deskripsi pemahaman konsep siswa pada materi …

158
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEPRIBADIAN SENSING DAN INTUITION SISWA KELAS VIII SMPN 2 SUNGGUMINASA SKRIPSI Oleh Didin Ferdiansyah NIM: 105361112216 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Januari 2021

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI

BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEPRIBADIAN

SENSING DAN INTUITION SISWA KELAS VIII SMPN 2

SUNGGUMINASA

SKRIPSI

Oleh

Didin Ferdiansyah

NIM: 105361112216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Januari 2021

Page 2: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

2

Page 3: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

3

Page 4: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : DIDIN FERDIANSYAH

Nim : 105361112216

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi :

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh

siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sangsi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

Didin Ferdiansyah

NIM. 105361112216

Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa pada Materi

Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kepribadian

Sensing dan Intuition Siswa Kelas VIII SMPN 2

Sungguminasa

Page 5: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : DIDIN FERDIANSYAH

Nim : 105361112216

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi :

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sangsi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

Didin Ferdiansyah

NIM. 105361112216

Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa pada Materi

Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kepribadian

Sensing dan Intuition Siswa Kelas VIII SMPN 2

Sungguminasa

Page 6: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

vi

MOTO

“Janganlah Kamu Bersedih, Sesungguhnya Allah Bersama Kita”

_QS. At-Taubah: 40_

“...Pada Hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah

kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama

bagimu...”

_QS. Al-Maidah: 3_

“...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-

sangkanya...”

_QS. At-Thalaaq: 2-3_

“Seorang muslim itu sibuk, sibuk dengan ibadah”

_Ust. Khalid Basalamah_

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan dengan penuh cinta dan setulus hati kepada

Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa selama

perjalanan hidup saya sampai penyusunan skripsi ini. Kepada kakak saya yang

membantu dalam hal apapun khususnya selama perkuliahan. Kepada sahabat-

sahabat saya yang mendukung dan memberi motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

vii

ABSTRAK

Didin Ferdiansyah. 2021. Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa pada Materi

Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kepribadian Sensing dan Intuition Siswa

Kelas VIII SMPN 2 Sungguminasa. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Pembimbing I Sri Satriani dan pembimbing II Ahmad Syamsuadi.

Masalah pada penelitian ini yaitu tidak semua siswa dapat menyerap

materi dengan baik, maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian terkait

bagaimana siswa memperoleh informasi berdasarkan kepribadiannya. Penelitian

ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, bertujuan untuk

mendeskripsikan pemahaman konsep siswa dengan kepribadian sensing dan

intuition, dengan subjek penelitian berjumlah 2 orang siswa. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. Adapun tes yang digunakan

yaitu tes kepribadian untuk memilih dua siswa yang memiliki skor kepribadian

tinggi dan berlawanan. Setelah terpilih 2 subjek maka selanjutnya diberikan tes

pemahaman konsep untuk melihat kemampuannya berdasarkan tujuh indikator

pemahaman konsep, setelah itu dilakukan wawancara kepada setiap subjek untuk

mendapatkan informasi lebih banyak tentang pemahaman konsepnya. Pengukuran

pemahaman konsep menggunakan hasil tes diagnostik yaitu mampu, kurang

mampu, dan tidak mampu. Pemahaman konsep pada siswa dengan kepribadian

sensing (S1) yaitu kurang mampu pada indikator menyatakan ulang konsep,

mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup, dan menggunakan,

memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu namun mampu pada indikator

memberikan contoh dan non contoh, menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis, dan mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah.

Kecenderungan yang muncul yaitu praktis menjawab soal, fokus pada hasil,

spesifik dan detail dalam penjelasan. Berhati-hati dalam memproses informasi dan

mengambil keputusan, serta cermat, realistis dan konkret. Mayoritas indikator

dipahami oleh S1 maka dari itu S1 cenderung memahami konsep. Pemahaman

konsep siswa dengan kepribadian intuition (S2) yaitu kurang mampu pada

indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dan menggunakan,

memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu namun mampu pada indikator

menyatakan ulang konsep, mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatnya,

memberikan contoh dan non contoh, menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis, dan mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah.

Kecenderungan yang muncul yaitu imajinatif, abstrak, konseptual dan menjawab

dengan caranya sendiri. Melihat keterkaitan serta fokus pada proses. Mayoritas

indikator dipahami oleh S2 maka dari itu S2 cenderung memahami konsep.

Kata kunci: Pemahaman Konsep, Bangun Ruang Sisi Datar, Sensing, Intuition

Page 8: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

penulis panjatkan segala puji atas kehadirat Allah Swt yang atas luasnya ampunan

dan rahmat-Nya serta atas nyatanya janji-janji-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Deskripsi pemahaman Konsep Siswa pada

Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kepribadian Sensing dan

Intuition Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sungguminasa.

Penulis kirimkan salawat dan salam kepada Baginda Rasulullah

Muhammad saw, pendidik terbaik yang dibimbing langsung oleh Allah Swt

dengan membawa risalah terbaik untuk disampaikan kepada umat terbaik di muka

bumi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban

sebagai salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan terkhusus untuk orang-orang

berpengaruh dalam hidup penulis, untuk Ayahanda Darise, S.Sos. dan Ibunda

Gustiati, S.Pd. yang senantiasa memberi nasihat, kasih sayang, dan perhatian,

serta do’a yang tidak putus. Saudariku Rika Wulandari, S.Pd., Gr. yang selalu

memberikan bantuan, semangat, dan saran yang penulis butuhkan.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 9: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

ix

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Mukhlis, S.Pd,. M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan

sebagai Penasihat Akademik yang membimbing selama perkuliahan.

4. Ma’rup, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Sri Satriani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya

untuk memberi arahan, petunjuk, dan motivasi serta koreksi dalam

penyusunan skripsi.

7. Ahmad Syamsuadi, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberi arahan, petunjuk, dan motivasi serta koreksi dalam

penyusunan skripsi.

8. Prof. Dr. Nurdin Arsyad, M.Pd. dan Dr. Asdar, M.Pd., Validator yang telah

meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap

perbaikan instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk penelitian.

9. Muhammad Irfan Mahmud, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 2

Sungguminasa yang telah memberikan izin dan penerimaan untuk melakukan

penelitian.

10. Fatmawati, S.Pd., Guru Bidang Studi Matematika yang telah membantu

penulis selama melaksanakan penelitian.

Page 10: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

x

11. Bapak, Ibu Guru dan staf tata usaha SMP Negeri 2 Sungguminasa.

12. Siswa-siswi kelas VIII-1 atas kerja sama dan kesediaannya selama proses

penelitian.

13. Saudara-saudari seperjuangan Pejuang XII Lembaga Kreativitas Ilmiah

Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA), yang telah mengukir tak

terhingga kisah suka dan duka mulai dari semester 3 perkuliahan penulis

hingga saat ini.

14. Saudara-saudari seperjuangan Rudi, Andi Rifaq Guttu Patalo, Virey Tsalasa

Faradiba Ridwan, Khoirul Hidayati K, Indah Mursyd yang senantiasa

membantu penulis selama perkuliahan.

15. Rekan Seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2016

terkhusus Algoritma 2016 D Universitas Muhammadiyah Makassar, terima

kasih atas bantuan, kerja sama, dan kekeluargaan yang terjalin dengan erat.

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak,

selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun. Semoga segala apa yang

kita lakukan bernilai ibadah disisi-Nya.

Makassar, Juni 2021

Peneliti

Page 11: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v

MOTO ........................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

D. Batasan Istilah .......................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian.................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 12

A. Kajian Teori.............................................................................. 12

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 39

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 39

C. Subjek Penelitian ...................................................................... 39

D. Data dan Sumber Data.............................................................. 40

E. Fokus Penelitian ....................................................................... 42

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 43

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44

Page 12: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xii

H. Uji Validasi Data ...................................................................... 45

I. Teknik Analisis Data ................................................................ 46

J. Prosedur Penelitian ................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 53

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 53

B. Pembahasan .............................................................................. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 99

A. Kesimpulan .............................................................................. 99

B. Saran ......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep ............................................. 47

3.2 Kemampuan Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan Sifat-Sifatnya .. 48

3.3 Kemampuan Memberikan Contoh dan Non contoh ............................. 48

3.4 Kemampuan menyatakan Konsep dalam Bentuk Matematis ............... 48

3.5 Kemampuan Mengembangkan Syarat Perlu atau Syarat Cukup .......... 49

3.6 Kemampuan Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur

Tertentu ................................................................................................. 49

3.7 Mengaplikasikan Konsep dalam Bentuk Pemecahan Masalah ............ 49

3.8 Kode Data Penelitian ............................................................................ 53

4.1 Hasil Tes Kepribadian Sensing dan Intuition Siswa ............................. 54

4.2 Subjek yang terpilih Berdasarkan Hasil Tes Kepribadian .................... 55

4.3 Data Wawancara Kemampuan S1 Menyatakan Ulang Konsep ........... 58

4.4 Data Wawancara Kemampuan S1 Mengklasifikasikan objek

berdasarkan sifat-sifatnya ..................................................................... 60

4.5 Data Wawancara Kemampuan S1 Memberikan Contoh dan Non

Contoh .................................................................................................. 63

4.6 Data Wawancara Kemampuan S1 Menyajikan Konsep dalam Bentuk

Representasi Matematis. ....................................................................... 66

4.7` Data Wawancara Kemampuan S1 Mengembangkan Syarat Perlu dan

Syarat Cukup ........................................................................................ 67

4.8 Data Wawancara Kemampuan S1 Menggunakan, Memanfaatkan,

dan Memilih Prosedur Tertentu ............................................................ 69

4.9 Data Wawancara Kemampuan S1 Mengaplikasikan Konsep Atau

Algoritma Ke Pemecahan Masalah. ..................................................... 71

4.10 Data Wawancara Kemampuan S2 Menyatakan ulang Konsep ............ 73

4.11 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengklasifikasikan Objek

Berdasarkan Sifatnya ............................................................................ 75

Page 14: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xiv

4.12 Data Wawancara Kemampuan S2 Memberikan Contoh dan Non

Contoh .................................................................................................. 77

4.13 Data Wawancara Kemampuan S2 Menyajikan Konsep dalam Bentuk

Representasi Matematis ........................................................................ 79

4.14 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengembangkan Syarat Perlu dan

Syarat Cukup ........................................................................................ 81

4.15 Data Wawancara Kemampuan S2 Menggunakan, Memanfaatkan,

dan Memilih Prosedur Tertentu ............................................................ 83

4.16 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengaplikasikan Konsep dalam

Bentuk Pemecahan Masalah. ................................................................ 85

4.17 Tabel Triangulasi Data .......................................................................... 87

Page 15: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Preferensi Berlawanan Dari Empat Fitur Kepribadian ......................... 25

2.2 Kubus .................................................................................................... 29

2.3 Diagonal Bidang Kubus ........................................................................ 30

2.4 Diagonal Ruang Kubus ......................................................................... 31

2.5 Bidang Diagonal Ruang Kubus ............................................................ 31

2.6 Kubus dan Jaring-Jaring Kubus ............................................................ 32

2.7 Kubus Satuan ........................................................................................ 33

2.8 Kubus Satuan Balok ............................................................................. 34

2.9 Diagonal Bidang Balok......................................................................... 35

2.10 Diagonal Ruang Balok .......................................................................... 35

2.11 Bidang Diagonal Balok......................................................................... 36

2.12 Jaring Balok dan Balok ......................................................................... 36

3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 51

4.1 Kemampuan S1 Menyatakan Ulang Konsep ........................................ 58

4.2 Kemampuan S1 Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan Sifat-

Sifatnya ................................................................................................. 60

4.3 Kemampuan S1 Memberikan Contoh dan Non Contoh ....................... 62

4.4 Kemampuan S1 Menyajikan Konsep dalam Bentuk Representasi

Matematis ............................................................................................. 64

4.5 Kemampuan S1 Mengembangkan Syarat Perlu dan Syarat Cukup...... 67

4.6 Kemampuan S1 Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih

Prosedur Tertentu.................................................................................. 69

4.7 Kemampuan S1 Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma ke

Pemecahan Masalah.............................................................................. 71

4.8 Kemampuan S2 Menyatakan Ulang Konsep ........................................ 73

4.9 Kemampuan S2 Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan Sifatnya. ..... 75

4.10 Kemampuan S2 Memberikan Contoh dan Non Contoh ....................... 77

4.11 Kemampuan S2 Menyajikan Konsep dalam Bentuk Representasi

Matematis ............................................................................................. 79

Page 16: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xvi

4.12 Kemampuan S2 Mengembangkan Syarat Perlu dan Syarat Cukup...... 81

4.13 Kemampuan S2 Menggunakan, Memanfaatkan, Dan Memilih

Prosedur Tertentu.................................................................................. 83

4.14 Kemampuan S2 Mengaplikasikan Konsep dalam Bentuk Pemecahan

Masalah ................................................................................................. 85

Page 17: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Penelitian ............................................................................. 106

2 Hasil Tes dan Wawancara Subjek Terpilih .......................................... 114

3 Dokumen dan Surat .............................................................................. 122

4 Dokumentasi Foto ................................................................................. 137

5 Power Point Skripsi .............................................................................. 140

6 Hasil Cek Plagiat Skripsi ...................................................................... 141

Page 18: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peluang berkarya dan mengembangkan ilmu pengetahuan semakin

terbuka lebar dengan semakin mendekatnya seratus tahun Indonesia merdeka

dibarengi dengan bonus demografi yang sangat menggiurkan untuk Indonesia.

Seratus tahun Indonesia disebut dengan “Indonesia emas” dengan target-target

pada setiap lini pemerintahan. Menjelang seratus tahun Indonesia merdeka

keberadaan penduduk dengan usia produktif atau para pemuda diprediksi akan

mencapai puncaknya. Dibutuhkan keahlian yang istimewa untuk mengarahkan

pemuda-pemuda Indonesia pada keadaan yang tidak biasa ini. Pemerintah telah

menetapkan tujuan pendidikan pada era generasi emas 2045. Hal tersebut

membuat Indonesia harus mengarahkan dengan baik pemudanya, maka

terdapat tiga tahap yang sedang dan akan dilakukan pemerintah untuk

mencapai Indonesia emas 2045. Sekarang sedang berada pada tahap pertama

(2016-2025) dengan target pembangunan difokuskan pada peningkatan

kapasitas satuan pendidikan untuk meningkatnya layanan dan modernisasi

pembelajaran serta mendorong penguatan layanan sehingga dapat dirasakan

semua masyarakat (Kemdikbud, 2017: 17).

Berjalannya target pendidikan untuk Indonesia emas 2045 harus

sinkron dengan gol dari pendidikan yang dijalankan, dari itu pemerintah

senantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan kualitas pendidikan sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membangun anak didik secara

Page 19: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

2

intelektual yaitu memiliki badan sehat, berilmu, kecakapan, kreativitas,

kemandirian, serta menjadi masyarakat demokrasi yang sadar kewajiban, pada

sisi spiritual yaitu beriman dan bertakwa. Tujuan pendidikan tersebut sangat

ideal untuk Indonesia namun tetap saja implementasinya masih harus

dipertanyakan. Konsep pemerintah sangat mudah dirancang, namun

implementasi yang masih kurang dari berbagai aspek membuat tujuan tersebut

tidak tercapai, hal tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor dari setiap

unsur penyelenggara pendidikan (Thahir, 2020: 1).

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, Kurikulum 2013 memiliki

sistem pembelajaran saintifik dan penilaian autentik yakni sebagai pendekatan,

prosedur, dan instrumen penilaian proses. Capaian pembelajaran yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bentuk perilaku yang

mirip dengan keadaan nyata. Dilihat dari Indonesia Emas, tujuan pendidikan

nasional, dan Kurikulum 2013. Ketiganya memiliki garis besar yaitu perbaikan

kualitas sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan standarnya masing-

masing.

Informasi yang dipaparkan memuat data dengan pembahasan penting

dan bersifat universal yaitu dengan pendekatan ilmiah. Kemudian yang

menjadi alat berpikir ilmiah dalam pendekatan ilmiah yaitu matematika.

Adapun Andri dan Rismawati (2018: 92) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa Matematika sebagai alat ukur yang dapat digunakan untuk

mengambangkan cara berpikir seperti dalam memproses dan menarik

kesimpulan berdasarkan apa yang dianalisis atau sering kali disebut sebagai

bahasa untuk mengenali alam semesta dan isinya.

Page 20: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

3

Satu di antara sekian banyak bagian dari ilmu matematika yang

diterapkan pada sekolah tingkat menengah adalah geometri ruang dengan

dengan sisi datar. Cabang geometri tersebut memiliki tempat istimewa pada

perangkat pelajaran sekolah disebabkan di dalamnya terdapat konsep yang

banyak. Melihat perspektif psikologi, bangun ruang sisi datar merupakan

penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola,

pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematika, bangun

ruang sisi datar menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan

masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan

transformasi. Pendekatan tersebut sangat dapat digambarkan pada kehidupan

sehari-hari. Pengenalan bangun sisi datar merupakan topik yang telah dikuasai

para pendidik namun terdapat batasan yang kurang diperhatikan oleh pendidik

untuk disampaikan ke siswa. Guru sering kali langsung memberikan ciri-

cirinya kepada siswa pada pengenalan bangun ruang sisi datar ini. Bentuknya

bersifat abstrak sehingga guru sering memberikan gambaran yang paling nyata

yaitu contoh bangunan dan benda yang serupa.

Salah satu sampelnya yaitu geometri ruang yang memiliki garis

berujung, garis tersebut tidak dapat dihitung lebarnya. Hal itu membuat para

guru berusaha menjadikan konkret konsep tersebut dengan mengaitkan pada

kehidupan atau dengan media. Bentuk tersebut familier di lingkungan kita

sehingga siswa sudah terbiasa dengan bentuk yang dicontohkan tersebut pada

usia sekolahnya.

Berdasarkan paparan tersebut, telah membuat geometri menjadi hal

penting dalam matematika dalam rangka mengembangkan keahlian pemecahan

Page 21: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

4

masalah dan mengasah kemampuan berpikir. Peserta didik diharapkan mahir

menggunakan konsep dasar geometri terkhusus materi bangun ruang sisi datar

namun pada beberapa keadaan tidak maksimal. Penelitian yang menunjukkan

kemampuan memahami konsep siswa SMP yang di luar ekspektasi yaitu oleh

Hudanagara dan Anita (2018: 20) mengungkapkan di antara berbagai cabang

matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan.

Kesulitan yang dialami siswa terjadi pada setiap tingkat pendidikan. Kesulitan

ini membuat siswa tidak memahami secara menyeluruh sub materi yang

diajarkan sehingga ketika berpindah ke materi selanjutnya tidak akan bisa

maksimal. Efek domino pun terjadi jika pemahaman dasar tidak maksimal

maka keseluruhan pemahaman tidak akan maksimal. Sebaiknya pemahaman

dasar dikuasai secara menyeluruh sebelum berpindah ke materi selanjutnya,

begitu seterusnya.

Pemahaman siswa terkait hal baru tidak sama berdasarkan pada

penjelasan yang diserapnya dan fokus perhatiannya pada informasi tersebut.

Ada informasi yang tidak bisa diterima, ada juga yang bisa, yaitu harus

memfokuskan perhatian pada suatu informasi kemudian diproses dan terserap

sebagai sebuah konsep. Hal tersebut menggambarkan perbedaan dalam

memahami informasi bisa tidak sama tergantung peserta didik dalam

memfokuskan perhatiannya.

Pengawalan kepada siswa dalam hal memahami informasi harus

dilakukan setiap guru, Menurut Satriani, dkk. (2020: 15) bahwa “sebagai guru

diharapkan mampu untuk memahami siswa dari sisi psikologi seperti ciri-ciri

setiap siswa karena salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah

Page 22: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

5

faktor psikologis khususnya kepribadian”. Setiap orang mampu membuat

pikirannya fokus terhadap sesuatu pada lingkungan yang berhubungan dengan

kepribadian manusia. Sejalan dengan yang dinyatakan Bastable, dkk (2019: 82)

bahwa fungsi sensing dan intuition pada psikologi menjadi landasan seseorang

dalam memahami dan membuat pikirannya fokus pada kecenderungan tertentu.

Kemudian Zaky (2019: 38) menyatakan bahwa tipe sensing menilai bahwa

setiap yang ditangkap indra itulah menjadi acuan untuk memahami dan

memproses informasi yang didapatnya. Sementara tipe intuition memahami

yang tersirat dan mencari makna sebuah fenomena bisa terjadi. Kedua tipe

kepribadian tersebut mengarah ke bagaimana manusia memfokuskan

perhatiannya dan memahami informasi. Maka terlihat bahwa kepribadian

sensing dan intuition sangat erat kaitannya dengan bagaimana siswa

memahami informasi berupa konsep geometri.

Menurut penelitian Purbaningrum (2017: 48) pemecahan masalah pada

matematika mempengaruhi kemampuan siswa pada berbagai aspek di

antaranya yaitu kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir merupakan

kemampuan memproses informasi dari kelas yang rendah ke tingkat kelas

kemampuan berpikir yang tinggi. Keduanya mengacu pada pengelompokan

Bloom yaitu enam dimensi pemahaman. Hasil penelitian bahwa peserta didik

yang ditinjau dari gaya belajar optis, kinestetik,dan mendengarkan temasuk

kategori kurang dalam kemampuan berpikirnya.

Hasil penelitian tersebut membahas tentang kemampuan memproses

informasi berdasarkan aspek kognitif dari taksonomi Bloom. Apabila ditelusuri

dari sudut pandang lain, kemampuan memproses informasi dapat dikaji dari

Page 23: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

6

sisi kepribadian setiap individu. Pembagian kepribadian yang membahas

tentang bagaimana manusia memproses informasi terdapat pada indikator tipe

kepribadian oleh Myers-Briggs yang membahas 16 tipe kepribadian dengan 4

fitur kepribadian yang salah satunya terdapat dimensi memahami dan

memproses informasi dari luar. Dimensi tersebut terbagi menjadi 2 fokus

kajian yang saling bertolak belakang yaitu sensing dan intuition. Penjelasan

tersebut memberikan isyarat kepada peneliti yaitu ada jalan lain untuk

mengetahui bagaimana manusia memproses informasi, dengan melakukan

penelitian tentang pemrosesan informasi berdasarkan indikator tipe kepribadian

oleh Myers-Briggs.

