skrining ca ovarium

34
SKRINING KANKER OVARIUM Kanker ovarium tercatat sebanyak 3% dari seluruh kanker pada wanita di Amerika, menjadi penyebab teratas dari kematian akibat kanker ginekologi dan peringkat ke 5 kematian wanita akibat kanker. The American Cancer Society memperkirakan sebanyak 21.650 kasus baru dari kanker ovarium terdiagnosis dan 15.520 wanita mati akibat penyakit ini pada tahun 2008 di Amerika Serikat. 1 Di Amerika Serikat, resiko terjadinya kanker ovarium mendekati 1,4% (1 dari 71), dan resiko terjadinya kematian dari penyakit ini sekitar 1 dari 95. Dua per tiga dari kasus kanker ovarium terdiagnosis pada wanita usia di atas 55 tahun. Adanya riwayat anggota keluarga yang menderit kanker ovarium atau kanker payudara meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium sampai 3 kali lipat. 2 Faktor risiko juga meningkat pada wanita pembawa mutasi gen BRCA, dengan faktor risiko sebesar 39 sampai 46% pada wanita

Upload: maulida-hayati

Post on 03-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obsgyn

TRANSCRIPT

SKRINING KANKER OVARIUM

Kanker ovarium tercatat sebanyak 3% dari seluruh kanker pada wanita di

Amerika, menjadi penyebab teratas dari kematian akibat kanker ginekologi dan

peringkat ke 5 kematian wanita akibat kanker. The American Cancer Society

memperkirakan sebanyak 21.650 kasus baru dari kanker ovarium terdiagnosis dan

15.520 wanita mati akibat penyakit ini pada tahun 2008 di Amerika Serikat.1 Di

Amerika Serikat, resiko terjadinya kanker ovarium mendekati 1,4% (1 dari 71),

dan resiko terjadinya kematian dari penyakit ini sekitar 1 dari 95.

Dua per tiga dari kasus kanker ovarium terdiagnosis pada wanita usia di

atas 55 tahun. Adanya riwayat anggota keluarga yang menderit kanker ovarium

atau kanker payudara meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium sampai 3

kali lipat. 2 Faktor risiko juga meningkat pada wanita pembawa mutasi gen BRCA,

dengan faktor risiko sebesar 39 sampai 46% pada wanita dengan mutasi gen

BRCA 1 dan sebesar 12 sampai 20% pada wanita dengan mutasi gen BRCA 2.

Faktor risiko menurun pada wanita yang pernah mengonsumsi kontrasepsi oral,

pernah hamil, atau pernah menyusui.

Lebih dari 2 per 3 kasus kanker ovariumbaru terdiagnosis ketika penyait

ini telah mencapai stadium III atau IV dan telah melibatkan kavum peritoneal atau

organ lainnya.3 Gejala yang dihubungkan dengan kanker ovarium tidaklah

spesifik dan biasanya gejala yang timbul tidak dikenali sampai penyakit ini telah

ada di stadium lanjut. Dalam satu studi kasus control, peneliti mengembangkan

sebuah indikator untuk menjelaskan hubungan antara gejala dengan diagnosis

kanker ovarium. Jika wanita berusia 50 tahun atau lebih dilaporkan mengeluh

nyeri perut atau nyeri pinggul, frekuensi dan urgensi berkemih, peningkatan

lingkar perut, atau kesulitan dalam makan dan perut terasa penuh lebih dari 12

kali dalam 1 bulan, indikator tersebut memiliki sensitivitas sebesar 67% dan

spesifisitas sebesar 90%. Angka sensitivitas lebih rendah pada stadium penyakit

yang lebih rendah (awal), yaitu sebesar 57% dan spesifisitas juga lebih rendah

pada wanita usia muda, yaitu sebesar 87%.4

Penatalaksanaan yang ada sampai saat ini termasuk reseksi pembedahan

(debulking), yang diikuti dengan kemoterapi, biasanya melibatkan agen platin dan

taxane yang diberikan secara intravena atau intraperitoneal. Faktor yang

menentukan prognosis dari penyakit ini meliputi stadium dan level dari

pemeriksaan histologi ketika didiagnosis, ada atau tidaknya dari sisa kanker

setelah pembedahan pertama, usia dan status umum pasien, ada dipakai atau

tidaknya kemoterapi menggunakan agen platin. Ketika kanker ovarium terdeteksi

dan diobati saat masih dalam stadium 1, angka keselamatan hidup dalam 5 tahun

mendekati 90%, sangat kontras ketika angka keselamatan tersebut menjadi 33%

ketika penyakit ini didiagnosis pada stadium III dan IV (tabel 1). Memandang

bahwa kanker ovarium sering kali terdiagnosis pertama kali saat sudah di stadium

lanjut, ketika prognosis penyakit ini buruk walaupun dengan terapi yang agresif,

metode skrining yang dapat memfasilitasi diagnosis kanker ovarium lebih awal

telah dikembangkan secara aktif.

