengembangan tata ruang
kawasan yang merupakan penjabaran dan pengisian rencana jangka
menengah dan rencana jangka panjang daerah.
c. Pendekatan Teknis menyangkut upaya optimasi pemanfatan ruang
kawasan diantaranya meliputi penataan lingkungan kawasan,
manajemen pertanahan, pengadaan fasilitas dan utilitas secara tepat.
Mengefisiensikan pola angkutan, menjaga kelestarian dan
meningkatkan kualitas lingkungan sesuai dengan kaedah teknis
perencanaan baik ditinjau dari kriteria lokasi maupun standar teknik
kawasan.
d. Pendekatan Pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi,
keuangan, hukum dan perundang-undangan agar rencana tata ruang
kawasan yang disusun dapat dimanfaatkan dan dikendalikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Secara keseluruhan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
dilakukan berdasarkan kerangka pendekatan yang merupakan tahapan
pekerjaan yang terdiri dari :
a. Identifikasi kondisi aktual, potensi dan keterbatasan sumber daya alam
dan buatan serta kebijaksanaan daerah yang berlaku. Tahap ini
termasuk dalam tahap pengumpulan data.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
b. Menganalisis potensi dan perkembangan kawasan serta menganalisis
pola dan struktur tata ruang yang ada dalam hubungannya dengan
kebijakan-kebijakan daerah yang terkait. Tahap ini merupakan tahap
analisis.
c. Mengidentifikasi pokok permasalahan dan daya dukung ruang yang ada
sebagai dasar penyusunan konsepsi rencana.
d. Merumuskan rencana detail tata ruang berdasarkan konsepsi rencana
dan strategi pengembangannya. Tahap c dan d merupakan tahap
penyusunan rencana.
Metodologi
Metodologi dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji
kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal
yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar belakangi
berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Dalam
pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, perlu disusun
langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
Metodologi yang digunakan dalam proses pekerjaan Penyusunan RTR
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup
dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan Kerja.
Metodologi studi yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu meliputi :
Metodologi Pelaksanaan
Metodologi pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan adalah
berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sebagaimana yang
tercantum dalam KAK dengan beberapa modifikasi guna pencapaian
tujuan dan sasaran kegiatan yang diharapkan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
a) Metode Pengumpulan Data (Survey)
Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu melaui
survey primer dan survey sekunder.
Survey Primer
Survey ini dilakukan untuk memperoleh data primer dan
gambaran umum visual dan langsung mengenal kondisi
lingkungan secara fisik, penggunaan lahan, tata air, pola
pertanian dan sosial ekonomi wilayah studi. Selain itu tahapan
ini dimaksudkan untuk melakukan ground check hasil dari
interpretasi citra sehingga diperoleh informasi peta yang
sebenarnya sesuai kondisi lapangan.
Teknik yang dilakukan pada tahapan ini, diantaranya adalah :
(1) observasi : teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data primer dan melengkapi teknik
telaah dokumen, terutama untuk mendapatkan gambaran
yang utuh tentang daerah penelitian secara langsung di
lapangan.
(2) wawancara terstruktur dan dengan informan kunci :
teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer
secara langsung yang berguna untuk mempertajam
analisis.
Dari data primer ini kita dapat mengidentifikasi kondisi
faktual lapangan yang menyangkut bangunan dan
lingkungannya dengan pendokumentasian berupa foto-foto.
Selain itu dari data primer dapat menghasilkan issue-issue
baru yang tengah berkembang dan berpengaruh signifikan
terhadap kawasan perencanaan maupun kebijaksanaan tata
ruang yang telah ada.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Survey Sekunder (Instansional)
Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan
informasi yang telah terdokumentasikan dalam buku, laporan
dan statistik yang umumnya terdapat di instansi terkait. Di
samping pengumpulan data, pada kegiatan ini dilakukan pula
wawancara atau diskusi dengan pihak instansi mengenai
permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek yang
menjadi kewenangannya serta menyerap informasi mengenai
kebijakan-kebijakan dan program yang sedang dan akan
dilakukan. Beberapa bentuk data-data yang diperlukan dalam
tahap ini, diantaranya adalah :
(1) Data-data statistik kabupaten/kota dan telaah dokumen
perencanaan lainnya pada wilayah yang termasuk dalam
kawasan perencanaan.
(2) Data biofisik adalah lebih bersifat pada keadaan
sumberdaya alamnya yang antara lain :
Topografi dan kemiringan lereng;
Geologi, tanah dan geomorfologi;
Data iklim, yang meliputi data curah hujan,
kelembaban, temperatur udara dan jumlah bulan
basah/kering (time series : minimal 10 tahun
terakhir);
Data hidrologi;
Keadaan penutupan lahan (hutan, perkebunan,
belukar, alang-alang dan lain-lain);
Keadaan lahan kritis dan penyebarannya;
Penggunaan dan kondisi liputan lahan;
Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi : lokasi,
sumber bencana, besaran dampak, kondisi lingkungan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
fisik, kegiatan bangunan yang ada, fasilitas dan jalur
kendali yang telah ada;
Data lainnya yang diperlukan (banjir, kekeringan,
intensifikasi pertanian, perkebunan, industri dan
sebagainya).
Teknik Pengumpulan Data Bi o - Fisik
Pengumpulan data bio-fisik dilaksanakan dengan
mewawancarai/mencatat informasi yang tersedia pada
instansi/dinas yang berkompeten atau langsung di
stasiun-stasiun yang bersangkutan atau dengan
menganalisa/interpretasi peta atau citra/foto udara
yang tersedia.
Data iklim dapat diperoleh dari instansi/stasiun iklim
yang ada di stasiun terdekat.
Data iklim yang dikumpulkan sedapat mungkin
selama jangka waktu sekurang-kurangnya 10 tahun
terakhir.
Data hidrologi dan prasarana pengairan diperoleh dari
Instansi/Dinas PU setempat atau instansi lain.
