crs bp,ab,diare akut

44
BAB I KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : An. R Tanggal lahir : 23-06-2014 Usia : 9 bulan 16 hari Jenis Kelamin : Laki-laki Anak ke : 2 dari 2 bersaudara Alamat : Caringin, Baros Kota Sukabumi Masuk RS : 6 April 2015 Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2015 IDENTITAS ORANGTUA Ayah Ibu Nama : Tn. W Nama : Ny. I Usia : 30 tahun Usia : 27 tahun Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT 1

Upload: adjie

Post on 13-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

BAB I

KASUS

IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. R

• Tanggal lahir : 23-06-2014

• Usia : 9 bulan 16 hari

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

• Alamat : Caringin, Baros Kota Sukabumi

• Masuk RS : 6 April 2015

Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2015

IDENTITAS ORANGTUA

Ayah Ibu

Nama : Tn. W Nama : Ny. I

Usia : 30 tahun Usia : 27 tahun

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT

Alamat : Caringin, Baros Kota

Sukabumi

Alamat : Caringin, Baros Kota

Sukabumi

Pendidikan: SMA Pendidikan : SMP

1

ANAMNESA

Keluhan utama: Sesak Napas

Ibu pasien mengatakan pasien terlihat sesak sejak 2 hari sebelum masuk

Rumah Sakit. Sesak nafas timbul secara tiba-tiba dan tidak membaik dengan

memperbaiki posisi pasien (baik berbaring maupun duduk). Sesak dirasakan

sepanjang hari dan semakin berat. Saat sesak nafas, pasien terlihat gelisah dan

rewel serta menjadi sulit menyusu dan tidur menjadi tidak nyenyak. Sesak disertai

bunyi mengi dan tarikan dinding dada. Pasien sering menderita sesak selama ini,

sesak pertama dirasakan saat usia 4 bulan.

Keluhan disertai demam 2 hari SMRS. Demam timbul secara mendadak.

Demam terus menerus & ibu pasien mengatakan panas badan dirasakan semakin

tinggi. Pasien terlihat rewel, namun ibu pasien tidak mengukur suhu badan dengan

termometer. Pasien sudah diberikan obat yang diketahui ibu pasien sebagai obat

penurun panas, panas turun namun 3 jam kemudian panas naik lagi. Pasien juga

menderita batuk berdahak sejak 2 hari SMRS yang sering dengan warna dahak

tidak diketahui karena pasien tidak dapat mengeluarkan dahak. Pasien juga

mengeluhkan diare sejak 2 hari SMRS, diare sebanyak 7x sehari dengan volume

sedikit berupa cair namun masih ada ampas, berwarna hijau, tidak ada lendir dan

darah. Selama diare, pasien terlihat rewel dan lemas.

Tidak ada riwayat kebiruan saat menyusui. Pasien tidak tersedak sebelum

keluhan terjadi. Pasien tidak pernah menderita batuk yang lama sebelumnya.

Keluarga tidak ada yang menderita atau sedang berobat penyakit TB. Selama

keluhan dirasakan, tidak ada penurunan kesadaran maupun kejang. Batuk tidak

terdengar seperti bunyi menggonggong. Pasien tidak menarik nafas panjang

2

terlebih dahulu sebelum batuk. Tidak ada riwayat tersedak atau memakan sesuatu.

Tidak ada ruam pada kulit. Pasien tidak mengalami perdarahan gusi ataupun

mimisan. Tidak ada muntah. Tidak ada keluhan nyeri pada telinga, pendengaran

tidak terganggu, dan tidak ada cairan yang keluar dari telinga. Ibu pasien tidak

mengeluhkan adanya perubahan pada BAK, BAK tidak menjadi lebih sering

ataupun terlihat keruh. Menurut ibu pasien mata tidak terlihat cekung, saat

menangis masih mengeluarkan air mata, mulut tidak kering, pasien minum seperti

biasa tidak terlihat seperti kehausan.

Ibu pasien mengatakan bahwa sesak sering timbul saat cuaca dingin dan

debu. Rumah pasien berada di tepi jalan, sehingga banyak asap kendaraan.

Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit asma, namun ibu pasien

memiliki alergi terhadap makanan laut. Tidak ada anggota keluarga yang

menderita batuk di Rumah. Ibu pasien mengaku mencuci tangan terlebih dahulu

saat menyiapkan makanan. Setelah membersihkan kotoran atau tinja pasien, ibu

mencuci tangan dan membuang tinja ke tempat yang tertutup. Ibu pasien

menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari & mengaku air dimasak

terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Riwayat Penyakit Dahulu

Sesak diderita sejak usia 4 bulan dan timbul 2 kali seminggu. Pasien telah

didiagnosis asma oleh dokter sebelumnya. Tidak ada alergi obat atau makanan.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat asma di keluarga disangkal. Ibu pasien memiliki alergi makanan.

