blok kbti
TRANSCRIPT
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 1/16
1
PENDAHULUAN
Menjadi seorang dokter bukan merupakan hal yang mudah untuk
dilakukan, karena menjadi dokter dituntut memiliki keterampilan berpikir panjang
namun kritis. Kemudian ketrampilan berpikir kritis tersebut akan dijadikan dasar
acuan untuk mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan klinis (clinical
reasoning) yang akan dijadikan oleh dokter dalam menghadapi suatu kasus penyakit
pada pasien. Tentunya menjadi dokter yang berpikir kritis membutuhkan suatu proses
tersendiri.
Sebagai konsekuensi dalam berpikir kritis, kegiatan belajar harus didesain
untuk melatih para mahasiswa dalam hal meningkatkan ketrampilan berpikirnya.
Entah pada saat latihan ketrampilan (skill practice) ataupun pada saat para mahasiswa
melakukan diskusi tutorial, dimana seorang tutor akan memberikan sebuah kasus
pada sebuah kelompok yang kemuadian kasus itu harus dibahas melalui setiap
pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok.
Dari semenjak tingkat awal, mahasiswa kedokteran diajarkan untuk bisa
berpikir kritis yang nantinya ketrampilan berpikir kritis itu akan digunakan jika kita
menjadi dokter. Misalnya saja tutor memberikan sebuah kasus, para mahasiswa
dituntut untuk membuat pertanyaan dari kasus tersebut, mulai dari bentuk pertanyaan
tingkat awal/ pengetahuan sampai tingkat evaluasi.
Tulisan ini akan membahas tentang definisi berpikir kritis, aspek-aspek
yang ada selama proses berpikir kritis, pengimplementasian berpikir kritis bagi
mahasiswa kedokteran sampai proses berpikir kritis menjadi sebuah problem solving
dan pengambilan keputusan klinis bagi seorang dokter.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 2/16
2
ISI
1.1. Pentingnya Berpikir Kritis Bagi Mahasiswa Kedokteran
Pentingnya berpikir kritis bagi mahasiswa kedokteran sangat jelas
bahwa program pendidikan itu dinilai memberikan perkembangan pada
ketrampilan berpikir itu sendiri. Banyak penulis yang menggarisbawahi
pentingnya para dokter untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan pengetahuan yang tepat dan ketrampilan klinis dalam mengambil keputusan
dalam pemberian perawatanterhadap pasien (Brooks & Sheperd; del Bueno;
Ford & Profetto-McGrath; Krammer; Miller & Malcolm; Paul & Heaslip;
Tcchikato). Mereka setuju bahwa berpikir kritis dan membuat keputusan
merupakan sifat-sifat dasar bagi para dokter profesional dimasa yang akan
datang. (dalam Khosravani,et al, 2005)
Pergerakkan pada era informasi difokuskan perhatiannya pada
pemikiran yang bagus sebagai elemen penting dalam hidup sukses (Huitt;
Thomas & Smoot dalam Maryam, et.al, 2008). Kondisi perubahan ini
membutuhkan hasil yang baru, seperti berpikir kritis difokuskan dalam suatu
pembelajaran. Pada standar yang lama mendapatkan nilai yang bagus dalam
pengerjaan suatu tes standar kemampuan dasar, tidak dapat dijadikan patokan
untuk menilai sukses atau gagalnya seorang mahasiswa dalam bidang
akademik. (dalam Huitt, 1993)
1.2. Definisi Berpikir Kritis
Menurut Bandman dan Strader (dalam Maryam, et.al, 2008), berpikir
kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat,
prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan. Strader (dalam
Maryam, et.al, 2008) mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 3/16
3
pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang
mutakhir dan menginterpretasikannya serta mengevaluasi pendapat-pendapat
tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif /
pandangan baru.
Maryam, et.al (2008) mengungkapkan bahwa berpikir kritis
merupakan teknik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi
atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya atau layak-
tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir yang
mencakup penilaian dan analisis secara rasional tentang semua informasi,
masukan, pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan dan
mengambil suatu keputusan. (dalam Maryam, et al, 2008)
Bagi seorang pemikir jika dihadapkan suatu masalah, menurut
Langrehr (2003) berpikir kritis digunakan untuk membahas tentang suatu isu
yang juga didukung sekurangnya dua sudut pandang sebelum memutuskan.
