asuhan keperawatan ginekologi pada pasien dengan ca ovarium

42
LAPORAN KASUS UJIAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEPERAWATAN POST SEKSIO SESAREA PADA NY.TD Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Stase Maternitas Disusun oleh DIAN CHINTIA PRATIWI NPM.220112150010 PROGRAM PROFESI NERS XXX FAKULTAS KEPERAWATAN

Upload: meldaiska

Post on 03-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Profesi Keperawatan Maternitas 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

LAPORAN KASUS UJIAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN

POST SEKSIO SESAREA PADA NY.TD

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Stase Maternitas

Disusun oleh

DIAN CHINTIA PRATIWI

NPM.220112150010

PROGRAM PROFESI NERS XXX

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

Tanggal pengkajian : Jumat, 25 September 2015

Tempat : Ruang Alamanda RSUP Hasan Sadikin Bandung

A. IDENTITAS

I. Identitas Klien

1. Nama : Ny. TD

2. Umur : 32 tahun

3. Alamat : Kp. Babakan Dangdeur Kelurahan

Pasir Biru, Bandung.

4. Latar belakang pendidikan : SLTA

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : Karyawan swasta

7. No medrek : 0001481161

II. Identitas penanggung jawab

1. Nama : Tn. A

2. Umur : 32 tahun

3. Latar belakang pendidikan : SLTA

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Wiraswasta

6. Hubungan dengan klien : Suami

B. KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN

Ny.TD mengeluh nyeri pada luka operasi, rasa nyeri bertambah saat ia

melakukan aktivitas seperti bergerak, makan, dan minum. Rasa nyeri

berkurang saat ia berbaring. Rasa nyeri dirasakan seperti luka tersayat dan

tertekan benda berat. Rasa nyeri yang dirasakan Ny. TD berfokus

abdomen, yakni pada luka post operasi seksio sesarea. Ny TD mengatakan

bahwa rasa nyeri berada pada skala 5 ( 0-10 ). Rasa nyeri dirasakan setiap

saat ketika Ny. TD bergerak. Oleh karena itu, Ny. TD tidak berani untuk

turun dari tempat tidur, pergi ke toilet untuk BAK bahkan pergi

mendatangi anaknya ke ruang rawat bayi untuk memberikan ASI.

Page 3: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Saat ini P1A0, Ny. TD sedang dilakukan perawatan H+2 operasi seksio

sesarea. Luka operasi masih tertutup verban. Ny. TD mengeluh nyeri pada

luka post operasinya. Rasa nyeri yang dirasakan oleh Ny.TD membuat ia

tidak beranjak dari tempat tidur.

D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

G1P0A0 riwayat kehamilan dengan resiko berganda ( preeklamsi berat,

oligohidroamnion, IUGR). Saat masa kehamilan, Ny TD mengatakan

tekanan darahnya mengalami peningkatan, yakni 130/100 pada usia

kehamilan 3 bulan, 140/110 pada usia kehamilan 4 bulan dan 160/100

pada usia kehamilan > 6 bulan. Ny. TD juga mengalami pembengkakan

pada kaki saat hamil. Hasil pemeriksaan urin pada saat hamil adalah

protein +1. Terkait kondisi kesehatannya saat hamil, Ny. TD rutin

memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas dan ke dokter terdekat. Selain

itu, Ny.TD juga pernah melakukan program untuk mendapatkan anak

karena ia baru memiliki anak setelah 7 tahun pernikahan. Ny. TD pernah

mengalami alergi makanan udang. Hal tersebut ditunjukkan dengan bintik

kemerahan pada tubuh

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Keterangan :

= Perempuan = Meninggal

= Laki-laki = Hipertensi

= Ny. TD

Di dalam anggota keluarga Ny.TD, ada salah seorang

penderita hipertensi, yaitu ayah dari Ny.TD.

Page 4: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

F. POLA KEBUTUHAN DASAR

Jenis Kebutuhan Dasar Keterangan

Nutrisi Ny. TD mampu menghabiskan makan 1 porsi. Ny.

TD makan dengan teratur 3 x/ hari. Ny. TD sudah

mengetahui diet rendah garam

Status nutrisi Ny. TD

BB = 70 kg, TB = 155 cm

IMT = 70 kg / (1,55 )2 = 29, 1

( Ketegori Overweight ).

