blok 7-skenario 4

Upload: edwardsundoro

Post on 14-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    1/20

    Mekanisme Respirasi dan Saluran yang Berperan.

    Edward Sundoro

    102013010

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

    Pendahuluan

    Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk

    metabolisme sel dan karbondioksida (CO) yang merupakan hasil dari metabolisme tersebut

    yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Dalam proses respirasi ini berperan

    berbagai macam organ yang berfungsi untuk mengangkut udara dan sebagai alat pertukaran

    udara.

    Di organ-organ tersebut pun tentunya akan berhubungan dengan bagian-bagian lain

    yang kemudian akan membentuk suara, berperan dalam proses menelan, dan proses batuk.

    Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan struktur makro dan mikro dari

    organ pernafasan, serta mekanisme pernafasan.

    Struktur saluran pernafasan atas dan bawah

    Secara sistematis sistem pernafasan dibagi menjadi dua, yaitu saluran pernafasan atas

    dan saluran pernafasan bawah. Organ saluran pernafasan atas terletak di luar toraks, atau

    rongga dada, sementara saluran pernafasan bawah terletak hampir seluruhnya di dalam

    toraks. Saluran pernafasan atas terbagi atas bagian hidung, nasofaring, orofaring,

    laringofaring, dan laring. Lalu, saluran pernafasan bagian bawah terbagi atas trakea, semua

    segmen percabangan bronkus, dan paru-paru. Sedangkan jika dilihat dari fungsinya, sistem

    pernafasan juga mencakup beberapa struktur aksesori, termasuk rongga mulut, sangkar iga,

    dan diafragma.1

    Saluran nafas bagian atas ini berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan

    melembabkan udara yang masuk ke dalam tubuh. Organ saluran nafas bagian atas adalah

    sebagai berikut:

    1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    2/20

    Gambar 1. Rongga hidung

    Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung

    berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar

    keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk

    lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal didalam cavum

    nasi yang disebut vestibulum yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk

    bersama udara.2Di dinding lateralnya terdapat 3 tonjolan tulang yaitu chonca nasalis superior

    (epitel khusus), choncha nasalis medius dan chonca nasalis inferior (epitel bertingkat thorak

    bersilia bersel goblet). Dimana chonca nasalis inferior terdapat banyak plexus venosus yang

    disebut sweet bodies, yang berfungsi untuk menghangatkan udara pernapasan melalui hidung.

    Di sebelah posterior rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang

    disebut choanae. Sedangkan yang berhubungan dengan lubang hidung anterior atau kearah

    wajah disebut nares.3 Penyangga hidung terdiri dari tulang dan tulang rawan hialin. Rangka

    bagian tulang terdiri dari os nasale, processus frontalis os maxillaris dan bagian nasal os

    frontalis. Rangka tulang rawan hialinnya terdiri dari cartilago septum nasi, cartilago lateralis

    nasi dan cartilago ala nasi major at minor.

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    3/20

    Gambar 2. Otot hidung

    Otot yang melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah. Otot hidung tersusun

    dari musculus nasalis dan musculus depressor septum nasi.3

    Perdarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-cabang arteri facialis, arteri

    dorsalis nasi cabang arteri opthalmika dan arteri infraorbitalis cabang arteri maxillris interna.

    Pembuluh baliknya menuju vena facialis dan vena opthalmica. Sedangkan perdarahan untuk

    rongga hidung terdiri dari arteri ethmoidalis anterior dan posterior, arteri sphenopalatina

    cabang maxillaris interna, arteri palatina mayor dan arteri labialis superior. Dan vena-vena

    pada rongga hidung akan membentuk plexus cavernosus yang terdiri dari vena

    sphenopalatina, vena facialis dan vena ethmoidalis anterior dan berakhir di vena opthalmica.2

    Persarafan otot-otot hidung oleh nervus facialis pada bagian motoriknya. Kulit sisi

    medial punggung hidung sampai ujung hidung dipersarafi oleh cabang-cabang

    infratrochlearis dan nasalis externus nervus opthalmicus/ N. V.1; kulit sisi lateral hidung

    dipersarafi oleh cabang infraorbitalis nervus maxillaris/ N. V. 2. Sedangkan untuk rongga

    hidung dipersarafi oleh nervus 1, nervus V, nervus ethmoidalis anterior, nervus infraorbitalis

    dan nervus canalis pterygoidei.2

    Kemoreseptor penghidu terletak di epitel olfaktorius/ N. 1 yaitu suatu daerah khusus dari

    membran mukosa yang terdapat pada pertengahan kavum nasi dan pada permukaan chonca

    nasalis superior. Epitel olfaktorius adalah epitel bertingkat torak bersilia yang terdiri atas 3

    jenis sel yaitu sel ofaktorius, sel penyokong dan sel basal. Dari nervus olfaktorius ini akan

    membentuk bulbus olfaktorius dengan bersinaps pada dendrit-dendrit sel mitral membentuk

    glomerulus olfaktorius dan akson sel mitral membentuk traktus olfaktorius. Dari traktus

    olfaktorius impuls penghidu dihantarkan kepusat penghidu dikorteks serebri yaitu uncus dan

    bagian anterior gyrus hipokampus dan terakhir kehipotalamus dan sistem limbik.4

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    4/20

    2. NasofaringNasofaring bersama orofaring, dan laringofaring merupakan bagian dari faring. Faring

    sendiri merupakan percabangan dua saluran yakni traktus digestivus dan traktus

    respiratorius. Faring berperan dalam proses menelan makanan.4 Rongga nasofaring ini

    tidak pernah tertutup, berbeda dari orofaring dan laringofaring. Nasofaring berhubungan

    dengan rongga hidung melalui choanae. Sedangkan yang berhubungan dengan orofaring

    melalui isthimus pharingeum.4 Pada nasofaring ini terdapat pharyngeal tonsil dan tuba

    eustachius. Nasofaring ini tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.2