(dalam Langrehr, 2006)
Berpikir kritis ditetapkan dengan maksud tertentu, pengaturan
penilaian mandiri, timbal-balik, renungan, proses keputusan dari membuat penilaian tentang apa yang dipercaya atau dilakukan (Facione & Facione
dalam Khosravani,et.al, 2005). Berpikir kritis adalah mesin kognitif yang
menjalankan proses perkembangan pengetahuan dan penilaian kritis dalam
kedokteran. Ketrampilan dan penempatan berpikir kritis merupakan pusat
pada kedokteran dalam mewujudkan pencarian pengetahuan terbaik terhadap
konteks yang telah diberikan. Para mahasiswa kedokteran dituntut dalam hal
keterbukaan terhadap bukti baru dan dituntut untuk mempertimbangkan
kembali keputusan. Mereka menilai terpusat dan tekun melakukan pendekatan
terhadap keputusan klinis dan mereka membutuhkan toleransi terhadap
berbagai perspektif dimana perspektif-perspektif itu bisa didukung dengan
adanya bukti-bukti (Facione & Facione (dalam Khosravani,et.al, 2005)
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 4/16
4
Ada beberapa pengertian berpikir kritis menurut para ahli jiwa
(psychologists) dan para ahli filsafat (philosophers) diungkapkan dalam Huitt
(1998).
Beberapa pengertian itu adalah :
a. Chance (dalam Huitt, 1998) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah
kemampuan untuk menganalisis kebenaran, menghasilkan ide-ide,
mempertahankan opini atau pendapat, membuat perbandingan,
mengevaluasi pendapat-pendapat dan menyelesaikan masalah.
b. Ennis (dalam Huitt, 1998) mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan
pemikiran dengan renungan secara bijaksana yang difokuskan dalam
memutuskan apa yang dipercaya atau apa yang akan dilakukan.
c. Mertes mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan sesuatu yang
bersifat disengaja dan berhati-hati dalam proses menafsirkan atau
mengevaluasi informasi dan pengalaman-pengalaman dengan pendirian
dan kemampuan untuk mengarahkan pemikiran pada kepercayaan dan
tindakan.
1.3.
Tujuan Berpikir Kritis Bagi Mahasiswa KedokteranBerpikir kritis bagi mahasiswa sangatlah penting bagi pelaksanaan
profesinya sebagai calon dokter. Karena pada masa yang akan datang, mereka
akan dihadapkan dengan berbagai macam kasus penyakit pada pasien.
Berpikir kritis yang merupakan sistem berpikir yang sifatnya sistematis akan
memudahkan dalam menemukan jalan keluar untuk memecahkan kasus
tersebut.
1.4. Tingkatan Berpikir Kritis
Kataoka-Yahiro dan Saylor (dalam Maryam, 2008) mengidentifikasi
tiga tingkatan berpikir kritis yaitu tingkat dasar, kompleks, dan komitmen.
a. Pada tingkat dasar seseorang mempunyai kewenangan untuk menjawab
setiap masalah dengan benar. Pemikiran ini harus berdasarkan kenyataan
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 5/16
5
yang terjadi dengan aturan dan prinsip yang berlaku. Ini adalah langkah
awal dalam kemampuan perkembangan memberi alasan (Kataoka-Yahiro
dan Saylor, 1994). Ketika seorang dokter sebagai orang baru yang belum
berpengalaman di pelayanan, berpikir kritisnya akan terbatas. Oleh karena
itu, dokter tersebut harus mau belajar dari dokter lain dan menerima
berbagai pendapat dari orang lain.
