ca ovarium

Upload: reza-angga-pratama

Post on 03-Mar-2016

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lklol

TRANSCRIPT

  • EVALUASI PENATALAKSANAAN

    KANKER OVARIUM EPITEL DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

    PERIODE JANUARI 2002-DESEMBER 2006

    TESIS

    OLEH :

    T. RAHMAT IQBAL

    DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    RSUP. H. ADAM MALIK RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN

    2009

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • PENELITIAN INI DIBAWAH BIMBINGAN TIM-5

    Pembimbing : Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG.K dr. Cut Adeya Adella,SpOG

    Penyanggah : dr. Herbet Sihite , SpOG

    Prof. dr. Delfi Lutan, Msc, SpOG.K dr. Deri Edianto, SpOG.K

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

    salah satu syarat untuk mencapai keahlian dalam

    bidang Obstetri dan Ginekologi

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

    Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataala,

    Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan Karunia-Nya penulisan tesis ini

    dapat diselesaikan.

    Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu

    syarat untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi.

    Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak

    kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar

    harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam

    menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

    EVALUASI PENATALAKSANAAN KANKER OVARIUM DI

    RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN PERIODE Januari 2002- Desember 2006

    Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya

    menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat :

    1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada

    saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas

    Kedokteran USU Medan.

    2. Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG.K, Kepala Departemen Obstetri dan

    Ginekologi FK-USU Medan; dr. M. Rusda, SpOG, Sekretaris Departemen

    Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. M. Fauzie Sahil,

    SpOG.K, Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

    FK-USU Medan; dr. Deri Edianto, SpOG.K, Sekretaris Program Studi

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. dr. Djafar

    Siddik, SpOG.K, selaku Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi pada saat

    saya diterima untuk mengikuti pendidikan spesialis di Bagian Obstetri dan

    Ginekologi FK-USU Medan, Prof. dr. T. Bahri Anwar, Sp.JP.K selaku

    Dekan Fakultas Kedokteran USU pada saat saya diterima untuk mengikuti

    pendidikan spesialis di Bagian Obstetri dan Ginekologi; Prof. dr.

    Hamonangan Hutapea, SpOG.K; Prof. DR. dr. M. Thamrin Tanjung,

    SpOG.K; Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG.K, Prof. dr. T. M.

    Hanafiah, SpOG.K; Prof. dr. Budi R. Hadibroto, SpOG.K; dan Prof. dr.

    Daulat H. Sibuea, SpOG.K, yang telah bersama-sama berkenan

    menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen

    Obstetri dan Ginekologi.

    3. Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG.K, sebagai kepala sub divisi Onkologi atas

    kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian

    tentang EVALUASI PENATALAKSANAAN KANKER OVARIUM DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN PERIODE Januari 2002- Desember 2006 sekaligus sebagai pembimbing utama bersama-sama dengan dr. Cut Adeya Adella, SpOG selaku pembimbing utama; kemudian Prof. dr.

    Delfi Lutan, MSc, SpOG.K; dr. Herbet Sihite, SpOG dan dr. Deri Edianto,

    SpOG.K, selaku penyanggah dan nara sumber yang penuh kesabaran

    telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk membimbing,

    memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga selesai.

    4. dr. Nazaruddin Jafar, SpOG.K, selaku pembimbing refarat mini

    fetomaternal saya yang berjudul Teknik Pembedahan B-Lynch Sebagai Metode Baru Penanganan Perdarahan Pada Atonia Uteri. Kepada dr. Ichwanul Adenin, SpOG.K, selaku pembimbing refarat mini Fertilitas

    Endokrinologi dan Reproduksi saya yang berjudul Ultra Sonografi Pada Ginekologi dan kepada dr. Deri Edianto, SpOG.K, selaku pembimbing refarat mini Onkologi saya yang berjudul Human Papiloma Virus Pada Carsinoma Cervix.

    5. dr. Sanusi Piliang, SpOG; selaku Bapak Angkat saya selama menjalani

    masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam

    menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.

    6. Drs. Abdul Jalil Amri , M.Kes dan yang telah meluangkan waktu dan

    pikiran untuk membimbing saya dalam peyelesaian uji statistik tesis ini.

    7. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU

    Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik

    saya sejak awal hingga akhir pendidikan.

    8. Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI, Kepala Kantor Wilayah

    Departemen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, atas ijin yang telah

    diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter

    Spesialis Obstetri dan Ginekologi di FK-USU Medan.

    9. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan

    dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di

    Departemen Obstetri dan Ginekologi.

    10. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan

    Ginekologi RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan

    dan sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen

    Obstetri dan Ginekologi.

    11. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG dan dr.

    Nazaruddin Jaffar, SpOG.K, beserta staf yang telah memberikan

    kesempatan dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit

    tersebut.

    12. Direktur RS Pertamina Pangkalan Brandan beserta Staf, atas kesempatan

    kerja dan bantuan moril selama saya bertugas di rumah sakit tersebut.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 13. Kepala Bagian Anestesiologi dan Reanimasi FK USU Medan beserta staf,

    atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya

    bertugas di bagian tersebut.

    14. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas

    kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di

    Departemen tersebut.

    15. dr. Hayu Lestari Haryono, SpOG; dr. Nismah Sri Hanum, SpOG; dr.

    Rachma Bachtiar, SpOG; dr. David Leo Ginting, SpOG; dr. Juni Hardi

    Tarigan, SpOG; dr. Abdul Hadi; dr. Renardi Reza, SpOG, saya

    menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan

    selama ini.

    16. dr. Hj. Dessy Susilawati Hasibuan ; dr. Dwi Faradina ; dr. Yusmardi ;

    dr. Ari Abdurrahman Lubis ; dr. Zillyadien Rangkuti ; dr. T. Jeffry Abdillah ;

    dr. Alfian Zunaidi S ; dr. Firman Alamsyah ; dr. Riske dan dr. Arjuna, saya

    menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan

    selama ini.

    17. Seluruh teman sejawat PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu

    persatu, terima kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa

    yang telah diberikan selama ini.

    18. Dokter Muda, Bidan, Paramedis, karyawan/karyawati, serta para pasien di

    Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/ RSUP H. Adam Malik RSUD

    Dr. Pirngadi Medan yang daripadanya saya banyak memperoleh

    pengetahuan baru, terima kasih atas kerja sama dan saling pengertian

    yang diberikan kepada saya sehingga dapat sampai pada akhir program

    pendidikan ini.

    Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan

    kepada Ayahanda Drs. T. Asmany dan Ibunda Dra. Hafsah A. Wahab, yang

    telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta mendidik saya dengan

    penuh kasih sayang dari sejak kecil hingga kini, memberi contoh yang baik

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • dalam menjalani hidup serta memberikan motivasi kepada saya selama

    mengikuti pendidikan ini.

    Buat saudaraku tercinta , Ir. T. Fuad El Qahar dan T. Akmal Putra ST,

    terimakasih atas doa dan dorongan semangat yang diberikan kepada saya

    hingga dapat menyelesaikan pendidikan ini.

    Buat kedua orang tua angkatku ibunda Tgk.Arfah dan Dra. Safrida M.Si yang

    telah banyak mengayomi, membimbing dan memberikan nasehat-nasehat

    yang bermanfaat kepada saya dalam menghadapi masa-masa sulit selama

    pendidikan.

    Akhirnya kepada seluruh keluarga handai taulan yang tidak dapat saya

    sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak

    langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun

    materil, saya ucapkan banyak terima kasih.

    Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

    Amin Ya Rabbal Alamin.

    Medan, Januari 2009

    T. Rahmat Iqbal

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • ABSTRAK

    Tujuan : Untuk mengevaluasi hasil penatalaksanaan kanker ovarium di

    RSUP. H. Adam Malik Medan.

    Rancangan Penelitian : Penelitian ini bersifat prospektif yang diuraikan secara

    deskriptif analitik dengan meneliti data-data sejak pasien masuk / pengobatan

    hingga saat ini dan ditambah kunjungan kerumah terhadap semua penderita

    tumor ovarium yang di rawat dan diterapi di RSUP. H. Adam Malik mulai

    Januari 2002 Desember 2006. Data dalam penelitian ini merupakan data

    primer yang dikumpulkan dari semua catatan medik tumor ovarium yang di

    rawat di sub divisi Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FK. USU /

    RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2002Desember 2006 dan

    kunjungan rumah, di salin kedalam formulir yang telah disediakan.

    Hasil Penelitian : Pada penelitian yang dilaksanakan dari Januari 2002

    sampai Desember 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 128 kasus

    kanker ovarium yaitu 112 kasus (87.5%) kanker ovarium jenis epitel dan 16

    kasus (12.5%) kanker ovarium non epitel. Karakteristik kanker ovarium jenis

    epitek yang ditemukan adalah, umur yang paling banyak menderita kanker

    ovarium jenis epitel adalah usia 40-49 tahun 38 orang (33.8%) dan insiden

    tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai pada adekuat staging

    (stadium IA & B, IC, IIA & B & C, IIIA & B, IIIC dan IV) sebanyak 68 orang

    (60.7%). Gambaran waktu bebas penyakit pasien kanker ovarium adalah,

    pada pasien tidak kambuh yang menjalani surgical staging sebanyak 70

    orang dengan nilai rata-rata waktu bebas penyakit adalah 36.93 19.83

    bulan, yang menjalani SOU sebanyak 16 orang dengan nilai rata-rata waktu

    bebas penyakit adalah 38.44 24.54 bulan, yang menjalani debulking

    sebanyak 3 orang dengan nilai rata-rata waktu bebas penyakit adalah 7.33

    12.70 bulan dan yang tidak menjalani operasi sebanyak 7 orang dengan nilai

    rata-rata waktu bebas penyakit adalah 8.71 10.23 bulan. Pasien kambuh

    yang menjalani surgical staging sebanyak 11 dengan nilai rata-rata waktu

    bebas penyakit adalah 28.55 17.04 bulan dan yang menjalani SOU

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • sebanyak 5 orang dengan nilai rata-rata waktu bebas penyakit adalah 26.60

    32.22 bulan. Dari hasil uji anova disimpulkan tindakan surgical staging dan

    SOU lebih bermanfaat untuk memperpanjang jarak waktu bebas penyakit.

