blok kbti

16
 1 PENDAHULUAN Menjadi seorang dokter bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, karena menjadi dokter dituntut memiliki keterampilan berpikir panjang namun kritis. Kemudian ketrampilan berpikir kritis tersebut akan dijadikan dasar acuan untuk mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan klinis (clinical reasoning) yang akan dijadikan oleh dokter dalam menghadapi suatu kasus penyakit  pada pasien. Tentunya menjadi dokter yang berpikir kritis membutuhkan suatu proses tersendiri. Sebagai konsekuensi dalam berpikir kritis, kegiatan belajar harus didesain untuk melatih para mahasiswa dalam hal meningkatkan ketrampilan berpikirnya. Entah pada saat latihan ketrampilan (skill practice) ataupun pada saat para mahasiswa melakukan diskusi tutorial, dimana seorang tutor akan memberikan sebuah kasus  pada sebuah kelompok yang kemuadian kasus itu harus dibahas melalui setiap  pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok. Dari semenjak tingkat awal, mahasiswa kedokteran diajarkan untuk bisa  berpikir kritis yang nantinya ketrampilan berpikir kritis itu akan digunakan jika kita menjadi dokter. Misalnya saja tutor memberikan sebuah kasus, para mahasiswa dituntut untuk membuat pertanyaan dari kasus tersebut, mulai dari bentuk pertanyaan tingkat awal/ pengetahuan sampai t ingkat evaluasi. Tulisan ini akan membahas tentang definisi berpikir kritis, aspek-aspek yang ada selama proses berpikir kritis, pengimplementasian berpikir kritis bagi mahasiswa kedokteran sampai proses berpikir kritis menjadi sebuah problem solving dan pengambilan keputusan klinis bagi seorang dokter.

Upload: ovilia-mutiara-santika

Post on 14-Jul-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 1/16

1

PENDAHULUAN

Menjadi seorang dokter bukan merupakan hal yang mudah untuk 

dilakukan, karena menjadi dokter dituntut memiliki keterampilan berpikir panjang

namun kritis. Kemudian ketrampilan berpikir kritis tersebut akan dijadikan dasar 

acuan untuk mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan klinis (clinical

reasoning) yang akan dijadikan oleh dokter dalam menghadapi suatu kasus penyakit

 pada pasien. Tentunya menjadi dokter yang berpikir kritis membutuhkan suatu proses

tersendiri.

Sebagai konsekuensi dalam berpikir kritis, kegiatan belajar harus didesain

untuk melatih para mahasiswa dalam hal meningkatkan ketrampilan berpikirnya.

Entah pada saat latihan ketrampilan (skill practice) ataupun pada saat para mahasiswa

melakukan diskusi tutorial, dimana seorang tutor akan memberikan sebuah kasus

  pada sebuah kelompok yang kemuadian kasus itu harus dibahas melalui setiap

 pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok.

Dari semenjak tingkat awal, mahasiswa kedokteran diajarkan untuk bisa

 berpikir kritis yang nantinya ketrampilan berpikir kritis itu akan digunakan jika kita

menjadi dokter. Misalnya saja tutor memberikan sebuah kasus, para mahasiswa

dituntut untuk membuat pertanyaan dari kasus tersebut, mulai dari bentuk pertanyaan

tingkat awal/ pengetahuan sampai tingkat evaluasi.

Tulisan ini akan membahas tentang definisi berpikir kritis, aspek-aspek 

yang ada selama proses berpikir kritis, pengimplementasian berpikir kritis bagi

mahasiswa kedokteran sampai proses berpikir kritis menjadi sebuah problem solving

dan pengambilan keputusan klinis bagi seorang dokter.

