3.2. pendekatan, metodologi dan program kerja

35
USULAN TEKNIS Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong BAB : B.2 PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA 2.1 UMUM Menerapkan konsep manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melakukan koordinasi dan pengendalian dengan menggunakan metoda : engineering, procurement, construction, cost planning & monitoring, (EPC-CPM) dalam aktifitas-aktifitas tahapan pelaksanaan pekerjaan. Konsep ini mendasarkan diri pada ketiga komponen yang akan selalu melekat pada sebuah proyek yaitu, jadwal, mutu dan biaya. Pengendalian jadwal pekerjaan dibantu dengan software ‘Microsoft Project’ yang akan dengan cepat dapat mengantipasi kemungkinan keterlambatan untuk segera dicari jalan keluarnya sebelum meluas pada item pekerjaan lain atau paket kontrak lain, sedangkan pengendalian mutu dilakukan dengan mempersiapkan prosedur dan check list item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, dan agar selalu dapat dilakukan dalam kondisi yang terkontrol, yang memang merupakan pronsip pengendalian mutu, sedangkan mengenai pengendalian komponen biaya, dilakukan melalui perhitungan. 2.2 PENGENDALIAN PROYEK PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Upload: yuri-andika

Post on 11-Aug-2015

2.469 views

Category:

Documents


266 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

BAB : B.2PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

1.1 UMUM

Menerapkan konsep manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melakukan

koordinasi dan pengendalian dengan menggunakan metoda : engineering, procurement,

construction, cost planning & monitoring, (EPC-CPM) dalam aktifitas-aktifitas tahapan

pelaksanaan pekerjaan.

Konsep ini mendasarkan diri pada ketiga komponen yang akan selalu melekat pada sebuah

proyek yaitu, jadwal, mutu dan biaya. Pengendalian jadwal pekerjaan dibantu dengan software

‘Microsoft Project’ yang akan dengan cepat dapat mengantipasi kemungkinan keterlambatan

untuk segera dicari jalan keluarnya sebelum meluas pada item pekerjaan lain atau paket kontrak

lain, sedangkan pengendalian mutu dilakukan dengan mempersiapkan prosedur dan check list

item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, dan agar selalu dapat dilakukan dalam kondisi yang

terkontrol, yang memang merupakan pronsip pengendalian mutu, sedangkan mengenai

pengendalian komponen biaya, dilakukan melalui perhitungan.

1.2 PENGENDALIAN PROYEK

Pengendalian proyek pada intinya mencakup pengendalian atas Rencana-rencana Manajemen

yang telah disebutkan di atas dan akan meliputi :

o Rencana Pengendalian Waktu/Schedule

o Rencana Pengendalian Lingkup Pekerjaan

o Rencana Pengendalian Biaya

o Rencana Pengendalian Dokumen

o Rencana Pengendalian Kualitas Pekerjaan / Mutu

o Rencana Pengendalian Kuantitas

Proses pengendalian berlangsung melalui langkah-langkah sebagai berikut:

o Laporan

o Analisis

o Identifikasi Arah Perubahan

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 2: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

o Periksa Penyebabnya

o Tentukan Langkah Korektif

Laporan yang digunakan untuk pengendalian merupakan laporan-laporan kemajuan Proyek yang

kemudian menghasilkan Rencana Pelaksanaan yang diperbaharui (Project Plan Updates) berikut

rencana-rencana tindakan koreksi.

Walaupun dokumentasi pengendalian terekam secara periodik melalui laporan-laporan

Mingguan, dan Bulanan, namun pada kenyataannya pengendalian proyek sebenarnya akan

dilakukan secara daily basis. Aktifitas pengendalian juga terutama akan tercermin dalam kegiatan

rapat pengendalian perkembangan proyek yang dilakukan secara periodik maupun khusus.

1.3 PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu/kualitas bukan hanya dalam segi bahan/material yang dipakai harus sesuai

dengan persyaratan-persyaratan dalam kontrak saja tetapi meliputi mutu dan kualitas

pelaksanaan harus baik. Keduanya harus dilaksanakan bersama, karena keduanya saling terkait

satu dengan lainnya dan tak dapat dipisahkan dalam mencapai hasil pekerjaan yang dikatakan

baik dan memenuhi persyaratan.

1.3.1 Pengendalian Kualitas Bahan

Bahan material yang dipakai dilapangan harus memenuhi persyaratan, untuk dapat

menyatakan bahwa bahan/material tersebut dapat dipakai atau ditolak, tolak ukur yang

harus dipakai oleh Manajemen Konstruksi adalah :

1. Berita Acara Aanwizing

2. Kontrak Pekerjaan

3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4. Peraturan Standarisasi yang berlaku

5. Gambar Pelaksanaan

6. Hasil Test Laboratorium

7. Peraturan Pemerintah, Kepres, dll.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengendalian kualitas bahan yaitu :

1) Persyaratan bahan

Bahan yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan yang ada untuk mencapai

kualitas bahan yang baik

2) Penyimpanan

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 3: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Penyimpanan material yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan pada

material yang akan digunakan, penyimpanan harus diperhatikan untuk bahan yang

berubah langsung karena kena air.