Data keadaan penggunaan lahan, khususnya
tentang hutan negara diperoleh dari instansi/Dinas
Kehutanan setempat (Kantor KPH/BLP).
(3) Data sosial ekonomi yang diperlukan antara lain :
Data sosial budaya, meliputi : jumlah dan kepadatan
penduduk, struktur penduduk (menurut usia dan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan
agama), karakteristik budaya yang membahas falsafah
budaya setempat, arah orientasi ruang, sistem
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
kemasyarakatan, sistem pemerintahan, sistem
kelembagaan, dan benda-benda peninggalan sejarah;
Data perekonomian yang meliputi : sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, industri, dan sektor lainnya;
Data sarana dan prasarana meliputi : fasilitas umum
(fasilitas pendidikan, perdagangan dan jasa,
peribadatan, dan kesehatan), data sistem jaringan
prasarana yang terdiri atas sistem transportasi,
jaringan air bersih, listrik, telekomunikasi, sanitasi,
dan jaringan irigasi.
Teknik Pengumpulan Data Sosial Ekonomi
Data dan informasi keadaan sosial-ekonomi
penduduk dapat berupa data primer maupun data
sekunder (statistik).
Data sosial ekonomi diperoleh dari instansi/dinas
yang terkait sampai pada tingkat kabupaten/kota.
Data ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
sosial ekonomi penduduk di dalam Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk.
Data tersebut meliputi : jumlah penduduk menurut
kelas umur, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat
pendidikan, perekonomian, sarana/prasarana
perhubungan dan penyuluhan pertanian.
Data tata bangunan dan lingkungan yang diperlukan
antara lain : intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH),
bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan
bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya
tarik lingkungan (node, landmark, dan lain-lain),
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
garis sempadan (bangunan, sungai, danau, pantai,
SUTT).
Teknik Pengumpulan Data Tata Bangunan dan
Lingkungan
Data dan informasi tata bangunan dan lingkungan di
kawasan perencanaan dapat berupa data primer
maupun data sekunder (statistik dan hasil studi
sebelumnya yang terkait).
Data primer diperoleh dengan cara pengamatan
langsung di kawasan perencanaan.
Data sekunder bisa diperoleh dari hasil studi yang
telah ada sebelumnya maupun dari arahan RTRWP
dan RTRWK. Data ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi tata bangunan dan lingkungan di
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
b) Metode Analisa
Analisis dilakukan terhadap informasi yang diperoleh baik data
primer (hasil survei lapangan) maupun data sekunder yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan pekerjaan seperti
yang tercantum dalam KAK.
Berdasarkan data (sekunder dan primer) yang akan diinventarisir
pada tahap survei, maka beberapa analisis yang dapat dilakukan
diantaranya :
1. Analisis Struktur Kawasan Perencanaan
Pada dasarnya analisis ini dilakukan dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
Ketentuan analisis struktur kawasan perencanaan
mengikuti kebijakan yang telah digariskan oleh RTRW.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Kedudukan dan skala dari sistem pergerakan, pemusatan
kegiatan, dan peruntukan lahan;
Arah perkembangan pembangunan kawasan;
Memperhatikan karakteristik dan daya-dukung fisik
lingkungan serta dikaitkan dengan tingkat kerawanan
terhadap bencana.
Komponen analisis struktur kawasan perencanaan meliputi :
Analisis Kependudukan
Komponen analisis kependudukan antara lain mencakup :
i. Analisis pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan;
Laju Pertambahan dan Proyeksi Penduduk
Analisis ini untuk mengidentifikasi kecenderungan
pertumbuhan penduduk yang berada di wilayah
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, dan kaitannya dengan
kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan di
kawasan tersebut. Laju pertambahan penduduk dan
proyeksi penduduk dihitung menggunakan metoda
geometrik. Adapun perumusan modelnya sebagai
berikut :
Pt = P0 (1+r)t
dimana :
Pt = jumlah penduduk tahun ke t
P0 = jumlah penduduk pada tahun awal perhitungan
r = laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu
(0-t)
Penyebaran Penduduk
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat
kepadatan penduduk di wilayah Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk, kaitannya dengan pemanfaatan lahan.
Penyebaran penduduk dihitung untuk keadaan
sekarang (eksisting), dan kecenderungan
penyebarannya secara spatial, serta arahan jumlah
penduduk yang dapat ditampung di wilayah yang
berada di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk. Analisis
dilakukan berdasarkan tingkat kepadatannya, dengan
rumus :
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) =
Kecenderungan Pertumbuhan Pusat-Pusat
Permukiman
Analisis ini untuk mengidentifikasi pertumbuhan pusat
permukiman yang cepat perkembangannya, dan
kaitannya dengan pemanfaatan lahan. Untuk itu akan
dilakukan analisis terhadap hirarki pusat-pusat
permukiman. Ada 3 (tiga) parameter yang digunakan
yaitu faktor lokasi, rangking pusat permukiman dan
kelengkapan sarana dan prasarana.
Faktor lokasi dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Ranking pusat permukiman akan dianalisis dengan
menggunakan perumusan Rank Size.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Po = Pusat permukiman dengan jumlah penduduk
tertinggi
Pn = Pusat permukiman dengan jumlah penduduk ke n
n = rank pusat permukiman
Kelengkapan sarana dan prasarana dianalisis dengan
menggunakan model skalogram, dengan cara sebagai
berikut:
Pusat permukiman diurutkan berdasarkan tingkat
kelengkapannya, makin banyak jenis sarana dan
prasarana yang dimiliki, pusat permukiman akan
ditempatkan pada posisi teratas (baris teratas), dan
sebaliknya.
Jenis sarana dan prasarana pusat permukiman
diurutkan dalam bentuk kolom dari kiri ke kanan,
kolom paling kiri ditempati jenis sarana dan
prasarana yang dipunyai oleh semua pusat
permukiman yang telah diurutkan, sedangkan kolom
terkanan ditempati jenis sarana dan prasarana yang
jarang dipunyai oleh pusat permukiman.