Cairan Input = minum 650 cc, air makanan 750 ml , air hasil

metabolisme oksidatif 300 ml, infus 2 botol @ 500

cc = 1000 cc

Output = urin 1 cc/ kg bb/ jam= 1680 cc

IWL = 15 / kg bb/ hari = 1.050 cc

Maka keseimbangan cairan Ny. TD

Input = Output + IWL

2.700 = 2730

Eliminasi Ny.TD mengatakan pasca operasi ia belum BAB,

Ny.TD juga kerap kali menahan pipis karena merasa

nyeri pada luka seksio sesarea.

Istirahat dan tidur Ny.TD mengatakan bahwa ia tidak memiliki

gangguan tidur. Ny. TD dapat tidur pada pukul 22.00

WIB dan terbangun pada pukul 05.00 WIB.

Ambulasi Ny.TD belum mau mobilisasi aktif karena nyeri pada

luka post operasi seksio sesarea.

Kebersihan Diri Ny.TD belum mau untuk mandi, oral hygiene pun

belum dilakukan. Ny. TD hanya meminta tubuhya

untuk diseka dengan memakai tisu basah.

Page 5: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

G. PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan/ Keadaan

umum

Kesadaran kompos mentis

Tanda-tanda vital TD= 140/90 mmHg, N = 80x/menit, RR= 20 x / menit,

S= 36,4 0 C

Kepala Inspeksi = tidak ada kotoran, tidak ada kerontokkan,

Palpasi = teraba kering. Hal ini terjadi karena Ny.TD

belum keramas sejak 4 hari yang lalu.

Wajah Inspeksi

Ny. TD tampak berkeringat

Mata= konjungtiva merah muda, sclera (ikterik negatif),

visus normal, pergerakkan pupil (+/+).

Hidung= simetris, tidak ada keluaran, tidak ada

pernapasan cuping hidung, tidak ada gangguan

bernapas.

Mulut= kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies

gigi, lidah bersih.

Pipi = terdapat cloasma gravidarum, tidak terdapat

bekas jerawat, tidak ada lesi.

Telinga = Tidak ada keluaran kotoran, tidak ada

gangguan pendengaran.

Palpasi

Tidak ada benjolan, tidak ada edema, palpasi kulit

teraba lembab dan lengket.

Leher Inspeksi = Tidak ada kemerahan, tidak ada deviasi

trakea

Palpasi = Denyut nadi karotis teraba kuat,tidak ada

benjolan, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada

Page 6: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

perbesaran kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.

Jantung Inspeksi= Tidak ada perbesaran jantung, tidak ada

edema, tidak ada sianosis.

Auskultasi = Buyi jantung I dan II terdengar.

Palpasi = Tidak ada massa berlebih, tidak ada nyeri

dada.

Perkusi= Pekak jantung pada ruang interkostal III/IV.

Paru-paru Inspeksi= tidak terdapat penggunaan otot pernapasan

tambahan, pergerakkan dada simetris.

Auskultasi = Apeks, basal, dan area lapang paru baik

bagian anterior maupun posterior terdengar sura napas

normal trakeal, bronkial, dan vesikuler.

Palpasi = Tidak ada krepitasi, tidak ada massa berlebih,

tidak ada nyei tekan, fremitus vocal (+/+).

Perkusi= Resnonan pada area paru anterior dan

posterior.

Payudara Inspeksi= Payudara simetris, ukuran payudara

bertambah, tidak terdapat lesi pada puting, terdapat

daerah kehitaman di bagian areola, puting terbenam /

inverted

Palpasi = Tidak ada pembengkakan, tidak terdapat

tanda infeksi yakni kemerahan, peningkatan panas, dan

keluaran pus. Saat di palpasi ASI tidak keluar.

Abdomen Inspeksi = Terlihat garis kehitaman ( linea nigra) dari

arah umbilikal sampai simpisis pubis, terdapat stretch

mark, terdapat luka seksio sesarea.

Auskultasi = Bunyi bising usus 11 x/ menit ( normal=

11-12 x/ menit ) .

Palpasi = Involusio uteri teraba satu jari di bawah

Page 7: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

umbilikus, uterus teraba tegang kontraksi baik, nyeri

tekan positif, terdapat distensi kandung kemih, diatasis

rektus abdominalis tidak dilakukan karena ibu

mengeluh nyeri pada luka post operasi.