1.3.2 Pengendalian Kualitas Pelaksanaan

Kualitas pelaksanaan sangatlah penting dalam menentukan hasil akhir yang akan

dicapai, pengendalian kualitas tidak kalah pentingnya dari kualitas bahan karena bahan

yang bagus kalau tidak tepat dalam pelaksanaan di lapangan maka tidak akan

mendapatkan hasil yang baik, maka pengendalian kualitas pelaksanaan sangat penting

diperhatikan untuk menghasilkan hasil yang maksimum sesuai dengan persyaratan.

1.3.3 Quality Assurance Plan

QA Plan dimaksudkan untuk memberi keyakinan bahwa kontraktor melaksanakan

pekerjaan dan menghasilkan produk sesuai dengan Quality Plan dan sesuai dengan

persyaratan mutu yang ditetapkan dalam spesifikasi. Sedangkan secara spesifik

tujuannya adalah :

a. Menetapkan Quality Plan dan Kontraktor

b. Menjamin dilaksanakan penerapnnya

c. Mengontrol interface pekerjaan

a. Quality Control

Pada Prinsipnya Kontraktor dituntut untuk memiliki sistem pengendalian kualitas

(quality kontrol) dalam seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi sistem

pengadaan material, keahlian kerja (workmanship), pengawasan, pemeriksaan, dan

pengetesan, dan sistem lain yang diperlukan utnuk menghasilkan kualitas sesuai

dengan persyaratan, yang dibuktikan dengan pendokumentasian yang terecord

dengan baik atas implementasi semua proses konstruksi tersebut.

Pendokumentasian implementasi proses konstruksi di atas adalah terdiri dari :

- Certificate Test untuk semua material konstruksi dan peralatan mekanikal dan

elektrikal.

- Spesifikasi untuk item/komponen yang difabrikasi sebelumnya (pre-fabrication)

dan/atau mix design untuk beton.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 4: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

- Certificate of Compliance untuks emua material dan/atau komponen yang

didatangkan (di impor) dari pihak ketiga.

- Lembaran Checklist pada setiap tahapan pekerjaan dari tahap Pra Konstruksi,

selama Konstruksi dan Pasca Konstruksi : yang dapat memberikan petunjuk

telah dilaksanakannya proses pemeriksaan sesuai dengan kemajuan

pekerjaannya.

b. Pemberitahuan Kegiatan Operasi (Notice of Operation)

Kontraktor bila diperlukan harus memberi tahu kepada Konsultan Manajemen

Konstruksi semua informasi tertulis mengenai lokasi material diperoleh dan lokasi

mana pekerjaan sedang disiapkan. Semua pekerjaan permanen harus dilaksanakan

dengan persetujuan Konsultan. Pemberitahuan tertulis yang lengkap harus diajukan

dalam waktu yang mencukupi sebelumnya agar Konsultan dapat mengatur kegiatan

inspeksi yang diperlukan untuk proses persetujuan pelaksanaan konstruksi.

c. Monitoring dan Pemeriksaan Ulang.

Adalah tugas tim Manajemen Konstruksi untuk mengadakan monitoring dan

pengawasan pekerjaan konstruksi dan dokumentasi yang tetapi tidak terbatas pada

disebutkan di atas, dengan cara melaksanakan pemeriksaan ulang terhadap item-

item beberapa item yang tercantum dalam checklist yang telah lengkap dilakukan

(diisi, dipenuhi) dan mengajukannya pada Pimpro untuk memperoleh persetujuan.

d. Perintah dan Tindakan Koreksi

Dalam hal pada pemeriksaan ulang tersebut didapati ketidaksesuaian dengan

persyaratan (non compliance) diperlukan dikeluarkannya Perintah Tindakan Koreksi

(Corrective Action Request) oleh Konsultan.

e. Kewajiban kontraktor atas Perbaikan Ketidaksesuaian

Kontraktor selanjutnya dituntut untuk melaksanakan kewajiban untuk memperbaiki

ketidaksesuaian pekerjaan. Kelalaian atas pelaksanaan kewajiban tersebut dapat

mengakibatkan Kontraktor harus menanggung resiko atas biaya yang dikeluarkan

untuk melakukan proses pebaikan oleh pihak lain yang ditunjuk.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 5: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

1.4 PENGENDALIAN KUANTITAS

Pengendalian Kuantitas meliputi volume, baik itu panjang, lebar, tinggi dan lainya. Konsultan

Manajemen Konstruksi harus mengawasi pelaksanaan proyek dengan teliti sehingga tidak terjadi

pencurian yang biasanya dilakukan oleh Kontraktor yaitu masalah panjang, lebar, ataupun

pencurian masalah spesifikasi campuran adukan di beton sekunder, sehingga mengakibatkan

kualitas tidak sesuai dengan perencanaan.