Page 2: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 2/16

ISI

1.1.  Pentingnya Berpikir Kritis Bagi Mahasiswa Kedokteran

Pentingnya berpikir kritis bagi mahasiswa kedokteran sangat jelas

  bahwa program pendidikan itu dinilai memberikan perkembangan pada

ketrampilan berpikir itu sendiri. Banyak penulis yang menggarisbawahi

  pentingnya para dokter untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan  pengetahuan yang tepat dan ketrampilan klinis dalam mengambil keputusan

dalam pemberian perawatanterhadap pasien (Brooks & Sheperd; del Bueno;

Ford & Profetto-McGrath; Krammer; Miller & Malcolm; Paul & Heaslip;

Tcchikato). Mereka setuju bahwa berpikir kritis dan membuat keputusan

merupakan sifat-sifat dasar bagi para dokter profesional dimasa yang akan

datang. (dalam Khosravani,et al, 2005)

Pergerakkan pada era informasi difokuskan perhatiannya pada

  pemikiran yang bagus sebagai elemen penting dalam hidup sukses (Huitt;

Thomas & Smoot dalam Maryam, et.al, 2008). Kondisi perubahan ini

membutuhkan hasil yang baru, seperti berpikir kritis difokuskan dalam suatu

 pembelajaran. Pada standar yang lama mendapatkan nilai yang bagus dalam

 pengerjaan suatu tes standar kemampuan dasar, tidak dapat dijadikan patokan

untuk menilai sukses atau gagalnya seorang mahasiswa dalam bidang

akademik. (dalam Huitt, 1993)

1.2.  Definisi Berpikir Kritis

Menurut Bandman dan Strader (dalam Maryam, et.al, 2008), berpikir 

kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat,

  prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan. Strader (dalam

Maryam, et.al, 2008) mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses

Page 3: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 3/16

  pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang

mutakhir dan menginterpretasikannya serta mengevaluasi pendapat-pendapat

tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif /

 pandangan baru.

Maryam, et.al (2008) mengungkapkan bahwa berpikir kritis

merupakan teknik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi

atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya atau layak-

tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir yang

mencakup penilaian dan analisis secara rasional tentang semua informasi,

masukan, pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan dan

mengambil suatu keputusan. (dalam Maryam, et al, 2008)

Bagi seorang pemikir jika dihadapkan suatu masalah, menurut

Langrehr (2003) berpikir kritis digunakan untuk membahas tentang suatu isu

yang juga didukung sekurangnya dua sudut pandang sebelum memutuskan.

(dalam Langrehr, 2006)

Berpikir kritis ditetapkan dengan maksud tertentu, pengaturan

  penilaian mandiri, timbal-balik, renungan, proses keputusan dari membuat  penilaian tentang apa yang dipercaya atau dilakukan (Facione & Facione

dalam Khosravani,et.al, 2005). Berpikir kritis adalah mesin kognitif yang

menjalankan proses perkembangan pengetahuan dan penilaian kritis dalam

kedokteran. Ketrampilan dan penempatan berpikir kritis merupakan pusat

 pada kedokteran dalam mewujudkan pencarian pengetahuan terbaik terhadap

konteks yang telah diberikan. Para mahasiswa kedokteran dituntut dalam hal

keterbukaan terhadap bukti baru dan dituntut untuk mempertimbangkan

kembali keputusan. Mereka menilai terpusat dan tekun melakukan pendekatan

terhadap keputusan klinis dan mereka membutuhkan toleransi terhadap

  berbagai perspektif dimana perspektif-perspektif itu bisa didukung dengan

adanya bukti-bukti (Facione & Facione (dalam Khosravani,et.al, 2005)

Page 4: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 4/16

Ada beberapa pengertian berpikir kritis menurut para ahli jiwa

(psychologists) dan para ahli filsafat (philosophers) diungkapkan dalam Huitt

(1998).

