jurnal pemahaman konsep

14
368 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI SISWA SMK MELALUI PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH (THE INCREASE OF SMK STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING OF TRIGONOMETRIC FUNCTION GRAPH THROUGH GUIDED INQUIRY USING AUTOGRAPH) Sahat Saragih PPs. UNIMED Jl. Wilem Iskandar Psr. V Medan e-mail: [email protected] Vira Afriati SMA Negeri 13 Medan Jl. Brigjen Zein Hamid Km.7, Medan e-mail: [email protected] Diterima tanggal: 1/10/2012, Dikembalikan untuk revisi: 2/11/2012, Disetujui tanggal: 14/12/2012 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada grafik fungsi trigonometri dengan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi daripada siswa yang diberi pendekatan biasa; dan 2) bagaimana ketuntasan dan aktivitas belajar siswa dengan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph. Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SMK Telkom Sandhy Putra dan SMK Sandhy Putra II Medan (Kelompok Pariwisata) dengan mengambil sampel 2 kelas dari masing- masing sekolah secara acak. Data yang diperoleh secara ternormalisasi dinalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) peningkatan pemahaman konsep siswa pada grafik fungsi trigonometri yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatan biasa; dan 2) ketuntasan dan aktivitas belajar siswa yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatan biasa. Kata kunci: pemahaman konsep, konsep grafik, penemuan terbimbing, fungsi trigonometri, software autograph, dan SMK Abstract: This research is aimed to know 1) if the increase of student’s conceptual understanding on trigonometric function graph through guided inquiry using Autograph software is greater than those with usual approach, 2) how the student’s mastery in learning and student’s learning activity are. This is an experimental research conducted in SMK Telkom Sandhy Putra and SMK Sandhy Putra II Medan (tourism group) with the population are all the students in grade XI of the schools and two classes from each school were randomly taken as samples. t – test is applied to analyze the normalized gain of students’ conceptual understanding. The research shows that the increase of student’s conceptual understanding on trigonometric function graph through guided inquiry using Autograph software is greater than those with usual approach, 2) the mastery in learning and learning activity of students implementing guided inquiry using Autograph is greater than those with usual approach So, teachers should apply guided inquiry approach using Autograph as one of learning approach alternatives. Keywords: conceptual understanding, graphic concept, guided inquiry, trygonometry function, autograph software, and vocational school

Upload: gaung-pradana

Post on 26-Dec-2015

367 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Pemahaman konseo

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal pemahaman konsep

368

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI SISWASMK MELALUI PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

(THE INCREASE OF SMK STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING OFTRIGONOMETRIC FUNCTION GRAPH THROUGH GUIDED

INQUIRY USING AUTOGRAPH)

Sahat SaragihPPs. UNIMED

Jl. Wilem Iskandar Psr. V Medane-mail: [email protected]

Vira AfriatiSMA Negeri 13 Medan

Jl. Brigjen Zein Hamid Km.7, Medane-mail: [email protected]

Diterima tanggal: 1/10/2012, Dikembalikan untuk revisi: 2/11/2012, Disetujui tanggal: 14/12/2012

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah peningkatan pemahaman konsepsiswa pada grafik fungsi trigonometri dengan penemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph lebih tinggi daripada siswa yang diberi pendekatan biasa; dan 2) bagaimanaketuntasan dan aktivitas belajar siswa dengan penemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph. Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SMK Telkom Sandhy Putra dan SMKSandhy Putra II Medan (Kelompok Pariwisata) dengan mengambil sampel 2 kelas dari masing-masing sekolah secara acak. Data yang diperoleh secara ternormalisasi dinalisis denganmenggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) peningkatan pemahaman konsepsiswa pada grafik fungsi trigonometri yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbingberbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatan biasa;dan 2) ketuntasan dan aktivitas belajar siswa yang memperoleh pendekatan penemuanterbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatanbiasa.

Kata kunci: pemahaman konsep, konsep grafik, penemuan terbimbing, fungsi trigonometri,software autograph, dan SMK

Abstract: This research is aimed to know 1) if the increase of student’s conceptual understandingon trigonometric function graph through guided inquiry using Autograph software is greaterthan those with usual approach, 2) how the student’s mastery in learning and student’s learningactivity are. This is an experimental research conducted in SMK Telkom Sandhy Putra and SMKSandhy Putra II Medan (tourism group) with the population are all the students in grade XI ofthe schools and two classes from each school were randomly taken as samples. t – test isapplied to analyze the normalized gain of students’ conceptual understanding. The researchshows that the increase of student’s conceptual understanding on trigonometric function graphthrough guided inquiry using Autograph software is greater than those with usual approach, 2)the mastery in learning and learning activity of students implementing guided inquiry usingAutograph is greater than those with usual approach So, teachers should apply guided inquiryapproach using Autograph as one of learning approach alternatives.

Keywords: conceptual understanding, graphic concept, guided inquiry, trygonometry function,autograph software, and vocational school

Page 2: jurnal pemahaman konsep

369

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

PendahuluanMatematika disadari sangat penting peranannya.Namun, tingginya tuntutan untuk menguasaimatematika tidak berbanding lurus dengan hasilbelajar matematika siswa. Kenyataan yang adamenunjukkan hasil belajar siswa pada bidangstudi matematika kurang menggembirakan. Rata-rata nilai ulangan harian 1 seluruh siswa kelas 2SMK Telkom Sandhy Putra dan SMK Sandhy PutraII Medan (Kelompok Pariwisata) belum mencapaiketuntasan, yaitu 66,58 padahal KKM sekolahtersebut 70 (Sumber: dokumentasi SMK TelkomSandhy Putra Medan dan SMK Sandhy Putra - 2Medan)

Kenyataan yang kurang memuaskantersebut, salah satunya disebabkan karenapemahaman konsep Matematika siswa masihrendah. Siswa pada umumnya belum memilikipemahaman konsep yang baik, khususnya padamateri grafik fungsi trigonometri. Hal ini terlihatdari jawaban siswa 2TS1 SMK Telkom SandhyPutra saat ulangan harian 1 untuk kompetensidasar menggambar atau membaca grafik fungsitrigonometri. Misalnya, ketika siswa diminta untukmenggambar grafik fungsi trigonometri, siswatidak mampu menggambarnya dengan benar,sehingga tidak dapat memberikan alasan ataupenjelasan yang benar atas grafik tersebut,seperti terlihat pada gambar berikut.