1.5 PENGENDALIAN DANA

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dapat terjadi perubahan-perubahan yang

mengakibatkan adanya Addendum pekerjaan, dimana dapat dilaksanakan setelah ada surat

resmi dari Pimpro/Pimbagpro.

Adapun prosedur Addendum pekerjaan sebagai berikut :

1. Penyesuaian di lapangan, setelah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh pihak-

pihak yang terkait, sehingga terpaksa ada pekerjaan tambah, untuk ini Pimpro

memberitahukan dengan surat resmi kepada pemborong dengan tembusan kepada pihak-

pihak terkait tentang adanya pekerjaan tambah tersebut, dan sekaligus minta kepada

pemborong untuk segera mengajukan penawaran biaya pekerjaan tambah tersebut.

2. Pemborong kemudian menjawab dengan surat resmi dengan tembusan pada pihak-pihak

terkait, sekaligus mengajukan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut.

3. Konsultan Manajemen Konstruksi berkewajiban untuk ikut meneliti pekerjaan tambah yang

akan dilaksanakan yaitu :

Mengecek perhitungan Volume Pekerjaan tambah.

Harga satuan pekerjaan tambah yang jenisnya sama dengan pekerjaan sebelumnya

harus sama jika berbeda perlu dilakukan pemeriksaan.

4. Setelah disepakati harga pekerjaan tambah tersebut, Pimpro memberi perintah resmi untuk

dilaksanakan.

5. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong sebelum surat perintah tertulis dari Pimpro,

tidak dapat dibenarkan.

6. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya terhadap kontrak awal, bila nilai pekerjaan

tambah melampaui 10% dari kontrak, maka harus dibuat Kontrak baru bukan Addendum.

Sebaliknya bila nilai pekerjaan tambah kurang dari 10%, maka cukup dibuat Addendum.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 6: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

1.6 PENGENDALIAN WAKTU

Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada Pelabuhan Perikanan Nusantara

Brondong TA. 2013 sesuai jadwal sangat penting, maka dalam Manajemen Konstruksi

diperhatikan dalam masalah waktu, karena itu diperlukan rencana kerja yang matang dalam

bentuk Time Schedule monitoring pekerjaan, yang diperjelas lagi dengan Weekly Schedule,

untuk membuat keduanya perlu adanya pemahaman yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Time Schedule

Kebenaran/ketetelitian pembuatan Time Schedule mengenai :

Item pekerjaan yang dilaksanakan.

Awal dan akhirnya Item pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut.

Bobot fisik pada tiap Item pekerjaan berupa prosentase.

Keterkaitan pekerjaan satu dengan lainnya, perlu adanya evaluasi khusus kapan

pekerjaan ini dimulai dan harus berakhir.

Time Schedule perlu dievaluasi kebenarannya yang menyangkut :

1. Tenaga kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan, jumlahnya serta keterampilannya.

2. Material/Bahan harus tepat waktu dengan kualitas yang sesuai spesifikasi yang ada

dalam kontrak.

3. Jumlah dan jenis peralatan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis dan

volume pekerjaan.

4. Metode/Sistem yang digunakan harus dapat mendukung semua kegiatan/pekerjaan di

lapangan.

5. Koordinasi harus berjalan dengan baik, sehingga menciptakan keserasian disetiap

bagian pekerjaan yang terkait.

b. Weekly Schedule

Dibuat untuk :

Merencanakan Item-item pekerjaan selama periode satu minggu

Membuat langkah-langkah pelaksanaan setiap minggu

Membandingkan bobot rencana dengan realisasi dilapangan yang sering tidak sama,

biasanya realisasi di lapangan lebih kecil daripada bobot rencana kalau tidak segera

diatasi maka keterlambatan semakin membengkak, sehingga tidak bisa tepat waktu,

jadi tujuannya adalah mengantisipasi keterlambatan pekerjaan di proyek.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 7: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Penyusunan Schedule proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memudahkan

pengendaliannya adalah Schedule proyek yang realistis.

Pengendalian Schedule proyek juga hanya dapat dilakukan dengan baik apabila

informasi rencana-rencana kegiatan tersediakan setiap saat/periode dan tercatat atau

terorganisasikan secara rapih, dimulai dari adanya master Schedule proyek sebagai baseline.

Schedule harus dapat meliputi seluruh jenis kegiatan proyek antara lain :

Project preparation phase

Design phase

Tendering phase

Demoliton works

Construction phase

Fitting out phase

Commissioning –Handover- migration phase

Yang dibuat dalam beberapa jenjang antara lain :

Project master Schedule

Individual contract Schedule

Be-weekly Schedule

Demikian juga, pengendalian akan efektif apabila : dilakukan secara prioritas, mulai dari

batasan-batasan milestone strategis, bagian-bagian paling krusial atau kritikal selama

penyelenggaraan proyek; koordinasi-koordinasi Schedule secara periodik; dan responsif dalam

menyikapi proggres atau kendala yang terjadi.

Bagian-bagian kritikal serta kendala yang dapat segera diidentifikasi dalam pengendalian

Schedule ini diperkirakan antara lain :

Milestone rencana pembukaan/pemakaian.