    3. OrofaringOrofaring merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, disini terdapat pula

    pangkal lidah. Pada dinding lateralnya terdapat tonsilla palatina yang masing-masingnya

    terletak disinus tonsillaris. Berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus

    oropharingeum. Makanan dalam bentuk bolus dari rongga mulut didorong masuk ke

    orofaring. Bolus menekan uvula (tekak) sehingga menutup saluran menuju ke hidung. Hal

    ini menjaga supaya makanan yang masuk tidak keluar ke hidung. Proses dilanjutkan

    dengan menurunnya epiglotis yang menutup glotis. Bolus melalui laringofaring dan

    masuk ke esophagus.4 Orofaring tersusun atas epitel berlapis gepeng tidak bertanduk.2

    Gambar 3. Proses menelan

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    5/20

    4. LaringofaringPada laringofaring ini terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan.

    Laringofaring terdiri dari epitel bervariasi tetapi sebagian besar terdiri dari epitel berlapis

    gepeng tidak bertanduk.2 Laringofaring akan berhubungan dengan laring melalui aditus

    laringis.

    5. FaringPada faring terdapat tiga otot lingkar/sirkular yakni musculus contrictor pharingis

    inferior, musculus contrictor pharingis medius dan musculus constrictor pharingis

    superior, serta tiga otot yang masing-masing turun dari processus styloideus, torus

    tubarius cartilaginis tubae auditiva dan palatum molle, yakni musculus stylopharingeus,

    musculus salpingopharingeus dan musculus palatopharingeus.

    Perdarahan pada faring berasal dari arteri pharingea ascendens, arteri palatina ascendens

    dan ramus ronsillaris cabang arteri facialis, arteri palatina major dan arteri canalis

    ptrygoidea cabang arteri maxillaris interna dan rami dorsales linguae cabang arteri

    lingualis. Pembulih balik membentuk sebuah plexus yang keatas berhubungan dengan

    plexus pterygoidea dan kearah bawah bermuara kedalam vena jugularis interna dan vena

    facialis. Persarafan pada faring berasal dari plexus pharingeus yang terdiri dari nervus

    palatina minor dan nervus glossopharing.3

    6. LaringLaring sering disebut kotak suara, nama yang menunjukan salah satu fungsinya, yaitu

    berbicara adalah saluran pendek yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring

    memungkinkan udara mengalir di dalam struktur ini, dan mencegah benda padat agar

    tidak masuk ke dalam trakea.1 Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh

    tulang rawan. Terdiri atas cartilago threoidea, cartilago cricoidea dan cartilago arytaenoid

    yang merupakan tulang rawan hialin dan cartilago epiglotis, cartilago cuneiformis dan

    cartilago corniculata yang merupakan tulang rawan elastis.3

    Laring berada diantara orofaring dan trakea, dianterior laringofaring. Tersusun atas epitel

    bertingkat thorak bersilia bersel gepeng kecuali ujing plika vokalis meerupakan epitel

    berlapis gepeng tidak bertanduk.2 Laring dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok

    (epiglotis). Epiglotis atau kartilago epligotik adalah kartilago yang paling atas, bentuknya

    seperti lidah dan keseluruhannya dilapisi oleh membran mukosa. Selama menelan, laring

    bergerak ke atas dan epiglotis tertekan ke bawah menutup glotis.1Gerakan ini mencegah

    masuknya makanan atau cairan ke dalam laring.

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    6/20

    Dibagian bawah epiglotis terdapat dua lipatan mukosa yang menonjol ke arah lumen

    laring. Pasangan lipatan mukosa bagian atas menutupi ligamentum ventriculare dan

    membentuk plica vestibularis, celah antara kedua plica ventricularis disebut rima

    vestibuli. Pasangan lipatan mukosa dibagian bawah menutupi ligamentum vocale dan

    membentuk plica vocalis yang berkaitan dengan pembentukan suara. Kedua plica vocalis

    ini bersama permukaan medial kedua cartilago arytaenoid membentuk rima

    glotidis/glotis. Dimana terdapat bagian yang sejajar dengan ligamnetum vocale terdapat

    otot skelet yang disebut musculus vokalis yang berfungsi untuk mengatur ketengan pita

    suara dan ligamentum sehingga udara yang melalui pita suara dpat menimbulkan suara

    dengan nada yang berbeda-beda.5

    Otot pada laring terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok ekstrinsik dan

    kelompok intrinsik. Otot-otot ekstrinsik menghubungkan laring dengan sekitarnya dan

    berperan dalam proses menelan; termasuk otot-otot tersebut adalah musculus

    sternothyreoideus, musculus thyreohyoid dan musculus constrictor pharingis inferior.

    Sedangkan musculus intrinsik laring berperan untuk fonasi. Otot yang termasuk dalam

    musculus intrinsik laring adalah musculus cricoarytaenoid posterior, musculus

    cricoarytaenoid lateral, musculus arytaenoid obliquus, musculus arytaenoid transversus,

    musculus thyreoarytaenoid, musculus aryepigloticcus dan sekitarnya.

