buerger diseases

27
STATUS PASIEN I. IDENTIFIKASI PASIEN Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 46 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Suku bangsa : Melayu Agama : Islam Masuk RS : 29 Oktober 2015 II. ANAMNESIS Diambil dari : Autoanamnesa Tanggal : 26 Oktober 2015 a. Keluhan Utama Jari kedua kaki kiri bewarna hitam b. Keluhan Tambahan Pada jari kedua kaki kiri berwarna kehitaman, nyeri hebat dan terasa baal. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan terakhir, dan kehitaman semakin bertambah sejak 2 minggu terakhir. Luka pada jari kedua kaki kiri, berwarna keputihan, bernanah, berukuran sekitar 1 cm dan 1

Upload: mega-sii-biipzz

Post on 28-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

buerger

TRANSCRIPT

Page 1: Buerger Diseases

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Tn. T

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 46 Tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Suku bangsa : Melayu

Agama : Islam

Masuk RS : 29 Oktober 2015

II. ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesa

Tanggal : 26 Oktober 2015

a. Keluhan Utama

Jari kedua kaki kiri bewarna hitam

b. Keluhan Tambahan

Pada jari kedua kaki kiri berwarna kehitaman, nyeri hebat dan terasa

baal. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan terakhir, dan kehitaman

semakin bertambah sejak 2 minggu terakhir.

Luka pada jari kedua kaki kiri, berwarna keputihan, bernanah,

berukuran sekitar 1 cm dan nyeri di sekitar luka. Keluhan sudah

dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Rumah Sakit Abdul Aziz dengan keluhan jari kedua

kaki kiri bewarna hitam sejak 2 bulan SMRS. Pasien mengaku warna

hitam dimulai dari ujung-ujung jari kedua kaki pasien, semakin lama

semua jari kedua kaki kiri pasien bewarna hitam. Keluhan disertai

dengan kaki kiri nyeri sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti

1

Page 2: Buerger Diseases

ditusuk-tusuk jarum. Keluhan ini dirasakan terutama ketika malam

hari sehingga pasien tidak bisa tidur. Nyeri juga dirasakan ketika

pasien berjalan maupun sedang istirahat. Sebelumnya, pasien sering

merasakan kesemutan pada kaki kiri.

Pasien mengaku perokok berat sejak usia pasien 15 tahun, pasien

biasanya merokok 1 bungkus / hari dan merokok setiap hari. Pasien

memiliki riwayat darah tinggi. Pasien menyangkal memiliki riwayat

kolesterol, diabetes melitus dan keluarga pasien yang menderita

diabetes melitus.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya

Riwayat Diabetes Melitus disangkal

Riwayat Trauma pada kaki disangkal

Riwayat Kolestrol Tinggi disangkal

Riwayat Asam Urat Tinggi disangkal

Riwayat Hipertensi ( + )

Riwayat Alergi obat disangkal

d. Riwayat penyakit keluarga

Pasien menyatakan tidak ada dalam keluarga yang pernah

mengalami kejadian seperti ini sebelumnya.

Riwayat Kebiasaan

Kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun, pasien merokok 1

bungkus/ hari setiap hari

III. PEMERIKSAAN

2

Page 3: Buerger Diseases

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 150 /90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu : 36.5 °C

Status generalis

Kepala : Normocephal

Mata : Conjunctiva anemis -/- , sclera ikterik (-/-), pupil bulat isokor

diameter 3/3 mm, refleks cahaya langsung +/+

Telinga : Normotia, tidak ditemukan serumen pada telinga kanan maupun kiri,

tidak ada nyeri tekan pada tragus kanan maupun kiri.

Hidung : normal, tidak terdapat deformitas, Septum terletak ditengah dan

simetris, Mukosa hidung : tidak hiperemis, konka nasalis eutrofi.

Mulut : normal, tidak pucat, tidak sianosis. Mukosa mulut normal, tidak

hiperemis. Lidah normoglosia, tidak tremor, tidak kotor. Gigi

bewarna kuning kecoklatan.

Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-),

Thoraks:

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga 5 linea mid clavicula

sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Inspeksi : Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan

dinamis simetris kanan dan kiri

3

Page 4: Buerger Diseases

Palpasi : Fremitus vocal dan taktil hemitoraks kanan dan kiri

simetris, tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Tampak datar simetris

Palpasi : Supel , NT/NL -/- ; hepar dan lien tidak teraba besar

Perkusi : Tympani pada seluruh kuadran abdomen

Auskultasi : Bising usus (+ ) normal

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

Ekstremitas bawah : Akral hangat sebelah kiri, Jari kaki edema -/-, Iskemik

+/-

STATUS LOKALIS a/r PEDIS SINISTRA

Inspeksi :

Kulit kehitaman pada pedis digiti II

Kulit kemerahan di sekitar proksimal pedis digiti II

Palpasi :

Arteri Dorsalis Pedis dextra teraba

Nyeri tekan pada jari kaki kiri

IV. RESUME

Pasien laki-laki berusia 46 tahun datang ke RSAA Singkawang dengan

keluhan metatarsal sinistra digiti II bewarna hitam sejak 2 minggu SMRS. Keluhan

disertai pedis sinistra sering terasa baal sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit,

terasa nyeri saat berjalan maupun saat sedang istirahat. Pasien memiliki riwayat

hipertensi, dan riwayat merokok sejak pasien berusia 15 tahun, pasien merokok 1

bungkus/ hari setiap hari.

4

Page 5: Buerger Diseases

Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, TD 150/90 mmHg, Nadi

88x/menit, nafas 18x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan lokalis regio pedis

sinistra, pada inspeksi didapatkan metatarsal digiti II menghitam. Pada palpasi nyeri

tekan pada jari kaki kiri, dan arteri dorsalis pedis dekstra teraba.

V. DIAGNOSA KERJA

Suspect Buerger Disease

VI. DIAGNOSIS BANDING

Aterosklerosis Vaskular

VI. RENCANA PEMERIKSAAN

- Laboratorium darah Lengkap, GDP, lemak darah

- Uji fungsi hati

- Pemeriksaan Faal Ginjal

VII. RENCANA TERAPI

Non Medikamentosa

Medikasi luka menggunakan NaCl dan betadin, tutup menggunakan verband

Medikamentosa

- Analgetik : Ketorolac 30 mg x 3

Tindakan bedah

Amputatum digiti II pedis sinistra

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad malam

Quo ad fungsionam : ad malam

Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam

5

Page 6: Buerger Diseases

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI PEMBULUH DARAH

Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima kategori berdasarkan anatomi

dan fungsinya:

1. arteria

2. arteriola

3. kapiler

4. venula dan

5. vena.

Dengan pengecualian pada kapiler dan venula, dinding pembuluh darah terdiri

atas komponen yang serupa: selapis se; endotel, jaringan elastis, sel otot polos,

dan jaringan fibrosa. Proporsi setiap komponen ini bervariasi sesuai fungsi setiap

pembuluh darah.

1. Arteria

Dinding aorta dan arteria besar mengandung banyak jaringan elastis dan

sebagian otot polos. Ventrikel kiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan

tekanan tinggi. Dorongan darah secara mendadak ini meregang dinding arteria

yang elastis tersebut; pada saat ventrikel beristirahat maka dinding yang elastis

tersebut kembali pada keadaan semula dan memompa darah ke depan, ke seluruh

sistem sirkulasi. Di daerah perifer, cabang-cabang sistem arteria berproliferasi dan

terbagi lagi menjadi pembuluh darah kecil.

Jaringan arterial ini terisi sekitar 15 persen volume total darah. Oleh karena itu

sistem arteria ini dianggap merupakan sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan

tinggi. Cabang-cabang arterial disebut sirkuit resistensi karena memiliki sifat khas

volume tekanan ini.

2. Arteriola

Dinding pembuluh darah arteriola terutama terdiri dari otot polos dengan

sedikit serabut elastis. Dinding otot arteriola ini sangat peka dan dapat berdilatasi

6

Page 7: Buerger Diseases

atau berkontraksi. Bila berkontraksi, arteriola merupakan tempat resistensi utama

aliran darah dalam cabang arterial. Saat berdilatasi penuh, arteriola hampir tidak

memberikan resistensi terhadap aliran darah. Pada persambungan antara arteriola

dan kapiler terdapat sfingter prakapiler yang berada di bawah pengaturan

fisiologis yang cukup rumit.

3. Kapiler

Pembuluh kapiler memiliki dinding tipis yang terdiri dari satu lapis sel

endotel. Nutrisi dan metabolit berdifusi dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju

daerah berkonsentrasi rendah melalui membran yang tipis dan semipermeabel ini.

Dengan demikian oksigen dan nutrisi akan meninggalkan pembuluh darah dan

masuk ke dalam ruang interstisial dan sel. Karbondioksida dan metabolit berdifusi

ke arah yang berlawanan. Pergerakan cairan antara pembuluh darah dan ruangan

interstisial bergantung pada keseimbangan relatif antara tekanan hidrostatik dan

osmotik jaringan kapiler.