Salah satu penyebab rendahnya pemahamankonsep siswa adalah proses pembelajaran yangberpusat pada guru. Siswa tidak banyak terlibatdalam mengkonstruksi pengetahuannya, hanyamenerima informasi yang disampaikan searah dariguru. Dengan pembelajaran konvensional sepertiini siswa cenderung cepat lupa pada materi yangtelah diajarkan guru. Jika siswa diberi soal yangberbeda dengan contoh soal mereka kebingungankarena tidak tahu harus mulai dari mana merekabekerja (Mettes dalam Ansari, 2009).

Berbeda halnya jika siswa mengkonstruksipengetahuannya sendiri. Siswa menyelidiki,

menginvestigasi, mencoba, dan akhirnyamenemukan sendiri konsep Matematika yangdimaksud. Para pakar matematika berpendapatbahwa pengetahuan tidak diterima secara pasifseperti sebuah hadiah, tetapi harus secara aktifdiciptakan, ditemukan atau dikonstruksi siswa.Piaget (Reys, 2001) menyatakan, “mathematicsia made (constructed) by children, not found like arock nor received from others as a gift”. Reys (2001)mengatakan hal serupa, “knowledge is notpassively received; rather, knowledge is activelycreated or invented (constructed) by students”.Begitu juga Fruedenthal (Markaban, 2006)mengatakan, “mathematics as a human activity.Education should give students the “guided”opportunity to “reinvent” mathematics by doing it”.

Berdasarkan pendapat para pakar Mate-matika tersebut, maka Guided Inquiry ataupendekatan penemuan terbimbing dapat menjadisalah satu alternatif yang dapat meningkatkanpemahaman konsep siswa. Pada pendekatan inisiswa terlibat aktif bekerja sama mencari,menggali, mengeksplorasi, mencoba-coba,menyelidiki dari berbagai keadaan, untukmenemukan dan mengkonstruksi ide baru,pengetahuan baru, berdasarkan berbagai sumberinformasi dan pengetahuan awal atau konsepyang telah dikuasai sebelumnya, dan selanjutnyamenyimpulkan, menguji simpulannya dan memberilaporan atas hasil kerjanya.

Selama melakukan proses inquiry, siswa akanlebih mudah melakukannya jika penemuanterbimbing dipadu dengan penggunaan ICT.Penggunaan ICT termasuk salah satu dari enamprinsip sekolah Matematika. Menurut NCTM(1991), “Technology is essential in teaching andlearning mathematics; it influences the mathematicsthat is taught and enhances students’ learning.”Untuk penerapan di kelas, penggunaan ICT dapatdiintegrasikan dengan beberapa pendekatanbelajar. Seperti dikatakan Karnasih (2008),” Thereare four different approaches can be implemented inintegrating ICT teaching and learning mathematics:1) Expository learning; 2) Inquiry based learning;3) Cooperative learning; and 4) Individual learning”.Pernyataan Karnasih di atas menunjukkanpenggunaan ICT sangat cocok jika diintegrasikandengan penemuan terbimbing. Software Mate-matika yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Page 3: jurnal pemahaman konsep

370

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

Autograph. Autograph sendiri telah direkomen-dasikan oleh NCTM (the National Council of Teachersof Mathematics) pada Curriculum and EvaluationStandards for School Mathematics (1989) yangmenyarankan:

All student should have a calculator, posibly onethat has graphing capabilities, a computershould be available at all times in everyclassroom for demonstration purposes and allstudents should have access to computers forindividual and group work.Dengan Autograph siswa dapat melakukan

eksplorasi, investigasi, dan pencarian. Siswadapat menguji lebih banyak contoh dalam waktusingkat daripada hanya menggunakan tangan,sehingga dari ekperimennya siswa dapatmenemukan, mengkonstruksi dan menyimpulkanprinsip-prinsip matematika, dan akhirnya pahambagaimana menggambar dan membaca grafikfungsi trigonometri dengan benar.

Sayangnya penggunaan media komputer disekolah-sekolah masih belum dioptimalkan,terutama saat belajar Matematika. Malah banyakguru yang menentang penggunaan mediaberbasis ICT dalam pembelajaran Matematikadikarenakan masalah waktu dan ketidakmampuandalam memanfaatkan media tersebut. Minimnyapengetahuan guru dalam pemanfaatan mediakomputer dan Software Matematika menjadi salahsatu faktor tidak digunakannya ICT dalampembelajaran Matematika.

Ketika mempelajari grafik fungsi trigonometriguru lebih memilih menggambarnya di papan tulisdan siswa menggambar di bukunya masing-masing. Tentunya cara ini memakan waktu lamadan siswa hanya menggambar sedikit contohgrafik fungsi trigonometri tersebut. Denganmengandalkan apa yang disampaikan guru, takjarang siswa lupa atau bingung ketika dimintamenggambarkan kembali atau menuliskanpersamaan fungsi dari gambar grafik yangtersedia. Sebaliknya jika menggunakan Autographsiswa dapat berulangkali mencoba-cobamenghasilkan banyak contoh grafik fungsitrigonometri, sampai akhirnya siswa dapatmengambil simpulan tentang bagaimana gambargrafik sinus, grafik cosinus, grafik tangen, berapanilai maksimum dan minimumnya, dan jika siswaragu siswa dapat mencoba lagi berulang kali

sampai yakin dan terbukti benar simpulan yangdiambilnya.

Berdasarkan uraian pada latar belakang,maka rumusan masalah dalam penelitian iniadalah: 1) apakah peningkatan pemahamankonsep Matematika siswa dengan penemuanterbimbing berbantuan Software Autograph lebihtinggi daripada siswa yang diberi pendekatanbiasa? 2) bagaimanakah ketuntasan dan aktivitasbelajar siswa dengan penemuan terbimbingberbantuan Software Autograph?