Kepribadian sensing atau intuition dalam memperoleh informasi serta

pemahaman konsep, idealnya dapat saling menunjang konsep-konsepnya satu

sama lain pada materi matematika. Apabila siswa mampu memahami konsep

dari satu sub bab dasar maka sub bab selanjutnya akan mengacu dari sub bab

sebelumnya yang harus dikuasai, sehingga dengan tersistematisnya

penguasaan, setiap tingkatannya akan membentuk pemahaman konsep yang

baik dan menyeluruh. Keadaan yang terjadi pada siswa, yaitu telah

mempelajari materi bangun ruang namun tidak mampu menggunakan konsep

yang diketahui sebelumnya sehingga kondisi ideal pemahaman konsep tidak

dapat tercapai. Sebagaimana dirasakan siswa SMPN 2 Sungguminasa kelas 8,

dikarenakan tidak semua siswa dapat memperoleh informasi yang diberikan

oleh guru, ada yang memperoleh informasi dengan baik dan mampu

menyerapnya namun tidak maksimal dalam pemerolehan informasi yang

berkaitan dengan pelajaran bangun ruang sisi datar di kelasnya. Berdasarkan

Page 24: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

7

wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika di SMPN 2

Sungguminasa menyatakan problem dalam pembelajaran bangun ruang sisi

datar adalah pemahaman siswa yang tergolong rendah disebabkan tidak

tuntasnya penguasaan dan ketidakmampuan mengaplikasikan konsep yang

telah diberikan. Hal tersebut dikarenakan pemerolehan informasi yang tidak

maksimal oleh siswa. Berdasarkan tipe kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type

Indicators) pemerolehan informasi manusia terdiri dari sensing dan intuition.

Sensing yaitu kecenderungan memperoleh informasi berdasarkan fakta,

kemudian intuition yaitu kecenderungan memperoleh informasi berdasarkan

kata hati atau perasaan. Pemahaman konsep yang rendah mengakibatkan

terhambatnya proses untuk melanjutkan materi. Peneliti merasa terdapat

perbedaan dalam pemerolehan informasi siswa, maka dari itu perlu adanya

penelitian untuk mendeskripsikan perbedaan pemerolehan informasi dari siswa

di SMPN 2 Sungguminasa.

Peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan

Syarifuddin (2019) yang membahas tentang kepribadian sensing dan intuition

dari sisi kemampuan koneksi matematis siswa dengan memanfaatkan indikator

dari koneksi matematis. Sedangkan pada penelitian ini diarahkan untuk

mengetahui kemampuan kepribadian sensing dan intuition pada pemahaman

konsepnya, karena peneliti menganggap kemampuan memahami konsep itu

sejalan dengan kemampuan memperoleh informasi. Terdapat penelitian lainnya

yaitu oleh Kiswanto (2015) yang meneliti tentang pemahaman konsep siswa

pada kepribadian sensing dan intuition, pada penelitian ini hanya menggunakan

lima indikator dari tujtuh indikator pemahaman konsep yang terdapat dari

Page 25: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

8

berbagai sumber. Berdasarkan penelitian tersebut masih ada dua indikator dari

pemahaman konsep yang tidak dikaji, maka dari itu pada penelitian ini

menggunakan semua indikator pemahaman konsep sehingga hasil penelitian ini

lebih lengkap membahas tujuh indikator pemahaman konsep yang dikaji dari

sisi psikologi kepribadian memperoleh informasi yaitu sensing dan intuition.

Kedua penelitian tersebut menjadi acuan ataupun titik tolak peneliti untuk lebih

mengkaji tentang pemahaman konsep siswa dari sisi pemerolehan informasi

yaitu sensing dan intuition. Sehingga hasil penelitian ini bisa lebih unik dan

melengkapi kajian dari dua penelitian sebelumnya.

Berdasarkan uraian tersebut, menjadi landasan peneliti untuk

mendalami terkait bagaimana informasi diperoleh dari kedua kepribadian

berlawanan tersebut. Sehingga peneliti tertarik meneliti dengan judul

“Deskripsi pemahaman Konsep Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Ditinjau dari Kepribadian Sensing dan Intuition Siswa Kelas VIII SMPN 2

Sungguminasa”. Judul tersebut peneliti tentukan dikarenakan pemahaman

konsep siswa sangat berkaitan dengan proses pemerolehan informasi dan

sumber pemerolehan informasi paling relevan terdapat di kajian kepribadian

MBTI.

B. Rumusan Masalah

Setelah mengkaji latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu.

1. Bagaimana siswa dengan kepribadian sensing memahami konsep pada

materi bangun ruang sisi datar ?

Page 26: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

9

2. Bagaimana siswa dengan kepribadian intuition memahami konsep pada

materi bangun ruang sisi datar?

C. Tujuan Penelitian

Berikut ini tujuan penelitian yang ditargetkan oleh peneliti.

1. Mendeskripsikan siswa dengan kepribadian sensing dalam memahami

konsep materi bangun ruang sisi datar.

2. Mendeskripsikan siswa dengan kepribadian intuition dalam memahami

konsep materi bangun ruang sisi datar.

D. Batasan Istilah

1. Deskripsi yaitu pemaparan atau penggambaran suatu objek dengan kata-kata

secara jelas dan terperinci. Deskripsi yang dimaksud pada penelitian ini

yaitu menguraikan dengan jelas tentang pemahaman konsep siswa yang

memiliki kepribadian sensing dan intuition dalam memahami konsep materi

bangun ruang sisi datar.

2. Pemahaman Konsep yaitu siswa mampu menyatakan ulang konsep,

mengelompokkan berdasarkan sifat, memberikan contoh, menyajikan

konsep, mengembangkan syarat perlu dan cukup, kemudian memanfaatkan

prosedur tertentu berdasarkan masalah.

3. Bangun ruang yaitu semua konsep geometri yang memiliki panjang, lebar,

dan luas serta memiliki volume.

4. Bangun ruang yang memiliki sisi datar, pembatasan ini mencakup bangun

yang memiliki permukaan yang datar.

Page 27: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

10

5. Siswa dengan kepribadian sensing yaitu siswa yang menangkap dan

memproses informasi berdasarkan apa yang ditangkap indranya .

6. Siswa dengan kepribadian intuition yaitu siswa yang memproses informasi

dengan menghubungkan sesuatu yang dianggapnya memiliki keterkaitan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Secara teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan sebagai sumber informasi untuk masyarakat, guru, peneliti,

atau siswa. Peneliti berharap karya ini dapat menjadi acuan untuk peneliti

selanjutnya dengan topik penelitian yang relevan guna berkembangnya

topik penelitian tentang topik kepribadian, pemahaman konsep, dan bangun

ruang sisi datar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat memberikan

kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara umum

selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

a. Manfaat bagi pendidik

Hasil penelitian dapat digunakan oleh pendidik, terkhusus di

SMPN 2 Sungguminasa terkait pemahaman konsep dari segi sensing dan

intuition , terkhusus di kelas tersebut. Dapat juga menjadi referensi bagi

guru untuk mengembangkan dan melihat pola teoritik untuk menentukan

langkah selanjutnya dalam pembelajaran.

b. Manfaat bagi sekolah

Page 28: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

11

Hasil penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut untuk pengembangan

sistem belajar berbasis kepribadian di sekolah. Sehingga sekolah tidak

hanya menilai dari kognitif, afektif, dan psikomotorik, tetapi ada juga

aspek kepribadian yang sangat perlu dipertimbangkan.

c. Manfaat bagi siswa

Setelah mengetahui kepribadiannya, siswa dapat lebih lanjut

untuk mencari gaya belajar yang sesuai dengannya. Hal tersebut akan

mempermudah dan mengefisienkan waktu siswa untuk belajar lebih

efektif.

d. Manfaat bagi peneliti lainnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti

selanjutnya dalam mengkaji topik penelitian yang relevan dengan

penelitian ini yaitu terkait pemahaman konsep, materi bangun ruang, dan

kepribadian sensing dan intuition .

Page 29: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pemahaman Konsep Matematika

Konsep bisa diartikan sebagai relasi dan dapat berupa sifat yang

umum untuk sekumpulan objek, subjek atau ide, sedangkan dalam

matematika berupa ide untuk menggambarkan objek. Hal tersebut membuat

kita dapat menghubungkan objek serta mengelompokkan objek yang

berupa hal yang dapat atau tidak dikatakan ide abstrak tersebut (Fauzi,

2017: 3).

Mempelajari dan memahami konsep matematika tidak hanya

memahami konsep atau prosedur saja. Melainkan akan banyak hal yang

menjadi referensi baru dalam mempelajari matematika. Maka dari itu sangat

perlu pembelajaran yang tersusun rapi dan runut supaya pemahaman siswa

terkait konsep matematika dapat terbangun dengan baik. Kemampuan

pemahaman siswa sangat penting, maka dari itu antara konsep satu dan

konsep lainnya sangat berkaitan (Saputra, 2018).

Pemahaman adalah kemampuan manusia untuk memahami suatu hal

setelah hal tersebut diketahuinya. Dapat dikatakan juga bahwa pemahaman

yaitu adalah mengetahui konsep terhadap objek tertentu dari berbagai sudut

pandangannya sehingga dapat melihat suatu kejadian dengan berbagai

pandangan yang berbeda. Seorang peserta didik dikatakan memahami

apabila mampu menjelaskan suatu konsep secara lebih rinci tentang

Page 30: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

13

sesuatu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Alan dan Afriansyah (2017:

69) menyatakan bahwa pemahaman merupakan aspek dasar dalam

pembelajaran sehingga tingkatan tersebut dikatakan paham apabila dapat

mengatur dan menjelaskan ulang dengan kata-katanya sendiri.

Pengalaman sinkron dengan terbentuknya konsep yang dilanjutkan

dari aktivitas memasukkan informasi secara langsung. Siswa yang

memproses konsep dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata yang

mewakili konsep itu. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar

pemahaman. Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau

paling tidak punya pengaruh tertentu.

2. Perkembangan konsep menurut psikologi kognitif

Tahapan kognitif dalam perkembangannya kepada anak dimulai dari

tahap rendah sampai tahap sempurnanya. Sederhananya, kemampuan anak

untuk memikirkan sesuatu yang lebih rumit dan mampu bernalar serta

memecahkan masalah disebut kemampuan memahami atau kognitif.

Kemampuan ini juga dapat membantu anak hingga memiliki pemikiran

universal, karena itu anak bisa dengan normal melakukan fungsi dan

tanggung jawabnya di kehidupan sehari-hari. Piaget dalam Juwantara (2019:

32) meyakini bahwa perkembangan pemikiran anak-anak berkembang mulai

dari kecil hingga usia dewasa. Sehingga Pieget mengklasifikasikan

perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahapan yaitu.

a. Tahap Sensorimotor

Tahapan ini berada pada dua tahun pertama kehidupan bayi.

Waktunya memahami sekitarnya dengan menggunakan motorik dan

Page 31: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

14

sensorik yang sedang berkembang yang dimilikinya dengan menggunakan

inderanya dan menggerakkan anggota tubuhnya. Tahap ini juga membuat

anak dapat mengerti sebab dilakukan perilaku tertentu dan akibat ketika

dilakukan perilaku tertentu sehingga lebih memahami hubungan antar

perilaku yang akan dilakukannya. Kemampuan-kemampuan yang mewakili

keadaan tersebut yaitu anak sudah mulai mengenali dirinya sebagai pelaku,

menyadari dirinya bahwa terpisah dari setiap objek, dan memiliki tujuan

pada setiap tindakannya.

b. Tahap Pra Operasional

Tahap ini terjadi rentang usia dua hingga tujuh tahun. Tahap ini

membuat mulai bisa berkata-kata menggambarkan objek dan mulai bisa

belajar menggunakan bahasa. Realitas yang ada menjadi andalan anak-anak

karena sudah bisa mengandalkan cara pandangnya, pada tahap ini anak-anak

bersifat egosentris, sulit menerima pendapat lain dan cenderung dipengaruhi

oleh kesan visual.

c. Tahap Operasional Konkret

Tahap ini yaitu berada setelah tahap pra operasional yaitu usia tujuh tahun

sampai dua belas tahun. Kemampuan inderanya masih diandalkan sebagai

satu-satunya proses mendapatkan informasi. Tahap ini terjadi dengan ciri

bentuk dan ukuran benda sudah dapat diurutkan oleh anak. Contohnya, anak

sudah mulai mengidentifikasi dan mengelompokkan benda-benda mulai dari

kecil ketika diberikan benda-benda tersebut sesuai dengan ukuran, tampilan,

dan karakteristik dari benda tersebut.

d. Tahap Operasional Formal

Page 32: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

15

Tahap ini ada pada rentang usia lebih dari 12 tahun. Anak memahami

sesuatu yang abstrak pada tahap ini, mengutarakan alternatif penyelesaian

masalah dan mampu merangkai kata untuk menyampaikan ide-ide siswa.

Siswa tersebut sudah mampu berpikir induktif menyampaikan pernyataan

yang bersifat abstrak yang mampu menarik perhatian dan sudah mampu

menyimpulkan banyak hal melalui pengamatannya.

3. Indikator Pemahaman Konsep

Pemahaman terhadap sesuatu konsep dapat berkembang baik jika

terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar

informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif

siswa. Pemahaman siswa terhadap konsep matematika dapat dilihat dari

kemampuan siswa dalam beberapa hal yakni. Mendefinisikan konsep secara

verbal dan tulisan membuat contoh non contoh penyangkal,

mempresentasikan konsep dengan model, diagram dan simbol, mengubah

bentuk representasi ke bentuk lain, mengenal berbagai makna dan

interpretasi konsep serta membandingkan dan menemukan konsep.

Perlu diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep matematika

siswa dalam menyelesaikan soal matematika untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam memahami konsep matematika. Maka perlu ada suatu indikator

untuk mengukurnya. Berikut beberapa indikator di antaranya.

a. Indikator pemahaman konsep menurut tim pusat pengembangan penataan

guru (PPPG) Matematika dalam Yolanda (2020: 26-27).

1) Menyatakan ulang konsep;

2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu;

Page 33: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

16

3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep;

4) Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis;

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup

6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

b. Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004

tanggal 11 November 2004 dalam Komariyah, dkk (2018: 3-4) bahwa

indikator pemahaman konsep matematika adalah mampu .

1) Menyatakan lagi konsep.

2) Mengelompokkan objek sesuai dengan sifat berdasarkan konsepnya.

3) Menyajikan sampel dan non sampel sebuah konsep.

4) Menyajikan konsep dengan berbentuk representasi matematika.

5) Mengembangkan syarat cukup atau perlu dari sebuah konsep.

6) Memanfaatkan dan menggunakan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu.

7) Mengaplikasikan algoritma pada penyelesaian problem.

c. Menurut KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dalam

Kristina dan Widodo (2018: 484) bahwa indikator pemahaman konsep

adalah mampu.

1) Menyatakan ulang konsep;

2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu;

3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep;

4) Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis;

5) Mengembangkan syarat cukup atau perlu dari sebuah konsep.

Page 34: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

17

6) Memanfaatkan dan menggunakan serta memilih prosedur atau

operasi tertentu.

7) Mengaplikasikan algoritma pada penyelesaian problem.

Berdasarkan paparan tersebut, maka indikator yang digunakan

berdasarkan PPPG Yolanda (2020: 26-27). Berikut dijabarkan mengenai setiap

indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

Siswa mampu menjelaskan kembali dengan kata-kata sendiri

berdasarkan konsep yang telah dijelaskan kepadanya. Contohnya yang

dijelaskan yaitu materi pada sub bab balok dan kubus, maka siswa mampu

menjelaskan lagi definisi, sifat, dan unsur dari kedua bangun tersebut.

2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu.

Siswa mampu mengelompokkan objek yang telah dijelaskan

kepadanya bersama dengan sifat yang dipaparkan. Misalnya disediakan

beberapa sifat pada suatu soal, kemudian siswa memproses dengan memilah

sifat tersebut berdasarkan objek yang diminta seperti kubus atau balok.

3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

Memberi sampel dan bukan sampel adalah kemampuan siswa untuk

dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi. Setelah

mempelajari materinya maka siswa diharapkan mampu menunjukkan

contoh nyata yang mana merupakan bangun kubus atau balok.

4. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis;

Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematika adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan

Page 35: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

18

yang bersifat matematis. Contohnya pada penelitian ini, siswa mampu

mempresentasikan materi bangun ruang sisi datar terkhusus kubus dan balok

secara berurutan.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup

Kemampuan ini adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat

perlu dan syarat cukup dari yang terkait dalam suatu materi. Contohnya,

siswa dapat memahami materi bangun kubus dan balok dengan melihat

syarat-syarat yang harus diperlukan dan yang tidak perlu harus dihilangkan.

6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu

Kemampuan ini adalah siswa menyelesaikan soal dengan tepat

sesuai dengan prosedur. Contohnya siswa harus mampu menyelesaikan soal

terkait kubus atau balok dengan benar sesuai dengan langkah-langkah yang

benar dengan prosedur yang dipilihnya.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

Kemampuan ini mengaplikasikan konsep serta prosedur dalam

menyelesaikan soal berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa

diharapkan mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan masalah

terkait bangun balok dan kubus sesuai yang telah dipelajarinya.

4. Pemahaman Konsep Geometri

Secara umum siswa belajar konsep terpisah-pisah dan tidak

mendalam, bisa dikatakan bahwa siswa tidak memahami betul setiap konsep

yang diajarkan. Hal tersebut mengakibatkan sulitnya siswa memahami

secara keseluruhan materi dikarenakan pengarahan dan cara mengajar dari

guru yang kurang mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan

Page 36: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

19

mengintegrasikan konsep yang satu ke konsep lainnya. Konsep yang kurang

dipahami siswa tercampur dengan konsep lain dengan tidak utuh karena

terbentuknya sebuah konsep dibangun dari beberapa konsep lain.

Contohnya, konsep dari bangun datar yang terbentuk dari minimal tiga ruas

garis, dari tiga ruas garis tersebut harus diketahui konsep setiap ruas garis

yang terbentuk dari sejumlah tak hingga titik yang memiliki dua ujung.

Kemudian menuju ke konsep titik. Ketika siswa telah memahami konsep

geometri bangun dan belum memahami konsep lainnya maka siswa belum

bisa maksimal menggunakan kemampuannya.

Pemahaman dalam matematika bisa terjadi jika siswa bisa fokus

untuk mempelajari dan menganalisis pelajarannya dengan latihan rutin agar

terjadi penguatan ingatan. Sehingga penguasaan siswa dapat tersimpan

lama. Semua yang dipahami berada pada tingkatan kedua pada domain

kognitif menurut Bruner dalam Sagala (2017: 157).

Aspek kognitif pemahaman mengacu pada kemampuan seseorang

untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah mengetahui dan

mengingat kemudian memaknai arti dari materi yang dipelajari unsur

pemahaman yang menyangkut kemampuan menangkap makna suatu

konsep dengan kata-kata sendiri.

Gestalt dalam Sagala (2017: 13) menyatakan bahwa “pemahaman

merupakan hasil belajar tidak diperoleh seketika, tetapi berlangsung melalui

proses yang menimbulkan makna berarti”. Proses belajar merupakan

terjadinya proses pada setiap manusia dengan respons dan kemudian

diproses melalui kognitif yang menimbulkan adanya pengertian terhadap

sebuah objek. maka dari itu satu hal yang menarik atau unik bagi seorang

manusia dan memunculkan pemaknaan tersebut. Bermaknanya pemahaman

Page 37: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

20

dalam belajar. menghubungkan apa yang telah dipelajarinya dan apa yang

menjadi pelajarannya saat itu. Kemudian peserta didik Mampu

mengoperasikan dengan berbagai sumber lain. Bruner dalam buku Sagala

membagi tiga jenjang proses dalam belajar yaitu, pertama memperoleh

informasi yang dilakukan melalui kegiatan membaca dan kegiatan indera

lainnya. Kedua menjadi abstrak dan Kemudian akan diproses sesuai dengan

kebutuhan. Ketiga yaitu evaluasi, bagaimana informasi dengan nilai

pengetahuan yang diperoleh dan akan dimanfaatkan untuk memahami

permasalahan-permasalahan yang timbul (Sagala, 2017).

Piere Van hiele dalam Ermawati (2018: 620), meneliti terkait siswa

yang mengalami kesulitan dalam mempelajari geometri. Pengkajian ini

mengarah dan mengembangkan teori yang strata pemikiran dalam geometri

yang dilewati siswa ketika lebih dari sekadar mengenali objek hingga bisa

menurunkan pembuktian geometri. Teori tersebut menjelaskan siswa

mengalami kesulitan pada pelajaran geometri, terutama dengan bukti

formal. Van hiele yakin bahwa peserta didik yang mampu membuktikan

secara formal maka peserta didik memiliki tingkat pemikiran yang relatif

tinggi, dan bahwa seharusnya peserta didik memiliki banyak pengalaman

dan pemikiran mendasar dan mendalam sebagai persiapan untuk kajian

pembuktian formal. Penelitian yang dilakukan Van Hiele menghasilkan

teori terkait strata perkembangan kognitif anak pada pemahaman geometri.

Pemahaman tentang geometri tidak hanya ditentukan dari konsep-

konsep lainnya. Menurut Ermawati (2018: 622) pemahaman ini ditentukan

juga dari berbagai aspek, salah satu yang dominan yaitu proses berpikir

Page 38: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

21

yang digunakan. Kelima tahap berpikir geometri Van Hiele tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap 0 (Pengenalan/Visualisasi)

Tahap pertama yaitu tahap pengenalan Atau visualisasi dalam memahami

geometri. Mengidentifikasi dan memperhatikan bentuk geometri oleh siswa

adalah ah yang akan dilakukan pada tahap ini mengidentifikasi semua

bentuk geometri yang tampak sehingga dapat memahami dan mengenali

bentuk geometri secara fisik berdasarkan apa yang diamati dengan

menggunakan pandangan secara universal namun dalam penentuan sifat-

sifat geometri ataupun karakteristik dari sifat tersebut siswa belum dapat

mengetahui dan menunjukkan hal tersebut.

2. Tahap Satu (Analisis)

Tahap ini siswa mampu untuk mengamati dan menganalisis bentuk geometri

yang disediakan melalui pengamatan, membuat model geometri dan

pengukurannya sehingga sifat-sifat geometri sudah dapat dinyatakan oleh

siswa. Misal diberikan sebuah balok maka siswa dapat mengetahui bahwa

Balok itu memiliki 6 sisi memiliki 12 rusuk memiliki 6 diagonal ruang dan

memiliki pasangan pasangan Sisi yang yang kongruen.

3. Tahap Dua (Pengaturan Deduksi Informal)

Tahap ini dikenal dengan deduksi yang tidak formal dan biasa disebut

dengan tahap pengurutan. Tahap ini siswa mulai dapat melihat lebih jelas

lagi objek geometri dan mampu membandingkan sifat-sifat bangun

geometri. Kemudian kemudian berdasarkan kemudian berdasarkan sifat

kemudian abstrak dari bangun-bangun tersebut. Misalnya siswa diberikan

Page 39: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

22

kubus dan balok dan kemudian mengidentifikasi sifat-sifat dari kubus dan

balok hingga mampu memberikan kesimpulan bahwa kubus dan Balok itu

berbeda.