Genitalia Inspeksi= terdapat keluaran darah merah terang

( rubra ),. Jumlah darah dalam tidak terdapat

haemoroid.

Ekstremitas Inspeksi= Tidak terdapat varises, tidak terdapat edema

pada ekstremitas atas dan bawah, ekstremitas kanan dan

kiri simetris.

Palpasi= Teraba denyut nadi distal, kekuatan otot 5.

Homan sign = tanda negatif tidak terdapat flebitis.

Refleks patella = +/+

H. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Peran

Pasca melahirkan, Ny. TD memiliki peran baru, yakni sebagai seorang ibu.

Ny. TD mengatakan bahwa ia akan merawat anaknya dan memberikan

ASI eksklusif meskipun Ny. TD harus bekerja kembali pada awal bulan

Desember. Ny. TD masih khawatir karena ASI belum juga keluar, ia

merasa kasihan dengan bayinya. Keterangan yang dinyatakan oleh Ny. TD

menerangkan bahwa Ny. TD sedang berada pada fase taking hold, yakni ia

sudah memiliki keinginan untuk memberikan ASI kepada bayinya.

Namun, Ny. TD masih khawatir karena ASI belum keluar. Pada keadaan

ini, Ny. TD harus diberikan pendidikan kesehatan mengenai pijat oksitosin

dan perawatan payudara untuk untuk menstimulasi keluarnya ASI.

2. Identitas diri

Ny. TD mengatakan bahwa sebelum hamil dirinya mengalami peningkatan

sensitifitas seperti mudah tersinggung. Namun, saat ini ia lebih merasa

sabar karena ia merasa memiliki identitas baru sebagai seorang ibu.

3. Harga diri

Page 8: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

Ny.TD memiliki harga diri yang positif, Ny.TD mengatakan bahwa saat

ini ia merasa menjadi wanita yang sempurna karena telah melahirkan

seorang anak. Ny. TD sangat menantikan kehadiran anak pertamanya ini

setelah menikah 7 tahun.

4. Gambaran diri

Ny. TD tetap memiliki gambaran diri yang positif terhadap kondisi

fisiknya yang mengalami peningkatan berat badan. Ny. TD berpandangan

bahwa perubahan pada tubuhnya adalah hal yang wajar dan ia memiliki

keyakinan bahwa keadaan fisiknya akan kembali pada keadaan normal.

I. PENGKAJIAN SPIRITUAL

Ny.TD bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kepercayaan untuk

memiliki seorang anak. Ny. TD belum melakukan sholat karena masih

terdapat keluaran darah pada daerah genitalia.

J. PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN DIRI, LUKA,

PENYAKIT

Ny.TD menanyakan bagaimana cara mengurangi nyeri luka post operasi

seksio sesarea. Selain itu, Ny. TD juga ingin mengetahui cara merangsang

payudara untuk dapat mengeluarkan ASI dan cara membuat puting Ny.

TD yang terbenam menjadi menonjol ke luar.

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah = Hb 11,8 g/dL ( normal 12-16 ), Ht 35 % ( normal 35-47 % ), leukosit 21.700 mm3 ( normal 5000-10.000 mm3), eritrosit 3.92 juta/uL ( normal 3.6-5.8 juta/uL, trombosit 204.000 ( normal 150.000 450.000 mm3).

L. DATA BAYI NY. TDLahir pada tanggal 23 September 2015 pukul 22.24 dengan jenis kelamin

laki-laki usia kehamilan 39 minggu. BB = 1600 gram, PB 44 cm, APGAR

menin I= 6, menit V = 8. Lahir plasenta jam 22.27 dengan tarikan ringan

pada tali pusat. Berat plasenta 300 gram ukuran 18 x 18 x 2 cm.

Page 9: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

M. DATA PEMAKAIAN KB

Pasca persalinan, Ny. TD menggunakan jenis KB IUD.

N. ANALISA DATA

Data Menyimpang Etiologi Masalah

Data Subjektif

-Ny.TD mengeluh nyeri pada

luka operasi, rasa nyeri

bertambah saat ia melakukan

aktivitas seperti bergerak,

makan, dan minum. Rasa nyeri

berkurang saat ia berbaring.