Berdasarkan uraian latar belakang danrumusan masalah, maka tujuan dari penelitian iniyaitu 1) untuk mengetahui apakah peningkatanpemahaman konsep siswa dengan penemuanterbimbing berbantuan Software Autograph lebihtinggi daripada siswa yang diberi pendekatanbiasa; 2) untuk mengetahui bagaimanakahketuntasan dan aktivitas belajar siswa denganpenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph.

Kajian LiteraturPemahaman KonsepDalam kamus besar Bahasa Indonesia, katapemahaman mengandung arti kesanggupanintelegensi untuk menangkap makna suatu situasiatau perbuatan (Depdikbud, 1989). Menurut Driverdan Leach (dalam Hasanah, 2004) pemahamanadalah kemampuan untuk menjelaskan suatusituasi atau suatu tindakan. Pemahamantermasuk dalam ranah kognitif taksonomi Bloomyang dikenali dari kemampuan untuk membacadan memahami gambaran, laporan, tabel,diagram, arahan, dan sebagainya.

Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakilikelas objek-objek, kejadian-kejadian, atauhubungan-hubungan yang mempunyai atributyang sama (Rosser dalam Dahar, 1996). Dahar(1996) menyimpulkan konsep adalah suatuabstraksi mental yang memiliki suatu kelasstimulus-stiimulus. Adapun pengertian konsepmenurut Soedjadi (dalam Ahmad, 2011) adalahide abstrak yang dapat digunakan untukmengadakan klasifikasi atau penggolongan. Jadi,konsep adalah suatu ide abstrak yang memung-kinkan seseorang untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian, sehingga dapatmenentukan apakah objek atau kejadian itu

Page 4: jurnal pemahaman konsep

371

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

merupakan contoh atau bukan contoh dari idetersebut.

Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003)dinyatakan bahwa “...beberapa kemampuan yangperlu diperhatikan dalam penilaian Matematikaadalah pemahaman konsep yang meliputikemampuan mendefinisikan konsep, mengiden-tifikasi konsep dan memberi contoh dan bukancontoh dari konsep”. Adapun tujuh indikatorpemahaman konsep menurut Depdiknas (TimPLPG, 2008) yaitu: 1) menyatakan ulang sebuahkonsep; 2) mengklasifikasikan objek menurut sifattertentu; 3) memberi contoh dan bukan contoh;4) menyajikan konsep dalam berbagai repre-sentasi matematik; 5) mengembangkan syaratperlu dan syarat cukup suatu konsep; 6) meng-gunakan, memanfaatkan, dan memilih proseduratau operasi tertentu; dan 7) mengaplikasikankonsep ke pemecahan masalah. Berdasarkanuraian tersebut maka yang menjadi indikatorpemahaman konsep dalam penelitian ini yaitu:1) menyatakan ulang sebuah konsep; 2) membericontoh dan bukan contoh; dan 3) mengaplikasikankonsep ke pemecahan masalah.

Pendekatan Penemuan TerbimbingPembelajaran penemuan terbimbing dikem-bangkan berdasarkan pandangan kognitif tentangpembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis.Menurut prinsip ini siswa dilatih dan didoronguntuk dapat belajar secara mandiri. Secara tegasAmin (dalam Suriadi, 2006) mengemukakan bahwasuatu kegiatan “discovery atau penemuan” ialahsuatu kegiatan atau pembelajaran yangdirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapatmenemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsipmelalui proses mentalnya sendiri. Dalam hal inipenemuan terjadi apabila siswa dalam prosesmentalnya seperti mengamati, menggolongkan,membuat dugaan, mengukur, menjelaskan,menarik kesimpulan dan sebagainya menemukanbeberapa konsep atau prinsip.

Sementara Suryosubroto (dalam Suriadi,2006) mengemukakan bahwa salah satu metodemengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakandi sekolah-sekolah yang sudah maju adalahmetode discovery. Hal ini disebabkan metode ini:1) merupakan suatu cara untuk mengembangkancara belajar siswa aktif; 2) dengan menemukan

dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperolehakan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidakmudah dilupakan anak; 3) pengertian yangditemukan sendiri merupakan pengertian yangbetul-betul dikuasai dan mudah digunakan atauditransfer dalam situasi lain; 4) dengan menggu-nakan strategi discovery anak belajar menguasaisalah satu metode ilmiah yang akan dapatdikembangkan sendiri; dan 5) dengan metode ini,anak belajar berpikir analisis dan mencoba meme-cahkan masalah yang dihadapi, kebiasaan ini akanditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Ruseffendi (dalam Suriadi, 2006) menyatakanbahwa belajar melalui penemuan itu pentingsebab: 1) pada hakikatnya ilmu-ilmu itu diperolehmelalui penemuan; 2) Matematika adalah bahasayang abstrak, konsep dan lain-lainnya itu akanlebih melekat bila melalui penemuan dengan jalanmemanipulasi dan pengalaman benda-bendakongrit; 3) generalisasi itu penting, karena melaluipenemuan generalisasi yang diperoleh akanmantap; 4) dapat meningkatkan kemampuanpemecahan masalah; 5) setiap anak adalahmakhluk kreatif; dan 6) menemukan sesuatu olehsiswa dapat menumbuhkan rasa percaya dirinyasendiri, dapat meningkatkan motivasi, melakukanpengkajian lebih lanjut, dan dapat menumbuhkansikap positif terhadap manusia.

Dalam pendekatan penemuan terbimbing,siswa dan guru berkolaborasi bekerja sama untukmenemukan ide-ide. Siswa bekerja sebagaikomunitas belajar, saling membantu dan belajarsatu sama lain, tidak hanya sebagai individu-individu yang bekerja sendirian menyelesaikantugas pribadinya. Ciri-ciri penemuan terbimbingdapat lebih jelas dilihat dari enam prinsippenemuan terbimbing yang dijabarkan Kuhlthau(2007), yaitu: 1) siswa belajar secara aktif dili-batkan dalam pengalaman dan merefleksikanpengalaman tersebut; 2) siswa belajar denganmembangun pengetahuan berdasarakan dari apayang telah mereka ketahui; 3) siswa mengem-bangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi melaluibimbingan dalam proses belajarnya; 4) siswamempunyai banyak cara belajar; 5) siswa belajarmelalui interaksi sosial dengan yang lain; dan6) siswa belajar melalui petunjuk dan pengalamanyang sesuai dengan perkembangan kognitifmereka.