    Pada jarak kematian pasien kanker ovarium dapat dilihat bahwa pasien tidak kambuh yang menjalani surgical staging sebanyak 70 orang dengan nilai rata-

    rata jarak kematian adalah 25.27 18.68 bulan, yang menjalani SOU

    sebanyak 16 orang dengan nilai rata-rata jarak kematian adalah 5.00 5.66

    bulan, yang menjalani debulking sebanyak 3 orang dengan nilai rata-rata

    jarak kematian adalah 2.33 2.31 bulan dan yang tidak menjalani operasi

    sebanyak 7 orang dengan nilai rata-rata jarak kematian adalah 2.00 1.73

    bulan. Pasien kambuh yang menjalani surgical staging sebanyak 11 dengan

    nilai rata-rata jarak kematian adalah 29.17 15.76 bulan dan yang menjalani

    SOU sebanyak 5 orang dengan nilai rata-rata jarak kematian adalah 15.50

    4.95 bulan. Dari hasil uji anova disimpulkan tindakan surgical staging dan

    SOU lebih bermanfaat untuk memperpanjang jarak kematian.

    Kesimpulan : Ada perbedaan rata-rata waktu bebas penyakit pada pasien

    kanker ovarium jenis epitel yang tidak kambuh berdasarkan jenis operasi, dan

    dari hasil uji anova disimpulkan tindakan surgical staging dan SOU lebih

    bermanfaat untuk memperpanjang jarak waktu bebas penyakit. Selanjutnya,

    ada perbedaan rata-rata jarak kematian pada pasien kanker ovarium jenis

    epitel yang tidak kambuh berdasarkan jenis operasi dan hasil uji anova

    menyimpulkan bahwa tindakan surgical staging dan SOU lebih bermanfaat

    untuk memperpanjang jarak kematian.

    Kata Kunci : Jarak Kematian, Kanker Ovarium, Surgical Staging, Waktu

    Bebas Penyakit

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman DAFTAR ISI.

    DAFTAR SINGKATAN ............

    DAFTAR TABEL .. ...

    BAB 1. PENDAHULUAN ..

    1.1. LATAR BELAKANG ........

    1.2. PERUMUSAN MASALAH .........

    1.3. TUJUAN PENELITIAN ..

    1.4. MANFAAT PENELITIAN ......

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......

    2.1. INSIDEN

    2.2. KLASIFIKASI .........

    2.3. FAKTOR RISIKO ....

    2.4. ETIOLOGI ...

    2.4.1. Gambaran Epidemiologi .........

    2.4.2. Hipotesa Tumorigenesis .........

    2.4.3. Stem Cell Like Etiologi ...........

    2.5. GEJALA & TANDA KLINIS ........

    2.6. PENATALAKSANAAN ........

    2.6.1. Pembedahan ...

    2.6.2. Kemoterapi ........

    2.6.3. Radiasi ........

    2.7. KERANGKA KERJA

    BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .......

    3.1. RANCANGAN PENELITIAN ...

    3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    3.3. POPULASI PENELITIAN ....

    i

    iii

    v

    1

    1

    4

    5

    6

    7

    7

    11

    17

    20

    20

    22

    23

    23

    28

    29

    30

    33

    41

    42

    42

    42

    42

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 3.4. BAHAN DAN CARA PENELITIAN .

    3.5. BATASAN OPERASIONAL ....

    3.6. ANALISA DATA .....

    BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .....

    5.1. KESIMPULAN ...

    5.2. SARAN ...

    DAFTAR PUSTAKA ..

    LAMPIRAN 1 ..

    LAMPIRAN 2 ..

    LEMBAR PERSETUJUAN KOMITE ETIK ......

    TABEL INDUK

    43

    43

    44

    45

    60

    60

    60

    61

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR SINGKATAN

    ASKESKIN : Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin BRCA 1 : :Breast Cancer Antigene 1 BRCA 2 : Breast Cancer Antigene 2 CA 125 : Tumor Marker Kanker Ovarium CAP : Cyclophospamide Adriamycine Cis-Platin CP : Cyclophospamide-Cis-Platin FIGO FDI

    : :

    Federation International of Gynecologists and Obstetricians Free Deases Interval

    FK : Fakultas Kedokteran FSH : Folicle Stimulating Hormone KB : Keluarga Berencana KGB : Kelenjar Getah Bening KO : Kontrasepsi Oral KS : Kartu Sehat LH NCI

    : :

    Lutenizing Hormone National Cancer Institute

    PA : Patologi Anatomi RS : Rumah Sakit RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SKRT SEER

    : :

    Survei Kesehatan Rumah Tangga Surveillance Epidemiology and End Results

    USA : United States of America USU : Universitas Sumatera Utara WHO : World Health Organization 5 SYR : Five Years Survival Rate

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 1. Insiden karsinoma ovarium di beberapa negara 9

    Tabel 2. Klasifikasi tumor ganas ovarium 16

    Tabel 3. Gejala dan tanda klinis dari karsinoma ovarium 24

    Tabel 4. Stadium kanker ovarium Menurut FIGO 26

    Tabel 5. Kontrasepsi oral dan risiko kanker ovarium 38

    Tabel 6. Karakteristik pasien kanker ovarium jenis epitel 45

    Tabel 7. Sebaran stadium 48

    Tabel 8. Sebaran Histopatologi 49

    Tabel 9. Sebaran jenis operasi 50

    Tabel 10. Sebaran kasus berdasarkan sisa masa tumor 51

    Tabel 11. Sebaran Jenis Kemoterapi 51

    Tabel 12. Sebaran jumlah siklus pemberian kemoterapi 52

    Tabel 13. Sebaran alas an tidak menyelesaikan kemoterapi 53

    Tabel 14. Hubungan FDI dengan operasi 53

    Tabel 15. Hubungan FDI dengan stadium 54

    Tabel 16. Hubungan kelangsungan hidup dengan operasi 55

    Tabel 17. Hubungan kelangsungan hidup dengan stadium 58

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai

    dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh

    penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non communicable

    disease) termasuk diantaranya penyakit kanker. Menurut WHO (2005) ;

    penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah

    penyakit kardiovaskuler. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

    2001 memperlihatkan bahwa penyakit kanker sebagai penyakit non infeksi

    merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia setelah penyakit

    kardiovaskuler, infeksi, pernafasan dan pencernaan.1,2

    Beberapa penelitian epidemiologi menemukan bahwa peningkatan risiko

    terjadinya kanker ovarium dapat dihubungkan dengan usia lanjut, riwayat

    keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium dan frekuensi ovulasi.

    Risiko kanker meningkat pada wanita dengan ovulasi yang tidak terputus

    (nullipara), siklus panjang ovulasi (menarche pada usia lebih muda dan

    menopause pada usia lebih lanjut) dan kemungkinan hiperovulasi (pada

    penggunaan obat fertilitas). Faktor yang mengurangi tingkat risiko antara lain

    adalah faktor yang menekan ovulasi antara lain kehamilan, breast-feeding,

    dan penggunaan pil kontrasepsi oral. Setiap kehamilan diperkirakan

    menurunkan risiko 10-16%.3,4

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Kematian yang disebabkan oleh kanker ovarium masih tetap tinggi meskipun

    sudah dengan penanganan yang agresif. Di USA, kanker ovarium merupakan

    penyakit keganasan kelima dari seluruh penyakit keganasan yang lainnya

    dan penyebab kematian yang lebih sering pada wanita dibandingkan dengan

    keganasan ginekologi lainnya. Penyakit ini memiliki angka ketahanan hidup 5

    tahun sebesar 85% jika didiagnosis pada stadium dini (stadium I dan II) tapi

    akan menurun sampai kurang dari 20% pada wanita bila diagnosis baru

    ditegakkan pada stadium III atau IV. Dijumpai lebih dari 22.430 kasus baru

    dan lebih dari 14.500 kematian dari penyakit ini. 5,6,7,8

    Sebanyak 70% kanker ini di diagnosa, pada saat penyakit sudah menyebar

    ke intraabdominal atau metastasis jauh, menyebabkan buruknya prognosa

    penyakit. Dengan penanganan kanker ovarium yang terkini, 90% stadium IA

    dan 70% stadium II dapat disembuhkan, namun angka kesembuhan tersebut

    menurun mencapai 30% untuk stadium III dan IV. Prognosa yang kurang baik

    untuk wanita dengan kanker ovarium ini diakibatkan oleh ketiadaan metode

    untuk mendeteksi kanker ini pada stadium awal, kurangnya terapi yang dapat

    diterapkan untuk stadium lanjut, kurangnya pemahaman menyeluruh baik

    mengenai perubahan awal pada ovarium yang memicu perkembangan kanker

    maupun mengenai penyebab terjadinya perubahan ini. Walaupun

    penatalaksanaan dengan cara pembedahan dan kemoterapi menggunakan

    metode baru semakin berkembang, angka kesembuhan kanker ovarium

    masih tetap sama dalam 20 tahun terakhir.9,10

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Penanganan kanker ovarium di RSUP. H. Adam Malik semakin efektif sejak

    diberlakukannya suatu program oleh Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia yaitu Kartu Sehat (KS) / Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

    (ASKESKIN) sehingga pemberian kemoterapi dapat dilakukan dengan

    menyeluruh tanpa perlu pasien yang kurang mampu untuk mengeluarkan

    biaya. Askeskin berlaku mulai tahun 2002 di RSUP. H. Adam Malik.

    Sebuah studi representatif oleh Jacobs dkk, menggunakan skrining dengan

    CA-125 dan ultrasonografi pada 22.000 subjek. Jacobs dkk mengidentifikasi

    41 wanita dengan hasil skrining positip, di mana 11 di antaranya dicatat

    mengidap kanker. Perlu dicatat bahwa 70% kanker yang diidentifikasi dengan

    skrining adalah stadium III atau IV. Hasil seperti ini mendorong konferensi

    konsensus-NCI yang menyimpulkan bahwa belum ada bukti sarana skrining

    saat ini yaitu CA-125 dan ultrasonografi transvaginal bisa efektif digunakan

    untuk skrining umum untuk mengurangi mortalitas akibat kanker ovarium.