    Perdarahan utama laring berasal dari cabang-cabang artery thyreodea superior dan arteri

    thyroidea inferior. Persarafan berasal dari cabang-cabang internus dan externus nervus

    laringeus superior dan nervus reccuren dan saraf simpatis.3

    Saluran Nafas Bagian Bawah

    1. TrakeaTrakea merupakan pipa silinder dengan panjang kurang lebih 11cm, berbentuk

    cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran

    fibroelastik yang menempel pada bagian depan oesofagus. Trakea berjalan dari cartilago

    cricoidea ke bawah pada bagian depan leher dan di belakang manubrium sterni, berakhir

    pada setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) tempatnya

    berakhir, membagi menjadi bronkus kiri dan kanan. Di dalam leher, trakea disilang di

    bagian depan oleh isthmus glandula thyroidhea dan beberapa vena.6 Trakea terdiri dari

    16-20 cartilago berbentuk C yang dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Konstruksi trakea

    sedemikian rupa sehingga tetap terbuka pada semua posisi kepala dan leher.

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    7/20

    Trakea diperdarahi oleh arteri thyreodea inferior sedangkan ujung thoracalnya

    didarahi oleh cabang arteri bronchiales. Persarafan trakea berasal dari cabang tracheal

    nervus vagi, nervus recurrens dan truncus symphaticus.3

    2. BronkusTrakea yang berbifurkasio menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan

    bronkus kiri. Bronkus kanan lebih lebar, pendek, dan lebih vertikal dari bronkus kiri.

    Setiap bronkus sekitar setengah dari diameter trakea dan terdiri dari kartilago yang

    sama, hanya dengan skala lebih kecil, yang dihubungkan dengan jaringan fibrosa.6

    Dindingnya dilapisi hanya sedikit otot polos dan dilapisi epitel bersilia yang

    mengandung kelenjar mukus dan serosa. Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya

    dindingnya lebih halus, kedudukan bronkus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkus

    kanan sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit.

    Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira

    vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh

    jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah

    tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri,

    sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang

    disebut bronkus pulmonaris. Trakea terbelah menjadi dua bronkus utama. Bronkus

    ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang

    dan beranting lagi banyak sekali. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa

    dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yahng mengandung

    bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin

    berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan

    silia.

    Bronkus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut

    vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epitelium

    bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa

    infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong

    udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah

    darah hampir langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah

    kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.2

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    8/20

    3. BronkioulusBronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus dan

    dindingnya lebih tipis. Bronkiolus kiri berjumlah dua. Sedangkan bronkiolus kanan

    berjumlah tiga. Percabangan ini membentuk cabang yang lebih halus seperti

    pembuluh.

    Setelah melalui saluran hidung dan faring, tempat pernapasan dihangatkan dan

    dilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan menuruni trakea, melalui

    bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan

    alveolus. Antara trakea dan dan sakus alveolaris terdapat 23 kali percabangan pertama

    saluran udara. 16 percabangan pertama saluran udara merupakan zona konduksi yang

    menyalurkan udara kelingkungan luar. Bagian ini terdiri dari bronkus, bronkiolus

    terminanalis. Tujuh percabangan berikutnya merupakan zona peralihan dari zona

    respirasi, tempat terjadinya pertukaran gas dan terdiri dari bronkiolus respiratoriusm

    duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli.3

    Dinding bronkus dan bronkiolus dipersarafi oleh susunan saraf otonom.

    Ditemukan banyak reseptor muskarinik dan perangsangan kolinergik mengakibatkan

    bronkokontriksi. Disel mast, otot polos dan epitel bronkus didapatkan reseptoradregenik 1 dan 2. Banyak dari reseptor tersebut tidak mempunyai persarafan.

    Sebagian reseptor terletak pada ganglia ujung saraf kolinergik dan menghambat

    penglepasan asetilcolin.7

    4. Paru-paruParu terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta

    dijaga oleh sangkar iga. Bagian dasar paru terletak di atas diafragma; bagian apeks

    paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula.1 Paru-paru kanan terdiri dari tiga

    lobus (superior, medial dan inferior). Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus (superior

    dan inferior). Selaput pembungkus paru-paru disebut pleura.

    Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian

    memisahkan lobus saru dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di

    sebelah tampak paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian

    dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang

    menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    9/20

    pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran

    suprapleuralis (fasia sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.

    Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki

    permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang

    sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat, kedua lapisan itu satu dengan yang

    lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata,

    tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan

    ruang diantaranya menjadi jelas.Pleura disusun oleh jaringan ikat fibrosa dengan

    serat elastin dan kolagen dan sel fibroblas, dilapisi oleh sel mesotel.

    Mekanisme pernafasan

    Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan

    tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

    Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,

    yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang

    terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam

    adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

    Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam

    rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besarmaka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka

    udara akan keluar. Mekanisme pernafasan dibagi ke dalam berbagai aspek yaitu:

    1. Kapasitas dan Volume ParuJumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau jumlah udara yang

    keluar dari paru setiap ekspirasi) dinamakan volume alun napas ( tidal volume / TV).

    Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maximal, setelah

    inspirasi biasa disebut volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume / IRV).

    Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui kontrkasi otot

    ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut volume cadangan ekspirasi (ekspiratory reserve

    volume / ERV), dan udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi

    maksimal disebut volme residu (residual volume / RV). Nilai normal berbagai volume

    dan istilah yang digunakan untuk kombinasi berbagai volume paru tersebut. Ruang

    didalam saluran napas yang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dengan darah

    dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan. Pengukuran kapasitas vital, yaitu

    jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paruparu setelah inspirasi maximal,

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    10/20

    seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru. Nilai tersebut bermanfaat

    dalam memberikan informasi mengenai kekuatan otot otot pernapasan serta beberapa

    aspek fungsi pernapasan lain. Fraksi volume kapasitas vital yang dikeluarkan pada satu

    detik pertama melalui ekspirasi paksa dapat memberikan informasi tambahan, mungkin

    diperoleh nilai kapasitas vital yang normal pada nilai FEV menurun pada penderita

    penyakit seperti asma, yang mengalamai peningkatan tahanan saluran udara akibat

    konstriksi bronkus. Pada keadaan normal, jumlah udara yang dinspirasikan selama 1

    menit sekitar 6L. Ventilasi volunteer maximal atau yang dahulu disebut kapasitas

    pernapasan maximum adalah volume gas terbsesar yang dapat dimasukkan dan

    dikeluarkan selama 1 menit volunter. Pada keadaan normal, MVV berkisarkan antara 125

    170 L/menit.8

    2. Otot-otot PernafasanGerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75 % selama

    inpirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks,

    membentuk kubah di atas hepar dan bergerak ke bawah seperti piston pada saat

    berkontrkasi. Jarak pergerakan diafragma berkisar antara 1.5 sampai 7 cm saat inpirasi

    dalam.

    Diafragma terdiri atas 3 bagian : bagian kostal, dibentuk oleh serat otot yang bermula dari

    iga iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian krural, dibentuk oleh serat otot

    yang bermula dari ligamentum sepanjang tulang belakang, dan tendon sentral, tempat

    bergabungnnya serat serat kostal dan krural. Serat serat krural melintasi kedua sisi

    esophagus. Tendon sentral juga mencakup bagian inferior pericardium. Bagian kostal

    dank rural diafragma dipersarafi oleh bagian lain dari nervbus prenicus dan dapat

    berkontrkasi secara terpisah. Sebagai contoh, pada waktu muntah dan bersendawa,

    tekanan intraabdominal meningkat akibat kontrkasi serat kostal diafragma, sedangkan

    serat serat krural tetap lemas, sehingga memungkina bergeraknya berbagai bahan dari

    lambung ke dalam esophagus.

    Otot inspirasi penting lainya adalah muskulus interkostalis eksternus yang berjalan dari

    iga ke iga secara miring kea rah bawah dan kedepan. Iga- iga berputar seolah olah

    bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis eksternus berkontraksi,

    iga-iga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan

    memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Diameter transversal boleh dikatakan

    tidak berubah. Masing masing otot interkostalis eksternus maupun diafragma dapat

    mempertahankan interkasi yang kuat pada keadaan istirahat. Potongan melintang medulla

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    11/20

    spinalis di atas segmen servikalis ketiga dapat berakibat fatal bila tidak diberikan

    pernapasan buatan, namun tidak demikiannya halnya bila dilakukan pemotongan di

    bawah segmen servikalis ke lima, karena nerfus frenikus yang mempersarafi diafragma

    tetap ututh, nerfus frenikus yang memersarafi diafragma tetap utuh, nervus frenicus

    timbul dari medulla spinalis setinggi segmen servikal 3-5. Sebaliknya, pada penderita

    dengan paralisis bilateral nervus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap utuh,

    pernapasan agak sukar tetapi cukup adekuat untuk mempertahankan hidup. Muskulus

    skalenus dan sternokleidomastoideus di leher merupakan otot otot inspirasi tambahan

    yang ikut membantu mengangkat yang sukar dan dalam.

    Apabila otot ekspirasi berkontrakasi, terjadi penurunan volume intratorakal dan ekspirasi

    paksa. Kemampuan ini dimiliki oleh otot otot interkostalis internus karena otot ini

    berjalan miring ke arah bawah dan belakang dari iga ke iga, sehingga pada waktu

    berkontrkasi akan menarik rongga dada ke bawah, kontrkasi otot dinding abdomen

    anterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik igaiga ke bawah dan

    ke dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal yang akan mendorong

    diafragma ke atas. 8

    3. Pengaturan Pusat PernafasanPusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak menghasilkan pola napas yang

    berirama. Pusat control pernapasan primer, pusat respirasi medulla, tridiri dari beberapa

    agregat badan saraf ke otot otot pernapasan. Selain itu, dua pusat pernapasan lain

    terletak lebih tinggi di batang otak di pons pusat pneumostatik dan pusat apneustik.

    Kedua pusat di pons ini mempengaruhi sinyal kluar dari pusat pernapasan di medulla. Di

    sini dijelaskan bagaimana berbagai region ini berinterkasi untuk menghasilkan irama

    pernapasan. Neuron Inspirasi dan ekspirasi terdapat di pusat medula.

    Kita menghirup dan menghembuskan napas secara ritmis karena kontrakasi dan

    relaksasi bergantian otot otot inspirasi yaitu diafragma dan otot interkostal eksternal,

    yang masingmasing disarafi oleh saraf frenikus dan saraf interkostal. Badanbadansel

    dari seratserat saraf yang membentuk saraf ini terletak di medulla spinalis. Impuls yang

    berasal dari pusat di medulla berakhir di badan badan sel neuron motorik ini. Ketika

    neuron motorik diaktifkan maka neuron tersebut sebaliknya mengaktifkan otot otot

    pernapasan, menyebabkan inspirasi; ketika neuron-neuron ini tidak menghasilkan impuls

    maka otot inspirasi melemas dan berlangsunglah ekspirasi.8

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    12/20

    Pusat pernapasan medulla terdiri dari dua kelompok neuron yang dikenal sebagai

    kelompok repiratorik dorsal dan kelompok repiratorik ventral.