Beberapa pengertian itu adalah :

a. Chance (dalam Huitt, 1998) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah

kemampuan untuk menganalisis kebenaran, menghasilkan ide-ide,

mempertahankan opini atau pendapat, membuat perbandingan,

mengevaluasi pendapat-pendapat dan menyelesaikan masalah.

 b.  Ennis (dalam Huitt, 1998) mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan

  pemikiran dengan renungan secara bijaksana yang difokuskan dalam

memutuskan apa yang dipercaya atau apa yang akan dilakukan.

c.  Mertes mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan sesuatu yang

  bersifat disengaja dan berhati-hati dalam proses menafsirkan atau

mengevaluasi informasi dan pengalaman-pengalaman dengan pendirian

dan kemampuan untuk mengarahkan pemikiran pada kepercayaan dan

tindakan.

1.3. 

Tujuan Berpikir Kritis Bagi Mahasiswa KedokteranBerpikir kritis bagi mahasiswa sangatlah penting bagi pelaksanaan

 profesinya sebagai calon dokter. Karena pada masa yang akan datang, mereka

akan dihadapkan dengan berbagai macam kasus penyakit pada pasien.

Berpikir kritis yang merupakan sistem berpikir yang sifatnya sistematis akan

memudahkan dalam menemukan jalan keluar untuk memecahkan kasus

tersebut.

1.4.  Tingkatan Berpikir Kritis

Kataoka-Yahiro dan Saylor (dalam Maryam, 2008) mengidentifikasi

tiga tingkatan berpikir kritis yaitu tingkat dasar, kompleks, dan komitmen.

a.  Pada tingkat dasar seseorang mempunyai kewenangan untuk menjawab

setiap masalah dengan benar. Pemikiran ini harus berdasarkan kenyataan

Page 5: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 5/16

yang terjadi dengan aturan dan prinsip yang berlaku. Ini adalah langkah

awal dalam kemampuan perkembangan memberi alasan (Kataoka-Yahiro

dan Saylor, 1994). Ketika seorang dokter sebagai orang baru yang belum

 berpengalaman di pelayanan, berpikir kritisnya akan terbatas. Oleh karena

itu, dokter tersebut harus mau belajar dari dokter lain dan menerima

 berbagai pendapat dari orang lain.

 b. Pada tingkat kompleks, seseorang akan lebih mengakui banyaknya

 perbedaan pandangan dan persepsi. Pengalaman akan membantu seseorang

menambah kemampuannya untuk melepaskan ego untuk menerima

 pendapat orang lain kemudian menganalisis dan menguji alternatif secara

mandiri dan sistematis. Untuk melihat bagaimana seorang dokter melayani

  pasien, dokter dapat mulai mencoba berbagai alternatif yang ada dengan

membuat rentang yang lebih luas untuk pencapaiannya. Hal ini

membutuhkan lebih dari satu pemecahan masalah yang ditemukan, Disini

dokter belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk jenis penyakit

yang sama.

c.P

ada tingkat komitmen, dokter sudah memilih tindakan apa yang akandilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari berbagai alternatif pada

tingkat kompleks. Kematangan seorang dokter akan tampak dalam

memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif, dan lebih tepat guna

 bagi pemecahan kasus pada pasien.

1.5.  Aspek Perilaku Berpikir Kritis

Terdapat beberapa aspek perilaku yang bisa dilihat ketika para

mahasiswa kedokteran selama proses berpikir kritis berlangsung, yaitu:

a.  Relevance, merupakan relevansi tau keterkaitan dari pernyataan yang

disampaikan.

 b.  Importance, merupakan penting tidaknya pokok-pokok pikiran yang

disampaikan.