    Bahkan test skrining paling baru dan sampai sejauh ini paling spesifik untuk

    kanker ovarium tidak cukup spesifik untuk digunakan secara umum.10

    Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam penanganan kanker ovarium

    adalah hampir sebagian besar penderita (75%) datang dalam stadium yang

    sudah lanjut. Hal ini disebabkan kanker ovarium jarang memberikan keluhan

    yang spesifik sebelum penyakit ini menjadi lanjut dan seperti sudah

    diperkirakan prognosanya sangat berhubungan dengan stadium. Selain itu

    sudah dikenal beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil luaran

    (outcome) dari pengobatan dan hal ini dikenal sebagai faktor prognosa.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Beberapa diantaranya dapat dikelompokkan sebagai faktorfaktor patologik

    seperti : jenis histologik, bentuk lesi dan derajat differensiasi sel, faktor-faktor

    biologik, ploidi sel, ekspresi proto-onkogen dan onkogen, faktor-faktor klinis,

    stadium (FIGO), sisa tumor paska operasi, asites, usia pasien dan

    penampilan pasien.

    Pada penanganan kanker ovarium, pemberian kemoterapi merupakan

    modalitas pengobatan yang pemberiannya pada umumnya diberikan setelah

    tindakan operasi. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal maupun

    kombinasi dengan kemoterapi lainnya. Pemberian kemoterapi bertujuan untuk

    mengeliminasi seluruh sel-sel kanker di dalam tubuh, khususnya didalam

    rongga perut. Idealnya, obat sitostatik ini berefek pada sel kanker, tetapi efek

    samping yang ditimbulkan (juga pada organ tubuh lainnya) berbanding lurus

    dengan dosis yang diberikan. Hal lain yang akhir-akhir ini harus diperhatikan

    adalah munculnya sel-sel kanker yang resisten terhadap sitostatik tertentu.

    Oleh karena itu, lebih dipertimbangkan pemberian kombinasi sitostatik dari 2

    atau lebih obat.2,7,11,12

    1.2. Perumusan Masalah

    Penatalaksanaan kanker ovarium setelah adanya program ASKESKIN dari

    pemerintah menjadi lebih optimal dan sesuai dengan protokol terapi di sub

    divisi onkologi ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP. H.

    Adam Malik dimana pasien-pasien telah dapat dilakukan kemoterapi adjuvant

    yang lengkap. Sejak dilaksanakannya penatalaksanaan kanker ovarium yang

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • optimal di RSUP. H. Adam Malik, belum pernah dilakukan penelitian untuk

    mengevaluasi hasil penatalaksanaan kanker ovarium tersebut, akibatnya

    sampai saat ini tidak adanya data tentang penatalaksanaan kanker ovarium di

    sub divisi onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP. H. Adam

    Malik Medan. Oleh karena hal tersebut diatas peneliti mencoba melakukan

    penelitian ini.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan umum Untuk mengevaluasi hasil penatalaksanaan kanker ovarium di RSUP. H.

    Adam Malik Medan.

    Tujuan khusus 1. Untuk mendapatkan data karakteristik pasien kanker ovarium RSUP.

    H. Adam Malik Medan.

    2. Untuk mengetahui rentang waktu bebas penyakit pasien kanker

    ovarium RSUP. H. Adam Malik Medan.

    3. Untuk mengetahui angka kemampuan bertahan hidup setelah pasien

    didiagnosis menderita kanker ovarium di RSUP. H. Adam Malik

    Medan.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 1.4. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

    2. Dengan mengetahui kendala-kendala atau hambatan-hambatan

    dalam penatalaksanaan kanker ovarium di RSUP. H. Adam Malik,

    dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas

    penatalaksanaan kanker ovarium di masa yang akan datang.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Insiden

    Di Indonesia berdasarkan data dari Badan Registrasi Kanker Perhimpunan

    Dokter Ahli Patologi Indonesia tahun 1998, kanker ovarium menduduki urutan

    ke-enam (4.9%) dari seluruh kanker dengan urutan pertama kanker leher

    servik (17.2%), kanker payudara (12.2%), kanker kulit (5.9%), kanker

    nasofaring (5.3%), kanker rektum (4.9%), kanker kelenjar limfe (4.3%), kanker

    kolon (3%), kanker tiroid (3%) dan kanker kelenjar lunak (2.6%). Organisasi

    Kesehatan Dunia (WHO), melaporkan 192.000 kasus di seluruh dunia di

    tahun 2000, dengan 6000 kasus dilaporkan dari Inggris.2

    Scottish Intercolllegiate Guidellines network, melaporkan kanker ovarium

    menduduki kanker nomor empat terbesar di Scotlandia dengan 4.6% dari

    seluruh diagnosa kanker atau sekitar 600 kasus kanker baru per tahun.

    Sementara di Korea, dijumpai 11.404 kasus dan 855 wanita meninggal

    disebabkan kanker ovarium antara tahun 1993 dan 2002. Di Amerika, satu

    dari 70 wanita mendapat kanker ovarium saat hidupnya, tepatnya 40% dari

    seluruh wanita.

    Survey Epidemiology End Result periode tahun 2000-2004 mendapatkan 13.5

    per 100.000 wanita. Berdasarkan Institut kanker Amerika (ACS, 2007)

    ditemukan kurang lebih 22.430 kasus kanker ovarium baru selama tahun

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 2007 dan diperkirakan 15.280 kasus yang menyebabkan kematian. Dengan

    umur rata-rata diagnosa 63 tahun, dan 70% pasien datang pada stadium

    yang sudah lanjut. Menduduki empat besar penyebab kematian penyakit

    kanker pada wanita. Angka ketahanan hidup 5 tahun (5-YSR) untuk pasien

    dengan karsinoma epitel ovarium memperlihatkan peningkatan pada 20 tahun

    terakhir. Dari survei 1997 juga memperlihatkan secara keseluruhan pada 20

    tahun terakhir penurunan angka kematian dari 8.8 hingga 7.5 per 100.000.

    Angka ketahanan hidup selama lima tahun yang relatif untuk semua pasien

    adalah 37% pada tahun 1974-1976 dan pada tahun 1989-1994 menjadi 50%

    memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistik.

    2,5,6,13,14,15,16

    Umumnya secara histologis hampir seluruh kanker ovarium berasal dari

    epitel yaitu menempati sekitar 85-90% dari seluruh kanker ovarium. Dari

    penelitian di Indonesia seperti Karodimejo di Yogyakarta tahun 1976,

    medapatkan angka kejadian kanker ovarium sebesar 30.5% dari seluruh

    keganasan ginekologi. Gunawan di Surabaya tahun 1979, mendapatkan

    7.4% dari tumor ginekologi ; Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990,

    mendapatkan kejadian kanker ovarium sebesar 13.8% dari seluruh

    keganasan ginekologi ; dan Fadlan di Medan pada tahun 1981-1990,

    melaporkan sebesar 10.64% dari seluruh keganasan ginekologi 12

    Angka kejadian kanker ovarium ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

    berikut 5,12,17,18 :

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Negara asal:

    Didapatkan angka kejadian karsinoma ovarium yang tinggi pada wanita di

    negara-negara industri di bandingkan dengan negara-negara non industri,

    khususnya di Eropa Barat dan Utara dan Amerika bagian utara. Insiden

    karsinoma ovarium di beberapa negara dapat dilihat pada tabel 1 di bawah

    ini;

    Penelitian Tahun Negara Insiden

    Katherine, YL

    Katherine, YL

    SEER

    Tingulstad, S

    Godard,B

    1992

    1992

    1995

    1996

    1996

    Europe

    Japan

    USA

    Norway

    Canada

    17.2

    3.2

    14.4

    12.5

    12.0

    Ras :

    Insiden Karsinoma ovarium per 100.000 penduduk di kalangan kulit putih

    Amerika Serikat sebesar 14.2% sedangkan di kalangan populasi Afrika

    Amerika hanya sebesar 9.3%. Parker juga melaporkan insiden karsinoma

    ovarium di kalangan kulit putih Amerika sebesar 15.8%, di kalangan Indian-

    Amerika sebesar 17.5% dan di kalangan China-Amerika sebesar 9.3%.

    Usia :

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Kanker Ovarium jarang ditemukan pada usia dibawah 40 tahun. Angka

    kejadian meningkat dengan makin tuanya usia dari 15-16 per 100.000 pada

    usia 40-44 tahun, menjadi 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia

    median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48% penderita berusia diatas 65

    tahun. Sekitar 4-24% massa ovarium yang ditemukan premenopause dan

    39-63% massa ovarium yang ditemukan paska menopause adalah kanker

    ovarium. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa insiden karsinoma ovarium

    pada populasi wanita berusia di atas 50 tahun sebesar 41.4 per 100.000

    penduduk, sedangkan pada wanita yang lebih muda hanya 5.1 per 100.000

    penduduk.

    Dari penelitian lain di Amerika Serikat dilaporkan bahwa karsinoma ovarium

    dijumpai pada dekade delapan yaitu pada usia 75-79 tahun sebanyak 57

    kasus per 100.000 wanita, sedangkan pada wanita yang berusia antara 40-44

    tahun hanya 16 kasus per 100.000 wanita. Dari penelitian Fadlan di Medan

    tahun 1981-1990, dilaporkan insiden karsinoma ovarium terbanyak pada

    kelompok usia 41-50 tahun, sedangkan Harahap di Jakarta tahun 1984,

    melaporkan insiden tertinggi karsinoma ovarium terdapat pada kelompok usia

    40-70 tahun.12

    Keberhasilan penanganan tumor ovarium ganas ditentukan oleh beberapa

    faktor, yaitu kondisi umum penderita, stadium penyakit, tipe histologi dan

    tindakan pembedahan serta pemberian kemoterapi setelah pembedahan.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Penatalaksanaan utama kanker ovarium adalah tindakan pembedahan. Pada

    stadium awal dilakukan histerektomi total, bilateral salfingo ooforektomi,

    omentektomi, apendiktomi diikuti dengan kemoterapi. Terapi pembedahan

    tidak hanya untuk tujuan pengobatan, selain itu dapat dilakukan penentuan

    stadium saat pembedahan, sekaligus pemeriksaan histopatologi yang sangat

    menentukan stadium selanjutnya. Pada stadium lanjut dilakukan operasi

    debulking (Bulk Reductive Surgery) dengan tujuan mengangkat masa tumor

    primer dan jaringan metastase sebanyak-banyaknya, meninggalkan

    seminimal mungkin jaringan tumor (< 1 cm) agar kemoterapi yang akan

    diberikan menjadi lebih efektif sehingga prognosa lebih baik.7,8,11,17

    2.2. Klasifikasi

    Kanker ovarium bukan suatu jenis penyakit tunggal. Sebenarnya ada lebih

    dari 30 tipe dan subtipe keganasan ovarium, masing-masing memiliki

    gambaran histopatologi (jaringan) dan biologi. Oleh karena itu, kebanyakan

    ahli membagi kedalam tiga kelompok besar, berdasarkan jenis sel berasal:

    11,13,19

    1. Tumor epitel yang berasal dari sel permukaan atau menutupi ovarium

    Kanker ovarium epitel berasal dari lapisan sel yang menutupi permukaan

    ovarium. Penyakit ini menyebar melalui kavum peritoneum dan ke kelenjar

    limfatik. Menurut WHO tipe histologi kanker ovarium epitel dikelompokkan

    kedalam tipe sebagai berikut :

    1. Serous tumors

    Benign

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Cytadenoma and papillary cystadenoma

    Surface papilloma

    Adenofibroma and cystadenofibroma

    Tumor of low malignant potential

    Malignant

    Adenocaricinoma

    Surface papillary adenocarcinoma

    Malignant adenofibroma and cytadenofibroma

    2. Mucinous cystadenocarcinoma

    Benign

    Cytadenoma

    Adenofibroma and cystadenofibroma

    Tumor of low malignant potential

    Intestinal type

    Endocervical like

    Malignant

    Adenocarcinoma

    Malignant adenofibroma

    Mural nodule arising in mucinous cystic tumor

    3. Endometrioid Tumor

    Benign

    Adenoma and cystadenoma

    Adenofibroma and cystadenofibroma

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Tumor of low malignant potential

    Endometrioid tumor

    Malignant

    Adenocarcinoma

    Adenoacanthoma

    Adenosquamous carcinoma

    Malignant adenofibroma with a malignant stromal

    Component

    Adenosarcoma

    Endometrial stromal sarcoma

    Carcinosarcoma, homologous and heterologous

    Undifferantiated sarcoma

    4. Clear Cell Carsinoma

    Benignt

    Tumor of low malignant potential

    Malignant

    Adenocarcinoma

    5. Transitional cell tumors

    Brenners tumor

    Proliferating Brenners tumor

    Malignant Brenners tumor

    Transitional cell carcinoma

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • (non-Branner type)

    6. Squamous cell carcinoma

    7. Mixed epitel tumors (specify types)

    Benign

    Tumor of low malignant potential

    Malignant

    8. Undifferentiated carcinoma

    Pada kepustakaan lainnya dikatakan lebih kurang 75-80% kanker ovarium

    epitel merupakan tipe serous. Setiap tumor (kanker) epitel memiliki suatu

    pola histologi seperti mukosa traktus genital bagian bawah. Tipe histologi

    serous atau papilari mempunyai ciri yang sama dengan lapisan epitel

    glandular tuba falopi. Tumor musinosum mengandung sel menyerupai

    kelenjar endoservik dan tumor endometrioid menyerupai lapisan

    endometrium. 20,21

    Sebanyak 75% dari kanker ovarium epitel adalah bentuk serosum.

    Sebagian kecil adalah musinosum (20%), endometrioid (2%), clear cell,

    brenner dan undifferentiated carsinoma masing-masing sebanyak 1%.

    Masing-masing tumor mempunyai bentuk histologi dengan meniru

    gambaran mukosa dari organ genitalia. Misalnya, pola histologi pada

    serosum atau papillari mirip dengan dinding sel tuba falopi, tumor

    musinosum mirip dengan kelenjar endoserviks.42

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 2. Tumor germ sel , berasal dari sel-sel germinal (yolk)

    Kebanyakan tumor germ sel bersifat jinak / benigna walaupun beberapa

    bersifat ganas dan dapat mengancam jiwa. Tumor maligna dari germ sel

    yang paling sering adalah teratoma yang matur, disgerminoma dan tumor

    sinus endodermal. Tumor maligna dari germ sel sering terjadi pada remaja

    dan wanita pada dekade duapuluhan. Walaupun pada era sekarang telah

    ada penanganan dengan kombinasi kemoterapi. Hal ini masih dapat

    terjadi walupun 70% tumor dapat didiagnosa pada stadium I. Sekarang

    90% pasien penderita ovarium germ sel malignansi dapat disembuhkan

    dan masih fertile. Diharapkan strategi penanganan yang digunakan pada

    penderita dapat juga diaplikasikan pada kanker ovarium jenis epitel

    sehingga dapat mencapai hasil yang sama.

    3. Tumor sex-cord dan stromal (menghasilkan hormon)

    Tumor ini berasal dari sel jaringan ikat yang mempertahankan ovarium

    dan mengasilkan hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Tipe

    yang paling sering dijjumpai adalah tumor granulose-teka dan tumor sel

    sertoli-leydig. Tumor ini jarang ditemukan dan biasanya dipertimbangkan

    sebagai kanker tingkat rendah dengan 70% ditemukan pada stadium I.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Tabel 2. Klasifikasi tumor ganas ovarium 42

    Tumor Frekuensi

    Epitel Kistadenokarsinoma serosum papilari

    Kistadenokarsinoma musinosum

    Karsinoma endometroid

    Karsinoma Clear cell

    Tumor brenner ganas

    Undifferentiated carcinoma

    38

    11

    13

    5

    < 0.5

    15

    Sex Cord stromal Tumor sel granulosa

    Tumor leydig-sertoli

    Tumor campuran

    2

    < 1

    < 0.5

    Germ Cell Teratoma imatur

    Karsinoma embrional

    Tumor sinus endodermal

    Khoriokarsinoma

    Campuran

    Disgerminoma

    < 0.5

    < 0.5

    < 1

    < 0.5

    < 1

    2

    Stromal Sarkoma < 0.5

    Miscellanous Karsinoma metastatic

    Limphoma

    10

    < 0.5

    2.3. Faktor Risiko

    Secara definisi faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat merubah

    kemungkinan terjadinya suatu penyakit seperti kanker. Para peneliti

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • menemukan beberapa faktor spesifik yang menimbulkan perubahan

    terjadinya kanker ovarium epitel. 11,22

    Obesitas Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara obesitas dan

    kanker ovarium. Secara keseluruhan, wanita obesitas mempunyai faktor

    risiko yang lebih tinggi pada perkembangan kanker ovarium. Risiko

    terjadinya kanker ovarium meningkat 50% pada wanita yang mempunyai

    berat badan yang lebih.

    Pembedahan ginekologi Ligasi tuba dapat mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium sebanyak

    67%. Histerektomi juga menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium

    sebanyak sepertiga dari total pasien yang di histerektomi.

    Obat-obatan fertilitas Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa penggunaan klomifen sitrat

    (Clomid) untuk penggunaan yang lebih dari 1 tahun dapat meningkatkan

    risiko terjadinya kanker ovarium.

    Androgen Androgen merupakan hormon pria. Danazol meningkatkan kadar

    androgen. Penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara

    danazol (digunakan untuk terapi endometriosis) dan peningkatan risiko

    terjadinya kanker ovarium.

    Terapi pengganti estrogen dan terapi pengganti hormon Beberapa penelitian terbaru menyatakan bahwa wanita yang

    menggunakan estrogen setelah menopause meningkatkan risiko

    terjadinya kanker ovarium. Terdapat risiko yang lebih tinggi pada wanita

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • yang menggunakan estrogen tunggal selama beberapa tahun (paling tidak

    5 atau 10).

    Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolorektal

    Kanker ovarium bersifat herediter. Risiko meningkat pada keluarga lapis

    pertama. Semakin muda usia keluarga yang terkena kanker ovarium

    semakin besar risiko terjadinya kanker ovarium.

    Riwayat menderita kanker payudara Penderita kanker payudara, juga memiliki peningkatan terkena kanker

    ovarium.

    Penggunaan bedak tabur Bahwasanya penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau

    tissue pembersih bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) terhadap

    ovarium. Beberapa waktu lalu bedak tabur kadang mengandung

    asbestosis, bahan mineral penyebab kanker.

    Hal yang tersebut diatas merupakan faktor risiko secara umum. Namun faktor

    risiko ini dapat dicegah melalui kemopreventif yang masih diteliti. Adapun

    parameter untuk identifikasi wanita yang berisiko tinggi menderita kanker

    ovarium yang diperkirakan dapat dihindari dengan kemopreventif:

    1. Riwayat pribadi atau keluarga menderita kanker payudara sebelum usia

    50 tahun atau kanker ovarium pada usia berapapun.

    2. Dua atau lebih dari satu kasus kanker payudara dan / atau kanker

    ovarium.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 3. Keturunan Yahudi Ashkenazi dengan riwayat pribadi atau keluarga

    menderita kanker payudara sebelum usia 50 tahun atau kanker ovarium

    pada usia berapapun.

    4. Riwayat keluarga dengan kanker payudara pada pria.

    Wanita usia menopause dengan riwayat keluarga dengan kanker payudara

    dan atau kanker ovarium berada pada kelompok risiko tinggi dan merupakan

    target tepat untuk usaha pencegahan. Walaupun hanya 10% dari kanker

    ovarium berkaitan dengan terjadinya mutasi genetis, populasi risiko tinggi ini

    adalah pasien yang tepat untuk penelitian kemopreventif.

    Untuk penelitian agent kemopreventif kanker, populasi target harus termasuk

    wanita risiko tinggi dengan riwayat yang jelas kanker payudara dan ovarium

    dengan atau tanpa mutasi BRCA atau dengan keturunan Ashkenazi Yahudi.

    Walaupun belum ditemukan lesi preinvasif kanker yang dapat dideteksi

    terdapat bukti berdasarkan pada peningkatan kista inklusi dan area proliferasi

    yang terlihat di ovarium pada wanita dengan risiko tinggi pada beberapa

    penelitian, karenanya hal ini dapat digunakan sebagai biomarker.23

    2.4. Etiologi

    2.4.1. Gambaran epidemiologi (13,17,24,25,26)

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Etiologi kanker ovarium kurang begitu jelas. Sampai saat ini faktor riwayat

    keluarga penderita kanker ovarium, usia, menarche dini dan nuliparitas masih

    merupakan faktor risiko pada kanker ovarium epitel, sementara kehamilan,

    penggunaan kontrasepsi oral, histerektomi dan ligasi tuba merupakan faktor

    pendukung.