Long lead items

Pekerjaan-pekerjaan fabrikasi

Pekerjaan finishing

Perubahan-perubahan pekerjaan

Cuaca

Jalur kegiatan kritis yang ditemukan setelah menyusun skuens pekerjaan sesuai metode

pelaksanaan yang ditetapkan.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 8: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Team Manajemen Konstruksi akan menggunakan perangkat lunak MS Project sebagai

fasilitas planning, monitoring & control Schedule. Pengendalian Schedule akan dimulai dari, atau

masukan pertamanya adalah Schedule proyek, kemudian diperiksa laporan-laporan kemajuan

termasuk adanya permintaan perubahan-perubahan rencana. Dari hasil pantauan akan

dikeluarkan Schedule updates berikut rencana tindakan lainnya. Bagan atau format kontrol yang

dipakai adalah Project Schedule Tracker.

1.7 PROSEDUR MANAJEMEN PROYEK

2.7.1 Prosedural Administrasi Perpanjangan Waktu Pelaksanaan

Pemborong berhak mengajukan perpanjangan waktu berdasarkan alasan tertentu,

sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya, Pemborong berhak

mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan, prosedur permohonan perpanjangan

waktu yaitu sebagai berikut :

1. Pemborong mengajukan permohonan kepada Pimpro lewat surat resmi dan

tembusan kepada pihak-pihat yang terkait serta Konsultan Manajemen Konstruksi,

surat permintaan perpanjangan waktu dikirim paling lambat 2 minggu sebelum

Penyerahan I

2. Peran Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai orang yang tahu dilapangan

memberikan saran kepada Pimpro mengenai permohonan pemborong beserta

alasannya bisa diterima atau ditolak berdasarkan data yang ada dilapangan yang

diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi

3. Berdasarkan saran dari Konsultan Manajemen Konstruksi dengan koreksi disana-

sini maka Pimpro memberikan jawaban keputusan perpanjangan waktu tersebut,

dan tanggal keputusannya harus sebelum batas Penyerahan I

4. Selanjutnya Addendum Kontrak Perpanjangan Waktu dibuat.

2.7.2 Teguran/Peringatan kepada Pemborong

Teguran bisa dilakukan terhadap kontraktor apabila dalam melakukan pekerjaan tidak

sesuai dengan apa yang ada dalam kontrak, teguran pertama kali dilakukan dengan

lisan, apabila dengan lisan tidak ada perubahan sampai tiga kali maka diberikan surat

teguran melalui surat resmi dengan tembusan ke pihak yang terkait, bila kesalahannya

menyebabkan hal-hal fatal bisa dilakukan langsung dengan teguran secara tertulis

tergantung dari kesalahan yang dilakukan oleh Pihak Pemborong, bahkan bisa

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 9: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

dihentikan sementara pekerjaan tersebut kalau itu dianggap fatal sampai terjadi

kesepakatan antara kontraktor, Manajemen Konstruksi dan Pimpro/Pimbagpro.

2.7.3 Prosedural Penyerahan I dan II

Apabila pekerjaan sudah selesai dilakukan maka Kontraktor melakukan penyerahan I,

setelah masa pemeliharaan berakhir baru penyerahan II untuk itu prosedur yang dipakai

adalah sebagai berikut :

1. Pemborong apabila merasa penyerahan I dapat tepat waktu, maka paling lambat

dua minggu sebelum tanggal penyerahan I, harus sudah menyampaikan surat ke

Pimpro dengan tembusan ke semua pihak terkait, termasuk ke Konsultan

Manajemen Konstruksi

2. Konsultan Manajemen Konstruksi pertama-tama mencheck apakah sudah

memenuhi persyaratan untuk penyerahan I, maka dilakukan Opname untuk melihat

apakah sudah bisa dilakukan penyerahan I atau belum, persayaratannya pekerjaan

harus 100% selesai, walau disana sini masih ada yang belum sempurna, dibuat

Check List, apa dan mana yang belum sempurna dikerjakan dan harus dilakukan

pada masa pemeliharaan.

3. Bila sudah memenuhi persyaratan Konsultan Manajemen Konstruksi Resmi

mengundang pihak terkait, dibuat Berita Acara Penyerahan I, beserta Check List

hasil Opname yang dilakukan, mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang

sempurna dan haus disempurnakan selama masa masa pemeliharaan

4. Penyerahan ke II prosedurnya sama yaitu pekerjaan mencapai 100% sudah selesai

dan kekurang sempurnaan telah diperbaiki, serta kerusakan selama masa

pemeliharaan juga sudah diperbaiki, dan dilakukan Berita Acara Serah Terima II

Pekerjaan kepada Pimpro/Pimbagpro.

2.7.4 Prosedur Perubahan Merk

Untuk melakukan permohonan Perubahan Merk maka prosedur yang harus dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Kontraktor bisa mengajukan permohonan pada rapat koordinasi (Site Meeting) atau

dengan surat resmi ke Pemimpin proyek dengan tembusan pihak yang terkait

termasuk ke Konsultan Manajemen Konstruksi.

