case study

Upload: haeruddin-syafaat

Post on 15-Jul-2015

121 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi, saling bergantung, saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Di dalam kelompok formal, perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukkan ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi. Perilaku seorang anggota sangat ditentukan akan alasannya bergabung dalam suatu kelompok antara lain adalah memperoleh rasa aman, memiliki status, harga diri, ada afiliasi sebagai kebutuhan sosial, memiliki kekuatan, dan untuk pencapaian tujuan. Peran dan tugas pemimpin dalam suatu kelompok sangat mempengaruhi tingkat potensial suatu kelompok kerja terutama dalam mengkoordinir, mengarahkan, menginisiasi, mendorong, serta menjaga harmoni. Prinsip efisien dan efektifitas sangat penting diperhatikan pemimpin, yaitu dalam mengevaluasi kinerja dan perilaku mana yang perlu diperbaiki, menganalisa dan memahami permasalahan perilaku dalam tim. Pada akhirnya hasil kerja tim dapat produktif karena anggota kooperatif, terstimulasi, berpartisipasi aktif, disiplin, dan memiliki kemampuan yang meningkat sehingga kelompok dapat sukses mencapai tujuan organisasi. B. TUJUAN Tujuan Umum : Mahasiswa mampu mengidentifikasi langkah-langkah yang ditempuh oleh Manajer/Kepala Ruangan untuk memfasilitasi partisipasi kelompok agar lebih dinamis dan produktif. Tujuan Khusus : 1. Mampu menguraikan langkah-langkah dalam meningkatkan pasrtisipasi kelompok

1

2. Mampu menguraikan teori dinamika kelompok 3. Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan dinamika kelompok 4. Mampu mengidentifikasi permasalahan pada kasus Ns. Mirna dan pemecahan masalahnya. C. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Sistematika Penulisan BAB II BAB III BAB IV : Tinjauan Teoritis : Kasus dan Pembahasan : Simpulan dan Saran

2

BAB. II TINJAUAN TEORI A. KEPEMIMPINAN 1. DEFENISI b. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan dan pencapaian tujuan (Stogdill, Swansburg, 1995). c. Pemimpin adalahseorang yang memimpin, memprakarsai tingkah laku sosial dengan cara mengatur, mengarahkan, mengorganisir, mengendalikan orang lain melalui suatu kekuasaan atau posisi (Fairchild, Henry Pratt, 1960) 2. PEMIMPIN EFEKTIF Pemimpin yang efektif adalah seorang yang berhasil untuk menjalankan pengaruh pada orang lain untuk bekerja sama dengan produktif dan memuaskan. Hal-hal yang dibutuhkan untuk efektifnya seorang pemimpin antara lain : a. Menurut Tappen (1995) adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Pengetahuan yang adekuat Memiliki kesadaran diri Komunikasi yang jelas dan efektif Memobilisasi energi / kekuatan Membuat tujuan Melakukan tindakan c. 1) a) b) c) d) Penyesuaiaan Ketegasan Pengetahuan Kelancaran berbicara Sifat kepemimpinan (Gibson dan Donnelly, 1982) meliputi : Intelegensia

3

2) a) b) c) d) e) f) g) h) 3) a) b) c) d) e) Kepopuleran dan kemasyuran

Kepribadian Kemampuan adaptasi Ketentuan Kreatifitas Kerja-sama Integritas personal Kepercayaan diri Keseimbangan dan kontrol emosional Kemandirian (non konformitas) Kemampuan

Kemampuan untuk mendapatkan kerja sama Kemampuan sosial (interpersonal) Partisipasi sosial Bijaksana, diplomatis 3. PERAN PEMIMPIN DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK B. DINAMIKA KELOMPOK 1. DEFENISI Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika yang memiliki arti tingkah laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik. (Aziz,2004). Sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang sama. Jadi dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antar anggotanya yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. (Aziz, 2000). Dinamika kelompok mencakup kajian dan analisa tentang bagaimana orang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam suatu kelompok kecil. Kajian tentang dinamika kelompok memberikan sarana untuk menganalisa