Page 5: jurnal pemahaman konsep

372

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

Langkah-langkah dalam PenemuanTerbimbingAgar pelaksanaan pendekatan penemuanterbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapalangkah yang perlu ditempuh oleh gurumatematika dijabarkan Markaban (2006), yaitu:1) merumuskan masalah yang akan diberikankepada siswa dengan data secukupnya,perumusannya harus jelas, hindari pernyataanyang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yangditempuh siswa tidak salah; 2) dari data yangdiberikan guru, siswa menyusun, memproses,mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikansejauh yang diperlukan saja. Bimbingan inisebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkahke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar aktivitas siswa (LAS);3) siswa menyusun konjektur (prakiraan) darihasil analisis yang dilakukannya; 4) bila dipandangperlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebutdiatas diperiksa oleh guru. Hal ini pentingdilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraansiswa, sehingga akan menuju arah yang hendakdicapai; 5) apabila telah diperoleh kepastiantentang kebenaran konjektur tersebut, makaverbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan jugakepada siswa untuk menyusunnya; 6) di samping

itu perlu diingat pula bahwa induksi tidakmenjamin 100% kebenaran konjektur; 7) sesudahsiswa menemukan apa yang dicari, hendaknyaguru menyediakan soal lat ihan atau soaltambahan untuk memeriksa apakah hasilpenemuan itu benar.

Dalam penemuan terbimbing guru dapatmenggunakan strategi intervensi yang me-mungkinkan siswa mengkonstruksi pema-hamannya sendiri. Strategi ini membantu siswamencari fakta, menjelaskan dan sintesa terhadapfakta-fakta. Strategi yang dimaksud menurutKuhlthau (2007) terlihat pada Tabel 1.

Kekuatan dan Kelemahan PendekatanPenemuan TerbimbingManfaat pembelajaran penemuan terbimbing bagisiswa dan guru menurut Khulthau (2007) sebagaiberikut. Manfaat untuk siswa: a) mengembangkankemampuan berinteraksi sosial; b) berbahasa danmembaca; c) menyusun pemahaman merekasendiri; d) meningkatkan kebebasan dalammeneliti dan belajar; e) mengembangkan motivasidan keterlibatan tingkat tinggi; dan f) mempelajaristrategi dan kemampuan mentransfer ke bentukpenemuan yang lain. Keuntungan untuk guru:berbagi tanggung jawab dengan teman timpengajar lainnya, berbagi keahlian antara

Tabel 1. Strategi Penemuan Terbimbing Intervention Strategies for Guided Inquiry

Intervention Strategies for Guided Inquiry The Six Cs

1. collaborate kolaborasi

Work jointly with others Bekerja sama dengan yang lain

2. converse membicarakan

Talk about ideas for clarity and further questions Membicarakan tentang kejelasan ide dan pertanyaan lebih jauh

3. continue berkesinambungan

Develop understanding over a period of time Mengembangkan pemahaman terus-menerus

4. choose memilih

Select what is intere sting and pertinent Memilih apa yang penting dan cocok

5. chart grafik

Visualize ideas using pictures, timelines, and graphic organizers Menggambarkan ide-ide menggunakan gambar, time line, dan grafik

6. compose menyusun

Write all the way along, not just at end; keep journals Menuliskan semua langkah-langkah, tidak hanya hasilnya, buat jurnalnya.

Sumber: Kuhlthau (2007)

Page 6: jurnal pemahaman konsep

373

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

anggota tim, memunculkan ide dan membuatperencanaan dengan lebih kreatif, meningkatkanpengalaman terhadap keluasan isi kurikulum.

Selain manfaat di atas, dapat diidentifikasikekuatan dan kelemahan pendekatan penemuanterbimbing. Soedjana (1986) menguraikankekuatan dan kelemahan tersebut. Kekuatannyayaitu: 1) siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebabia berpikir dan menggunakan kemampuan untukmenemukan hasil akhir; 2) siswa memahami benarbahan pelajaran, sebab mengalami sendiri prosesmenemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengancara ini lebih lama diingat; 3) menemukan sendirimenimbulkan rasa puas. Kepuasan intrinsik inimendorongnya ingin melakukan penemuan lagihingga minat belajarnya meningkat; 4) siswa yangmemperoleh pengetahuan dengan metodepenemuan akan lebih mampu mentransferpenegtahuannya ke berbagai konteks; dan5) metode ini melatih siswa untuk lebih banyakbelajar sendiri. Adapun kelemahannya yaitu:1) metode ini banyak menyita waktu, juga tidakmenjamin siswa tetap bersemangat menemukan;2) tidak setiap guru mempunyai selera ataukemampuan mengajar dengan cara penemuan,selain itu tugas guru sekarang cukup sarat;3) tidak semua anak mampu melakukanpenemuan. Apabila bimbingan guru tidak sesuaidengan kesiapan intelektual siswa, ini dapatmerusak struktur pengetahuannya. Bimbinganyang terlalu banyak juga dapat mematikaninisiatifnya; 4) metode ini tidak dapat digunakanuntuk mengajarkan setiap topik; 5) kelas yangbanyak muridnya akan sangat merepotkan gurudalam memberikan bimbingan dan pengarahanbelajar dengan metode penemuan.

Bruner (dalam Dahar, 1996) mengemukakanpengetahuan yang diperoleh dengan belajardiscovery menunjukkan beberapa kebaikan.Pertama, pengetahuan itu bertahan lama ataulama diingat, atau lebih mudah diingat. Kedua,hasil belajar discovery mempunyai efek transferyang lebih baik daripada hasil lainnya. Ketiga,secara menyeluruh belajar discovery mening-katkan penalaran siswa dalam kemampuan untukberfikir secara bebas.