2. Konsultan memberikan saran kepada pemimpin proyek untuk meminta kepada

kontraktor apa alasannya bila tidak ada dilapangan barang yang dimaksud harus

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 10: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

meyertakan surat dari supplier yang menyatakan barang tersebut tidak ada atau

terbatas dilapangan, sehingga perlu penggantian merk yang harus dilakukan

sehingga jelas apa yang penyebabnya sehingga terjadi penggantian merk.

3. Konsultan Manajemen Konstruksi mengecek atas alasan kontraktor tersebut

dilapangan, apabila memang keadaannya benar maka baru dipertimbangkan

kemungkinan penggantian dengan bahan/merk yang setara. Konsultan Manajemen

Konstruksi juga harus mengecek berapa harga di lapangan, apabila harganya lebih

murah maka terjadi pekerjaan kurang, yang dapat diperhitungkan pada akhir

pelaksanaan, dengan pekerjaan tambah / kurang lainnya.

1.8 PERALATAN DAN METODE KERJA

Pemakaian peralatan di lapangan tergantung dari beberapa faktor pertimbangan, antara lain :

a) Tempat atau lokasi pekerjaan.

b) Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan.

c) Faktor kesulitan yang ada dilapangan baik itu mengenai lokasi yang jauh, susahnya

transportasi dan lain-lainnya.

d) Sistem / metode kerja yang akan dipakai.

e) Biaya yang dianggarkan.

1.9 KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA

Kecelakaan kerja sebisa mungkin dihindari baik itu mengenai tenaga kerja maupun material dan

bahan, yang mempengaruhi prestasi kerja dan pada akhirnya berdampak pada biaya proyek,

baik langsung maupun tidak langsung, secara umum ada beberapa prinsip dasar pencegahan

kecelakaan yang dipengaruhi pada setiap lokasi pekerjaan misalnya :

1. Peralatan yang akan digunakan harus berkondisi baik.

2. Menggunakan alat harus sesuai dengan kemampuan alat dan petunjuk yang diperbolehkan

dalam buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik dan sesuai fungsinya

3. Penggunaan alat pelindung ditempat yang sekiranya berbahaya baik itu menggunakan

helm, sepatu pengaman, baju pengaman dll.

4. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus teratur dan tidak simpang siur dan tidak menyalahi

peraturan teknis yang ada

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 11: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

5. Selalu mengadakan Check dan Recheck terhadap peralatan kerja yang dipakai, sehingga

layak dipakai atau tidak, bila kurang memenuhi jangan dipaksakan menggunakan alat

tersebut kalau tidak 100% keadaan alat siap pakai.

Selain itu yang biasa terjadi adalah terjadinya pencurian terhadap materil dan bahan dilapangan,

dan untuk menghindari pencurian terhadap bahan yang sering terjadi maka Kontraktor harus

melaksanakan :

1. Pembuatan pagar pengaman disekeliling proyek, bisa berupa seng, kawat berduri, dll.

2. Penerangan lampu di lokasi.

3. Melakukan Penjagaan di lokasi proyek.

1.10 PEMBINAAN PEKERJAAN

Dalam Pembinaan Pekerjaan menyangkut pada Koordinasi pekerjaan yang baik.

Koordinasi terbagi dalam 2 bagian, yaitu :

Koordinasi lapangan/pelaksanaan

Yang dimaksud adalah Mengkoordinasi pada pekerjaan-pekerjaan satu dengan yang

lainnya yang saling terkait antara pekerjaan sipil, arsitektur dan mekanikal / elektrikal, dalam

mengkoordinasi di lapangan bisa dilakukan dengan Site Meeting setiap seminggu sekali,

tetapi kalau ada yang mendesak bisa dilakukan meeting saat itu juga, sehingga Site Meeting

dilakukan tergantung dari kebutuhan yang dihadapi dilapangan.

Koordinasi keluar

Yang dimaksud adalah koordinasi yang menyangkut hubungan konsultan Manajemen

Konstruksi, Kontraktor, Staf Manajemen Konstruksi dan pihak-pihak terkait lainnya

mengenai proyek yang sedang dihadapi sehingga informasi yang diterima baik oleh

Kontraktor maupun Konsultan Manajemen Konstruksi tidak tumpang tindih, dan tidak ada

kesimpang siuran dari fersi masing-masing.

1.11 PROSES PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Sesuai dengan tugas pengelola kegiatan, setiap bagian pekerjaan Manajemen

Konstruksi yang diselenggarakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi untuk menghasilkan

keluaran yang dimaksud dan untuk pemecahan persoalan yang timbul, Konsultan Manajemen

Konstruksi mendapatkan arahan, bimbingan, sampai dengan persetujuan dari Pengelola

Kegiatan.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 12: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Konsultan MK (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan Manajemen Konstruksi

pelaksanaan yang dihadapi dilapangan) harus merinci sendiri kegiatannya yang secara garis

besar sebagai berikut :

1.11.1 Pekerjaan Persiapan

Menyusun program, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan MK.