-Ny. TD mengatakan rasa nyeri

dirasakan seperti luka tersayat

dan tertekan benda berat. Rasa

nyeri yang dirasakan Ny. TD

berfokus abdomen, yakni pada

luka post operasi seksio sesarea.

- Ny TD mengatakan bahwa rasa

nyeri berada pada skala 5 ( 0-

10 ).

-Rasa nyeri dirasakan setiap saat

ketika Ny. TD bergerak. Oleh

karena itu, Ny. TD tidak berani

untuk turun dari tempat tidur,

pergi ke toilet untuk BAK

bahkan pergi mendatangi

anaknya ke ruang rawat bayi

untuk memberikan ASI.

- Ny.TD mengatakan belum mau

mobilisasi aktif karena nyeri

pada luka post operasi seksio

Seksio sesarea

Cedera pada jaringan

Aktivasi mediator kimia

Merangsang sel saraf nyeri

Gangguan rasa nyaman

Gangguan rasa nyaman

Page 10: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

sesarea.

-Ny.TD menanyakan

bagaimana cara mengurangi

nyeri luka post operasi seksio

sesarea.

- Ny.TD mengatakan pasca

operasi ia belum BAB ( Hal ini

terjadi karena minimnya

mobilisasi Ny.TD)

Data Objektif

- Hasil inspeksi mulut Ny. TD

kering ( Hal ini terjadi karena

rasa nyeri bertambah saat ia

bergerak untuk minum).

- Hasil palpasi kandung kemih

Ny. TD mengalami distensi (Hal

ini terjadi karena Ny.TD kerap

kali menahan pipis karena

merasa nyeri pada luka seksio

sesarea).

Data Subjektif

- Ny. TD mengatakan khawatir

karena ASI belum juga keluar, ia

merasa kasihan dengan bayinya.

-Ny. TD mengatakan ingin

mengetahui cara merangsang

payudara untuk dapat

mengeluarkan ASI dan

penatalaksanaan puting yang

terbenam / inverted.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis

anterior

Aktivasi sel-sel kelenjar payudara dalam

memproduksi ASI

Aktivasi jaringan penghasil ASI tidak

didukung dengan stimulasi hisapan bayi karena Ny. TD belum

bertemu dengan bayinya

Kecemasan

Page 11: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

Data Objektif

-Hasil inspeksi payudara puting

terbenam / inverted.

- Hasil palpasi payudara ASI

tidak keluar.

H+2 Post partum kolostrom belum keluar

Ny. TD khawatir ASI belum keluar

Kurang pengetahuan cara merangsang

produksi ASI

KecemasanData Subjektif

- Ny. TD mengatakan bahwa

saat ia mencoba turun dari

tempat tidur dan berjalan Ny.

TD mengeluh pusing.

- Saat masa kehamilan, Ny TD

mengatakan tekanan darahnya

mengalami peningkatan, yakni

130/100 pada usia kehamilan 3

bulan, 140/110 pada usia

kehamilan 4 bulan dan 160/100

pada usia kehamilan > 6 bulan.

-Ny. TD juga mengatakan

bahwa ia mengalami

pembengkakan pada kaki saat

hamil.

Data Objektif

-Riwayat kehamilan dengan

preeklamsi berat.

- Hasil pemeriksaan urin pada

saat hamil adalah protein +1.

- TD saat ini= 140/90 mmHg.

PEB berkanjut

Vasospasme pembuluh darah

Peningkatan tekanan perifer

Penurunan perfusi darah ke otak

Peningkatan permeabilitas jaringan

di otak

Edema serebri

Peningkatan TIK

Kejang

Risiko cidera

Risiko cidera

Data Objektif

-Hasil palpasi kandung kemih

terdapat distensi. ( Kandung

Kandung kemih penuh

Menghambat kontraksi uterus

Risiko Perdarahan

Page 12: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

kemih yang penuh atau teraba di

atas simfisis pubis dapat

mengubah posisi fundus dan

menggangu kontraksi uterus).

- Hasil pemeriksaan darah = Hb

11,8 g/dL ( normal 12-16 ), Ht

35 % ( normal 35-47 % ).

Risiko Perdarahan

O. RANCANGAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

1. Gangguan rasa

nyaman berhubungan

dengan nyeri akibat

luka operasi seksio

sesarea ditandai oleh

Data Subjektif

-Ny.TD mengeluh

nyeri pada luka

operasi, rasa nyeri

bertambah saat ia

melakukan aktivitas

seperti bergerak,

makan, dan minum.