b. Pada tingkat kompleks, seseorang akan lebih mengakui banyaknya
perbedaan pandangan dan persepsi. Pengalaman akan membantu seseorang
menambah kemampuannya untuk melepaskan ego untuk menerima
pendapat orang lain kemudian menganalisis dan menguji alternatif secara
mandiri dan sistematis. Untuk melihat bagaimana seorang dokter melayani
pasien, dokter dapat mulai mencoba berbagai alternatif yang ada dengan
membuat rentang yang lebih luas untuk pencapaiannya. Hal ini
membutuhkan lebih dari satu pemecahan masalah yang ditemukan, Disini
dokter belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk jenis penyakit
yang sama.
c.P
ada tingkat komitmen, dokter sudah memilih tindakan apa yang akandilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari berbagai alternatif pada
tingkat kompleks. Kematangan seorang dokter akan tampak dalam
memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif, dan lebih tepat guna
bagi pemecahan kasus pada pasien.
1.5. Aspek Perilaku Berpikir Kritis
Terdapat beberapa aspek perilaku yang bisa dilihat ketika para
mahasiswa kedokteran selama proses berpikir kritis berlangsung, yaitu:
a. Relevance, merupakan relevansi tau keterkaitan dari pernyataan yang
disampaikan.
b. Importance, merupakan penting tidaknya pokok-pokok pikiran yang
disampaikan.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 6/16
6
c. Novelty, merupakan kebaruan dari pikiran, baik dalam bentuk ide-ide yang
baru atau adanya sikap menerima ide-ide baru dari orang lain.
d. Outside Material yaitu menggunakan pengalamannya sendiri atau
menggunakan bahan kuliah sebagai referensi.
e. Ambiguity Clarified yaitu mencari penjelasan mengenai sesuatu yang
belum jelas.
f. Linking Ideas yaitu menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta
mencari data-data baru dari informasi yang telah dikumpulkan.
g. Justification yaitu memberikan bukti-bukti, penjelasan atau alasan
mengenai kesimpulan yang diambil. Misalnya dalam memberikan solusi,
dijelaskan keuntungan dan kerugian dari solusi tersebut.
h. Critical Assesment yaitu melakukan evaluasi terhadap segala masukan
yang datang dari diri sendiri atau dari orang lain.
i. Practical Utility yaitu melihat kegunaan dari ide-ide yang dikemukakan
jika dimasukkan ke dalam suatu penerapan.
j. Width of Understanding yaitu diskusi yang dilakukan bersifat meluaskan
isi atau materi diskusi. Misalnya pada proses diskusi tutorial.(dalam Maryam, et.al, 2008)
1.6. Sikap Positif Untuk Berpikir Kritis
Menurut Langrehr (2003) dalam membuat penilaian yang adil
diperlukan beberapa sikap positif. Beberapa sikap positif ini dibuat dalam
bentuk sebuah akronim yaitu COOL. Akronim COOL dapat membantu
menjadikan seseorang untuk menjadikan pemikir kritis yang kuat bukan
pemikir kritis yang lemah.
a. C untuk Clarify ± Mengklarifikasi
Disini para pemikir kritis yaitu para mahasiswa kedokteran
mengklarifikasi apa yang akan dinilai. Seperti, ide pokok yang menjadi
argumentasi, mengetahui pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 7/16
7
tentang masalah tersebut, mengetahui sisi lain dari masalah tersebut. Jadi
intinya para mahasiswa mulai belajar untuk mengetahui masalah yang
dihadapi secara jelas.
b. O untuk Open Minded ± Berpikiran Terbuka
Pemikir kritis memiliki pemikiran yang terbuka dan adil. Maksudnya
adalah para pemikir kritis tidak hanya mempertimbangkan sudut pandang
dirinya sendiri tetapi juga mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
c. O untuk Obyektif ± Berpikir Objektif
Artinya fakta, data, contoh, statistik, dan bukti harus dipertimbangkan
terlebih dahulu sebelum menentukan penilaian sebuah informasi yang
didapat.
d. L untuk Loose atau Fleksibel ± Berpikir Fleksibel
Pemikir kritis dipersiapkan untuk mengubah posisinya saat
dihadapkan dengan informasi baru. Dalam situasi seperti ini jangan
menjadi seseorang yang keras kepala. Gambaran mengenai informasi yang
baru tersebut harus didapatkan secara utuh. Dengan adanya bukti dan fakta
yang lebih banyak akan didapatkan gambaran yang besar mengenai maslahtersebut.
