case bp fix box b

Upload: missun13

Post on 13-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh

    bermacam-macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.

    Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian

    bawah yang terbanyak kasusnya di dapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah

    sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas

    bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia.

    Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan.

    Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama

    pada anak di Negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama

    morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun balita!. Diperkirakan

    hampir seperlima kematian anak didunia, lebih kurang 2 juta anak balita

    meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di "frika dan

    "sia #enggara. $nsiden pneumonia di negara berkembang yaitu %&-'() per *&&&

    anak di bawah usia ( tahun, *+-22) per *&&& anak pada usia (- tahun, dan -

    *+) per *&&& anak pada anak yang lebih tua. aktor sosial ekonomi yang rendah

    mempertinggi angka kematian. Di $ndonesia, pneumonia merupakan penyebab

    kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. /enurut survei

    kesehatan nasional 01N! 2&&*, 2,+) kematian bayi dan 22,) kematian balita

    $ndonesia disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan, terutama pneumonia.

    "ngka kematian pneumonia yang dirawat inap berkisar antara 2&-%().

    3ronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernafasan yang terjadi

    pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Penyakit ini banyak dijumpai pada

    anak kecil dan bayi dan biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia

    dan 4emofilus influen5a yang sering ditemukan pada dua pertiga dari hasil

    isolasi. 3ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap

    berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai

    infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.

    1

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    2/20

    3erdasarkan data 647, kejadian pneumonia di $ndonesia pada balita

    diperkirakan antara *&-2&) pertahun.

    Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok

    walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. 4al di atas disebabkan

    oleh munculnya organisme nosokomial yang resisten terhadap antibiotik, adanya

    organisme-organisme baru dan penyakit seperti "$D0 Acquired

    Immunodeficiency Syndrome! yang semakin memperluas spektrum dan derajat

    kemungkinan terjadinya bronkopneumonia. 7leh karena itu, pentingnya bagi

    seorang dokter untuk memahami tentang penyakit ini, sehingga penyakit ini dapat

    didiagnosis dan ditatalaksana secara tepat.

    2

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    3/20

    BAB II

    STATUS PASIEN

    1. Identifikasi

    Nama 8 /uhammad "l atah

    9enis 1elamin 8 :aki-laki

    ;mur 8 2 bulan :ahir *% Desember 2&*(!

    Nama "yah 8 "lamsyah

    Nama $bu 8 /aimunah

    "gama 8 $slam

    0uku 3angsa 8 0umatera

    "lamat 8 9l. 0lamet ! bertambah sering, bnyaknya -? perhari. 1emudian penderita

    dibawa ke Puskesmas dan dikatakan demam serta sesak nafas, penderita dirujuk

    ke $=D

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    4/20

    i!a"at Pen"akit Dahulu

    o

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    5/20

    o 1esan 8 $munisasi dasar tidak lengkap

    i!a"at Pe#kemban%an 'isik

    o 3erbalik 8 2 bulan

    o #engkurap 8 -

    o 1esan 8 Perkembangan sesuai usia

    i!a"at S(sial Ek(n(mi

    Penderita merupakan anak ke enam dari enam bersaudara. "yah penderita bekerja

    sebagai buruh harian lepas. $bu penderita seorang ibu rumah tangga.

    1esan8 0osioekonomi menengah kebawah.

    ). Peme#iksaan 'isik

    Keadaan Umum

    1esadaran 8 compos mentis

    Nadi 8 *%+ kaliB menit, isi dan tegangan cukup, reguler

    Pernapasan 8 '( kaliB menit#ekanan darah 8 -

    0uhu 8 %,+ oA

    3erat badan 8 (,+ kg

    Panjang 3adan 8 ( cm

    0aturasi 72 8 )

    Keadaan S*esifikKulit

    #urgor kulit normal

    Ke*ala

    3entuk 8 bulat, simetris

    ;;3 8 rata, tidak menonjol

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    6/20

    ikterik, refleks cahaya >B>, pupil bulat, isokor, % mm

    4idung 8 sekret tidak ada, NA4 ada

    #elinga 8 sekret tidak ada

    /ulut 8 mukosa mulut kering, sianosis -!

