ceris etika 1.docx

30
KARUNIA ILLAHI Diajukan untuk Mengikuti Lomba Penulisan Cerita Remaja Islami (CERIS) Siswa SMA/SMK yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI Tahun 2015 Oleh : Nama Siswa : ETIKA ALKARIMAH SMK ISLAM SALAKBROJO KEDUNGWUNI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Upload: tawara-toda

Post on 02-Feb-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CERIS ETIKA 1.docx

KARUNIA ILLAHI

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Penulisan Cerita Remaja Islami (CERIS)

Siswa SMA/SMK

yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam

Kementerian Agama RI Tahun 2015

Oleh :

Nama Siswa : ETIKA ALKARIMAH

SMK ISLAM SALAKBROJO KEDUNGWUNI

DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI

TAHUN 2015

Page 2: CERIS ETIKA 1.docx

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

LOMBA CERITA REMAJA ISLAMI (CERIS) SISWA SMA/SMK TAHUN 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama Lengkap : Etika Alkarimah

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat dan Tanggal Lahir : 27 Desember 1999

4. Asal Sekolah : SMK Islam Salakbrojo

5. Kelas/Jurusan/Peminatan : X/RPL

6. Alamat Sekolah :

Kab./Kota: Pekalongan

Provinsi: Jawa Tengah

7. No Telp. Sekolah : 085727556978

8. Alamat Rumah : Krapyak Kidul Gg. 8 No. 23 Pekalongan Utara

9. Telp. Rumah/HP : 085729000966

10. Alamat Email : [email protected]

11. Judul CERIS : KARUNIA ILLAHI

Dengan ini menyatakan bahwa naskah CERIS yang dikirimkan adalah betul-betul karya saya, bukan hasil

jiplakan, terjemahan, atau saduran, belum pernah dipublikasikan dan tidak pernah memenangi dalam

lomba lainnya. Apabila di kemudian hari terbukti naskah ini tidak sesuai dengan ernyataan di atas, saya

bersedia dituntut secara hukum.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Pekalongan, September 2015

Kepala Sekolah SMK Islam Salakbrojo Penulis

Page 3: CERIS ETIKA 1.docx

SINOPSIS CERITA

Dewi, gadis yang baru saja lulus dari SMP dan ber cita cita ingin melanjutkan sekolahnya di salah satu SMA faforit di kotanya.

Namun mimpinya yang indah itu harus ia singkirkan jauh jauh dari kehidupanya, setelah kedua orang tuanya memutskan untuk memondokan dewi di salah satu pesantren di pinggir kota pekalongan letaknya. Tempat yang sangat jauh dari kota bogor tempat kelahiranya.

Dewi, santri baru di pondok pesantren al fatah yang terletak di pinggir kota pekalongan, ia sangat sulit untuk menyesuaikan dirinya pada lingkungan barunya itu, ia harus belajar menjadi wanita hijab, ia harus belajar tentang tata cara berakhlak yang baik, dan ia harus belajar susah, akan kah dewi bisa menjalani itu semua?

Ketika dewi sedang belajar dengan semangatnya , tiba tiba ada kejadian yang sangat buruk menimpanya, ibu kesayanganya sudah di panggil sang maha kuasa, padahal dewi belum sempat membuat beliau bahagia, dan dewi pun belum sempat berjumpa denganya untuk yang terakhir kali, namun ketika dewi meminta izin untuk pulang, pak kyainya menolak dengan tegas, apakah dewi akan menuruti kata kyainya? Apakah justru dia akan melanggar kata kata kyainya itu? Temukan jawabnya hanya dengan membaca cerita remaja islmai (ceris) ini BUAH TA’DIM YANG MANIS akan menjawab semua tekai teki yang melingkar di kepala anda.

Page 4: CERIS ETIKA 1.docx

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala rasa puja dan puji syukur saya sanjungkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan

segala kenikmatan dan kekuatan sehingga saya bisa menyelesaikan menulis cerita remaja islami

(ceris) .

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad

saw.

Terimakasih untuk semua orang yang sudah mendukung saya untuk menulis cerita ini,

terutama kepada semua guru guru SMK ISLAM SALAKBROJO yang sudah mau mendukung,

dan memberi semangat buat saya, dan mau membantu saya dalam proses penulisan saya.

Pokoknya terimakasih banyak dehh….

Tidak ketinggalan pula kepada ibu saya yang senantiasa mendukung saya dari awal

hingga akhir, terimakasih ummi atas doa dan dukunganya…

Terimakasih banyak Untuk kawan kawan ku semua yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu namanya, khususnya temen temen ku yang seangkatan serta seperjuangan kelas X1 RPL

dan X1 TSM, serta semua adek kelas X RPL dan TSM. Makasihh…. Banyak karena udah mau

mendoakan serta menyuport saya. Tanpa doa kalian semua mungkin saya tidak akan selesi mulis

crita ini. Hehe

Dan tidak ketinggalan kepada semua orang yang sudah mau membaca

karya saya. Terimakasih banyak ya

Wa’alaikumsalam Wr. Wb….

Page 5: CERIS ETIKA 1.docx

DAFTAR ISI

A. HALAMAN JUDUL

B. PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

C. SINOPSIS

D. KATA PENGANTAR

E. DAFTAR ISI………………

F. RIWAYAT HIDUP

KARUNIA ILLAHI

Persahabatan faktor sekelas itu wajar, persahabatan faktor satu sekolah itu umum,

persahabatan faktor sebangku itu biasa dan persahabatan karena Allah itu luar biasa. Berikut ini

saya akan menceritakan kisah tentang persahabatan yang bertemu dan berpisahnya karena Allah

semata.

Page 6: CERIS ETIKA 1.docx

Disebuah sekolah smp swasta di daerah pekalongan ada 2 siswi yang bersahabat yakni

yang bernama Erika dan Desi. Mereka berasal dari sd yang berbeda dan tempat tinggal

merekapun jaraknya lumayan jauh. Dari awal masuk smp, nama “Desi” sudah terkenal

menembus bangku-bangku kakak kelas dan bangku-bangku kantor guru. Hampir semua warga

sekolah simpati kepadanya. Desi adalah siswi yang cantik, cerdas, pintar, pemberani, dan

suaranya serak-serak basah. Dia anak seorang ustadz, dan dia juga dimanja oleh orang tuanya,

tak jarang orang memanggilnya dengan sebutan “anak mami”. Oleh sebab itu teman-temannya

mayoritas mengidolakannya, termasuk Erika. Erika sering memandang Desi diam-diam, ia

sangat mengidolakan Desi. Dimatanya, Desi adalah manusia yang sempurna.