(dalam Langrehr, 2008)
1.7. Metode Berpikir Secara Kritis
Pada pemikir kritis akan ada sangat banyak deretan pertanyaan dalam
pikiran mereka selama melakukan sebuah penilaian terhadap informasi.
Langrehr (2003) membentuk akronim mengatur pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Akronim tersebut adalah CAMPER. CAMPER akan membantu
diperoleh sepuluh pertanyaan yang berguna untuk membantu berpikir kritis
atau informasi yang mereka terima.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 8/16
8
a. Consequences
Maksudnya adalah apa konsekuensi yang ada dari keputusan yang
telah dibuat.
b. Assumptions (asumsi) and Accuracy (keakuratan)
Dalam sebuah data, asumsi apa yang dibuat, kemudian seberapa
akurat informasi atau pernyataan atau data ini.
c. Main Point (Maksud Pokok) and Meaning (Makna)
Dalam informasi yang telah didapat, cari tahu apa poin utama dari
pernyataan dalam data tersebut dan apa makna dari penyataan itu.
d. Prejudice (Prasangka)
Dalam sebuah informasi yang didapat, apakah memuat gambaran
atau pendeskripsian yang mengandung prasangka.
e. Evidence (bukti) and Example (Contoh)
Pada pernyataan dalam date tersebut disertakan bukti yang
mendukung atau tidak, kemudian apakah ada contoh yang mendukung dari
pernyataan tersebut.
f.
Reliability (Reliabilitas) and Relevance (Relevansi)Dalam informasi atau data yang didapat, seberapa dapat dipercayanya
penulis atau pembuat data tersebut. Dan juga seberapa relevan faktornya.
Dalam mengevaluasi skenario-skenario, dapat dilalui dengan
menggunakan akronim CAMPER dan setelah itu akan diperoleh sepuluh
pertanyaan yang bermanfaat untuk berpikir kritis mengenai informasi yang
diterima.
a. Mempertimbangkan Konsekuensi
Menilai konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari
suatu keputusan atau peristiwa.
b. Membedakan fakta dan opini
Menilai keakuratan atau keaslian sebuah pernyataan.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 9/16
9
c. Membedakan kesimpulan yang pasti dari yang belum dapat dipastikan
Menilai asumsi yang dibuat oleh pembuat informasi dalam
pernyataan. Dalam penerimaan informasi, para mahasiswa kedokteran
diminta untuk melihat bukti-bukti pendukung informasi tersebut.
d. Mengidentifikasi makna dan maksud pokok
Dalam mendapatkan sebuah informasi, harus diuji terlebih
dahulu makna yang terkandung. Dengan kalimat dan contoh dari isi
informasi tersebut dapat membantu dalam memahami ide utama dalam
setiap informasi.
e. Mempertimbangkan sudut pandang alternatif
Menilai adanya prasangka dalam benak dan pikiran kita.
Seorang pemikir kritis adalah orang yang toleran dan akan mendengarkan
serta mengevaluasi sudut pandang orang lain. Sikap yang seperti ini
sangat diperlukan untuk mengembangkan diri menjadi seorang pemikir
kritis yang juga memahami perasaan orang lain.
f. Penyebab dan bukti
Dalam menghadapi sebuah masalah, sebelum menemukan akar masalahnya, harus dicermati terlebih dahulu semua bukti yang ada.
Kemudian bukti tersebut dipertimbangkan dan didaftar menjadi
kemungkinan-kemungkinan penyebab suatu peristiwa.
g. Membedakan faktor relevan dari yang tidak relevan
Semakin relevan faktor yang dapat ditemukan untuk membuat
keputusan akan semakin baik karena kita dapat mengevaluasi pilihan dari
berbagai sudut pandang.
h. Mengambil keputusan
Sebelum mengambil keputusan, dibutuhkan pelibatan faktor
relevan untuk dilakukan pembandingan sekian banyak pilihan.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 10/16
10
i. Menguji reliabilitas suatu pernyataan yang dibuat
Dalam penerimaan sebuah informasi, terkadang sering
dipertanyakan mengenai reabilitaas informasi tersebut.
j. Mengajukan pertanyaan pribadi
Semakin baik pertanyaan yang dibuat, semakin baik proses
berpikirnya, terutama dalam hal berpikir kritis.