Selain melihat hirarki eksistingnya, kecenderungan
perkembangan pusat-pusat permukiman diperkirakan
berdasarkan peranannya dalam wilayah yang lebih
luas (propinsi, nasional, internasional), serta fungsi
yang telah ditetapkan dalam RTRWN/RTRW
Provinsi/RTRW kabupaten/kota.
ii. Analisis sosial budaya, meliputi :
Struktur penduduk menurut agama;
Struktur penduduk menurut pendidikan;
Struktur penduduk menurut mata pencaharian;
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Adat istiadat.
Analisis Fungsi Ruang
Komponen analisis fungsi ruang antara lain mencakup :
i. Perkembangan pembangunan, merupakan kebijakan
rencana pembangunan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah maupun swasta;
ii. Pusat-pusat kegiatan, dengan melakukan kajian
terhadap pemusatan kegiatan yang ada atau
direncanakan oleh rencana diatasnya.
iii. Analisis Kebijakan Tata Ruang bertujuan untuk
mengidentifikasi keterkaitan berbagai produk tata
ruang yang berkaitan dengan Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk, secara lintas wilayah dan lintas sektoral,
agar tercapai keterpaduan dalam rencana pemanfaatan
ruang. Analisis deskriptif kualitatif akan dilakukan
berdasarkan hirarki dari produk tata ruang mengacu
pada UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
WIL
AY
AH
PE
RK
OT
AA
N
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
WIL
AY
AH
PE
RK
OT
AA
N
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Gambar E.4. Klasifikasi Produk Rencana
iv. Kesesuaian dan daya dukung lahan, sebagai daya
tampung dan daya hambat ruang kawasan dalam
berkembang.
Salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui
kesesuaian dan daya dukung lahan adalah Analisis Fisik
Lingkungan, yang semuanya akan dikompilasi untuk
menghasilkan analisis daya dukung lingkungan
terhadap keberadaan dan perkembangan dari Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk meliputi :
Analisis Peta Topografi, yang dilakukan untuk
mendapatkan gambaran terhadap ketinggian dan
kelerengan di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
terkait dengan pengembangan dan penataan
kawasan tersebut.
Analisis Geologi, yang dilakukan untuk
mendapatkan gambaran kondisi batuan yang ada
sehingga dapat diketahui potensi adanya patahan-
patahan (sesar), kemungkinan potensi adanya air
tanah, serta arahan mitigasi bencana;
Peta Guna Lahan (Interpretasi Citra Satelit),
yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran
kondisi guna lahan eksisting sebagai sumber
informasi.
Pembagian fungsi ruang pengembangan,
merupakan struktur kawasan yang dibagi dalam
fungsi dan peran bagian-bagian kawasan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
v. Analisis Sistem Jaringan Pergerakan
Analisis pelayanan jaringan jalan (sarana dan
prasarana pendukung jaringan jalan)
Analisis kebutuhan interkoneksi dan intrakoneksi
jaringan, berdasarkan sistem pembentukan struktur
ruang.
2. Analisis Peruntukan Blok
Pada prinsipnya analisis peruntukan blok kawasan merupakan
kajian terhadap peruntukan dan pola ruang yang ada, dan
pergeseran serta permintaan dikemudian waktu, berdasarkan
pertimbangan distribusi penduduk, tenaga kerja, aksesibilitas,
nilai dan harga lahan, daya dukung lahan, daya dukung
lingkungan, daya dukung prasarana, dan nilai properti lainnya.
Komponen analisis meliputi :
(1) Pembagian Blok
Pada prinsipnya analisis ini bertujuan membagi kawasan
dalam bentuk atau ukuran, fungsi serta karakter kegiatan
manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam
blok-blok peruntukan lahan, sehingga mudah dalam alokasi
investasi, pengendalian, dan pengawasan.
Komponen analisis meliputi :
Deliniasi blok;
Alokasi lahan;
Rencana sistem prasarana kawasan;
Perangkat kelembagaan;
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Kawasan-kawasan yang memiliki kerentanan terhadap
bencana alam, perlindungan setempat dan kawasan
tertentu/khusus.
(2) Peruntukan Lahan
Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk mengatur
distribusi dan ukuran kegiatan manusia dan atau kegiatan
alam, yang dituangkan dalam blok dan sub blok peruntukan
lahan sehingga tercipta ruang yang produktif dan
berkelanjutan.
(3) Fasilitas Lingkungan
Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk mengatur
kebutuhan distribusi, luas lahan dan ukuran fasilitas sosial
ekonomi, yang diatur dalam struktur zona dan blok dan sub
blok peruntukan sehingga tercipta ruang yang aman,
nyaman, mudah, produktif dan berkelanjutan.
(4) Kawasan Mitigasi Bencana
Pada prinsipnya analisis ini bertujuan untuk meneliti dan
mengkaji sumber bencana, agar tercipta lingkungan
permukiman yang aman, nyaman dan produktif.
Komponen analisis meliputi :
Sumber dan macam bencana;
Frekuensi bencana;
Fasilitas dan jaringan penanggulangan bencana;
Cakupan wilayah terkena dampak;
Daya dukung dan daya hambat alam.
3. Analisis Utilitas Umum
Analisis pengembangan jaringan utilitas sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan, termasuk sistem makronya.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Meneliti kemungkinan dimensi, lokasi, pemanfaatan ruang
jalan sebagai jalur distribusi, dengan mempertimbangkan
topografi, lokasi/lingkungan perencanaan, tingkat pelayanan,
dan sebagainya.
4. Analisis Amplop Ruang
Analisis ini bertujuan untuk menciptakan ruang yang
akomodatif terhadap berbagai jenis kegiatan yang
direncanakan, dalam mewujudkan keserasian dan keasrian
lingkungan, dengan menetapkan intensitas pemanfaatan lahan
di dalam kawasan (image arsitektur, selubung bangunan, KDB,
KLB, KDH, KDNH).