4. Tahap Tiga Deduksi

Tahap ini adalah tahap ke-4 yang disebut dengan tahap deduksi. Tahap ini

siswa sudah mengetahui dan menggunakan dalil-dalil dan teorema atau

prinsip-prinsip geometri sehingga sudah mampu melakukan atau membuat

kesimpulan deduktif melalui rangkaian pembuktian. Contohnya, ketika

siswa diberikan persegi panjang maka dengan menggunakan definisi dari

persegi panjang dan menggunakan prinsip kesejajaran maka dapat

dibuktikan bahwa bentuk diagonal bidang pada balok tersebut adalah

berbentuk persegi panjang.

5. Tahap Empat Keakuratan

Tahap ini adalah tahap Rigor. Siswa dapat memahami Bagaimana aksioma

dan teorema terjadi berdasarkan penggunaan prinsip dasar pembuktian

dengan baik.

5. Teori Kepribadian

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2013: 166-167) Kepribadian adalah

hasil kajian para psikolog dari banyak temuan dan sederet kajian. Human

behavior merupakan objek kajian dari kepribadian atau biasa disebut dengan

juga kelakuan manusia tentang semua dari perilaku tersebut. Organisasi

fisik dan jiwa yang dinamis yang menentukan diri seorang individu yang

yang yang unik dalam interaksinya terhadap lingkungannya. Kehidupan

yang dinamis ditunjukkan bahwa merupakan sebuah keutuhan kompleks

Page 40: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

23

atau ke Tuhan dalam komponen kepribadian yang mengalami dinamika

mengalami peningkatan dan mengalami perkembangan, kehidupan tersebut

menentukan penyesuaian dirinya terhadap apa yang ada di sekitarnya yang

menunjukkan bahwa kecenderungan-kecenderungan itu membentuk

kepribadian yang berperan aktif dalam menentukan diri sendiri individu atau

jati diri individu yang berhubungan dengan tingkah lakunya.

Karakteristik yang membedakan satu individu dan individu lainnya

merupakan pembahasan yang dibahas oleh pakar psikologi mengenai

kepribadian yang yang mengarah ke perbedaan individual. Acuan dari

kepribadian berdasarkan pola karakteristik pikiran perilaku emosi yang

tersembunyi dan tidak Dibalik suatu pola yang dibangun oleh individu

tertentu. Perbedaan individual yang dibahas oleh para pakar psikologi, yang

membahas hal berbeda dari suatu individu dengan lainnya berdasarkan

karakteristik. Menurut Karim (2020: 41) kepribadian adalah “psiko dan

organisasi fisik yang dinamis dari setiap manusia yang menentukan adaptasi

yang unik terhadap lingkungannya”.

Menurut Warsah dan Uyun (2019: 65) membahas tentang

kepribadian, bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas tingkah laku

seorang pendidik, baik fisik maupun nonfisik, yang mendasari siswa dapat

berkesan saat belajar dalam kelas. Kepribadian yang baik yang dimiliki guru

menjadi dasar bagi siswa untuk melakukan pendekatan dan akan menjadi

ciri khas yang akan tertanam di benak siswa terhadap sudut pandang pada

model guru yang akan diteladani. Hal tersebut menjadi penting bagi guru

Page 41: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

24

untuk dipahami dan guru dapat memfokuskan pembinaan kepribadiannya

dengan baik.

Keseluruhan pendapat yang telah dipaparkan memuat kesimpulan

yaitu kepribadian manusia merupakan bawaan dari lahir yang yang bersifat

abstrak dan berbeda-beda setiap orang namun dapat dilihat dan diperhatikan

pola-polanya, sehingga pola tersebut dapat menjadi karakteristik yang

berulang dan berbeda terkait perilaku, emosi, dan bagaimana seseorang

bersosialisasi pada lingkungan masyarakat.

6. Kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI)

Fretwell dan Lewiss dalam Setyaedhi (2020: 15) menyatakan bahwa

terdapat 16 tipe kepribadian yang berbeda, dari 16 tipe tersebut, seseorang

hanya memiliki satu jenis tipe yang sesuai. Kepribadian Myers Briggs Type

Indicator memiliki kategori yang didasari dari 4 fitur kepribadian. Secara

garis besar keempat fitur tersebut merupakan kecenderungan sifat dasar

manusia, dapat dilihat pada penjelasan berikut.

a. Dimensi pemusatan perhatian yaitu introvert dan ekstrovert

b. Dimensi memahami informasi dari luar yaitu sensing dan intuition

c. Dimensi menarik kesimpulan dan keputusan yaitu thinking dan feeling

d. Dimensi pola hidup yaitu judging dan perceiving

Empat fitur tersebut pada setiap fitur terdiri dari dua preferensi yang

berlawanan. Manusia memiliki preferensi bawaan yang menentukan

bagaimana manusia di kehidupan sehari-hari. Perbedaan tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut.

Page 42: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

25

Gambar 2.1 Preferensi Berlawanan Dari Empat Fitur Kepribadian

Sumber: Setyaedhi (2020: 15)

Setyaedhi (2020: 15) menjelaskan dari empat fitur yang terdiri dari

dua preferensi yang berlawanan adalah sebagai berikut.

a. Extraversion dan introversion. Ekstrovert artinya kepribadian yang suka

di luar ruangan, beraktivitas dengan orang lain, senang bersosialisasi

pada masyarakat atau berorientasi kepada aksi. Introvert adalah kebalikan

dari ekstrovert yaitu suka merenung, tidak suka berinteraksi dengan

banyak orang dan senang menyendiri.

b. Sensing dan intuition. Melakukan proses data dengan bertitik tolak pada

fakta yang nyata konkret dan melihat apa adanya, update dan memiliki

perencanaan dan teknis bagus detail dan aplikatif. Intuition memproses

data dengan melihat hubungan dan pola-pola, konseptual serta melihat

kemungkinan yang yang dapat terjadi, memiliki kemampuan dalam

penyusunan konsep visi jangka panjang dan ide-ide.

c. Thinking dan feeling. Thinking adalah kepribadian yang lebih mengarah

ke logika dalam mengambil keputusan sehingga terkesan keras kepala

dan kaku dalam mengambil keputusan. Feeling adalah kebalikan dari

Thinking, lebih melibatkan empati, perasaan dalam mengambil

Extrovert

Sensing

Thinking

Judging

Introvert

Intuition

Feeling

Perceiving

Page 43: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

26

keputusan. Tipe kepribadian ini dapat memelihara hubungan dan

keharmonisan antar sesama.

d. Judgement dan perception. Judging adalah tipe Kepribadian yang yang

lebih sistematis teratur dalam merencanakan pekerjaan dan lebih senang

menjadwalkan. Perceiving adalah kebalikan dari judging yaitu lebih

senang fleksibel, memiliki sikap spontan dalam melihat peluang yang

muncul sehingga bagus dalam menghadapi masalah-masalah yang tiba-

tiba dan mendesak.

7. Kepribadian Sensing dan Intuition

Periantalo dan Azwar (2017: 191) mengatakan bahwa hal-hal yang

membentuk kepribadian manusia salah satunya yaitu sensing dan intuition,

keduanya dimiliki oleh semua orang, ada yang dominan kesadaran dan ada

yang tidak. Fungsi yang yang dominan disebut lebih tidak dominan disebut

dengan inferior. Dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas mental yang tidak

mudah dilakukan pada lingkungan yang berbeda-beda.

Sensing dan intuition sangat berkaitan dengan kecenderungan

seorang individu menerima informasi apakah lebih mementingkan firasat

atau kemungkinan atau lebih mementingkan informasi yang diterima panca

inderanya. Sensing lebh melihat kenyataan atau melihat langsung fakta atau

pengalaman sedangkan intuition melihat cenderung ke kemungkinan yang

akan terjadi.

a. Sensing (pengindraan)

Sensing menilai apa yang ditangkap oleh inderanya adalah yang

mendasarinya untuk memahami informasi dalam aktivitas sehari-hari.

Page 44: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

27

Fungsi tersebut sebagai alat ukur dalam memahami situasi. Dilihat pada

realitasnya, Sensing cenderung meyakini fakta yang dapat dilihat dari

pengalamannya secara langsung. Sensing Suka dengan hal yang praktis

dan dan menghasilkan objek yang nyata atau riil sehingga hal tersebut

dapat dicermati sebagai sebuah informasi. Orang yang berkepribadian

sensing tidak larut dalam imajinasinya sendiri. Baginya mengkhayal

adalah sesuatu yang tidak nyata dan terlalu dramatis sehingga hanya akan

membuang waktu hanya untuk merenung. (Zaky, 2019: 38).

Seorang sensing meyakini sesuatu yang realistis, suka ide segar

dan aplikatif, respek terhadap realitas, melatih kemampuan tertentu yang

dimilikinya, cenderung detail, dan cenderung teratur dengan cara

konvensional, serta berorientasi pada masa lalu dan masa kini. Seorang

yang berkepribadian sensing mempunyai karakteristik konkret, realistis,

praktis, empiris, dan konvensional (Kiswanto, 2015: 37).

b. Intuition (Inisiatif)

Intuition adalah kepribadian yang yakin terhadap sesuatu yang

abstrak, baru, menyukai ide seperti Inovasi dan kreativitas. Lebih senang

mempelajari keterampilan baru, cepat bosan apabila melakukan sesuatu

yang rutin dan berulang-ulang. Kepribadian ini lebih senang untuk

memberikan gambaran secara umum atau dapat dikatakan dengan

general dan lebih cenderung untuk membuat sesuatu menjadi sebuah

figur. orang yang memiliki kepribadian intuition cenderung bertindak

tanpa prosedur sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya sendiri.

Seorang yang intuition suka menghubungkan satu objek dengan objek

Page 45: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

28

lainnya yang dianggap memiliki keterkaitan satu sama lain, lebih senang

mencari fenomena penyebab yang menyebabkan sebuah hal bisa menjadi

nyata. Sosok ini sangat sering mengkhayal sehingga sangat bergairah

dengan ide-ide atau hal-hal yang abstrak.. Seorang intuition dalam

mengerjakan sesuatu tidak mementingkan darimana asalnya, yang

terpenting adalah bagaimana melakukan terobosan dengan mencari

kesempatan untuk mendapatkan hal yang baru. Pribadi ini jenuh dengan

kegiatan yang monoton. Fungsi indrawi hanya sebagai media untuk

menyerap informasi, bukan untuk mempersepsikan sebuah informasi.

Seorang yang berkepribadian intuition mempunyai karakteristik abstrak,

imajinatif, konseptual, teoritis dan konvensional.

8. Materi ajar geometri bangun ruang sisi datar

Sama dengan konsep matematika lainnya, konsep geometri juga

saling berkaitan satu sama lain, pemahaman konsep akan saling membangun

satu sama lain. Konsep dasar menjadi syarat terbentuknya konsep lanjutan

dengan tingkat yang lebih rumit. Begitu seterusnya hingga terbentuk sebuah

hierarki pengetahuan yang saling berkaitan. Konsep pada geometri

terkhusus pada geometri bangun sisi datar yang menjadi pokok bahasan

pada materi geometri pada tingkat sekolah menengah pertama kelas dua.

Balok dan kubus merupakan bangun yang berdimensi tiga yaitu

memiliki, panjang, lebar dan tinggi. Unsur bangun tersebut yaitu bidang

diagonal, diagonal bidang, diagonal ruang, rusuk, titik sudut dan sisi.

Pemahaman untuk melangkah ke materi bangun ruang sisi datar pada

Page 46: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

29

tingkat selanjutnya diperlukan pemahaman pada konsep yang menjadi

prasyarat yaitu salah satunya yaitu kubus dan balok.

Pokok bahasan pada tingkat SMP kelas 8 salah satunya yaitu materi

ajar geometri dengan pembahasan bangun ruang sisi datar memahami

konsep bangun ruang sisi datar dan ukurannya menjadi standar capaian

kompetensi materi tersebut. Pokok bahasan pada materi yang akan dibahas

pada penelitian ini yaitu hanya berfokus pada pembahasan kubus serta

balok.

a. Kubus

1) Pengertian Kubus

Ini adalah materi tentang kubus, maka dari itu pada gambar 2.2 tersebut

merupakan bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan

semua ukuran semua rusuknya sama. Bangun tersebut disebut kubus.

Kubus tersebut diberi nama kubus ABCD EFGH, unsur-unsur dari kubus

tersebut sebagai berikut.

Gambar 2.2 Kubus

1) Sisi/Bidang

Bidang yang membatasi kubus disebut sisi kubus. Berdasarkan gambar

tersebut kubus memiliki enam sisi dan setiap Sisinya berbentuk persegi,

yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG

A B

D C

E F

G H

Page 47: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

30

(sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping

kanan).

2) Rusuk

Rusuk kubus terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus merupakan

garis potong antara dua sisi bidang yang terdapat pada kubus. Gambar

Kubus 2.1. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB. BC,

CD. DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.

3) Titik Sudut

Titik potong antara dua rusuk disebut titik sudut yang membentuk sebuah

kubus. Dari Gambar 2.2, terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki delapan

titik sudut, yaitu titik A. B. C, D, E, F, G,dan H.

4) Diagonal Bidang

Kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.3. Pada kubus tersebut terdapat

garis AF yang menghubungkan dua titik sudut yang saling

Gambar 2.3 Diagonal Bidang Kubus

5) Diagonal Ruang

A B

D C

E F

G H

Page 48: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

31

Kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.4 Ruas garis disebut diagonal ruang

contohnya terdapat ruas garis HB yang menghubungkan 2 titik sudut

Dalam suatu ruang.

Gambar 2.4 Diagonal Ruang Kubus

6) Bidang diagonal

Pada gambar 2.5 berikut terdapat dua buah diagonal bidang pada kubus

ABCD.EFGH yaitu AE dan CG. Diagonal bidang AE dan CG serta dua

rusuk yang sejajar, yaitu EG dan AC membentuk suatu bidang pada

ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD. Bidang ACGE disebut

sebagai bidang diagonal.

Gambar 2.5 Bidang Diagonal Ruang Kubus

2) Sifat-sifat Kubus

1) Setiap sisinya persegi dan kongruen.

2) Ukuran antar rusuknya sama.

3) Setiap diagonal bidang memiliki ukuran sama.

4) Ukuran antar diagonal ruang memiliki ukuran sama.

A B

D C

E F

G H

A B

D C

E F

G H

Page 49: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

32

5) Semua bidang diagonal berbentuk persegi panjang.

3) Luas Permukaan Kubus

Saat membuat kotak yang berbentuk kubus dari sehelai karton.

Berapakah luas total dari karton yang dibutuhkan ketika kubus tersebut

sudah jadi?. Masalah tersebut dapat dihitung dengan menggunakan luas

permukaan kubus, untuk mengetahui jumlah kardus yang akan

digunakan.

(a) (b)

Gambar 2.6 Kubus dan Jaring-Jaring Kubus

Dari Gambar 2.5 terlihat bentuk kubus dan ketika dibongkar akan

menjadi gambar yang satunya yaitu jaringan. jaring-jaringnya. Luas

permukaan dari total jaring-jaring kubus tersebut dapat dihitung dengan

menjumlahkan semua luas jaring-jaring yang terbentuk. Kubus memiliki

enam persegi yang kongruen. Maka dapat dituliskan yaitu:

= luas jaring-jaring kubus

= 6 ( )s s

= 26L s

Jadi, kubus Luas permukaan kubus = 26s

4) Volume Kubus

s

s

s

s s s

s

Page 50: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

33

Terdapat gentong air yang berbentuk kubus dengan panjang sisinya 1

meter. Bak tersebut akan diisi dengan air hingga penuh, Bagaimana cara

mencari volume pada kubus tersebut?, Untuk menjawab permasalahan

ini, hanya menghitung volumenya dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

(a) (b) (c)

Gambar 2.7 Kubus Satuan

Gambar tersebut menunjukkan kubus yang berbeda-beda. Gambar

(a) merupakan kubus satuan. Gambar (b), diperlukan 2 2 2 = 8

kubus pada gambar (a), sedangkan untuk membuat kubus pada Gambar

(c), diperlukan 3 3 3 = 27 kubus pada gambar (a). Dengan

demikian, isi atau volume dapat didapatkan dengan mengalikan rusuk

sebanyak tiga kali. Sehingga

volume kubus = panjang rusuk panjang rusuk panjang rusuk

= s s s

= 3s

Jadi, volume =3s .

b. Balok

1) Pengertian Balok

Page 51: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

34

Gambar korek api berikut merupakan salah satu contoh bentuk balok (a).

Jika gambar korek api tersebut diubah ke gambaran geometri maka

hasilnya akan tampak seperti pada Gambar (b).

(a) (b)

Gambar 2.8 Kubus Satuan Balok

Bangun ABCD.EFGH pada gambar 2.8 disebut balok, kemudian bangun

tersebut memiliki tiga pasang sisi berhadapan kongruen dengan bentuk

dan ukuran sama. Berikut ini adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh balok

ABCD.EFGH pada Gambar (b).

a) Sisi/Bidang

Bidang atau sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok.

Dari Gambar (b), terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah

sisi berbentuk persegi panjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD

(sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi

belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping

kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang

kongruen. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABCD dengan EFGH,

ABFE dengan DCGH, dan BCGF dengan ADHE.

b) Rusuk

Serupa dengan kubus, balok ABCD.EFGH juga memiliki 12 rusuk.

Gambar (b), Rusuk-rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD,

DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.

A B

D C

E F

G H

Page 52: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

35

c) Titik Sudut

Terdapat 8 titik sudut pada balok ABCD.EFGH yaitu A,B,C,D,E,F,G,

dan H berdasarkan Gambar 2.8.

d) Diagonal Bidang

Gambar 2.9. Ruas garis AC yang melintang antara dua titik sudut

yang saling berhadapan pada satu bidang yaitu titik sudut A dan titik

sudut C, dinamakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH.

Gambar 2.9 Diagonal Bidang Balok

e) Diagonal Ruang

Ruas garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada

balok ABCD.EFGH seperti pada Gambar 2.10 disebut diagonal ruang

balok tersebut. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis yang

menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam suatu

bangun ruang.

Gambar 2.10 Diagonal Ruang Balok

f) Bidang Diagonal

Sekarang balok ABCD.EFGH pada gambar 2.11. Dari gambar

tersebut terlihat dua buah diagonal bidang yang sejajar, yaitu diagonal

A B

D C

E F

G H

A B

D C

E F

G H

Page 53: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

36

bidang AE dan CG. Kedua diagonal bidang tersebut beserta dua rusuk

balok yang sejajar, yaitu AC dan EGF membentuk sebuah bidang

diagonal. Bidang ACGE adalah bidang diagonal balok ABCD.EFGH.

Gambar 2.11 Bidang Diagonal Balok

2) Sifat-sifat Balok

a) Ada sisinya berbentuk persegi panjang

b) Rusuk sejajar sama panjang

c) Setiap diagonal bidang yang berhadapan sama panjang.

d) Setiap diagonal ruang sama panjang.

e) Setiap bidang diagonal berbentuk persegi panjang.

3) Luas Permukaan Balok

Cara menghitung luas permukaan balok, yaitu dengan menghitung semua

luas jaring-jaringnya seperti pada gambar berikut. Misalkan, rusuk-rusuk

pada balok diberi nama p (panjang), I (lebar), dan t (tinggi) seperti pada

gambar 2.12. Dengan demikian, luas permukaan balok tersebut adalah

Gambar 2.12 Jaring Balok dan Balok

A B

D C

E F

G H

p

p

l l

t t

t t

1

2 t

l

p p

p

l l

t

3

5

4 6

Page 54: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

37

= luas bangun 6 + luas bangun 5 + luas bangun 4 + luas bangun 3 + luas

bangun 2 + luas bangun 1

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

2( ) 2( ) 2( )

2 ( ) ( ) ( )

2( )

p l p t l t p l l t p t

p l p l p t p t l t l t

p l p t p t

p l p t p t

pl pt lt

Jadi, Luas permukaan 2( )pl pt lt

4) Volume Balok

Volume balok didapatkan dengan mengalikan ukuran panjang, lebar, dan

tinggi balok tersebut.

Volumebalok panjang lebar tinggi

p l t

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto (2015: 80), pada siswa

dengan kepribadian sensing, memenuhi semua indikator pemahaman konsep

kecuali dalam mengaplikasikan konsep. Untuk siswa dengan kepribadian

intuition memenuhi semua indikator pemahaman konsep kecuali indikator

menyatakan ulang konsep.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra and Syarifuddin (2019: 69)

mendapatkan hasil penelitian bahwa siswa berkepribadian Sensing memiliki

kemampuan koneksi matematis sedang dengan rata-rata nilai adalah 3,

sedangkan siswa berkepribadian Intuiting memiliki kemampuan koneksi

matematis tinggi dengan rata-rata nilai adalah 4,6. Penilaian tersebut

berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematika.

Page 55: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

38

Penelitian yang dilakukan Oleh Maharani (2019) mendapatkan hasil

bahwa siswa yang memiliki kepribadian sensing memberikan minimal 2

jawaban, berbeda pada penyelesaiannya, dan terperinci. Sedangkan siswa

dengan kepribadian intuitive memiliki jawaban berbeda, terperinci, namun

terdapat kesalahan pada penyelesaiannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2020) mendapatkan hasil bahwa

tipe kepribadian intuition berpikir kreatif matematis lebih tinggi dari sensing.

Kepribadian intuition menunjukkan kemampuan kefasihannya, kebaruan, dan

fleksibilitas dibandingkan dengan sensing yang kesulitan pada hal tersebut.

Intuiting memiliki respons lebih cepat terhadap masalah dari sensing.

Hal yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu

penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan siswa dengan kepribadian

sensing dan siswa dengan kepribadian intuition dalam memahami konsep pada

materi bangun ruang sisi datar. Indikator pemahaman konsep yang dikaji yaitu

keseluruhan indikator pemahaman konsep yang dikaitkan dengan tabel

diagnostik kemampuan. Bangun ruang sisi data yang menjadi fokus pada

penelitian ini yaitu kubus dan balok.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

matematika di SMPN 2 Sungguminasa mengatakan problem yang dihadapi

siswa dalam pembelajaran geometri khususnya pada bangun ruang sisi datar

yaitu siswa kurang memahami dan memiliki pengetahuan yang rendah

terhadap konsepnya. hal tersebut disebabkan tidak tuntasnya pemahaman dan

siswa tidak mampu menggunakan konsep yang telah dijelaskan oleh guru.