(dalam Langrehr, 2008)
1.8. Hubungan Pemecahan Masalah, Pengambilan Keputusan, Dan
Kreativitas Dengan Berpikir Kritis
a. Pemecahan Masalah
Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan yang
seharusnya. Masalah juga didefinisikan sebagai suatu sistem, mekanisme,
ataupun kondisi yang menghasilkan efek-efek yang tidak diinginkan.
Pemecahan masalah adalah suatu penyelesaian masalah secara
rasional untuk mengatasi segala sesuatu yang dapat menimbulkan perasaan
yang tidak nyaman, tidak menyenangkan bagi diri sendiri maupun orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.P
emecahan masalah dapatdiartikan pula sebagai suatu keadaan ketika seseorang dihadapkan kepada
persoalan yang mendesak dan diperlukan pemecahannya dengan suatu
pemikiran.
Metode Pemecahan Masalah
1. Coba dan Salah (trial and error)
Cara ini merupakan metode yang tingkatannya paling rendah,
dilakukan oleh orang yang belum mengalami / mengenal dan belum
tahu sama sekali.
2. Proses Kedokteran
Proses kedokteran merupakan metode yang sistematis dan
didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah yang meliputi pengkajian,
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 11/16
11
diagnosis penyakit, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang
merupakan suatu siklus untuk mengatasi kasus pada pasien.
3. Scientific Method / research process
Proses penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika pendekatan
sistematis.
Langkah-langkah penelitian terdiri dari :
a) Menentukan pertanyaan penelitian
b) Menentukan tujuan, mengapa enelitian ini penting
c) Menentukan hipotesa dan variabel-variabel yang terkait
d) Memilih metode yang digunakan dalam penelitian
e) Memilih populasi yang akan diteliti, siapa dan berapa sampel yang
diteliti
f) Menentukan alat untuk penelitian
g) Menganalisis dan mengolah data
h) Mengkomunikasikan kesimpulan hasil penelitian
4.
Modifikasi pengetahuanTenaga kesehatan profesional sering menggali dan
menggunakan modifikasi ilmu pengetahuan dan hasil riset untuk
menyelesaikan masalah. Sama halnya dengan proses kedokteran.
Berikut ini merupakan tujuh langkah modifikasi pengetahuan dalam
problem solving menurut Strader (dalam Maryam, 1998), yaitu:
a) Menentukan masalah
b) Mengumpulkan informasi yang lebih spesifik
c) Menganalisis informasi dan mengategorikan data
d) Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah
e) Mengambil keputusan
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 12/16
12
f) Melakukan implementasi dari pengambilan keputusan yang telah
ditentukan
g) Mengevaluasi solusi yang telah dilakukan
5. Curah gagasan / pendapat (brainstorming)
Metode ini membantu untuk memikirkan solusi yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya.
b. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran untuk
memecahkan masalah dan memperoleh hasil. Keputusan yang diambil
adalah hasil akhir yang paling kecil resikonya. Dalam menghadapi pilihan-
pilihan tersebut harus didukung dengan informasi selengkap-lengkapnya
agar wawasannya menjadi luas dan dalam pengambilan keputusan yang
diambil tidak begitu meleset.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam
kedokteran. Pengambilan keputusan merupakan hasil berpikir dan hasil
usaha intelektual.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses pengambilankeputusan, meliputi:
1. Identifikasi masalah
Masalah dan perumusan masalahnya harus benar-benar jelas.
2. Pengumpulan data
Dalam penyelesaian masalah, dibutuhkan data yang relevan
atau sesuai dengan keadaan sebenarnya.