Stadium Tumor Jumlah pasien yg

terdiagnosis (%)

Angka keselamatan 5

tahun

I 37 83-90

II 8 65-71

III 44

IIIA 3 47

IIIB 5 42

IIIC 36 33

Hasil dari pembedahan

awal

Tidak terdapat sisa

tumor

Tak tercatat 63

Terdapat sisa tumor

Optimal debulking

(nodul ukuran <2cm)

Tak tercatat 33

Suboptimal debulking

(nodul ukuran ≥2cm)

Tak tercatat 25

IV 11 19

Tabel 1. Stadium kanker ovarium yang terdiagnosis dan angka keselamatan dalam

jangka waktu 5 tahun

Data berasal dari Heintz et al. 3

Stadium III terbagi menjadi 3 berdasarkan apakah pasien telah mengalamai

metastasis mikroskopik ke rongga peritoneum di sekitar pelvis (stadium IIIA) atau

metastasis ke panggul yang berukuran 2 cm atau kurang (stadium IIIB) atau lebih

dari 2 cm dengan atau tanpa metastasis limpa nodi sekitar.

Data mengenai hasil pembedahan awal dari masing-masing institusi masih tidak

jelas, dimana angka kisaran dari prosedur optimal debulking adalah antara 30-

85%.

Skrining Rutin

Kriteria untuk skrining sebuah penyakit telah dijelaskan oleh WHO (tabel

2). Beberapa dari kriteria ini dapat ditemukan pada kasus kanker ovarium, dimana

kondisi penyakit ini dapat berakhir fatal, penatalaksanaan yag efektif pada

stadium awal penyakit tersedia dan meningat bahwa intervensi yang lebih awal

akan meningkatkan hasil akhir dari kanker ovarium ini.

No. Kriteria

1 Kondisi yang akan diskrining merupakan penyebab utama kematian dan

memiliki prevalensi yang bermakna dalam populasi

2 Perjalanan alami penyakit, mulai dari awal sampai menjadi penyakit yang

mematikan harus jelas tergambarkan di setiap tingkatannya

3 Harus ada terapi yang jelas terhadap stadium awal penyakit sehingga akan

meningkatkan hasil akhir dari penyakit ini

4 Metode skrining harus dapat diterima oleh populasi

5 Efektifitas terapi harus tetap tinggi untuk pengidap penyakit yang telah

dalam stadium lanjut

6 Fasilitas untuk terapi dan skring harus tersedia dan mudah didapatkan

7 Harus ada persetujuan antara klinikus dengan penderita yang akan diobati

8 Biaya yang dibutuhkan untuk skring harusnya terjangkau

9 Metode skrining harus memiliki angka perkiraan positif yang tinggi, angka

perkiraan negative, sensitifitas dan spesifisitas

Tabel 2. Kriteria WHO untuk skrining sebuag penyakit

Data berasal dari Wilson dan Junger. 5

Bagaimanapun juga, beberapa penjelasan mengenai kanker ovarium harus

dicermati terlebih dahulu. Pertama, waktu transisi dari kanker ovarium stadium I

sampai stadium III tidak jelas berapa lama, lebih jauh lagi, karena tidak ada lesi

precursor yang jelas, skrining harus focus pada deteksi dini dari kanker yang

invasif. Faktor risiko selain usia, riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium

atau kanker payudara, dan terdapatnya mutasi gen BRCA masih kurang dipahami,

dan sekitar 90% dari kanker ovarium timbul secara sporadis. Selanjutnya,

algoritma skrining harus dapat dipergunakan untuk keseluruhan populasi wanita.

Karena hanya sedikit kasus kanker ovarium yang terjadi pada wanita

premenopouse, sebagian besar pemeriksa membatasi skrining anker ovarium

hanya dilakukan pada wanita post menopause. Lebih lanjut lagi, dikarenakan

kasus dari kanker ovarium itu prevalensinya rendah ( 40 kasus per tahun per

100.000 wanita berusia lebih dari 50 tahun), skrining yang ada harus memiliki

angka spesifisitas dan sensitivitas yang sama-sama tinggi untuk dapat digunakan

secara klinis. Diperkirakan bahwa sebuah metode skrining kanker ovarium

setidaknya harus memiliki angka sensitivitas sebesar 75% dan angka spesifisitas

lebih dari 99,6% untuk memperoleh setidaknya 10% angka perkiraan yang positif

(angka minimum yang ditetapkan oleh sebagian besar epidemiologist untuk

mendukung sebuah metode skrining). Sejak penegakan diagnosis pasti dari kanker

ovarium diketahui adalah melalui eksisi pembedahan dari ovarium dan tuba

falopi, sebuah metode skrining dengan angka perkiraan positif 10% dapat

menunjukkan hasil positif dalam 10 kali pembedahan untuk setiap kasus kanker

yang terdeteksi. Saat ini, metode skrining yang ada untuk kanker ovarium harus

mempertimbangkan dari beberapa kenyataan di atas.