4

komunikasi kelompok dengan maksud mengubah kelompok agar lebih efektif (Davis, 1981; La Monica 1979). 2. FUNGSI DAN TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK Fungsi Dinamika Kelompok : (Aziz, 2004). b. c. Antara individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama Individu dapat lebih termudahkan dalam segala pekerjaan karena saling membutuhkan. pekerjaan yang dilakukannya tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan seseorang. d. e. Pemecahan masalah dapat teratasi dan mengurangi beban Meningkatkan masyarakat yang demokratis, karena individu satu pekerjaan sehingga waktu dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien. dengan yang lainnya dapat memberikan masukan dan berinteraksi dengan yang lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat. Lippit dan Seashore (1980) menekankan tujuan yang lebih spesifik dari kajian dinamika kelompok. Tujuan pemimpin adalah mengembangkan tim yang efektif dengan memfasilitasi : 1. Pemahaman yang jelas tentang maksud dan tujuan 2. Kelenturan dalam cara bagaimana kelompok mencapai tujuan 3. Komunikasi dan pemahaman yang efektif diantara anggota tentang perasaan, tingkah laku pribadi, ide dan hal-hal berkaitan dengan tugas 4. Strategi pengambilan keputusan yang efektif yang memastikan adanya komitmen anggota dalam keputusan-keputusan penting 5. Keseimbangan yang tepat antara produktifitas dan kepuasan pribadi 6. Kedewasaan kelompok sehingga tanggungjawab pemimpin dapat dibagikan sesuai dengan kemampuan dan kemauan kelompok 7. Kepaduan kelompok sambil tetap mempertahankan pemenuhan kebutuhan kebebasan pribadi 8. Menggunakan perbedaan kemampuan anggota kelompok

5

9. Bagaimana kelompok mengatasi masalahnya sendiri 10. Keseimbangan antara emosi danperilaku rasional , mengendalikan emosi kedalam kerja tim yang produktif. 3. APA YANG PERLU DIAMATI DALAM KELOMPOK b. Tujuan Kelompok Tujuan bersifat formal maupun informal, menunjukkan tugas kelompok, dan perilaku kelompok adalah bagaimana menyelesaikan tugas tersebut. c. Latar Belakang Kelompok Riwayat dan tradisi kelompok secara langsung berpengaruh pada hidup kelompok. Tradisi, norma-norma, prosedur dan aktifitas harus diteliti dalam hal bagaimana berpengaruh terhadap kelompok. Aspek positif perilaku kelompok masa lalu (pemimpin memiliki kemungkinan untuk membantu menyelesaikan tugas) harus diusahakan. Strategi untuk meniadakan dimensi negatif sebelumnya harus diimplementasikan. d. Partisipasi Kelompok Sasaran pemimpin harus membantu kemungkinan partisipasi sistem sumber daya manusia. Tingkat potensi kinerja suatu kelompok sebagian besar bergantung pada sumber daya yang dibawa masing-masing anggota kelompok, yang meliputi : 1) Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan Kinerja kelompok dapat dinilai dari pengetahuan, dan kemampuan dari masing-masing anggota kelompok terutama menentukan parameter apa yang dapat dilakukan oleh anggota-anggotanya dan efektif mereka melakukan sesuatu untuk kelompok. Ketrampilan hubungan antar personal secara konsisten penting untuk kinerja kelompok yang tinggi, semua ini mencakup manajemen konflik dan resolusinya, pemecahan masalah kolaboratif dan komunikasi (mendengar tanpa melakukan penilaian & menggnakan secara tepat teknik pendengaran yang efektif).

6

2)

Karakteristik Kepribadian Sikap yang cenderung mempunyai konotasi positif dalam budaya cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas, semangat dan kekohesifan kelompok. Ini mencakup ciri-ciri seperti misalnya kemahiran bergaul, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Berlawanan dengan hal tersebut karakteristik yang dievaluasi secara negatif seperti otoritarianisme, dominasi dan ketidak-konvensionalan. Ciri-ciri kepribadian ini mempengaruhi kinerja kelompok bagaimana individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya.

3)

Struktur Kelompok Kelompok kerja mempunyai struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan perilaku individu dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Variabel struktur kelompok diantaranya kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, komposisi kelompok, dan tingkat penyerapan kelompok. 4) Kepemimpinan formal Hampir setiap kelompok mempunyai pemimpin formal. Pemimpin ini dapat memainkan peranan penting dalam keberhasilan kelompok. Perilaku pemimpin formal dalam sebuah kelompok dapat bervariasi dari kontrol total sampai dengan pendelegasian atau kontrol total oleh kelompok Hal ini berarti bahwa fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menggerakan sebuah kelompok kearah tujuan dapat dipegang pemimpin atau dapat menjadi tanggungjawab anggotanya. 5) Peran Agar tujuan tercapai, harus ada dua kategori fungsi dalam kelompok yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan. Benne dan Sheats (1948) mengidentifikasi 3 kategori utama peran kelompok : 2.1.) Peran Tugas 2.1.1) Inisiator, memperkenalkan ide atau prosedur baru, mencoba membuat gerakan menuju tujuan.