Rasa nyeri berkurang

saat ia berbaring.

-Ny. TD mengatakan

rasa nyeri dirasakan

seperti luka tersayat

dan tertekan benda

Tujuan

Setelah dilakukan

perawatan selama

1x24 jam

-Pasien akan

memperlihatkan

teknik relaksasi

secara individual

yang efektif untuk

mencapai

kenyamanan.

-Pasien akan

mempertahankan

tingkat nyeri pada

skala 3 atau

kurang (dengan

skala 0-10).

Intervensi

Mandiri

-Ajarkan pasien teknik relaksasi benson.

-Kaji tingkat skala nyeri pada pasien.

-Kaji psikologis pasien terait

Rasional

-Memberi distraksi dan meningkatkan rasa kontrol pada pasien dengan melibatkan faktor keyakinan pasien untuk dapat mengurangi nyeri pasca seksio sesarea

-Mengetahui tingkat nyeri pasien yang akan digunakan untuk mengevaluasi keefektifan teknik relaksasi nyeri yang diberikan

-Mengetahui

Page 13: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

berat. Rasa nyeri yang

dirasakan Ny. TD

berfokus abdomen,

yakni pada luka post

operasi seksio sesarea.

- Ny TD mengatakan

bahwa rasa nyeri

berada pada skala 5

( 0-10 ).

-Rasa nyeri dirasakan

setiap saat ketika Ny.

TD bergerak. Oleh

karena itu, Ny. TD

tidak berani untuk

turun dari tempat

tidur, pergi ke toilet

untuk BAK bahkan

pergi mendatangi

anaknya ke ruang

rawat bayi untuk

memberikan ASI.

- Ny.TD mengatakan

belum mau mobilisasi

aktif karena nyeri pada

luka post operasi

seksio sesarea.

-Ny.TD menanyakan

bagaimana cara

mengurangi nyeri luka

post operasi seksio

-Pasien akan

melaporkan

kesejahteraan

fisik dan

psikologis.

- Pasien akan

tidak mengalami

gangguan dalam

frekuensi

pernapasan,

frekuensi jantung,

atau tekanan

darah.

nyeri. kondisi fisik dan psikologis pasien terkait adanya nyeri yang dirasakan.

Page 14: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

sesarea.

Data Objektif

- Hasil inspeksi mulut

Ny. TD kering ( Hal

ini terjadi karena rasa

nyeri bertambah saat

ia bergerak untuk

minum).

- Hasil palpasi

kandung kemih Ny.

TD mengalami

distensi (Hal ini terjadi

karena Ny.TD kerap

kali menahan pipis

karena merasa nyeri

pada luka seksio

sesarea).

2. Kecemasan

berhubungan dengan

kurang pengetahuan

mengenai cara

merangsang produksi

ASI ditandai dengan

Data Subjektif

- Ny. TD mengatakan

khawatir karena ASI

belum juga keluar, ia

merasa kasihan

dengan bayinya.

-Ny. TD mengatakan

Setelah dilakukan

perawatan selama

1x24 jam

-Pasien akan

meneruskan

aktivitas yang

dibutuhkan

meskipun

mengalami

kecemasan.

-Pasien akan

menunjukkan

kemampuan

untuk berfokus

Mandiri

-Berikan

dorongan kepada

pasien untuk

mengungkapkan

secara verbal

pikiran dan

perasaaan untuk

mengeskternalisas

i kecemasan.

-Berikan

informasi

mengenai faktor

pemicu produksi

-Memberikan

ketenangan pada

pasien dan

membantu

mengurangi

-Meningkatkan

pengetahuan

pasien tentang

faktor pemicu

Page 15: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

ingin mengetahui cara

merangsang payudara

untuk dapat

mengeluarkan ASI dan

penatalaksanaan

puting yang

terbenam / inverted.

Data Objektif

-Hasil inspeksi

payudara puting

terbenam / inverted.

- Hasil palpasi

payudara ASI tidak

keluar.

pada pengetahuan

dan keterampilan

yang baru.

-Pasien akan

mengidentifikasi

gejala yang

merupakan

indikator

kecemasan pasien

sendiri.