    Kelompok respiratorik dorsal (KRD) terutama terdiri dari neuroninpiratorik yang serat serat desendens berakhir di neuron motorik yangmenyarafi otot inspirasi. Ketika neuronneuron KRD ini melepas muatan

    maka terjadi inspirasi, ketika mereka tidak menghasilkan sinyal terjadilah

    ekspirasi. Ekspirasi diakhiri karena neuron neuron inpiratorik kembali

    mencapai ambang dan melepaskan muatan. KRD memiliki hubungan

    penting dengan kelompok respiratorik ventral.8

    Kelompok respiratorik ventral (KRV) terdiri dari neuron inspiratorik danneuron respiratorik yang keduanya tetap inaktif selama bernapas normal

    tenang. Bagian ini diaktifkan oleh KRD sebagai mekanisme penguat

    selama periodeperiode saat kebutuhan akan ventilasi meningkat. Hal ini

    terutama penting pada ekspirasi aktif. Selama bernapas tenang tidak ada

    impuls yang dihasilkan di jalur desendens oleh neuron ekspiratorik. Hanya

    ketika ekspirasi aktif barulah neuron ekspiratorik merangsang neuron

    motorik yang menyarafi otot otot ekspirasi. Selain itu, neuron neuron

    inspiratorik KRV, ketika dirangsang KRD, memacu aktivitas inspirasi

    ketika kebutuhan akan ventilasi tinggi.8

    Pengaruh dari Pusat Pneumostatik dan Apneustik

    Pusat pernapasan di pons melakukan penyesuain halus terhadap pusat di

    medula untuk membantu menghasilkan inspirasi dan ekspirasi yang lancer dan mulus.

    Pusat pneumostatik mengirim impuls ke KRD yang membantu memadamkan

    neuron-neuron inpiratorik sehingga durasi inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat

    apneustik mencegah neuron-neuron inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan

    inspirasi meningkat. Dengan sistem check and balance ini, pusat pneumostatik

    mendominasi pusat upneustik, membantu menghentikan inspirasi dan membiarkan

    ekspirasi terjadi secara normal. Tanpa rem pneumostatik ini, pola bernapas akan

    berupa tarikan napas panjang yang terputus mendadak dan singkat oleh ekspirasi. Pola

    bernapas yang abnormal ini dikenal sebagai upnuapnustik. Apnusis, karena itu, pusat

    yang mendorong tipe bernapas ini disebut pusat apnustik. Apnusis terjadi pada jenis

    tertentu kerusakan otak berat.7

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    13/20

    4. Inspirasi dan EkspirasiParu-paru dan dinding dada adalah struktur elastic. Pada keadaan normal, hanya

    ditemukan selapis tipis cairan diantara paru paru dan dinding dada. Paru paru dengan

    mudah dapat bergeser sepnjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding

    dada seperti halnya 2 lempengan kaca yang direkatkan dengan air dapat digeser tetapi

    tidak dapat dipisahkan. Tekanan di dalam ruang antara paru paru dan dinding kaca

    (tekanan intrapleura) bersifat subatatmosferik. Pada saat kelahiran jaringan paru

    dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya

    recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding

    dada kearah yang berlawanan. Apabila dinding dada dibuka, paru paru akan kolaps dan

    apabila paruparu kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentukgentong. Proses ekspirasi tenang merupakan proses pasif yang akan menyertai diafragma

    menjadi relaks dan mengembang, volume paru mengecil, beda tekanan negative dan

    udara keluar.7

    Inspirasi merupakan proses aktif. Kontrakasi otot-otot inspirasi akan meningkatkan

    volume intrakolateral. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai

    normal sekitar - 2.5 mmHg pada awal inspirasi, menjadi 6 mmHg. Jaringan paru

    semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative, udara

    mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding

    dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya

    recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit

    lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru paru. Selama pernapasan tenang,

    ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk

    menurunkan volume intratorakal. Namun pada awal ekspirasi, masih terdapat kontrakasi

    ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan

    memperlambat ekspirasi.

    Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai 30 mmHg, menimbulkan

    pengembangan jaringan paru yang lebih besar. Apabila ventilasi meningkat, derajat

    pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otototot ekspirasi

    yang menurunkan volume intrakolateral.7

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    14/20

    5. Perubahan Tekanan Terhadap Transport O2& CO2Tujuan utama bernapas adalah secara kontinyu memasuk O2 segar untuk diserap oleh

    darah dan mengeluarkan CO2 dari darah. Darah bekerja sebagai sistem trnaspor untuk O2

    dan CO2

    antara paru dan jaringan, dengan sel jaringan mengekstraksi O2

    dari darah dan

    mengeliminasi CO2 ke dalamnya.

    Gas Mengalir Menuruni Gradient Tekanan ParsialPertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan berlangsung secara difusi pasif

    sederhana O2 dan CO2 menuruni gradient tekanan parsial.