Dari uraian di atas maka penemuanterbimbing yang dimaksud dalam penelitian iniyaitu proses di mana siswa berfikir, mengamati,

mencerna, mengerti, membuat dugaan, men-jelaskan, menganalisis, sehingga dapat meng-konstruksi dan menemukan sendiri prinsip umumyang diinginkan dengan bimbingan dan petunjukdari guru dan lembar kerjanya, berupa perta-nyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Pende-katan penemuan terbimbing ini tentunya berbedadengan pendekatan biasa atau konvensional yangsering diterapkan guru di kelas.

Pendekatan BiasaPendekatan biasa disebut juga pendekatankonvensional atau pendekatan tradisional, yaitupendekatan belajar yang biasa diterapkan guru.Menurut Turmudi (2008) pendekatan pembel-ajaran tradisional yang sering digunakan lebihmenekankan guru mendemonstrasikan materi,siswa dianggap berhasil apabila menyelesaikanlat ihan dengan langkah-langkah yang telahdiajarkan guru. Menurut Ruseffendi (dalam Suriadi,2006) pembelajaran biasa diawali denganpemberian informasi (ceramah). Guru memulaidengan menerangkan suatu konsep, mende-monstrasikan keterampilannya mengenai pola/aturan/dalil tentang konsep itu, kemudian siswabertanya, guru memeriksa (mengecek) apakahsiswa sudah mengerti atau belum. Kegiatanselanjutnya ialah guru memberikan contoh-contohsoal aplikasi konsep itu. Selanjutnya memintasiswa untuk menyelesaikan soal-soal di papantulis atau di mejanya. Siswa dapat bekerjaindividual atau bekerja sama dengan teman yangduduk di sampingnya, dan sedikit ada tanyajawab. Hal senada juga diungkapkan oleh Saragih(2007) yang menjelaskan ciri-ciri dari pendekatanmatematika biasa adalah guru berperan sebagaisumber belajar, menjelaskan konsep, menje-laskan contoh soal, memberi soal-soal latihanyang harus dikerjakan dan mengevaluasi hasilbelajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka pendekatanbiasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalahprosedur yang pada umumnya digunakan gurudalam mengajar yang langkah-langkahnyamenjelaskan materi pelajaran, guru membericontoh, siswa diberikan kesempatan bertanya,siswa mengerjakan latihan, guru dan siswamembahas latihan. Sedangkan pendekatanpenemuan terbimbing yang telah dijabarkan

Page 7: jurnal pemahaman konsep

374

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

sebelumnya menitikberatkan pada aktivitas siswauntuk menemukan dan mengkonstruksi sendiripengetahuannya, mengambil simpulan daripercobaan-percobaannya, dengan bimbingan danpetunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaanyang mengarahkan.

Perbedaan pendekatan penemuan terbim-bing dan pendekatan biasa di atas sejalan denganperbedaan yang diberikan Kuhlthau (2007) yangmengatakan belajar dengan penemuan ter-bimbing berbeda dengan belajar konvensional.Penemuan terbimbing merupakan persiapan untukbelajar seumur hidup, menggunakan banyaksumber, menyertakan siswa dalam setiap tahappembelajaran dari perencanaan sampai hasilakhir, tercipta komunitas belajar yang bekerjabersama, guru dan siswa bekerja sama danpenemuan terbimbing menekankan pada prosesdan hasil. Pada belajar konvensional siswadipersiapkan hanya untuk tes, menjawabpertanyaan, berpegangan hanya pada satu bukuteks, siswa secara individu bekerja untuk tugastertentu, pembelajaran terjadi searah dari gurudan terlalu menekankan pada hasil akhir saja.

Media Software AutographAutograph merupakan program komputer baruyang dikembangkan oleh Douglas Butler.Ditawarkan 3 pilihan dalam penggunaannya, yaitu1D untuk statistika, 2D untuk grafik, koordinat,transformasi dan geometri, 3D untuk grafik,koordinat, dan transformasi. Autograph sebagaisalah satu media pembelajaran menitikberatkanperan aktif siswa dalam belajar eksplorasi daninvestigasi. Desain Autograph melibatkan tigaprinsip utama dalam belajar, yaitu fleksibilitas,berulang-ulang, dan menarik simpulan. Prinsip inisangat selaras dengan ciri-cir i penemuanterbimbing yang mengarahkan siswa padapengalaman investigasi dalam belajar Matematika.

Dengan menggunakan Software Autographdiharapkan dapat membantu para pendidik dananak didik dalam proses belajar dan pembelajarandi sekolah, sebagaimana dinyatakan Karnasih(2008) mengatakan bahwa “Most teachers findAutograph as a powerful tool in teaching studentsof different age groups or different ability group soas to inject pace and animation into a challengingtopic for the less motivated student”.

Autograph membentuk siswa untuk belajardengan eksplorasi dan investigasi. Siswamenggunakan teknologi yang memerlukan klikdan point. Program Autograph menggunakanwarna dan animasi dan menyediakan fasilitas“help” sebagai bantuan saat menggunakannya.Siswa dapat menggunakan autograph untukmenggambarkan sendiri grafik yang merekainginkan dan mengembangkan pemahamanmereka sendiri. Misalnya, siswa diminta meng-gambar grafik fungsi trigonometri, menuliskankembali gambar grafik yang diperolehnya danmemberi penjelasan terhadap grafik tersebut.

Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometridengan Pendekatan Penemuan TerbimbingBerbantuan Software AutographAdapun contoh kegiatan siswa selama belajargrafik fungsi trigonometri dengan penemuanterbimbing berbantuan Software Autographsebagai berikut:1. Masing-masing kelompok siswa mengguna-

kan komputer yang telah diinstal Softwareautograph

2. Masing-masing siswa mendapatkan lembaraktivitas siswa (LAS) yang juga bergunasebagai panduan selama melakukanpercobaan

3. Siswa membuka autograph dengan mendoubleclik ikon Autograph yang ada pada desktopatau dengan meng-klik START =>PROGRAMS => AUTOGRAPH 3.0. Akanmuncul worksheet dua dimensi seperti berikut.