Dirumah tidak ada anggota keluarga dengan gejala yang sama

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

3

Pasien lahir dari ibu P2A2 yang merasa hamil cukup bulan. Ibu pasien

mengaku tidak mengkonsumsi obat-obatan tradisional saat hamil & menderita

penyakit yang berat saat kehamilan.

Pasien lahir spontan, letak kepala, air ketuban jernih, langsung menangis,

berat lahir 3200 g, panjang lahir 50 cm. Persalinan di tolong oleh bidan.

Riwayat Makanan

Pada usia 0 - 4 bulan : ASI + susu formula

Pada usia 4 bulan - 6 bulan : ASI berhenti. Hanya diberikan susu formula.

Pada usia 6 bulan - 7 bulan: bubur susu

Pada usia 7 bulan - 9 bulan : bubur nasi

Pada usia 9 bulan : Nasi sesuai menu keluarga.

Kesimpulan : pasien tidak mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan pola makan

yang salah.

Perkembangan dan kepandaian

Ibu pasien mengaku, pasien perkembangannya lebih cepat dari anak

usianya.

1. Motorik Kasar : Pasien sudah bisa duduk tanpa pegangan. Sudah bisa

bangkit terus duduk dan berdiri dengan pegangan.

2. Motorik Halus : Pasien sudah bisa memegang botol susu sendiri.

3. Bicara : Sudah bisa meniru bunyi kata-kata, mengoceh, dan mengucapkan

Papa/Mama.

4. Sosial : sudah bisa berusaha mencapai mainan, makan sendiri, tepuk

tangan, dan menyatakan keinginan

Riwayat Imunisasi :

4

Ibu pasien mengaku imunisasi pasien lengkap di posyandu, namun tidak

ingat secara detail waktu pemberian imunisasi. Skar BCG + .

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit ringan

Tanda vital :

Nadi : 108/menit, reguler, isi cukup.

Tekanan Darah : -

Suhu : 37,5 ‘c

RR : 36x/menit

Status Gizi :

• Berat Badan : 7,8 kg

• Panjang Badan : 72 cm

• Lingkar Kepala : 44 cm

5

• BB/U : Normal (0 s/d -2 SD)

• PB/U: Normal (0 s/d -2 SD)

• BB/PB : Normal (-2 SD)

• LK/U : Normal (0 s/d -1 SD)

Kesimpulan status gizi : Normal

6

7

• Kepala

– Bentuk : tidak ada kelainan bentuk, normochepal, simetris

– Mata : letak simetris, conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,

cekung -/-, air mata +/+, pupil isokor, reflek cahaya +/+, injeksi sklera -/-.

– Hidung : deviasi septum -, PCH -, sekret -/-, epistaksis -

– Telinga : simetris, sekret -/-

– Mulut : lembab. perioral sianosis -, stomatitis -, gusi berdarah -.

• Pharing : Hiperemis –, mukosa tenang.

• Tonsil : T1-T1, tenang, hiperemis -/-, kripta tidak melebar, detritus

-/-.

• Leher : Limfadenopati –, pembesaran tiroid -.

• Thorax : Pergerakan nafas simetris ka=ki, bentuk kanan = kiri. Retraksi

dinding dada -.

8

• Jantung : ictus kordis tidak terlihat, ICS 5 midclavicula. S1 dan S2 murni

reguler, murmur -, gallop-.

• Paru Paru : bentuk normal, simetris, VBS kanan=kiri

Depan kanan : ronchi +, wheezing +, sonor.

Depan kiri : ronchi + wheezing +, sonor.

Belakang kanan : ronchi +, wheezing +, sonor.

Belakang kiri : ronchi +, wheezing +, sonor.

• Abdomen :

– I : Datar.

– P : lembut, massa -, turgor kembali cepat.

– P : timpani, PS -, PP -, ascites -.

– A : bising usus + normal, thympanic sound +

• Hepar: hepar tidak teraba

• Limfa : spleen tidak teraba

• Anogenital : perianal rash -.

• Extremitas

– Kanan atas :bentuk normal, tidak ada deformitas, akral hangat,

CRT <2 detik.