Ya… bisa dikatakan Secret Admirer lah.

Erika diam-diam sering membicarakan Desi kepada Rina, Rina adalah teman sekelasnya

Desi. Tiada bosan mulutnya berucap tentang Desi, mungkin Rina pun sebenarnya bosan bila tiap

hari harus menjadi pendengar setianya Erika. Iya kalau topiknya perhari ganti sih tidak apa-apa,

masalahnya tiap kali curhat pasti tentang Desi lagi Desi lagi.

Erika mempercayai Rina sebagai tempat curhatannya, karena dulunya Rina adalah teman

dekatnya Erika waktu masih sekolah di sd. Erika tidak berani cerita kepada temannyayang lain,

karena dia takut kalau rahasianya yang mengidolakan Desi itu tersebar ke penjuru sekolah. Rina

juga mengaku ternyata selama ini dia juga mengidolakan sosok Desi, hal ini yang menjadikan

Erika semakin yakin untuk mengungkapkan semua isi hatinya tentang Desi. Hampir tiap hari

Erika main ke rumah Rina hanya bertujuan untuk curhat tentang Desi.

Erika adalah siswi yang pintar dan pendiam. Jadi, jarang mengenalnya. Erika mulai jadi

buah bibir di sekolah itu saat kelas 7, dia mendapat peringkat 1 paralel. Waktu pengumuman

peringkat kelas, siswa-siswi pada terheran. Mereka bertanya-tanya mengapa yang mendapat

rangking 1 paralel itu Erika, padahal waktu penerimaan raport jelas-jelas tertulis bahwa yang

rangking 1 paralel itu Imah.

Waktu itu musim-musimnya anak sekolah pada memperbincangkan kepramukaan. Erika

adalah siswi yang kurang aktif dalam pendidikan non formal, termasuk pramuka. Akan tetapi

setelah mendengar cerita teman-temannya tentang keasikan dan kekompakkan anak pramuka

maka timbulah kata hati yang menyatakan bahwa Erika harus mengikuti pramuka. Dan akhirnya

Page 7: CERIS ETIKA 1.docx

Erika mengikuti pramuka sebagai pengganti salah satu anggota regu jamine yang mengundurkan

diri.

Regu jasmine adalah salah satu dari regu-regu pramuka yang ada di smp swasta itu, ketua

pimpinan regu jasmine adalah Desi dan anggota regu jasmine mayoritas sekelas dengan Erika,

yaitu kelas 7G sedangkan Desi kelas 7D. Diregu jasmine terdapat 10 anak, 9 anak dari kelas 7G

dan 1 anak dari kelas 7D. Hal ini membuat Desi dongkol, karena memang dari awal desi tidak

bersahabat dengan anak-anak kelas 7G. Desi bosan karena anak kelas 7G lah yang selalu

dibanggakan guru-guru dan dia sebenarnya juga iri dengan hal itu. Terkadang Desi curhat kepada

teman sekelasnya kalau sebenarnya dia itu pingin pindah ke kelas 7G, menurutnya anak-anak

kelas 7G itu asik-asik, kompak-kompak dan suasana kelasnya itu nyaman. Tapi Desi justru

menampakkan sikap yang sebaliknyajika didepan anak-anak kelas 7G. Dia berwajah judes jika

ada anak kelas 7G yang ngajak main bareng dia, seakan-akan anak kelas 7G adalah musuh

bebuyutannya.

Kelas 7G adalah kelas favorit pada waktu itu, sebenarnya sekolah itu hanya menampung

6 kelas saja. Berhubung tahun itu beda dengan tahun-tahunsebelumnya, maka dibagi 7 kelas.

Sebenarnya kekurangan kelas, dan akhirnya yang tadinya sebagai musolla sekolah, kini diubah

menjadi kelas 7G. ya tentu bisa di bayangin sendirilah betapa luasnya ruang kelas 7G. kelas 7G

juga mendapat penghargaan sebagai kelas terbersih dalam ajang lomba kebersihan kelas, yang

diadakan oleh pmr smp itu.

Awal mengikuti latihan pramuka, Erika sangat malu karena dia terlambat berangkatnya.

Padahal dia berangkat sesuai jam yang telah ditentukan. Ternyata teman-temannya berangkat

menuju sekolah untuk latihan pramuka sebelum ashar, dan mereka shalat ashar di sekolah.

Sedangkan Erika memilih untuk shalat ashar terlebih dahulu di rumahnya, karena takut jika

nantinya tidak ada kesempatan untuk shalat. Dalam perjalanannya menuju ke sekolah, Erika

merasa takut, senang, geregetan, deg-degan dan penasaran apa sih itu pramuka. Dengan perasaan

yang campur aduk itu akhirnya Erika terburu-buru naik sepeda menuju sekolah.

Sesampainya di depan sekolah, Erika sangat kaget karena kakak-kakak Pembina pramuka

dan teman-temannya telah berbaris sesuai regunya masing-masing. Erika mendadak panas dingin

dan sekujur tubuhnya bergetar kaku. Bimbang antara akan lanjut masuk ke gerbang sekolah atau

Page 8: CERIS ETIKA 1.docx

justru memutar balik ban sepedanya. Erika berusaha menenangkan dirinya sendiri dan dia mulai

mencoba melangkah ke gerbang sekolah. Karena terburu-buru, dia lupa mengunci sepedanya

dank arena kelengahannya juga dia memikirkan sepedanya di depan pintu gerbang.

Seketika lapangan sekolah dibanjiri tawa anak-anak pramuka. Mereka menertawakan

sosok yang sedang dihadapkan kakak Pembina pramuka dan sosok yang dimaksud adalah Erika.