-Pasien akan

mengkomunikasi

kan kebutuhan

dan perasaan

negatif secara

tepat.

-Pasien akan

memiliki tanda-

tanda vital dalam

batas normal.

ASI setelah

melahirkan.

-Ajarkan pasien

teknik menyusui

yang benar.

-Ajarkan pasien

teknik Hoffman.

-Berikan

penguatan positif

ketika pasien

mampu

mendemontrasika

n kembali teknik

menyusui dan

teknik Hoffman

yang telah

diajarkan.

produksi ASI

setelah

melahirkan.

-Meningkatkan

pengetahuan

pasien dan

kesiapan dalam

memberikan ASI.

-Terapi puting

terbenam untuk

membuat

tampilan fisik

puting lebih

menonjol ke luar.

-Memberikan

dukungan agar

pasien

menerapkan

teknik yang telah

diajarkan.

3. Risiko cidera

berhubungan dengan

peningkatan tekanan

Tidak terjadi

cidera pada ibu

setelah dilakukan

perawatan selama

Mandiri

-Bantu ibu

melakukan

ambulasi yang

-Saat pertama kali

mengubah posisi

dari berbaring ke

duduk, hipotensi

Page 16: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

darah ditandai oleh

Data Subjektif

- Ny. TD mengatakan

bahwa saat ia

mencoba turun dari

tempat tidur dan

berjalan Ny. TD

mengeluh pusing.

- Saat masa

kehamilan, Ny TD

mengatakan tekanan

darahnya mengalami

peningkatan, yakni

130/100 pada usia

kehamilan 3 bulan,

140/110 pada usia

kehamilan 4 bulan dan

160/100 pada usia

kehamilan > 6 bulan.

-Ny. TD juga

mengatakan bahwa ia

mengalami

pembengkakan pada

kaki saat hamil.

Data Objektif

-Riwayat kehamilan

dengan preeklamsi

berat.

- Hasil pemeriksaan

urin pada saat hamil

adalah protein +1.

- TD saat ini= 140/90

1x24 jam.

Dengan kriteria

-Kesadaran

kompos mentis

GCS 15 ( 4-5-6).

-Tekanan darah

dalam batas

normal.

pertama.

-Beritahu ibu

untuk mencari

bantuan sebelum

turun dari tempat

tidur.

-Kaji tekanan

darah ibu setiap 4

jam

Kolaborasi

-Metildopa 3x500

PO

-Nifedipine 3 x

10 PO

ortostatik dapat

terjadi.

-Pemahaman

bahwa ibu

berisiko tinggi

jatuh dan

mengalami cidera

dapat menjamin

kepatuhan ibu

untuk selalu

meminta bantuan

( misalnya untuk

pergi ke kamar

mandi ).

-Membantu

mengevaluasi

penatalaksaan

pemberian obat

anti hipertensi.

-Membantu

menurunkan

tekanan darah

Page 17: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

mmHg.

4. Risiko perdarahan

berhubungan dengan

distensi kandung

kemih ditandai dengan

Data Objektif

-Hasil palpasi kandung

kemih terdapat

distensi. ( Kandung

kemih yang penuh

atau teraba di atas

simfisis pubis dapat

mengubah posisi

fundus dan

menggangu kontraksi

uterus).

- Hasil pemeriksaan

darah = Hb 11,8 g/dL

( normal 12-16 ), Ht

35 % ( normal 35-47

% ).

Tidak terjadi

perdarahan

setelah dilakukan

perawatan selama

1x24 jam dengan

kriteria

-Tidak ada

distensi kandung

kemih yang dapat

menggangu

kontraksi uterus.

- Hb dan Ht

dalam batas

normal.

Mandiri

-Anjurkan ibu

untuk

mengosongkan

kandung kemih

secara tuntas.

-Lakukan

tindakan untuk

mendorong ibu

berkemih sesuai

kebutuhan. Jika

ibu tidak dapat

pergi ke toilet,

bantu ibu untuk

berkemih sambil

berbaring di

tempat tidur

dengan

menggunakan

pispot.

-Pantau lokia

bersamaan

dengan

pengkajian

fundus.

-Hitung jumlah

pembalut yang

digunakan.

-Kandung kemih

yang penuh dapat

menggangu

kontraksi uterus.

-Meningkatkan

kemampuan ibu

untuk

mengosongkan

kandung kemih.