Page 6: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 6/16

c.   Novelty, merupakan kebaruan dari pikiran, baik dalam bentuk ide-ide yang

 baru atau adanya sikap menerima ide-ide baru dari orang lain.

d.  Outside Material yaitu menggunakan pengalamannya sendiri atau

menggunakan bahan kuliah sebagai referensi.

e. Ambiguity Clarified yaitu mencari penjelasan mengenai sesuatu yang

 belum jelas.

f.  Linking Ideas yaitu menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta

mencari data-data baru dari informasi yang telah dikumpulkan.

g.  Justification yaitu memberikan bukti-bukti, penjelasan atau alasan

mengenai kesimpulan yang diambil. Misalnya dalam memberikan solusi,

dijelaskan keuntungan dan kerugian dari solusi tersebut.

h. Critical Assesment yaitu melakukan evaluasi terhadap segala masukan

yang datang dari diri sendiri atau dari orang lain.

i.  Practical Utility yaitu melihat kegunaan dari ide-ide yang dikemukakan

 jika dimasukkan ke dalam suatu penerapan.

 j.  Width of Understanding yaitu diskusi yang dilakukan bersifat meluaskan

isi atau materi diskusi. Misalnya pada proses diskusi tutorial.(dalam Maryam, et.al, 2008)

1.6.  Sikap Positif Untuk Berpikir Kritis

Menurut Langrehr (2003) dalam membuat penilaian yang adil

diperlukan beberapa sikap positif. Beberapa sikap positif ini dibuat dalam

  bentuk sebuah akronim yaitu COOL. Akronim COOL dapat membantu

menjadikan seseorang untuk menjadikan pemikir kritis yang kuat bukan

 pemikir kritis yang lemah.

a. C untuk Clarify ± Mengklarifikasi

Disini para pemikir kritis yaitu para mahasiswa kedokteran

mengklarifikasi apa yang akan dinilai. Seperti, ide pokok yang menjadi

argumentasi, mengetahui pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya

Page 7: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 7/16

tentang masalah tersebut, mengetahui sisi lain dari masalah tersebut. Jadi

intinya para mahasiswa mulai belajar untuk mengetahui masalah yang

dihadapi secara jelas.

 b.  O untuk Open Minded ± Berpikiran Terbuka

Pemikir kritis memiliki pemikiran yang terbuka dan adil. Maksudnya

adalah para pemikir kritis tidak hanya mempertimbangkan sudut pandang

dirinya sendiri tetapi juga mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

c.  O untuk Obyektif ± Berpikir Objektif 

Artinya fakta, data, contoh, statistik, dan bukti harus dipertimbangkan

terlebih dahulu sebelum menentukan penilaian sebuah informasi yang

didapat.

d.  L untuk Loose atau Fleksibel ± Berpikir Fleksibel

Pemikir kritis dipersiapkan untuk mengubah posisinya saat

dihadapkan dengan informasi baru. Dalam situasi seperti ini jangan

menjadi seseorang yang keras kepala. Gambaran mengenai informasi yang

 baru tersebut harus didapatkan secara utuh. Dengan adanya bukti dan fakta

yang lebih banyak akan didapatkan gambaran yang besar mengenai maslahtersebut.

(dalam Langrehr, 2008)

1.7.  Metode Berpikir Secara Kritis

Pada pemikir kritis akan ada sangat banyak deretan pertanyaan dalam

  pikiran mereka selama melakukan sebuah penilaian terhadap informasi.

Langrehr (2003) membentuk akronim mengatur pertanyaan-pertanyaan

tersebut. Akronim tersebut adalah CAMPER. CAMPER akan membantu

diperoleh sepuluh pertanyaan yang berguna untuk membantu berpikir kritis

atau informasi yang mereka terima.

Page 8: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 8/16

a. Consequences

Maksudnya adalah apa konsekuensi yang ada dari keputusan yang

telah dibuat.

 b. Assumptions (asumsi) and Accuracy (keakuratan)

Dalam sebuah data, asumsi apa yang dibuat, kemudian seberapa

akurat informasi atau pernyataan atau data ini.

c.  Main Point (Maksud Pokok) and Meaning (Makna)

Dalam informasi yang telah didapat, cari tahu apa poin utama dari

 pernyataan dalam data tersebut dan apa makna dari penyataan itu.

d. Prejudice (Prasangka)

Dalam sebuah informasi yang didapat, apakah memuat gambaran

atau pendeskripsian yang mengandung prasangka.

e.  Evidence (bukti) and Example (Contoh)

Pada pernyataan dalam date tersebut disertakan bukti yang

mendukung atau tidak, kemudian apakah ada contoh yang mendukung dari

 pernyataan tersebut.

f. 

