box jenkins

33
METODE BOX JENKINS

Upload: mhd-jack

Post on 20-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Box Jenkins ppt

TRANSCRIPT

  • METODE BOX JENKINS

  • Metode Deret Berkala Box Jenkins

    Suatu metode peramalan yang sistematis, yang tidak mengasumsikan suatu model tertentu, tetapi menganalisa deret berkala sehingga diperoleh suatu model yang cocok dengan data tersebut.

  • Model Autoregressive Integrated Moving Average ( ARIMA )

    Model Autoregressive : nilai data sekarang tergantung nilai data masa lalu. Persamaan :

    Yt = a + b1Yt 1 + b2Yt 2 + + bkYt k + et Model Moving Average : nilai data

    sekarang tergantung dari forecast error periode sebelumnya. Persamaan : Yt = a + b1et 1 + b2et 2 + + bkYt k + et

  • Metodologi membentuk model

    ARIMA Analisa data deret berkala

    Identifikasi model peramalan sementara Estimasi parameter Diagnosa model

  • Rumuskan kelompok model-model yang

    umum

    Gunakan model untuk peramalan

    Penetapan model yang sementara

    Pemeriksaan diagnosis (apakah model

    memadai)

    Penaksiran parameter pada model sementara

    5/25/2006

    Subtitle

    Skema Pendekatan Box Jenkins

    Ya

    Tidak

  • Analisa data deret berkala qPlot data qKoefisien autokorelasi : suatu ukuran statistik

    untuk mengukur hubungan linier antara nilai-nilai suatu deret berkala yang sama pada periode waktu yang berlainan. Rumus : (utk data stasioner)

    qDistribusi sampling autokolelasi : untuk menilai

    tingkat kebetulan koefisien autokorelasi dari suatu data random dan menentukan bagaimana hubungannya dengan signifikansi.

    =

    =+

    = n

    tt

    kn

    tktt

    k

    YY

    YYYYr

    1

    2

    1

    )(

    ))((

  • Analisa data deret berkala (contd) q Periodogram dan analisa spektral : suatu cara untuk

    menganalisa data deret berkala dengan cara menguraikan data kedalam himpunan gelombang sinus pada frekuensi yang berbeda-beda. Data random hampir semua frekuensi mempunyai amplitudo sama. (white noise) Persamaan gelombang sinus : Yt = A sin [(ft/n) 2 + ] A = amplitudo n = jumlah periode data F = frekuensi = sdt. Fase ( radian) T = index waktu

  • Analisa data deret berkala (contd)

    q Koefisien autokorelasi parsial : untuk mengukur tingkat keeratan antara Xt dan Xt k, apabila pengaruh dari time lag 1,2,...,k 1 dianggap terpisah.

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara

    1. ARIMA (0,0,0) Nilai Yt terbentuk dari nilai tengah () dan kesalahan random (et) yang bersifat bebas (independent) dari waktu ke waktu. Yt = + et

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara (contd)

    2. ARIMA (0,d,0) Data asli mengalami pembedaan orde

    ke-d ( 1 B) d Xt = et BXt 1 = Xt 1 BdXt = Xt d d = orde perbedaan

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara (contd)

    3. ARIMA (p,0,0) Model autoregresif orde ke- p, nilai peramalan sekarang merupakan fungsi dari data sebelumnya. Xt = ' + jXt 1 + + qet q ' = nilai konstan j = parameter autoregresif ke- j Et = nilai kesalahan pada saat t

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara (contd)

    4. ARIMA (0,0,q) Model moving average orde ke- q, nilai deret berkala pada waktu t dipengaruhi unsur kesalahan saat ini dan unsur kesalahan terbobot pada masa lalu sampai p[eriode ke- q Xt = ' + et 1et -1 - - qet-q dimana : q = parameter moving average ke- q Et k = nilai kesalahan pada saat t k ' = konstanta

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara (contd)

    5. ARIMA (p,d,q) model umum ARIMA Model autoregresif orde ke- p, mengalami pembedaan orde ke- d, dan proses moving average orde ke- q ARIMA (I,I,I,) : ( 1 B) (1 1B) Xt = ' + (1 1B) et

  • Identifikasi Model Peramalan Sementara (contd)

    6. ARIMA (p,d,q) (P,D,Q)s model umum ARIMA dengan aspek musiman

    (p,d,q) = bagian model yang tidak musiman (P,D,Q) = bagian model yang musiman S = jumlah periode per musim

  • Dalam tahap identifikasi dilakukan analisa te rhadap data untuk mengetahu i stasioneritas, proses yang membangkitkan data (AR, MA, ARIMA), dan ada atau tidaknya faktor musiman.

  • Analisa Stasioneritas

    Data yang stasioner : autokorelasinya akan berbeda dari nol atau akan menurun mendekati nol secara eksponensial sesudah time lag kedua atau ketiga.