    Tekanan ParsialUdara atmosfer adalah campuran gas : udara kering tipikal mengandung 79% nitrogen

    (N2) dan 21% O2 , dengan presentasi CO2, uap H2O, gas gas lain dan polutan hampir

    dapat diabaikan. Secara keseluruhan, gas gas ini menimbulkan tekanan atmosfer total

    sebesar 760 mmHg di permukaan laut. Tekanan total ini sama dengan jumlah tekanan

    yang disumbangkan oleh masing masing gas dalam campuran. Tekanan yang

    ditimbulkan oleh gas tertentu berbanding lurus dengan presentasi gas tersebut dalam

    campuran udara total. Setiap molekul gas, berapapun ukurannya, menimbulkan tekanan

    yang sama; sebagai contoh, sebuah molekul N2menimbulkan tekanan yang sama dengan

    sebuah molekul O2.Karena 79% udara terdiri dari N2,maka 79% dari 760 mmHg tekanan

    atmosfer, atau 600 mmHg, ditimbulkan oleh molekul molekul N2 , demikian juga,

    karena O2 membentuk 21% atmosfer, maka 21% dari 760 mmHg tekanan atmosfer, atau

    160 mmHg, ditimbulkan oleh O2. Tekanan ayng ditimbulkan secara independen oleh

    masing - masing gas dalam suatu campuran gas yang disebut gas parsial, yang

    dilambangkan oleh Pgas, Karena itu, tekanan parsial O2 dalam udara atmosfer , PO2 ,

    normalnya 160 mmHg. Tekanan parsial CO2 atmosfer, PCO2, hampir dapat diabaikan

    (0.23 mmHg).9

    Gas-gas yang larut dalam cairan misalnya darah / cairan tubuh lain juga menimbulkan

    tekanan parsial. Semakin besar tekanan parsial suatu gas dalam cairan, semakin banyak

    gas tersebut terlarut.

    Gradien Tekanan ParsialPerbedaan tekanan parsial antara darah kapiler dan struktur sekitar dikenal dengan nama

    gradient tekanan parsial. Terdapat gradient tekanan parsial antara udara alveolus dan

    darah kapiler paru. Demikian juga terdapat gradient tekanan parsial antara darah kapiler

    sistemik dan jaringan sekitar. Suatu gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    15/20

    parsialnya dari daerah dengan tekanan parsial tinggi ke daerah dengan tekanan parsial

    rendah, serupa dengan difusi menuruni gradient konsentrasi.9

    PO2

    dan PCO2

    Alveolus

    Komposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi udara atmosfer karena dua

    alasan. Pertama, segere setelah udara atmosfer masuk ke saluran napas, pajanan ke saluran

    napas yang lembab menyebabkan udara tersebut jenuh dengan H2O. Seperti gas lainnya, uap

    air menimbulkan tekanan parsial. Pada suhu tubuh, tekanan parsial H2O adalah 47 mmHg.

    Humidifikasi udara yang dihirup ini pada hakekatnya mengencerkan tekanan parsial gas

    gas inspirasi sebesar 47 mmHg. Karena jumlah tekanantekanan parsial harus sama dengan

    760 mmHg. Dalam udara lembab, PH2O = 47 mmHg, PN2 = 53 mmHg dan PO2 = 150

    mmHg.9

    Kedua PO2alveolus juga lebih rendah daripada PO2 atmosfer karena udara segar yang

    masuk bercampur dengan sejumlah besar udara lama yang tersisa dalam paru dan dalam

    ruang rugi pada akhir ekspirasi sebelumnya. Pada akhir inspirasi, kurang dari 15% udara di

    alveolus adalah udara segar. Akibatnya pelembapan dan logis jika kita berpikir bahwa PO2

    akan meningkat selama inspirasi karena datangnya udara segarb dan menurun selama

    ekspirasi. Namun fluktuasi yang terjadi kecil saja karena dua sebab. Pertama, hanya sebagian

    kecil dari udara alveolus total yang dipertukarkan setiap kali bernapas. Volume udara inpirasi

    kaya O2 yang relative lebih kecil cepat bercampur dengan volume udara alveolus yang tersisa

    dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Karena itu, O2 udara inspirasi hanya sedikit

    meningkatkan kadar PO2 alveolus total. Bahkan peningkatan PO2 yang kecil ini berkurang

    oleh sebab lain. Oksigen secara terus menerus berpindah melalui difusi pasif menuruni

    gradien tekanan parsialnya dari alveolus ke dalam darah. O2 yang tiba di alveolus dalam

    udara yang baru diinpirasikan hanya mengganti O2 yang berdifusi keluar alveolus masuk ke

    kapiler paru. Karena itu, PO2 alveolus relative konstan pada setiap 100 mmHg sepanjang

    siklus pernapasan. Karena PO2 darah paru seimbang dengan PO2 alveolus, maka PO2 darah

    yang meninggalkan paru juga cukup konstan pada nilai yang sama ini. Karena itu, jumlah O 2

    dalam darah yang tersedia ke jaringan hanya bervariasi sedikit selama siklus pernapasan.9

    Situasi serupa namun terbalik terjadi pada CO2. Karbon dioksida yang secara . secara tetap

    ditambahkan ke darah di tingkat kapiler sistemik. Di kapiler paru, CO2berdifusi menuruni

    gradient tekanan parsialnya dari darah ke dalam alveolus dan kemudia dikeluarkan dari tubuh

    sewaktu ekspirasi. Seperti O2, PCO2 alveolus relative tetap konstan sepanjang siklus

    pernapasan tetapi dengan nilai yang lebih rendah yaitu 40 mmHg.9

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    16/20

    Keseimbangan asam basa serta ganguannya

    Keseimbangan asam dan basa pada tubuh kita dalam batas yang normal adalah ph

    pada rentang yaitu 7,37 - 7,43. Untuk menjaga ph dalam tubuh ini normal maka diperlukan

    menkompensasi pernapasan agar metabolik O2 dan CO2 dapat teratur dengan baik sehinga

    tidak mengangu ph yang normal pada tubuh. Bila ph kita terganggu maka sistem pertahanan

    tubuh juga akan tergangu dan akan memudahkan seseorang untuk terkena terjangkit penyakit.