Page 8: jurnal pemahaman konsep

375

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

4. Jika ingin mengganti axes maka siswa mengklik axes => edit axes => mengganti range maksimumminimum sesuai yang diinginkan, misal sumbu x dari 0 sampai 2 dan sumbu y dari -1 sampai 1

5. Klik ok, akan terlihat sheet sebagai berikut.

Page 9: jurnal pemahaman konsep

376

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

6. Untuk menggambar grafik, siswa dapatmengklik kanan =>ENTER EQUATION, atau

mengklik

7. Siswa menuliskan persamaan y=sin x padabaris kosong yang disediakan, OK

8. Akan muncul tampilan grafik y = sin x sepertiberikut.

9. Siswa menggambar grafik y = a sin x, hinggamuncul grafik y = a sin x dengan a = 1 sepertidi bawah ini.

10. mengklik CONSTANT CONTROLLER, akanmuncul kotak

11. Siswa mengklik tombol untuk menambah

nilai a menjadi semakin besar dan mengklik

tombol untuk mengurangi nilai a menjadi

semakin kecil12. Siswa akan melihat bahwa nilai maksimum

grafik fungsi sinus sama dengan nilai a dannilai minimum sama dengan –a, begitu jugaamplitudonya.

13. Setiap kali siswa mendapat hasil berupagambar grafik, siswa menggambarkannya dilembar aktivitas siswa (LAS). Setelahbeberapa kali percobaan siswa berfikir untukmengambil simpulan dan menuliskannya dilembar aktivitas siswa (LAS), misalnya siswamenyimpulkan cara menggambar grafik y = asin x

14. Akhirnya, siswa menguji simpulannya, yaitudengan menggambar terlebih dahulu dilembar aktivitas siswa (LAS), misalnya grafiky = a sin x dengan konstanta a yang dipilihnya.Setelah selesai menggambar di lembarakt ivitas siswa (LAS) siswa memeriksadengan Autograph apakah gambar di lembaraktivitas siswa (LAS) sama dengan yangditunjukkan Autograph.

Page 10: jurnal pemahaman konsep

377

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

Metodologi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswaSMK kelas XI se Kodya Medan yang terakreditasiA pada tahun 2010. Dari sekolah-sekolahberakreditasi A, terpilihlah SMK Telkom SandhyPutra Medan dan SMK Sandhy Putra II Medan(Kelompok Pariwisata). Penelitian dilaksanakanpada bulan Maret – April 2011. Teknik pengambilansampel kelompok secara acak (cluster randomsampling). Sampel yang terpilih di SMK TelkomSandhy Putra Medan adalah siswa kelas 2 TKJ 2sebagai kelompok eksperimen dan 2 TKJ 3sebagai kelompok kontrol. Adapun di SMK SandhyPutra II Medan (kelompok pariwisata) siswa kelas2 AP sebagai kelompok eksperimen dan 2 UPJsebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimenterdiri atas 73 siswa diberi perlakuan pendekatanpenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari71 siswa diberi perlakuan pendekatan biasa.

Penelit ian ini dikategorikan ke dalampenelitian eksperimen semu (quasi experiment)dengan rancangan penelitian Pretes PosttestControl Group Design. Menurut Saragih (2007)rancangan penelitian tersebut dapat digambarkanseperti dalam diagram berikut:

A O X O A O - O

Pada rancangan ini, pengelompokan subjekpenelitian dilakukan secara acak kelas (A),kelompok eksprimen diberi perlakuan pem-belajaran dengan pendekatan penemuanterbimbing berbantuan Software Autograph (X), dankelompok kontrol diberi perlakuan pende-katanbiasa, kemudian masing-masing kelompok diberipretes dan postes (O).

Data diperoleh melalui tes pemahamankonsep berupa soal-soal grafik fungsi trigonometrisebanyak 4 soal uraian yang disusun berdasarkanindikator pemahaman konsep serta lembarobservasi aktivitas siswa. Untuk menguji

perbedaan peningkatan pemahaman konsepantara kedua kelompok digunakan uji beda,dengan sebelumnya menguji normalitas danhomogenitas dari data gain ternormalisasi skorpretes-postest. Selain itu, data skor postestpemahaman konsep juga digunakan untukmenjelaskan tentang ketuntasan, apakahmencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) > 65.Peneliti juga mengkaji keaktivan belajar siswa darihasil lembar observasi aktivitas siswa.

Hasil Penelitian dan PembahasanAnalisis Peningkatan Pemahaman KonsepSiswaDari hasil uji persyaratan analisis terhadap datapeningkatan (gain ternormalisasi) pemahamankonsep pada masing-masing kelompok perlakuandiperoleh data berdistribusi normal, tetapi tidakhomogen maka dengan demikian untuk melihatperbedaan peningkatan pemahaman konsepantara kelompok eksperimen dengan kelompokkontrol dapat dilakukan statistik parametrik uji t’pada taraf signifikan =0,05, dengan kriteriapengujian Ho yang menyatakan tidak terdapatperbedaan peningkatan pemahaman konsepantara siswa kelompok eksperimen dengan siswakelompok kontrol diterima jika thitung < tTabel

sedangkan untuk hal lain Ho ditolak. Rangkumanhasil perhitungan uji beda dengan uji t’ disajikanpada Tabel 2.

Berdasarkan hasil pengujian di atas diperolehthitung = 4,82 > tTabel = 1,65, dengan demikian Hoditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapatperbedaan peningkatan pemahaman konsepsiswa antara eksperimen dengan kelompokkontrol. Dengan kata lain peningkatan pe-mahaman konsep siswa yang diajar melaluipenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph lebih tinggi dibandingkan siswa yangdiajar melalui pendekatan pembelajaran biasa.