    D a t a y a n g t i d a k s t a s i o n e r : autokorelasinya akan mengikuti pola tren yang menurun.

  • qProses Autoregresif (AR) ARIMA (1,0,0) : Xt = ' + 1Xt 1 + e2 Ciri-ciri : - terdapat satu autokorelasi parsial yang

    berbeda dari nol secara signifikan - autokorelasi menurun secara

    eksponensial qGAMBAR :

  • 00.51

    1.5

    2

    2.53

    3.5

    0 1 2 3 4 5

    waktu

    nilai

    00.05

    0.10.150.2

    0.250.3

    0.350.4

    0 2 4 6 8 10

    waktu

    nilai

  • ARIMA (2,0,0)

    Xt = ' + 1Xt 1 + 2Xt 2 + e2 Ciri-ciri : - terdapat dua buah autokorelasi parsial

    yang berbeda dari nol secara signifikan. - autokorelasi mengecil mengikuti bentuk

    gelombang sinus. GAMBAR :

  • nilai

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    0 1 2 3 4 5

    waktu

    nilai

    -4-3-2-101234

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    waktu

    nilai

  • Proses Moving Average (MA) ARIMA (0,0,1) : Xt = + et - 1 et 1

    Ciri-ciri : - terdapat satu autokorelasi yang

    berbeda dari nol. - autokorelasi parsial menurun secara

    eksponensial. GAMBAR :

  • -3.5

    -3

    -2.5

    -2

    -1.5

    -1

    -0.5

    00 2 4 6 8 10

    waktunilai

    -0.4

    -0.35

    -0.3

    -0.25

    -0.2

    -0.15

    -0.1

    -0.05

    00 2 4 6 8 10

    waktu

    nilai

  • ARIMA (0,0,2)

    Xt = + et - 1 et 1 - 2 et 2 Ciri-ciri : - terdapat dua autokorelasi yang

    berbeda dari nol. - autokorelasi parsial mendekati nol

    mengikuti bentuk gelombang sinus yang teredam.

    GAMBAR :

  • -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    0 2 4 6 8 10

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    0 0.5 1 1.5 2 2.5

  • Estimasi Parameter

    Metode Trial dan Eror yang menimumkan jumlah kuadrat nilai sisa.

    Penafsiran secara Iteratif alogaritma marquadt

  • Parameter Autoregresif

    Persamaan Yule Walker untuk proses autoregresif orde ke- p P1 = 1 + 2P1 + + pPp 1 P2 = 1P1 + 2 + + pPp 2 . . . Pp = 1Pp 1 + 2Pp 2 + + p

    Pada proses AR (1) persamaan di atas disederhanakan menjadi : P1 = 1, di mana P1 diduga oleh r1 Pada proses AR (2) : P1 = 1 + 2P1, di mana P1 diduga oleh r1 P1 = 1 + 2P1, di mana P1 diduga oleh r1

  • Parameter Moving Average : Rumus

    Nilai diduga dengan autokorelasi empiris rk, sehingga awal dari koefisien-koefisien q dapat dihitung.

    { } qk

    qk

    k

    q

    qkqkk

    k

    >=

    =

    +++

    +++=

    +

    ,0

    ,...,2,1,1 212

    1 1

    k

  • Pada proses MA(1)

    { } 1,0

    1,1

    1

    21

    11

    >=

    =

    +

    =

    k

    k

  • Pada proses MA(2)

    3,01

    1)1(

    3

    22

    21

    22

    22

    21

    211

    >==

    ++

    =

    ++

    =

    k

  • Diagnosa Model Uji signifikasi parameter

    : untuk memastikan bahwa nilai-nilai parameter model signifikan terhadap nol.

    Uji pola residual hasil peramalan

    nilai sisa yang tertinggal sesudah dilakukan pencocokan model diharapkan hanya merupakan gangguan random tidak memiliki autokorelasi dan autokorelasi parsial yang signifikan.

  • Untuk menguji signifikasi autokorelasi dan autokorelasi parsial digunakan rumus kesalahan standar ( pada tiap nilai rk) dan a tau u j i BOX PIERCE ( pada sekumpulan nilai rk)

  • Rumus kesalahan standar autokorelasi Barlett :

    Rumus kesalahan standar autokorelasi

    Quenoville : S (kk) = N-

    Limit batas nilai non signifikasi pada tiap nilai 2 S (k) dan 2 S (kk)

    1/21-k

    1j

    2j

    -k ] r2 [1N )( S

    =

    +=

  • Uji Box Pierce Portmanteau : dilakukan pada kumpulan nilai rk untuk menetapkan signifikasi nilai-nilai rk terhadap nol.

    Di mana : N = jumlah pengamatan asli S = jumlah pengamatan per musim d = derajat pembedaan non musiman D = derajat pembedaan musiman m = lag maksimum

    Jika nilai Q < X2mpq, maka nilai-nilai rk tidak signifikan

    terhadap. nol

    =

    =m

    1kk

    2r) sd d N ( Q