Ultrasonografi

Pencitraan dari ovarium telah diusulkan sebagai metode untuk mengetahui

perubahan ukuran dan arsitektur ovarium yang mungkin didapatkan saat

pemeriksaan pelvis. USG transvaginal lebih baik digunakan dibandingkan dengan

USG per abdominal untuk dapat mengetahui struktur dan ukuran ovarium.

Penelitian yang melibatkan wanita yang sehat menunjukkan hasil bahwa batas

maksimal dari volume ovarium adalah sebesar 20 cm3 pada wanita premonopouse

dan 10 cm3 pada wanita premenopouse. 6 Selain ukuran, karakteristik morfologi

dari ovarium juga digunakan untuk membedakan antara neoplasma jinak dan

ganas. 7 Pada satu penelitian, dimana menentukan volume ovarium, karakteristik,

dan ada tidaknya septum telah digunakan untuk menghitung angka risiko, nilai

sensitifitasnya adalah 89% dan nilai spesifisitasnya sebesar 70% (table 3). Ideks

morfologi lainnya telah dilaporkan memiliki angka sensitifitas 100% dan

spesifisitas 83% dalam membedakan lesi jinak atau ganas. 8 Bagaimanapun juga,

terdapat variasi interpretasi dan skoring pencitraan ultrasonografi dari pemeriksa. 9

Selain itu juga, peningkatan aliran darah di ovarium pada pemeriksaan Doppler

mengindikasikan adanya lesi yang ganas, namun penemuan ini masih tidak pasti

dan juga terbatasnya pencitraan Doppler pada mesin USG konvensional. 10-13

Variabel

Indeks Morfologi

0 1 2 3 4

Struktur

dinding

kista

Halus

(tebal <3

mm)

Halus

(tebal ≥3

mm)

Gambaran

papilar

(diameter

<3mm)

Gambaran

papilar

(diameter

≥3mm)

Dominan

padat

Volume

tumor

<10 cm3 10-50 cm3 >50-200

cm3

>200-500

cm3

>500 cm3

Struktur

septum

Tidak

berseptum

Septum

tipis (tebal

<3 mm)

Septum

tebal (tebal

3-10 mm)

Bagian

padat (tebal

≥10 mm)

Dominan

padat

Tabel 3. Indeks morfologi untuk identifikasi ultrasonografi kanker ovarium.

Data dari DePriest et al. 7 nilai indeks morfologi lebih dari 5 sangat sugestif untuk

kanker (sensitifitas 89%, spesifisitas 70%, angka perkiraan positif 46%)

Beberapa penelitian telah mengevaluasi pemeriksaan ultrasonografi pelvis

untuk kanker ovarium pada wanita yang tidak menunjukkan gejala. Pada salah

satu penelitian, 5479 wanita berusia di atas 45 tahun diskrining menggunakan

USG trans abdominal. 14 9 kanker ovarium (5 dalam stadium I) telah terdeteksi

dalam periode 3 tahun. Bagaimanapun juga, terdapat 317 hasil positif palsu (nilai

prediksi positif 1,5%). Beberapa penelitian15-22 yang menggunakan pemeriksaan

USG transvaginal yang melibatkan lebih dari 136.000 wanita menunjukkan hasil

yang beragam. Angka perkiraan positif pada penelitian ini berkisar antara 1.0%-

27%.18 Interpretasi dari hasil penelitian ini masih membingungkan karena kriteria

inklusi dari penelitian-penelitian ini tidak seragam, dimana sebagian penelitian

hanya memasukkan wanita dengan risiko tinggi kanker ovarium saja (berdasarkan

kepada riwayat penyakit keluarga), 16,19 sebagian lagi menggunakan subyek wanita

dengan tingkat risiko rata-rata15,20-22 dan yang lainnya menggunakan kedua

kriteria inklusi di atas. 17,18

Dalam penelitian prospektif yang besar, sebanyak 25.327 wanita

(termasuk di dalamnya yang berusia di atas 50 tahun dimana memiliki risiko rata-

rata dan wanita usia di atas 25 tahun yang memiliki riwayat keluarga menderita

kanker ovarium) telah dilakukan skrining dengan menggunakan metode USG

transvaginal. 18 Jika ukuran ovarium yang membesar terdeteksi, 6 kemudian

morfologi ovarium juga akan dijelaskan (gambaran kistik, gambaran padat,

septum, pappil, nodul, atau adanya cairan bebas intraperitoneal). 7 Diantara wanita