Reliability (Reliabilitas) and Relevance (Relevansi)Dalam informasi atau data yang didapat, seberapa dapat dipercayanya

 penulis atau pembuat data tersebut. Dan juga seberapa relevan faktornya.

Dalam mengevaluasi skenario-skenario, dapat dilalui dengan

menggunakan akronim CAMPER dan setelah itu akan diperoleh sepuluh

  pertanyaan yang bermanfaat untuk berpikir kritis mengenai informasi yang

diterima.

a.  Mempertimbangkan Konsekuensi

Menilai konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari

suatu keputusan atau peristiwa.

 b.  Membedakan fakta dan opini

Menilai keakuratan atau keaslian sebuah pernyataan.

Page 9: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 9/16

c.  Membedakan kesimpulan yang pasti dari yang belum dapat dipastikan

Menilai asumsi yang dibuat oleh pembuat informasi dalam

  pernyataan. Dalam penerimaan informasi, para mahasiswa kedokteran

diminta untuk melihat bukti-bukti pendukung informasi tersebut.

d.  Mengidentifikasi makna dan maksud pokok 

Dalam mendapatkan sebuah informasi, harus diuji terlebih

dahulu makna yang terkandung. Dengan kalimat dan contoh dari isi

informasi tersebut dapat membantu dalam memahami ide utama dalam

setiap informasi.

e.  Mempertimbangkan sudut pandang alternatif 

Menilai adanya prasangka dalam benak dan pikiran kita.

Seorang pemikir kritis adalah orang yang toleran dan akan mendengarkan

serta mengevaluasi sudut pandang orang lain. Sikap yang seperti ini

sangat diperlukan untuk mengembangkan diri menjadi seorang pemikir 

kritis yang juga memahami perasaan orang lain.

f.  Penyebab dan bukti

Dalam menghadapi sebuah masalah, sebelum menemukan akar masalahnya, harus dicermati terlebih dahulu semua bukti yang ada.

Kemudian bukti tersebut dipertimbangkan dan didaftar menjadi

kemungkinan-kemungkinan penyebab suatu peristiwa.

g.  Membedakan faktor relevan dari yang tidak relevan

Semakin relevan faktor yang dapat ditemukan untuk membuat

keputusan akan semakin baik karena kita dapat mengevaluasi pilihan dari

 berbagai sudut pandang.

h.  Mengambil keputusan

Sebelum mengambil keputusan, dibutuhkan pelibatan faktor 

relevan untuk dilakukan pembandingan sekian banyak pilihan.

Page 10: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 10/16

10

i.  Menguji reliabilitas suatu pernyataan yang dibuat

Dalam penerimaan sebuah informasi, terkadang sering

dipertanyakan mengenai reabilitaas informasi tersebut.

 j.  Mengajukan pertanyaan pribadi

Semakin baik pertanyaan yang dibuat, semakin baik proses

 berpikirnya, terutama dalam hal berpikir kritis.

(dalam Langrehr, 2008)

1.8.  Hubungan Pemecahan Masalah, Pengambilan Keputusan, Dan

Kreativitas Dengan Berpikir Kritis

a.  Pemecahan Masalah

Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan yang

seharusnya. Masalah juga didefinisikan sebagai suatu sistem, mekanisme,

ataupun kondisi yang menghasilkan efek-efek yang tidak diinginkan.