Page 56: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

39

Pemahaman konsep yang rendah tersebut mengakibatkan proses belajar untuk

materi selanjutnya menjadi terhambat.

Page 57: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif. Penelitian yang mendeskripsikan secara sederhana dan

mendalam terhadap fenomena, baik alami atau buatan manusia, dapat

berbentuk aktivitas, karakteristik, perubahan hubungan kesamaan dan

perbedaan antara fenomena. Maka dari itu format yang paling tepat digunakan

untuk penelitian ini yaitu format desain deskriptif kualitatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di SMP Negeri 2 Sungguminasa. Jl. Andi

Mallombasang No. 1 Pandang pandang, kecamatan Somba Opu, Kabupaten

Gowa. Kelas yang dituju dalam hal ini kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa

Kabupaten Gowa karena mempelajari tentang Geometri bangun ruang sisi

datar yaitu kubus dan balok. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 29 Mei

2021 sampai dengan 29 Juli 2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu 2 dari 40 siswa kelas VIII.1 (pemilihan kelas

dilakukan secara acak) yang masing-masing memiliki kepribadian berlawanan

yang kuat berdasarkan hasil tes kepribadian, pemahaman konsep, dan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Penentuan subjek penelitian

dilakukan dengan cara memberikan tes kepribadian kepada siswa untuk

Page 58: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

41

dikerjakan, setelah tes kepribadian selesai maka dipilih dua kepribadian yang

paling tinggi nilainya dan saling berlawanan. Selanjutnya siswa tersebut

diberikan soal pemahaman konsep dan harus mengerjakannya. Setelah

pengerjaan selesai maka diwawancarai berdasarkan hasil pengerjaannya dan

disesuaikan dengan indikator pemahaman konsep.

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu data

primer dan data sekunder, data tersebut berasal dari sumber yang berbeda maka

dari itu pengelompokan kedua data tersebut dapat dilihat pada pengelompokan

berikut sesuai dengan jenis data dan masing-masing sumbernya.

1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder, lebih detail sebagai berikut.

a. Data Sekunder

Data sekunder biasanya disajikan oleh pihak pengumpul data.

Misalnya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Pendefinisian data

sekunder dapat pula sebagai data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara.

b. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapatkan dari sumber pertama baik

secara individu ataupun kelompok dapat berupa hasil dari wawancara dan

pengisian kuesioner yang diajukan oleh peneliti secara langsung. Maka

dari itu dalam penelitian ini, data yang diambil secara langsung

merupakan data primer seperti hasil wawancara kepada siswa dan hasil

Page 59: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

42

tes yang diberikan ke siswa. Contohnya peneliti butuh berinteraksi

langsung untuk mendapatkan data riil dari subjek penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data yang peneliti butuh disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian yaitu fokus dan tujuan penelitian, yaitu.

a. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder pada penelitian ini yaitu bersumber dari

dokumen yang berupa jurnal, buku, skripsi, peraturan perundang-

undangan, dokumen sekolah, arsip lembaga, dan lain-lain. Data sekunder

tersebut digunakan sebagai pendukung data utama.

b. Sumber data primer

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan. Data primer pada penelitian ini bersumber dari subjek

penelitian. Data primer diambil menggunakan tahapan berikut.

1) Pemberian skala kepribadian. Skala dalam penelitian Merupakan

sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi.

informasi tersebut dapat diukur Berdasarkan cara pengukuran dari dari

sebuah skala tertentu. Penelitian ini yang diukur adalah

kecenderungan dari kepribadian siswa sensing dan siswa dengan

kepribadian intuisi. Penelitian ini menggunakan skala yang berfokus

pada kepribadian kemudian diisi siswa kelas VIII SMP 2

Sungguminasa yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

kepribadian siswa. Nantinya subjek yang terpilih melalui tahapan ini

Page 60: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

43

diwawancarai guna mendapat informasi yang lebih akurat terkait

kepribadian subjek.

2) Pemberian tes pemahaman konsep geometri. Pemberian proses ini

berupa diagnostik dalam Pemahaman konsep siswa. tes memuat

sebanyak 7 soal yang didasari oleh indikator Pemahaman konsep.

pemberian setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan

dinyatakan valid oleh dosen validator.

3) Wawancara. wawancara yaitu bentuk tanya jawab dalam mendapatkan

informasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan informan.

Ketika melakukan wawancara ini peneliti lebih dahulu membuat

pedoman wawancara yang kemudian didiskusikan dengan dosen

pembimbing, setelah mendapatkan hasil yang disepakati oleh peneliti

dan dosen pembimbing maka pedoman tersebut digunakan untuk

mewawancarai subjek penelitian yang telah dipilih.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini meneliti tentang pemahaman konsep siswa pada

materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari kepribadian sensing dan intuition,

pemahaman konsep yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat. Kemudian

kepribadian sensing dan kepribadian intuition, sensing lebih mengarah ke

penginderaan, fungsi indrawi sangat penting bagi kepribadian ini karena

sebagai alat ukur nyata dalam memahami situasinya. Sedangkan intuition yaitu

yakin terhadap informasi abstrak dan atau ide-ide atau konsep-konsep dan

Page 61: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

44

menghargai imajinasi atau mengacu pada sumber-sumber selain indrawi

misalnya perasaan, khayalan, imajinasi ataupun ide-ide. Tinjauan kepribadian

tersebut dihubungkan pada indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan

ulang konsep, mengklasifikasikan objek tertentu menurut sifat-sifat tertentu,

memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup,

memproses tahap tertentu, dan mengaplikasikan konsep ke pemecahan

masalah.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen utama yaitu peneliti. Peneliti sendiri adalah instrumen utama

atau instrumen kunci dalam penelitian ini. Penelitian apa pun itu instrumen

penelitian pasti digunakan sebagai alat untuk mengukur. Hal tersebut

dikarenakan masalah yang diangkat belum pasti dan belum jelas pada

penelitian kualitatif sedangkan instrumen pendukung adalah alat yang

digunakan untuk mendapatkan informasi secara kualitatif.

2. Instrumen pendukung yaitu

a. Skala kepribadian MBTI,

Skala kepribadian ini dibuat dengan 15 pertanyaan yang merupakan

adaptasi tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang memiliki 2

pilihan jawaban yang bertolak belakang. Instrumen MBTI terdiri dari

beberapa item berbentuk kuesioner berformat forced-choice, untuk

semua item pertanyaan, siswa hanya memilih satu pilihan dari dua

pilihan yang disediakan.

Page 62: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

45

b. Tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar, berdasarkan indikator

pemahaman konsep.

Tes ini mendiagnosis data mengenai pemahaman siswa terkait kubus dan

balok. Tes terdiri dari 7 nomor soal dengan isi yaitu pemahaman konsep

geometri berdasarkan indikator pemahaman konsep. Adapun indikator

yang dimaksud adalah.

1) Menyatakan ulang konsep;

2) Mengelompokkan objek menurut sifat tertentu;

3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep;

4) Menyatakan konsep dalam bentuk representasi matematis;

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep

6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur tertentu.

7) Mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah;

c. Pedoman wawancara,

Pedoman berisi pertanyaan kepada subjek untuk mengetahui secara

mendalam pemahaman konsepnya. Wawancara yang dilakukan yaitu

wawancara terstruktur atau dilakukan wawancara dengan menggunakan

pertanyaan yang sudah divalidasi oleh validator.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Pemberian Skala kepribadian

Skala kepribadian diberikan untuk mengetahui informasi kepribadian yang

cenderung dimiliki oleh siswa. objek yang terpilih dari tahapan sebelumnya

sebanyak dua siswa, yaitu seorang yang memiliki kepribadian sensing yang

Page 63: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

46

paling dominan dan seorang siswa yang memiliki kepribadian intuition

yang paling dominan.

2. Pemberian tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar

Tes pemahaman konsep bangun ruang sisi datar diberikan kepada siswa

yang telah terpilih melalui tes skala kepribadian. Memuat 7 nomor soal

bangun ruang sisi datar yang dibuat berdasarkan indikator pemahaman

konsep.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan pedoman

wawancara. Wawancara ini berupa tanya jawab untuk memperjelas dan

menggali serta mengaitkan hasil jawaban siswa dengan pemahaman

terhadap konsep konsep geometri yang telah dipelajarinya. Jadi pada

penelitian ini wawancara dilakukan setelah pemberian tes pemahaman

konsep bangun ruang sisi datar untuk lebih mendapatkan informasi yang

mendalam kepribadian dan pemahaman subjek.

H. Uji Validasi Data

Validasi data menggunakan teknik uji kredibilitas data yang dilakukan

dengan triangulasi teknik atau metode. yaitu menganalisis data berdasarkan

tiga teknik pengambilan data yaitu pemberian skala kepribadian, pemberian tes

pemahaman, dan wawancara, itu yang dilakukan pada penelitian ini. Teknik ini

dimaksudkan untuk memperoleh hasil penelitian yang valid,Memperdalam dan

memperjelas informasi yang didapatkan berdasarkan data yang diambil dari

subjek penelitian terkait Pemahaman konsep siswa pada materi geometri.

Page 64: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

47

I. Teknik Analisis data

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif

kualitatif. Teknik tersebut merupakan teknik yang menginterpretasikan dan

menggambarkan makna informasi yang terkumpul dengan mengumpulkan

informasi aspek pada situasi yang dikaji dengan memberikan perhatian dan

merekam informasi sehingga mendapatkan informasi secara menyeluruh dan

umum tentang keadaan yang sebenarnya.

Data dianalisis secara kuantitatif berdasarkan jawaban siswa pada tes

yang diberikan berdasarkan setiap aspek kepribadian. Kemudian data yang

berdasarkan hasil wawancara dianalisis secara kualitatif berdasarkan teknik

Miles dan Huberman yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan

kesimpulan serta verifikasi. Pentingnya teknik analisis data sangat bermakna

dalam sebuah penelitian. Maka dari itu teknik ini harus dikuasai dengan baik

oleh para peneliti. Data yang bersifat deskriptif pada umumnya dianalisis

berdasarkan isi. Analisis dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, yaitu

teknik yang digunakan untuk menggambarkan arti dari data-data yang

terkumpul yang kemudian data tersebut diberikan perhatian serta menggali

sebanyak mungkin situasi yang diteliti pada saat data tersebut dianalisis.

sehingga dapat tersaji gambaran secara menyeluruh tentang keadaan yang

sebenarnya. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan dari data skala

kepribadian siswa yang memiliki kecenderungan paling bertolak belakang dan

tinggi. Dari data tersebut dipilihlah subjek penelitian. Kemudian hasil dari tes

pemahaman konsep dan skala kepribadian menghasilkan 2 subjek penelitian

yang kemudian diwawancarai. Setelah pengambilan data dilakukan tahap

Page 65: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

48

analisis secara kualitatif sesuai dengan teknik Miles dan huberman sebagai

berikut.

1. Reduksi data, dapat juga dikatakan sebagai bentuk membuang data yang

tidak perlu, memusatkan dan mentransformasikan data yang diperoleh dari

lapangan. Sebagai aktivitas mempertahankan yang penting dan membuang

yang tidak perlu. Dapat membuat kategori data, juga hal-hal atau hasil

wawancara dihilangkan apabila tidak sesuai dengan tujuan penelitian..

2. Display (penyajian data). Setelah dilakukan reduksi maka dilanjutkan

dengan penyajian data yaitu mengaturnya sehingga terlihat pola koneksi

yang didapatkan dari dari hasil reduksi. Peneliti harus berusaha untuk

menyusun data yang relevan dan sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

informasi dapat disimpulkan dan disajikan dengan hasil yang lebih dapat

dipahami.

3. Verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Setelah disajikan dengan baik

dan mudah dipahami, selanjutnya adalah menyimpulkan berdasarkan apa

yang telah ditemukan dan melakukan verifikasi data. Kalaupun setelah

penelitian ini ditemukan bukti kuat pada pengumpulan data selanjutnya

maka dari data tersebut dapat berlaku dan dapat berubah.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik setiap indikatornya dapat diukur dengan cara sebagai berikut.

1. Menyatakan ulang konsep

Tabel 3.1 Kemampuan menyatakan Ulang Konsep

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Tahu terhadap konsep dan proses konsep tersebut

terbentuk

Page 66: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

49

2 Kurang

Mampu

Tahu terhadap konsep dan tidak mengetahui proses

terbentuknya

3 Tidak Mampu Tidak tahu terhadap konsep dan tidak mengetahui

proses terbentuknya

Sumber: Kiswanto (2015: 45-47)

2. Mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatnya

Tabel 3.2 Kemampuan mengklasifikasikan Objek Berdasarkan Sifat-Sifatnya

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Dapat mengenali objek dari sifat dan mampu

menjelaskan

2 Kurang

Mampu

Dapat mengenali objek dari sifat dan tidak mampu

menjelaskan

3 Tidak

Mampu

Tidak dapat mengenali objek dari sifat dan tidak mampu

menjelaskan

Sumber: Kiswanto (2015: 45-47)

3. Memberikan contoh dan non contoh

Tabel 3.3 Kemampuan Memberikan Contoh dan Non contoh

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Mengenali contoh dan non contoh dari konsep dan

mampu memberikan contoh lain yang ada dalam

kehidupan sehari-hari

2 Kurang

Mampu

Mengenali contoh dan non contoh dari konsep, tetapi

tidak dapat memberikan sampel lain berdasarkan konsep

yang ada

3 Tidak Mampu Tidak mengetahui sampel dan non sampel dan tidak

mampu menyajikan contoh lain konsep dalam kehidupan

sehari hari

Sumber: Kiswanto (2015: 45-47)

4. Menyatakan konsep dalam bentuk matematis

Tabel 3.4 Kemampuan menyatakan Konsep dalam Bentuk Matematis

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Mampu memberikan gambaran konsep berdasarkan

objek yang disediakan

2 Kurang

Mampu

Hanya mampu memberikan satu contoh objek dari

konsep yang disediakan

Page 67: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

50

3 Tidak Mampu Tidak mampu memberikan contoh objek dari konsep

yang disediakan

Kiswanto (2015: 45-47)

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup

Tabel 3.5 Kemampuan Mengembangkan Syarat Perlu atau Syarat Cukup

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Mampu memahami syarat perlu atau syarat cukup dari

konsep dan mengembangkan pada pemecahan masalah

2 Kurang

Mampu

Mampu memahami syarat perlu dari konsep tetapi tidak

mampu mengembangkan pada pemecahan masalah

3 Tidak Mampu Tidak mampu memahami syarat perlu dari konsep dan

tidak mampu mengembangkan pada pemecahan

masalah

Kiswanto (2015: 45-47)

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu

Tabel 3.6 Kemampuan Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur

Tertentu

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Mampu memilih dan memanfaatkan prosedur

berdasarkan masalah kemudian menggunakan dalam

pemecahan masalah

2 Kurang

Mampu

Mampu memilih dan memanfaatkan prosedur

berdasarkan masalah tetapi tidak bisa menggunakan

dalam pemecahan masalah

3 Tidak Mampu Tidak mampu memilih dan memanfaatkan prosedur

berdasarkan masalah dan tidak dapat menggunakannya

dalam pemecahan masalah

Kiswanto (2015: 45-47)

7. Mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan masalah

Tabel 3.7 Mengaplikasikan Konsep dalam Bentuk Pemecahan Masalah

No. Kemampuan Penjelasan

1 Mampu Paham terhadap problem dan mampu menyelesaikannya

dengan konsep yang sesuai

2 Kurang

Mampu

Paham terhadap problem tetapi tidak mampu

menyelesaikannya dengan konsep yang sesuai

Page 68: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

51

3 Tidak

Mampu

Tidak paham terhadap problem dan tidak mampu

menyelesaikannya dengan konsep yang sesuai

Sumber: Kiswanto (2015: 45-47)

J. Prosedur Penelitian

1. Persiapan penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan observasi di SMPN 2

Sungguminasa. Observasi tersebut dilakukan dengan cara mewawancarai

salah satu guru yaitu ibu Widyawati, S.Pd. yang Mengajar kelas VIII. Guru

tersebut merupakan guru Pamong peneliti pada saat magang 2 di SMP 2

Sungguminasa. Setelah melakukan observasi dan sekaligus meminta izin

atau mengonfirmasi bahwa akan melakukan penelitian ke wakasek

kurikulum yaitu Pak Abdul Kadir, S.Pd. Maka diarahkan untuk mengurus

perizinan-perizinan berupa surat dari universitas dan dinas penanaman

modal provinsi dan kabupaten. Kemudian surat tersebut diantarkan ke

sekolah. Sembari menunggu surat penelitian, peneliti melakukan validasi

instrumen penelitian. Ada tiga instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data yaitu itu tes kepribadian sensing dan intuition. Tes

pemahaman konsep berupa 7 butir soal bangun ruang sisi datar yaitu balok

dan kubus berdasarkan indikator pemahaman konsep, kemudian pedoman

wawancara yaitu pedoman wawancara terstruktur yang sudah di validasi

oleh dua orang validator dari Universitas Negeri Makassar yaitu bapak Prof.

Dr. Nurdin Arsyad M.Pd. sebagai validator satu dan Bapak Dr. Asdar,

M.Pd. sebagai validator dua. Instrumen penelitian yang dinyatakan valid

kemudian dipersiapkan untuk melakukan pengambilan data di SMP Negeri

2 Sungguminasa tepatnya di kelas VIII. Setelah surat penelitian sudah jadi

Page 69: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

52

maka peneliti Membawa surat tersebut sebagai bentuk perizinan tertulis

Untuk melakukan penelitian di SMPN 2 Sungguminasa. Pak Kadir

mengizinkan untuk pengambilan data. Kemudian Pak Kadir memberikan

guru Pamong yaitu Ibu Fatmawati, S.Pd. dan peneliti dimasukkan oleh Pak

Kadir di grup Whatsapp kelas VIII.1.

2. Pelaksanaan penelitian

Pengambilan data ini melalui tahapan pengumpulan data sebagai

berikut.

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian

A. Membagikan tes skala kepribadian kepada siswa dengan bentuk Google

form, kemudian hasil dari Google form tersebut dipilih dua siswa yang

memiliki kepribadian yang yang saling berlawanan dan memiliki hasil tes

yang sangat cenderung pada kepribadian tertentu.

B. setelah ditentukan subjek sebanyak 2 orang maka subjek tersebut

diberikan tes pemahaman konsep berupa 7 butir soal tentang bangun

ruang sisi datar yaitu kubus dan balok, tentunya instrumen ini sudah

divalidasi oleh validator.

C. melakukan wawancara kepada 2 orang siswa yang telah diberikan tes

berdasarkan pedoman wawancara dan hasil tes pemahaman konsepnya.

Persiapan Pelaksanaan Pelaporan

Page 70: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

53

D. Merekam pernyataan-pernyataan dari siswa berdasarkan hasil tes yang

dilakukan, kemudian diberikan kode dalam analisis data untuk

mempermudah analisis datanya.

E. Digunakan pengodean untuk memudahkan saat menganalisis data,

pengodean tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8 Kode Data Penelitian

Kode Makna Kode

P-j-k Peneliti, indikator ke-j, pertanyaan ke-k. Contoh: P-3-2

Si-j-k Subjek ke-i, indikator ke-j, jawaban ke-k. Contoh S1-3-4

Si-j-k Subjek ke-i, indikator ke-j, jawaban ke-k. Contoh S2-7-2

PK-i Soal Pemahaman Konsep Nomor ke-i. Contoh PK-3

3. Pelaporan penelitian

a) Tahap Analisis Data

1) Menganalisis hasil dari tes kepribadian, tes pemahaman konsep, dan

wawancara.

2) Hasil analisis data selanjutnya dipaparkan.

b) Tahap Pembuatan Laporan Skripsi

Pembuatan laporan skripsi adalah peneliti menyusun laporan

melalui tahap penelitian yang telah dilakukan sebagai hasil penelitian

mengenai pemahaman konsep siswa dengan kepribadian sensing dan

intuition.

Page 71: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang merupakan jawaban

dari rumusan masalah pada bab satu. Data yang dikumpulkan diambil

berdasarkan hasil dari tes kepribadian, kemudian diberikan tes pemahaman

konsep, setelah itu subjek diwawancarai.

Setelah peneliti masuk di grup Whatsapp siswa kelas VIII.1 peneliti

memperkenalkan diri dan meminta izin akan melakukan penelitian. Jadi tahap

pertama yaitu pemberian tes berupa tes kepribadian sensing dan intuition yang

berbentuk Google form yang terdiri dari 15 nomor pernyataan yang dapat

dipilih siswa, hasil tes ini disajikan dengan persentase dari pilihan setiap siswa

menurut kecenderungan dari kepribadiannya. Hasil tes ini diolah dengan

menggunakan Microsoft excel yang sudah ada rumus di dalamnya. Jadi tes ini

diubah dari bentuk kertas yang sudah divalidasi ke bentuk formulir online agar

bisa digunakan dan disebar langsung di grup Whatsapp siswa sehingga siswa

dapat langsung mengisi instrumen tes kepribadian tersebut di mana saja siswa

berada. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pertemuan langsung

dan memanfaatkan fasilitas daring yang juga sedang digunakan di sekolah.

Setelah dilakukan pembagian Google form maka pastinya ada masalah yang

yang terjadi yaitu tidak semua siswa merespons dan mengisi Google form

tersebut. Jadi dilakukan beberapa kali pengiriman Google form untuk

mengingatkan siswa sehingga dalam waktu 1 pekan semua siswa kelas VIII.1

Page 72: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

55

telah mengisi Google form. Rentang waktu 1 pekan tersebut juga sambil

menunggu siswa yang sedang sedang mengikuti ujian semester yang diadakan

oleh sekolah. Setelah semua siswa mengisi Google form tersebut maka

dilakukan pengelompokan kepribadian dari siswa berdasarkan kepribadian

sensing dan intuition. Berdasarkan pengelompokan tersebut terdapat 30 orang

siswa cenderung berkepribadian sensing dan 10 orang siswa cenderung

berkepribadian intuition. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Tes Kepribadian Sensing dan Intuition Siswa.