    #enggorok 8 dinding faring tidak hiperemis, #*-#*tidak hiperemis

    :eher 8 perbesaran 1=3 tidak ada, 9EP tidak meningkat

    Th(#a+

    Pa#u,*a#u

    $nspeksi 8 statis dan dinamis simetris, retraksi ada $A dan Fpigastrium!

    Palpasi 8 strem fremitus kanan G kiri

    Perkusi 8 sonor pada kedua lapangan paru

    "uskultasi 8 vesikuler >! meningkat, ronkhi basah halus nyaring di kedua

    basal paru, whee5ing -!.

    -antun%

    $nspeksi 8 pulsasi, iktus cordis dan voussour cardiaquetidak terlihat

    Palpasi 8 thrilltidak teraba

    Perkusi 8 jantung dalam batas normal

    "uskultasi 8 4

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    7/20

    "kral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada

    Peme#iksaan Neu#(l(%is

    ungsi /otorik 8

    Pemeriksaan#ungkai :engan

    1anan 1iri 1anan kiri

    =erakan 0egala arah 0egala arah 0egala arah 0egala arah

    1ekuatan >( >( >( >(

    #onus Futoni Futoni Futoni Futoni

    1lonus - - - -

    N > N > N > N

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    8/20

    4. Dia%n(sis Ke#$a

    3ronkopneumonia

    5. en6ana Peme#iksaan

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    9/20

    7 8 1; 8 #ampak sakit ringan

    10 8 Aompos mentis

    N 8 ** ?Bmenit

    # 8 %+, oA

    ! $A dan Fpigastrium

    Aor 8 39 $-$$ normal, murmur -!, gallop -!

    Pulmo 8 Eesikuler >! meningkat, ronki basah halus nyaring >B>!,

    whee5ing -B-!

    "bdomen 8 Datar, lemas, heparBlien tidak teraba, 3; >! normal

    Fkstremitas 8 "kral hangat

    " 8 3ronkopneumonia

    P 8 72nasal 2 literB menit

    $ED D( I N0 rest J! gtt + makroBmenit

    "mpicillin %?*& mg $E 2!

    Aefta5idim %?*&& mg $E *!

    Nebulisasi salbutamol *cc > NaAl &,) 2cc per + jam

    *&& ?+& cc

    #anggal 2' ebruari 2&*+

    0 8 3atuk -!, sesak -!, demam -!

    7 8 1; 8 #ampak sakit ringan

    10 8 Aompos mentis

    N 8 **& ?Bmenit

    # 8 %+, oA

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    10/20

    #ora? 8 0imetris, retraksi -!

    Aor 8 39 $-$$ normal, murmur -!, gallop -!

    Pulmo 8 Eesikuler >! meningkat, ronki basah halus nyaring >B>!,

    whee5ing -B-!

    "bdomen 8 Datar, lemas, heparBlien tidak teraba, 3; >! normal

    Fkstremitas 8 "kral hangat

    " 8 3ronkopneumonia

    P 8 72nasal 2 literB menit

    $ED D( I N0 rest J! gtt + makroBmenit

    "mpicillin %?*& mg $E %!

    Aefta5idim %?*&& mg $E 2!

    Nebulisasi salbutamol *cc > NaAl &,) 2cc per + jam

    *&& ?+& cc

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    11/20

    1. B#(nk(*neum(nia

    1.1 Definisi

    3ronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis adalah peradangan

    pada parenkim paru yang melibatkan bronkusBbronkiolus yang berupa distribusi

    berbentuk bercak-bercak patchy distribution!. 1onsolidasi bercak berpusat

    disekitar bronkus yang mengalami peradangan multifokal dan biasanya bilateral.