– Kanan bawah: bentuk normal, tidak ada deformitas, akral hangat,

CRT <2 detik.

– Kiri atas : bentuk normal, tidak ada deformitas, akral hangat,

CRT <2 detik.

– Kiri bawah : bentuk normal, tidak ada deformitas, akral hangat,

CRT <2 detik.

9

• Gerakan : aktif

• Tonus : normal

STATUS NEUROLOGIS :

1. Reflex fisiologis : KPR +/+

2. Reflex patologis : Babinski -/-,

3. Saraf otak : tidak ada kelainan

RANGSANG MENINGEN

1. Kaku kuduk : -

2. Brudzinski I/II/III : -/-/-

3. Laseque test : -

4. Kernig : -

RESUME

Bayi R, 10 bulan, status gizi baik dengan keluhan sesak nafas, batuk, demam,

dan diare 2 hari SMRS. Sesak disertai suara mengi,sulit menyusui, tidur tidak

nyenyak. Sesak sering terjadi 2 kali seminggu dan pertama kali dikeluhkan saat

usia 4 bulan. Batuk berdahak, dengan warna dahak tidak diketahui. Demam

dengan panas tinggi, terlihat rewel. Diare sebanyak 7 kali sehari, masih ada

ampas, tidak ada lendir ataupun darah, dengan volume sedikit. Tidak ada tanda

dehidrasi.

• Pemeriksaan fisik :

Ronchi +/+, Wheezing +/+

10

DIAGNOSIS DIFERENSIAL

• Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan + Asma Bronchial

persisten ringan + Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa dehidrasi.

• Bronkopneumonia berat e.c virus dalam perbaikan + Asma Bronchial

persisten ringan + Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa dehidrasi.

DIAGNOSA KERJA

• Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan + Asma Bronchial

persisten ringan + Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa dehidrasi.

USULAN PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan darah rutin:

( Hb, Ht, leukosit, trombosit)

• Kultur darah dan tes resistensi

• Pemeriksaan feses rutin

• Foto thorax

PENATALAKSANAAN

• UMUM

suportif : bed rest

Diit : Kalori pada usia 10 bulan (98kkal/kgBB) = 784 kkal/hari.

Pola makan : jangan diberikan nasi. Berikan bubur nasi dan makanan yang

berkuah seperti sup. Konsumsi pisang untuk menambah kalium.

• KHUSUS

02 1L/menit

Paracetamol syrup (sediaan 250mg/5mL). 3x1/4 cth, bila panas.

Ampisillin 4x400mg iv.

11

Oralit 50-100 mL tiap BAB.

Nebulisasi salbutamol + NaCL 3%

EDUKASI dan PENCEGAHAN

• Hindari faktor pencetus Asma (dingin dan debu).

• Mengatur pola makan dengan baik dan menjaga higienitas saat

menyiapkan makanan.

• Mencuci tangan dengan antiseptik

• Saat ada anggota keluarga yang batuk, menggunakan masker.

PROGNOSIS

• Ad vitam : ad bonam

• Ad functionam : dubia ad bonam

• Ad sanationam : dubia ad bonam

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BRONKOPNEUMONIA

Definisi

Pneumonia: infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus jaringan

interstitial.

Bronkopneumonia : Peradangan parenkim paru yang terlokalisir yang mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)

Anatomi saluran pernapasan

13

• Saluran napas bagian atas terdiri atas hidung, faring, dan laring

• Saluran napas bagian bawah dimulai dari trakea pada batas bawah

kartilago krikoid, setinggi vertebra cervikal ke 6. Saluran tersebut

bercabang menjadi 2 bronkus utama (kanan-kiri). Bronkus utama kanan

lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronkus utama kiri

(benda asing yg terinhalasi lebih mudah masuk ke bronkus kanan).

Bronkus utama – bronkus lobaris – bronkus segmental (lempeng

kartilago iregular & otot polos membentuk pita heliks)

Bronkiolus tidak memiliki kartilago, melekat dalam jaringan paru

agar tetap terbuka

Bronkiolus terminal – bronkiolus respiratorius – duktus alveolaris

& sakus alveolaris

Alveoli dilapisi epitel tidak bersilia

14

o Pneumosit alveolar tipe I : epitel skuamos, membentuk

pertukaran gas dg endotel kapiler (membran alveolar-

kapiler)

o Pneumosit tipe II : surfaktan yang mengurangi teganan

permukaan dan mencegah kolaps alveolar

Etiologi

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri

Clamydia pneumonia Haemophillus influenza tipe B

Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis

Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus

Virus Neisseria meningitides

Adenovirus Virus

Rinovirus Varisela Zoster

Influenza

Parainfluenza

Faktor Resiko Bronkopneumonia

Beberapa hal yang dapat menyebabkan faktor resiko untuk bronkopneumonia,

yaitu : Malnutrisi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapatkan ASI

eksklusif, tidak mendapat imunisasi campak, polusi udara dalam rumah, dan

kepadatan hunian.