Pemecahan masalah adalah suatu penyelesaian masalah secara

rasional untuk mengatasi segala sesuatu yang dapat menimbulkan perasaan

yang tidak nyaman, tidak menyenangkan bagi diri sendiri maupun orang

lain secara langsung maupun tidak langsung.P

emecahan masalah dapatdiartikan pula sebagai suatu keadaan ketika seseorang dihadapkan kepada

  persoalan yang mendesak dan diperlukan pemecahannya dengan suatu

 pemikiran.

Metode Pemecahan Masalah

1.  Coba dan Salah (trial and error)

Cara ini merupakan metode yang tingkatannya paling rendah,

dilakukan oleh orang yang belum mengalami / mengenal dan belum

tahu sama sekali.

2.  Proses Kedokteran

Proses kedokteran merupakan metode yang sistematis dan

didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah yang meliputi pengkajian,

Page 11: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 11/16

11

diagnosis penyakit, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang

merupakan suatu siklus untuk mengatasi kasus pada pasien.

3.  Scientific Method / research process

Proses penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah

  berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika pendekatan

sistematis.

Langkah-langkah penelitian terdiri dari :

a) Menentukan pertanyaan penelitian

 b) Menentukan tujuan, mengapa enelitian ini penting

c) Menentukan hipotesa dan variabel-variabel yang terkait

d) Memilih metode yang digunakan dalam penelitian

e) Memilih populasi yang akan diteliti, siapa dan berapa sampel yang

diteliti

f)  Menentukan alat untuk penelitian

g) Menganalisis dan mengolah data

h) Mengkomunikasikan kesimpulan hasil penelitian

4. 

Modifikasi pengetahuanTenaga kesehatan profesional sering menggali dan

menggunakan modifikasi ilmu pengetahuan dan hasil riset untuk 

menyelesaikan masalah. Sama halnya dengan proses kedokteran.

Berikut ini merupakan tujuh langkah modifikasi pengetahuan dalam

 problem solving menurut Strader (dalam Maryam, 1998), yaitu:

a)  Menentukan masalah

 b)  Mengumpulkan informasi yang lebih spesifik 

c)  Menganalisis informasi dan mengategorikan data

d)  Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah

e)  Mengambil keputusan

Page 12: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 12/16

12 

f)  Melakukan implementasi dari pengambilan keputusan yang telah

ditentukan

g)  Mengevaluasi solusi yang telah dilakukan

5.  Curah gagasan / pendapat (brainstorming)

Metode ini membantu untuk memikirkan solusi yang tidak 

 pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya.

 b.  Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran untuk 

memecahkan masalah dan memperoleh hasil. Keputusan yang diambil

adalah hasil akhir yang paling kecil resikonya. Dalam menghadapi pilihan-

  pilihan tersebut harus didukung dengan informasi selengkap-lengkapnya

agar wawasannya menjadi luas dan dalam pengambilan keputusan yang

diambil tidak begitu meleset.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam

kedokteran. Pengambilan keputusan merupakan hasil berpikir dan hasil

usaha intelektual.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses pengambilankeputusan, meliputi:

1.  Identifikasi masalah

Masalah dan perumusan masalahnya harus benar-benar jelas.

2.  Pengumpulan data

Dalam penyelesaian masalah, dibutuhkan data yang relevan

atau sesuai dengan keadaan sebenarnya.

3.  Analisis data

Data yang sudah didapatkan kemudian disusun secara

sistematis yang kemudian bisa digunakan sebagai informasi untuk 

mengambil sebuah keputusan.

Page 13: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 13/16

13 

4.  Penentuan alternatif 

Data yang sudah dianalisis akan muncul beberapa alternatif 

yang harus dipilih melalui pertimbangan untuk mendapatkan yang

  paling baik. Penentuan alternatif harus didasari oleh pertimbangan

yang matang, dilandasi pemikiran yang masak sehingga resiko yang

nantinya akan terjadi bisa sangat kecil, aman, sesuai dan tidak 

menimbulkan efek negatif.