Pada sore itu, Erika yang terkenal sebagai bintang kelas, berubah layaknya anak idiot yang

menjadi bahan tertawaan dunia. Kesalahan pertama yang dilakukan Erika adalah berangkat

terlambat. Wajarlah masih pemula, jadi belum tahu bagaimana tata cara menyapa kakak

Pembina, meminta maaf karena dating terlambat dan meminta izin untuk mengikuti latihan

pramuka sore itu. Kakak-kakak Pembina pramuka menyuruh Erika supaya melakukan

penghormatan kepada kakak Pembina. Raut muka Erika seketika memerah dan lidahnya kaku.

Dia seakan-akan tidak mendengar perkataan kakak Pembina. Lalu, salah satu kakak Pembina

tersebut ada yang menyapa Erika dengan sapaan “selamat pagi”, dan Erika menjawab “selamat

pagi”. Teman-temannya pun menertawakannya. Kemudian kakak Pembina yang tadi, menyapa

Erika lagi dengan sapaan “selamat malam”. Anehnya Erika tetap membalas sapaannya tersebut

dengan sapaan “selamat malam”, dan seakan-akan suara itu reflex keluar dengan sendirinya,

tanpa adanya pemikiran terlebih dahulu. Kali ini kakak-kakak Pembina pramuka tertawa

terbahak-bahak dan salah satu dari mereka ada yang berkata “yes yes asek kena sasaran”. Dan

dari perkataan salah satu kakak Pembina itulah yang menjadika Erika berpikir, duh semakin

bergetar kaku tubuhnya. Kemudian kakak Pembina tersebut member sapaan lagi “selamat ulang

tahun”, dan untunglah Erika telah sadar kalau jawaban sapaannya tadi yang menjadika teman-

teman dan kakak-kakak Pembina tertawa terbahak-bahak. Awalnya dia tidak piker panjang

tentang sapaan-sapaan itu,dan saking gemeternya tubuh, akhirnya dia tidak sadar kalau waktu itu

adalah waktu sore hari. Sapaan yang terakhir akhirnya dijawab oleh Erika dengan kata “selamat

sore kak”. Setelah itu Erika dilatih bagaiman adabnya anak pramuka ketika terlambat dalam

mengikuti latihan pramuka. Lalu, salah satu kakak Pembina tadi menyuruh Erika masuk ke

barisan regunya. Erika gugup melihat barisan peregunya dan seakan-akan anggota pramuka dari

seluruh regu itu asing semuanya. Akhirnya, salah satu dari teman sekelasnya sekaligus teman

seregunya melambaikan tangannya untuk mengarahkan Erika, setelah itu Erika baris dibarisan

regu jasmine dan mengikuti kegiatan latihan pramuka pada sore itu.

Page 9: CERIS ETIKA 1.docx

Selang beberapa menit kemudian, salah satu dari kakak-kakak Pembina pramuka

mengumumkan bahwa adanya suatu pelanggaran, yaitu ada 2 anak yang memakirkan sepedanya

di depan pintu gerbang dan ada 1 anak yang sepedanya tidak dikunci. Kakak Pembina pramuka

mengumumkannya dengan memperlihatkan sebuah kunci sepeda yang sepedanya tidak dikunci

tadi. Muka yang baru saja telah lega karena telah diizinkan masuk ke dalam barisan regu, kini

berubah menjadi raut wajah yang memerah kaku. 2 sepeda yang melanggar peraturan itu adalah

punya Dafa dan Erika, dan yang tidak dikunci hanya milik Erika. Kakak Pembina pramuka

berkata “siapa yang merasa mempunyai 2 sepeda itu harap maju ke depan. Kalau tidak ada yang

mengaku, 2 sepeda itu akan dikempeskan bannya dan apabila tidak ada yang maju mengambil

kunci sepedanya waktu itu juga, maka akan dianggap milik kakak-kakak Pembina pramuka.

Awalnya semua anak-anak pramuka terdiam dan saling menoleh. Dan bertanya-tanya siapa yang

mempunyai kunci sepeda itu. Beberapa temannya Erika telah mengenali bahwa kunci itu milik

Erika. Mereka mencoba memaksa Erika supaya maju dan mengaku bahwa kunci tersebut adalah

meiliknya. Erika takut andaikan dipersusah dalam pengambilan kuncinya, dia juga takut kalau

ban sepedanya dikempeskan dan kuncinya disita, lantas dia tidak bisa pulang kalau seumpama

hal itu terjadi dan kalaupun jalan kaki pasti dia harus rela menanggng rasa malu jadi pusat

pandangan teman-temannya. Ditambah lagi perkataan salah satu teman seregunya “Ayyo tik

cepat maju! Entar keburu disita lho. Kemarin juga ada yang disita karena tidak diambil saat itu

juga”. Karena sugesti tersebut, seakan-akan ada yang mendorong tubuhnya Erika. Badannya

bagaikan es batu, yang dingin dan kaku karena karena rasa takut, dia malu karena jadi pusat

perhatian saat itu. Ketika mau mengambil kunci sepedanya, Erika justru dikerjain kakak-kakak

Pembina pramuka. Kunci sepedanya Erika terbuat dari benang emas dan barang perak yang

disatukan, sehingga membentuk bola. Nah, kakak-kakak Pembina pramuka menyuruh Dafa dan

Erika supaya melemparkan kuncinya Erika ke atas, lalu ditangkap menggunakan kaki dan jangan

sampai jatuh.

Awalnya Desi mau menamai regunya ‘regu sakura’, tapi tidak diperbolehkan oleh kakak-

kakak Pembina pramuka. Lalu muncul ide nama ‘regu jasmine’. Sebenarnya dimana-mana tidak

ada yang jualan atribut pramuka bertuliskan ‘Jasmine’, tapi dengan kekompakkan 10 anak itu

berfikir bagaiman caranya supaya bisa memakai atribut yang bertulis ‘Jasmine’. Kebetulan Desi

mempunyai kenalan tukang border, dengan kekreatifannya mereka membeli 10 atribut pramuka

yang bertuliskan ‘melati’. Lalu, tulisan itu diganti dengan bordiran ‘Jasmine’.