Derajat Pneumonia

Derajat Berat Pneumonia pada Anak Usia 2 Bulan – 5 Tahun (WHO,2009)

15

Gambaran Klinis Beratnya Penyakit

Tidak dapat makan, atau distres pernapasan berat atau sianosis sentral, atau kesadaran �, atau kejang

Pneumonia sangat berat

Tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada tanda pneumonia sangat berat

Pneumonia berat

Napas cepat dan tidak ada tanda pneumonia berat atau sangat berat

Bukan pneumonia berat

Tidak ada tanda pneumonia atau pneumonia sangat berat

Bukan pneumonia; batuk atau “flu”

Hubungan antara Diagnosis Klinis dan Klasifikasi-Pneumonia (MTBS)

DIAGNOSIS (KLINIS) KLASIFIKASI (MTBS)

Pneumonia berat (Rawat Inap): Tanpa gejala hipoksemia Dengan gejala hipoksemia Dengan komplikasi

Penyakit sangat berat (Pneumonia berat)

Pneumonia ringan (rawat jalan) Pneumonia

Infeksi respiratorik akut atas Batuk: bukan pneumonia

Pneumonia Ringan

• Disamping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja.

Napas cepat :

anak umur 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit

anak umur 1 tahun – 5 tahun: ≥ 40 kali/menit

• Tatalaksana

– Anak di rawat jalan

16

– Beri antibiotik : kotrimoksasol (4 mg /kgBB/kali) 2 x sehari selama

3 hari atau Amoksisilin (25 mg/kgBB/kali ) 2 x sehari selama 3

hari. Untuk pasien HIV diberikan selama 5 hari.

• Tindak Lanjut

– Anjurkan ibu untuk memberi makan anak, nasihati ibu untuk

membawa kembali anaknya setelah 2 hari, atau lebih cepat kalau

keadaan anak memburuk atau tidak bisa minum atau menyusu.

Ketika anak kembali:

• Jika pernapasannya membaik (melambat), demam berkurang, nafsu

makan membaik, lanjutkan pengobatan sampai seluruhnya 3 hari.

Pneumonia Berat

• Batuk atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini:

– Kepala terangguk-angguk

– Pernapasan cuping hidung

– Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

– Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas,

konsolidasi,dll)

• Selain itu didapatkan juga tanda berikut ini:

– Napas cepat :

• Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 x/menit

• Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 x/menit

• Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 x/menit

• Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 x/menit

– Suara merintih (grunting) pada bayi

17

– Pada auskultasi terdengar: Crackles (ronki), suara pernapasan

menurun, suara pernapasan bronkial

• Dalam keadaan sangat berat dapat disertai adanya :

– Tidak dapat menyusui atau minum/makan, atau memuntahkan

semuanya

– kejang, letargis atau tidak sadar.

– Sianosis

– Distres pernapasan berat

Diagnosis

• Anamnesis

– Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas

– Bayi : gejala tidak khas, sering kali tanpa demam & batuk

– Anak : kadang mengeluh sakit kepala, nyeri abdomen, serta

muntah.

• Pemeriksaan fisik

- Neonatus : takipnea, grunting, pernapasan cuping hidung, retraksi

dinding dada, sianosis, dan malas menetek.

- Bayi yang lebih tua : jarang ditemukan adanya grunting yang lebih

sering adanya batuk, panas dan iritabel.

- Anak prasekolah : batuk produktif/non produktif, panas, iritabel,

dispnea.

- Anak sekolah dan remaja : nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi,

batuk dan letargi.

- Takipnea berdasarkan WHO :

18

Usia < 2bulan : ≥ 60x/menit

Usia 2-< 12 bulan : ≥ 50x/menit

Usia 1-5 tahun : ≥ 40x/menit

Analisis kasus bronchopneumonia

• Mengapa bronchopneumonia?

Pada pasien terdapat gejala sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada, adanya panas badan dan dari pemeriksaan fisik adanya (crackles) dan foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat dan peningkatan corakan bronkhovaskular tersebar di lapang paru dan terdapat pula leukositosis

• Mengapa derajat berat?