    Faktor adanya riwayat keluarga penderita kanker epitel ovarium diperkirakan

    mencapai 5-10% dari seluruh kanker ovarium. Mutasi dari BRCA1 atau

    BRCA2 diperkirakan mencapai 50% sampai 70% pasien kanker ovarium.

    Risiko kejadian kanker ovarium meningkat sesuai pertambahan usia. Di

    Amerika Serikat, insidensi usia rata-rata kanker ovarium berkisar antara 57-59

    tahun, 50% dari seluruh kasus muncul pada usia di atas 65 tahun, dan

    insidensi usia spesifik rata-rata di usia pertengahan 70-an.

    Beberapa penelitian melibatkan faktor tembakau dan merokok dalam

    meningkatnya insidensi kanker ovarium spesifik. Sebagai tambahan bedak

    tabur, asbestosis, dan alkohol terkadang berhubungan dengan meningkatnya

    faktor risiko. Namun ada juga data yang menghubungkan antara obesitas

    dengan risiko kanker ovarium. Obesitas berhubungan dengan beberapa

    kondisi ginekologi seperti kadar hormon, fungsi ovulasi, infertilitas, sindroma

    polikistik ovarium, hiperandrogen dan endometriosis.

    Temuan epidemiologi lain menunjukkan bahwa pengaruh faktor menstruasi

    dan reproduksi pada kejadian kanker ovarium. Kehamilan diperkirakan dapat

    menurunkan risiko karsinoma ovarium sebesar 10-16%. Beberapa penelitian

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • melaporkan adanya kecenderungan menurunnya angka kejadian kanker

    ovarium dengan peningkatan usia pada persalinan pertama dan persalinan

    terakhir. Contohnya seperti penelitian oleh Pike dkk, dimana pada kasus

    studi kontrol diperoleh bahwa wanita yang melahirkan setelah usia 35 tahun

    dapat menurunkan 50% risiko kanker ovarium invasif, sementara dampak KO

    (kontrasepsi oral) adalah penurunan persalinan pada usia dibawah 35

    tahun.25 Sehingga dikatakan bahwa penggunaan KO dapat menurunkan risiko

    kejadian kanker ovarium.

    Pada beberapa penelitian terakhir, berkurangnya risiko karsinoma ovarium

    pada wanita pemakai KO dibandingkan yang bukan pemakai adalah sebesar

    30%. Penggunaan KO mengalami peningkatan sebanyak 7% dan

    penggunaan jangka panjang (lebih dari 10 tahun) mengalami penurunan

    sebanyak 80%. Keuntungan penggunaan kontrasepsi oral dalam mengatasi

    risiko karsinoma ovarium adalah perlindungan selama sedikitnya 10-15 tahun

    sejak penggunaan terakhir atau selama 20-25 tahun. Dari beberapa data

    diperoleh bahwa peningkatan risiko karsinoma ovarium juga berhubungan

    dengan penggunaan beberapa terapi estrogen tunggal, namun tidak pada

    penggunaan kombinasi estrogen progestin. Wanita dengan infertilitas juga

    mengalami peningkatan risiko karsinoma ovarium, dimana induksi ovulasi

    (klomifen atau gonadotropin) dalam mengatasi infertilitas juga meningkatkan

    risiko karsinoma ovarium. Ligasi tuba dan histerektomi tanpa oophorektomi

    mengurangi risiko karsinoma ovarium mungkin disebabkan karena

    berkurangnya kontak ovarium terhadap faktor potensial karsinogen atau

    inflamasi.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 2.4.2. Hipotesa Tumorigenesis 9,13,27,28,29

    Saat ini beberapa hipotesa dikemukakan dalam menjelaskan temuan

    epidemiologi. Hipotesa incessant ovulasi yang diperkenalkan oleh Fattala

    dkk pada tahun 1971, yang didukung oleh penelitian lain menyimpulkan

    bahwa trauma berulang selama ovulasi meningkatkan paparan epitel

    permukaan ovarium terhadap abnormalitas genetik dan atau faktor risiko lain.

    Disamping itu menarche dini, menopause terlambat dan nuliparitas, yang

    memiliki episode ovulasi lebih dan menyusui jangka panjang dilaporkan

    menurunkan risiko kejadian karsinoma ovarium.

    Hipotesa lainnya adalah hipotesa inflamasi, yaitu berdasarkan faktor risiko

    penyakit inflamasi pelvik dan efek dari histerektomi serta ligasi tuba. Hipotesa

    stromal mengatakan bahwa beberapa sel folikuler menghindari kematian sel

    dan terus memproduksi hormon steroid, dan menstimulasi konversi neoplasitk

    dari sel epitel permukaan ovarium di stroma. Berdasarkan karsinogenesis

    hormonal dimana pada kanker yang berhubungan dengan endokrin seperti

    kanker payudara dan prostat, dua hipotesa hormonal ditegakkan. Salah

    satunya adalah hipotesa androgenik / progesteron dimana androgen yang

    kadarnya meningkat pada wanita menopause dan obesitas, menstimulasi

    tumorigenesis pada ovarium sementara progesteron melindunginya. Hipotesa

    lain adalah hipotesa gonadotropin dimana FSH dan LH, berhubungan dengan

    surge pada saat ovulasi dan hilangnya feed back negatip gonad pada wanita

    menopause dan kegagalan premature ovarium, yang berperan dalam

    terjadinya kanker ovarium epitel.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 2.4.3. Stem cell like etiologi 13

    Baru-baru ini konsep stem-cell niche dalam kejadian kanker di perkenalkan.

    stem cell somatic yang terdapat pada daerah spesifik yang disebut niche

    muncul akibat stimulasi trauma atau stimulasi lain. Sel epitel permukaan

    ovarium dewasa mengalami pembaharuan stem sel dengan sendirinya. Epitel

    permukaan ovarium adalah epitel sederhana dan primitif dengan beberapa

    gambaran stroma, dimana ketika terjadi keganasan epitel permukaan ovarium

    akan kehilangan karakteristik stromanya dan menunjukkan karakteristik

    fenotip epitel glandular kompleks dari jaringan duktus mulerian, seperti serous

    (tuba falopi), mucinous (endoservikal), dan endometrioid (endometrium).

    Retensi pluripotensiality dapat berhubungan dengan kapasitas proliferatip

    dengan mengurangi induksi sel apoptosis sehingga mungkin terjadi

    perubahan dari transformasi neoplastik. Namun mekanisme seluler dan

    molekuler dimana pluripotent stem cell epitel permukaan ovarium mengalami

    perubahan menjadi tumor belum sepenuhnya dimengerti.

    2.5 Gejala dan Tanda Klinis

    Pada stadium awal, karsinoma ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik,

    biasanya ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

    Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis setelah berada pada stadium

    lanjut. Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala penekanan pada

    rongga perut berupa rasa mual muntah, hilang nafsu makan, dan gangguan

    motilitas usus. Adanya massa di pelvik merupakan tanda yang penting dari

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • karsinoma ovarium. Pada wanita usia di atas 40 tahun, adanya massa

    dengan diameter >5cm diperlukan perhatian khusus, karena 95% dari

    karsinoma ovarium mempunyai diameter > 5cm. Namun jika dijumpai massa

    kistik soliter berukuran 5-7cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan

    merupakan suatu kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan

    dalam 4-6 minggu kemudian. (12)

    Gejala dan tanda klinis dari karsinoma ovarium yang biasa di jumpai adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 3. Gejala dan tanda klinis dari karsinoma ovarium

    Gejala dan tanda Frekuensi relative

    1. Pembesaran perut

    2. Nyeri perut

    3. Gejala-gejala dispepsia

    4. Gangguan BAB dan BAK

    5. Penurunan berat badan

    6. Gangguan haid

    7. Pembesaran kelenjar inguinal

    Xxxx

    xxx

    xx

    xx

    xx

    xx

    x

    Pemeriksaan penunjang pada kanker ovarium salah satunya adalah CA-125

    sebagai petanda tumor ovarium yang telah ditemukan kira-kira 20 tahun yang

    lalu. Nilai CA-125 secara klinis dipakai sebagai pemantau penyakit, dan

    digunakan sebagai pendukung untuk deteksi dini terhadap kekambuhan dan

    juga dipakai untuk menduga respon terhadap terapi.36,37,38,39

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Tabel 4. Stadium Kanker Ovarium Menurut FIGO 11,16,22

    Stadium Keterangan I

    Tumor terbatas pada ovarium IA Tumor terbatas pada ovarium , kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan

    tumor di permukaan ovarium,tidak ada sel tumor di cairan ascites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum

    IB Tumor terbatas pada dua ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor pada

    permukaan ovarium, tidak sel tumor di cairan ataupun pada bilasan cairan di rongga ovarium

    IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu

    kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan acites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum

    II

    Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvik IIA Tumor meluas ke uterus dan / atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan

    ascites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum

    IIB Tumor meluas ke jaringan / organ pelvik lainnya tanpa sel tumor di cairan ascites ataupun bilasan cairan di rongga peritonem

    IIC Perluasan ke pelvik (IIA atau IIB) dengan sel tumor di cairan ascites ataupun bilasan cairan cairan di rongga peritoneum

    III

    Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvik dengan / atau metastase kelenjar getah bening regional IIIA Metastase mikroskopik di luar pelvik IIIB Metastase makroskopik di luar pelvik dengan besar lesi metastase 2 cm IIIC Metastase makroskopik di luar pelvik dengan besar lesi metastase > 2 cm Dan / atau metastase ke kelenjar getah bening

    IV

    Metastase jauh ( di luar rongga peritoneum )

    Angka kemampuan bertahan hidup sesuai dengan stadium25

    Angka dibawah ini berdasarkan pasien yang terdiagnosa dari tahun 1995

    sampai 1998. Angka berikut ini didapatkan dari The American College of

    Surgeons, National Cancer Data Base.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Stage Relative 5-Year Survival Rate

    IA 92.7%

    IB 85.4%

    IC 84.7%

    IIA 78.6%

    IIB 72.4%

    IIC 64.4%

    IIIA 50.8%

    IIIB 42.4%

    IIIC 31.5%

    IV 17.5%

    Angka kemampuan bertahan hidup selama lima tahun merujuk pada

    persentase dari pasien yang hidup 5 tahun sesudah kanker terdiagnosis.