7

2.1.2) pendapat. 2.1.3) 2.1.4) lain. 2.1.5) bahan 2.1.6) keputusan pertemuan. 2.2. ) Peran pemeliharaan

Pencari informasi, menyediakan informasi

yang dibutuhkan, berespon terhadap usulan, minta Evaluator, menentukan dimana posisi

kelompok didalam masalah, mengevaluasi kemajuan. Koordinator, mengumpulkan ide-ide dan membangun berdasarkan landasan sumbangan ide orang Teknisi Prosedur, mempercepat kerja

kelompok dengan melakukan tugas rutin, membagikan Pencatat, dan mencari ide-ide, keputusanlaporan

anjuran-anjuran,

membuat

2.2.1) Pendorong, memberikan kehangatan dan dukungan pada kontribusi orang lain, menerima apa yang diakatakan oleh setiap anggota. 2.2.2) Penjaga Harmoni, menemukan perbedaan antara dan diantara anggota untuk mendamaikan perselisihan. 2.2.3) Penyusun Standar, menimbulkan kesadaran kelompok akan norma dan standar kelompok. 2.2.4) terbukanya waktu. 2.3. ) Peran Orientasi pada diri sendiri. 2.3.1) Agresor, merendahkan status orang lain, menyerang kelompok, pribadi dan anggotanya dan tugas-tugas, menunjukan rasa iri terhadap kontribusi anggota. 8 Penjaga saluran Pintu, komunikasi, mempertahankan memungkinkan

terjadinya partisipasi semua anggota, memperhatikan

2.3.2) Penghambat Negatif, pelawan yang keras kepala yang memasukan sebelumnya. 2.3.3) Pencari Pengakuan, mencari perhatian untuk dirinya sendiri, bicara besar dan berpusat pada dirinya sendiri. 2.3.4) Playboy, kurang minat dalam kelompok dengan menjadi sinis atau melucu isu-isu yang penting. 2.3.5) Pendominasi, menunjukan otoritas dan superioritas diatas orang lain, memanipulasi kelompok, memutus pembicaraan. 2.3.6) Pencari Pertolongan, mencari perhatian untuk diri sendiri, mencari respon simpatik dari kelompok. 6) Norma Norma-norma kelompok meliputi standar atau aturan dasar kelompok. Keyakinan dari sebagian besar anggota kelompok biasanya membentuk norma-norma yaitu perilaku apa yang harus ada atau harus tidak ada didalam kelompok. (Pfeiffer, Jones, 1972). a. Alasan utama mempelajari pola komunikasi adalah untuk menyimpulkan isu yang ada pada anggota dan memfokuskan kepada isu tugas secara lebih efektif. b. Kepaduan kelompok dan keanggotaan Kepaduan kelompok termasuk kemauan anggota kelompok untuk menerima putusan kelompok dan apakah aktifitas kelompok berdasarkan komitmen untuk tujuan bersama. e. Suasana Kelompok Suasana kelompok adalah nada dan situasi lingkungan yang diciptakan oleh kelompok, misalnya apakah anggotanya bersaing, kembali isu yang telah diputuskan

9

tegang, sopan, bersahabat, loyo bersemangat atau antusias. Menciptakan suasana kelompok yang positif adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh pemimpin kelompok. f. Prosedur pengambilan keputusan kelompok 3. FASE FASE KELOMPOK Terdapat lima fase kelompok yang disepakati secara umum : a. Fase Pembentukan atau Orientasi Dalam fase ini kelompok menemukan dirinya. Mereka saling menguji untuk perilaku yang dapat diterima dan tepat. Fase terjadinya pertukaran informasi untuk menemukan aturan dasar. b. Fase Konflik atau kekacauan Selama fase ini anggota kelomok menempati posisi, kendali dan pengaruh. Terdapat perebutan kepimpinanan dan meningkatnya kompetensi. Pemimpinmenolong anggotanya dengan penugasan dan peranan. c. Fase Kohesi atau penormalan Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah konsensus dan objektif. Mereka terbuka terhadap alternatif definisi dengan pandangan multipel. d. Fase Bekerja atau berpenampilan Anggota bekerja dengan keterlibatan penuh, banyak membuka diri dan kesatuan menyelesaikan tugas e. Fase Terminasi

Bila tujuan tercapai maka kelompok berakhir. Pemimpin membimbing kelompok untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan.