Derajat berat di tunjukan dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada pneumnonia sangat berat

Tatalaksana

Indikasi Perawatan di RS pada Bayi

Indikasi perawatan bayi yang mengalami bronkopneumoni adalah sebagai

berikut: SaO2 ≤ 92%, sianosis, frekuensi napas > 70x/menit, kesukaran bernapas,

apnea intermitten, grunting, tidak dapat makan/minum, dan keluarga tidak mampu

memantau anaknya dengan baik.

Indikasi Perawatan di RS pada Anak

Indikasi perawatan di RS pada anak dengan bronkopneumonia yaitu: SaO2

≤ 92%, sianosis, frekuensi napas > 50x/menit, kesukaran bernapas, grunting,

tanda dehidrasi, dan keluarga tidak mampu memantau anaknya dengan baik.

Tatalaksana

Umum :

bedrest

02 : 1-2L

19

diet : selama sesak dipuasakan, jika dibutuhkan NGT

infus : Jaga 4-6 tpm (untuk memasukan obat)

Khusus:

1. Antibiotik

ampisilin :15-25mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam

kloramfenikol :25mgmg/kgBB/kali

2. Antipiretik

parasetamol : 10-15 mg/kgBB/kali setiap 8 jam bila panas.

Asma Bronkial

Definisi

• Asma : kondisi inflamasi kronis pada paru paru dikarenakan adanya episodik obstruksi pernafasan, menyebabkan airways hyperresponsiveness (AHR) (nelson:18th)

• Asma : inflamasi kronik saluran respiratorik yg berhubungan dgn hipersensitivitas, episode malam dan dini hari, berhubungan dgn penyempitan saluran respiratorik yang luas, bervariasi, bersifat reversible, baik secara spontan/obat. (GINA)

• Asma : inflamasi kronik saluran respiratorik yang mengakibatkan obstruksi aliran udara secara episodik. (Pedoman diagnosis dan terapi)

Diagnosis asma

ANAMNESA

Riwayat sesak Riwayat mengi Riwayat batuk Riwayat dada tertekan Riwayat batuk malam hari Riwayat batuk/mengi /sesak sesudah aktifitas Riwayat batuk/mengi / sesak sesudah terpapar alergen riwayat asma atau atopi pada anggota keluarga

20

PEMERIKSAAN FISIK

Perlu dinilai mengenai status nutrisi, tumbuh kembang , pada keadaan tidak ada eksaserbasi mungkin tidak ditemukan ada kelainan, terkadang terdapat suara lendir atau crackle yang berubah seiring dengan perubahan posisi atau batuk. Dapat juga ditemukan adanya wheezing, hyperinflasi dada, sianosis, takikardi, sulit bicara, retraksi dinding dada

Klasifikasi asma

Gejala Intermitten Persisten Ringan Persisten Sedang

Persisten Berat

Serangan harian

< 1x / minggu

>1x / minggu, <1x /hari

Setiap hari Setiap hari 

Intensitas serangan

Singkat Mengganggu tidur/aktivitas

Mengganggu tidur/aktivitas

Sering

Serangan di malam hari

≤ 2x / bulan >2x / bulan >1x / minggu Sering

Uji faal paru

≥ 80% ≥ 80% 60-80% <60%

PEF / FEV1 variabilitas

<20% 20-30% >30% >30%

GINA 2011

Parameter klinis, kebutuhan obat dan faal paru

Asma episodik jarang

Asma episodik sering Asma persisten

Frekuensi serangan < 1x/bulan > 1x/bulan Sering

Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi

Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat

Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam

Tidur dan aktifitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

Pemeriksaan fisis diluar serangan

Normal (tidak ditemukan kelainan)

Mungkin terganggu (ditemukan kelainan)

Tidak pernah normal

21

Obat pengendali Tidak perlu Perlu Perlu

Uji faal paru PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%

Variabilitas faal Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT (PNAA)

Analisis kasus

• Mengapa di diagnosis asma?

Pada pasien didiagnosis asma karena dari anamnesa didapatkan adanya sesak yang diperberat dengan faktor cuaca dingin dan debu, sesak diikuti dengan suara mengi, dan juga dipengaruhi adanya infeksi/batuk terlebih dahulu, setelah itu batuk dan flu nya juga terkadang bisa diperberat karena cuaca, riwayat keluarga yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan, riwayat sesak berulang dan membaik ketika diberikan nebu dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya wheezing,

• mengapa persisten ringan?