    Hal ini diseabkan karena pH darah mempengaruhi stabilitas dari protein dan enzimm yang

    ada di dalam tubuh. Sebagai contoh kompensasi yang terjadi di parucyang diatur oleh sistem

    saraf pusat dan kompensasi oleh ginjal oleh mekanisme pengasaman urin. Kompensasi ini

    akan membentuk amonia dan asam amino (glutamin, E: glutaminase), dia akan meningkatkan

    H+ sehingga terbentuk NH4+ hal ini akan berpengaruh terhadap penyimpanan kation dalam

    tubuh melalui pertukaran dengan H+.10

    Gangguan yangdapat terjadi dari keseimbangan asam dan basa ini adalah asidosis dan

    alkalosis.10

    Asidosis

    Asidosis terjadi bila pH dari tubuh dibawah pH normal. Asidosis yang berlebihan

    dapat menyebabkan disorentasi, koma bahkan kematian. Asidosis menurut sistemnya dibagi

    menjadi dua yaitu asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.10

    Asiodsis repratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar melalui pengeluaran sedikit

    CO2 oleh paru-paru. Peningkatan selanjutnya dalam pCO2 arteri dan asam karbonat akan

    meningkatkan kadar ion hidrogen dalam darah. Asidosis repiratorik dapat bersifat akut dan

    kronis. Penyebab dari asidosis ini dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah meliputi

    penyakit pneumonia, emfisema, obstruksi kronis saluran pernafasan, stroke atau trauma dan

    obat-obatan yang dapat menekan sistem pernafsan seperti barburiat, narokotika dan

    sedative.10

    a. Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat menyebabkan retensi CO2 dalam darah meliputi

    pneumonia, emfisema, obstrusi kronis saluaran pernafasan,stroke atau trauma dan Obat-

    obatan yang dapat menekan sistem pernafasan seperti barbiturat,narkotika dan sedative.10

    b. Faktor kompensator: Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan frekuensi pernafasan respiratorik

    ( hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk mengeluarkan CO2 dari tubuh.10

    c. Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak ion

    hidrogen untuk mengembalikan pH darah mendekati tingkat yang normal.10

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    17/20

    Asidosis metabolik tererjadi saat asam metabolik yang diproduksi secara normal tidak

    dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari tubuh.10

    a. Penyebab. Paling umum terjadi akibat ketoasidosis karena DM atau kelaparan, akumulasi

    peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot rangka yang berlebihan seperti konvolusi,atau

    penyakit ginjal. Diare berat dan berkepanjangan disertai hilangnya bikarbonat dapat

    menyebabakan asidosis.10

    b. Faktor kompensator. Hiperventilasi sebagai respon terhadap stimulasi saraf adalah tanda

    klinis asidosis metabolik. Bersamaan dengan kompensasi ginjal,peningkatan frekuensi

    respiratorik dapat mengembalikan pH darah mendekati tingkat normalnya. Asidosis yang

    tidak terkompensasi akan menyebabakan depresi sistem saraf pusat dan mengakibatkan

    disorentasi,koma dan kematian.10

    ALKALOSIS

    Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis dapat

    menyebabakan kontraksi otot tetanik,konvulsi dan kematian akibat tetanus otot respiratorik

    Alkalosis respiratorik terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan ada

    penurunaan kadarnya dalam darah.10

    1. Penyebab. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibatpengaruh overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat hipoksia karena tekanan

    udara yang rendah didataran tinggi atau akibat anemia berat.10

    2. Faktor kompensator, jika hiperventilasi terjadi akibat kecemasan gejalanya dapatdiredakan melalui pengisapan kembali CO2 yang sudah di keluarkan. Ginjal

    mengkompensasi cairan alkalin tubular dengan mengekskresi ion bikarbonat dan

    menahan ion hidrogen.10

    3. Penyebab. Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran asam klorida lambung

    ),disfungsi ginjal,pengobatan dengan diuretik yang mengakibatkan hipokalemia dan

    penipisan volume CES atau pemakian antasid yang berlebihan.10

    4. Faktor kompensatorAlkalosis metabolik adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat, hal ini terjadi jika ada

    pengeluaran berlebihan ion hidrogen atau peningkatan berlebihan iio bikarbonat dalam cairan

    tubuh.

    11

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    18/20

    Kompensasi respiratorik adalah penurunan ventilasi pulmonar dan mengakibatkan

    peningkatan pCO2 dan asan karbonat.10

    Kompensasi ginjal melibatkan sedikit ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi

    ion natrium dan kalium, berkurangnya cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak ekskresi

    bikarbonat.10

    Oleh sebab itu, apabila terjadi gangguan keseimbangan asam dan basa dalam tubuh,

    maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan tiga cara yaitu:

    1. Meningkatkan ventilasi untuk membuang lebih banyak karbondioksida dari tubuh.

    Karbondioksida yang meningkat akan meningkatkan keasaman darah. Apabila PaO2

    menurun dan CO2 meningkat maka badan karotis aorta akan peka perhadap perubahan

    keduanya sehingga merangsang pengeluaran katekolamin untuk merangsang medulla aorta,

    dilanjutkan badan aorta dan neuron-neuron respirasi untuk meningkatkan fungsi respirasi.10