Tabel 2. Rangkuman Uji Perbedaan Rerata Peningkatan Pemahaman Konsep

Aspek Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

thitung tTabel Simpulan

푥̅푒 푥̅푘 Peningkatan Pemahaman Konsep

0,668

0,532

4,82

1,65

Tolak Ho

Page 11: jurnal pemahaman konsep

378

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

Analisis Ketuntasan Klasikal PemahamanKonsepHasil perhitungan rerata skor peningkatan (gain)dan persentase ketuntasan pemahaman konsepsiswa pada materi grafik fungsi trigonometri untukkelompok eksperimen dan kelompok kontroldirangkum dalam Tabel 3.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pening-katan (gain) di kelompok eksperimen lebih tinggidari kelompok kontrol dan secara klasikal siswakelompok eksperimen telah memenuhi kriteriaketuntasan, sedangkan pada kelompok kontrolbelum memenuhi ketuntasan. Hal ini menunjukkanbahwa penemuan terbimbing berbantuanSoftware Autograph lebih dapat meningkatkanpemahaman konsep dan mampu membantu siswamencapai ketuntasan belajar dibandingkanpendekatan biasa.

Analisis Aktivitas Siswa Selama ProsesPembelajaranRerata keaktifan siswa yang mendapat pembel-ajaran dengan penemuan terbimbing berbantuanSoftware Autograph sebesar 4,15 atau 83% yangberarti siswa beraktivitas dengan baik. Sedangkanrerata keaktifan siswa yang mendapat pembel-ajaran biasa sebesar 3,44 atau 68,78% yangberarti siswa beraktivitas dengan cukup baik.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwapeningkatan pemahaman konsep siswa sertaketuntasan dan keaktifan belajar siswa melaluipendekatan penemuan terbimbing berbantuanSoftware Autograph lebih tinggi dari siswa yangmemperoleh pendekatan biasa. Hal ini dikare-nakan penemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutoraph memiliki keunggulan dibandingkanpendekatan biasa. Keunggulan tersebut dapatdilihat dari lima hal, yaitu bahan ajar, guru,keaktifan siswa, interaksi siswa, dan mediaAutograph.

Pertama, bahan ajar dalam penemuanterbimbing berupa LAS yang dirancang untukmembantu siswa melakukan proses pencarian daninvestigasi, sehingga dengan melakukan pene-muan siswa mengkontruksi sendiri pengeta-huannya. LAS berperan sebagai panduan (guided)yang berisi pertanyaan-pertanyaan untukmengarahkan siswa mengambil kesimpulan daribeberapa percobaannya. LAS diberikan ke tiapsiswa agar semua siswa mengerjakannya, tidakhanya asyik dengan Autograph. Dengan me-ngerjakan LAS tersebut siswa melakukan prosesinquiry. Karena siswa sendiri yang menemukansuatu konsep, maka siswa memperoleh pema-haman konsep yang lebih baik dibanding jika siswahanya mendengar dari guru. Berbeda denganpendekatan biasa di mana bahan ajar yangdigunakan adalah buku paket yang biasa dipakaiguru. Buku paket tersebut memberikanpengetahuan dalam bentuk jadi, memberikancontoh-contoh soal dan pertanyaan latihan. Bahanajar dalam buku paket membuat siswa sebagaipenerima informasi pasif yang belajar dengan carameniru contoh soal untuk mengerjakan soal-soallatihan yang tersedia.

Kedua, guru dalam penemuan terbimbing ber-bantuan Software Autograph berperan sebagaifasilitator, mediator, dan partner yang mendam-pingi siswa dalam proses inquirynya. Dibutuhkankreativitas guru yang tinggi dalam merancangbahan ajar agar pengetahuan tidak disajikandalam bentuk jadi. Guru diharapkan untuk tidakmendominasi, dan tidak terlalu banyak memberipenjelasan yang akhirnya kembali sepertipendekatan biasa. Guru memberikan bantuanberupa pertanyaan-pertanyaan pancingan,pembenaran setuju atau tidak setuju, refleksi danevaluasi. Peran guru di atas memberi kesempatanbagi siswa untuk lebih kritis, lebih mandiri,mencari, menemukan dan membangun sendiripengetahuannya, bukan menghafal rumus dan

Tabel 3. Rangkuman Rerata Skor Gain dan Persentase Ketuntasan Pemahaman Konsep

Kelompok Aspek

Pretest Postest Gain Jumlah siswa tuntas

% ketuntasan

Eksperimen 34,3 77,74 43,44 67 dari 73 91,78%

Kontrol 32,2 66,66 34,46 44 dari 71 61,97%

Page 12: jurnal pemahaman konsep

379

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

meniru contoh. Sebaliknya, dengan pendekatanbiasa guru berperan sebagai sumber belajarmenjelaskan konsep, memberikan contoh soal,memberikan soal-soal latihan yang mirip contohdan memeriksanya. Peran guru seperti inimengakibatkan siswa menghafal prosedurpenyelesaian soal bukan memahaminya. Siswamenjadi robot yang harus mengikuti cara guru.

Ketiga, siswa lebih berperan aktif dalampenemuan t erbimbing berbantuan SoftwareAutograph. Siswa lebih dituntut untuk berfikir,menemukan sendiri suatu konsep dan bukanmenghapal materi yang diberikan guru. Prosespenemuan terjadi ketika siswa dalam prosesmentalnya melakukan seperti: mengamati,menggolongkan, membuat dugaan, mengukur,menjelaskan, menarik simpulan dan sebagainyauntuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.Kegiatan penemuan terbimbing tersebut membuatsiswa lebih memahami materi, menguasai materitersebut, lebih ingat dan mampu mentransfernya.Seperti yang dikatakan Suryosubroto (dalamSuriadi, 2006) bahwa dengan menemukan sendiri,menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperolehakan tetap dan tahan lama dalam ingatan,sehingga tak mudah dilupakan siswa. Pengertianyang ditemukan sendiri merupakan pengertianyang betul-betul dikuasai dan mudah digunakanatau ditransfer dalam situasi lain. Sebaliknya,dengan pendekatan biasa siswa berperansebagai penerima informasi yang diberikan guru,mendengarkan penjelasan guru, memperhatikancontoh soal yang diberikan dan mengerjakanlatihan. Pengetahuan jadi yang diterima siswaseperti ini akan lebih mudah hilang dan siswa punbelum tentu memahami konsepnya. Siswa lebihmemilih menghapal prosedur penyelesaian soaluntuk mendapatkan jawaban soal tersebut.