yang dicurigai menderita kanker ovarium, reseksi melalui pembedahan dilakukan

pada 364 pasien, 29 pasien diketahui memiliki kanker ovarium yang invasif,

diantaranya 14 pasien (48%) berada dalam stadium I penyakit ini. 9 pasien

didiagnosis kanker ovarium setelah 12 bulan sebelumnya telah dinyatakan

negative melalui pemeriksaan USG. Dengan kriteria dasar yang ketat dalam

pemeriksaan USG (contohnya jika hanya ditemukan kista ovarium tunggal yang

berukuran kurang dari 5 cm tidak dikategorikan dalam kecurigaan kanker

ovarium), angka perkiraan positif dari pemeriksaan ultrasonografi adalah sebesar

27%, dan sensitifitasnya adalah 85%. Bagaimanapun juga, faktanya bahwa

banyak pasien yang termasuk dalam risiko tinggi memiliki ankga perkiraan positif

yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi keseluruhan. Diantara wanita

dimana kanker ovariumnya terdeteksi dengan skrining, angka keselamatan hidup

dalam 5 tahun sebesar 77%, dibandingkan dengan angka 49% pada kelompok

kontrol pada institusi yang sama dimana kanker ovariumnya tidak terdeteksi lebih

awal dengan skrining.

PenandaTumor

CA-125

Penanda tumor (Tumor Marker) dalam serum telah dipelajari untuk

menjadi bahan deteksi awal kanker ovarium. Metode ini sangat menguntungkan

dimana pemeriksaan penanda tumor ini tersedia secara luas, dapat diulang dengan

interval waktu yag ditentukan, dan sangat minimal invasif terhadap pasien.

Sebagai tambahan, metode ini juga tidak tergantung dan terpengaruh oleh

interptretasi pemeriksa dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan

pemeriksan ultrasonografi.

Dalam sebuah laporan, antigen kanker 125 (CA-125), sebuah protein yang

ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada sel kanker ovarium

dibandingkan sel lainnya, ditemukan meningkat dalam serum mendekati 80%

pada wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut dan hanya 1-2% dalam

populasi yang normal. 23 Namun, beberapa pembatasan yang ada dalam penerapan

metode ini menurunkan antusiasme dari pemeriksa untuk menerapkannya sebagai

metode skrining kanker ovarium. Meskipun CA-125 sering kali meningkat pada

kanker ovarium stadium lanjut, protein ini meningkat kurang dari 50% pada

kanker ovarium stadium I. 24,25 Lebih lanjut, spesifisitas dari metode ini rendah,

karena beberapa kasus keganasan maupun yang masih jinak menunjukkan hasil

berupa peningkatan palsu terhadap nilai CA-125 (tabel 4).

Non-Kanker Kanker

Endometriosis Payudara

Fibroid Pankreas

Penyakir radang panggul Kolon

Hepatitis Paru-paru

Kehamilan Endometrium

Menstruasi

Peritonitis

Pembedahan perut yang baru dilakukan

Tabel 4. Kondisi yang dihubungkan dengan peningkatan kadar CA-125

Dalam sebuah analisa retrospektif terhadap sample serum dari 5550 wanita

yang telah dilibatkan dalam sebuah populasi penelitian di Swedia, 26 175 wanita

mengalami peningkatan angka CA-125. Kanker ovarium terdiagnosis pada 6 dari

wanita tersebut dan 3 wanita terdiagnosis kanker ovarium dengan kadar CA-125

yang normal. Angka spesifisitas dari pemeriksaan ini adalah 98,5% untuk wanita

dengan usia di atas 50 tahun tetapi menurun menjadi 94,5% untuk wanita dengan

usia di bawah 50 tahun. Wanita yang terdiagnosis kanker ovarium diketahui

mengalami peningkatan yang progresif terhadap adar CA-125 ini.

Pemeriksaan kadar CA-125 yang dilakukan berulang dari waktu ke waktu

(dibanduingkan hanya dengan 1 kali pemeriksaan) diketahui meningkatkan

perkiraan faktor risiko pasien terhadap kanker ovarium. 27 Dalam sebuah

penelitian retrospektif dari 32.621 sample serum yang diambil dari 9.233 wanita,

yang menggunakan algoritma untuk menetukan kecenderungan kadar CA-125

dari waktu ke waktu, peningkatan kadar CA-125 memiliki angka sensitifitas 86%

untuk mendeteksi kanker ovarium, 28 dibandingkan dengan sensitifitas sebesar

62% dari pemeriksaan kadar CA-125 yang hanya dilakukan satu kali saja.

Algoritma ini, disebut ROC (Risk of Ovarian Cancer), diketahui memiliki angka

perkiraan positif yang tinggi (19%) dalam sebuah penelitian prospektif awal yang

melibatkan lebih dari 13.000 wanita post menopause. 29

Penanda lain

Lebih dari 30 penanda tumor dalam serum telah dievaluasi untuk

dikombinasikan dengan CA-125 dalam kepentingan untuk penanda tumor, dengan

tujuan untuk meningkatkan sensitivitas, spesifisitas, dan angka perkiraan positif. 30

Penggunaan dari penanda tumor dalam serum didasarkan pada bahwa peningkatan

satu kadar penanda tumor dapt lebih bermakna bila dihubungkan dengan

peningkatan kadar penanda lainnya karena saling berhubungan, dibandingkan

dengan hanya melihat peningkatan dari satu penanda tumor saja. Secara umum,

penggunaan metode ini telah meningkatkan angka sensitifitas sebesar 5-10% di

atas angka sensitifitas yang didapat jika memeriksa hanya kadar CA-125 sendiri

saja, namun juga dihubungkan dengan penurunan dari angka spesifistasnya.