    Rentang 5 tahun digunakan untuk menghasilkan sebuah prosedur baku /

    standard untuk menetukan prognosis. Tentu kebanyakan orang hidup lebih

    dari 5 tahun. Angka kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun dijumlahkan

    kedalam golongan orang yang akan meninggal karena sebab yang lain dan

    dibandingkan dengan angka kemampuan bertahan hidup yang diobservasi

    sesuai dengan angka yang diharapkan pada orang tanpa kanker ovarium. Hal

    ini berarti angka kemampuan bertahan hidup hanya berbicara mengenai

    kematian akibat kanker ovarium.22 Penyakit ini mempunyai angka ketahanan

    hidup 5 tahun sebesar 85% jika didiagnosis pada stadium dini (stadium I atau

    II), tetapi akan menurun sampai kurang dari 20% pada wanita bila diagnosis

    baru ditegakkan pada stadium III atau IV.36, 40, 41

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Angka kemampuan bertahan hidup 5 tahun untuk pasien kanker ovarium jenis

    epitel telah menunjukkan peningkatan pada 20 tahun terakhir. Data SEER

    1997 menunjukkan secara keseluruhan pada 20 tahun terakhir penurunan

    angka kematian dari 8.5 sampai 7.8 per 100.000. Angka ketahanan hidup 5

    tahun yang relatif untuk semua pasien adalah 37% pada tahun 1974-1976

    dan 50% pada tahun 1989-1994 yang secara statistik terbukti adanya

    perbedaan yang signifikan.36

    Peningkatan yang terjadi didapat sebagai hasil dari perpindahan stadium,

    dengan staging yang lebih baik, kemampuan yang baik untuk melakukan

    operasi sitoreduksi dan dikenalnya multi agen sitotoksik termasuk platinum

    dan paclitaxel.36

    2.6 Penatalaksanaan

    Pengobatan utama pada karsinoma ovarium adalah dengan cara

    pembedahan yang ditujukan untuk mengangkat massa tumor dan melakukan

    penentuan stadium (surgical staging), selanjutnya jika diperlukan dilanjutkan

    dengan pemberian terapi adjuvant seperti: pemberian obat-obat sitostatika

    atau kemoterapi, radioterapi dan immunoterapi. 11,17

    2.6.1 Pembedahan

    Tindakan pembedahan yang baku untuk penentuan stadium (surgical staging)

    pada karsinoma ovarium dilaksanakan sebagai berikut : 11,12,16,17

    Insisi kulit vertikal (midline) sampai melewati umbilikus

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Inspeksi dan palpasi seluruh organ intraperitonel dan permukaan peritoneum rongga pelvis dan rongga abdomen atas

    Pengambilan cairan asites jika ada, atau bilasan peritoneum di empat tempat yaitu subdiafragma, pelvis (kavum douglas), rongga parakolik

    kiri dan kanan

    Biopsi seluruh lesi yang dicurigai Jika tidak dijumpai massa di luar ovarium, dilakukan biopsi di beberapa

    tempat dari peritoneum di kavum douglas, dan cekungan parakolik kiri

    dan kanan, peritoneum kandung kemih, mesenterium, dan diafrgama

    Eksplorasi rongga ekstraperitoneal Pengangkatan kelenjar getah bening pelvis dan para aorta atau laping

    tidak dilakukan pengambilan contoh untuk pemeriksaan histopatologi

    Jika memungkinkan ovarium harus diangkat secara utuh Biopsi atau reseksi beberapa tempat perlengketan Infrakolik omentektomi Total abdominal histrektomi dan salphingooporektomi bilateral serta

    pengangkatan seluruh massa tumor

    Dengan dilakukan pembedahan sempurna di atas, terlihat bahwa prosedur

    pembedahan tersebut cukup luas dan akan mengakibatkan wanita kehilangan

    fungsi reproduksinya. Tindakan pembedahan ini disebut dengan tindakan

    pembedahan radikal. Jika ditemukan karsinoma ovarium pada wanita usia

    muda yang masih memerlukan fungsi reproduksinya, maka tindakan bedah

    radikal ini dapat dihindari dengan syarat-syarat tertentu, sehingga tidak perlu

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • dilakukan pengangkatan uterus dan ovarium yang sehat. Tindakan

    pembedahan ini disebut dengan pembedahan konservatif.

    2.6.2 Kemoterapi

    Kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang diinjeksikan kedalam

    vena atau diberikan secara oral. Obat-obatan ini memasuki pembuluh darah

    dan mencapai seluruh area / wilayah tubuh, sehingga terapi ini sangat

    berguna untuk kanker yang telah bermetastase. Untuk beberapa kasus

    kanker ovarium, kemoterapi dapat diinjeksikan melalui sebuah kateter

    langsung kedalam kavum abdomen. Hal ini disebut sebagai kemoterapi

    intraperitoneal. Obat-obatan yang diberikan juga diabsorbsi kedalam

    pembuluh dalah, sehingga kemoterapi intraperitoneal juga merupakan salah

    satu tipe dari sistemik kemoterapi. 13,16,20 Obat-obatan kemoterapi tidak hanya

    membunuh sel kanker tetapi juga merusak beberapa sel normal.

    Tipe kemoterapi untuk kanker ovarium jenis epitel melibatkan 6 siklus. Satu

    siklus merupakan sebuah jadwal yang mengatur dosis obat secara reguler.

    Obat yang berbeda mempunyai siklus yang bervariasi. Obat ini biasanya

    diberikan secara intravena selama siklus 3 sampai 4 minggu. Biasanya

    kemoterapi terdiri dari kombinasi obat. Kebanyakan ahli onkologi di Amerika

    Serikat percaya bahwa kemoterapi kombinasi lebih efektif dalam penanganan

    kanker ovarium daripada penggunaan obat tunggal. 13,16,2 Terapi kombinasi

    menggunakkan campuran platinum seperti cis-platin atau carboplatin, dan

    taxane, seperti paclitaxel (Taxol) atau docetaxel (Taxotere), merupakan

    pendekatan penanganan yang baku / standard. 20

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Walaupun kanker ovarium jenis epitel cenderung respon terhadap

    kemoterapi, sel kanker dapat tumbuh kembali. Kekambuhan tumor dapat

    diterapi dengan siklus tambahan dari kemoterapi yang pertama kali

    digunakan. Pada beberapa kasus, digunakan obat-obatan yang lain yang

    kebanyakan merupakan topotecan, anthracyclines seperti doxorubicin

    (Adriamycin) dan liposomal doxorubicin (Doxil), gemcitabine,

    cyclophosphamide, vinorelbine (Navelbine), hexamethyl melamine,

    ifosfamide, dan etoposide. Kombinasi obat yang berbeda digunakan untuk

    terapi tumor sel germinal. 16

    Menurut teori Goldie-Coldman pemberian segera regimen kemoterapi yang

    agresif secara khusus dapat mengintervensi sejumlah obat-obatan yang

    sudah mengalami resistensi akibat mutasi sel secara spontan, mengurangi

    risikonya hingga minimal dan bahkan menetralkan risiko terjadinya

    kekambuhan.13 Pada kanker ovarium stadium awal kemoterapi adjuvant

    efektif dalam penatalaksanaan kanker ovarium.13 Trimbos dkk, melaporkan

    sebuah penelitian random menyatakan bahwa kemoterapi yang segera

    dilakukan meningkatkan angka bebas kekambuhan dengan angka absolut

    yang diteliti selama 5 tahun yaitu 8%.13 Kegunaan obat kemoterapi cis-platin

    diketahui salah satunya yaitu berhubungan dengan bertambahnya angka

    kemampuan bertahan hidup pasien.13 Jenis regimen yang digunakan adalah

    cis-platin dan CAP serta dengan tambahan regimen lainnya. Dari penelitian

    yang dilakukan ahli onkologi di Italia menyatakan bahwa penggunaan cis-

    platin efektif pada penatalaksanaan kanker ovarium epitel tanpa harus

    menggunakan regimen tambahan.13

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Efek samping yang sering terjadi adalah nausea dan muntah, kehilangan

    selera makan, rambut rontok, bercak ditangan dan kaki, dan sariawan.

    Beberapa obat yang digunakan untuk terapi kanker ovarium dapat

    menyebabkan kerusakan ginjal dan syaraf. Karena kemoterapi dapat

    merusak sumsum tulang penghasil sel darah, pasien dapat menderita jumlah

    sel darah yang rendah. Hal ini dapat mengakibatkan:

    meningkatkan kemungkinan timbulnya infeksi (disebabkan oleh jumlah sel

    darah putih yang terbatas)

    berdarah atau memerah setelah terluka atau luka (disebabkan oleh

    trombosit darah yang terbatas)

    fatigue (disebabkan oleh rendahnya sel darah merah).

    Kebanyakan efek samping akan menghilang sewaktu terapi dihentikan.

    Rambut akan tumbuh kembali setelah terapi selesai. Efek samping yang

    dapat menetap yaitu menopause prematur dan infertilitas. Beberapa obat

    kemoterapi (jarang) dapat menyebabkan akut mieloblastik leukimia, yaitu

    kanker sel darah putih.

    2.6.3 Radiasi

    Terapi radiasi menggunakan sinar radiasi energi tinggi untuk membunuh sel

    kanker. Sinar radiasi dapat diberikan didalam sebuah prosedur bukan hanya

    untuk sinar radiasi diagnostik. Pada masa lalu radiasi lebih sering

    digunakkan, tetapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai terapi

    utama untuk tumor ovarium. 16,17,21

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Terapi radiasi sinar eksternal : pada prosedur ini, radiasi dari mesin yang

    berada diluar tubuh yang disebut sebagai a linear accelerator difokuskan

    kepada kankernya. Ini adalah salah satu tipe terapi radiasi yang

    direkomendasikan untuk terapi kanker ovarium. Terapi diberikan 5 hari setiap

    minggu selama beberapa minggu. Setiap terapi berlangsung selama

    beberapa menit dan menyerupai dengan pemeriksaan diagnostik dengan

    sinar radiasi. Seperti sinar radiasi untuk dignostik, radiasi melewati kulit dan

    jaringan lainnya sebelum mencapai tumor. Waktu paparan terhadap radiasi

    sangat pendek, dan kebanyakan waktu pertemuan yaitu untuk memposisikan

    pasien secara tepat agar radiasi yang diberikan tertuju secara tepat pada

    kanker.