Page 10: CERIS ETIKA 1.docx

Jika dibandingkan dengan regu-regu yang lain, regu jasmine lah yang terkompak. Ada

beberapa anggota dari regu sebelah yang iri denga kekompakkan regu jasmine. Yang menjadikan

regu jasmine ramai yaitu adanya sosok Desi, Ulfa dan sosok duo batang. Jika mendengar kata

duo batang pasti bertanya-tanya apa sih artinya. Duo batang adalah sebutan 2 temannya Desi dan

Erika yang tinggalnya di Batang, yakni Nurul dan Nadiya, mereka berdua gokil banget. Kalau

ada mereka berdua pasti suasana yang tadinya sunyi menjadi ramai. Kalau Ulfa rumahnya di

Tirto, Kabupaten Pekalongan. Andaikan Nurul, Nadiya dan Ulfa kumpul jadi satu, wuih rahat

banget. Logat bicara mereka yang membuat suasana menjadi ramai.

Untuk persiapan kemah, regu-regu pramuka melakukan latihan tambahan guna

pematangan fisik dan materi kepramukaan, serta menyiapkan segala yang dibutuhkan di bumi

perkemahan . pada saat kegiatan kemah berlangsung, hal ini jelas menambah kesibukan semua

anak. Semua anggota dituntut supaya bisa menjaga fisik dan psikologinya, agar saat kemah

diadakan tetap dalam kebugaran.

Hampir setiap hari regu jasmine latihan pramuka, kadang latihan di sekolah dan kadang

latihan di rumah anggota regu jasmine dengan cara bergilir. Waktu libur sekolah yang

seharusnya digunakan untuk istirahat, justru dimanfaatkan regu jasmine untuk latihan

kepramukaan. Mereka benar-benar menyiapkan dengan matang, apa-apa yang bakal dibutuhkan

pada saat kemah. Menurut mereka, latihan yang paling memgasyikan adalah ketika latihan hari

jumat, dimana pada hari jumat adalah hari liburnya sekolah mereka. Mereka biasa bersepeda

menuju rumah temannya yang mendapat giliran tuan rumah dalam latihan pramuka. Bersepeda

bersama-sama adalah moment yang sangat menyenangkan, kadang lewat jalan raya dan kadang

lewat persawahan. Bercanda tawa di jalan raya seakan-akan bercanda di sekolah, tidak

memperdulikan banyaknya truk-truk angkutan. Biasanya apabila telah menempuh setengah

perjalanan, mereka istirahat sejenak melepas lelah dengan makan bekal yang dibawa. Apabila

latihan pada hari itu telah selesai, mereka gunakan waktu yang tersisa untuk refreshing ke

tempat-tempat hiburan seperti supermarket. Dan biasanya setelah jalan-jalan, mereka bermain

boom-boom car. Boom-boom car adalah sebuah permainan balap mobil yang terdapat di

supermarket terseburt. Hal ini yang menambah kelengketan diantara mereka.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, semua anak pramuka yang mengikuti kemah

diharapkan berangkat pukul 15.00. diantara mereka ada yang berangkat lebih awal dan ada yang

Page 11: CERIS ETIKA 1.docx

berangkat lebih akhir. Semua regu berbaris untuk melaksanakan upacar pemberangkatan . setelah

mendapat pengarahan dari kepala sekolah, mereka dituntun kakak-kakak Pembina pramuka

supaya naik truk yang telah sengaja disediakan untuk alat transportasi menuju bumi perkemahan

pagilaran.

Dalam perjalanan awalnya mengasyikan, namun ketika telah sampai di daerah dataran

tinggi, tidak sedikit dari mereka yang muntah karena faktor jalannya yang tidak rata. Dikit-dikit

jatuh terombang-ambing ketiks-ta melewati tikungan, apalagi jika melewati tikungan tajam, pasti

ts mereka berjatuhan dan menimpa mereka sendiri. Di dalam truk terdiri dari puluhan anak

pramuka dan mereka serasa berada di dalam sebuah truk angkutan sapi-sapi.

Sesampainya di bumi perkemahan, mereka segera turun dari truk. Lalu, salah satu kakak

Pembina pramuka memarahi mereka karena mereka hanya sekedar turun tanpa membawa bekal-

bekalnya. Mereka segera diarahkan supaya berbaris dan saling oper-mengoper barang-barang

yang dibawa, sehingga pekerjaan tersebut cepat selesai dan tidak begitu melelahkan. Setelah

pekerjaan itu selesai, tiap regu diberi uang Rp. 20.000 oleh kakak Pembina pramuka, supaya

digunaka untuk belanja. Yang kemudian belanjaan itu diolah jadi masakan dan sebagai lauk pada

sore itu. Warung yang tersedia disana sangat terbatas, sehingga perwakilan per-regu yang

mendapatkan giliran masak sore itu berlarian ke jalana yang menaik, demi mendapatkan sayur-

mayur dan bahan-bahan masak lainnya yang yang mereka butuhkan. Terkadang ada regu yang

kehabisan bahan-bahan masak, sehingga bingung mau masak apa. Sebenarnya jarak berapa

meter dari bumi perkemahan ada sebuah pasar, tapi pasar itu hanya buka pada musim-musim

tertentu saja. Dan pada saat kegiatan perkemahan berlangsung kebetulan gilirannya pasar itu

tutup. Setelah nasi dan lauk telah siap dihidangkan, mereka berkumpul untuk makan bersama

dan saat itu juga adalah saat yang tidak disangka-sangka, ternyata kakak-kakak Pembina

pramuka melakukan penilaian tentang masakan per-regu.

Setelah makan bersama selesai, mereka bergegas mempersiapkan diri untuk

melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Sore hari di Pagilaran, kabut sangat menebal, sampai-

sampai pandangan di depan mereka kurang jelas.