Dalam sebuah penelitian, panel penanda tumor yang meliputi CA-125, leptin,

prolaktin, osteopontin, faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin II, dan faktor

penghambat migrasi makrofag, dibandingkan dengan pemeriksaan CA-125

tunggal, memberikan hasil yaitu peningkatan angka sensitivitas dan spesifisitas

terhadap deteksi kanker ovarium. 31 Model dari panel penanda tumor (disusun oleh

LabCorp dibawah nama OvaSure) secara benar telah megklasifikasikan 221 dari

224 spesimen dalam set percobaannya (98,7%). Namu secara metodologi,

penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan dapat memungkinkan terjadinya

hasil yang overestimated, 32,33 dalam penelitian ini ditemukan nilai dari angka

perkiraan positif adalah sebesar 99,3% didasarkan pada prevalensi kanker adalah

50%. Setelah dihitung kembali, nilai dari angka perkiraan positif hanya sebesar

6,5% setelah prevalensi sebenarya dari kanker ovarium dalam populasi

dimasukkan.34 Panel penanda tumor belum dievaluasi secara prospektif dalam

populasi yang besar, dan penggunaannya dalam deteksi dini kanker ovarium

belum dapat digunakan secara sendiri.

Percobaan skrining yang sedang berjalan

Percobaan acak yang dirancang untuk menetukan apakah skrining kanker

ovarium dapat meningkatkan angka keselamatan telah banya dilakukan. Di dalam

Prostate, Lung, Colon and Ovarian (PLCO) Cancer Screening Trial, 34.261

wanita sehat berusia di antara 55 sampai 74 tahun telah diikuti secara acak untuk

pemeriksaan kadar CA-125 ditambah dengan pemeriksaan USG transvagina. 20

Dikatakan positif jika ditemukan kadar CA-125 lebih dari 35 U per milliliter atau

dari USG transvagina ditemukan volume ovarium yang abnormal atau adanya

kista ovarium dengan bentukan papil atau adanya bagian padat. Selama skrining

dalam waktu 4 tahun, 3.388 wanita diketahui positif berdasarkan kriteria yang

telah disebutkan sebelumnya. 1.170 (34,5%) dari wanita ini menjalani prosedur

ooforektomi, 60 (5,1%) wanita ditemukan mengalami kanker ovarium, 72% dari

tumor ini berada dalam stadium III dan IV, sebagai tambahan, 29 kasus kanker

ovarium yang terdiagnosis selama penelitian ini, tidak terdeteksi melalui skrining.

Angka perkiraan positif dari skring tes positif ini adalah sebesar 1,0-1,3% selama

kurun waktu skrining 4 tahun. Hasil dari kelompok control dan keseluruhan angka

keselamatan belum dilaporkan.

Dalam United Kingdom Collaborative Trial of Ovarian Cancer Screening,

202.638 wanita postmenopouse berusia antara 50 sampai 74 tahun yang diketahui

memiliki risiko kanker ovarium rata-rata secara acak telah dimintai kesediaannya

untuk dilakukan pemeriksaan panggul (kelompok kontrol), pemeriksaan USG

transvagina (kelompok USG), atau pemeriksaan dari kadar CA-125 serum

(dievaluasi berulang sesuai dengan algoritma ROC) ditambah dengan

pemeriksaan USG transvagina pada kasus dimana mengalami peningkatan kadar

CA-125 (kelompok multimodal). 35 Wanita yang diketahui hasil pemeriksaannya

tidak normal kemudian dievaluasi oleh ginekologis dan dilakukan prosedur

ooforektomi pada kasus dimana prosedur tindakan pembedahan diperkenankan.

Dalam laporan pemantauan selama 4 tahun terhadap kelompok USG dan

kelompok multimodal, didapatkan hasil bahwa prosedur pembedahan dilakukan

pada 845 dari 48.230 wanita (1,8%) di dalam kelompok USG, 24 diantaranya

diketahui mengidap kanker ovarium yang invasif; sebagai perbandingan,

pembedahan dilakukan pada 97 dari 50.078 wanita (0,2%) di dalam kelompok

multimodal, 34 diantaranya diketahui mengidap kanker ovarium yang invasif.

Dari 58 wanita pengidap kanker ovarium yang invasif dalam ke dua kelompok

tersebut, 28 (48%) berada dalam stadium I atau II, dimana tidak terdapat

perbedaan yang bermakna diantara kelompok tadi. Setahun setelah dilakukan

skrining, kanker ovarium terdiagnosis pada 13 wanita yang saat dilakukan

skrining menunjukkan hasil yang negatif (8 pada kelompok USG dan 5 pada

kelompok multimodal). Dibandingkan dengan skrining dengan hanya

menggunakan metode ultrasonografi saja, skrining multimodalitas memiliki nilai

spesifisitas yang jauh lebih tinggi (99,8% dibandingkan dengan 98,2%) dan angka

perkiraan positif yang lebih tinggi (35,1% dibandingkan dengan 2,8%) (P<0,001);

angka sensitifitas tidak berbeda secara bermakna diantara kedua kelompok

tersebut.