4. Venula

Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel

dan jaringan fibrosa.

5. Vena

Vena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi menyalurkan

darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan. Aliran

vena ke jantung hanya searah karena katup-katupnya terletak strategis di dalam

vena. Vena merupakan pembuluh pada sirkulasi sistemik yang paling dapat

meregang; pembuluh ini dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan

tekanan yang relatif rendah. Sifat aliran vena yang bertekanan rendah-bervolume

tinggi ini menyebabkan sistem vena ini disebut sistem kapasitas.

Sekitar 64% volume darah total terdapat dalam sistem vena. Kapasitas

jaringan vena dapat berubah. Venokontriksi dapat menurunkan kapasitas jaringan

vena, memaksa darah bergerak maju menuju jantung seperlunya. Pergerakan

darah menuju jantung juga dipengaruhi oleh kompresi vena oleh otot rangka dan

7

Page 8: Buerger Diseases

perubahan tekanan rongga dada dan perut selama pernafasan. Sistem vena

berakhir pada vena kava inferior dan superior. Dari situ, semua aliran darah vena

mengalir ke dalam atrium. Tekanan dalam atrium kanan lazim disebut sebagai

tekanan vena sentralis (central venous pressure, CVP) atau tekanan atrium kanan

(right atrial pressure, RAP).

B. Histologi Struktur Pembuluh Darah Secara Umum3

Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan

ini dibentuk terutama oleh sel endothel.

Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia, disebut

juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and

jaringan elastic.

Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh

jaringan ikat.

C. Etiologi1

Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak

ada hubungannya dengan penyakit diabetes mellitus. Penderita penyakit ini

umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda,

8

Page 9: Buerger Diseases

kadang pada usia sekolah. Penghentian kebiasaan merokok memberikan

perbaikan pada penyakit ini.

Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang

erat dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun

dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya

penyakit tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya,

tromboangitis obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa

penyebab mutasi gen secara langsung.

 

D. Definisi Tromboangitis Obliterans ( Buerger Diseases )

Tromboangitis obliterans (TAO) adalah penyakit pembuluh darah

nonatherosclerotic yang lebih dikenal sebagai penyakit Buerger atau penyakit

Winiwarter-Buerger, ditandai dengan peradangan pembuluh darah segmental,

fenomena vaso-oklusif dan keterlibatan arteri kecil dan sedang pada ekstremitas atas

dan bawah. Kondisi ini terkait dengan penggunaan tembakau yang terus menerus

dalam jangka waktu yang lama1.

E. Epidemiologi

Hampir 100% kejadian tromboangitis obliterans menyerang pada perokok usia

muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India, dan negara

Asia Selatan, Tenggara dan Asia Timur1.

Tromboangitis obliterans lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan

perempuan, 3 : 1. Namun insiden pada wanita diyakini meningkat, mungkin sebagai

konsekuensi dari meningkatnya frekuensi merokok dikalangan perempuan2.

F. Patogenesis4

Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa

penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang

mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien

9

Page 10: Buerger Diseases

penyakit ini umumnya perokok berat yang mulai merokok pada usia muda, kadang

pada usia sekolah.

Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi

intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada

kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel, dan

merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan

prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini,

yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini.

Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi

perubahan patologis: (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang

mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang

berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi

atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai

dari ujung jari.

Penyakit ini menyerang arteri ukuran sedang sampai kecil dan sering yang di

ekstremitas bawah walaupun mengenai juga pembuluh ekstremitas atas. Pembuluh

mesenterial, serebral dan koroner agak jarang terkena. Kelainan di ekstremitas bawah

biasanya mulai dari trifurkasio a.poplitea terus ke a.dorsalis pedis, a.tibialis posterior,

a.fibularis dan a.digitalis. Pada ekstremitas atas, kelainan ini terjadi pada a.radialis

dan a.ulnaris, berlanjut ke arteri jari-jari. Biasanya kelainan patologik bersifat

segmental, artinya terdapat daerah normal di antara lesi yang dapat berukuran

beberapa millimeter sampai sentimeter. Namun pada fase lanjut, seluruh pembuluh

akan terkena.

Pada fase awal tampak sebukan sel-sel radang polimorfonuklir di semua lapisan

dinding pembuluh. Bersamaan dengan itu terjadi pembentukan trombus. Perubahan

sekunder adalah terbentuknya kolateral yang akan menjamin pasokan darah untuk

bagian distal. Pada fase lanjut, sumbatan akan demikian hebat sehingga kolateral

tidak akan memadai lagi.