    Selama terapi ini, kulit dapat terlihat dan terasa terbakar. Secara bertahap

    akan berkurang hingga kembali normal dalam 612 bulan. Karena abdomen

    dan pelvik sesitif terhadap radiasi, kebanyakan wanita juga merasakan

    kelelahan, nausea atau diare. 16,17,20

    Brachytherapy : Terapi radiasi juga dapat diberikan dengan cara

    menanamkan bahan radioaktif dilokasi yang dekat dengan kanker yang

    disebut brachytherapy. Hal ini jarang dilakukan untuk kanker ovarium. 16,17,20

    Radioaktif phosphorus : Zat ini dimasukkan kedalam abdomen. Zat ini

    mencapai sel kanker memalui permukaan abdomen dan membunuhnya. Zat

    ini digunakan pada masa yang lalu, tetapi sekarang bukan terapi tetap / baku

    untuk kanker ovarium. 16,17,20

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Penatalksanaan kanker ovarium jenis epitel16

    Penatalaksanaan primer Penatalaksanaan primer adalah laparotomi untuk semua stadium atau

    bedah beku jika stadium II, III dan IV atau kemoterapi untuk pasien yang

    tidak mungkin dioperasi pada stadium III / IV.

    Kemoterapi

    Stadium IA atau IB : Grade I observasi

    Grade II observasi atau Taxane atau

    carboplatin intra vena selama 3 -6 siklus

    Grade III Taxane atau carboplatin intra vena

    selama 3 -6 siklus

    Stadium IC : Taxane atau carboplatin intra vena selama 3-6 siklus

    Stadium IA, IB dan IC selanjutnya diawasi setelah kemoterapi primer.

    Stadium II, III, IV : Taxane atau carboplatin intra vena selama 6 siklus

    atau kemoterapi intra peritoneal kemudian dilanjutkan

    dengan penatalaksanaan sekunder

    Pengawasan dilakukan dengan cara kunjungan setiap 2-4 bulan selama 2

    tahun kemudian dilanjutkan 6 bulan sekali selama 3 tahun kemudian

    setiap tahun, periksa CA-125 setiap kunjungan, pemeriksaan

    laboratorium, pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan pelvik, foto thoraks

    dan scanning pelvik, abdomen dan thorak.

    Penatalaksanaan sekunder Setelah kemoterapi primer pada stadium II, III dan IV maka pasien

    diawasi, jika sembuh sempurna maka diobservasi / diuji klinik / pemberian

    obat setelah sembuh yaitu paclitaxel (135 -175 mg/m2 setiap 4 minggu 12

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • kali) atau menilai kembali prosedur pembedahan. Jika sembuh tidak

    sempurna atau penyakit kanker berkembang maka

    Penatalaksanaan kekambuhan 1. Jika penyakit tetap setelah kemoterapi primer atau sembuh sempurna

    tetapi kambuh < 6 bulan setelah berhenti kemoterapi maka diberikan

    terapi pendukung atau ulangi kembali regimen kemoterapi primer.

    2. Stadium II, III dan IV dengan kekambuhan partial maka diberikan

    kemoterapi kambuhan atau diobservasi.

    3. Sembuh sempurna dan kambuh > 6 bulan setelah berhenti kemoterapi

    maka diberikan carboplatin / paclitaxel atau gemcitabine / carboplatin

    atau regimen kekambuhan.

    4. Volume rendah secara klinis atau kekambuhan lokal setelah interval

    bebas penyakit > 6 bulan maka dipertimbangkan untuk dilakukan

    bedah beku kembali atau kemoterapi kekambuhan yaitu carboplatin /

    paclitaxel atau gemcitabine / carboplatin atau regimen kekambuhan.

    Penatalaksanaan kanker ovarium jenis germ sel16

    Dapat dilakukan pembedahan awal atau pembedahan prior. Pada

    pembedahan awal ada pasien yang masih ingin bisa memiliki anak atau tidak,

    jika tidak maka dilakukan operasi pengangkatan ovarium secara keseluruhan.

    Pada pembedahan prior ada yang dinilai stadium secara lengkap atau belum

    lengkap. Stadium I disgerminoma atau stadium I, grade I teratoma immatur :

    dilakukan observasi

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Tumor embrional atau tumor sinus endodermal atau disgerminoma stadium

    IIIV atau teratoma immatur stadium I grade 23 atau stadium IIIV :

    dilakukan kemoterapi, jika :

    respon klinik lengkap petanda tumor diobservasi setiap 2-4 bulan sekali

    tumor residual tampak pada radiasi pertimbangkan pembedahan reseksi

    atau observasi

    petanda tumor yang meningkat kemoterapi dosis tinggi atau TIP

    (paclitaxel / fosfamide / cis-platin).

    Pencegahan primer

    Dalam penelitian yang terbaru dikembangkan teori mengenai pencegahan

    primer dengan strategi kemoprevensi. Kemopreventif kanker merupakan

    bidang penelitian yang dewasa ini berkembang dengan pesat karena adanya

    kemungkinan untuk mencegah perjalanan penyakit dan memperbaiki fungsi

    sel yang menurun karena kanker. Kemopreventif adalah mikronutrien atau

    pengobatan yang mencegah atau menghambat kanker pada populasi dengan

    risiko kanker. Elemen dasar untuk penelitian kemopreventif termasuk (a)

    kohort yang sesuai dari pasien dengan angka insiden yang cukup untuk

    merumuskan adanya risiko yang jelas ; dan rasio manfaat ; (b) agen yang

    tepat dan aman dimana penggunaannya didukung oleh data epidemiologis

    dan data mekanik ; (c) biomarker terukur yang dapat dipengaruhi oleh zat

    aktif yang bersangkutan dan modulasinya dapat diprediksi dari efek

    kemopreventif secara teoritis.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Biomarker adalah faktor penting dalam hal ini karena dapat digunakan pada

    pasien secara prospektif sampai terjadinya kanker, jika biomarker ini dapat

    mengindikasikan respon protektif pada agent kemopreventif. Beberapa

    kriteria harus dipenuhi agar biomarker dapat digunakan (a) biomarker ini

    sesuai dengan perkembangan displasia baik secara fenotip (proliferasi,

    angiogenesis, atau morpometri dari inti sel) atau secara mekanik (marker

    molekul) ; (b) biomarker ini dapat dipengaruhi oleh agent kemopreventif ; dan

    (c) biomarker ini dapat memprediksi berkurangnya karsinogenesis.9

    Salah satu yang termasuk kemopreventif adalah alat KO. Alat KO telah

    berulang kali terbukti mengurangi risiko kejadian karsinoma ovarium dalam

    berbagai penelitian observasi. Dalam sejarahnya, efeknya terkait dengan

    penurunan jumlah kejadian ovulasi yang terkait dengan penggunaan KO

    secara teratur. Akan tetapi data yang lebih baru menunjukkan bahwa efek

    protektif KO mungkin lebih kompleks.10

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Tabel 5. Kontrasepsi oral dan risiko kanker ovarium

    Kontrasepsi oral dan risiko kanker ovarium Penulis Tahun Tipe

    Penelitian Jumlah Kasus

    Kontrol atau

    besarnya Cohort

    Risiko relatif atau

    Odds Ratio

    95% Cl

    Ness et al 2001 Case-Control 727 1.360 0,6 0,5 - 0,8 Siskind et al 2000 Case-Control 794 853 0,57 0,4 0,82 Narod et al 1998 Case-Control 207 161 0,5 0,3 0,8 Vessey dan Painter 1995 Cohort 42 15.292 0,3 0,1 0,7 Hankinson et al 1995 Cohort 260 121.700 0,65 0,4 1,05 Rosenberg et al 1994 Case Control 441 2,065 0,6 0,4 0,8 John et al 1993 Case Control 110 246 0,62 0,24 1,6 Parazzini et al 1991 Case Control 505 1.375 0,7 0,5 1,0 Franceschi et al 1991 Case Control 971 2.258 0,6 0,4 0,8 Parazzini et al 1991 Case Control 91 237 0,3 0,2 0,6 Gwin et al 1990 Case Control 436 3.833 0,5 0,5 - 0,7 CASH Group 1987 Case Control 546 4.228 0,6 0,5 0,7 Tzonou et al 1984 Case Control 150 250 0,4 0,1 1,1 La Vecchia et al 1984 Case Control 209 418 0,6 0,3 1,0 Rosenberg et al 1982 Case Control 136 187 0,6 0,4 0,9

    Cramer et al 1982 Case Control 144 139 0,11 0,04 0,33 Willet et al 1981 Case Control 47 464 0,8 0,4 1,5 Weiss et al 1981 Case Control 112 552 0,57 Tidak ada

    Sebuah studi inovatif yang mendukung penggunaan progestin sebagai obat

    kemopreventif pada karsinoma ovarium dipublikasikan oleh Rodriquez.

    Dengan rancangan acak, penulis tersebut mengkaji efek levonorgestrel pada

    epitelium ovarium pada 130 kera macaque yang berovulasi. Progestin ini

    diberikan selama kurun waktu 35 bulan di mana di akhir kurun waktu tersebut

    epitel ovarium diperiksa untuk melihat apoptosis dengan menggunakan teknik

    immunohistokimia. Penulis tersebut menunjukkan jumlah sel apoptotik yang

    meningkat secara signifikan pada epitelium ovarium binatang yang terpapar

    pada progesteron dan mengajukan hipotesa bahwa apoptosis dipicu-

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • progestin pada epitelium ovarium bertanggung jawab atas efek kemopreventif

    KO. Ide ini menyimpang dari teori yang diterima secara umum bahwa supresi

    ovulasi yang tiada hentinya bertanggung jawab atas penurunan risiko kanker

    ovarium. Tambahan lagi, mereka mengajukan teori bahwa kontrasepsi oral

    progestin bisa mengurangi risiko kanker ovarium dengan meningkatkan

    kecenderungan sel-sel epitel ovarium yang mengalami kerusakan genetik

    namun belum neoplastik untuk mengalami kematian apoptotik.10

    Beberapa studi menunjukkan bahwa tingkat perlindungan terkait dengan

    durasi penggunaan KO. Lama perlindungan juga tampaknya berkorelasi

    nyata dengan durasi penggunaan. Penurunan risiko dilaporkan bila KO

    digunakan lebih dari empat sampai enam tahun dan manfaat minimal diamati

    jika penggunaan terbatas pada periode enam bulan sampai dua tahun. Lebih

    jauh lagi, manfaat protektif KO berkurang seiring waktu dan kembali ke

    patokan dasar kira-kira 15 tahun setelah penggunaan KO secara

    teratur.30,31,32

    Pengaruh kandungan estrogen/progestin KO tertentu pada risiko kanker

    ovarium selanjutnya merupakan isu yang membutuhkan studi lebih lanjut.