Skrining untuk wanita berisiko tinggi

Wanita yang diketahui memiliki risiko tinggi mengidap kanker ovarium

termasuk wanita pembawa mutasi gen BRCA atau yang memilki riwayat keluarga

yang mengidap kanker payudara atau ovarium, kanker yang terdiagnosis pada

masa premenopouse dan anggota keluarga lain yang mengidap kanker ovarium

seharusnya dianjurkan untuk melakukan konseling genetik. Pengukuran CA-125

dan pemeriksaan USG transvagina setiap 6 bulan telah direkomendasikan oleh

National Comprehensive Cancer Network,36 meskipun evindance-nya masih

kurang untuk dikatakan bahwa skrining ini bermakna dalam memberikan hasil

yang ebih pada kelompok wanita berisiko tinggi ini. 37-41 National Comprehensive

Cancer Network juga merekomendasikan pertimbangan yang kuat untuk

menurunkan risiko ini melalui salfingo-ooforektomi bilateral pada wanita berusia

antara 35 sampai 40 tahun, dalam kasus dimana diketahui ada anggota keluarga

lain dari wanita tersebut yang terdiagnosis kanker ovarium pada usia yang lebih

awal. 36

Dimana diketahui bahwa hasil dari penelitian secara acak yang dilakukan

pada populasi yang lebih besar masih belum ada, ini mengakibatkan ketidak

pastian apakah skrining kanker ovarium dapat menurunkan mortalitas atau tidak.

20,35 Komplikasi pembedahan pada wanita yang menunjukkan hasil positif palsu

dari skrining kanker ovarium masih belum dilaporkan. Risiko dari pembedahan

(termasuk komplikasi anestesi dan cidera usus, kandung kemih, ureter dan

pembuluh darah yang mungkin terjadi) dan faktor biaya yang tinggi harus

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Peran dari panel penanda tumor

yang baru dan metode proteonomik dalam memperkirakan risiko kanker ovarium

juga masih belum jelas penerapan dan hasilnya. 31,42-44

Pedoman

Skrining rutin dalam populasi keseluruhan untuk kanker ovarium tidak

direkomendasikan oleh organisasi professional manapun.36,45-47 Skring yang

direkomendasikan saat ini dari organisasi professional terlampir dalam tabel 5.

Organisasi

Profesional Rekomendasi

U.S. Preventive

Services Task

Force45

Tidak merekomendasikan skrining rutin;

American Cancer

Society46

Tidak merekomendasikan skrining rutin; mungkin

dilakukan skrining terhadap wanita yang memiliki

riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium,

meskipun tidak diketahui secara jelas seberapa besar

metode skrining membantu dalam meningkatkan angka

keselamatan

American College of

Obstetricians and

Gynecologist47

Tidak merekomendasikan skrining rutin; menganjurkan

evaluasi terhadap gejala dan tanda dari kanker ovarium

( contonya massa di pelvis, nyeri perut atau panggul,

frekuensi atau urgensi berkemih, peningkatan lingkar

perut, kesulitan dalam makan dan perasaan penuh di perut)

National

Comprehensive

Cancer Network36

Tidak merekomendasikan skrining rutin;

merekomendasikan skrining terhadap wanita dengan risiko

tinggi ( mereka yang memiliki riwayat keluarga yang

mengidap kanker ovarium atau payudara dan yang

diketahui mengalami mutasi BRCA) dengan USG

transvagina dan pengukuran kadar CA-125 setiap 6 bulan,

dimulai pada usia 35 tahun atau 5-10 tahun sebelum usia

relatif terkena kanker ovarium, merekomendasikan

pertimbangan yang kuat untuk dilakukan

salpingoooforektomi yang bertujuan untuk menurunkan

risiko/ pencegahan terhadap wanita dengan mutasi BRCA

Tabel 5. Rekomendasi untuk skrining kanker ovarium

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kanker ovarium yang terdiagnosis berdasarkan gejalanya sering kali sudah

dalam stadium lanjut. Deteksi dini, yang dihungungkan dengan peningkatan

angka keselamatan penderita, tergantung pada efektifitas dari metode skring yang

ada. Banyak penelitian menunjukkan bahwa skrining dengan menggunakan

penanda tumor (khususnya CA-125), pencitraan ovarium dengan ultrasonografi

transvagina, atau strategi lain dengan menggunakan multimodalitas dapat

mendeteksi kanker ovarium dalm stadium yang lebih awal, namun penelitian yang

telah diselesaikan tidak memasukkan kelompok control sebagai pembanding, dan

belum ada penelitian yang menunjukkan peningkatan angka keselamatan secara

keseluruhan untuk wanita yang menjalani skrining. Belum selesainya 2 penelitian

besar20,35 yang sedang dilakukan secara acak dan terkontrol sehingga dianjurkan

bahwa skrining kanker ovarium harus dilakukan pada wanita dengan risiko

mengidap kanker ovarium seperti yang dijelaskan dalam vignette.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jemal A, Siegel R, Ward E, et al. Cancerstatistics, 2008. CA Cancer J Clin 2008; 58:71-96.