10

Page 11: Buerger Diseases

G. Manifestasi Klinis4

Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia.

Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya.

Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru

waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan

akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat

bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada

keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri sangat hebat

dan menetap.

Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki

yang patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin

penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri

istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga

jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila

bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit

kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut menjadi gangren

atau ulserasi kronis yang nyeri.

Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai

dan penomena Raynaud (suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit, tangan,

kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan gangren pada jari kaki

sering terjadi pada penyakit buerger. Sakit mungkin sangat terasa pada daerah yang

terkena.

Manifestasi Klinis Buerger Disease

11

Page 12: Buerger Diseases

Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang

nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari. Pada

fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai dengan campuran pucat-

sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin. Berbeda dengan penyakit

Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering

terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik

yang penting.

Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun

sebelum tampaknya gejala sumbatan penyakit Buerger. Fase akut menunjukkan kulit

kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang

beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di

beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu.

Setelah itu tampak bekas yang berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi pada penyakit

arteri oklusif, maka ini hampir patognomonik untuk tromboangitis obliterans.

Gejala klinis Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam. Ulkus dan

gangren terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan

dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari

kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari

kemerahan sampai ke tanda selulitis.

Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit

berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari

demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang akan diserang tidak dapat

diprediksi. Penyakit ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya.

Penderita biasanya mengalami kelelahan karena tidurnya terganggu oleh nyeri

iskemia.

H. Kriteria Diagnosis5

Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi

penyakit ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria

12

Page 13: Buerger Diseases

diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu

dengan yang lainnya.

Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit

Buerger :

1. Adanya tanda insufisiensi arteri

2. Umumnya pria dewasa muda

3. Perokok berat

4. Adanya gangren yang sukar sembuh

5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah

6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain

7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah

8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi

Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami

nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki

atau jari-jari kaki.

I. Pemeriksaan Penunjang5

Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis

penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti

angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah

normal.

Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya

vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati;

determinasi konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka

sedimen, pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada

CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis)

sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi

pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien buerger sangat

dianjurkan.

13

Page 14: Buerger Diseases

a. Detektor Aliran Darah dengan Ultrasonografi Doppler

Pemeriksaan ini berdasarkan prinsip Doppler. Gelombang ultrasonografi

dipancarkan pada arteri dan sinyal yang dipantulkan ditangkap oleh receiver.

Perubahan gelimbang sebagai akibat darah yang mengalir diubah menjadi sinyal

audio yang dapat terdengar dengan cara probe. Dengan demikian, probe Doppler

dapat membantu untuk mendeteksi denyut nadi sekalipun denyut nadi secara klinis

tidak teraba.

b. Scan Dupleks

Merupakan kombinasi Doppler dan pemeriksaan ultrasonografi mode B.

Dengan tersedianya dupleks bewarna, arah aliran darah dapat dinilai. Warna merah

berarti arah aliran darah menuju ke transduser dan biru berarti menjauhi transduser.

c. Angiografi ( Arteriografi )

Angiografi biasanya tidak diindikasikan pada pasien TAO karena operasi

arterial pada pasien TAO tidak dilakukan. Angiografi pada ekstremitas atas dan

bawah dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii

tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri yang terjadi akibat dari

kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan tangan dan

kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan)

pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.

J. Diagnosis Banding 5

Tromboangitis Obliterans Ateroskerosis

Usia 20-40 tahun Sekitar 50 tahun atau lebih

Jenis kelamin Selalu pria Wanita juga dapat terlibat

Etiologi 1. penggunaan tembakau yang

berlebihan

2. rusaknya endhotel pembuluh

1. riwayat keluarga pada

beberapa kasus

2. adanya riwayat

14

Page 15: Buerger Diseases

darah dan terjadinya reaksi

inflamasi pada endothel

sehingga terjadi obstruksi.

3. hiperkoagulasi

4. hiperaktivitas autonomik

hiperkolestrolemia

Patologi Reaksi peradangan pada ketiga

lapisan pembuluh darah

(panartenitis). Terdapat

polimorfonukleus, sel raksasa

dan mikro abses. Arteri terlibat

oleh jaringan fibrosa

Deposi plak ateromatosa

yang kaya lemak dalam

lapisan intima.