Mengecek dan selanjutnya diteruskan kepada pengelola kegiatan untuk disetujui,

mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Pemborong (Time

Schedule/Bar Chart, S-Curve dan Net Work Planning)

1.11.2 Pekerjaan Teknis

1. Tahap Perencanaan :

Menjadi mediator dan koordinator antara para Konsultan Perencana yang

terlibat dan Pengguna Jasa maupun instansi terkait lainnya pada waktu

proses perencanaan.

Mengendalikan jadwal waktu pelaksanaan pada masa perencanaan.

Melakukan monitoring terhadap kualitas pekerjaan maupun proses prosedur

perencanaan yang dilakukan konsultan Perencana selama proses

pelaksanaan perencanaan berlangsung.

Bersama tim Perencana membuat program dan metode pelaksanaan

pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang terkait di dalam

program perencanaan.

Menyusun laporan-laporan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan

pekerjaan perencanaan.

2. Tahap Seleksi Umum Pengadaan Jasa Pemborongan (Pelelangan Pekerjaan

Pemborongan) :

Membantu Pengguna Jasa dari sisi teknis dalam hal ini Panitia Seleksi Umum

Pengadaan Jasa Pemborongan dalam rangka pelaksanaan proses Seleksi

Umum Pengadaan Jasa Pemborongan meliputi :

Penyiapan Dokumen-dokumen pelelangan.

Membantu melakukan proses penjelasan pekerjaan (aanwijzing) bersama

konsultan Perencana.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 13: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Membantu secara teknis dalam hal evaluasi proposal penawaran yang

diajukan oleh para calon peserta.

Membuat laporan tahap Seleksi Umum Pengadaan jasa Pemborongan yang

memuat keseluruhan proses pelaksanaannya dari awal sampai

ditentukannya Pemenang.

3. Tahap Pelaksanaan Konstruksi :

Melaksanakan pekerjaan MK secara umum, pengawasan lapangan,

koordinasi dan Inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan

teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus-

menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.

Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau

komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan

pelaksanaan di lapangan atau di tempat kerja lainnya.

Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan

cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan.

Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau

pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu

pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan

persetujuan dari Pengendali Kegiatan.

Memberikan petujuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan

penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari

kontrak, dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan

pemberitahuan tertulis kepada Pengendali Kegiatan.

Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam

mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

1.11.3 Konsultasi

1. Melakukan konsultasi dengan Pengendali Kegiatan untuk membahas segala

masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 14: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya dua kali dalam sebulan,

dengan Pengendali Kegiatan, Perencana, Pemborong, dan unsur Teknis dengan

tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam

pelaksanaan untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada

semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu

kemudian mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap

mendesak.

1.11.4 Laporan

1. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis

kepada Pengendali Kegiatan, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot

bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pemborong.

2. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan

dengan jadwal yang telah disetujui.

3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat

yang digunakan.

4. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong

terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga

perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop

Drawings).

1.11.5 Dokumen

1. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong

terutama yang mengakibatkan tambah kurangnya pekerjaan, dan perhitungan

serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong (shop drawing).

2. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian

pekerjaan dilapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.

3. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta

penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.

4. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan, dan bulanan, Berita Acara

Kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir

lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta

keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 15: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

5

7

7

40

4

Jangka waktu keseluruhan

Aktifitas 2

Aktifitas 1

Jangka waktu keseluruhan

Aktifitas 2

Aktifitas 1

2Selisih waktu antara Metoda Konvensional dan Metoda Fast Tracking

0

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

5. Membuat dokumen foto fisik bangunan dalam kondisi 0%, 25%, 50%, 75%, dan

100%.

1.12 PENGENDALIAN WAKTU

Secara umum pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan melalui metode “fast tracking”

pada jadwal proyek. Dapat digambarkan gagasan tersebut melalui skema berikut :

Metode Konvesional

MetodeFast Tracking

Penghematan waktu sebagaimana diatas, akan lebih banyak diperoleh melalui perencanaan

jadwal waktu pelaksanaan fisik, secara akurat.

Perlu pula dukungan perencanaan engineering dan procurement/logistic yang memadai sehingga

penghematan waktu dapat diperoleh atau paling kurang jangka waktu (time frame) yang

ditetapkan tidak terlampaui, sebagaimana ditunjukkan pada jadual induk terlampir.

