crs appendix

50
CASE REPORT SESSION Appendicitis Akut Oleh : Yanuar Yudha S. Amilia Nurhasanah Mustopal Karim Perseptor: Krishna P, dr., Sp.B

Upload: yanuar-yudha-sudrajat

Post on 19-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat apendisitis

TRANSCRIPT

Page 1: Crs Appendix

CASE REPORT SESSIONAppendicitis Akut

Oleh :Yanuar Yudha S.Amilia NurhasanahMustopal Karim

Perseptor: Krishna P, dr., Sp.B

Page 2: Crs Appendix

KETERANGAN UMUM

• Nama : NY. W• Umur : 20 tahun• Alamat : Ciparay • Status Perkawinan : Belum Menikah• Agama : Islam• Pendidikan : SMA• Pekerjaan : IRT• Tanggal pemeriksaan : 9 Mei 2014

Page 3: Crs Appendix

ANAMNESIS

• Keluhan Utama :

Nyeri diseluruh lapang perut

Page 4: Crs Appendix

Anamnesis KhususPasien mengeluhkan nyeri di seluruh lapang

perut sejak 2 hari SMRS . Keluhan diawali dengan nyeri tiba-tiba dibagian ulu hati, setelah beberapa jam nyeri terasa dibagian perut kanan bawah dan seluruh lapang perut.

Pasien juga mengeluhkan adanya demam sejak pasien merasakan sakit pada perutnya atau 2 hari SMRS, demam di rasakan sepanjang hari dan tidak terpengaruhi oleh waktu. Keluhan disertai dengan mual dan muntah serta mencret 1 kali. Lalu pada hari kedua pasien merasakan nyeri lebih hebat disertai sulit buang air besar. Pasien juga mengeluhkan adanya mual.

Page 5: Crs Appendix

Pasien menyangkal adanya nyeri ketika BAK, BAK berdarah, Ketika pasien datang diketahui pasien sedang haid dan tidak sedang hamil dan keluhan sekarang belum diobati sebelumnya.

Page 6: Crs Appendix

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis • Keadaan umum : Tidak tampak sakit• Kesadaran : Komposmentis• Gizi : Cukup• Tanda vital :

TD = 110/70 mmHg R = 26 x/menit

N = 96 x/menit S = 36,70C• Kepala : Konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik• Leher : JVP tak meningkat

Page 7: Crs Appendix

• Leher : JVP tak meningkat• KGB (aksila/supraklavikula/infraklavikula) : Tidak teraba

membesar• Kulit : Turgor baik• Thoraks : Bentuk dan gerak simetris• Pulmo : Sonor, VF, VR, VBS kiri = kanan • Cor : Bunyi jantung murni reguler• Abdomen : Datar, lembut, nyeri tekan (+), MD (+)• Rovsing’s sign (+); psoas sign (+); obturator sign (+)• Hepar dan lien tidak teraba• Bising usus (+) turun• Ekstremitas : Edema -/-

Page 8: Crs Appendix

RESUMESeorang wanita berusia 20 tahun, datang ke RSI Al

Ihsan Bandung dengan keluhan utama nyeri pada seluruh perut sejak 2 hari SMRS. Keluhan diawali dengan nyeri tiba-tiba dibagian ulu hati, setelah beberapa jam nyeri terasa dibagian perut kanan bawah dan seluruh lapang perut keluhan.Pasien juga mengeluhkan adanya demam (+) Keluhan disertai dengan mual dan muntah serta mencret 1 kali

PE :

Abdomen :• Nyeri tekan & Nyeri lepas (+) di Mc burney• Rovsing’s sign (+); psoas sign (+); obturator sign (+)

Page 9: Crs Appendix

DIAGNOSIS KLINIS

Diagnosis Banding

Appendicitis Akut

Appendicitis Perforasi

Peritonitis

KET

Diagnosis KerjaAppendicitis

Page 10: Crs Appendix

USUL PEMERIKSAAN• Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit,

hematokrit• Kimia klinik (Fungsi liver, Fungsi ginjal, Gula

darah)• USG abdomen• Pemeriksaan urine• HCG Test• Thorax foto

Page 11: Crs Appendix

Hasil Lab

Darah Rutin :•Hb : 13,2•Leukosit : 4200•Eritrosit : 5,15•Hct : 37•Trombosit : 225000

Page 12: Crs Appendix

Kimia Klinik•Fungsi Liver

– SGOT : 42– SGPT : 51

•Fungsi Ginjal :– Ureum : 29– Kreatinin : 2,85

•Gula darah sewaktu : 129

Page 13: Crs Appendix

Urine Rutin :•Kimia Urin

– Warna urin : kuning– Kejernihan : Agak keruh– pH Urine : 6.0– Berat jenis urine : .1.026– Albumin urine : POS (+)– Glukosa Urine : Negatif– Keton Urine : POS (+)– Nitrit Urine : Negatif– Urobilinogen : 0,1– Bilirubin Urine : Negatif– Darah Samar Urin : POS (+++)

• Mikroskopis Urine :• Leukosit : 0-2• Eritrosit : 4-7• Sel epitel : Positif 1• Kristal : Negatif• Silinder Negatif• Jamur : Negatif• Bakteri : Negatif

HCG Test : Negatif

Page 14: Crs Appendix

Thorax Foto :•Tidak tampak proses spesific ataupun pneumonia•Tidak tampak pembesaran jantung

Page 15: Crs Appendix

Pemeriksaan USG :•Regio Mc Burney : Tampak bayang tubuler buntu aperistaltik di regio mc burney, ukuran diameter lk 9 mm tidak tampak koleksi cairan di sekitar•Kesan : Appendisitis Akut

Page 16: Crs Appendix

Penatalaksanaan :

• Appendectomy

Post Operasi :

• RL : D5 = 2:1 = 30 gtt/mnt

• Ceftriaxone 1x2 gr IV

• Ketorolac Drip

• Ranitidin 2x1 amp

Page 17: Crs Appendix

PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam

• Quo ad functionam : dubia ad bonam

Page 18: Crs Appendix

Follow Up

08/05/14

S Keluhan nyeri seluruh abdomen, demam, mual,

O KU : sakit sedang, Kes : CMTD : 110/80 N: 96 S: 38,0 R: 24PE : Abdomen : NT (+) NL (+) di seluruh abdomenRovsing sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+)

A Appendicitis Akut

P

Page 19: Crs Appendix

09/05/14

S Keluhan nyeri seluruh abdomen, mual

O KU : sakit sedang, Kes : CMTD : 110/80 N: 92 S: 36,7,0 R: 26PE : Abdomen : NT (+) NL (+) di seluruh abdomenRovsing sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+)

A Appendicitis Akut

P

Page 20: Crs Appendix

10/05/2014

S Keluhan nyeri seluruh abdomen, mual

O KU : sakit sedang, Kes : CMTD : 110/80 N: 80 S: 36,7 R: 24PE : Abdomen : NT (+) NL (+) di seluruh abdomenRovsing sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+)

Hasil USG : Kesan appendisitis akut

A Appendicitis Akut

P AppendectomyPost Op :RL : D5 = 2:1 = 30 gtt/mntCeftriaxone 1x2 gr IVKetorolac DripRanitidin 2x1 amp

Page 21: Crs Appendix

11/05/14

S Keluhan nyeri di tempat operasi

O KU : sakit sedang, Kes : CMTD : 110/80 N: 92 S: 36,7,0 R: 26

A Appendicitis Akut

P RL : D5 = 2:1 = 30 gtt/mntCeftriaxone 1x2 gr IVKetorolac DripRanitidin 2x1 amp

Page 22: Crs Appendix

TINJAUAN PUSTAKA

Page 23: Crs Appendix

Anatomi apendix

– Bagian dari sekum– Organ rudimenter,

dangkal & tipis– Panjang 2,5 - 25

cm, rata-rata 6-9 cm

Page 24: Crs Appendix
Page 25: Crs Appendix

ANATOMI

Letak : Regio iliaka kanan, pangkalnya pada 1/3 jarak antara SIAS- umbilikus (titik McBurney)

Page 26: Crs Appendix

ANATOMI

Letak ujung bebas appendiks:- Paracolica- Retrocaecal paling sering- Preilial dan postilial- Promontoric- Pelvic- Mid-inguinal

Page 27: Crs Appendix

ANATOMI

• Mesoapendiks : penutup peritoneum appendiks

• Arteri : a. appendikularis (cabang a.caecalis posterior)

• Vena : v. appendikularis (ke vena caecalis posterior)

Page 28: Crs Appendix

ANATOMI

Lymph : limfonodi mesentrikus superior

Nervus :-parasimpatis n. vagus-simpatis n. Thorakalis X

Page 29: Crs Appendix

Fisiologi

Mukosa appendiks mensekresi lendir 1-2 ml per hari.Hambatan aliran lendirappendisitisImunoglobulin : IgA (mencegah infeksi)

Page 30: Crs Appendix

APPENDICITIS

• DefinisiPeradangan dari apendiks veriformis, dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

 • Epidemiologi

- Dapat mengenai semua umur, laki-laki maupun perempuan.- Sering mengenai laki-laki berusia 10-30 tahun.

Page 31: Crs Appendix

• EtiologiAppendicitis akut merupakan infeksi dari bakteri. Pencetusnya yaitu sumbatan (obstruksi) lumen appendix, hiperplasia jaringan limfoid, fekalit (feses yang mengeras ), tumor appendix, biji buah-buahan, cacing ascaris dan parasit E. histolytica yang dapat pula menyebabkan sumbatan

Page 32: Crs Appendix

Patogenesis

Page 33: Crs Appendix

Manifestasi Klinis

• Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.

• Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk.

• Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah.

Page 34: Crs Appendix

• Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul.

• Bila tanda Rovsing sign, psoas, dan obturator positif, akan semakin meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.

Page 35: Crs Appendix

Pemeriksaan Fisik

• Rovsing’s sign• Obturator sign• Psoas sign

Page 36: Crs Appendix

Pemeriksaan Fisik

Page 37: Crs Appendix
Page 38: Crs Appendix

Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium- Leukositosis antara 10000 – 20000/mm3

- Leukosit > 20000/mm3 kemungkinan telah terjadi

apendisitis perforasi- Pada urinalisis bila terdapat sel darah merah dan sel darah putih dalm jumlah yang ekstrim menandakan penyakit primer pada traktus urinarius

Page 39: Crs Appendix

Pemeriksaan penunjang

• Radiografi- Tidak diindikasikan pada kasus appendisitis klasik- Tetapi berguna jika ada keraguan diagnosis banding atau memperlihatkan appendisitis perforasi- Foto polos abdomen dilatasi caecum & air fluid level, kadang fecolit terkalsifikasi atau benda asing

Page 40: Crs Appendix

Pemeriksaan Penunjang

• USG: dilatasi lumen, dinding tebal

Page 41: Crs Appendix

Imaging studies

• Plain film jarang berguna dalam mendiagnosis appendisitis ( fekalith jarang terlihat, namun jika terlihat, maka ini adalah highly suggestive of diagnosis )

• USG (cepat dan tidak memerlukan kontras) dapat digunakan untuk melihat appendicolith, dan jika terlihat, maka diagnosis dapat ditegakkan.

• CT scan dapat mendiagnosis appendicitis dengan melihat inflammed appendix yang berdilatasi ( lebih dari 5 cm ) dan dindingnya menebal.2

Page 42: Crs Appendix

Diagnosa Banding

• Gastroenteritis akut• Divertikulitis Meckeli• Enteritis regional• Ileitis akut• Kolik ureter• Kehamilan ektopik

Page 43: Crs Appendix

Treatment Appendicitis

Persiapan pasien :• Rehidrasi adekuat• Koreksi ketidakseimbangan elektrolit• Nilai status kardiak, pulmo, dan renal• Pemberian antibiotik preoperatif :

menurunkan komplikasi infeksi, dan profilaksis

Page 44: Crs Appendix

Open Appendectomy

• Insisi : McBurney (oblique) – ikini incision atau Rocky-Davis (transverse) pada anak hingga usia 3 tahun

• Insisi harus dipusatkan pada point of maximal tenderness atau di tempat massa yang terpalpasi

• Jika suspek terdapat abses : dianjurkan drainase retroperitoneal, insisi di lateral untuk mencegah penyebaran kontaminasi pada rongga peritoneal

Page 45: Crs Appendix

Teknik open appendectomy :• Insisi 1-2 cm• Kutis-subkutis-fasia-otot-peritoneum• cecum terlihat• susuri taenia coli untuk menemukan basis

appendix (lokasi tersering : ileocecal junction)

• appendix dimobilisasi dengan memisah mesoappendix

• ligasi a.appendikularis

Page 46: Crs Appendix

• Ligasi appendix atau ligasi dan inversi appendix dengan teknik purse-string atau Z-stitch

• Ligasi dapat menggunakan nonabsorbable suture agar luka tertutup sempurna (silk non-traumatic : jarum taper, benang langsung menyatu dgn pantat jarum- diserap tubuh dalam jangka waktu lama)

• Jahit/tutup luka lapis demi lapis

Page 47: Crs Appendix
Page 48: Crs Appendix

• Keuntungan open appendectomy : biaya lebih murah, luka hanya pada satu tempat, waktu pelaksanaan lebih singkat

• Kerugian : luka operasi lebih besar ukurannya

Page 49: Crs Appendix

• KomplikasiYang paling sering ditemukan adalah perforasi, Komplikasi lainnya adalah absess, peradangan vena porta, septikemia dan kematian.

• Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak diangkat.

Page 50: Crs Appendix

Prognosa

• Mortalitas: 0,1% pada apendisitis akut, 3% bila ruptur, 15% bila ruptur pada geriatri

• Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli paru, aspirasi

• Komplikasi yang mungkin terjadi:– Akut: infeksi luka operasi– Kronis: perlengketan, ileus obstruksi,

hernia