-

-Mengidentifikasi

adanya

perdarahan

Page 18: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

-Pantau kadar Hb

dan Ht

-Pantau nadi dan

TD

abnormal. Aliran

lokia yang deras

dapat segera

terjadi ketika

uterus

berkontrasksi

dengan masase.

- Mendeteksi

hemoragi akibat

atonia uteri atau

laserasi vagina /

uterus.

Perdarahan

berlebihan terjadi

jika pembalut

penuh dalam

waktu 15 menit.

-Membantu

memperkirakan

jumlah

kehilangan darah.

Jika kadar Hb 10

mg atau kiurang

dan Ht 30 % atau

kurang, ibu tidak

akan menoleransi

kehilangan darah

dengan baik.

- Peningkatan

nadi dan

penurunan TD

Page 19: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

dengan uterus

yang keras dan

kehilangan darah

berlebihan yang

tidak tampak

dapat menjadi

tanda

pembentukkan

hematoma ( yang

disebabkan oleh

kehilangan darah

dari kompartemen

vaskular ke dalam

jaringan.

P. CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal Implementasi Evaluasi

25 September 2015 Ajarkan pasien teknik relaksasi

benson.

S= Ny.TD beristigfar kepada Allah dan mengatakan kata dede untuk meningkatan motivasinya mengurangi nyeri.O= Ny.TD tampak nyaman.A= Masalah teratasi.P= Intervensi

selesai.

Kaji tingkat skala nyeri pada pasien. S= Ny.TD mengatakan nyeri

Page 20: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

berada pada skala 4 ( 0-10)O= Ny.TD tampak rileks.A= Masalah teratasi sebagian.P= Intervensi

lanjutan buat jadwal

evaluasi teknik

relaksasi.

Kaji psikologis pasien terait nyeri S=Ny.TD mengatakan ingin kuat berjalan demi bertemu anaknya di ruang bayi.O=Ny. TD tampak tenang.A= Masalah teratasi.P= Intervensi

selesai.

25 September 2015 Berikan dorongan kepada pasien

untuk mengungkapkan secara verbal

pikiran dan perasaaan untuk

mengeskternalisasi kecemasan.

-Gunakan pendekatan yang tenang

dan meyankinkan.

-Nyatakan dengan jelas tentang

harapan terhadap perilaku pasien.

-Dampingi pasien selama prosedur.

S= Ny. TD ingin

seperti pasien post

partum lainnya

yang dapat rawat

gabung dengan

bayinya. Ny. TD

ingin menyusui

bayinya.

O= Ny. TD tampak

tenang.

A= Masalah

Page 21: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

teratasi.

P=Intervensi selesai

- Berikan informasi mengenai faktor

pemicu produksi ASI setelah

melahirkan.

S= Ny. TD

memahami bahwa

salah satu penyebab

ASI tidak keluar

karena tidak

dirangsang dengan

hisapan bayi.

O= Ny. TD tampak

bersemangat untuk

bertemu bayinya.

A=Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan, mobilisasi

Ny. TD ke ruang

bayi.

-Ajarkan pasien teknik menyusui

yang benar.

S= Ny. TD

mengatakan bahwa

ia ingin segera

menerapkan teknik

menyusui yang

telah diajarkan

kepada bayinya.

O= Ny. TD tampak

antusias

memperhatikan

materi.

A=Masalah teratasi

Page 22: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

sebagian.

P=Intervensi lebih

lanjut evaluasi

teknik menyusui

yang telah

diajarkan.

Ajarkan pasien teknik Hoffman.

- Letakkan jempol dan telunjuk

tangan di antara puting (saling

berhadapan).

-Tekan kedua jari tersebut sambil

menarik puting keluar.

-Pindah posisi kedua jari mengikuti

putaran arah jam, lakukan hal yang

sama. Ulangi sebanyak lima kali

sehari.

S= Ny. TD

mengatakan

mengerti

penatalaksanaan

puting terbenam

dengan teknik

hoffman.

O=Ny. TD

mendemostrasikan

kembali gerakan

Hoffman yang telah

diajarkan.

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi lebih

lanjut evaluasi

gerakan Hoffman

yang telah

diajarkan.

-Berikan penguatan positif ketika

pasien mampu mendemontrasikan

kembali teknik menyusui dan teknik

Hoffman yang telah diajarkan.