    1onsolidasi pneumonia yang tersebar patchy! ini biasanya mengikuti suatu

    bronkitis atau bronkiolitis

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    12/20

    pneumoniae "lsagaff dkk, 2&&'!. 3erikut daftar etiologi pneumonia pada anak

    sesuai dengan usia yang bersumber dari data di negara maju 0aid, 2&&!

    Usia Eti(l(%i te#se#in% Eti(l(%i te#$a#an%

    :ahir C 2& hari Bakte#i 8 !"colli,

    Streptococcus grup B,

    #isteria monocytogenes

    Bakte#i 8B$ateri anaerob,

    Streptococcus grup %,

    Haemophilus influenza,

    Streptococcus

    pneumoniae

    9i#us 8 C&, H&% minggu C %

    bulan

    Bakte#i 8 Clamydia

    trachomatis, Streptococcus

    pneumoniae

    9i#us 8 Adenovirus,

    Influenza, 'arainfluenza (,

    ), *

    Bakte#i 8 Bordetella

    pertusis, Haemophilus

    influenza tipe B,

    ora+ella catharalis,

    Staphylococcus aureus

    9i#us 8 C&

    ' bulan C ( tahun Bakte#i 8 Clamydiapneumoniae, ycoplasma

    pneumoniae, Streptococcus

    pneumoniae

    9i#us 8 Adenovirus,

    inovirus, Influenza,

    'arainfluenza

    Bakte#i 8 Haemophilusinfluenza tipe B,

    ora+ella catharalis,

    Staphylococcus aureus,

    -eisseria meningitidis

    9i#us 8 &aricela zoster

    ( tahun C remaja Bakte#i 8 Clamydia

    pneumoniae, ycoplasma

    pneumoniae

    Bakte#i 8 Haemophilus

    influenza, #egionella sp"

    1. Pat(fisi(l(%i

    Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan

    mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan

    paru. #erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara

    12

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    13/20

    daya tahan tubuh sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat

    timbulnya infeksi penyakit. 3ila pertahanan tubuh tidak kuat maka

    mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan

    radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. 0etelah itu mikroorganisme

    tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium,

    yaitu8

    1. 0tadium $ ' C *2 jam pertamaBkongesti!

    Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang

    berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. 4al ini ditandai dengan

    peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.

    4iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

    sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. /ediator-mediator

    tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga

    mengaktifkan jalur komplemen. 1omplemen bekerja sama dengan histamin

    dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan

    permeabilitas kapiler paru.

    4al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

    interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan

    alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan

    jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka

    perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering

    mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

    2. 0tadium $$ ' jam berikutnya!

    Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,

    eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu host ! sebagai bagian dari

    reaksi peradangan. :obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

    penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah

    dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau

    sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung

    sangat singkat, yaitu selama ' jam.

    %. 0tadium $$$ % C hari!

    13

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    14/20

    Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

    mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin

    terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.

    Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat

    karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan

    kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

    '. 0tadium $E C ** hari!

    Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

    peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

    makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula "lsagaff dkk,

    2&&'!.

    1. &anifestasi Klinis

    3ronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian

    atas selama beberapa hari. 0uhu dapat naik secara mendadak sampai %-'&&A dan

    mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. "nak sangat gelisah, dispnue,

    pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di

    sekitar hidung dan mulut. 3atuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak

    akan mendapat batuk setelah beberapa hari, pada awalnya berupa batuk kering

    kemudian menjadi produktif.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan, inspeksi 8 perlu diperhatikan adanya

    tahipnue, dispnue, sianosis sekitar hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung,

    distensi abdomen, retraksi sela iga, batuk semula nonproduktif menjadi produktif,

    serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Palpasi 8 suara redup pada sisi yang

    sakit, hati mungkin membesar, stem fremitus mungkin meningkat pada sisi yang

    sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan tachicardia!. Perkusi 8 suara

    redup pada sisi yang sakit. "uskultasi, auskultasi sederhana dapat dilakukan

    dengan cara mendekatkan telinga ke hidungBmulut bayi. Pada anak yang

    bronkopneumonia akan terdengar stridor.

    Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya

    daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan.

    14

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    15/20

    Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai

    sedang. 3ila sarang bronkopneumonia menjadi satu konfluens! mungkin pada

    perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi

    terdengar mengeras Munihasto, 2&&!.

    1.4 Peme#iksaan Penun$an%

    a! Darah Perifer :engkap

    Pada pneumoia virus dan juga mikoplasma umumnya ditemukan leukosit

    dalam batas normal atau sedikit meningkat. "kan tetapi pada pneumonia

    bakteri didapatkan leukositosis *(.&&& C '&.&&&Bmm%!. Dengan prdominan

    P/N. :eukopenia (&&&Bmm% ! menunjukkan prognosis yang buruk. Pada

    infeksi Chlamydia kadang C kadang ditemukan eosinofilia. Pada efusi pleura

    didapatkan sel P/N pada cairan eksudat berkisar %&&-*&&.&&&Bmm%, protein O

    2,( gBdl, dan glukosa relatigf lebih rendah daripada glukosa darah. 1adang C

    kadang terdapat anemia ringan dan :FD yang meningkat. 0ecara umum hasil

    peneriksaan darah perifer lengkap tidak dapat membedakan antara infeksi virus

    dan bakteri secara pasti.b! A-

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    16/20

    d! Pemeriksaan mikrobiologis

    ;ntuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat diambil dari usap

    tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, punksi pleura atau

    aspirasi paru. Diagnosis dikatakan definitif apabila kuman ditemukan dari

    darah, cairan pleura, atau aspirasi paru. 1ultur darah jarang positif pada infeksi

    ycoplasma dan Chlamydia"

    e! Pemeriksaan rontgen #horaks

    0ecara umum gambaran oto thoraks terdiri dari 8

    $nfiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskuler,

    peribronchial cuffingdan hiperaerasi.

    $nfiltrat alveoler, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.

    1onsolidasi dapat mengenai satu lobus pneumonia lobaris !, atau terlihat

    sebagai lei tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, batas tidak

    terlalu tegas, menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai round

    pneumonia"

    3ronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua

    paru, berupa bercak C bercak infiltrat yang meluas hingga ke daerah perifer

    paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

    =ambaran radiologis pneumonia meliputi infiltrat ringan pada satu paru hingga

    konsolidasi luas pada kedua paru. Pada satu penelitian, ditemukan bahwa lesi

    pneumonia pada anak terbanyak berada di paru kanan, terutama di lobus atas.

    3ila ditemukan di pru kiri dan terbanyak di olbus bawah, hal itu merupakan

    prediktor perjalanan penyakit yang lebih berat dengan resiko terjadinya

    pleuritis lebih besar 0aid, 2&&!.

    1.5 Dia%n(sis

    3erikut merupakan diagnosis pneumonia berdasarkan klasifikasi 647

    menggunakan kriteria klinis pada daerah dengan keterbatasan sarana8

    a. 3ayi berusia 2 bulan

    - Pneumonia berat8 napas cepat +& ?Bmenit! atau retraksi yang berat

    - Pneumonia sangat berat8 tidak mau menetekB minum, kejang, letargis,

    demamB hipotermia, bradipnea, atau pernapasan ireguler

    16

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    17/20

    b. "nak berusia 2 bulan C ( tahun

    - Pneumonia ringan8 napas cepat (& ?Bmenit pada usia 2 bulan hingga *

    tahun, '& ?Bmenit pada usia O *-( tahun!

    - Pneumonia berat8 retraksi

    - Pneumonia sangat berat8 tidak dapat makanB minum, kejang, letargis,

    malnutrisi Aallistania dan $ndrawati, 2&*'!.

    1.0 Tatalaksana

    Pneum(nia in%an

    -

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    18/20

    sekali, selama ( hari berikutnya. 3ila keadaan klinis memburuk sebelum

    ' jam atau terdapat keadaan yang berat tidak dapat menyusu, makan

    atau minum, kejang, letargis, sianosis, distress pernapasan berat!,

    tambahkan kloramfenikol 2( mgBkg33Bkali $/ atau $E setiap jam.