No. Inisial

Siswa

Persentase

Sensing Intuition

1 AAP 53% 47%

2 ANF 53% 47%

3 AP 53% 74%

4 AP 87% 13% 5 AFTA 80% 20%

6 ALLNI 73% 27%

7 AEPPA 53% 47%

8 AN 80% 20%

9 AAA 13% 87% 10 ARA 47% 53%

11 CATA 60% 40%

12 DPDH 53% 47%

13 FNFR 73% 27%

14 FAS 60% 40%

15 GAP 40% 60%

16 IL 73% 27%

17 KCLB 47% 53%

18 MFP 47% 53%

19 MRPP 73% 27%

20 MAY 53% 47%

21 MADP 60% 40%

22 MAN 53% 47%

23 MFF 53% 47%

24 MFII 63% 33%

25 MAMS 53% 47%

26 MFH 40% 60%

27 MM 53% 47%

Page 73: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

56

28 NNP 60% 40%

29 NA 53% 47%

30 QNI 53% 47%

31 SSJA 80% 20%

32 SNMK 53% 47%

33 SNA 60% 40%

34 SRDPF 33% 67%

35 SAR 40% 60%

36 TAJ 73% 27%

37 TDA 80% 20%

38 WMPI 27% 73%

39 WS 53% 47%

40 ZEZ 80% 20%

Tabel tersebut menyajikan data hasil tes kepribadian sensing dan

intuition siswa, terdapat siswa yang memiliki kecenderungan tertinggi di setiap

kepribadian tersebut di antaranya dua siswa yang memiliki kepribadian yang

berlawanan dan memiliki skor yang sangat tinggi yaitu AP pada kepribadian

dan AAA pada kepribadian intuition Berikut siswa yang terpilih menjadi

subjek pada penelitian ini.

Tabel 4.2 Subjek yang terpilih Berdasarkan Hasil Tes Kepribadian

No. Inisial Siswa Persentase Ket.

Sensing Intuition

1 AP 87% 13% S1

2 AAA 13% 87% S2

Berdasarkan instrumen tes kepribadian subjek dengan kepribadian

sensing dengan inisial AP, AP memiliki kecenderungan sebagai berikut, AP

bergerak dari hal-hal detail ke gambaran umum sebagai kesimpulan akhir,

kemudian lebih berfokus pada masalah apa yang akan dihadapi pada hari ini ini

dan bagaimana langkah praktis dalam menghadapi hari-harinya, kemudian

Page 74: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

57

ketika ada pedoman pengerjaan atau petunjuk itu membuatnya sangat terbantu,

AP sangat berpacu atau berpatokan pada pengalaman dalam bertindak, AP

adalah sosok yang prosedural dan tradisional ataupun tidak memiliki

kecenderungan untuk berubah, baginya fakta lebih penting daripada ide kreatif,

AP lebih senang pada hal-hal yang berkelanjutan dan stabil ataupun berupa

rutinitas. AP seseorang yang bertindak step-by-step dengan jangka waktu yang

jelas dan menarik kesimpulan dengan lama dan berhati-hati. AP lebih suka

mengklarifikasi teori sebelum mempraktekkannya. Untuk jangka waktu lama

AP lebih senang berpikir hal-hal masa depannya. Secara konsisten AP

mengamati dan mengingat hal-hal yang detail. AP cenderung berpikir praktis

cerita dan menyukai Tantangan untuk menguasai keterampilan baru, AP lebih

suka hal-hal yang sudah terbukti dan memilih cara-cara yang sudah ada.

Subjek dengan kepribadian intuition dengan inisial AAA di cenderung

lebih bergerak dari gambaran umum baru ke gambaran gambaran detail AP

adalah orang yang berbicara mengenai visi masa depan dan bagaimana konsep-

konsep untuk visi tersebut. AP menggunakan imajinasi dan perenungan sebagai

pedoman dalam membuat sesuatu. Baginya petunjuk pengerjaan sangat

membuatnya terbantu, AP adalah orang yang bebas dan dinamis serta memiliki

ide kreatif. Menurutnya ide inspiratif lebih penting daripada fakta serta

perubahan dan variasi-variasi lebih diutamakan. AP adalah orang yang

bertindak dengan semangat tanpa menggunakan batas waktu dan tanpa ada

aturan. AP menarik kesimpulan dengan cepat sesuai alurnya, AP juga

memahami ide, konsep ataupun teori ketika mempraktekkannya langsung, AP

adalah orang yang fokus pada apa yang AP bisa perbaiki pada masa sekarang,

Page 75: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

58

hal yang sama dengan subjek sebelumnya yaitu AP konsisten mengamati hal-

hal yang detail namun AP cenderung berpikir konseptual. AP menyukai

Tantangan untuk mengasah keterampilan baru dan lebih memilih cara yang

sudah ada dan sudah terbukti.

Setelah terpilih dua siswa yang memiliki kepribadian yang berlawanan.

Maka peneliti segera menghubungi dua siswa tersebut untuk melakukan

pemberian tes pemahaman konsep yang berisi tujuh nomor soal pemahaman

konsep dari materi bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok. Perjanjian

pemberian tes yaitu dengan metode luar jaringan (luring) dilakukan di sekolah

pada pukul 09.00 Wita tanggal 15 Juni 2021 tepatnya pada hari Selasa dengan

menerapkan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak dan memakai masker.

Kegiatan ini dilakukan dengan izin dari Wakasek kurikulum yaitu pak Abdul

Kadir, S.Pd. sehingga peneliti dapat melakukan pengambilan data. Data

tersebut disajikan pada hasil ini dengan tetap mengacu pada indikator tes

diagnostik kemampuan dan disajikan dengan membahas soal, jawaban, dan

hasil wawancara. Berikut lembar jawaban siswa pada tes pemahaman konsep.

1. Pemahaman Konsep Subjek Berkepribadian Sensing (S1)

Indikator pemahaman konsep menjadi dasar pengukuran pemahaman

konsep bangun ruang sisi datar dari subjek dengan kepribadian Sensing

dengan menggunakan tes diagnostik kemampuan dengan penyajian sebagai

berikut.

a. Menyatakan Ulang Konsep

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengerjaan tes

pemahaman konsep siswa dengan kepribadian sensing dengan inisial AP

Page 76: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

59

dapat dilihat bahwa AP merupakan siswa yang tidak suka basa-basi

ataupun lebih suka sesuatu yang langsung atau to the point, salah satu

contohnya penulisan nama dan kelasnya, AP tidak menggunakan

keterangan nama dan titik dua begitu juga dengan kelas tidak

menggunakan atau menulis kata kelas dan tanda titik dua. Jawaban

pertama pada indikator kemampuan menyatakan ulang konsep S1 hanya

menuliskan bahwa “kubus adalah sebuah bangun ruang” seperti dapat

dilihat pada gambar jawaban berikut ini.

Soal nomor 1 (PK-1).

Tuliskan pengertian kubus dengan bahasamu sendiri!

Jawaban:

Gambar 4.1 Kemampuan S1 Menyatakan Ulang Konsep

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

Menyatakan ulang konsep.

Tabel 4.3 Data Wawancara Kemampuan S1 Menyatakan Ulang Konsep

Petikan Wawancara

P-1-1: Coba jelaskan pengertian kubus menurutnya dek,

S1-1-1: Kubus adalah bangun ruang yang bentuknya kotak kak,

---

P-1-2: Apakah hanya itu?, Sebutkan lagi dek?

S1-1-2: bawahnya sama atasnya berbentuk segi empat, sampingnya

juga berbentuk segi empat

---

P-1-3: Kenapa bisa begitu dek?

S1-1-3: saya sudah tidak tahu kak.

P: iya dek.

Indikator 1

Page 77: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

60

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator menyatakan ulang konsep, yang termasuk

mampu apabila subjek mengetahui konsep dan mampu menyatakan ulang

sesuai konsepnya.

Berdasarkan petikan wawancara tersebut, S1 mengatakan bahwa

kubus adalah bangun ruang yang bentuknya kotak (S1-1-1), kemudian

mengatakan bahwa yang dimaksud kotak adalah bentuk segi empat (S1-

1-2), adapun segi empat yang dimaksudnya adalah bagian alas, tutup, dan

bagian samping dari kubus tersebut S1 mengetahui bahwa kubus

memiliki 6 Sisi yang semuanya sama. S1 mampu mendefinisikan kubus

dan dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa S1 mengetahui

bagaimana itu kubus dan unsur-unsur penyusunnya. Pernyataan yang

dikemukakan pada saat wawancara membuktikan S1 mengetahui konsep

kubus namun hasil tesnya tidak menggambarkan hal tersebut (PK-1).

S1 memiliki definisi bahwa kubus berbentuk kotak (S1-1-1).

Jawabannya tersebut masih kurang jelas dikarenakan definisi kotak dapat

berarti petak, atau tempat penyimpanan yang bisa saja rusuknya tidak

sama panjang. Ketika S1 ditanya tentang mengapa bisa seperti itu, S1

tidak tahu lebih jauh tentang konsep kubus (S1-1-3). Itu berarti S1 tidak

bisa menyatakan ulang konsep sesuai dengan konsepnya.

Berdasarkan data hasil tes pemahaman konsep dan wawancara,

S1 tidak bisa menyatakan ulang konsep sesuai dengan konsepnya namun

S1 memahami konsep kubus tersebut sesuai dengan konsepnya.

Meskipun S1 menyebut bentuk persegi itu dengan kotak.

Page 78: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

61

b. Mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatnya

Selanjutnya pada indikator tentang mengklasifikasikan objek

berdasarkan sifat-sifatnya disajikan 3 sifat pada soal kemudian S1

mencoba untuk mengerjakannya, jawaban dari S1 yaitu sesuai dengan

bangun yang dibatasi oleh sifat-sifat pada soal yaitu jawabannya balok.

Soal nomor 2 (PK-2).

Perhatikan sifat-sifat bangun ruang berikut!

- Semua bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang

- Terdapat sisi yang berbentuk persegi panjang

- Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang

Sebutkan bangun ruang yang dimaksud berdasarkan sifat-sifat tersebut!

Jawaban:

Gambar 4.2 Kemampuan S1 Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan

Sifat-Sifatnya

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

Mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifatnya

Tabel 4.4 Data Wawancara Kemampuan S1 Mengklasifikasikan objek

berdasarkan sifat-sifatnya

Petikan Wawancara

P-2-1: Jelaskan coba yang kita paham dari sifat-sifat yang ada di

soal dek.

S1-2-1: yang ada bidang diagonalnya pasti kubus atau balok kak,

kalau yang pertama, pasti bidang diagonalnya berbentuk persegi

panjang kak, karena pasti sisi yang diagonalnya lebih panjang dari

sisi yang bagian tingginya. Kalau yang kedua, lebih jelas lagi karena

ada sisinya yang persegi panjang, ini pasti balok kak. Kemudian

yang ketiga rusuknya sama panjang untuk yang sejajar, kubus sama

Indikator 2

Page 79: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

62

balok itu pasti sejajar rusuknya yang berhadapan kak.

---

P-2-2: jadi kenapa kita pilih balok dek?

S1-2-2: karena dari sifat kedua yang di soal kak, jelas sekali di situ

balok yang dimaksud, kalau sifat ke satu dan ketiga itu mendukung.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu mengenali objek berdasarkan sifat-sifatnya dan menjelaskannya.

Berdasarkan petikan wawancara tersebut, peneliti mencoba untuk

mencari tahu tentang hal-hal yang dipahami S1 pada setiap sifat yang

disajikan tersebut. Untuk sifat pertama yaitu terkait bidang diagonal yang

berbentuk persegi panjang. Menurut S1, yang memiliki bidang diagonal

sudah pasti adalah kubus dan balok (S1-2-1). Kemudian untuk bidang

diagonal yang berbentuk persegi panjang, kubus dan balok sudah pasti

juga memiliki bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang

dikarenakan persegi panjang yang dimaksud panjangnya merupakan

diagonal dari alas kubus atau balok, kemudian katanya lebih panjang dari

bagian tingginya dari itu menyatakan bahwa kubus dan balok memiliki

bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang (S1-2-1). Kemudian

untuk sifat kedua yaitu terdapat sisi yang berbentuk persegi panjang,

menurut S1 sifat ini memperjelas jawaban dari soal (PK-2) dikarenakan

dibandingkan dengan kubus dan balok, balok pasti memiliki sisi yang

berbentuk persegi panjang. Kemudian yang ketiga terkait rusuk yang

sejajar itu memiliki ukuran yang sama panjang, menurutnya kubus dan

balok sudah pasti memiliki rusuk yang sama panjang ketika rusuk itu

Page 80: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

63

sejajar. Kemudian pada poin ini mengapa S1 memilih balok dikarenakan

yang paling mencolok dari ketiga sifat tersebut adalah sifat yang kedua

dan menurutnya kedua sifat lainnya hanya sebagai pendukung (S1-2-2).

S1 pada Indikator mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-

sifatnya ini mampu mengenali objek berdasarkan sifat-sifatnya yang

telah disajikan dan juga mampu menjelaskan sifat-sifat yang ada atau

yang disediakan pada soal.

c. Memberikan contoh dan non contoh

Indikator ketiga yaitu memberikan contoh dan non contoh dari

bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok, soal meminta untuk

menggambarkan sebuah kubus dan sebuah bangun selain kubus, S1

Menggambar sesuai dengan apa yang diminta dari soal. Berikut ini

jawabannya.

Soal nomor 3 (PK-3).

Gambarlah satu contoh bangun ruang berikut.

a. Kubus

b. Bangun ruang selain Kubus

Jawaban:

Gambar 4.3 Kemampuan S1 Memberikan Contoh dan Non Contoh

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

Memberikan contoh dan non contoh

Indikator 3

Page 81: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

64

Tabel 4.5 Data Wawancara Kemampuan S1 Memberikan Contoh dan

Non Contoh

Petikan Wawancara

P-3-1: Kenapa itu gambar pertama kita sebut sebagai kubus dek?

S1-3-1: iya kak, begitu memang kubus, segi empat semua, sisinya

juga sama panjang

---

P-3-2: terus itu gambar keduanya dek, kenapa itu bukan kubus?

S1-3-2: Karena kubus Itu sama semua panjang sisinya kak, kalau

ada yang tidak sama panjang berarti bukan itu kubus, jadi balok saja

kugambar, ada juga gambar balok di nomor 4.

P-3-3: bagaimana itu contohnya dek, itu gambar semua?

S1-3-3: Kalau kubus itu contohnya rubik kak, kalau balok itu kayu

kak,

---

P-3-4: apa bedanya itu gambar secara umum dek?

S1-3-4: maksudnya kak?

---

P-3-5: Perbedaannya yang paling kelihatan dek

S1-3-5: itu tadi kak asalkan sama semua sisinya berarti kubus itu,

kalau beda satu sisinya berarti bukan kubus, itu sudah gambar lain.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mengenali contoh dan non contoh dari konsep dan mampu memberikan

contoh pada kehidupan sehari-hari.

Saat wawancara ditanyakan bahwa, mengapa S1 menganggap

gambar pertama adalah kubus, meskipun gambarnya tidak memenuhi

bentuk kubus yaitu terlihat panjang dari setiap rusuknya itu berbeda-

beda, bagi peneliti itu lebih mirip dengan balok (PK-3). Kemudian

diperjelas pada saat wawancara yaitu dikatakan bahwa kubus memiliki

empat sisi yang segi empat dan katanya semuanya sisinya sama (S1-3-1).

Kemudian ditanyakan terkait gambar kedua yang S1 gambar adalah

balok (P-3-2), sudah memenuhi bahwa yang diminta bangun yang selain

Page 82: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

65

kubus, pada wawancara S1 menjelaskan bahwa ketika sebuah bangun

yang satu sisinya ada yang lebih panjang dari sisi yang lain itu sudah

terbukti bahwa bangun itu sudah bukan kubus (S1-3-2). Selanjutnya

dikatakan juga bahwa S1 juga melihat gambar balok di soal nomor empat

(S1-3-2). Berdasarkan penjelasan tersebut subjek mampu mengenali

contoh dan non contoh yang diminta.

Kemudian peneliti menanyakan terkait gambaran di kehidupan

sehari-hari. S1 menyatakan bahwa bentuk kubus yaitu rubik dan kalau

bentuk balok yaitu kayu. Kemudian ditanyakan Bagaimana menurut S1

terkait perbedaan gambaran secara umum dari kedua benda tersebut. S1

menyatakan ketika sisinya sama maka itu adalah kubus kalau sisinya

sudah berbeda berarti S1 itu bukan kubus. Hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa subjek mampu memberikan contoh dalam

kehidupan sehari-hari dari bangun kubus dan balok.

Jadi pada indikator ketiga ini, memberikan contoh dan non contoh

sebuah konsep. Subjek mampu mengenali contoh dan non contoh yang

diminta dan subjek juga mampu memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari dari bangun kubus dan balok.

d. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

Indikator menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

Indikator keempat ini disajikan soal menentukan volume dari sebuah

balok dengan panjang, lebar, dan tinggi diganti dengan sebuah sebuah

huruf yaitu a, b, dan c. Pengerjaan soal ini diharapkan subjek menghitung

volume bangun dengan cara mengalihkan sejumlah panjang dari alas

Page 83: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

66

ataupun mencari luas alasnya berdasarkan satuan centimeter dan

kemudian dikalikan dengan sejumlah tinggi sehingga volume dari

bangun tersebut dapat dihitung. Pada hasil pengerjaan dari S1

menuliskan diketahui panjangnya lebar dan tinggi, kemudian mencari

volume yaitu dengan cara panjang kali lebar kali tinggi sehingga

menghasilkan abc cm2. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Soal nomor 4 (PK-4)

Tentukan volume dari bangun berikut!

Jawaban:

Gambar 4.4 Kemampuan S1 Menyajikan Konsep dalam Bentuk

Representasi Matematis.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

Indikator 4

Page 84: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

67

Tabel 4.6 Data Wawancara Kemampuan S1 Menyajikan Konsep dalam

Bentuk Representasi Matematis.

Petikan Wawancara

P-4-1: Coba jelaskan dek, penggambaran volume dari soal itu..?

S1-4-1: setahu saya kak, volume itu panjang kali lebar kali tinggi.

Jadi langsung saja saya kalikan yang ada di gambarnya.

---

P-4-2: Kenapa harus panjang kali lebar kali tinggi dek?

S1-4-2: itu yang diajarkan kak,

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu menggambarkan bentuk konsep berdasarkan bentuk yang

disediakan.

Saat wawancara, peneliti menanyakan bagaimana S1

menggambarkan volume dari soal tersebut (P-4-1), S1

menggambarkannya dengan apa yang ada di soal yaitu panjang kali lebar

kali tinggi jadi S1 langsung mengalihkannya (S1-4-1). Kemudian peneliti

menanyakan Mengapa harus dikalikan semua (P-4-2), S1 menjawab

bahwa itu yang diajarkan (S1-4-2). Hasil wawancara dan tes pemahaman

konsep tersebut menggambarkan bahwa S1 mampu menggambarkan

bentuk konsepnya berdasarkan bentuk pada soal.

Jadi pada indikator menyatakan konsep dalam bentuk matematis

dapat disimpulkan bahwa Subjek mampu menggambarkan bentuk

konsepnya berdasarkan bentuk yang disediakan.

e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup

Kemudian untuk indikator mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup. Sebuah konsep pada indikator ini, disajikan soal dengan

Page 85: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

68

mengetahui luas permukaan kubus kemudian dicari salah satu rusuk dari

kubus tersebut. Pengerjaan yang dilakukan oleh S1 hanya menulis

panjang panjang rusuk yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut.

Soal nomor 5 (PK-5).

Diketahui luas permukaan kubus yaitu 1350 cm . Tentukanlah panjang

salah satu rusuk kubus tersebut!

Jawaban:

Gambar 4.5 Kemampuan S1 Mengembangkan Syarat Perlu dan Syarat

Cukup.

Jawaban dari tes pemahaman konsep tersebut menunjukkan bahwa S1

tidak dapat mengembangkan konsep luas permukaan terkhusus pada soal

ini.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup.

Tabel 4.7 Data Wawancara Kemampuan S1 Mengembangkan Syarat

Perlu dan Syarat Cukup.

Petikan Wawancara

P-5-1: Bagaimana pendapat anda tentang luar permukaan kubus dek

S1-5-1: luar permukaan itu yang di luar saja kak, luas sisi luarnya

---

P-5-2: kalau rusuknya dek?

S1-5-2: rusuk itu kak, sisinya.

---

P-5-3: beda itu dek, sisi di bangun datar sama bangun ruang, sisi

persegi beda dengan sisi kubus.

S1-5-3: owh, rusuk itu yang garisnya kak.

---

P-5-4: Jadi apa syaratnya untuk bisa dihitung luar permukaan dek?

S1-5-4: Hmmm, kalau bisa dihitung sisi-sisinya kak.

Indikator 5

Page 86: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

69

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu memahami syarat perlu atau syarat cukup dari konsep dan

mengembangkannya ke pemecahan masalah.

Saat wawancara peneliti menanyakan pendapat tentang luas

permukaan kubus (P-5-1), S1 menyatakan bahwa luas permukaan adalah

bagian luar atau luar sisinya saja (S1-5-1). Kemudian dari pernyataannya

S1 menyatakan bahwa rusuk itu sama dengan sisi (S1-5-2). Kemudian

diberikan contoh oleh peneliti yaitu perbedaan Sisi dari kubus dan

persegi, S1 baru menyadari bahwa rusuk yang dimaksud adalah garis

pada bangun ruang (S1-5-3). Kemudian peneliti menanyakan syarat

untuk menghitung luas permukaan (P-5-4). S1 menyatakan bahwa ketika

sisi-sisinya sudah ada maka dapat dihitung luas permukaannya (S1-5-4).

Jawaban dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa S1 mampu

memahami syarat perlu atau syarat cukup dalam menyelesaikan soal luas

permukaan.

Tes pemahaman konsep dan hasil wawancara tersebut membuat

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa S1 mampu memahami syarat

perlu dari sebuah konsep dan tidak mampu untuk mengembangkannya

pada pemecahan masalah salah satunya pada soal yang disajikan S1 tidak

mampu untuk mencari rusuk panjang rusuk dari soal yang disediakan.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

Indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur

tertentu, pada indikator ini diberikan soal terkait volume sebuah bak yang

Page 87: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

70

yang berisi air seperlima bagiannya dan bagian lainnya adalah kosong

kemudian bagian yang kosong itu harus dipenuhi dengan air. S1

menjawab hanya dengan menulis Apa yang diketahui kemudian mencari

volume dari apa yang diketahui tersebut pada soal. S1 mampu memilih

dan memanfaatkan prosedur tertentu seperti terdapat pada gambar

berikut.

Soal nomor 6 (PK-6).

Diketahui bak air dengan ukuran penampungan airnya yaitu dengan

panjang 120cm, lebar 100 cm, dan tinggi 150 cm. Bak tersebut telah

terisi 1

5 bagiannya dengan air. Agar bak air tersebut penuh, maka jumlah

air yang harus ditambahkan adalah sebanyak .... cm 3

Jawaban:

Gambar 4.6 Kemampuan S1 Menggunakan, Memanfaatkan, dan Memilih

Prosedur Tertentu.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

Tabel 4.8 Data Wawancara Kemampuan S1 Menggunakan,

Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur Tertentu

Petikan Wawancara

P-6-1: bagaimana cara kerja kalau ada soal seperti ini dek?