3. Analisis data
Data yang sudah didapatkan kemudian disusun secara
sistematis yang kemudian bisa digunakan sebagai informasi untuk
mengambil sebuah keputusan.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 13/16
13
4. Penentuan alternatif
Data yang sudah dianalisis akan muncul beberapa alternatif
yang harus dipilih melalui pertimbangan untuk mendapatkan yang
paling baik. Penentuan alternatif harus didasari oleh pertimbangan
yang matang, dilandasi pemikiran yang masak sehingga resiko yang
nantinya akan terjadi bisa sangat kecil, aman, sesuai dan tidak
menimbulkan efek negatif.
5. Pelaksanaan alternatif
Alternatif direalisasikan dalam bentuk kegiatan yang pastinya
akan ada banyak hambatan dan rintangan sehingga membutuhkan
kreativitas.
6. Penilaian/ evaluasi
Alternatif yang sudah dipilih dan diterapkan kemudian dinilai
dan penilaian tersebut dapat dijadikan pengalaman sehingga kesalahan
tidak lagi terjadi di masa yang akan datang.
c. Kreativitas
MenurutP
rof. Dr. Maftuchah Yusuf (dalam Maryam, 2008) bahwa kreativitas menggunakan kemampuan mental yang mengarah ke
pencetusan gagasan atau ide yang dapat melahirkan penangkapan secara
unik, berbeda, orisinil, baru, indah, efisien, bermanfaat, dan dapat diterima
oleh masyarakat.
Seseorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin
mencoba-coba, bertualang dan suka bermain-main serta intuitif.
Menciptakan ide dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
1. Mengembangkan ide yang lama dengan mengubah bentuk dan
penggunaannya.
2. Mengubah ide lama dengan cara menyusun kembali atau
menggabungkan bagian-bagian tertentu.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 14/16
14
3. Menyusun ide yang benar-benar baru, orisinil dan bermanfaat.
Dalam kedokteran khususnya pada saat memberikan pelayanan
kepada pasien, penyelesaian kasus penyakit, pengambilan keputusan,
dan kreativitas saling berkaitan dan mempengaruhi. Hal ini dapat
dilihat ketika seorang dokter membuat perencanaan kedokteran yang
membutuhkan penyelesaian dari setiap penyakit yang dihadapi pasien
dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pemecahan yang ada
serta membutuhkan kreativitas dalam melakukan tindakan medis
karena respons pasien cepat berubah. Ketiga hal ini pun melibatkan
proses berpikir yang cepat dan tepat.
(dalam Maryam, 2008 )
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 15/16
15
KESIMPULAN
Bagi mahasiswa kedokteran yang nantinya akan berprofesi sebagai
seorang dokter yang tugasnya melayani masyarakat, diperlukan sebuah pemikiran
yang tepat namun cepat. Ketrampilan berpikir yang seperti itu bisa disebut
ketrampilan berpikir kritis.
Kegunaan ketrampilan berpikir kritis bagi mahasiswa adalah untuk
menghadapi masalah seperti kasus penyakit yang dihadapi oleh pasien. Kasus
tersebut diterima informasinya, ditelaah secara kritis, dicari bukti-bukti serta fakta
yang mendukung dalam kasus tersebut, kemudian ditentukannya metode untuuk
menyelesaikan kasus tersebut melalui pertimbangan yang matang kemudian
diterapkan kepada pasien lalu di evaluasi apa saja yang telah kita lakukan pada
pasien.
Adanya hubungan antara pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
dan kreativitas dengan berpikir kritis yaitu pada ketiga hal tersebut dibutuhkan
pemikiran yang sistematis serta matang dan pemikiran yang tepat dan cepat.
5/12/2018 BLOK KBTI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/blok-kbti 16/16
16
DAFTAR PUSTAKA
y y Huitt, 1998. Critical Thinking: An Overview.
http://www.edpsyinteractive.org/topics/cogsys/critthnk.html. 22
November 2009.
y Langrehr, J, 2006. Thinking Skills. Emilia Sekti Ariyanti (Alih bahasa), PT
Elex Media Komputindo, Jakarta.
y Maryam, S, et.al, 2008. Buku A jar dalam Proses Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
y Setareh K, Houman M, Robabeh , Developing Critical Thinking Skills in
Nursing Students by Group Dynamics, 2005, 7: 2.