2. Whittemore AS. Characteristics relating to ovarian cancer risk: implications for prevention and detection. Gynecol Oncol 1994;55:S15-S19.

3. Heintz APM, Odicino F, Maisonneuve P, et al. Carcinoma of the ovary. Int J Gynaecol Obstet 2006;95:Suppl 1:S161-S192.

4. Goff BA, Mandel LS, Drescher CW, et al. Development of an ovarian cancer symptom index: possibilities for earlier detection. Cancer 2007;109:221-7.

5. Wilson JMG, Junger G. Principles and practice of screening for disease. Geneva: World Health Organization, 1968.

6. Pavlik EJ, DePriest PD, Gallion HH, et al. Ovarian volume related to age. Gynecol Oncol 2000;77:410-2.

7. DePriest PD, Varner E, Powell J, et al. The efficacy of a sonographic morphology index in identifying ovarian cancer: a multiinstitutional investigation. Gynecol Oncol 1994;55:174-8.

8. Sassone AM, Timor-Tritsch IE, Artner A, Westhoff C, Warren WB. Transvaginal sonographic characterization of ovarian disease: evaluation of a new scoring system to predict ovarian malignancy. Obstet Gynecol 1991;78:70-6.

9. Mol BW, Boll D, De Kanter M, et al. Distinguishing the benign and malignant adenxal mass: an external validation of prognostic models. Gynecol Oncol 2001; 80:162-7.

10. Carter JR, Lau M, Fowler JM, Carlson JW, Carson LF, Twiggs LB. Blood flow characteristics of ovarian tumors: implications for ovarian cancer screening. Am J Obstet Gynecol 1995;172:901-7.

11. Fleischer AC, Cullinan JA, Kepple DM, Williams LL. Conventional and color Doppler transvaginal sonography of pelvic masses: a comparison of relative histologic specificities. J Ultrasound Med 1993; 12:705-12.

12. Stein SM, Laifer-Narin S, Johnson MB, et al. Differentiation of benign and malignant adnexal masses: relative value of gray-scale, color Doppler, and spectral Doppler sonography. AJR Am J Roentgenol 1995;164:381-6.

13. Valentin L. Pattern recognition of pelvic masses by gray-scale ultrasound imaging: the contribution of Doppler ultrasound. Ultrasound Obstet Gynecol 1999; 14:338-47.

14. Campbell S, Bhan V, Royston P, Whitehead MI, Collins WP. Transabdominal ultrasound screening for early ovarian cancer. BMJ 1989;299:1363-7.

15. Sato S, Yokoyama Y, Sakamoto T, Futagami M, Saito Y. Usefulness of mass screening for ovarian carcinoma using transvaginal ultrasonography. Cancer 2000;89:582-8.

16. Bourne TH, Campbell S, Reynolds KM, et al. Screening for early familial ovarian cancer with transvaginal ultrasonography and colour blood flow imaging. BMJ 1993;306:1025-9.

17. van Nagell JR Jr, DePriest PD, Reedy MB, et al. The efficacy of transvaginal sonographic screening in asymptomatic women at risk for ovarian cancer. Gynecol Oncol 2000;77:350-6.

18. van Nagell JR Jr, DePriest PD, Ueland FR, et al. Ovarian cancer screening with annual transvaginal sonography: findings of 25,000 women screened. Cancer 2007; 109:1887-96.

19. Fishman DA, Cohen L, Blank SV, et al. The role of ultrasound evaluation in the detection of early-stage epithelial ovarian cancer. Am J Obstet Gynecol 2005;192: 1214-21.

20. Partridge E, Kreimer AR, Greenlee RT, et al. Results from four rounds of ovarian cancer screening in a randomized trial. Obstet Gynecol 2009;113:775-82.

21. Hayashi H, Yaginuma Y, Kitamura S, et al. Bilateral oophorectomy in asymptomatic women over 50 years old selected by ovarian cancer screening. Gynecol Obstet Invest 1999;47:58-64.

22. Tabor A, Jensen FR, Bock JE, Høgdall CK. Feasibility study of a randomised trial of ovarian cancer screening. J Med Screen 1994;1:215-9.

23. Bast RC Jr, Klug TL, St John E, et al. A radioimmunoassay using a monoclonal antibody to monitor the course of epithelial ovarian cancer. N Engl J Med 1983; 309:883-7.