Guna menjamin tidak terlampauinya kerangka waktu proyek, metoda fast tracking bahkan dapat

ditarik sejak masa perancangan, terpadu dengan masa lelang dan masa pelaksanaan

sesudahnya. Dapat digambarkan melalui skema berikut :

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 16: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

1 pelaksanaan pekerjaan pondasi I

lelang paket pekerjaan paket II

lelang paket pekerjaan paket I

perancangan paket II

perancangan paket I1

2

perancangan lainnya3

1

2

2 pelaksanaan pekerjaan

3 pelaksanaan pekerjaan berikutnya

3 lelang paket berikutnya

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Metoda fast tracking pada jadwal induk sebagaimana ditunjukkan diatas, mempunyai implikasi

proyek tidak dapat dilaksanakan dalam satu kesatuan paket pekerjaan. Melainkan dalam

beberapa paket, dan seterusnya. Pembagian paket pekerjaan (packeting) tidak dapat disusun

sekedar berdasarkan atas fenomena waktu sebagaimana contoh diatas, melainkan pula

pertimbangan lainnya, seperti kekhususan (specific/nature) pekerjaan, daya dukung Pemborong,

efisiensi serta efektifitas pengaturan ruang kerja dan lain-lain.

Pemaketan tersebut menuntut atau melahirkan konsekuensi perlunya koordinasi kuat, semenjak

proses engineering sampai dengan pelaksanaan instalasi konstruksi dilapangan. Suatu kondisi

yang tepat dimiliki oleh Konsultan Pengawas yang berada pada fungsi kontrol saja. Sementara

Konsultan Perencana yang berada pada fungsi aksi tidak diposisikan untuk melaksanakan tugas

demikian.

Karenanya dalam beberapa kesempatan praktis, packeting hanya dilakukan pada bagian-bagian

proyek yang dapat dipisahkan (detachable) dari pekerjaan induknya.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 17: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

1.13 PENGENDALIAN BIAYA

Pemaketan pekerjaan sebagaimana dibahas diatas, sebagaimana tertuang diatas kertas

mempunyai dampak positif, berkurangnya nilai faktor pajak, faktor overhead & profit pada harga

yang ditawarkan Pemborong. Tetapi biasanya tidak diikuti dengan perhitungan meningkatnya

overhead Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, sebagai akibat peningkatan kegiatan

pengendalian.

Metoda lain dalam pengendalian biaya, tepatnya penghematan biaya, dilakukan melalui proses

value engineering. Suatu metoda peninjauan ulang (review) dokumen rancangan, dengan

membuang faktor-faktor yang sebenarnya tidak diperlukan (unnecessary), juga faktor-faktor yang

berlebihan melampaui kebutuhan minimal. Faktor-faktor demikian muncul sebagai akibat

penerapan “rule of thumb” yang berlebihan, standard kebutuhan yang telah berubah, pola kerja

lapangan yang telah berubah pula dan lain sebagainya. Suatu bahasan teknis detail yang dapat

diterangkan melalui ilmu struktur, target utama value engineering. Pekerjaan struktur lazimnya

adalah butir terbesar dalam perhitungan biaya konstruksi, karenanya menjadi objek utama value

engineering. Sesuatu yang tidak akan terjadi pada proyek ini, karenanya kecilnya biaya

pekerjaan struktur. Sementara value engineering pada pekerjaan finish arsitektur tidak lazim

dilakukan karena banyaknya muatan non teknis, sedangkan pada pekerjaan utilitas biasanya

telah dirancang dengan efisien.

Satu-satunya peluang pengendalian biaya pada proyek ini, adalah mengatur keseimbangan nilai

pekerjaan perubahan (variation/change order) yang tidak dapat dihindarkan, agar tidak

melampaui batas anggaran dan dana cadangan.

1.14 PENGENDALIAN MUTU

Seharusnya pengendalian mutu tidak lagi menjadi issue atau pokok bahasan lagi. Konsultan Perencana, Pemborong dan Supplier diharapkan telah memiliki standard performance yang memadai.Sehingga pemeriksaan mutu yang dilakukan Konsultan Pengawas melalui proses Quality Assurance Plan dan Quality Control, semenjak masa perancangan, engineering/ perencanaan sampai dengan konstruksi/instalasi, hanya akan menjaring kesalahan yang bersifat manusiawi (human error), yang karenanya dapat diperbaiki dengan sukarela. Bukan kesalahan yang disengaja (by crime), bahkan pula yang direncanakan (created crime).

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 18: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Pemilihan para pelaku proyek karenanya perlu mensyaratkan ketiga faktor pengendalian diatas sebagai kriteria utama, sehingga proyek dapat diharapkan berjalan dengan semestinya.Pada sisi lain diharapkan kesediaan Pemberi Tugas melonggarkan atau dapat disebut terobosan atas kebiasaan pendanaan yang telah baku. Situasi krisis ekonomi yang masih berlangsung dewasa ini, telah menghancurkan skema pembiayaan proyek yang berlaku. Bahan-bahan harus dipesan sebelum diproduk, bahan yang ada harus dibayar didepan atau cash and carry, sementara suku bunga bank masih tinggi, faktor-faktor yang akan dibebankan pada penawaran harga dan pada akhirnya pada implementasi lapangan akan terjadi tarik ulur antara jadual konstruksi dan finansial cash flow. Kesediaan Pemberi Tugas membayar “material on site” pada proses perhitungan prestasi pembayaran (payment progress) yang dilakukan secara bulanan, akan lebih “berarti” dibandingkan dengan ketiga teori pengendalian diatas.