10

BAB. III KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS Anda sebagai kepala ruangan mengadakan pertemuan mingguan yang pada kesempatan ini setiap staf keperawatan secara bergiliran selama 15 menit menyajikan topic bahasan yang mereka pilih. Anda juga secara teratur tiap minggu menyelenggarakan 2 rapat singkat, untuk membahas masalah umum dan konferensi/study kasus. Akhir-akhir ini anda memperhatikan bahwa pertemuan itu tidak berjalan dengan baik karena salah satu anggota kelompok, Mirna, cenderung mendominasi waktu pertemuan, sehingga staff yang lain kurang mendapat kesempatan untuk berbicara. Secara pribadi anda telah berusaha untuk memberikan masukankepada Mirna, walaupun saat ini Mirna minta maaf, namun dia tetap melakukannya. Sebenarnya Mirna seorang perawat yang cerdas, cekatan dandapat diandalkan dengan kinerjanya yang professional. B. PEMBAHASAN Sesuai dengan kasus diatas, analisa serta penyelesaian masalah yang dipaparkan adalah meliputi beberapa langkah yaitu : 1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kasus diatas adalah : a. Rapat yang merupakan bentuk pertemuan / interaksi kelompok tidak berjalan dengan baik b. Salah satu anggota kelompok / staff yaitu Mirna, mendominasi pertemuan c. Anggota kelompok lain kurang mendapat kesempatan berbicara karena adanya anggota lain yang mendominasi

11

d. Belum ada norma yang disepakati kelompok dalam melakukan rapat / pertemuan e. Agenda / topik rapat tidak jelas / bebas (yang dipilih oleh anggota) f. Struktur tugas / peran dalam rapat atau pertemuan kelompok tidak jelas sehingga masing-masing anggota kelompok dapat berperilaku bebas. g. Pengambilan keputusan diserahkan pada semua anggota dan tak berjalan dengan baik h. Peran pemimpin dalam mengarahkan pertemuan / rapat tak dijalankan dengan baik 2. Menganalisa karakteristik anggota kelompok a. Kepala ruangan bertindak / berperan sebagai pemimpin yang memilih untuk menerapkan kepemimpinan yang demokratik, karena memberikan kebebasan pada setiap anggota kelompok dan tidak mengarahkan kekuatan kelompok secara tepat. b. Salah satu anggota yaitu Mirna memiliki ciri positif seorang yang cerdas, cekatan, dapat bekerja secara professional tetapi memiliki ciri negative sering mendominasi kelompok. c. Performa / penampilan kelompok yang belum baik karena struktur interpersonal belum terfokus menyelesaikan tugas dan energi belum diarahkan untuk menyelesaiakn tugas ditunjukkan dengan adanya anggota kelompok yang cenderung untuk diam atau tidak terlibat penuh. d. Masalah yang terjadi dalam menyelesaikan tugas kelompok belum diupayakan terjadi secara konstruktif karena peran pemeliharaan kelompok yaitu koordinator, penjaga harmoni, penstimulasi, evaluator dan pencari jalan tengah (kompromi) dalam kelompok belum maksimal dilakukan. 3. Langkah-langkah untuk memfasilitasi dinamika kelompok agar lebih dinamis dan produktif a. Menetapkan norma / aturan yang menjadi acuan

12

1) Struktur rapat yang jelas 1. Ada pimpinan rapat yang bertugas sebagai pengarah 2. Pencatat 3. Metode diskusi 4. Konsultan / inisiator 5. Peran setiap orang dalam rapat : pengarah, inisiator, pencari informasi, 2) Apa yang diperbolehkan dan apa yang keluar jalur dengan peneguhan norma tingkah laku anggota kelompok dalam interaksi : 1. Who : Moderator / pemimpin rapat yang mengatur komunikasi 2. When : 3. Why : Komunikasi terfokus pada agenda / topik yang Komunikasi dilakukan hingga mencapai ditentukan. kesepakatan / tujuan namun tidak bertele-tele. 4. Where : Urutan pembicaraan sesuai urutan topik dalam Setiap topik dibahas dan diselesaikan satu persatu Setiap orang bicara setelah diberi ijin oleh Waktu rapat ditentukan sebelum acara dimulai. agenda. hingga tercapai kesepakatan. moderator. Moderator ditentukan secara bergantian dari semua Peserta rapat dapat bicara bila telah diberi Kepala ruangan dapat memutuskan pembicaraan anggota. kesempatan oleh moderator. yang menyimpang.