Pembuluh

darah yang

terlibat

Pembuluh darah arteri yang

berukuran kecil sampai sedang

Pembuluh darah yang

berukuran besar

Sifat dinding

pembuluh

darah

Tidak menebal Menebal

Fenomena

raynaud

ditemukan Tidak ditemukan

K. Tatalaksana5

Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif

untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti

merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi

diberikan. Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu

ada progresivitas penyakit. Terapi dengan vasodilator, antikoagulan, analgetik, AINS,

dan prednison tidak memberikan hasil yang memuaskan. Rekonstruksi arteri dengan

bedah pintas juga tidak berhasil karena penyakit ini bersifat difus, segmental, dan

umumnya menyerang bagian distal ekstremitas. Simpatektomi lumbal dan torakal

15

Page 16: Buerger Diseases

menyebabkan vasodilatasi perifer dan perbaikan peredaran darah yang hanya

memuaskan untuk waktu terbatas, tetapi biasanya terjadi kekambuhan.

Bagian terpenting dari terapi penyakit ini adalah pendidikan kesehatan pada

pasien agar menjaga kebersihan ekstremitas dan mencegahnya dari bahaya trauma

agar tidak terjadi tukak. Progresivitas penyakit dapat dihentikan semata-mata dengan

menghentikan kebiasaan merokok secara mutlak. Pengurangan menghisap rokok

tidak mempengaruhi prognosis penyakit.

Prinsip terapi pada pasien tromboangitis obliterans, yaitu : untuk meredakan rasa

nyeri, menghentikan perjalanan penyakit, peranan vasodilator, simpatektomi kimiawi,

metode bedah.

I. Untuk meredakan rasa nyeri

a. Analgesik

Analgesik sederhana mungkin dapat membantu mengatasi nyeri yang

dirasakan pasien. Analgetik narkotik dapat diberikan pada kasus dengan

nyeri yang dirasakan saat pasien beristirahat.

b. Posisi Buerger

Dengan mengelevasikan sisi kepala tempat tidur dapat menyebabkan

kongesti venosa dan vasodilatasi refleks.

c. Latihan Buerger

Dengan cara mengelevasikan dan menggantungkan anggota gerak selama

beberapa menit.

d. Menaikkan tumit

Menaikkan tumit sepatu hingga1-2 cm, jarak klaudikasio dapat ditingkatkan,

karena hal ini menurunkan beban kerja pada otot-otot betis.

II. Untuk menghentikan perjalanan penyakit

a. Berhenti merokok, hal ini memberikan manfaat yang besar untuk

penderita tromboangitis obliterans.

b. Latihan fisik yang regular, mengurangi obesitas, dan mengontrol

hipertensi.

16

Page 17: Buerger Diseases

c. Diet, menghindari makanan berlemak untuk menurunkan kolestrol serum,

diet ini memberikan manfaat pada pasien yang disertai hiperlipidemia.

d. Menghindari trauma

III. Peranan Vasodilator

Beberapa kasus tromboangitis obliterans memiliki manfaat dengan

pemberian injeksi xanthinol nicotinate ( Complamina ) yang diberikan

berkala, misalnya 3000 mg pada hari pertama, 4500 mg pada hari kedua, 6000

mg pada hari ketiga. Injeksi xanthinol nicotinate ini dapat membantu dengan

mekanisme : penyembuhan ulkus kulit, memperbaiki jarak klaudikasio,

menunda simpatektomi kimiawi, diperlukan untuk mengontrol penyakit.

Terapi ini hanya untuk sementara waktu pada fase penyakit klaudikasio.

IV. Prosedur Operasi pada TAO

1. Amputasi konservatif

Cara terakhir yang dilakkan pada pasien TAO yang telah mencapai fase

gangren.

2. Amputasi bawah lutut

Dilakukan jika penderita mengeluh nyeri saat beristirahat. Terapi ini

dilakukan dengan kecurigaan gangren akan semakin meluas dari ujung-

ujung jari kaki semakin kearah yang proksimal.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Buerger Diseases

1. Tromboangitis obliterans. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/460027-overview#aw2aab6b2b2.

2. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 2. Penerbit buku

kedokteran EGC: 2004.

3. Eroschenko VP. di Fiore : Atlas Histologi Ed 2003. Penerbit buku kedokteran

EGC. 2003.

4. Buerger’s Diseases. Vaskular Diseases Foundation. Diunduh dari

http://www.vaskulardisease.org.

5. Rajgopal Shenoy K, Nileshwar Anitha. Buku Ajar Ilmu Bedah jilid 1.Karisma

Publishing Group: 2013.

18