1.15 MANAJEMEN PROYEK

Dalam lingkungan proyek, yang disebut persetujuan adalah “harus tertulis”, karenanya “ manajemen proyek harus ada “ dan akan bersandarkan pada aspek hukum, bahwa yang penting adalah apa yang tertulis.Dalam pelaksanaan Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan

Lanjutan Jalan Komplek pada Pelabuhan Perikanan Nusantara

Brondong TA. 2013, sistem manajemen proyek ini dalam bentuk prosedural pekerjaan, dimaksudkan untuk memberikan guidelines/petunjuk kepada setiap personil dalam organisasi, tentang bagaimana dia seharusnya melakukan kegiatan dan berkomunikasi dalam lingkungan proyek.Prosedur, form dan guideline merupakan alat yang dapat menggambarkan proses manajemen proyek, dan juga merupakan suatu kerangka/format dalam pengumpulan, pemrosesan dan mengkomunikasikan data dan informasi aktifitas proyek dalam bentuk yang teratur dan standar.Secara spesifik maksud dari adanya dokumen prosedural adalah : Memberikan guidelines dan keseragaman Mendorong pendokumentasian Komunikasi menjadi jelas dan efektif Mempersatukan tim proyek Memberikan dasar analisa Persetujuan dokumen terekan untuk referensi selanjutnya Memperbaharui komitmen Mengurangi paperwork Mengurangi konflik dan ketidakjelasan masalah Memetakan jenis-jenis pekerjaan

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 19: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Memudahkan tim kerja baru segera beradaptasi Membentuk jalur pengalaman dan metode kerja yang berguna bagi proyek lain.

1.16 PEMBINAAN KERJA

Konsultan Manajemen Konstruksi tidak hanya bertugas mengadakan Manajemen Konstruksi terhadap mutu/kualitas, dana, dan waktu pekerjaan, tetapi juga harus memberikan pembinaan terhadap kontraktor baik itu dalam segi teknis juga mengenai administrasi dengan bertitik tolak pada Aanwijzing juga di tuntut mempunyai leadership dan pemahaman dalam bidang teknis dan administratif. Di sini seorang Manajemen Konstruksi tidak hanya bisa menyalahkan atau membenarkan suatu pekerjaan dengan bertitik tolak pada dokumen kontrak, tetapi seorang Manajemen Konstruksi harus bisa memberikan pengarahan serta penjelasan mengenai pendapatnya dilapangan mengapa pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor dikatakan salah, tetapi harus bisa memberikan alternatif mencari jalan keluar terhadap perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, agar pekerjaan tersebut dapat terus berlanjut tidak berhenti. Artinya pembinaan tersebut sangatlah berarti bila diberikan sebelum pekerjaan dimulai dan selama proses pelaksanaan. Hal ini sangat berarti karena dapat menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Seringkali terjadi pembinaan tidak diberikan sehingga terjadi kesalahan fatal yang mana sulit untuk diperbaiki dan terpaksa dibongkar karena tidak sesuai dan tidak bisa ditoliler karena tidak sesuai dengan perencaannya. Disinilah pentingnya arti pembinaan kerja yang harus diberikan oleh seorang Manajemen Konstruksi agar kesalahan-kesalahan sedini mungkin dapat dimonitor. Pembinaan disini bisa dalam segi teknis maupun administratif.1. Bidang teknis antara lain :

o Mengevaluasi metode kerja yang akan dipakai oleh pihak kontraktor.

o Memberikan masukan dan saran berkaitan dengan metode yang akan dipakai,

kelemahannya apa dan tindakan apa yang harus dilakukan.o Apabila terjadi perbedaan pendapat/pandangan dalam metode yang dipilih dapat

didiskusikan sehingga diperoleh pemecahannya.2. Bidang administrasi antara lain :

o Memberikan pengarahan tentang prosedur perijinan pelaksanaan pekerjaan,

persetujuan material, pergantian material, dan lain-lain.o Memberikan pengarahan berkenaan dengan prosedur adanya pekerjaan

tambah/kurang atau Addendum yang harus ditempuh.o Prosedur Addendum perpanjangan waktu.

o Prosedur surat menyurat.

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA

Page 20: 3.2. Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja

USULAN TEKNISPekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

1.17 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan Keamanan pada masa konstruksi biasanya meliputi :

- Keselamatan

o Peraturan keselamatan kerja di lapangan.

o Organisasi keselamatan kerja yang diperlukan.

o Fasilitas kesehatan kerja (helm, lampu, rambu-rambu, fasilitas P3K, dan lain

sebagainya.o Demonstrasi/pelatihan.

o Inspeksi periodik.

- Keamanan

o Organisasi keamanan yang diperlukan berikut personil.

o Ijin serta kontak-kontak yang diperlukan.

o Peraturan keamanan di proyek.

o Fasilitas keamanan seperti: pagar, gerbang, gardu/tower jaga, lampu spot, kartu

identitas, handly talkie, dan lain sebagainya.o Demonstrasi/pelatihan.

o Inspeksi periodik.

---------------<<<>>>--------------

PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA