crs bayu ewangga

23
BAB I PENDAHULUAN Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada trimester terakhir kehamilan. Perdarahan trimester akhir pada umumnya merupakan perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dapat menimbulkan suatu keadaan syok. Salah satu penyebab dari perdarahan antepartum adalah adanya plasenta previa. Dari seluruh kasus antepartum, plasenta previa merupakan penyebab terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan terlebih dahulu. 1,4 Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan perdarahan dari vagina tanpa adanya rasa nyeri. Insidensi plasenta previa sekitar 1.7-2.9%. angka insiden tesebut meningkat pada wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, paritas tinggi (multiparitas) dan wanita yang memiliki riwayat seksio sesarea. 1,2 Terdapat empat klasifikasi plasenta previa antara lain plasenta previa totalis, plasenta previa parsialis, plasenta previa marginalis, dan plasenta letak rendah (low-lying placenta). 1,2 Plasenta previa totalis adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium 1

Upload: bayu-ewangga

Post on 13-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

crs

TRANSCRIPT

Page 1: CRS Bayu Ewangga

BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada trimester terakhir

kehamilan. Perdarahan trimester akhir pada umumnya merupakan perdarahan

yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dapat

menimbulkan suatu keadaan syok. Salah satu penyebab dari perdarahan

antepartum adalah adanya plasenta previa. Dari seluruh kasus antepartum,

plasenta previa merupakan penyebab terbanyak. Oleh karena itu, pada kejadian

perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan terlebih

dahulu.1,4

Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen

bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.

Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan perdarahan dari vagina tanpa

adanya rasa nyeri. Insidensi plasenta previa sekitar 1.7-2.9%. angka insiden

tesebut meningkat pada wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, paritas tinggi

(multiparitas) dan wanita yang memiliki riwayat seksio sesarea.1,2

Terdapat empat klasifikasi plasenta previa antara lain plasenta previa

totalis, plasenta previa parsialis, plasenta previa marginalis, dan plasenta letak

rendah (low-lying placenta).1,2 Plasenta previa totalis adalah plasenta yang

menutupi seluruh ostium uteri internum.1 Dalam kasus ini, akan dibahas lebih

lanjut mengenai diagnosis dan tatalaksana yang adekuat dari plasenta previa

totalis.

1

Page 2: CRS Bayu Ewangga

BAB II

KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Y

Usia : 31 tahun

Status : Menikah

Suku : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Guru

Alamat

Nama Suami

Usia

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

: Perum Bumi Panineungan Indah Blok C No. 6 Kel. Sukaraja Rt

03 Rw 02 Kab. Sukabumi

: Tn. U

: 32 tahun

: Sunda

: Islam

: S1

: Karyawan

2. ANAMNESIS

A. Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan adanya perdarahan jalan lahir 2 jam SMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan rujukan dari RS Secapa dengan perdarahan 2 jam

sebelum SMRS. Pasien mengatakan bahwa sekarang ia hamil 7 bulan.

Perdarahan terjadi secara tiba-tiba, berupa darah segar. Pasien tidak

merasakan adanya nyeri perut. Selain adanya perdarahan, pasien juga

2

Page 3: CRS Bayu Ewangga

merasakan mulas yang timbul sejak 2 jam SMRS. Gerakan janin masih

dirasakan.

C. Riwayat terdahulu

Pasien mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi,

kencing manis, penyakit jantung, paru-paru, dan penyakit berat lainnya.

Pasien menyangkal terdapat riwayat merokok dan keganasan. Tidak

terdapat riwayat jatuh pada pasien. pasien menyangkal pernah mengalami

benturan atau trauma sebelum keluhan terjadi. Pasien juga menyangkal

pernah melakukan kuretase atau operasi sebelumnya. Pasien mengaku

memiliki alergi telur dan makanan laut.

D. Riwayat penyakit keluarga

Pasien menyangkal adanya keluhan yang serupa yang dialami oleh

keluarganya.

E. Riwayat Haid

Menarche : Usia 13 tahun

HPHT : 15-03-2015 TP : 22-12-2015

Siklus : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Dismenorrhea tidak ada

F. Riwayat Kontrasepsi

KB suntik 3 bulan. Lama pemakaian selama 2 tahun

G. Riwayat Obstetri

1. Bidan/aterm/spontan/perempuan/3300 gr/5 tahun hidup

2. Kehamilan sekarang

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Praesens

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

3

Page 4: CRS Bayu Ewangga

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Laju jantung : 88x/ menit

Laju nafas : 21x/ menit

Suhu : 36,5oC

Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 150 cm

BMI : 22 kg/m3

B. Pemeriksaan Fisik Umum

Mata

Konjungtiva anemis : -/-

Sklera ikterik : -/-

Mulut : Mukosa oral basah

Thorax

Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler,

murmur -, gallop -

Paru : Bunyi nafas vesikuler +/+, ronchi

-/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Cembung, striae gravidarum +

Auskultasi : Bising usus + 3-4x/menit

Palpasi : nyeri tekan (–)

4

Page 5: CRS Bayu Ewangga

Ekstrimitas : Edema -/-, CRT <2 detik, varises (-)

4. PEMERIKSAAN OBSTETRI

Pemeriksaan luar

Inspeksi : membuncit, striae gravidarum (+)

Palpasi

Leopold I : TFU 26cm, teraba bagian lunak dan kurang bundar

Leopold II : Teraba bagian keras memanjang disisi kanan

Leopold III : Teraba bagian keras, bundar dan melenting

Kesan : letak kepala, punggung kanan

His : (+)

Auskultasi : BJA 138x/menit, reguler

Pemeriksaan Inspekulo

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam

Tidak Dilakukan

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hematologi

Darah rutin

Hb : 8,1 g/dL

Leukosit : 9800 /µL

Hematokrit : 24 %

Eritrosit : 3,2 juta/ µL

Indeks eritrosit

MCV : 76 fL

MCH : 25 pg

MCHC : 33 g/dL

5

Page 6: CRS Bayu Ewangga

Trombosit : 317.000/µL

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

HASIL USG (17 oktober 2015)

Hasil : Janin tunggal hidup letak kepala, usia kehamilan 32-33 minggu,

placenta di corpus posterior menutupi seluruh OUI. TBJA : 1864 gr

Kesan placenta previa totalis

7. DIAGNOSA

G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa dan anemia, janin

tunggal hidup letak kepala.

8. PENATALAKSANAAN

1. Pasang infus, kateter, tes lab darah rutin, sedia 1 PRC

2. NST

3. Nifedipine 3 x 20mg

4. Rawat ekspektatif

6

Page 7: CRS Bayu Ewangga

9. FOLLOW UP

Tanggal/Jam Observasi

13 Okt 2015 S : merasa hamil 7 bulan, perdarahan per vaginam

O :

KU : tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis

TD 120/80, N 88x, R 20x, S 38,50C

Inspeksi : membuncit, striae gravidarum (+)

Palpasi

Leopold I : TFU 26cm, teraba bagian

lunak dan kurang bundar

Leopold II : Teraba bagian keras

memanjang disisi kanan

Leopold III : Teraba bagian keras, bundar

dan melenting

Kesan : letak kepala, punggung kanan

His : (+)

Auskultasi : BJA 138x/menit, reguler

Pemeriksaan Inspekulo

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Dalam

Tidak Dilakukan

Pemeriksaan Hb : 9,7 g/dl

A: G2P1A0 gravida 30-31 mgg dengan PPT dan anemia

P : Lab I dan II, NST, Nifedipine, Rawat ekspektatif

14 Okt 2015 S : mules dan keluar perdarahan pervaginam sedikit

O :

KU : sakit ringan

Kesadaran : composmentis

TD 100/70, N 89x, R 20x, S 360C

DJJ 140x/menit, his (+)

A: G2P1A0 gravida 30-31 minggu dengan PPT dan anemia

7

Page 8: CRS Bayu Ewangga

P: intervensi lanjut, obs DJA, nifedipine 3x2, obs keadaan umum,

tanda vital, bedrest, lakukan vulva higine

15 Okt 2015 S : mules jarang

O :

KU : Baik

Kesadaran : composmentis

TD 110/70, N 82x, R 20x, S 36,40C

DJA : 142x/menit

A: G2P1A0 gravida 30-31 mnggu dengan PPT dan anemia

P : intervensi lanjut

16 Okt 2015 S : mules (+)

O :

KU : Baik

Kesadaran : composmentis

TD 100/70, N 86x, R 24x, S 360C

Abdomen:

TFU : 26 cm

DJJ : 146x/menit

Perdarahan 2 undederpad

A: G2P1A0 gravida 30-31 mnggu dengan PPT dan anemia

P : intervensi lanjut, nipedipine 3x1

17 Okt 2015 Observasi di VK

S : perdarahan

O :

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TD 110/70, N 76x, R 21x, S 360C

His (-) TFU : 26cm

DJA : 142 x /menit

Lab : Hb 8,1, leu 9800, trombosit 317.000, Ht 24

Dilakukan USG

A: G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa totalis

dan anemia

P: intervensi lanjut, observasi DJA, nipedipine 3x2

8

Page 9: CRS Bayu Ewangga

18 Okt 2015 S : pasien mengatkan tidak ada keluhan

O :

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TD 110/70, N 75x, R 21x, S 36,70C

A: G2P1A0

P: intervensi lanjut, lapor dr Arief, Advice SC tgl 20 Okt 2015

19 Okt 2015 S : pasien mengatakan tidak ada keluhan

O :

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TD 110/70, N 76x, R 21x, S 360C

His (-)

DJA : 142 x /menit

HB : 10 gr/dL

A: G2P1A0 gravida 32-33 minggu dengan plasenta previa totalis

pro SC

P: intervensi lanjut, crossmatch (+), Darah PRC, Cukur (+)

SC tanggal 20 Okt 2015 jam 10

20 Okt 2015 S : perdarahan, tidak ada pusing, tidak mules, gerakan janin (+),

leukorae (-), BAK/BAB lancar, tidak ada demam, nafsu makan

baik, nyeri (-)

O :

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TD 110/70, N 79x, R 19x, S 35,70C

Abdomen:

Inspeksi: Cembung

Palpasi: Nyeri tekan (-)

Kontrkasi (+)

TFU 30 cm, DJA : 140 x/menit

HB : 9,4 gr/dL

A: G2P1A0 gravida 32-33 mngg dengan PPT persiapan SC

P: cek Hb, cefotaxime 2x1, metroniazole 3x1, as. Tranexamat 3x1

9

Page 10: CRS Bayu Ewangga

21 Okt 2015 S : Nyeri tekan, linu, ada perdarahan

O :

KU : tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis

TD 100/70, N 79x, R 19x, S 360C

Mata conjunctiva/sklera : -/-

Abdomen:

TFU: -

Nyeri tekan +

A: P2A0 post SC POD 1 a.i PPT

P: intervensi lanjut, metronidazole 2x1, cefotaxime 2x1

22 Okt 2015 S : nyeri tekan, linu

O : KU : sakit sedang

Kesadaran : CM

TD 110/70, N 79x/m, S 36 C, R 19x/m

Mata conjunctiva/sklera -/-

TFU –

Ekstrimitas mobile tidak ada bengkak

A : P2A0 post SC POD 2 a.i PPT dengan resti infeksi

P : observasi KU dan TTV, perawatan luka a dan antiseptik,

paracetamol 3x1, cefotaxim 2x1, metronidazole 2x1

23 Okt 2015 S : nyeri (-)

O:

KU : Baik

K : CM

TD 110/70, N 80x/m, S 36 C, R 22x/m

Mata conjunctiva/sklera -/-

Abdomen

I : terlihat rata

P : DM (-), NT (+)

P : PSPP (-)

A : P2A0 post SC a.i PPT POD 3

P : boleh pulang

10

Page 11: CRS Bayu Ewangga

10. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

11

Page 12: CRS Bayu Ewangga

BAB III

PEMBAHASAN

Permasalahan :

1. Bagaimana diagnosis pasien ini ?

2. Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini?

3. Apa komplikasi yang dapat terjadi pasien ini ?

Pembahasan :

1. Bagaimana diagnosis pada pasien ini ?

Plasenta previa totalis adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga

menutupi seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal

ialah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau di daerah fundus

uteri.1-4

Cara mendiagnosis plasenta previa adalah :

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan fisik klinis

c. Pemeriksaan penunjang

Teori Pasien

Anamnesis:

1. Perdarahan

a. Tanpa nyeri

b. Terjadi setelah bulan ke 7

c. Perdarahan bersifat

berulang- ulang dan makin

bertambah banyak

d. Darah berwarna merah segar

2. Bagian terendah anak tidak

dapat mendekati pintu atas

Anamnesis :

Perdarahan dari jalan lahir

Perdarahan terjadi 2 jam SMRS.

Pasien mengatakan bahwa

sekarang ia hamil 7 bulan.

Perdarahan terjadi secara tiba-

tiba dan banyak, berupa darah

segar.

Pasien juga merasakan mulas

12

Page 13: CRS Bayu Ewangga

panggul

3. Adanya kelainan letak

4. Riwayat kuretase atau operasi

sesar

Pemeriksaan fisik :

Uterus lembut, perut tidak

tegang dan tidak ada nyeri tekan

Teraba kontraksi

Bagian terendah anak sangat

tinggi sehingga bagian terendah

tidak dapat melewati atas

panggul

Pemeriksaan speculum :

Terlihat darah yang keluar dari

ostium uteri eksternum

Pemeriksaan vagina :

Dapat juga dilakukan pemeriksaan

fornises :

Teraba bantalan lunak antara

jari-jari kita dan kepala pada

presentasi kepala

Pemeriksaan dalam

- Hanya dilakukan dikamar

operasi yang telah siap untuk

melakukan operasi segera.

- Hanya dilakukan apabila

akan dilakukan terapi aktif

yang timbul sejak 2 jam SMRS.

Gerakan janin masih dirasakan

Pemeriksaan Fisik:

Uterus lunak, perut tidak terasa tegang,

dan tidak nyeri

Inspekulo

Tidak dilakukan

Pemeriksaan fornices

Tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam

Tidak dilakukan

13

Page 14: CRS Bayu Ewangga

Pemeriksaan Penunjang :

Ultrasonografi (USG).

USG transabdominal

USG transvaginal

MRI

Pemeriksaan Penunjang:

USG

Janin tunggal hidup letak kepala, usia

kehamilan 32-33 minggu, placenta di

corpus posterior menutupi seluruh

OUI. TBJA : 1864 gr

Kesan placenta previa totalis

2. Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini?

Tatalaksana plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :3,4

1. Ekspektatif

Syarat :

Keadaan ibu dan anak masih baik

Perdarahan sedikit

Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan

janin kurang dari 2500 gr

Tidak ada his persalinan

Penatalaksanaan :

Pasang infus, tirah baring

Bila ada kontraksi premature bisa diberi tokolitik

Pemantauan kesejahteraan USG dan KTG

2. Terapi aktif

Persalinan pervaginam

Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta

marginalis atau plasenta lateralis di anterior (dengan

anak letak kepala).

14

Page 15: CRS Bayu Ewangga

Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban

Persalinan perabdominan

Plasenta previa dengan perdarahan banyak

Plasenta previa totalis

Plasenta previa lateralis posterior

Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang

Perdarahan antepartum

Faktor predisposisi pemeriksaan USG Pemeriksaan klinis pemeriksaan Lab

Plasenta previa

Hamil ≥ 37 mingguTBBA ≥ 2500 gr

InpartuKeadaan ibu & janin buruk

(+) (-)Aktif ekspektatif

Berhasil

Aterm

Amniotomi gagal Tetes oksitosin

Bagan. Algoritma tatalaksana plasenta previa

Teori Pasien

Terapi Aktif, Seksio Sesarea Dilakukan terminasi dengan seksio sesarea

15

Page 16: CRS Bayu Ewangga

3. Apa komplikasi yang dapat terjadi pasien ini ?

Anemia dan syok

Perdarahan yang disebabkan oleh pelepasan plasenta dari

tempat melekatnya di uterus dapat terjadi berulang dan semakin

banyak oleh karena pembentukan segmen bawah rahim yang

terjadi secara ritmik. Selain itu, serviks dan segmen bawah

rahim yang rapuh dan terdiri dari banyak pembuluh darah

sangat potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang

banyak. Pasien dapat mengalami anemia bahkan sampai syok.1

Plasenta akreta, inkreta, perkreta

Oleh karena plasenta berimplantasi pada segmen bawah

rahim dan sifat segmen ini yang tipis maka jaringan trofoblas

dengan kemampuan invasinya dapat menerobos kea lam

myometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab

kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta. Paling

ringan adalah plasenta akreta yang perlekatanya lebih kuat

tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam myometrium.1,2

Kelainan letak anak1

Kelahiran prematur dan gawat janin1,2

16

Page 17: CRS Bayu Ewangga

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. 2011. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Wirohardjo.

2. Cunningham FG. Williams JW. Williams Obstetrics. 2014. New York:

McGraw-Hill Medical

3. Departemen/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2015. Panduan Praktik Klinis

Obstetri & Ginekologi. Bandung: Bagian Obstretik Ginekologi FKUP

4. Krisnadi SR, Mose JC, Effendi JS. 2005. Pedoman Diagnostik dan Terapi

Obstetrik dan Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin. Bandung: Bagian Obstrtrik

Ginekologi FKUP.

17