24. Jacobs I, Bast RC Jr. The CA125 tumour- associated antigen: a review of the literature. Hum Reprod 1989;4:1-12.

25. Woolas RP, Xu FJ, Jacobs IJ, et al. Elevation of multiple serum markers in patients with stage I ovarian cancer. J Natl Cancer Inst 1993;85:1748-51.

26. Einhorn N, Sjövall K, Knapp RC, et al. Prospective evaluation of serum CA 125 levels for early detection of ovarian cancer. Obstet Gynecol 1992;80:14-8.

27. Skates SJ, Xu FJ, Yu YH, et al. Toward an optimal algorithm for ovarian cancer screening with longitudinal tumor markers. Cancer 1995;76:Suppl:2004-10.

28. Skates SJ, Menon U, MacDonald N, et al. Calculation of the risk of ovarian cancer from serial CA-125 values for preclinical detection in postmenopausal women. J Clin Oncol 2003;21:Suppl:206s-210s.

29. Menon U, Skates SJ, Lewis S, et al. Prospective study using the risk of ovarian cancer algorithm to screen for ovarian cancer. J Clin Oncol 2005;23:7919-26.

30. Bast RC Jr, Badgwell D, Lu Z, et al. New tumor markers: CA125 and beyond. Int J Gynecol Cancer 2005;15:Suppl 3:274- 81.

31. Visintin I, Feng Z, Longton G, et al. Diagnostic markers for early detection of ovarian cancer. Clin Cancer Res 2008;14: 1065-72. [Errata, Clin Cancer Res 2008;14: 5308, 7158.]

32. Greene MH, Feng Z, Gail MH. The importance of test positive predictive value in ovarian cancer screening. Clin Cancer Res 2008;14:7574.

33. McIntosh M, Anderson G, Drescher C, et al. Ovarian cancer early detection claims are biased. Clin Cancer Res 2008;14:7574.

34. Visintin I, Feng Z, Longton G, et al. Correction: Diagnostic markers for early detection of ovarian cancer. Clin Cancer Res 2008;14:5308.

35. Menon U, Gentry-Maharaj A, Hallett R, et al. Sensitivity and specificity of multimodal and ultrasound screening for ovarian cancer, and stage distribution of detected cancers: results of the prevalence screen of the UK Collaborative Trial of Ovarian Cancer Screening (UKCTOCS). Lancet Oncol 2009;10:327-40.

36. National Comprehensive Cancer Network Practice Guidelines in Oncology: ovarian cancer and genetic screening. (Available at http://www.nccn.org / professionals/physician_gls/PDF/genetics_screening.pdf.)

37. Jacobs IJ, Skates SJ, MacDonald N, et al. Screening for ovarian cancer: a pilot randomised controlled trial. Lancet 1999; 353:1207-10.

38. Hogg R, Friedlander M. Biology of epithelial ovarian cancer: implications for screening women at high genetic risk. J Clin Oncol 2004;22:1315-27.

39. van der Velde NM, Mourits MJ, Arts HJ, et al. Time to stop ovarian cancer screening in BRCA1/2 mutation carriers? Int J Cancer 2009;124:919-23.

40. Gaarenstroom KN, van der Hiel B, Tollenaar RA, et al. Efficacy of screening women at high risk of hereditary ovarian cancer: results of an 11-year cohort study. Int J Gynecol Cancer 2006;16:Suppl 1:54-9.

41. Olivier RI, Lubsen-Brandsma MA, Verhoef S, van Beurden M. CA125 and transvaginal ultrasound monitoring in high-risk women cannot prevent the diagnosis of advanced ovarian cancer. Gynecol Oncol 2006;100:20-6.

42. Zhang Z, Yu Y, Xu F, et al. Combining multiple serum tumor markers improves detection of stage I epithelial ovarian cancer. Gynecol Oncol 2007;107:526-31.

43. Skates SJ, Horick N, Yu Y, et al. Preoperative sensitivity and specificity for earlystage ovarian cancer when combining cancer antigen CA-125II, CA 15-3, CA 72-4, and macrophage colony-stimulating factor using mixtures of multivariate normal distributions. J Clin Oncol 2004;22:4059-66.

44. Nossov V, Amneus M, Su F, et al. The early detection of ovarian cancer: from traditional methods to proteomics — can we really do better than serum CA125? Am J Obstet Gynecol 2008;199:215-23.

45. U.S. Preventive Services Task Force. Screening for ovarian cancer: recommendation statement. Am Fam Physician 2005; 71:759-62.

46. American Cancer Society. Detailed guide: ovarian cancer — can ovarian cancer be found early? (Accessed June 12, 2009, at http://www.cancer.org/docroot/ CRI/content/CRI_2_4_3X_Can_ovarian_ cancer_be_found_early_33.asp?rnav=cri.)

47. ACOG Committee on Gynecologic Practice. The role of the generalist obstetrician- gynecologist in the early detection of ovarian cancer. Gynecol Oncol 2002; 87:237-9.