Setelah shalat maghrib berjamaah selesai, mereka berkumpul di sebuah tempat. Dimana

tempat itu memang sudah disediakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kepramukaan. Di

Page 12: CERIS ETIKA 1.docx

dalam pramuka tidak terlalu difikirkan seberapa pintarnya anak tersebut, akan tetapi yang lebih

dinilai adalah kesopanannya, kedisiplinannya dan keberaniannya dalam mengungkapkan

pendapatnya. Sebagai contohnya adalah Wiwit, disaat sedang kumpul-kumpul membahas

tentang segenggam buku kepramukaan, salah satu dari kakak-kakak Pembina pramuka bertanya

tentang perkara yang ada di dalam buku kepramukaan. Semua anak pramuka terdiam, mungkin

dari beberapa dari mereka ada yang mengetahui jawabannya, tapi takut untuk

mengungkapkannya. Dan tiba-tiba ada suara yang memberanikan diri berpendapat. Setelah itu

kakak-kakak Pembina pramuka menyuruh semua anak-anak pramuka bertepuk tangan atas

keberaniannya untuk mengungkapkan pendapatnya. Walaupun sebenarnya pendapat dia itu

kurang tepat, akan tetapi Wiwit mendapatkan nilai plus. Ternyata di dalam buku kecil

kepramukaan ada kolom yang berbunyi “berani mengungkapkan pendapatnya”, dan akhirnya

dikolom tersebut ditanda tangani oleh kakak Pembina pramuka. Sebagai contoh lagi ketika

pemanasan pada pagi hari yang tercantum juga dibuku kecil kepramukaan yang tertulis “olahraga

selama 15 menit”, akan tetapi anak-anak pramuka mengeluh sebelum 15 menit. Dan setelah itu

kakak-kakak Pembina pramuka mengungkapkan seandainya anak-anak pramuka berolahraga

selama 15 menit, maka buku kecil kepramukaan yang kolom olahraga akan ditanda tangani

semua. Akhirnya anak-anak pramuka menyesal.

Selang beberapa menit kemudian adzan isya dan mereka segera melaksanakan shalat isya

berjamaah. Setelah shalat isya berjamaah mereka berkumpul untuk makan malam. Lalu, semua

pimpinan regu disuruh menhadap kakak-kakak Pembina pramuka, dan ternyata mereka akan

dimarahi kakak-kakak Pembina karena telah lancang memasukan barang-barangnya ke dalam

tenda. Padahal ketua pimpinan regu tidak tahu kalau anggotanya memasukan barang-barangnya

ke dalam tenda. Begitulah nasib sebagai ketua pimpina regu. Sebab kelancangan anggota

pramuka, ketua pimpina regu yang terkena batunya. Dan akibatnya semua regu disuruh tidur

ditenda yang penuh dengan air hujan. Bagaimanapun juga ini melatih mereka agar lebih hati-hati

lagi dalam bertindak. Mereka tidur dengan mengenakan jas hujan. Di dalam kepanikan beginipun

regu jasmine tetap ceria dan membuat kegaduhan tenda tetangga.

Tendanya regu jasmine adalah tenda yang paling berantakan, sampai-sampai dinilai

kakak Pembina seperti pasar tiban, karena baju-baju yang bergelantungan. Berbeda jauh dengan

regu matahari, regu matahari adalah regu yang tendanya bersebelahan dengan regu jasmine.

Page 13: CERIS ETIKA 1.docx

Wajarlah, regu matahari hanya 7 anak, tendanya juga mewah dan juga tidak tembus air, jadi

paling rapih tatanannya.

Kegiatan selanjutnya adalah tidur malam. Dan bangun tidur jam 3, shalat tahajud dan

dilanjutkan olahraga pagi. Pagi hari disana sangat dingin, apalagi airnya seperti air es. Jadi,

selama 3 hari kemah disana jarang mandi. Desi tidak mandi selama 3 hari disana dan Erika baru

1 kali mandi disana, itu saja mandi dari rumah penduduk. Karena salah satu penduduk di sekitar

bumi perkemahan ada yang kenal dengan orang tuanya. Setelah olahraga, yang gilirannya masak

segera belanja dan memasak. Lalu, sarapan bersama, setelah itu diisi dengan kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat. Hingga siang harinya pencarian jejak ke kebun teh dan out bound. Saat

pencarian jejak terasa rahat sekali. Muter-muter jalan kecil dalam kebun teh, sampai regu

rajawali tersesat, salah belok. Setelah out bound, anak- anak dipaksa untuk mencoba flying fox

dan menyebrangi sungai melalui jembatan yang panjang. Ada salah satu anak laki-laki ketika

ditengah-tengah jembatan gantung menangis dan berteriak “Ibu…Ibu…”. Padahal dia berbadan

gemuk dan tinggi. Semua anak pramuka yang melihat kejadian itu tertawa terbahak-bahak.

Malam terkhir di bumi perkemahan diadakan kegiatan api unggun. Inilah saat yang tepat

untuk mempertunjukan bakat-bakat mereka. Ada yang bernyani dan ada juga yang menari.

Setelah penampilan-penampilan bakat, Pembina pramuka mengumumkan kejuaraan regu dalam

kemah yang telah dilaksanakan dengan lancar. Juara I diraih oleh regu singa, juara II diraih oleh

regu matahari dan juara III diraih oleh regu mawar. Semua regu terheran mengapa regu jasmine

justru tidak juara. Padahal semua anak pramuka telah mengira bahwa yang juara I itu adalah regu

jasmine, karena regu jasmine adalah regu yang paling kompak dan yang mayoritas anggotanya

cerdas-cerdas.

Esok harinya, tepat tanggal 20 Desember 2012 adalah hari terakhir di bumi perkemahan.

Pada hari itu bertepatan denga hari ulang tahunnya Riska dan kak Qori’. Riska adalah salah satu

anggota regu jasmine dan kak Qori’ adalah salah satu kakak Pembina pramuka. Kakak-kakak

Pembina yang lain mengadakan perlombaan tiup balon, lalu dilepas balonnya dan siapa yang

sampai finish terlebih dahulu dialah pemenangnya. Dan setelah itu, kakak-kakak Pembina

pramuka menyuruh semua anak pramuka supaya balonnya ditiup dan diikat lalu diberikan

kepada Riska dan kak Qori’, disertai nyanyian lagu “selamat ulang tahun”. Suasana menjadi

romantic, ditambah lagi orang tuanya Riska datang dan memberi kue ulang tahun untuknya. Dan

Page 14: CERIS ETIKA 1.docx

akhirnya semua kegiatan dalam kepramukaan telah selesai, dilanjutkan perjalanan menuju ke

sekolah. 3 hari yang penuh pelajaran dan kenangan yang dapat dijadikan pengalaman.