Komponen analisis meliputi :
(1) Intensitas Pemanfaatan Ruang
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besaran
pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan
KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk.
Komponen analisis meliputi :
Koefisien Dasar Bangunan/KDB adalah prosentase
berdasarkan perbandingan antara seluruh luas lantai
dasar bangunan gedung luas lahan /tanah
perpetakan/daerah perencanaan.
Koefisien Lantai Bangunan/KLB adalah angka
perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh
bangunan gedung terhadap luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan, dengan indikator
analisis : harga lahan, ketersediaan dan tingkat
pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan
terhadap prasarana tambahan serta ekonomi dan
pembiayaan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Koefisien Dasar Hijau/KDH adalah angka prosentase
perbandingan antara luas ruang terbuka di luar
bangunan yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dengan luas tanah daerah
perencanaan, dengan indikator analisis : tingkat
pengisian/peresapan air (water recharge), besar
pengaliran air (kapasitas drainase), dan rencana tata
ruang (RTH, tipe zonasi, dan lain-lain).
Koefisien Tapak Bangunan/KTB adalah penetapan
besar KTB maksimum didasarkan pada batas KDH
minimum yang ditetapkan.
Koefisien Wilayah Terbangun/KWT
Prinsip penetapan KWT sama dengan penetapan KTB,
tetapi dalam unit blok peruntukan atau tapak (bukan
dalam unit persil).
Kepadatan Bangunan dan Penduduk adalah angka
prosentase perbandingan antara jumlah bangunan
dengan luas tanah perpetakan/kawasan perencanaan.
Catatan :
Kepadatan penduduk = kepadatan bangunan/ha x
besar keluarga rata-rata
Standar atau interval KDB dan KLB dapat merujuk
pada aturan yang berlaku dan dapat disesuaikan
dengan kondisi di daerah.
(2) Tata Massa Bangunan
Tata masa bangunan adalah bentuk, besaran, peletakan,
dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak yang
dikuasai. Pertimbangan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dan Jarak Bebas Bangunan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
GSB minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan
keselamatan, risiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan
dan estetika.
Faktor yang dianalisis adalah :
Garis sempadan bangunan;
Garis sempadan pagar.
Garis sempadan samping bangunan
Rumus dasar :
Untuk ruang milik jalan (rumija) < 8m, GSB minimum
= V2 rumija;
Untuk ruang milik jalan >= 8m, GSB minimum = Y2
rumija + 1 m;
Jarak antara bangunan gedung minimal setengah tinggi
bangunan gedung.
Pertimbangan Garis Sempadan Sungai (GSS) dan
Jarak Bebas Bangunan
GSS minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan
keselamatan, kenyamanan dan estetika, serta
kesehatan. Dengan mempertimbangkan :
Kedalaman sungai;
Lokasi di/luar kawasan perkotaan;
Daerah cakupan aliran sungai;
Ketersediaan fasilitas pengaman sungai (tanggul);
Fasilitas jalan yang ada di sungai/pemanfaatan
lahan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Pertimbangan Garis Sempadan Bangunan/GSB dan
Jarak Bebas Bangunan
Untuk danau dan waduk, garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)
meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;
Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan
sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter di
sekitar mata air;
Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air
laut, garis sempadan ditetapkan sekurang-
kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai, dan
berfungsi sebagai jalur hijau;
Pemanfaatan lahan sempadan Danau dan Waduk.
Pertimbangan Tinggi Bangunan
Tinggi bangunan ditetapkan dengan
mempertimbangkan keselamatan, risiko kebakaran,
teknologi, estetika, dan prasarana.
Pertimbangan Selubung Bangunan
Selubung bangunan ditetapkan dengan
mempertimbangkan GSB, tinggi bangunan
maksimum, dan bukaan langit.
Pertimbangan Tampilan bangunan
Tampilan bangunan ditetapkan dengan melihat
karakter budaya setempat dan perkembangan sosial
ekonomi masyarakat, seperti penentuan wajah
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
bangunan, gaya bangunan, keindahan, dan keserasian
dengan lingkungan sekitar.
Hasil analisis yang diperoleh haruslah dapat menyimpulkan
pokok persoalan dalam perwujudan ruang kawasan
perencanaan seperti pengendalian kawasan pelestarian,
revitalisasi kawasan, serta pengendalian kawasan rawan
bencana).
5. Analisis Kelembagaan dan Peran Masyarakat
Pada prinsipnya analisis ini mengkaji struktur kelembagaan
yang ada, fungsi dan peran lembaga, meknisme peran
masyarakat, termasuk media serta jaringan untuk keterlibatan
masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan, dan
pengendalian serta pengawasan.
Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
secara perseorangan atau dalam bentuk kelompok (organisasi
kemasyarakatan/LSM, organisasi keahlian/profesi, dan lain-
lain). Adapun prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan
adalah :
a. Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama antar
stakesholder;
Sesuai dengan aspirasi publik;
Kejelasan tanggung jawab :
(1). Adanya sistem monitoring, evaluasi dan
pelaporan yang transparan dan terbuka bagi
publik;
(2). Terbuka kemungkinan untuk mengajukan
keberatan dan gugatan;
(3). Kesempatan yang sama untuk berkontribusi
dalam proses pembangunan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Komponen analisis meliputi :
Identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan;
Analisis perilaku lingkungan : masyarakat perkotaan
dan perdesaan yang memiliki kultur dan tingkat
pendidikan yang berbeda;
Analisis perilaku kelembagaan : perlu dianalisis
substansi tugas dan tanggungjawab;
Analisis metode dan sistem : perlu dianalisis alat dan
perlengkapan, termasuk pendanaan bila diperlukan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Hasil dari tahapan analisis ini kemudian dijadikan acuan untuk
mengidentifikasikan potensi yang dapat dikembangkan dan
permaslahaan yang dapat menjadi penghambat perkembangan
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.
c) Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Tahap perumusan rencana adalah tahap akhir dari proses perencanaan
penataan Kawasan Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan
pengejawantahan dari tujuan pengembangan serta perkiraan kebutuhan
pengembangan. Dengan demikian rencana umum ini akan merupakan
pedoman bagi hasil pencapaian tujuan pengembangan yang telah
berhasil diformulasikan.
Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk ini
diantaranya terdiri dari beberapa substansi penting, yaitu :
i. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
ii. Rencana Struktur Ruang Kawasan Gilimanuk, yang terdiri dari
struktur ruang buatan yang berupa sistem pusat-pusat beserta
sarana dan prasarananya serta struktur ruang alami
iii. Rencana Blok Peruntukan Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, yang
antara lain meliputi sebaran peruntukan ruang, sebaran
bangunan dan tata lingkungan, radius minimal kesucian dan lain
sebagainya.
iv. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (Amplop Ruang)
Tata Kualitas Lingkungan
(1) Keseimbangan Kawasan Perencanaan dengan Wilayah
Sekitar;
(2) Keseimbangan Daya Dukung Lingkungan;
(3) Pelestarian Ekologis Kawasan.
Tata Bangunan
(1) Arahan Bentuk dan Ukuran Kavling;
(2) Arahan Intensitas Bangunan.
Arahan Garis Sempadan
d) Indikasi program utama yang menjadi acuan pembangunan selama
20 tahun ke depan.
e) Penyusunan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk
Pada tahapan ini akan disusun arahan pengendalian ruang Kawasan
Pelabuhan Gilimanuk yang berisi arahan peraturan zonasi, arahan
perijinan, arahan insentif dan disinsentif serta arahan sanksi.
E.4. PROGRAM KERJA
Program/rencana kerja dibuat berdasarkan ketentuan teknik operasional yang
telah diuraikan oleh CV. TRI MATRA DISAIN di dalam “Pendekatan dan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Metodologi” pada sub bab sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan tahap
penyusunan laporan, keluaran dan kegiatan pembahasan.
Tahap Penyusunan Laporan
1. Tahap Persiapan
Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah :
a. Persiapan dasar, berupa : pemahaman terhadap KAK, penyusunan
metode pelaksanaan kegiatan, pembentukan tim pelaksana, pembuatan
surat tugas, studi literatur, peta dasar dan persiapan bahan-bahan
lainnya;
b. Persiapan teknis berupa penyiapan daftar pertanyaan (kuisioner, blanko)
peta wilayah kota dan kawasan, peralatan survey lainnya yang akan
digunakan untuk pekerjaan di lapangan;
c. Inventarisasi data/informasi yang telah dimiliki.
2. Tahap Pengumpulan Data
a. Survey primer berupa kegiatan observasi lapangan, wawancara dan
penyebaran kuisioner untuk memperoleh dan menguji data termasuk
pelibatan masyarakat agar diperoleh informasi yang senyatanya
(primer).
Kegiatan pemetaan lapangan dilakukan untuk pendetailan dan
mempertegas kondisi fisik dan aktivitas agar lebih terukur secara tegas
baik bangun-bangunan, kontur, vegetasi berdasarkan peta dasar yang
telah ada baik melalui foto udara maupun citra satelit arsip yang telah
dimiliki.
b. Survey sekunder berupa kegiatan pengumpulan data/informasi lapangan
secara lengkap melalui survey instansional dengan cara
merekam/mencatat data sekunder yang ada dimasing - masing instansi.
Data-data yang diperlukan, berupa :
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Peta
(1) Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi, dll)
(2) Peta RBI
(3) Peta citra satelit
(4) Peta potensi sumber daya air
(5) Peta potensi kebencanaan
Data dan informasi
(1) Kebijakan penataan ruang terkait
(2) Data dan informasi daerah (fisik, kependudukan, sosial budaya,
ekonomi, prasarana wilayah, kondisi lingkungan)
(3) Kelembagaan
(4) Peraturan perundang-undangan terkait
3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis
a. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistematisasi data);
b. Melakukan prosesing data (deskripsi, proyeksi, koreksi, asumsi dan
sebagainya dengan menggunakan model anaslisis dan refrensi yang
sesuai) meliputi :
Analisis Regional
Analisis BWP pada wilayah yang lebih luas, dilakukan untuk
memahami kedudukan dan keterkaitan BWP dalam sistem regional
yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, sumber
daya buatan atau sistem prasarana, budaya, pertahanan, dan
keamanan. Sistem regional tersebut dapat berupa sistem kota,
wilayah lainnya, kabupaten atau kota yang berbatasan, dimana BWP
tersebut dapat berperan dalam perkembangan regional.
Dalam analisis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut :
(1) Analisis kedudukan dan keterkaitan sosial-budaya dan
demografi BWP pada wilayah yang lebih luas.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(2) Analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi BWP pada
wilayah yang lebih luas.
(3) Analisis kedudukan dan keterkaitan sistem prasarana wilayah
perencanaan dengan sistem prasarana kabupaten/kota dan
wilayah.
(4) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek lingkungan
(pengelolaan fisik dan SDA) BWP pada wilayah yang lebih
luas.
(5) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pertahanan dan
keamanan BWP.
(6) Analisis kedudukan dan keterkaitan aspek pendanaan BWP.
Keluaran dari analisis regional, meliputi :
(1) Gambaran pola ruang dan sistem jaringan prasarana BWP yang
berhubungan dengan BWP lain dan kota atau wilayah yang
berbatasan;
(2) Gambaran fungsi dan peran BWP pada wilayah yang lebih luas
(BWP sekitarnya atau kabupaten/kota berdekatan secara
sistemik);
(3) Gambaran potensi dan permasalahan pembangunan akan
penataan ruang pada wilayah yang lebih luas terkait dengan
kedudukan dan hubungan BWP dengan wilayah yang lebih
luas; dan
(4) Gambaran peluang dan tantangan pembangunan wilayah
perencanaan dalam wilayah yang lebih luas yang ditunjukkan
oleh sektor unggulan.
Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan BWP
Analisis dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam BWP dengan
mengenali karakteristik sumber daya alam, menelaah kemampuan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dalam pengembangan
wilayah dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat
bencana.
Analisis sumber daya alam dan fisik/lingkungan wilayah yang perlu
dilakukan mencakup beberapa analisis berikut :
(1) Analisis sumber daya air
Dilakukan untuk memahami bentuk dan pola kewenangan,
pola pemanfaatan, dan pola kerjasama pemanfaatan sumber
daya air yang ada dan yang sebaiknya dikembangkan di dalam
BWP. Khususnya terhadap sumber air baku serta air
permukaan (sungai dan/atau danau) yang mengalir dalam BWP
yang memiliki potensi untuk mendukung pengembangan
dan/atau memiliki kesesuaian untuk dikembangkan bagi
kegiatan tertentu yang sangat membutuhkan sumber daya air.
Analisis ini menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan yang
mengatur sumber-sumber air tersebut.
(2) Analisis sumber daya tanah
Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan
pengembangan BWP berdasarkan kesesuaian tanah serta
kawasan rawan bencana. Analisis ini menghasilkan
rekomendasi bagi peruntukan zona budi daya dan zona
lindung.
(3) Analisis topografi dan kelerengan
Analisis topografi dan kelerengan dilakukan untuk potensi dan
permasalahan pengembangan wilayah perencanaan
berdasarkan ketinggian dan kemiringan lahan. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui daya dukung serta kesesuaian
lahan bagi peruntukan kawasan budi daya dan lindung.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(4) Analisis geologi lingkungan
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan
pengembangan BWP berdasarkan potensi dan kendala dari
aspek geologi lingkungan. Analisis ini menjadi rekomendasi
bagi peruntukan kawasan rawan bencana, kawasan lindung
geologi, dan kawasan pertambangan.
(5) Analisis klimatologi
Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan
pengembangan BWP berdasarkan kesesuaian iklim setempat.
Analisis ini menjadi bahan rekomendasi bagi kesesuaian
peruntukan pengembangan kegiatan budi daya.
(6) Analisis sumber daya alam (zona lindung)
Dilakukan untuk mengetahui daya dukung/kemampuan
wilayah perencanaan dalam menunjang fungsi hutan/sumber
daya alam hayati lainnya, baik untuk perlindungan maupun
kegiatan produksi. Selain itu, analisis ini dimaksudkan untuk
menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan hutan produksi tetap
dan terbatas, hutan yang dapat dikonversi, hutan lindung, dan
kesesuaian fungsi hutan lainnya.
(7) Analisis sumber daya alam dan fisik wilayah lainnya (zona
budidaya)
(8) Daya dukung lingkungan fisik
(9) Daya tampung maksimum
(10) Kesesuaian lahan
(11) Potensi dan hambatan pembangunan keruangan dari aspek fisik
(12) Alternatif-alternatif upaya mengatasi hambatan
fisik/lingkungan
Secara umum analisis fisik/lingkungan dan SDA ini, memiliki
keluaran sebagai berikut :
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(1) Gambaran daya dukung lingkungan fisik dalam menampung
kegiatan yang ada maupun yang akan dikembangkan sampai
akhir masa berlakunya RDTR;
(2) Gambaran daya dukung maksimum (daya tampung)
ruang/lingkungan hidup dalam menampung kegiatan sampai
waktu yang melebihi masa berlakunya RDTR;
(3) Gambaran kesesuaian lahan untuk pemanfaatan ruang di masa
datang berdasarkan kondisi fisik/lingkungannya.
Keluaran analisis fisik atau lingkungan BWP ini digunakan sebagai
bahan dalam sintesa analisis holistik dalam melihat potensi, masalah,
peluang penataan ruang BWP dalam penyusunan RDTR dan
peraturan zonasi.
Analisis Sosial Budaya
Analisis dilakukan untuk mengkaji kondisi sosial budaya masyarakat
yang mempengaruhi pengembangan wilayah perencanaan seperti
elemen-elemen kota yang memiliki nilai historis dan budaya yang
tinggi (urban heritage, langgam arsitektur, landmark kota) serta
modal sosial dan budaya yang melekat pada masyarakat (adat
istiadat) yang mungkin menghambat ataupun mendukung
pembangunan, tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam
pembangunan, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dan
pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
setempat.
Analisis ini akan digunakan sebagai bahan masukan dalam
penentuan bagian dari wilayah kota yang diprioritaskan
penangannya di dalam penyusunan RDTR.
Analisis Kependudukan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
(1) Analisis pertumbuhan, komposisi jumlah penduduk dan
proyeksi penduduk
Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan proyeksi perubahan demografi seperti
pertumbuhan dan komposisi jumlah penduduk serta kondisi
sosial kependudukan dalam memberikan gambaran struktur dan
karakteristik penduduk. Hal ini berhubungan erat dengan
potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi, tingkat pelayanan
dan penyediaan kebutuhan sektoral (sarana, prasarana maupun
utilitas minimum).
(2) Analisis penyebaran penduduk
Analisis terhadap penyebaran dan perpindahan penduduk dari
daerah perdesaan ke daerah perkotaan memberikan gambaran
dan arahan kendala serta potensi sumber daya manusia untuk
keberlanjutan pengembangan, interaksi, dan integrasi dengan
daerah di luar BWP.
Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi demografi
terhadap batasan daya dukung dan daya tampung BWP dalam jangka
waktu rencana. Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam
penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.