    Ness dkk, menunjukkan penurunan risiko yang identik untuk kontrasepsi oral

    dengan kandungan estrogen-tinggi/progesteron-tinggi bila dibandingkan

    dengan pil dengan kandungan estrogen-rendah/progesteron-rendah. Akan

    tetapi, sebuah studi observasi baru-baru ini oleh Schildkraut dkk,

    menunjukkan bahwa formulasi KO progesteron rendah terkait dengan risiko

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • kanker ovarium yang lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan

    formulasi KO dengan progesteron tinggi.33,34

    Salah satu faktor risiko paling kuat untuk perkembangan kanker ovarium

    selanjutnya adalah riwayat lebih dari satu anggota keluarga menderita

    penyakit ini. Studi Gross dkk, dan Tavani dkk, menunjukkan penurunan

    risiko dengan penggunaan KO pada wanita dengan riwayat keluarga yang

    kuat. Hasil-hasil ini mendorong Tavani dkk, mengajukan bahwa lima tahun

    penggunaan KO pada wanita risiko tinggi bisa mengurangi risiko kanker

    ovarium sampai ke tingkat yang ditemukan dalam studi wanita risiko-rendah

    dan pada wanita risiko tinggi yang tidak pernah menggunakan KO tetapi

    mempunyai paritas sebagai faktor protektif. Akan tetapi, dibutuhkan studi

    lebih lanjut pada carrier mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, mutasi dengan

    risiko kanker ovarium yang tinggi. Walaupun studi awal Narod dkk, terhadap

    207 wanita dengan mutasi BRCA1/BRCA2 yang telah ditegaskan

    menunjukkan penurunan risiko yang signifikan secara statistik dengan

    penggunaan KO, temuan ini tidak ditegaskan dalam studi selanjutnya

    terhadap 244 wanita oleh Modan, di mana penurunan risiko ada tetapi tidak

    signifikan secara statistik. Dengan demikian, dibutuhkan studi lebih lanjut

    tentang keterkaitan antara KO dan kanker ovarium pada wanita dengan

    mutasi BRCA1 dan BRCA2 untuk mengklarifikasi isu ini.31

    Efek protektif dari alat kontrasepsi oral akan tampak konsisten antar ras

    karena John dkk, menunjukkan penurunan risiko 0.6 pada wanita Afrika-

    Amerika dengan penggunaan KO enam tahun atau lebih.35

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 2.7 Kerangka Kerja

    Berdasarkan uraian diatas maka kerangka kerja yang dibuat adalah

    sebagai berikut:

    PASIEN MASUK

    Diagnosis Susp. Kanker ovarium

    In Adekuat Staging (RS Luar)

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pemeriksaan : - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan

    Penunjang o CA-125

    Adjuvant Kemoterapi

    Surgical Staging

    + P ik

    Optimal Debulking

    Stadium IA & IB

    Stadium > IC

    Kemoterapi

    Kemoterapi

    Kemoterapi

    Debulking

    Sub-optimal Debulking

    Evaluasi

    Kemoterapi

    Sitoreduksi

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • 3.1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini bersifat prospektif yang diuraikan secara deskriptif analitik

    dengan meneliti data-data sejak pasien masuk / pengobatan hingga saat ini

    dan ditambah kunjungan kerumah terhadap semua penderita tumor ovarium

    yang di rawat dan diterapi di RSUP. H. Adam Malik mulai Januari 2002

    Desember 2006.

    3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di sub divisi Onkologi Departemen Obstetri dan

    Ginekologi FK. USU / RSUP. H. Adam Malik Medan mulai Januari 2002

    Desember 2006.

    3.3. Populasi Penelitian

    Populasi penelitian adalah semua penderita tumor ovarium yang dirawat dan

    diterapi di sub divisi Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FK. USU

    RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2002Desember 2006

    3.4. Bahan dan Cara Penelitian

    Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan dari

    semua catatan medik tumor ovarium yang di rawat di sub divisi Onkologi

    Departemen Obstetri dan Ginekologi FK. USU / RSUP. H. Adam Malik

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • Medan periode Januari 2002Desember 2006 dan kunjungan rumah, di salin

    kedalam formulir yang telah disediakan.

    3.5. Batasan Operasional

    1. Stadium Kanker Ovarium

    Stadium penyakit ini ditentukan oleh luasnya tumor pada saat

    pembedahan dan dihubungankan dengan pemeriksaan histopatologi.

    Klasifikasi stadium untuk kanker ovarium berdasarkan sistem yang

    ditetapkan oleh FIGO 2000.

    2. Histopatologi

    Pemeriksaan jaringan / massa tumor secara mikroskopik oleh Departemen

    Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik.

    3. Sembuh

    Penyakit tidak timbul kembali setelah penatalaksanaan tuntas hingga 2

    tahun.

    4. Kambuh

    Penyakit timbul kembali setelah penatalaksanaan tuntas.16 Markman dan

    Hoskin membagi penderita kanker ovarium residif atas 2 kelompok, yaitu

    kelompok sensitif platinum dan kelompok resisten platinum berdasarkan

    saat timbulnya residif setelah pemberian platinum-based primary

    chemotherapy. Kelompok sensitif platinum adalah kelompok penderita

    yang mengalami residif 6 bulan setelah platinum-based primary

    chemotherapy, sedangkan kelompok resisten platinum adalah kelompok

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • yang mengalami residif < 6 bulan setelah platinum-based primary

    chemotherapy.

    5. Angka kemampuan bertahan hidup lima tahun

    Angka kemampuan bertahan hidup selama lima tahun merujuk pada

    persentase dari pasien yang hidup 5 tahun sesudah kanker terdiagnosa.

    Rentang 5 tahun digunakan untuk menghasilkan sebuah prosedur baku /

    standard untuk menetukan prognosis.22

    3.6. Analisa Data

    1. Untuk mengetahui data dasar pasien kanker ovarium RSUP. H. Adam

    Malik Medan disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan.

    2. Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan dan terapi pada pasien

    dengan penyakit kanker ovarium RSUP. H. Adam Malik Medan, digunakan

    uji chi-square.

    3. Untuk mengetahui hasil penatalaksanaan pasien kanker ovarium RSUP.

    H. Adam Malik Medan, digunakan uji chi-square.

    4. Untuk mengetahui angka kemampuan bertahan hidup setelah pasien

    didiagnosa menderita kanker ovarium RSUP. H. Adam Malik Medan,

    digunakan uji chi-square.

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 4 HASIL PENELITIAN

    Dalam kurun waktu 5 tahun, dari 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2006

    di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 105 kasus kanker ovarium yang

    terdiri dari 84 kasus (80%) kanker ovarium jenis epitel dan 21 kasus (20%)

    kanker ovarium non epitel.

    Tabel 6. Karakteristik pasien kanker ovarium jenis epitel

    n % UMUR (TAHUN)

    3

    30 19 11 9 15

    35.7 22.6 13.1 10.7 17.9

    Jumlah 84 100 RIWAYAT KB

    TIDAK DIKETAHUI TANPA KB

    45 31 2 6

    53.6 36.9 2.4 7.1

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • HORMONAL KONTAP

    Jumlah 84 100

    Dari tabel 6 diatas terlihat bahwa kanker ovarium epitel paling banyak didapati

    pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 30 orang (36.9%). Di

    Amerika Serikat, dilaporkan bahwa insiden karsinoma ovarium paling banyak

    pada populasi wanita berusia di atas 50 tahun sebesar 41.4 per 100.000

    penduduk, sedangkan pada wanita yang lebih muda hanya 5.1 per 100.000

    penduduk. 5

    Dari penelitian lain di Amerika Serikat dilaporkan bahwa karsinoma ovarium

    dijumpai pada dekade delapan yaitu pada usia 75-79 tahun sebanyak 57

    kasus per 100.000 wanita, sedangkan pada wanita yang berusia antara 40-44

    tahun hanya 16 kasus per 100.000 wanita. 5

    Dari penelitian Fadlan di Medan tahun 1981-1990 dilaporkan insiden

    karsinoma ovarium terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun, sedangkan

    Harahap di Jakarta tahun 1984 melaporkan insiden tertinggi karsinoma

    ovarium terdapat pada kelompok usia 40-70 tahun. 12

    Insiden tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai pada ibu dengan

    jumlah paritas 0 sebanyak 30 orang (35.7%). Seorang wanita yang sudah

    memiliki anak mempunyai faktor risiko yang lebih rendah terkena kanker

    ovarium daripada wanita yang belum memiliki anak. Wanita dengan infertilitas

    juga mengalami peningkatan risiko karsinoma ovarium, dimana induksi

    T.Rahmat Iqbal : Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium Epitel Di RSUP. H.Adam Malik Medan Periode Januari 2002 Desember 2006, 2009 USU Repository 2008

  • ovulasi (klomifen atau gonadotropin) dalam mengatasi infertilitas juga

    meningkatkan risiko karsinoma ovarium.

    Insiden tumor ovarium jenis epitel paling banyak dijumpai pada ibu yang tidak

    menggunakan KB sebanyak 31 orang (36.9%). Sedangkan pada kelompok

    ibu-ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi mantap

    kejadian kanker ovarium berturut-turut 2.4% dan 7.1%. Pike dkk32,

    melaporkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko

    kejadian kanker ovarium.

    Pada beberapa penelitian terakhir, berkurangnya risiko karsinoma ovarium

    pada wanita pemakai kontrasepsi oral dibandingkan yang bukan pema