    2. Meningkat ekskresi ginjal dalam bentuk amonia. Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan

    asam dan basa dari tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan

    sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang

    paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.10

    3. Sistem penyangga tubuh

    Secara kimiawi, CO2 dalam darah akan berikatan dengan H2O menjadi H2CO3 yang

    dibantu oleh enzim karbonatanhidrase yang banyak terdapat di sel-sel alveoli dan tubulus

    ginjal. Karena reaksi CO2 dan H2O yang menghasilkan H2CO3 merupakan ikatan yang

    reversibel dan mudah lepas menjadi H+ dan HCO3-.10

    Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga cairan

    tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-perubahan ini. Sistem

    penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam

    tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai

    kembali.11

    Faktor yang Mempengaruhi Pernapasan

    Pengaruh Aktivitas FisikBerbagai mekanisme kardiovaskular dan pernapasan harus bekerja secara terpadu

    untuk memenuhi kebutuhan O2 jaringan aktif dan mengeluarkan CO2 beserta panas saat

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    19/20

    melakukan aktivitas fisik. Perubahan sirkulasi meningkatkan aliran darah ke otot, sambil

    mempertahankan sirkulasi yang adekuat di bagian tubuh lain. Selain itu, ambilan O 2 dari

    darah di otot yang bekerja akan meningkat, dan ventilasi jugaa meningkat sehingga sejumlah

    O2tambahan akan tersedia, dan sebagian panas serta kelebihan CO

    2dapat dikeluarkan.9

    Perubahan VentilasiVentilasi meningkat tiba-tiba begitu aktivitas fisik mulai dilakukan, dan setelah suatu

    periode jeda singkat, akan diikuti oleh peningkatan yang bertahap. Pada aktivitas fisik

    sedang, kenaikan ventilasi terutama disebabkan oleh peningkatan kedalaman pernapasan, dan

    diikuti oleh peningkatan frekuensi pernapasan bila aktivitas fisik lebih berat. Ventilasi

    mendadak berkurang saat aktivitas fisik berhenti, dan setelah jeda singkat akan diikuti oleh

    penurunan bertahap ke nilai sebelum latihan. Peningkatan mendadak pada awal aktivitas fisik

    kemungkinan disebabkan oleh rangsang psikis dan impuls aferen dari proprioseptor di otot,

    tendo, dan sendi. Peningkatan yang bertahap kemungkinan disebabkan oleh faktor humoral,

    walaupun selama aktivitas fisik sedang, pH, PCO2, dan PO2darah arteri tetap tidak berubah.9

    Perubahan di JaringanSaat beraktivitas fisik, otot yang bekerja menggunakan lebih banyak O2sehingga PO2

    jaringan dan PO2darah vena dari otot yang aktif turun sampai mendekati nol. Difusi O2dari

    darah ke jaringan bertambah sehingga PO2 darah di otot berkurang, dan dilatasi jalinan

    kapiler yang terbuka, jarak rata-rata antara darah dengan sel jaringan sangat berkurang. Hal

    ini memudahkan pergerakan O2 dari darah ke sel. Pada kisaran PO2 di bawah 60 mmHg,

    kurva disosiasi hemoglobin-oksigen berada pada bagian curam sehingga untuk setiap

    penurunan 1 mmHg pada PO2akan tersedia relatif banyak O2.9

    Pengaruh Perubahan TekananMakin tinggi dari permukaan laut, tekanan makin rendah tetapi komposisi gas sama,

    hanya saja tekanannya yg berubah menjadi semakin rendah. Pada ketinggian 3000m / 10000

    kaki, P O itu 60 mmHg menyebabkan meningkatnya rangsang ventilasi disertai

    hiperventilasi menyebabkan alkalosis respitatorik. Ketinggian lebih dari 3700 m,

    menyebabkan euphoria dan mudah marah. Ketinggian 5500 m menyebabkan hipoksia berat

    yang berdampak muscle twitch, penurunan kesaran dan penurunan tekanan darah. Ketinggian

    6100 m menyebabkan gangguan sistem saraf pusat yang berdampak kejang kejang dan

    kehilangan kesadaran.9

  • 5/24/2018 Blok 7-Skenario 4

    20/20

    KESIMPULAN

    Bagian konduksi sistem pernapasan merupakan saluran pernapasan dari rongga

    hidung, farings, laring, trakea, bronki ekstrapulmonal, bronki dan bronkioli intrapulmonal,

    dan berakhir pada bronkioli terminalis. Dengan saluran itu, udara akan menuju ke paru dan

    dilanjutkan dengan proses pertukaran gas. Proses tersebut melibatkan tekanan dan faktor-

    faktor yang mempengaruhinya. Paru-paru itu sendiri memiliki kapasitasnya dan volumenya

    dalam keadaan tertentu yang dapat kita ukur dengan menggunakan spirometri.Ada pula selain

    itu, pada sistem respirasi terjadi pula transpor O2dan CO2.Pernapasan juga diatur oleh sistem

    saraf.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Asih NGY, Effendy C. Keperawatan medikal bedah: klien dengan gangguan sistem

    pernafasan. Jakarta: Penerbit EGC; 2004.

    2. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.3. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Grays anatomy for students. 1 sted. Philadelpia:

    Elsevier Churchill Livingstone; 2005; 102-52.

    4. Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6th ed. New York: Oxford Universty;

    2007; 181-200.

    5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 266-8.

    6. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit EGC; 2003.

    7. Woodson G.E. Upper airway anatomy and function. Philadelphia: Lippincot Williams

    & Wilkins; 2005; 479-86.

    8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006;

    498-9.

    9. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008; 669-708.