S=Ny. TD

mengatakan akan

menerapkan

kembali teknik

menyusui dan

gerakan Hoffman

Page 23: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

yang telah

diajarkan.

O= Ny. TD tampak

antusias dan

semangat.

A=Masalah teratasi.

P=Intervensi

selesai.

25 September 2015 Bantu ibu melakukan ambulasi yang

pertama.

-Bantu pasien untuk bangkit ke posisi

duduk secara perlahan.

-Beri kesempatan pada pasien untuk

menggantungkan tungkainya di sisi

tempat tidur selama beberapa menit

sebelum berdiri.

-Batasi waktu latihan hingga 15

menit, tiga kali sehari.

-Bantu pasien untuk turun dari

tempat tidur ke kursi roda atau kursi.

-Anjurkan latihan ambulasi dengan

melakukan jalan-jalan yang sering

dan singkat sedikitnya tiga kali sehari

dengan dampingan

-Tingkatkan jarak tempuh latihan

secara progresif setiap hari.

S= Ny. TD

mengatakan

bersedia untuk

belajar duduk dan

turun dari tempat

tidur.

O= Ny. TD dapat

duduk dengan

bantuan

pendampingan. Ny.

TD memulai

ambulasi dengan

duduk terlebih

dahulu selama 15

menit kemudian

belajar untuk turun

dari tempat tidur

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan untuk

ambulasi dengan

jalan-jalan di

Page 24: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

sekitar tempat tidur.

Beritahu ibu untuk mencari bantuan

sebelum turun dari tempat tidur.

- Pantau tekanan darah ibu

setiap 4 jam.

S= Ibu mengatakan

akan meminta

bantuan perawat

untuk turun dari

tempat tidur.

O= Ibu

menggunakan kursi

roda untuk bertemu

bayinya dengan

pendampingan

perawat.

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan evaluasi

kemampuan

mobilitas pasien.

S= Ibu mengatakan

tidak ada keluahan

pusing.

O=Hasil TTV TTV

130/80 mmHg,

Nadi 78 x/ menit.

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan evaluasi

kembali TD.

Page 25: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

25 September 2015

-Anjurkan ibu untuk mengosongkan

kandung kemih secara tuntas.

S= Ibu mengatakan

bersedia untuk

mengosongkan

kandung kemihnya.

O= Ibu

diindikasikan

pemasangan kateter

karena ingin diberi

terapi MgSO4 20 %

A= Masalah teratasi

P= Intervensi

selesai

-Lakukan tindakan untuk mendorong

ibu berkemih sesuai kebutuhan. Jika

ibu tidak dapat pergi ke toilet, bantu

ibu untuk berkemih sambil berbaring

di tempat tidur dengan menggunakan

pispot.

S= Ibu mengatakan

bersedia di pasang

kateter.

O= Ibu

diindikasikan

pemasangan kateter

karena ingin diberi

terapi MgSO4 20 %

A= Masalah teratasi

P= Intervensi

selesai

-Pantau lokia bersamaan dengan

pengkajian fundus.

S= Ny. TD

mengatakan

pempers diganti

satu kali sehari

dengan jumlah

keluaran yang tidak

Page 26: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

sampai memenuhi

pempers.

O=Keluaran merah

terang dengan

jumlah ± 10 cc.

A= Masalah teratasi

sebagian

P= Intervensi

lanjutan evaluasi

kembali haluaran

lokia.

-Hitung jumlah pembalut yang

digunakan.

S= = Ny. TD

mengatakan

pempers diganti

satu kali sehari

dengan jumlah

keluaran yang tidak

sampai memenuhi

pempers.

O=

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan evaluasi

kembali jumlah

pembalut yang

digunakan.

-Pantau kadar Hb dan Ht S=

O= Belum

dilakukan

pemeriksaan darah

Page 27: Asuhan Keperawatan ginekologi pada pasien dengan Ca Ovarium

kembali

A= Masalah belum

teratasi..

P= Intervensi

lanjutan lakukan

pemeriksaan darah

kembali.

-Pantau nadi dan TD S=

O= TTV 130/80

mmHg, Nadi 78 x/

menit.

A= Masalah teratasi

sebagian.

P= Intervensi

lanjutan observasi

kembali nadi dan

TD.