Keempat, interaksi siswa kepada temannyadan kepada guru di kelompok eksperimen jauhlebih dinamis dan multiarah. Siswa yang mendapatpendekatan biasa hanya mendengar penjelasanguru dan mencatat. Sedikit sekali siswa yangbertanya agar lebih memahami penjelasan gurutersebut. Adapun siswa pada kelompokpenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph silih berganti bertanya kepada guru danberdiskusi dengan temannya dalam menye-lesaikan LASnya. Dalam pembelajaran ini semua

siswa terpaksa harus aktif bekerja dan harusmemahami hasil kerjanya agar dapat menye-lasaikan LAS dan memperoleh kesimpulannya.Dengan demikian, siswa pada kelompok ekspe-rimen lebih sering berinteraksi, yaitu berdiskusidengan temannya dan tidak sungkan bertanyapada guru.

Kelima, media belajar Autograph dalampenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph membantu siswa lebih mudah me-lakukan proses inquiry. Siswa dapat mengum-pulkan banyak gambar grafik untuk dianalisis.Siswa dapat lebih fokus pada proses inquiry,menganalisis gambar-gambar grafik yangdihasilkan melalui media Autograph daripadamenghabiskan waktu menggambar di buku,memindahkan gambar guru yang ada di papantulis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Evan(Karnasih, 2008) yang menjabarkan keunggulanAutograph,

“This package can support most graph topicsand has a good statistic section. One of the mostpowerful features is its ability to draw graphsquickly and accurately, allowing the student toconcentrate on the outcome, rather than themanual task of drawing the graph..”Pernyataan Evan menjelaskan bahwa

Autograph dapat membantu di topik-topik grafik.Autograph mampu menggambar grafik dengancepat dan akurat, sehingga membuat siswa dapatlebih berkonsentrasi pada analisis grafik daripadamenggambar grafik secara manual.

Berbeda dengan pendekatan biasa yangtidak menggunakan media belajar, guru hanyamenggunakan papan tulis untuk menjelaskangambar-gambar grafik dan siswa mencatat grafiktersebut ke buku tulisnya. Tentu saja visualisasiyang manual ini tidak sejelas jika menggunakanSoftware Autograph dan waktu lebih banyakterpakai untuk menggambar bukan menganalisisgambar tersebut.

Simpulan dan SaranSimpulanBerdasarkan hasil temuan yang telah dikemuka-kan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagaiberikut: 1) siswa yang memperoleh pembelajarandengan pendekatan penemuan terbimbingberbantuan Software Autograph memiliki

Page 13: jurnal pemahaman konsep

380

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012

peningkatan pemahaman konsep secara signifikanlebih baik jika dibandingkan dengan siswa yangmemperoleh pembelajaran pendekatan biasa;2) ketuntasan dan aktivitas belajar siswa yangmemperoleh pembelajaran dengan pendekatanpenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph secara signifikan lebih tinggi daripadasiswa yang memperoleh pembelajaran denganpendekatan biasa. Lebih lanjut, siswa yangmemperoleh pembelajaran dengan pendekatanpenemuan terbimbing berbantuan SoftwareAutograph telah mencapai ketuntasan, sedangkansiswa yang memperoleh pembelajaran denganpendekatan biasa belum mencapai ketuntasan.

SaranBerdasarkan simpulan di atas, disarankan: 1) Pen-dekatan penemuan terbimbing berbantuansoftware Autograph sangat potensial untukditerapkan dalam pembelajaran matematika,khususnya pada materi grafik fungsi trigonometrimaupun pada materi matematika yang sesuai;dan 2) Untuk lebih meningkatkan ketuntasan danaktivitas belajar siswa, sebaiknya guru dan siswamenerapkan pendekatan penemuan terbimbingberbantuan software Autograph dengan bahan ajardan perangkat pembelajaran yang dirancangsecara khusus dalam bentuk lembar aktivitas siswa(LAS).

Pustaka Acuan

Ansari, B.I. 2009. Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Ahmad, B. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai Upaya MeningkatkanKemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Komunikasi Matematik Siswa SekolahMenengah.Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED Medan.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat KurikulumBalitbang Depdiknas.

Dokumentasi SMK Telkom Sandhy Putra Medan dan SMK Sandhy Putra - 2 Medan.

Hasanah, A. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SekolahMenengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada RepresentasiMatematik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Karnasih, I. 2008. Paper Presented in International Worksop : ICT for Teaching and LearningMathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between UNIMED and QED Education KualaLumpur, Malaysia, 23-24 May 2008).

Kuhlthau, C. C. 2007. Guided Inqury: Learning in The 21st Century School. Wesport, CT: LibrariesUnlimited.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, (http://p4tkmatematika.org /downloads /ppp/ PPP Penemuan-terbimbing.pdf, diakses pada 25 Maret2010).

National Council of Teachers of Mathematics. 1989. Curriculum and Evaluation Standard for SchoolMathematics. Reston, VA: NCTM.

National Council of Teachers of Mathematics. 1991. Professional Standar for Teaching Mathematics.Reston, VA: NCTM

Page 14: jurnal pemahaman konsep

381

Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing BerbantuanSoftware Autograph

Reys, E.R. 2001. Helping Children Learn Mathematics, John Wiley and Sons, Inc, United States ofAmerica.

Saragih, S., 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa SekolahMenengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. Bandung: PendidikanMatematika UPI Bandung.

Suriadi. 2006. Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi untukMeningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis. Bandung:Program Pascasarjana UPI Bandung.

Soedjana, W. 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Modul 1-3, Jakarta: Karunika.

Tim PLPG. 2008. Metodologi Pembelajaran Matematika, Modul Pelatihan Pendidikan Guru. Medan: JurusanPendidikan Matematik, Unimed.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif danInvestigatif). Jakarta: Leuser Cita Pustaka.