Karena terjadinya >1x/minggu yaitu 2 kali dalam seminggu, pasien sesak pertama kali saat usia 4 bulan.

Tatalaksana asma

• Umum

Bedrest

O 2 : 2-4 L / menit

Infus : 4-6 tetes per menit

Diet : selama sesak dipuasakan, NGT

• Khusus:

Nebu kombinasi b2 agonist dan antikolinergik 1-2 jam. Diberikam Salbutamol : 0,1-0,15mg/kgBB/tiap 6 jam

Steroid IV deksamethason : 0,5-1,0 mg/kgBB/hari dengan cara bolus setiap 6-8 jam.

Aminofilin diberikan 6-8mg/kgBB dilarutkan dengan dekstrosa atau NACL 20mL dalam wakti 20-30 menit apabila belum pernah mendapatkan aminophillin. Bila

22

sudah mendapat aminophillin (<8 jam) dosis diberikan separuhnya. Untuk rumatan diberikan 0,5-1 mg/kgBB/jam.

Diare Akut

Definisi

Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi yang lebih

lunak atau cair yang terjadi dengan frekuensi ≥3x dalam 24 jam dan berlangsung

dalam waktu <14 hari.

Etiologi

Beberapa penyebab terjadinya diare akut, yaitu:

A. Infeksi:

1. Virus

Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare akut, antara

lain Rotavirus, Norwalk virus dan Adenovirus. Rotavirus merupakan

penyebab utama diare pada anak usia di bawah 5 tahun, terutama usia

di bawah 2 tahun. Pada kasus ini diare disebabkan oleh rotavirus

karena diare pada rotavirus biasanya diawali dengan gejala ISPA

seperti batuk maupun pilek.

2. Bakteri

Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare akut pada anak,

yaitu : E. Coli spp, Shigella spp, Campylobacter spp, Yersinia spp,

Salmonella spp dan Vibrio spp.

E. coli

23

Ada 5 subtipe E.coli yang menimbulkan diare akut. E. Coli

merupakan penyebab kedua diare akut setelah Rotavirus. Subtipe

E.coli tersebut adalah :

Enteropatogenic E.coli (EPEC)

Enterotoxigenic E.coli (ETEC)

Enteroinvasive E.coli (EIEC) dapat menimbulkan diare berdarah

(dysentriform diarrhea)

Enteroheamorrhagic E.coli (EHEC)

Enteroadheren E.coli (EAEC)

3. Parasit

Beberapa parasit yang dapat menyebabkan diare akut, yaitu:

Entamoeba Histolytica, Giardia Lamblia dan Cryptosporidium parvum.

B. Alergi

Misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows Milk Protein

Sensitive Enteropathy (CMPSE) atau alergi karena makanan lain.

C. Intoleransi Laktat

Biasanya pada keadaan ini, diakibatkan oleh kurang atau tidak

adanya ezim laktase yang mengubah laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa.

D. Malabsorpsi

Biasanya terjadi karena malabsorpsi karbohidrat, jarang sekali

diare akut yang terjadi karena malabsorpsi lemak ataupun protein.

E. Keracunan makanan

F. Zat kimia beracun

24

G. Toksin mikroorganisme : makanan yang mengandung mikroorganisme

yang mengeluarkan toksin, misalnya: Clostridium perfringens,

Staphylococcus aureus

H. Imunodefisiensi

I. Lain – lain

Misalnya oleh karena defek anatomis, seperti malrotasi,

hirschsprungs disease dan short bowel syndrome.

Patomekanisme

Berdasarkan patomekanismenya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: diare

sekretorik, diare invasif dan diare osmotik. Pada kasus ini berdasarkan

patomekanismenya merupakan diare invasif.

Diare Invasif

Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke

dalam mukosa usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus. Disebabkan oleh

virus (Rotavirus), bakteri (Shigella, Salmonela, Campylobacter, Enteroinvasive

Eschericia coli/EIEC dan Yersinia) atau parasit (Amoeba).

Rotavirus masuk ke dalam saluran cerna

Virus berkembang biak dan masuk ke dalam apikal usus halus

Kerusakan pada bagian apikal dari villi

Bagian apikal dari villi diganti oleh bagian kripta yang belum matang(imatur, kuboid atau gepeng)

Sel yang imatur tidak dapat berfungsi normal

Kehilangan fungsi absorpsi � produksi laktaseair dan natrium

25

tidak dapat memecah laktosa Diare Cair

Penegakan Diagnosis

Anamnesa

- Lama diare, frekuensi diare sehari, volume, warna, bau, konsentrasi tinja,

lendir dan/darah dalam tinja.

- Muntah : volume dan fekuensi.

- Gejala lain: rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, jumlah atau

frekuensi BAK, demam, sesak, kejang, kembung, panas badan, atau penyakit

lain yang menyertai seperti batuk, pilek, dan campak.

- Jumlah cairan yang masuk selama diare.

- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi

makanan yang tidak biasa.

- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum.

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital.

- Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa

haus, turgor kulit abdomen.

- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,

mulut dan lidah.

- Berat Badan

26

- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti napas cepat

dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau

hipernatremia)

- Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria berikut:

Tanda dan Gejala Klinis Dehidrasi

Gejala & tanda A B CKeadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *Letargik, lemah,

kesadaran Ubun-ubun Normal Cekung Sangat CekungMata Normal Cekung Sangat CekungAir mata Basah Kering Sangat KeringMulut/lidah Basah Kering Sangat KeringRasa Haus Minum normal, tidak

haus*Tampak Kehausan

*Sulit, tidak dapat minum

Kulit Turgor kembali cepat *Turgor kembali lambat

*Turgor kembali sangat lambat

Akral Hangat Hangat DinginDerajat dehidrasi Tanpa Dehidrasi Dehidrasi

ringan/sedangBila ada 1 tanda utama * ditambah 1 atau lebih tanda lain.

Dehidrasi berat Bila didapatkan 2 tanda utama * ditambah 2 atau lebih tanda tambahan

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi CDefisit Cairan <5% atau <50

mL/kgBB5-10% atau 50-100 mL/kgBB

>10% atau >100 ml/kgBB

Pada kasus ini pasien mengalami diare dengan tanpa disertai dehidrasi,

terdapat dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik tidak menunjuk ke arah

dehidrasi.

Pemeriksaan Penunjang

Feses rutin :

1. Makroskopik : warna, konsistensi, darah, lendir

2. Mikroskopik : eritrosit, leukosit, telur cacing, amoeba, lemak

Pada dehidrasi berat : darah rutin, elektrolit dan analisis gas darah.

27

Analisis Kasus

Diagnosis pada pasien ini yaitu Diare akut non disentri e.c rotavirus tanpa

dehidrasi. Diagnosis diare akut didapatkan karena lamanya diare tidak

berlangsung lebih dari 2 minggu, pada pasien ini diare terjadi selama 2 hari

sebelum masuk rumah sakit. Dan mengalami perbaikan ketika dilakukan

pemeriksaan pada tanggal 9 april 2015. Sedangkan non disentri e.c rotavirus,

karena pada pasien ini diare didahului atau disertai dengan gejala ISPA seperti

batuk dan pilek yang mengarah kepada etiologi Rotavirus dan tidak ditemukan

adanya lendir maupun darah pada feses. Pada kasus ini diare tidak disertai dengan

tanda-tanda dehidrasi.

Tatalaksana

Terapi diare akut pada pasien ini adalah dengan rencana terapi A karena

ditemukan diare tanpa tanda-tanda dehidrasi. Terapi yang diberikan yaitu:

- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10

mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur <1 tahun

sebanyak 50 – 100 mL, umur 1 – 5 tahun sebanyak 100-200 mL dan umur di

atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan

anak. ASI harus terus diberikan.

- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak

mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)

28

Follow up

Kamis, 9 April 2015

Subjektif: Pasien masih mengeluhkan sesak, batuk +, tadi subuh muntah dan

batuk karena diberikan susu, mencret -, perut yang membuncit.

Objektif:

TTV : S: 37,7°C, RR : 66x/menit, N: 132x/menit

Kepala: normocephal

Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, refleks cahaya

(+/+), mata cekung (-/-)

Mulut : mukosa oral basah

Leher : deviasi trakea -, pembesaran KGB –

Toraks : simetris kanan = kiri, retraksi –

Jantung : S1 dan S2 reguler, murmur -, S3 gallops –

Paru : VBS kanan = kiri, wh (+/+), Ronki (+/+)

Abdomen : membuncit, keras, cembung, BU + normal, tymphanic sound.

Ekstrimitas : Akral hangat, CRT <2s, pucat -/-

Hasil pemeriksaan Laboratorium 06/04/2015

Hb: 10,8 g/dL

Leukosit: 15.900/µL ↑

Ht: 31% �

Trombosit : 325.000/µL (N)

Hasil pemeriksaan Rontgen 08/04/2015

29

Cor : tidak membesar

Sinuses dan diafragama normal

Pulmo:

Hilus kanan melebar, kiri normal

Corakan bronkovaskuler normal

Tampak bayangan opak lobulaid di perihiler kanan.