S1-6-1: itu yang saya tahu kak, cari volume saja

Indikator 6

Page 88: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

71

---

P-6-2: apa pertimbangan ta?, kenapa bisa pilih cara itu?

S1-6-2: itu memang kak kalau mau cari volumenya, ada panjang,

lebar, tinggi.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu memilih dan memanfaatkan prosedur tertentu kemudian

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Untuk lebih jelasnya, pada hasil wawancara terkait bagaimana

prosedur yang telah digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut (P-6-

2), kata S1 hanya mengetahui volumenya jadi S1 hanya mencari volume

(S1-6-1). Kemudian peneliti bertanya terkait pertimbangan pemilihan

cara tersebut (P-6-2), kata S1 hanya mengetahui bahwa ketika ada

panjang lebar dan tinggi berarti yang dicari adalah volumenya (S1-6-2).

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa S1 tidak bisa menggunakan

suatu prosedur dalam menyelesaikan masalah karena S1 tidak mampu

menjawab berapa jumlah air yang ditambahkan ke dalam bak air

sehingga bak itu bisa penuh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada indikator menggunakan

memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu S1 mampu memilih dan

memanfaatkan prosedur tertentu, tetapi S1 tidak bisa menggunakannya

dalam penyelesaian masalah yaitu pada soal Ada hal spesifik yang

ditanyakan namun tidak mampu menjawab.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah

Page 89: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

72

Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan

masalah. Jawaban dari S1 yaitu menulis apa yang diketahui kemudian

mencari luas permukaan dari soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa S1

mampu menggunakan cara yang tepat. Hasil tes pemahaman konsepnya

sebagai berikut.

Soal nomor 7 (PK-7).

Rudi ingin membuat kotak suvenir menggunakan plastik akrilik. Kotak

yang akan dibuat memiliki panjang 20 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 10

cm. Berapakah luas paling sedikit dari plastik akrilik yang dibutuhkan

Rudi untuk membuat kotak suvenir berbentuk balok?

Jawaban:

Gambar 4.7 Kemampuan S1 Mengaplikasikan Konsep atau Algoritma ke

Pemecahan Masalah.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

Tabel 4.9 Data Wawancara Kemampuan S1 Mengaplikasikan Konsep

Atau Algoritma Ke Pemecahan Masalah.

Petikan Wawancara

Indikator 7

Page 90: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

73

P-7-1: Darimana anda tahu dek, kalau kerjakan soal ini pakai rumus

luas permukaan?

S1-7-1: dari soalnya ji kak, karena luas mau buat dari plastik akrilik

berarti pasti luas akriliknya dicari.

---

P-7-2: kenapa kerja soalnya pakai rumus itu dek?

S1-7-2: karena dari soal minta luas kak, jadi pakai rumus luas

permukaan.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu memahami permasalahan dan dapat menyelesaikannya dengan

menggunakan konsep yang tepat.

Jawaban S1 pada hasil wawancara ditanyakan terkait dari mana

S1 bisa menggunakan cara tersebut untuk menyelesaikan soal (P-7-1),

jawaban dari S1 ketika kita ingin membuat sebuah bentuk dengan plastik

maka yang sudah pasti yang dicari adalah luasnya, luas plastiknya (S1-7-

1). S1 menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan rumus itu

dikarenakan soal meminta untuk mencari luas(S1-7-2). Hasil wawancara

tersebut menunjukkan bahwa S1 mampu memahami permasalahan pada

soal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator mengaplikasikan

mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah, S1

mampu memahami permasalahan dan dapat menyelesaikannya dengan

menggunakan konsep yang tepat.

2. Pemahaman Konsep Subjek Berkepribadian Intuition (SI)

a. Menyatakan ulang konsep

Terlihat ada perbedaan dari kepribadian sensing dan intuition,

pada subjek dengan kepribadian intuition menulis lengkap Nama, Kelas

Page 91: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

74

NIS pada bagian atas. Kemudian untuk indikator pertama yaitu

menyatakan ulang konsep di sini pada soal pemahaman konsep diminta

untuk S2 menuliskan pengertian kubus menurut bahasanya sendiri bagi

subjek yang berinisial AAA ini menjawab dengan kalimat yang

menyatakan bahwa kubus dan Balok itu hampir sama dalam menghitung

volume kalau balok menggunakan panjang lebar dan tinggi sedangkan

kubus menggunakan Sisi kali Sisi, dari jawaban tersebut, sudah cukup

menggambarkan bahwa S2 mengetahui konsep kubus, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Soal nomor 1 (PK-1).

Tuliskan pengertian kubus dengan bahasamu sendiri!

Jawaban:

Gambar 4.8 Kemampuan S2 Menyatakan Ulang Konsep

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

menyatakan ulang konsep.

Tabel 4.10 Data Wawancara Kemampuan S2 Menyatakan ulang Konsep

Petikan Wawancara

P-1-1: Jelaskan pengertian kubus menurut anda dek!

S2-1-1: Menurutku kubus hampir sama dengan balok kak, bisa

dihitung volumenya, balok ada panjang, lebar, tinggi, kalau kubus

hanya sisi kali sisi kali sisi.

---

P-1-2: Apa lagi dek?

S2-1-1: Jadi kubus itu sisinya dikalikan kak

---

Indikator 1

Page 92: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

75

P-3-1: Kenapa bisa begitu dek?

S2-3-1: karena sama panjang sisi-sisinya

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator menyatakan ulang konsep, yang termasuk

mampu apabila subjek mengetahui konsep dan mampu menyatakan ulang

sesuai konsepnya.

Ketika diwawancarai dan ditanyakan terkait pengertian kubus

menurutnya kubus hampir sama dengan balok, volume balok dihitung

dengan mengalikan panjang, lebar, dan tingginya, sedangkan untuk pada

kubus dihitung dengan mengalikan sisi yang mewakili panjang, lebar dan

tinggi (S2-1-1). Jawaban tersebut hampir sama dengan apa yang ditulis

pada jawaban dari tes pemahaman konsep (S2PK-1). Jawaban tersebut

menunjukkan bahwa S2 menyatakan pengertian kubus menurut

pendapatnya sendiri, hal tersebut menunjukkan S2 mengetahui konsep

dan mampu menyatakan ulang konsepnya. Kemudian peneliti bertanya

untuk memastikan bahwa kubus itu hanya sisi-sisinya yang dikalikan (P-

3-1), AAA menjawab dengan alasan karena kubus memiliki sisi yang

sama panjang (S2-3-1).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada indikator menyatakan ulang

konsep ini, subjek mampu untuk mengetahui konsep dan menyatakan

ulang konsep sesuai konsepnya.

b. Mengklasifikasikan objek berdasarkan sifatnya

Indikator kedua yaitu mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-

sifatnya. Disajikan pada soal, tiga sifat balok. Adapun jawaban dari AAA

Page 93: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

76

menyatakan sesuai dengan apa yang dimaksud dan diharapkan peneliti

yaitu menjawab dengan balok, dapat dilihat pada gambar berikut.

Soal nomor 2 (PK-2).

Perhatikan sifat-sifat bangun ruang berikut!

- Semua bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang

- Terdapat sisi yang berbentuk persegi panjang

- Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang

Sebutkan bangun ruang yang dimaksud berdasarkan sifat-sifat tersebut!

Jawaban:

Gambar 4.9 Kemampuan S2 Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan

Sifatnya.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

mengklasifikasikan objek berdasarkan sifatnya.

Tabel 4.11 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengklasifikasikan Objek

Berdasarkan Sifatnya.

Petikan Wawancara

P-2-1: Jelaskan coba yang kita paham dari sifat-sifat yang ada di

soal dek.

S2-2-1: yang pertama bidang diagonalnya persegi panjang kak, itu

terjadi karena diagonal sisi dari alasnya menjadi panjang persegi

panjangnya terus tinggi bangunnya menjadi lebarnya kak. Sifat

kedua terdapat sisi yang persegi panjang, itu berarti balok kak, yang

ketiga rusuk-rusuk bangun ruang kayak balok sejajar kak.

---

P-2-2: jadi kenapa kita pilih balok dek?

S2-2-2: karena dari semua sifatnya balok yang memenuhi kak,

terutama itu sifat kedua.

Indikator 2

Page 94: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

77

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu mengenali objek berdasarkan sifat-sifatnya dan menjelaskannya.

Kemudian pada saat wawancara peneliti bertanya tentang sifat-

sifat balok yang dipahami berdasarkan pada soal(P-2-1). Untuk sifat

pertama yaitu semua bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang, S2

menjawab bahwa hal tersebut terjadi karena alasnya akan menjadi

panjang dari persegi panjang tersebut dan tingginya tinggi dari bangun

tersebut menjadi lebar dari persegi panjang yang. Sifat kedua menurut

S2, bahwa itu adalah sifat yang paling menggambarkan balok (S2-2-1).

Kemudian yang ketiga, rusuk-rusuk bangun ruang dalam Balok itu sudah

pasti sejajar. Kemudian peneliti bertanya kenapa memilih balok? (P-2-2).

S2 menyatakan bahwa semua sifat menunjukkan sifat bangun ruang

balok, terkhusus pada sifat kedua (S2-2-2). Jawaban tersebut

menunjukkan bahwa S2 mengenali objek berdasarkan sifat-sifat yang

diberikan. Selanjutnya peneliti bertanya tentang contoh kubus dalam

kehidupan, sehari-hari

Hasil wawancara dan hasil tes pemahaman konsep dapat dilihat

bahwa S2 mampu mengenali objek berdasarkan sifat-sifatnya dan

mampu menjelaskan objek tersebut.

c. Memberikan contoh dan non contoh

Indikator ketiga yaitu memberikan contoh dan non contoh, pada indikator

ini disajikan sebuah sebuah soal yang meminta S2 untuk menggambarkan

bangun kubus dan bangun ruang selain kubus. Lembar jawaban dari

Page 95: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

78

pemahaman konsep S2, S2 hanya menggambar kubus, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Soal nomor 3 (PK-3).

Gambarlah satu contoh bangun ruang berikut.

a. Kubus

b. Bangun ruang selain Kubus

Jawaban:

Gambar 4.10 Kemampuan S2 Memberikan Contoh dan Non Contoh

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

memberikan contoh dan non contoh.

Tabel 4.12 Data Wawancara Kemampuan S2 Memberikan Contoh dan

Non Contoh

Petikan Wawancara

P-3-1: Kenapa itu gambar anda sebut sebagai kubus dek?

S2-3-1: setahu saya, itu memang kubus kak karena semua sisinya

sama kak.

---

P-3-2: terus untuk gambar kedua, kenapa itu bukan kubus dek?

S2-3-2: karena, itu balok lebih panjang dari kubus kak, sisinya. Ada

juga gambarnya di nomor 4 kak.

---

P-3-3: terus dek, apa coba contohnya itu gambar dalam kehidupan?

S2-3-3: dadu kak toh.

---

P-3-4: kalau balok, apa dek?

S2-3-4 kalau balok, ada kardus mie kak, atau batu bata,

Indikator 3

Page 96: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

79

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik, pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mengenali contoh dan non contoh dari konsep dan mampu memberikan

contoh pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara pada indikator ketiga ini peneliti

bertanya tentang gambar yang disebut sebagai kubus (P-3-1), kemudian

dijawab oleh S2 bahwa itu memang adalah kubus sesuai dengan apa yang

diketahuinya yaitu kubus itu memilki sisi yang sama (S2-3-1).

Selanjutnya peneliti bertanya tentang bagian B yaitu gambar yang selain

kubus, kenapa S2 menggambar balok (P-3-2), S2 menjawab bahwa sisi

balok berbeda dengan kubus dan memang ada gambarnya di nomor

empat (S2-3-2). Jawaban tes kemampuan pemahaman konsep dan

wawancara dapat disimpulkan bahwa S2 mengenali contoh dari sebuah

soal. Kemudian ditanyakan terkait contoh kubus dan bukan kubus dalam

kehidupan sehari (P-3-3), S2 dapat menjawab dengan baik, kalau kubus

S2 mengambil dadu sebagai contoh (S2-3-3). Untuk balok S2 mengambil

contoh kardus dan batu bata (S2-3-4). S2 dapat memberikan contoh

bangun tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil tes pemahaman konsep dan wawancara untuk

indikator ketiga ini, S2 mampu mengenali contoh dan non contoh dan

mampu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

d. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis

Kemudian untuk indikator keempat yaitu menyatakan konsep

dengan bentuk matematis, pada soal disajikan gambar terkait sebuah

Page 97: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

80

balok dengan panjang sisi atau panjangnya, lebar, dan tinggi hanya

menggunakan a, b, dan c. Kemudian subjek menjawab dengan dengan

benar yaitu menuliskan diketahui panjang lebar dan tingginya kemudian

mencari volumenya seperti pada gambar berikut ini.

Soal nomor 4 (PK-4)

Tentukan volume dari bangun berikut!

Jawaban:

Gambar 4.11 Kemampuan S2 Menyajikan Konsep dalam Bentuk

Representasi Matematis.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

Tabel 4.13 Data Wawancara Kemampuan S2 Menyajikan Konsep dalam

Bentuk Representasi Matematis

Petikan Wawancara

P-4-1: Coba jelaskan dek, penggambaran volume dari soal itu..?

S2-4-1: volume itu kak, panjangnya dikalikan lebarnya baru

dikalikan tinggi.

---

P-4-2: Kenapa harus panjang kali lebar kali tinggi dek?

S2-4-2: kan kalau persegi panjang itu kak panjang kali lebar, nah ini

ada lagi tingginya, jadi dikalikan lagi itu hasil panjang kali lebar,

Indikator 4

Page 98: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

81

dikalikan ke tingginya kak.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu menggambarkan bentuk konsep berdasarkan bentuk yang

disediakan.

Berdasarkan hasil wawancara SI, peneliti ingin mengetahui

bagaimana penggambaran volume menurut subjek (P-4-1), subjek

menyatakan bahwa volume itu adalah panjang dikalikan dengan lebar

kemudian dikalikan dengan tingginya (S2-4-1). Kemudian peneliti

bertanya, Kenapa harus hal tersebut yaitu panjang lebar dan tinggi? (P-4-

2). Selanjutnya S2 menjawab bahwa untuk persegi panjang yang awalnya

panjang kali lebar yaitu persegi panjang dan ketika S2 balok maka ada

tingginya nanti tingginya tersebutlah yang dikalikan dengan panjang dari

kali lebar yang tadi (S2-4-2). Jawaban tersebut menunjukkan S2 mampu

menyatakan konsep berdasarkan bentuk yang disediakan.

Berdasarkan hasil wawancara dan tes pemahaman konsep

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa S2 atau AAA mampu

menyatakan bentuk konsep berdasarkan bentuk yang telah disediakan

ataupun mampu menyelesaikan permasalahan berdasarkan apa yang ada

pada soal.

e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup

Indikator kelima yaitu mengembangkan syarat perlu dan syarat

cukup pada sebuah permasalahan pada pada soal kali ini subjek

menjawab hanya menerka panjang rusuknya adalah 40 cm. Pada soal ini

Page 99: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

82

menyajikan soal tentang luas permukaan yang diketahui dan dicari

rusuknya kemudian dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Soal nomor 5 (PK-5).

Diketahui luas permukaan kubus yaitu 1350 cm . Tentukanlah panjang

salah satu rusuk kubus tersebut!

Jawaban:

Gambar 4.12 Kemampuan S2 Mengembangkan Syarat Perlu dan Syarat

Cukup.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup.

Tabel 4.14 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengembangkan Syarat

Perlu dan Syarat Cukup.

Petikan Wawancara

P-5-1: Bagaimana pendapat anda tentang luar permukaan kubus dek

S2-5-1: luas permukaan kubus, itu luas tutupnya kak, kayak ada

bungkusnya baru itu luas bungkusnya dicari.

---

P-5-2: kalau rusuknya dek?

S2-5-2: rusuk itu garis-garisnya kak, seperti garis panjang, garis

lebar, garis tinggi

---

P-5-3: terus kenapa nda dicari panjang rusuknya dek?

S2-5-3: saya tidak tahu caranya kak, hanya luas permukaan yang

saya tahu.

---

P-5-4: Jadi apa syaratnya untuk bisa dihitung luar permukaan dek?

S2-5-4: sisinya toh kak, atau rusuknya, kalau diketahui itu bisa

dicari luas permukaannya.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes diagnostik

pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek mampu

Indikator 5

Page 100: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

83

memahami syarat perlu atau syarat cukup dari konsep dan

mengembangkannya ke pemecahan masalah.

Kemudian hasil wawancara menyatakan bahwa peneliti ingin

mencari tahu bagaimana pendapat subjek tentang luas permukaan (P-5-

1). Jadi menurutnya luas permukaannya adalah tutup ataupun bungkus

dari sebuah bangun (S2-5-1). Kemudian peneliti menanyakan tentang

rusuk (P-5-2), subjek menjawab rusuk itu garis-garis yang sebagai garis

panjang lebar dan tinggi (S2-5-2). Kemudian peneliti bertanya kenapa

tidak dicari rusuknya maka subjek menjawab bahwa tidak tahu untuk

mencari rusuk ketika hanya diketahui luas permukaannya (S2-5-3).

Jawaban tersebut menunjukkan S2 tidak mampu menerapkan konsep

pada suatu permasalahan. Kemudian peneliti bertanya tantang syarat dari

luas permukaan, S2 menjawab kalau sisi sudah diketahui maka dapat

dicari luar permukaannya . Secara umum, S2 telah memahami syarat

perlu dan syarat cukup dari soal yang disediakan.

Dari semua sumber yaitu dari wawancara dan tes pemahaman

konsep dapat dinyatakan bahwa subjek mampu memahami syarat perlu

dari luas permukaan tarik dan tidak dapat mengembangkannya pada

pemecahan masalah, yaitu tidak dapat mencari rusuk dari walaupun luas

permukaannya sudah diketahui.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

Kemudian untuk indikator keenam yaitu kemampuan memanfaatkan dan

memilih prosedur tertentu. Pada soal ini disajikan sebuah soal tentang

volume yaitu terdapat sebuah bak mandi yang telah terisi seperlima

Page 101: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

84

bagiannya dan akan dipenuhi maka berapa jumlah air yang harus

ditambahkan supaya bak tersebut penuh, maka dari itu AAA menjawab

hanya mencari menggunakan rumus volume dengan hanya mencari

seperlima dari volume tersebut. S2 menjawab jumlah seperlima bagian

bak yang terisi air bukan yang ditanyakan soal. Karena yang ditanyakan

soal adalah jumlah air yang harus ditambahkan dapat dilihat pada

jawabannya berikut ini.

Soal nomor 6 (PK-6) .

Diketahui bak air dengan ukuran penampungan airnya yaitu dengan

panjang 120cm, lebar 100 cm, dan tinggi 150 cm. Bak tersebut telah

terisi 1

5 bagiannya dengan air. Agar bak air tersebut penuh, maka jumlah

air yang harus ditambahkan adalah sebanyak .... cm 3

Jawaban:

Gambar 4.13 Kemampuan S2 Menggunakan, Memanfaatkan, Dan

Memilih Prosedur Tertentu.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

Tabel 4.15 Data Wawancara Kemampuan S2 Menggunakan,

Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur Tertentu.

Petikan Wawancara

P-6-1: bagaimana cara anda mengerjakan kalau ada soal seperti ini

Indikator 6

Page 102: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

85

dek?

S2-6-2: kucari saja volumenya kak, saya tidak tahu kalau isinya bak

mau diisi.

---

P-6-3: kenapa bisa pilih cara itu?

S2-6-3: di soal dibahas tentang volume kak dan diketahui panjang,

lebar, dan tingginya, jadi pakai rumus volume.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu memilih dan memanfaatkan prosedur tertentu kemudian

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kemudian hasil wawancara dengan subjek terkait indikator ini

yaitu S2 menyatakan bahwa hanya mencari volumenya (S2-6-2) dan S2

tidak tahu cuma cara mencari isi bak mandi itu (S2-6-2). Pernyataan

tersebut menunjukkan S2 tidak bisa menggunakan suatu prosedur sesuai

apa yang ditanyakan soal. Kemudian bagaimana memilih cara itu (P-6-3),

dikatakan bahwa soal ini membahas tentang volume jadi didukung

dengan apa yang diketahui yaitu panjang lebar dan tinggi Maka dari itu

S2 menggunakan volume (S2-6-3). Berdasarkan pernyataan tersebut, S2

dapat memilih dan memanfaatkan sebuah prosedur sesuai apa yang

diketahuinya.

Dapat disimpulkan pada indikator ini bahwa kemampuan

mengembangkan menggunakan memanfaatkan dan memilih prosedur

bagi siswa kurang mampu untuk memilih dan memanfaatkan prosedur

berdasarkan masalah S2 mampu memilih sebuah prosedur namun untuk

memecahkan sebuah masalah masih belum mampu.

g. Mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan masalah

Page 103: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

86

Kemudian untuk indikator ketujuh yaitu mengaplikasikan konsep dalam

bentuk pemecahan masalah. Pada indikator ini disajikan soal yaitu

bagaimana membuat sebuah kotak suvenir dengan menggunakan plastik

akrilik dan ditanyakan berapa luas akrilik yang harus digunakan untuk

membuat sebuah kotak suvenir tersebut. Hasil jawaban dari subjek S2

mencari dengan benar apa yang ditayangkan soal dapat dilihat pada

gambar berikut ini.

Soal nomor 7 (PK-7.

Rudi ingin membuat kotak suvenir menggunakan plastik akrilik. Kotak

yang akan dibuat memiliki panjang 20 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 10

cm. Berapakah luas paling sedikit dari plastik akrilik yang dibutuhkan

Rudi untuk membuat kotak suvenir berbentuk balok?

Jawaban:

Gambar 4.16 Kemampuan S2 Mengaplikasikan Konsep dalam Bentuk

Pemecahan Masalah.

Kemudian berikut ini adalah kutipan wawancara khusus indikator

mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan masalah.

Tabel 4.16 Data Wawancara Kemampuan S2 Mengaplikasikan Konsep

dalam Bentuk Pemecahan Masalah.

Indikator 7

Page 104: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

87

Petikan Wawancara

P-7-1: Dari mana anda tahu dek, kalau kerjakan soal ini pakai rumus

luas permukaan?

S2-7-1: dari soalnya kak, kan kalau soal bangun ruang, yang

ditanyakan luas permukaan sama volume, na ini tidak ditanyakan

volumenya, terus dibahas tentang luas, jadi pakai rumus luas

permukaan saja kak.