5.  Pelaksanaan alternatif 

Alternatif direalisasikan dalam bentuk kegiatan yang pastinya

akan ada banyak hambatan dan rintangan sehingga membutuhkan

kreativitas.

6.  Penilaian/ evaluasi

Alternatif yang sudah dipilih dan diterapkan kemudian dinilai

dan penilaian tersebut dapat dijadikan pengalaman sehingga kesalahan

tidak lagi terjadi di masa yang akan datang.

c.  Kreativitas

MenurutP

rof. Dr. Maftuchah Yusuf (dalam Maryam, 2008)  bahwa kreativitas menggunakan kemampuan mental yang mengarah ke

  pencetusan gagasan atau ide yang dapat melahirkan penangkapan secara

unik, berbeda, orisinil, baru, indah, efisien, bermanfaat, dan dapat diterima

oleh masyarakat.

Seseorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin

mencoba-coba, bertualang dan suka bermain-main serta intuitif.

Menciptakan ide dapat dilakukan dengan cara, antara lain:

1.  Mengembangkan ide yang lama dengan mengubah bentuk dan

 penggunaannya.

2.  Mengubah ide lama dengan cara menyusun kembali atau

menggabungkan bagian-bagian tertentu.

Page 14: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 14/16

14 

3.  Menyusun ide yang benar-benar baru, orisinil dan bermanfaat.

Dalam kedokteran khususnya pada saat memberikan pelayanan

kepada pasien, penyelesaian kasus penyakit, pengambilan keputusan,

dan kreativitas saling berkaitan dan mempengaruhi. Hal ini dapat

dilihat ketika seorang dokter membuat perencanaan kedokteran yang

membutuhkan penyelesaian dari setiap penyakit yang dihadapi pasien

dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pemecahan yang ada

serta membutuhkan kreativitas dalam melakukan tindakan medis

karena respons pasien cepat berubah. Ketiga hal ini pun melibatkan

 proses berpikir yang cepat dan tepat.

(dalam Maryam, 2008 )

Page 15: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 15/16

15 

KESIMPULAN

Bagi mahasiswa kedokteran yang nantinya akan berprofesi sebagai

seorang dokter yang tugasnya melayani masyarakat, diperlukan sebuah pemikiran

yang tepat namun cepat. Ketrampilan berpikir yang seperti itu bisa disebut

ketrampilan berpikir kritis.

Kegunaan ketrampilan berpikir kritis bagi mahasiswa adalah untuk 

menghadapi masalah seperti kasus penyakit yang dihadapi oleh pasien. Kasus

tersebut diterima informasinya, ditelaah secara kritis, dicari bukti-bukti serta fakta

yang mendukung dalam kasus tersebut, kemudian ditentukannya metode untuuk 

menyelesaikan kasus tersebut melalui pertimbangan yang matang kemudian

diterapkan kepada pasien lalu di evaluasi apa saja yang telah kita lakukan pada

 pasien.

Adanya hubungan antara pemecahan masalah, pengambilan keputusan,

dan kreativitas dengan berpikir kritis yaitu pada ketiga hal tersebut dibutuhkan

 pemikiran yang sistematis serta matang dan pemikiran yang tepat dan cepat.

Page 16: BLOK KBTI

5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 16/16

16 

DAFTAR PUSTAKA

y y  Huitt, 1998. Critical Thinking: An Overview.

http://www.edpsyinteractive.org/topics/cogsys/critthnk.html. 22

 November 2009.

y  Langrehr, J, 2006. Thinking Skills. Emilia Sekti Ariyanti (Alih bahasa), PT

Elex Media Komputindo, Jakarta.

y  Maryam, S, et.al, 2008. Buku A jar dalam Proses Keperawatan, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

y  Setareh K, Houman M, Robabeh , Developing Critical Thinking Skills in

 Nursing Students by Group Dynamics, 2005, 7: 2.