Selang beberapa hari kemudian, diadakan pembagian kelas. Desi masuk ke kelas 8C,

begitu pula Erika. Sebelumnya, Erika sangat berharap agar dapat satu kelas dengan Desi. Setiap

kali sesudah shalat, Erika selalu bermunajat agar didekatkan dengan Desi. Dan kemudian

do’anya tersebut terkabulkan. Saat melihat Desi duduk dibelakangnya Erika, Erika sangat

senang. Kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata- kata. Desi duduk di bangku

nomor 4 bersama Mira, sedangkan Erika duduk di bangku nomor 3 bersama Rahma.

Rahma adalah teman akrabnya Erika sejak kelas 7. Rahma tinggal di Pondok Pesantren

yang terletak di dekat sekolahnya. Kadang- kadang Erika berkunjung ke Pondok Pesantrennya

Rahma. Suasana di Pondok Pesantren sangatlah damai. Rasa kekeluargaan juga terjalin diantara

anak- anak pondok pesantren. Setiap kali ada temannya Rahma yang menghampirinya ke

Pondok Pesantren, pasti disambut ramah penuh sopan santun oleh teman- teman sepondok

pesantrennya. Kerahatan mereka saat mencuci bersama, makan bersama, belajar bersama, dan

bercanda bersama menimbulkan rasa simpati bagi yang seseorang yang melihatnya.

Orang- orang berkata kalau Rahma itu mempunya saudara kembar, yakni Nadiya. Jika

dilihat dari segi raut wajah dan warna kulit, memang nampak kembar. Banyak temannya yang

tidak bisa membedakan mana yang Nadiya dan mana yang Rahma. Dan salah panggilpun bukan

perkara yang asing. Anehnya, wajah mereka berdua juga hampir mirip dengan wajahnya Desi.

Jadi, serasa ada kembar tiga di kelas 8C. Desi sebenarnya tidak senang ketika namanya disebut

dalam anggota siswi kelas 8C. Tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk masuk ke kelas 8C.

Dia justru berdo’a supaya tidak masuk ke kelas 8C. Karena, mayoritas anak- anak yang masuk

ke Kelas 8C …………………………………….

Erika duduk bersama Lili dan Diva. Sebenarnya dia sangatlah tidak setuju dengan

keputusan itu. Awalnya, Erika janjian akan duduk bersama Rahma. Tapi karena diotak-atik oleh

ketua pengurus study tour, maka terima ataupun tidak terima Erika harus duduk bertiga bersama

teman yang kurang dekat dengannya. Sebelahnya adalah bangku anak laki- laki dan belakangnya

juga bangkunya anak laki- laki. Erika merasa tidak nyaman. Apalagi kelas 8C satu bus bersama

Page 15: CERIS ETIKA 1.docx

dengan kelas 8F. Erika kurang klop dengan anak- anak kelas 8F. Bus yang ditumpangi kelas 8C

dan kelas 8F berbeda dengan bus yang ditumpangi kelas lain. Bus yang mereka tumpangi jauh

lebih elit jika dibandingkan dengan bus yang lain. Hanya busnya kelas 8C dan 8F yang terdapat

kamar mandi dan area smookingnya. Banyak siswa kelas lain yang iri dengan hal tersebut.

Bus pariwisata mereka melaju sekitar jam 5 sore. Sebelum bus tersebut melangkah

menjauhi sekolah, salah satu guru pendamping study tour memimpin do’a didalam bus nya

masing- masing. Tujuan awal menuju ke “MAKAM SUNAN GUNUNG JATI”. Makam Sunan

Gunung Jati terletak di Kota Cirebon, Jawa Barat. Perjalanan menuju ke Makam Sunan Gunung

Jati membutuhkan waktu sekitar 4 jam, apabila tidak ada halangan seperti kemacetan.

Ketika hampir sampai tujuan, tim pemandu wisata menasehati siswa- siswa agar lebih

berhati- hati ketika sampai di Makam Sunan Gunung Jati. Tim pemandu wisata mengingatkan

agar siswa- siswa jangan sekali- kali mencoba memperlihatkan barang berharganya didepan para

pengemis. Karena para pemandu wisata lebih berpengalaman dalam hal tersebut. Disana banyak

sekali pengemis, dan tidak jarang dari pengemis- pengemis itu bertingkah kurang ajar, tidak

berterima kasih tapi justru meminta lebih. Maka dari itu para pemandu wisata selalu

mengingatkan hal penting tersebut, karena mengingat telah banyaknya korban pencopetan

disana. Hal itu terjadi juga karena keteledoran orangnya. Jika berhati- hati Insyaa Allah semua

akan baik- baik saja.

Sebelum memasuki area Makam Sunan Gunung Jati, salah satu guru agama di

Sekolahnya Erika juga memberi nasehat agar jangan sekali- kali meniru tingkah laku orang-

orang yang berada di Makam Sunan Gunung Jati. Mungkin yang dimaksud oleh guru agama itu

adalah tingkah laku kesyirikan orang- orang yang juga sedang berta’ziyah disana. Banyak ibu-

ibu yang berta’ziyah disana disertai dengan tingkah laku kesyirikannya, seperti melempar bunga

tujuh rupa ke Makam Sunan Gunung Jati lalu mengusap- usapkan bunga yang telah dilempar tadi

ke gerbang Makam Sunan Gunung Jati, lalu bunga tadi dicium- cium yang kemudian dibungkus

dan dibawa pulang. Mereka masih mempercayai takhayul- takhayul tersebut. Mereka

beranggapan bahwa bunga tujuh rupa yang telah diusap- usapkan di gerbang Makam Sunan

Gunung Jati akan membawa keberkahan hidup.