Tampak perbercakan di lapang bawah paru kanan

Kesan : Suspek bronkopneumonia kanan, pembesaran KGB perihiler kanan e: TB

paru aktif?, tidak tampak kardiomegali.

A: Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan + Asma Bronchial

persisten ringan

P:

- terapi lanjut

- ranitidine 2 x 8 mg IV

- ceftriaxone IV 2 x 500 mg

- kalmethasone IV 4 x 2

- Combivent nebu + NaCl 3% 4x1 setiap 6 jam

- Puyer Batuk P.O 3 x 1

- Aminophillin + DS 5 tpm/12 jam, bila SpO2 >95% turunkan menjadi 4 tpm

Jumat, 10 April 2015

Subjektif: masih batuk berdahak, suara masih serak, masih ada muntah 1 kali

kemarin sore

Objektif:

30

TTV: S: 37,1°C , RR: 48 x/menit, N : 124 x/menit

Kepala: normocephal

Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, refleks cahaya

(+/+), mata cekung (-/-)

Mulut : mukosa oral basah

Leher : deviasi trakea -, pembesaran KGB –

Toraks : simetris kanan = kiri, retraksi –

Jantung : S1 dan S2 reguler, murmur -, S3 gallops –

Paru : VBS sonor kanan = kiri, wh (-/-), Ronki (+/+)

Abdomen : membuncit, keras, cembung, BU + normal, tymphanic sound.

Ekstrimitas : Akral hangat, CRT <2s, pucat -/-

A: Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan

P:

Ceftriaxone IV 2 x 500 mg

Kalmetason IV 4 x 2 mg

Ranitidine IV 2 x 8 mg

Combivent nebu + NaCl 3% 4x1 setiap 6 jam

Puyer batuk P.O 3 x 1

Sabtu, 11 April 2015

Subjektif: Batuk masih ada namun sudah berkurang, suara sudah tidak serak,

sesak -, muntah -, BAB lancar sudah 2 kali.

Objektif:

TTV : S: 36°C, N:145 x/menit, RR: 32 x/menit

31

Kepala: normocephal

Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, refleks cahaya

(+/+), mata cekung (-/-)

Mulut : mukosa oral basah

Leher : deviasi trakea -, pembesaran KGB –

Toraks : simetris kanan = kiri, retraksi –

Jantung : S1 dan S2 reguler, murmur -, S3 gallops –

Paru : VBS sonor kanan = kiri, wh (-/-), Ronki (+/+)

Abdomen : membuncit, keras, cembung, BU + normal, tymphanic sound.

Ekstrimitas : Akral hangat, CRT <2s, pucat -/-

A: Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan

P:

Combivent Nebu + NaCl 3% 3x1

Puyer Batuk P.O 3x1

Ceftriaxone IV 2x500

Kalmetasone IV 3x2

Ranitidine 2x8

Aminophillin stop

Senin, 13 April 2015

Subjektif : pasien mengalami mencret dari sejak sabtu malam pukul 24.00 hingga

minggu sore pukul 18.00 sebanyak 8-10x, mencret cair namun masih sedikit ada

ampasnya, mencret dirasakan setelah pemasangan infusan, kemudian pada hari

32

minggu infusan dilepas sehingga keluhan mencret tidak muncul kembali. Sudah

tidak demam, batuk sudah berkurang.

Objektif :

TTV : S: 36,5°C, N : 120x/menit, RR: 35x/menit

Kepala: normocephal

Mata : sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, refleks cahaya

(+/+), mata cekung (-/-)

Mulut : mukosa oral basah

Leher : deviasi trakea -, pembesaran KGB –

Toraks : simetris kanan = kiri, retraksi –

Jantung : S1 dan S2 reguler, murmur -, S3 gallops –

Paru : VBS sonor kanan = kiri, wh (-/-), Ronki (-/-)

Abdomen : membuncit, keras, cembung, BU + normal, tymphanic sound.

Ekstrimitas : Akral hangat, CRT <2s, pucat -/-

A: Bronkopneumonia berat e.c bakteri dalam perbaikan

P:

Ceftriaxone IV 2 x 500

Dexamethasone IV 3 x 0,5 mg

Ranitidine 2 x 8

Combivent nebu + NaCL 3% 2 x 1 setiap 12 jam

33