Ekonomi dan Sektor Unggulan
Dalam mewujudkan ekonomi BWP yang berkelanjutan melalui
keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi kota/kawasan,
regional, nasional, maupun internasional, analisis ekonomi dilakukan
dengan menemukenali struktur ekonomi, pola persebaran
pertumbuhan ekonomi, potensi, peluang dan permasalahan
perekonomian wilayah kota/kawasan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang baik, terjadinya investasi dan mobilisasi dana yang
optimal.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Analisis diarahkan untuk menciptakan keterkaitan intra-regional
(antar kawasan/kawasan perkotaan/perdesaan/kabupaten/kota)
maupun inter-regional sehingga teridentifikasi sektor-sektor riil
unggulan, dan solusi-solusi secara ekonomi yang mampu memicu
peningkatan ekonomi wilayah kota/kawasan. Analisis diharapkan
dapat membaca potensi ekonomi lokal terhadap pasar regional,
nasional maupun global.
Dari analisis ini, diharapkan diperoleh karakteristik perekonomian
wilayah perencanaan dan ciri-ciri ekonomi kawasan dengan
mengidentifikasi basis ekonomi, sektor-sektor unggulan, besaran
kesempatan kerja, pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan
ekonomi di BWP.
Analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
penyusunan RDTR.
Analisis Sumber Daya Buatan
Analisis sumber daya buatan dilakukan untuk memahami kondisi,
potensi, permasalahan, dan kendala yang dimiliki dalam peningkatan
pelayanan sarana dan prasarana pada BWP. Melalui analisis ini
diharapkan teridentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk memaksimalkan fungsi BWP.
Analisis didasarkan pada luas wilayah dan perhitungan penduduk per
unit kegiatan dari sebuah BWP atau perhitungan rasio penduduk
terhadap kapasitas atau skala pelayanan prasarana dan sarana
wilayah perencanaan atau intensitas pemanfaatan ruang terhadap
daya dukung prasarana/utilitas serta analisis daya dukung wilayah.
Dalam analisis sumber daya buatan perlu dianalisis cost benefit ratio
terhadap program pembangunan sarana dan prasarana tersebut.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Analisis sumber daya buatan sangat terkait erat dengan
perkembangan dan pemanfaatan teknologi.
Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
RDTR dan peraturan zonasi.
Penataan Kawasan dan Bangunan
Untuk melihat kondisi dan tingkat pelayanan kawasan serta
bangunan untuk menunjang fungsi dan peran kawasan di BWP,
dilakukan analisis terhadap jenis dan kapasitas fungsi/kegiatan
kawasan serta kinerjanya. Demikian pula dengan kualitas bangunan
dari aspek keselamatan.
Dengan informasi tersebut, diharapkan dapat diformulasikan kondisi
kawasan terutama menyangkut pengaturan intensitas pemanfaatan
ruang, tata massa bangunan, tindakan penanganan kawasan
(diremajakan/revitalisasi), dan penanganan bangunan.
Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
RDTR dan peraturan zonasi.
Kelembagaan
Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas
pemerintah kota/kabupaten dalam menyelenggarakan pembangunan
yang mencakup struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan,
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana kerja, produk-produk
pengaturan serta organisasi nonpemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat.
Analisis diharapkan menghasilkan beberapa bentuk dan operasional
kelembagaan di BWP sehingga semua pihak yang terlibat dapat
berpartisipasi dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
RDTR dan peraturan zonasi.
Pembiayaan Pembangunan
Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk
mengidentifikasi besar pembelanjaan pembangunan, alokasi dana
terpakai, dan sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang terdiri
dari :
(1) pendapatan asli daerah;
(2) pendanaan oleh pemerintah;
(3) pendanaan dari pemerintah provinsi;
(4) investasi swasta dan masyarakat;
(5) bantuan dan pinjaman luar negeri; dan
(6) sumber-sumber pembiayaan lainnya.
Analisis pembiayaan juga menghasilkan perkiraan besaran
kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan rencana pembangunan
wilayah kota yang diterjemahkan dalam usulan program utama
jangka menengah dan jangka panjang.
Analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
RDTR terkait rencana pemanfaatan ruang (program utama).
Pada tahap analisis ini sekurang-kurangnya diperoleh keluaran berupa :
a. Identifikasi karakteristik wilayah perencanaan, potensi dan
permasalahan pengembangan kawasan, peluang dan tantangan
pengembangan serta kecenderungan perkembangan kawasan baik dari
sudut pandang sektor industri maupun perekonomian lokal dan wilayah;
b. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan, perkiraan kebutuhan
pengembangan prasarana /infrastruktur maupun utilitas;
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
c. Kajian Ringkas Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Perencanaan yang
sekurang-kurangnya memuat perkiraan intensitas pemanfaatan ruang
sesuai daya dukung dan daya tamping;
d. Analisis penentuan fungsi bagian-bagian kawasan yang dominan dalam
pemanfaatan ruang;
e. Proses penentuan struktur dan pola ruang yang merupakan usaha
optimal penetapan kerangka pengembangan tata ruang secara
keseluruhan;
f. Proses penentuan zonasi pemanfaatan ruang; dan
g. Alternatif Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah.
4. Tahap Perumusan Rencana
Perumusan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
secara garis besar meliputi :
a. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
perencanaan;
b. Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan;
c. Rencana Detail Pola Ruang Kawasan;
d. Rencana penetapan pengaturan zonasi pemanfaatan ruang;
e. Rencana pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang;
f. Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah; dan
g. Rumusan Konsep Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Tahap Keluaran
Materi Teknis dan raperda RTR Kawasan Pelabuhan Gilimanuk yang disajikan
dalam bentuk pelaporan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang memuat mengenai :
a. Latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, dan
jadual pelaksanaan pekerjaan.
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
b. Rencana kerja rinci yang akan menjadi acuan dalam keseluruhan
rangkaian pelaksanaan pekerjaan.
c. Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
d. Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait.
Laporan Pendahuluan ini diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 buku dicetak berwarna.