Page 16: CERIS ETIKA 1.docx

Maka dari itu, guru- guru pendamping study tour terus mengingatkan hal tersebut kepada

siswa- siswanya, agar sepulang dari study tour tidak ada yang membawa paham- paham takhayul

yang menyesatkan. Karena sekolah mereka di Salafiyah, seharusnya mereka harus mampu

menentang hal- hal yang semacam itu dan kalau bisa, ingatkanlah kepada mereka bahwa selama

ini mereka telah mempercayai kepercayaan yang salah. Perkara yang mereka lakukan tersebut

termasuk perilaku kesyirikan, dan syirik itu termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni oleh

Allah SWT. Selain itu, ada juga tingkah laku orang- orang yang berta’ziyah di Makam Sunan

Gunung Jati yang menggambarkan kesyirikan pula. Melempar uang koin ke Makam Sunan

Gunung Jati, dengan anggapan bahwa mereka yang melempar uang- uang koin tersebut akan

segera menerima kekayaan yang berlimpah sepulang dari ta’ziyah. Kebanyakan dari mereka

yang melakukan hal semacam itu dikarenakan mereka tidak mau jika kebiasaan nenek- neneknya

yang telah turun- temurun hilang begitu saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya ilmu agama

islam yang membaur dalam masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari majlis ta’lim yang masih

kalah ramainya dengan konser- konser dangdut. Masih terlalu kentalnya perilaku keseharian

mereka dengan adat istiadat nenek moyangnya.

Setelah dirasa telah cukup di Makam Sunan Gunung Jatinya, dilanjutkan ke objek wisata

selanjutnya. Bus mereka menuju “ARGO WISATA AIR TERJUN CIATER” yang terletak di

daerah Jawa Barat. Rombongan siswa- siswa SMP Salafiyah Pekalongan tiba di objek wisata air

terjun Ciater sekitar jam 3 dini hari. Mereka merasa kedinginan disana, karena cuacanya berbeda

dengan cuaca di daerah Kota Pekalongan. Semua siswa maupun para pendamping study tour

segera menuju ke loket pembelian tiket masuk. Mereka tidak sabar ingin segera memandang

keindahan alam yang sebelumnya telah terbayang- bayang dalam benak mereka. Siswa- siswa

diperkenankan untuk langsung masuk ke area wisata, karena pembayaran tiket masuk telah

diurus oleh tim pemandu wisata. Mereka segera berlarian untuk menikmati pemandangan alam

yang tidak dapat ditemukan di daerah Kota Pekalongan. Erika tak henti- hentinya mengucap

tasbih atas keagungan Allah SWT. Sepanjang hidupnya, baru kali ini Erika melihat

pemandangan yang seindah air terjun Ciater. Sebelumnya, dia mampu melihat keindahan alam

semacam itu hanya dari gambar- gambar lukisan dinding maupun hanya dari tayangan televisi.

Dia akhirnya berpikir kemana- mana. Otaknya bekerja keras, membayangkan betapa

bersyukurnya dia karena mampu melihat keindahan alam Ciater.

Page 17: CERIS ETIKA 1.docx

Dia membayangkan betapa menyesal teman- temannya yang tidak dapat

mengikuti study tour hanya karena faktor ekonomi. Erika jadi teringat pengorbanan

orangtuanya yang bekerja keras hingga rela sakit- sakitan hanya demi kebahagiaan anak-

anaknya. Padahal dia sebagai anaknya tidak pernah memikirkan betapa keras

pengorbanan orangtuanya. Hebatnya lagi, tanpa sedikitpun beliau menampakkan rasa

lelah dan rasa sakitnya ketika berhadapan dengan anak- anaknya. Beliau tidak mau kalau

anak- anaknya mengetahui cara banting tulangnya yang sangat menguras tenaga. Yang

beliau inginkan hanyalah ketekunan dan kesungguhan anak- anaknya dalam menuntut

ilmu, agar mereka tidak bernasib seperti ayah ibunya yang harus bersusah payah terlebih

dahulu demi mendapatkan sesuap nasi. Dalam hati Erika menangis memikirkan kedua

orangtuanya. Apalagi memikirkan perjuangan ibunya yang membantu keuangan keluarga

dengan cara berdagang kecil- kecilan. Karena jika hanya mengandalkan rezeki yang

didapat oleh ayahnya, kemungkinan besar tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidup

keluarga mereka. Apalagi Erika mempunyai 2 adik yang kedua- duanya sekolah di MSI

11 NURUL ISLAM. MSI 11 NURUL ISLAM adalah sebuah sekolah swasta yang

sederajat dengan SD. Biaya di sekolah ini sangatlah berbeda dengan biaya di Sekolah

Dasar pada umumnya. Walaupun biayanya jauh lebih mahal dari sekolah- sekolah pada

umumnya, akan tetapi kedua orangtuanya Erika tetap menginginkan yang terbaik untuk

pendidikan anak- anaknya, terutama pendidikan agama islamnya. Bagaimanapun

pekerjaannya akan dilakukan kedua orangtuanya Erika dengan penuh suka cita, asalkan

pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang halal dan semata- mata mengharap ridho dari-

Nya. Kedua orangtuanya sangatlah memanjakan Erika. Berbagai cara beliau lakukan

agar Erika bahagia. Hal ini yang menjadikan Erika semakin semangat belajar dan disertai

tuntutan dari dalam dirinya sendiri bahwasanya dirinya harus sukses. Dia ingin

meninggikan derajat kedua orangtuanya disisi Allah SWT. Dan dimata makhluk-Nya.

Siswa- siswa dan para pendamping study tour melaksanakan shalat berjama’ah di

Masjid yang telah disediakan didalam area Ciater. Setelah shalat berjama’ah, dilanjutkan

jalan- jalan mengelilingi Ciater sambil mencoba mandi di Air Terjunnya. Badan yang

semula pegal- pegal terasa lebih bugar setelah mandi di Air Terjun Ciater. Air Terjun

Ciater mengandung sebuah unsur sulfur atau yang lebih dikenal dengan belerang. Setelah

melihat beberapa bentuk air terjun yang terdapat di Ciater, dilanjutkan mandi di ruang

Page 18: CERIS ETIKA 1.docx

bilas yang terletak di beberapa titik tempat Ciater. Mereka mencari- cari kemana saja titik

ruang bilasnya itu dengan berlarian naik turun jalan pegunungan yang sangat licin dan

tentunya diperlukan sikap penuh hati- hati untuk mengurangi resiko kecelakaan. Mereka

mengantri bilas karena yang disana bukan hanya siswa- siswa SMP SALAFIYAH

PEKALONGAN, akan tetapi ada juga siswa- siswa dari SMP lain dan disana terdapat

pula para turis. Setelah selesai bilas dan ganti baju, Erika foto- foto bersama Tya, Rahma,