---

P-7-2: kenapa kerja soalnya pakai rumus itu dek?

S2-7-2: karena soalnya toh kak, jadi penyelesaiannya pakai rumus

luas permukaan.

Pengukuran pemahaman konsep siswa menggunakan hasil tes

diagnostik pada indikator ini, yang termasuk mampu apabila subjek

mampu memahami permasalahan dan dapat menyelesaikannya dengan

menggunakan konsep yang tepat.

Kemudian dilanjutkan pada saat wawancara S2 yaitu dari mana

S2 tahu kalau ini menggunakan luas permukaan (P-7-1), S2 menjawab

bahwa katanya kalau untuk bangun ruang hanya menggunakan luas

permukaan dan volume, dalam soal ini lebih banyak dibahas tentang luas

permukaan (S2-7-1), jadi S2 menggunakan rumus luas permukaan.

Penyataan tersebut menunjukkan S2 memahami soal dengan baik.

Kemudian kenapa menggunakan rumus tersebut (P-7-2), dijawab sesuai

dengan soalnya jadi S2 menyesuaikan dengan apa yang ada di pada soal

(S2-7-2). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa S2 menyelesaikan

soal dengan menggunakan konsep yang tepat.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam indikator ketujuh

itu mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan masalah subjek

mampu memahami permasalahan dengan benar yang dibuktikan dengan

hasil pengerjaan soal pemahaman konsep dan dapat menyelesaikan

Page 105: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

88

dengan menggunakan konsep yang tepat ini dibuktikan dengan apa yang

ada di hasil lembar jawabannya dan pada saat wawancara.

3. Triangulasi data.

Triangulasi data digunakan untuk memperoleh untuk memperjelas dan

memperdalam informasi yang dibahas, pada pembahasan ini menggunakan

triangulasi metode, metode yang dibahas yaitu tes dan wawancara yang

telah dilakukan. Kemudian tetap mengacu kepada hasil tes diagnostik

kemampuan. Adapun triangulasi data pada penelitian ini disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 4.17 Tabel Triangulasi Data

No Indikator Sensing Intuition

1 Mengklarifikasi

objek

berdasarkan

sifatnya

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek mampu

menentukan objek dari

sifat yang disediakan

- Subjek memastikan

bahwa dari sifat pertama

yang dimaksud adalah

kubus atau balok, sifat

kedua memperjelas bahwa

yang dimaksud adalah

balok

- Sifat ketiga menurutnya

hanya tambahan

- Subjek mampu

menjelaskan sifat-sifat

tersebut pada saat

wawancara

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek mampu

menentukan objek dari

sifat yang disediakan

- Subjek menganggap

bahwa sifat kedua paling

menggambarkan balok,

subjek menyatakan bahwa

sifat pertama dan ketiga

sangat umum dan sudah

pasti pada kubus dan

balok

2 Memberikan

contoh dan non

contoh

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek melihat gambar

balok di nomor empat

- Subjek mampu

memberikan contoh

dengan benar, menurut

subjek kalau ada satu sisi

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek melihat gambar

balok di nomor empat

- Subjek memberikan

contoh dengan benar

- Menurutnya balok lebih

panjang dari kubus

Page 106: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

89

saja yang berbeda, maka

sudah bukan kubus

- Subjek memberikan

contoh nyata yaitu rubik

dan balok kayu

- Subjek memberikan

contoh nyata yaitu dadu,

kardus mie, dan batu bata

3 Menyajikan

konsep dalam

bentuk

representasi

matematis

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek mengerjakan

berdasarkan apa yang

diketahui soal

- Subjek mengetahui bahwa

volume itu adalah hasil

kali antara panjang, lebar,

dan tinggi.

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek mengerjakan

berdasarkan apa yang

diketahui soal

- Subjek menggambarkan

bahwa untuk balok

alasnya persegi panjang,

kemudian ketika mencari

volumenya dilanjutkan

mengalikan luas alas

dengan sejumlah

tingginya

4 Mengembangka

n syarat perlu

dan syarat cukup

- Subjek kurang mampu

pada indikator ini

- Subjek menyatakan syarat

cukup luas permukaan

saat wawancara yaitu

diketahui sisinya

- Subjek menganggap

rusuk sama dengan sisi

- Subjek tidak mampu

mengembangkan pada

pemecahan masalah,

subjek hanya menjawab

dengan 13 cm

-

- Subjek kurang mampu

pada indikator ini

- Subjek menyatakan bahwa

syarat cukup untuk luas

permukaan adalah

diketahui sisi atau

rusuknya. Rusuk

menurutnya yaitu garis

panjang, garis lebar, dan

garis tinggi.

- Subjek menyatakan bahwa

luas permukaan itu adalah

bungkus dari bangun

ruang

- Subjek hanya menjawab

dengan 40 cm2, berarti

tidak mampu

mengembangkan pada

pemecahan masalah

5 Menggunakan,

memanfaatkan,

dan memilih

prosedur

tertentu

- Subjek kurang mampu

pada indikator ini

- Subjek mampu memilih

cara penyelesaian

tertentu,

sepengetahuannya yaitu

mencari volume

- Subjek mengerjakan soal

tidak sesuai apa yang

diminta pada soal

- Tidak mampu

- Subjek kurang mampu

pada indikator ini

- Subjek mampu memilih

cara penyelesaian tertentu

yaitu volume, karena itu

yang dibahas pada soal

- Subjek mengerjakan soal

tidak sesuai apa yang

diminta pada soal

- Tidak mampu

menggunakan prosedur

Page 107: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

90

menggunakan prosedur

pada suatu penyelesaian

masalah

pada suatu penyelesaian

masalah

- Subjek mencari volume

bak yang telah terisi

6 Mengaplikasika

n konsep atau

algoritma ke

pemecahan

masalah

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek menyelesaikan

dengan prosedur yang

benar yaitu dengan rumus

luar permukaan.

- Subjek mampu

memahami permasalahan

dari hasil wawancara,

bahwa ketika ingin

menghitung penggunaan

plastik, maka pasti luas

plastik yang dihitung

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Subjek menyelesaikan

dengan prosedur yang

benar yaitu dengan rumus

luar permukaan.

- Subjek mampu memahami

permasalahan dari hasil

wawancara, bahwa soal

bangun ruang pasti yang

ditanyakan adalah luas

permukaan dan volume

yang dibahas pada soal

bukanlah volume, jadi

subjek menggunakan

rumus luas permukaan

7 Menyatakan

ulang konsep - Subjek kurang mampu

pada indikator ini

- Subjek mengetahui

konsep kubus pada saat

wawancara

- Jawaban hasil tes terlalu

umum

- Subjek tidak dapat

menjelaskan lebih jauh

tentang konsep kubus

- Subjek mampu pada

indikator ini

- Hasil wawancara sesuai

dengan jawaban pada tes

- Subjek menyatakan

konsep dengan

pendapatnya sendiri

B. Pembahasan

Hasil penelitian telah dipaparkan pada subbab sebelumnya, berdasarkan

data hasil penelitian tersebut yang terkait pemahaman konsep bangun ruang sisi

datar siswa yang diukur berdasarkan 7 indikator pemahaman konsep dan hasil

wawancara maka terdapat beberapa persamaan dan beberapa perbedaan antara

subjek sensing dan subjek intuition yang disajikan sebagai berikut.

Page 108: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

91

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Sisi Datar Subjek

Sensing (S1)

Subjek dengan kepribadian sensing ini dari lembar jawabannya, S1

tidak terlalu suka basa-basi, hal tersebut dapat dilihat dari lembar

jawabannya yang menuliskan langsung nama dan NIS. Pemahaman konsep

subjek pada materi kubus dan balok berkaitan dengan kemampuan subjek

dalam memahami konsep bangun ruang sisi datar yang dipelajarinya.

Indikator pertama yaitu menyatakan ulang konsep, pada indikator ini subjek

telah mengetahui konsep kubus sesuai dengan konsepnya namun belum

mampu menyatakan ulang konsep dari kubus tersebut. S1 mengetahui

konsep kubus dan unsur penyusunnya. S1 Menjawab bahwa kubus adalah

sebuah bangun ruang dan menyebut kubus sebagai kotak, yang dimaksud

sebagai Kotak adalah segi empat, kemudian yang dimaksud segi empat

adalah sisi-sisinya yaitu alas, tutup, dan sisi samping. Hal tersebut sesuai

dengan karakteristik sensing yang dinyatakan oleh Zaky (2019) yaitu

spesifik dan detail dalam penjelasannya. Kemudian S1 tidak bisa

menyatakan ulang konsep dikarenakan jawaban pada tes pemahaman

konsepnya S1 menjawab kubus adalah bangun ruang. Jawaban tersebut

sesuai dengan pernyataan Maharani (2019) yaitu subjek sensing itu berfokus

pada hasil dan praktis dalam menjawab soal.

Indikator kedua yaitu mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-

sifatnya, S1 mampu mengenali objek berdasarkan sifat-sifat yang diberikan

dan S1 juga mampu untuk menjelaskan sifat-sifat yang disediakan pada

soal, pada sifat pertama yang disediakan yaitu terkait bidang diagonal yang

Page 109: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

92

berbentuk persegi panjang. S1 menulis Balok dan mengetahui bahwa untuk

kubus dan balok sudah pasti bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang.

Kemudian pada sifat kedua S1 memiliki gambaran bahwa sifat kedua adalah

penentu dari jawaban tersebut yaitu terdapat Sisi yang berbentuk persegi

panjang, sesuai dengan analisanya bahwa sisi yang berbentuk persegi

panjang yang dimaksud adalah balok. Sifat ketiga yaitu sifat yang berkaitan

dengan rusuk sejajar dan sama panjang, bagi S1 kubus dan balok sudah pasti

memiliki rusuk sama panjang, ketika rusuk tersebut sejajar. Hal tersebut

menunjukkan bahwa S1 mengambil Keputusan berdasarkan fakta sesuai

yang diungkapkan Zaky (2019) dan sesuai yang dinyatakan Susilo (2020)

bahwa S1 cermat mengamati informasi. Berdasarkan jawaban yang

diberikan menunjukkan bahwa S1 mampu menjelaskan sifat-sifat pada

objek tersebut.

Kemudian pada indikator ketiga yaitu memberikan contoh dan non

contoh dari konsep. S1 mampu memberikan contoh dan non contoh serta

mampu memberikan gambaran di dunia nyata ataupun di dalam kehidupan

sehari-hari. S1 menjawab dengan menggambar satu kubus dan satu balok

pada jawaban tes pemahaman konsepnya. S1 menyatakan kubus dan 1

bangun selain kubus yang digambarnya yaitu balok. Menurutnya balok dan

kubus memiliki perbedaan, kubus memiliki enam sisi yang sama, kemudian

yang dimaksud bukan kubus yaitu bangun balok dinyatakannya ketika satu

saja sisinya yang berbeda ada maka itu sudah pasti bukan kubus. Jadi S1

memilih untuk menggambar balok. S1 juga mampu melihat gambar yang

disediakan pada instrumen yaitu pada nomor empat, memang itu tersedia

Page 110: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

93

gambar balok. Jadi S1 langsung saja menggambar balok. Hal yang

dilakukan S1 sesuai dengan pernyataan Putra and Syarifuddin (2019) bahwa

subjek sensing mengambil keputusan berdasarkan fakta. S1 mampu

memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari, disebutkan untuk contoh

kubus yaitu rubik, dan contoh balok yaitu balok kayu.

Kemudian pada indikator keempat yaitu kemampuan menyatakan

konsep dalam bentuk matematis. Subjek mampu menggambarkan bentuk

dari konsep yang disediakan. S1 menjawab dengan benar dengan langkah

yang tepat, S1 menyatakan bahwa S1 mengamati konsep balok yang dicari

volumenya kemudian berdasarkan dari narasi soal terkait volume yang

ditanyakan maka S1 langsung mengalikan apa yang diketahui pada soal. Hal

tersebut seperti yang dikatakan Maharani (2019) yaitu sensing cenderung

praktis dan tidak imajinatif dalam menjawab soal. Selanjutnya indikator

kelima yaitu mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup. S1 mampu

untuk memahami syarat perlu yang ada pada soal. S1 mengetahui bahwa

luas permukaan hanyalah bagian luarnya saja dan syarat untuk mencari luas

permukaan adalah ketika telah diketahui sisi sisinya atau luas dari sisi

sisinya. S1 tidak mampu dalam menerapkan atau mengembangkannya pada

pemecahan masalah, S1 awalnya tidak bisa membedakan rusuk dengan Sisi,

kemudian peneliti mencoba memancing dengan membahas perbedaan rusuk

dan sisi pada bangun datar dan bangun ruang, hal tersebut membuat S1

sadar bahwa rusuk dan sisi itu beda. Kemudian pada tes pemahaman

konsepnya juga S1 tidak mencari panjang rusuknya sesuai dengan prosedur

yang ada. Namun pada saat wawancara S1 bisa mengidentifikasi syarat

Page 111: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

94

cukup dari luas permukaan yaitu ketika diketahui sisi-sisinya. Menurutnya

luas permukaan yaitu luas sisi luarnya. Berdasarkan pernyataan S1 tersebut

menunjukkan S1 itu realistis dan konkret dalam menjawab pertanyaan

berdasarkan fakta yang dilihatnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Susilo (2020).

Selanjutnya untuk indikator keenam yaitu menggunakan

memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu. S1 mampu memilih prosedur

tertentu dan tidak mampu menggunakan atau memanfaatkan sebuah

prosedur pada penyelesaian masalah yang diminta. S1 telah memilih cara

untuk menyelesaikan soal, S1 langsung memilih prosedur berdasarkan

volume yang yang dibahas pada soal dan berdasarkan Apa yang diketahui

oleh soal, pada hasil pengerjaan tes pemahaman konsepnya, cara yang

digunakan tidak mengantarnya pada jawaban yang diminta oleh soal yaitu

volume tambahan pada bak tersebut. Namun jawaban pada saat wawancara

S1 mengetahui cara mencari volume bangun ruang dan memutuskan

menggunakan rumus volume untuk menyelesaikan soal pada indikator ini.

Hal tersebut menunjukkan S1 adalah orang yang praktis dalam memutuskan

hal yang sulit, sama seperti yang diungkapkan oleh Zaky (2019) yaitu

subjek sensing cenderung lebih suka hal-hal praktis. Selanjutnya pada

indikator ketujuh yaitu mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan

masalah. S1 memahami permasalahan yang ada pada soal dan mampu

menyelesaikan dengan konsep yang tepat. S1 menjawab dengan benar,

menurut S1, ketika kita akan membentuk sebuah bangun ruang dari sebuah

plastik yang datar seperti akrilik, maka yang akan ditanyakan adalah

Page 112: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

95

luasnya. Seperti yang dikatakan Zaky (2019) yaitu subjek sensing cermat

mengamati informasi. Maka dari itu S1 menggunakan rumus luas

permukaan dan menyelesaikan soal tersebut dengan benar.

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Sisi Datar Subjek

Intuition

Indikator pertama yaitu menyatakan ulang konsep, pada indikator ini

S2 mengetahui konsep dari apa yang diminta soal dan S2 mampu

menyatakan ulang konsep sesuai dengan konsepnya. S2 menjawab dengan

menjelaskan cara mencari volume balok yaitu dengan cara panjang

dikalikan lebar, kemudian dikalikan tingginya. Sedangkan cara mencari

volume kubus yaitu dengan mengalikan sisi-sisinya, S2 Menjelaskan hal

tersebut sesuai dengan pendapatnya sendiri. S2 menyatakan ulang konsep

kubus sesuai dengan apa yang ditulisnya pada lembar jawabannya.

Penjelasan dan jawaban S2 terkait dengan pemaparan Zaky (2019) yaitu

subjek intuition cenderung imajinatif, abstrak, dan konseptual serta intuition

cenderung menjawab pertanyaan tanpa prosedur dan dengan caranya

sendiri.

Kemudian pada indikator kedua yaitu mengklasifikasikan objek

berdasarkan sifat-sifatnya. S2 mampu mengenali objek berdasarkan sifatnya

yang telah disediakan pada soal. S1 menjawab dengan balok dan

menyatakan sifat pertama pada soal terkait diagonal bidang yang berbentuk

persegi panjang, menurut S2 bidang tersebut atau panjang dari persegi

panjang yang dimaksud berasal dari alas bangun ruang, kemudian tinggi

dari bangun ruang itu menjadi lebar dari persegi panjang tersebut.

Page 113: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

96

Kemudian S2 mengidentifikasi bahwa sifat kedualah yang paling

menggambarkan tentang bangun ruang balok. Kemudian S2 menjelaskan

sifat ketiga bahwa kubus dan balok itu pasti memiliki rusuk yang sama

panjang ketika rusuk tersebut sejajar. S2 mampu untuk menjelaskan objek

berdasarkan sifat-sifat yang telah disediakan. Berdasarkan jawaban tersebut

sesuai dengan yang diungkapkan Zaky (2019) yaitu subjek sensing mencari

makna dari informasi dan menghubungkan sesuatu yang bersifat korelatif.

Kemudian untuk indikator ketiga yaitu memberikan contoh dan non contoh.

S2 mampu memberikan contoh dan contoh dari bangun yang diminta oleh

soal. S2 menjawab kubus dan balok. Untuk yang bukan kubus, S2

menjawab balok. S2 menyatakan bahwa bentuk selain kubus terdapat pada

soal nomor empat. Kemudian pada kehidupan sehari-hari S2 memberikan

contoh kubus itu sebagai dadu dan contoh balok yaitu kardus dan batu bata.

Jawaban tersebut seperti yang dikatakan Susilo (2020) bahwa subjek

intuition melihat kemungkinan dan keterkaitannya.

Kemudian pada indikator keempat yaitu menyatakan konsep dalam

bentuk matematis. S2 menjawab dengan tepat dan menggambarkan bentuk

dan menyatakan volume itu adalah panjang dikalikan lebar, kemudian

dikalikan tingginya. Sesuai dengan pemahamannya volume itu terbentuk

dari luas alas yang yang disebut dengan panjang dikalikan lebar. Kemudian

alas tersebut dikalikan dengan tingginya, itulah nanti yang akan menjadi

volume. Jawaban tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Maharani

(2019) bahwa subjek sensing itu fokus pada proses. Kemudian untuk

indikator kelima yaitu mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup. S2

Page 114: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

97

mampu memahami syarat perlu namun tidak mampu dalam menyelesaikan

dalam permasalahan. S2 berpendapat bahwa luas permukaan merupakan

bagian luar dari sebuah bangun ruang ataupun sebagai bungkus dari bangun

tersebut. Pernyataan tersebut menunjukkan S2 mendefinisikan luar

permukaan dengan bentuk lain. Seperti yang dikatakan Maharani (2019)

Subjek intuition imajinatif dan figuratif serta berspekulasi. S2 menyatakan

bahwa rusuk merupakan garis yang mewakili panjang, lebar, dan tinggi

sebuah bangun. Kemudian S2 menyatakan bahwa syarat untuk mencari luas

permukaan adalah harus diketahui sisi-sisinya.

Kemudian untuk indikator keenam yaitu menggunakan

memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu. S2 mampu memilih prosedur

tertentu. Menurutnya S2 hanya mencari volume pada soal tersebut. Volume

tersebut juga berdasarkan Apa yang diketahui di soal yaitu panjang, lebar,

dan tinggi. Kemudian S2 kurang mampu menggunakan pada pemecahan

masalah. Namun S2 memiliki hal berbeda yaitu menggunakan sifat

distributif pada proses pengerjaan jawabannya. Berdasarkan hal tersebut

menunjukkan S2 memiliki kreativitas tersendiri saat mengerjakan soal. Hal

tersebut seperti yang dinyatakan Putra and Syarifuddin (2019) bahwa subjek

intuition cenderung menghubungkan sesuatu yang dianggapnya memiliki

hubungan dengan caranya sendiri. Kemudian untuk indikator ketujuh yaitu

mengaplikasikan konsep dalam bentuk pemecahan masalah. S2 menjawab

dengan tepat mampu memahami permasalahan dengan baik dan juga

mampu menyelesaikan dengan menggunakan konsep yang tepat sesuai

dengan apa yang diminta soal. Menurutnya ketika mendapat soal bangun

Page 115: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

98

ruang yang ditanyakan pasti adalah luas permukaan atau volumenya.

Menurut analisisnya soal tersebut membahas tentang luas permukaan. Jadi

S1 menggunakan rumus luas permukaan untuk mencari jawaban dari soal

tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Maharani (2019) bahwa

subjek intuition menjawab dengan cenderung memprediksi dan memahami

informasi dengan baik. Hasil tes pemahaman konsep dan hasil wawancara

menunjukkan bahwa S2 mampu menyelesaikan permasalahan pada konsep

dengan cara yang tepat.

Page 116: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis data telah dilakukan terkait pemahaman konsep siswa pada

materi geometri ruang yang memiliki sisi datar yaitu kubus dan balok dengan

membagi subjek pada kepribadian sensing dan intuition. Maka diperoleh

kesimpulan bahwa.

1. Pemahaman konsep siswa dengan kepribadian sensing (S1) kurang mampu

pada indikator pertama yaitu menjelaskan ulang konsep, mengembangkan

syarat cukup dan perlu, serta memanfaatkan dan memakai prosedur

tertentu. Mampu pada indikator memberikan sampel dan non sampel,

menyajikan secara matematis sebuah konsep, dan menerapkan suatu

konsep ke solusi permasalahan serta mengelompokkan suatu objek

berdasarkan sifatnya. Kecenderungan S1 yaitu praktis dalam menjawab

soal, fokus pada hasil, spesifik dan detail dalam penjelasan. S1 berhati-hati

dalam memproses informasi dan mengambil Keputusan berdasarkan fakta,

serta cermat mengamati informasi, S1 juga cenderung realistis dan konkret.

Mayoritas indikator dipahami oleh S1 yaitu empat dari tujuh indikator,

maka dari itu S1 cenderung memahami konsep bangun ruang sisi datar

2. Pemahaman konsep siswa dengan kepribadian intuition (S2) yaitu kurang

mampu pada indikator mengembangkan syarat cukup dan perlu dan

memanfaatkan dan memakai prosedur tertentu. Mampu pada indikator

menjelaskan ulang konsep, mengelompokkan suatu objek berdasarkan

Page 117: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

100

sifatnya, memberikan sampel dan non sampel, menyajikan secara

matematis sebuah konsep, dan menerapkan suatu konsep ke solusi dari

permasalahan. Kecenderungan S2 yaitu imajinatif, abstrak, konseptual dan

menjawab dengan caranya sendiri. S2 melihat keterkaitan dan

kemungkinan serta fokus pada proses. Mayoritas indikator dipahami oleh

S2 yaitu lima dari tujuh indikator maka dari itu S2 cenderung memahami

konsep bangun ruang sisi datar.