2. Laporan Antara/Laporan Kemajuan
Laporan Kemajuan, yang memuat mengenai :
a. Rumusan kebijakan yang berpengaruh terhadap pengembangan
kawasan;
b. Data dan informasi potensi dan permasalahan pengembangan kawasan;
c. Peluang dan tantangan pengembangan kawasan;
d. Kecenderungan perkembangan kawasan;
e. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan;
f. Intensitas pemanfaatan ruang sesuai daya dukung dan daya tampung;
g. Perkiraan kebutuhan pengembangan prasarana/infrastruktur maupun
utilitas;
h. Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan bangunan;
i. Peta-peta kondisi dan analisis pengembangan kawasan.
Laporan Kemajuan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah SPMK diterbitkan
dengan jumlah sebanyak 10 buku dicetak berwarna.
3. Draft Laporan Akhir
Laporan Akhir Sementara yang memuat konsep pengembangan kawasan
berupa Materi Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Gilimanuk,
mencakup :
a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan;
b. Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan;
c. Rencana Detail Pola Ruang Kawasan;
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
d. Rencana Penanganan Kawasan, Bangunan dan Bangun-bangunan;
e. Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan;
f. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan.
Laporan Akhir Sementara diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan setelah
SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) buku dicetak
berwarna.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan Materi Teknis RTR Kawasan Pelabuhan
Gilimanuk yang disusun berdasarkan penyempurnaan atas Ddarf Laporan
Akhir.
Laporan Akhir ini diserahkan pada bulan ke -5 (lima) dengan jumlah
sebanyak 30 (tiga puluh) buku dicetak berwarna.
5. Album Peta
Album Peta berupa dokumen spasial terkait dengan data. Informasi, analisa
dan hasil perencanaan dalam skala 1 : 5.000 dalam ukuran kertas A1
sebanya 5 (lima) album dan dalam ukuran kertas A3 sebanyak 10 (sepuluh)
album dicetak berwarna.
6. Dokumen Rancangan Perda
Back up CD Laporan terdiri atas Laporan dan Peta sebanyak 10 keping.
7. Back Up CD Laporan
Tahap Pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk menyamakan persepsi, menggali saran-saran dan
masukan untuk penyempurnaan hasil dari pekerjaan ini. Kegiatan pembahasan
yang dilakukan meliputi :
1. Pembahasan Laporan Pendahuluan sebanyak 1 (satu) kali;
2. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 1 (satu) kali;
3. Pembahasan Laporan Kemajuan sebanyak 1 (satu) kali;
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
4. Seminar Draft Laporan Akhir sebanyak 1 (satu) kali.
E.5. ORGANISASI DAN PERSONIL
Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan
beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh
seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan
komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli
lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah
memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan
sejenis. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab
masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.
Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk
menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
No Posisi Kualifikasi Jumlah OBA. Tenaga Ahli
1. Team Leader 1 (satu) orang ahli Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau S2 Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi dengan pengalaman kerja dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
5,00
2. Ahli Prasarana Transportasi
S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja di bidang prasarana dan infrastruktur kawasan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
2,40
3. Ahli Perancangan Kawasan/Kota
S1 Urban Design/Arsitektur dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata bangunan dan tata lingkungan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun
2,10
4. Ahli Prasarana Lingkungan
S1 Teknik Lingkungan atau Perencanaan Lingkungan dengan pengalaman kerja di
2,40
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
No Posisi Kualifikasi Jumlah OBbidang bidang perencanaan sanitasi lingkungan atau kawasan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
5. Ahli Ekonomi Pembangunan
S1 Ekonomi atau Ilmu Pariwisata dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang wilayah atau kawasan, ekonomi pembangunan dan pariwisata sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
1,90
6. Ahli Geodesi/SIG
S1 Geodesi/SIG dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan Sistem Informasi Geografis sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
2,10
B. Tenaga Penunjang1. Asisten Ahli
PlanologiS1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
4,80
C. Tenaga Pendukung1. Drafter Minimal D3 Grafika atau lebih tinggi
menguasai aplikasi grafis komputer minimal AutoCad dan MapInfo dan Sistem Operasi GIS.
3,10
2. Administrasi Minimal SMK menguasai aplikasi MS Office menguasai tata persuratan dan pembukuan sederhana.
4,80
3. Operator Komputer
Minimal SMK menguasai aplikasi MS Office menguasai tata kearsipan.
4,60
Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka
dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai
KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol
terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.
Bagan ini menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi
pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub
profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing sesuai dengan bidang keahliannya. Bagan organisasi untuk pelaksanaan
E - 77
CV. TRI MATRA DISAIN
Konsultan Perencana Dan Pengawas
pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk semua personil
pelaksana.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan hubungan timbal balik
antara Team Leader dan Direksi Pekerjaan, dan bila konsultan perlu data-data
dari instansi lain, maka dengan seijin Direksi dan pemberi tugas, akan
menghubungi instansi tersebut.
Adapun Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar E.4Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
TIM TEKNISTEAM LEADER
(Ida Ayu Tantri, ST)
Tenaga Ahli
1. Ahli Prasarana Transportasi
(Ir. I Komang Gede Ardana)
2. Ahli Perancangan Kawasan/Urban Design
(I Nyoman Gede Maha Putra, ST)
3. Ahli Prasarana Lingkungan
(Ir. Nyoman Surayasa, M.Si)
4. Ahli Ekonomi Pembangunan
5. (I Putu Suyasa, SE)
6. Ahli Pemetaan/GIS
CV. TRI MATRA DISAIN SKPD DINAS
PEKERJAAN UMUM PROVINSI BALI
Tenaga Penunjang
1. Asisten Ahli Planologi
(Esty Dwi Prasetyani, ST)
Garis Koordinasi
Garis Instruksi
Tenaga Pendukung
1. Administrasi
2. Operator Komputer
3. Operator CAD/GIS
Keterangan :