    "ntibiotik lini kedua8 seftriakson &-*&& mgBkg33 $/ atau $E satu kali

    sehari

    - 3ila dicurigai pneumonia Staphylococcus terdapat perburukan klinis

    walaupun sudah diterapi yang ditandai dengan adanya pneumotokel,

    pneumotoraks dengan efusi pleura, ditemukan bakteri kokus =ram positif

    pada tes sputum, didukung oleh infeksi kulit yang disertai pus!8 1loksasilin

    (& mgBkg33 $/ atau $E setiap + jam dan gentamisin ,( mgBkg33 $/ atau

    $E sekali sehari. 3ila respon membaik, lanjutkan dengan kloksasilin oral (&

    mgBkg33Bhari, ' kali sehari selama % minggu Aallistania dan $ndrawati,

    2&*'!.

    BAB I9

    ANALISIS &ASALAH

    0eorang anak perempuan berusia % tahun 2 bulan berat *2 kg datang

    dengan keluhan utama sesak nafas. #erdapat beberapa penyakit pada anak yang

    dapat menyebabkan keluhan sesak napas seperti pneumonia, bronkiolitis, asma,

    penyakit jantung. Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat batuk berdahak

    18

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    19/20

    disertai demam tinggi yang naik turun tanpa disertai kejang 2 hari sebelum masuk

    rumah sakit. 0ejak * hari sebelum masuk rumah sakit penderita mulai terlihat

    sesak. 0esak nafas terutama saat berjalan aktifitas!, penderita terlihat mudah

    capek, sesak berkurang saat istirahat, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan posisi.

    Dari anamnesis, didapatkan gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis

    bronkopneumonia yaitu didapatkan adanya sesak nafas untuk pertama kali yang

    timbul tiba-tiba setelah adanya demam disertai batuk.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, nadi *(&

    kaliBmenit, pernafasan %2 kaliBmenit, suhu %,*&A. Pada pemeriksaan khusus

    didapatkan nafas cuping hidungR pada inspeksi thorak terlihat adanya retraksi pada

    intercostalR pada palpasi didapatkan stemfremitus meningkat pada kedua lapangan

    paruR pada perkusi didapatkan sonor pada kedua lapangan paruR pada auskultasi

    vesikuler meningkat di kedua lapangan paru dan didapatkan ronkhi basah halus

    nyaring dan whee5ing tidak ada. 4asil dari pemeriksaan fisik pun juga mengarah

    pada bronkopneumonia, yaitu adanya retraksi dinding dada, nafas cuping hidung,

    dan ronkhi basah halus nyaring.

    3erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,

    diagnosis penderita ini adalah bronkopneumonia. /aka penatalaksanaan pada

    penderita ini adalah dengan pemberian oksigenasi dengan 72nasal 2 literBmenit,

    pemberian cairan dan elektrolit Dekstrose () dikombinasi dengan I N0 ,

    pemberian antibiotik yakni "mpicillin %?'&&mg $E! dan 1loramfenikol 2?*& mg

    $E!

    Prognosis penderita ini baik Suo ad vitam dan Suo ad functionam adalah

    dubia ad bonam.

    DA'TA PUSTAKA

    "lsagaff, 4ood dkk. 2&&'.Bu$u A.ar Ilmu 'enya$it 'aru. 3agian $lmu Penyakit

    Paru dan 0aluran Napas 1 ;nair 8 0urabaya.

    Aallistania, A., $ndrawati, 6. 2&*'. Pneumonia.Kapita Sele$ta Kedo$teran. 9ilid

    $. Fdisi $E. 1 ;$8 9akarta

    4idayat, ". 2&&+.'engantar Ilmu Kepera/atan Ana$, 0alemba /edika8 9akarta.

    19

  • 7/26/2019 Case BP fix BOX B

    20/20