Mira dan Lili. Dia tidak tahu kemana rombongan anak kelas 8C pergi. Setelah beberapa

lama foto- foto, mereka merasa kehilangan jejak teman- temannya. Mereka tidak melihat

sosok siswa- siswa SMP SALAFIYAH PEKALONGAN disekitarnya. Akhirnya mereka

berlima berjalan menuju pintu keluar. Dan rupanya di Taman dekat pintu keluar terdapat

siswa- siswa kelas 8C sedang berkumpul bersama Bu Ida, wali kelas 8C. Ternyata

mereka barusaja foto bareng- bareng. Erika, Rahma, Mira, Tya dan Lili merasa menyesal

karena tidak mengikuti foto bersama wali kelasnya.

Setelah itu dilanjutkan menuju ke Rumah Makan Hutan. Suasana disana juga

tidak kalah asrinya dengan suasana di Air Terjun Ciater. Di Rumah Makan Hutan

terdapat beberapa permainan dan terdapat banyak titik tempat yang cocok untuk

dijadikan background foto. Waktu itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya Alya. Alya

takut jika melihat buah pisang. Kebetulan ada buah pisang yang disediakan oleh Rumah

Makan Hutan yang dijadikan menu tambahan pencuci mulut. Anak- anak kelas 8C

mengambil buah pisang itu, lalu menghampiri Alya dan memperlihatkan buah pisang itu

kepada Alya. Alya langsung berteriak sekeras- kerasnya dan dia hampir saja jatuh

kedalam jurang karena berlari tanpa terkendali. Bahkan karena terlalu takutnya dia

terhadap pisang, dia rela menjatuhkan dirinya kedalam jurang. Karena sikap kriminalnya

itu, akhirnya teman- temannya Alya berhenti menakut- nakutinya. Mereka takut kalau

Alya benar- benar nekad untuk melompat ke jurang. Alya adalah tipe anak yang keras

kepala dan teguh terhadap pendiriannya. Dia juga tipe anak yang serius dengan setiap

perkataannya. Teman- temannya telah mengetahui sikapnya itu. Maka dari itu, mereka

segera membujuk Alya supaya menjauhi jurang. Alya tetap mempertahankan posisinya,

jongkok di pinggir jurang. Dia tidak mau berpindah tempat apabila teman- temannya

belum berjanji kalau mereka tidak akan menakut- nakutinya dengan pisang lagi. Dia juga

tidak mau berpindah tempat, jika masih ada temannya yang memegang buah pisang.

Page 19: CERIS ETIKA 1.docx

Karena perjanjian tersebut, akhirnya teman- temannya tidak ada yang berani menakut-

nakutinya lagi. Masalah buah pisang telah selesai, kemudian Alya ditantang Pak Hakim

supaya naik flying fox. Niatnya sih mau ngerjain Alya. Berhubung Alya sudah merasa

bahwa dirinya bakal dikerjain Pak Hakim dan kawan- kawannya. Maka dengan suara

lantang, Alya menolak tantangan dari Pak Hakim tersebut. Hiburan flying fox di Rumah

Makan Hutan sangat keren. Ketika berada di ketinggian tersebut, serasa terbang diatas

hutan-hutan. Dan setidaknya kita dapat merasakan jadi orang utan.

Lalu melanjutkan perjalanan menuju “TRANS STUDIO BANDUNG”.

Sesampainya didepan Trans Studio Bandung, semua anak telah membayangkan wahana

apa saja yang akan mereka coba. Setelah itu mereka harus mengantri terlebih dahulu

ketika hendak memasuki area Trans Studio Bandung. Setelah mengantri cukup panjang,

akhirnya mereka dapat merasakan secara langsung kemegahan bangunan yang selama ini

hanya dapat mereka lihat melalui televisi dan internet. Disana terdapat puluhan wahana

permainan. Dari sekian wahana yang ada di Trans Studio Bandung lebih banyak yang

mengarah kepada tantangan. Wahana- wahana disana benar- benar menantang.

Berbahagialah bagi anak yang suka dengan sesuatu yang menantang. Disanalah surganya

bagi anak- anak yang suka tantangan.

Dan bagi anak yang takut dengan suatu tantangan pasti akan menyesal karena

selama disana tidak mencoba banyak wahana. Erika adalah anak yang takut akan suatu

wahana yang menantang. Karena dia mudah muntah- muntah ketika mencoba wahana

yang menantang. Dia juga tipe anak yang takut akan ketinggian.

Pernah sekali dia mencoba wahana kora- kora di pasar malam Sorogenen bersama

Alya, Jihan dan adik- adik kelasnya. Waktu itu barusaja buka bersama di Sekolah.

Awalnya Erika menolak ajakan Alya untuk naik kora- kora, karena dia telah sadar bahwa

dirinya itu muntahan. Akan tetapi Alya terus saja memaksanya. Akhirnya Erika berpikir

untuk mencobanya. Waktu kora- koranya digerakkan makin lama makin cepat

gerakannya dan Erika merasa bahwa dirinya terombang- ambing. Dia hanya pasrah

sambil memegang erat Alya dan lisannya tak berhenti berdzikir. Alya justru terlihat

tertawa lepas, karena mendengar jeritan orang- orang disekitarnya. Alhasil, saat kora-

kora hendak berhenti, Erika sudah tidak bisa menahan rasa mualnya dan saat itulah dia

Page 20: CERIS ETIKA 1.docx

memuntahkan cairan makanan yang telah tertelan di perutnya. Ketika yang lain menjauhi

Erika karena jijik, Alya justru mendekati Erika dan membantu membersihkan cairan

makanan yang keluar dari perutnya itu. Bahkan bajunya Alya terkena cairan itu, tapi dia

tidak merasakan jijik sedikitpun. Malam itu Erika terlihat sangat lemah tak berdaya. Tak

pandang tempat, lempengan kayu pun dia gunakan untuk berbaring. Tidak ada rasa malu

sedikitpun.