B. Saran

Peneliti sangat mengetahui tidak ada yang sempurna termasuk dalam penelitian

ini, maka adapun saran peneliti yaitu sebagai berikut.

1. Bagi guru, pada masa pandemi Covid-19 ini diharapkan lebih giat lagi

dalam mengajar siswa dikarenakan siswa butuh lebih banyak lagi metode

yang baru dan dapat mengembangkan dan meningkatkan pemahaman

terkait mata pelajaran matematika.

2. Bagi siswa diharapkan menjadi pembelajar yang baik dan mampu belajar

dan menutupi kekurangan dari dirinya sendiri dan mengetahui

kepribadiannya sehingga mampu untuk menemukan metode belajar sendiri.

3. Bagi yang ingin meneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan acuan

dalam rangka menguatkan penelitian yang relevan dengan kepribadian dan

pemahaman konsep. Kemudian agar kajian ini dapat menambah khazanah

keilmuan baik peneliti selanjutnya ataupun masyarakat yang ingin

mengetahui karya ilmiah tentang kepribadian siswa.

Page 118: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

101

DAFTAR PUSTAKA

Alan, U. F.dan Afriansyah, E. A. 2017. Kemampuan Pemahaman Matematis

Siswa melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition dan

Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Matematika 11(1): 68-78.

https://dx.doi.org/10.22342/jpm.11.1.3890.

Andri, A. dan Rismawati, M. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Rendahnya Hasil Belajar Konsep Dasar Matematika SD pada Mahasiswa

PGSD. Jurnal Vox Edukasi, 9(2): 91-101.

https://doi.org/10.31932/ve.v9i2.123.

Bastable, S. B, Sopczyk, D, Gramet, P. Jacobs, K, dan Braungart, M. M. 2019.

Health Professional as Educator: Principles of Teaching and Learning.

Jones & Barlet Learing: New York.

Ermawati. 2018. Keefektifan Model Two Stay Two Stray Berbasis Teori Van

Hiele dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 018

Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. JURNAL PAJAR

(Pendidikan dan Pengajaran) 2(4): 619-627.

http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v2i4.5712.

Fauzi, A. M., & Abidin, Z. 2019. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Tipe

Kepribadian Thinking. Suska Journal of Mathematics Education, 5(1): 1-

8. http://dx.doi.org/10.24014/sjme.v5i1.6769.

Hudanagara, M. A. &. Anita, I. W. 2018. Analisis Kesulitan yang Dialami Siswa

SMP pada Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pokok Bahasan

Segitiga dan Segiempat. Jurnal Silogisme, 3(1): 14-20.

https://doi.org/10.24269/js.v3i1.940.

Juwantara, R. A. 2019. Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada Tahap

Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun dalam Pembelajaran

Matematika. Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah 9(1): 27-34.

https://dx.doi.org/10.18592/aladzkapgmi.v9i1.3011.

Karim, B. A. 2020. Teori Kepribadian dan Perbedaan Individu. Education and

Learning Journal, 1(1): 40-49. http://dx.doi.org/10.33096/eljour.v1i1.45.

Kemdikbud, 2017. Peta Jalan Indonesia Emas 2045. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan: Jakarta.

Kiswanto. 2015. Deskripsi pemahaman Konsep Materi Geometri Ditinjau dari

Kepribadian Sensing dan Intuition pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 33

Makassar. MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran 3(1): 42-58.

http://dx.doi.org/10.24252/mapan.2015v3n1a5.

Page 119: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

102

Komariyah, S. Afifah, S. D. N. dan Resbiantoro, G. 2018. Analisis Pemahaman

Konsep dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Minat

Belajar Siswa. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan

Humaniora 4(1): 1-8. http://dx.doi.org/10.30738/sosio.v4i1.1477.

Kristina. dan Widodo, S. A. 2018. Peningkatan pemahaman Konsep Siswa Kelas

X Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Pendekatan Creative

Problem Solving. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional

Etnomatnesia. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta. 11 Desember.

Maharani. I. 2019. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau dari Kepribadian

Sensing-Intuitive. AlphaMath, 5(1): 11-23.

http://dx.doi.org/10.30595/alphamath.v5i1.7347.

Periantalo, J. dan Azwar, S. 2017. Pengembangan Skala Kepribadian Siswa SMA

dari Tipologi Kepribadian Jung dan Myers-Briggs. Jurnal Sains Sosio

Humaniora, 1(2): 191-207. https://doi.org/10.22437/jssh.v1i2.4301.

Purbaningrum, K. A. 2017. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP

dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar. Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 10(2): 40-49.

http://dx.doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2029.

Putra, R. A. C., dan Syarifuddin, A. 2019. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Tipe Sensing-Intuiting dalam Menyelesaikan Soal Olimpiade. Jurna

Gantang, 4(1): 61–70. https://doi.org/10.31629/jg.v4i1.899.

Sagala, S. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Saputra, M. E. A. dan Mujib. 2108. Efektivitas Model Flipped Classroom

Menggunakan Video Pembelajaran Matematika terhadap Pemahaman

Konsep. Deseimal: Jurnal Matematika, 1(2): 173-179.

http://dx.doi.org/10.24042/djm.v1i2.2389.

Satriani, S., Wahyuddin, Halim, N. Humaerah, & Syamsuadi, A. 2020. The

Analysis of Compliance Type Students Error In Resolving Integral

Challenge of Trigonometry Function. International Journal of

Mathematics Trends and Technology, 66(10): 14-19. https://www.ijmttjournal.org/archive/ijmtt-v66i10p503.

Setyaedhi, H. S. 2020. Gambaran Kepribadian Pengurus OSIS Berdasarkan Myers

Briggs Type Indicator (MBTI). Indonesian Psychological Research, 2(1):

13–21. https://doi.org/https://doi.org/10.19109/Psikis.v5i1.3157.

Susilo, B. 2020. Profile of Mathematical Creative Thinking in Students Type

Sensing and Intuiting Personality in Resolving Mathematical Problems.

Journal of Instructional Development Research, 1(1): 45-52. DOI:

Page 120: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

103

http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v11i1.7810

Thahir. H. 2020. Implementasi Tutjuan pendidiakan nasional (Online).

(https://makassar.tribunnews.com/2020/05/03/impelementasi-tujuan-

pendidikan-nasio nal. diakses 18 Desember 2020).

Warsah, I. dan Uyun, M. 2019. Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami.

Psikis : Jurnal Psikologi Islami, 5(1): 62-73.

https://doi.org/10.19109/Psikis.v5i1.3157.

Yolanda, D. D. 2020. pemahaman Konsep Matematika dengan Metode Discovery.

Agam: Guepedia.

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. 2013. Teori kepribadian. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Zaky, A. R. 2019. Success with MBTI. Bekasi: Guepedia.

Page 121: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 122: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

106

Lampiran 1: Instrumen Penelitian

Instrumen Tes Kepribadian Sensing dan Intuition

Berikut ini ada 15 nomor. Masing-masing nomor memiliki dua pernyataan yang

bertolak belakang (PERNYATAAN A & B). Pilihlah salah satu pernyataan yang

paling sesuai dengan diri Anda dengan centang () pada kolom yang sudah

disediakan (KOLOM ISIAN). Anda HARUS memilih salah satu yang dominan

pada diri anda serta mengisi semua nomor.

NO PERNYATAAN A ISIAN PERNYATAAN B

1 Saya bergerak dari gambaran

umum baru ke detail

Saya bergerak dari detail ke

gambaran umum sebagai

kesimpulan akhir

2 Saya berbicara mengenai masalah

yang dihadapi hari ini dan langkah-

langkah praktis mengatasinya

Saya berbicara mengenai visi masa

depan dan konsep-konsep

mengenai visi tersebut

3 Saya menggunakan pengalaman

sebagai pedoman dalam membuat

sesuatu

Saya menggunakan imajinasi dan

perenungan sebagai pedoman

dalam membuat sesuatu

4 Petunjuk pengerjaan sangat

membantu saya

Petunjuk pengerjaan sangat

membuat saya bosan

5 Saya bebas dan saya dinamis

Saya prosedural dan saya

tradisional

6 Memilih ide inspiratif lebih penting

daripada fakta

Memilih fakta lebih penting

daripada ide inspiratif

7 Kontinuitas dan stabilitas lebih saya

utamakan

Perubahan dan variasi lebih saya

utamakan

8 Bertindak step by step dengan

jangka waktu yang jelas

Bertindak dengan semangat tanpa

menggunakan jangka waktu

9 Saya menarik kesimpulan dengan

lama dan hati-hati

Saya menarik kesimpulan dengan

cepat sesuai naluri

10 Saya mengklarifikasi ide dan teori

sebelum dipraktekkan

Saya memahami ide dan teori saat

mempraktekkannya langsung

11 Saya berfokus pada masa kini (apa

yang bisa diperbaiki sekarang)

Saya berfokus pada masa depan

(apa yang mungkin dicapai di masa

depan)

12 Saya secara konsisten mengamati

dan mengingat detail

Saya mengamati dan mengingat

detail hanya bila berhubungan

dengan pola

13 Saya cenderung berpikir praktis

Saya cenderung berpikir

konseptual

14 Saya menggunakan keterampilan

yang sudah dikuasai

Saya menyukai tantangan untuk

menguasai keterampilan baru

15 Saya memilih cara yang sudah ada

dan sudah terbukti

Saya memilih cara yang unik dan

belum dipraktekkan orang lain

Page 123: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

107

Page 124: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

108

Page 125: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

109

Page 126: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

110

TES PEMAHAMAN KONSEP

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII

Waktu : 40 Menit

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal!

2. Tulislah nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang telah tersedia!

3. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab!

4. Kerjakan setiap soal dengan teliti dan lengkap!

5. Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah!

SOAL

1. Tuliskan pengertian kubus dengan bahasamu sendiri!

2. Perhatikan sifat-sifat bangun ruang berikut!

- Semua bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang

- Terdapat sisi yang berbentuk persegi panjang

- Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang

Sebutkan bangun ruang yang dimaksud berdasarkan sifat-sifat tersebut!

3. Gambarlah satu contoh bangun ruang berikut.

a. Kubus

b. Bangun ruang selain Kubus

4. Tentukan volume dari bangun berikut!

5. Diketahui luas permukaan kubus yaitu 1350 cm 2. Tentukanlah panjang salah

satu rusuk kubus tersebut!

6. Diketahui bak air dengan ukuran penampungan airnya yaitu dengan panjang

120cm, lebar 100 cm, dan tinggi 150 cm. Bak tersebut telah terisi 1

5

bagiannya dengan air. Agar bak air tersebut penuh, maka jumlah air yang harus

ditambahkan adalah sebanyak .... cm 3

7. Rudi ingin membuat kotak suvenir menggunakan plastik akrilik. Kotak yang

akan dibuat memiliki panjang 20 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 10 cm. Berapakah

Page 127: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

111

luas paling sedikit dari plastik akrilik yang dibutuhkan Rudi untuk membuat

kotak suvenir berbentuk balok?

Page 128: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

112

Pedoman Wawancara Pemahaman Konsep Siswa

Petunjuk Wawancara

1. Lakukan kesepakatan dengan informan terlebih dahulu!

2. Tulislah Nama, NIS, dan kelas informan!

3. Pertanyakan sesuai butir yang ada di pedoman wawancara!

4. Tetap menjaga etika dalam berkomunikasi

5. Pastikan tidak ada indikator yang terlewat!

6. Periksa kembali pertanyaan dan jawaban ketika akan selesai melakukan

wawancara!

Tujuan Wawancara

1. Melengkapi informasi dari hasil tes pemahaman konsep

2. Mengarahkan informan sesuai dengan kebutuhan penelitian

3. Mendapatkan informasi yang relevan dengan topik penelitian.

Jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur

Narasumber:

Kepribadian:

No Indikator Pertanyaan

1 Menyatakan ulang konsep 1. Coba jelaskan pengertian kubus?

2. Mengapa bisa seperti itu?

2 Mengklasifikasikan objek

berdasarkan sifat-sifatnya

1. Coba jelaskan apa yang kamu pahami dari

setiap sifat tersebut?

2. Mengapa memilih balok?

3 Memberikan contoh dan noncontoh 1. Mengapa gambar pertama kamu sebut

sebagai kubus?

2. Mengapa gambar kedua kamu sebut bukan

kubus?

3. Bagaimana contohnya dalam kehidupan

sehari-hari dari gambar yang kamu pilih?

4. Apa yang membedakan gambar tersebut

secara umum?

4 Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis

1. Bagaimana penggambaran volume dari

bangun tersebut?

5 Mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup

1. Bagaimana pemahaman kamu tentang luas

permukaan kubus dan rusuk kubus serta

keterkaitan keduanya?

6 Menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur tertentu

1. Jelaskan bagaimana prosedur yang telah

kamu gunakan dalam menyelesaikan soal

ini?

2. Jelaskan apa pertimbangan kamu memilih

cara tersebut dalam menyelesaikan soal

ini?

7 Mengaplikasikan konsep atau

algoritma ke pemecahan masalah

1. Dari mana kamu tahu untuk menyelesaikan

soal ini menggunakan rumus luas

permukaan?

2. Jelaskan mengapa kamu menyelesaikan

Page 129: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

113

soal tersebut menggunakan rumus luas

permukaan?

Page 130: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

114

Lampiran 2: Hasil Tes dan Wawancara Subjek Terpilih

Page 131: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

115

Page 132: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

116

Page 133: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

117

Page 134: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

118

Transkrip Wawancara Subjek Pertama

Keterangan.

P: Peneliti

S1: Subjek Sensing

S2: Subjek Intuition

Tes Pemahaman Konsep.

Indikator 1

P: Coba jelaskan pengertian kubus menurutta dek,

S1: Kubus adalah bangun ruang yang bentuknya kotak kak,

P: ituji?, Apa lagi dek?

S1: bawah sama atasnya berbentuk segi empat, sampingnya juga berbentuk segi

empat

P: Kenapa bisa begitu dek?

S1: nda tauma kak.

P: oiye pale dek.

Indikator 2

P: Jelaskan coba yang kita paham dari sifat-sifat yang ada di soal dek.

S1: yang ada bidang diagonalnya pastimi kubus atau balok kak, kalau yang

pertama, pastimi bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang kak, karena pasti

sisi yang diagonalnya lebih panjang dari sisi yang bagian tingginya. Kalau yang

kedua, lebih jelasmi lagi karena nabilang ada sisinya yang persegi panjang, ini

pastimi balok kak. Kemudian yang ketiga rusuknya sama panjangki untuk yang

sejajar, kubus sama balok itu pastimi sejajar rusukna yang berhadapan kak.

P: jadi kenapa kita pilih balok dek?

S1: karena dari sifat kedua yang di soal kak, jelas sekali di situ bilang balok

namaksud, kalau sifat ke satu sama ketiga itu mendukung mi.

Indikator 3

P: Kenapa itu gambar pertamata kita sebut sebagai kubus dek?

S1: iya kak, begitu memang kubus, segi empat semua, sisinya juga sama panjang

P: terus itu gambar keduata dek, kenapa itu bukan kubus?

S1: Karena kubus Itu sama semua panjang sisinya kak, kalau adami yang tidak

sama panjang berarti bukanmi itu kubus, jadi balokmi saja kugambar, adaji juga

gambar balok di nomor 4

P: bagaimana itu contohnya dek, itu gambar semua?

S1: Kalau kubus itu contohnya rubik kak, kalau balok itu kayu kak,

P: apa pale bedanya itu gambar secara umum dek?

S1: maksudnya kak?

P: Perbedaannya yang paling kelihatan dek

S1: itumi tadi kak asalkan sama semua sisinya berarti kubus itu, kalau bedami satu

sisinya berarti bukanmi kubus, gambar lainmi.

Indikator 4

P: Coba jelaskan dek, penggambaran volume dari soal itu..?

Page 135: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

119

S1: setahuku kak, volume itu panjang kali lebar kali tinggi. Jadi langsung saja

kukalikan yang ada di gambarnya,

P: Kenapa harus panjang kali lebar kali tinggi dek?

S1: itu yang diajarkan kak,

Indikator 5

P: Bagaimana pendapatta tentang luar permukaan kubus dek

S1: luar permukaan itu yang di luar saja kak, luas sisi luarnya

P: kalau rusuknya dek?

S1: rusuk itu kak, sisinyami,

P: beda itu dek, sisi di bangun datar sama bangun ruang, sisi persegi beda dengan

sisi kubus.

S1: owh, rusuk itu yang garisnya kak,

P: Jadi apa syaratnya untuk bisa dihitung luar permukaan dek?

S1: Hmmm, kalau bisami dihitung sisi-sisinya kak.

Indikator 6

P: bagaimana carata kerja kalau ada soal seperti ini dek?

S1: ituji yang kutau kak, cari volume saja

P: apa pertimbangan ta?, kenapa bisa pilih cara itu?

S1: ituji memang kak kalau mau cari volumenya, ada panjang, lebar, tinggi

Indikator 7

P: Darimana ditau dek, kalau kerjakan soal ini pakai rumus luas permukaan?

S1: dari soalnya ji kak, karena luas mau buat dari plastik akrilik berarti pastimi

luas akriliknya dicari.

P: kenapaki kerja soalnya pakai rumus itu dek?

S1: karena dari soal minta luas kak, jadi pakai rumus luas permukaan.

Transkrip Wawancara Subjek Kedua

Keterangan.

P: Peneliti

S1: Subjek Sensing

S2: Subjek Intuition

Indikator 1

P: Jelaskan pengertian kubus menurutta dek!

S2: Menurutku kubus hampir sama dengan balok kak, bisa dihitung volumenya,

balok ada panjang, lebar, tinggi, kalau kubus hanya sisi kali sisi kali sisi.

P: Apa lagi dek?

S2: Jadi kubus itu sisinyaji dikali kak

P: Kenapa bisa begitu dek?

S2: karena sama panjang sisi-sisinya

Indikator 2

Page 136: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

120

P: Jelaskan coba yang kita paham dari sifat-sifat yang ada di soal dek.

S2: yang pertama bidang diagonalnya persegi panjang kak, itu terjadi karena

diagonal sisi dari alasnya menjadi panjang persegi panjangnya terus tinggi

bangunnya menjadi lebarnya kak. Sifat kedua terdapat sisi yang persegi panjang,

itu berarti balokmi kak. Yang ketiga rusuk-rusuk bangun ruang kayak balok

sejajar kak

P: jadi kenapa kita pilih balok dek?

S2: karena dari semua sifatnya balok yang memenuhi kak, terutama itu sifat kedua

Indikator 3

P: Kenapa itu gambar anda sebut sebagai kubus dek?

S2: setahuku, itu memang kubus kak karena semua sisinya sama kak.

P: terus untuk gambar kedua, kenapa itu bukan kubus dek?

S2: karena, balok lebih panjang dari kubus kak, sisinya. Adaji juga gambarnya di

nomor 4 kak.

P: terus dek, apa coba contohnya itu gambar dalam kehidupan?

S2: dadu kak toh.

P: kalau balok, apa dek?

S2: kalau balok, ada kardus mie kak, atau batu bata,

Indikator 4

P: Coba jelaskan dek, penggambaran volume dari soal itu..?

S2: volume itu kak, panjangnya dikalikan lebarnya baru dikali tinggi

P: Kenapa harus panjang kali lebar kali tinggi dek?

S2: kan kalau persegi panjang itu kak panjang kali lebar, nah ini ada lagi

tingginya, jadi dikalikan lagi itu hasil panjang kali lebar, dikalikan ke tingginya

kak.

Indikator 5

P: Bagaimana pendapatta tentang luar permukaan kubus dek

S2: luas permukaan kubus, itu luas tutupnya kak, kayak ada bungkusnya baru itu

luas bungkusnya dicari

P: kalau rusuknya dek?

S2: rusuk itu garis-garisnya kak, seperti garis panjang, garis lebar, garis tinggi

P: terus kenapa nda dicari panjang rusuknya dek?

S2: nda kutau caraanya kak heheh, ituji luas permukaan kutau

P: Jadi apa syaratnya untuk bisa dihitung luar permukaan dek?

S2: sisinya toh kak, atau rusuknya, kalau diketahuimi itu bisami dicari luas

permukaannya

Indikator 6

P: bagaimana carata kerja kalau ada soal seperti ini dek?

S2: kucari saja volumenya kak, nda kutaumi kalau isinya bak mau diisi.

P: kenapa bisa pilih cara itu?

Page 137: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

121

S2: di soal dibahas tentang volume kak dan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya, jadi pakai rumus volume

Indikator 7

P: Darimana ditau dek, kalau kerjakan soal ini pakai rumus luas permukaan?

S2: dari soalnya kak, kan kalau soal bangun ruang, yang ditanyakan luas

permukaan sama volume, na ini tidak ditanyakan volumenya, terus dibahas

tentang luas, jadi pakai rumus luas permukaan saja kak

P: kenapaki kerja soalnya pakai rumus itu dek?

S2: karena soalnya toh kak, jadi pakai rumus luas permukaan.

Page 138: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

122

Lampiran 3: Dokumen dan Surat

Page 139: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

123

Page 140: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

124

Page 141: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

125

Page 142: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

126

Page 143: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

127

Page 144: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

128

Page 145: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

129

Page 146: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

130

Page 147: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

131

Page 148: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

132

Page 149: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

133

Page 150: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

134

Page 151: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

135

Page 152: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

136

Page 153: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

137

Lampiran 4: Dokumentasi Foto

Membawa Surat ke Sekolah

Masuk ke Grup Whatsapp Kelas VIII.1

Page 154: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

138

Menyampaikan Maksud dan Teknis Penelitian

Hasil Tes Kepribadian

Hasil Tes Kepribadian

Tes Pemahaman Konsep

Page 155: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

139

Tes Pemahaman Konsep

Wawancara

Wawancara

Page 156: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

140

Lampiran 5: Power Point Skripsi

Page 157: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

141

Lampiran 6: Hasil Cek Plagiat Skripsi

Page 158: DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI …

142

RIWAYAT HIDUP

Didin Ferdiansyah. Dilahirkan di Sidrap pada tanggal

20 November 1997 dari pasangan Ayahanda Darise,

S.Sos. dan Ibunda Gustiati, S.Pd. Penulis masuk SDN

204 Sompe pada tahun 2004 hingga kelas dua, penulis

pindah di SDN 87 Talotenreng dan lulus pada tahun

2010, lulus SMP Negeri 1 Sabbangparu pada tahun

2013, dan lulus SMA Negeri 10 Wajo pada tahun 2016. Tahun 2016, penulis

melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai

tahun 2021.