13

-

Semua komunikasi membahas topik rapat hanya Rapat dilaksanakan di ruang rapat ruangan yang

dilakukan pada saat rapat dilaksanakan. telah disepakati. 5. How : Peserta rapat harus telah menyiapkan diri dengan memahami dan menyiapkan keperluan rapat sesuai agenda yang ditentukan. Bila terjadi perbedaan pendapat, segera dicari jalan tengah yang disetujui oleh semua anggota atau dapat diputuskan oleh kepala ruangan. 3) Partisipasi setiap anggota dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat 4) Memberi batas waktu yang jelas 5) Aturan / norma tersebut kemudian disepakati bersama (dapat berbentuk SOP) dalam bentuk notulen yang dilengkapi daftar hadir dan ditanda-tangani kepala ruangan. b. Mengatur pertemuan / rapat yang lebih efektif yaitu : 1) Tujuan yang ingin dicapai harus jelas (realistis, dapat diukur, spesifik) dan disepakati bersama untuk mengurangi pertikaian / perselisihan 2) Waktu rapat yang disepakati harus ditepati, sehingga rapat harus dimulai dan diakhiri dengan tepat. 3) Agenda rapat dan materi pendukungnya harus didistribusikan lebih awal sehingga setiap anggota dapat terlibat aktif dalam pertemuan. 4) Tugas masing-masing anggota yang jelas (berbagi tugas secara merata sesuai peran dan tujuan pertemuan). Otoritas dalam kelompok harus spesifik sehingga setiap anggota mengetahui apa

14

dan kapan mereka harus menyelidiki, meminta saran, atau memberikan rekomendasinya. 5) Jumlah dan komposisi kelompok harus didasarkan kemungkinan apa yang dapat diberikan anggota dan berbagai jenis keahliannya. c. Peran kepala ruangan sebagai pemimpin yang menjaga norma kelompok tetap dijalankan : 1) Sikap otokratis pada yang dominan 2) Sikap memotivasi dan menghargai tanpa menilai bagi anggota yang diam / kurang aktif 3) Mengarahkan untuk komitmen 4) Mengatur tingkat konflik (yang sesuai / pantas) 5) Menurunkan keengganan / kemalasan anggota 6) Menjadi contoh 7) Kepala ruangan dalam mengelola suatu pertemuan diefektifkan dengan mengikuti tujuh (7) petunjuk dari Anthony Jay yaitu : Kontrol yang banyak bicara. Desak bicara bagi yang diam. Lindungi yang lemah. Motivasi yang sulit mengemukakan pendapat. Waspadai saat tepat untuk memberikan sugesti bila terjadi melemahnya refleks Datanglah pada yang paling senior pada akhir rapat. Tutup dengan catatan hal-hal yang telah dicapai.

d. Membantu Ners Mawar untuk berpartisipasi / berfungsi dengan baik dalam kelompok sesuai kemampuannya dengan cara : 1) Memberikan umpan balik tentang sikap Ners Mirna misal memutar ulang rekaman pertemuan sebagai bahan evalusi 2) Mengalihkan energi / kemampuan Ners Mirna, misal diberikan tugas lain seperti sebagai konsultan, inisiator atau sebagai penulis

15

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN 1. Untuk mencapai tujuan dalam kelompok perlu diperhatikan langkahlangkah untuk memfasilitasi partisipasi kelompok sehingga kelompok menjadi efektif dan produktif. 2. Kepala Ruang atau pemimpin dalam suatu kelompok dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dari anggota kelompok 3. Produktifitas kelompok dapat dicapai dengan penentuan tujuan yang jelas, struktur kelompok yang efektif dan pelaksanaan peran dalam kelompok yang tepat. B. SARAN 1. Seorang pemimpin keperawatan harus menguasai pengetahuan tentang dinamika kelompok sehingga kelompok yang dipimpin menjadi efektif dan produktif.

16

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Gillies, Dee Ann. (1989). Nursing Management : A System Approach. (Dika, S, dkk, Penerjemah). (Ed. 2). Philadelphia : WB. Saunder. (Sumber asli diterbitkan 1994). La Monica, E.L. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Pendekatan berdasarkan Pengalaman. Jakarta : EGC Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and Application. 5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Robbin, P. Stephen. (2003). Organizational Behavior. (Tim Indeks, Penerjemah). New Jersey : Prentice Hall Inc. (Sumber asli diterbitkan 2001). Swansburg, C. Russel. (2000). Introductory Management and Leadership for Clinical Nurses. (Suharyati Samba, dkk, Penerjemah). Boston : jones & Bartlett Publisher. (Sumber asli diterbitkan 1993). Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company. Vecchio, Robert.P. (1995). Organizational Behavior. Third Ed. Toronto : The Dryden Press Hartcourt Brace

17