blok 15 teo

26
Teo Wijaya 102012121 Kelompok : B1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected]

Upload: matsuyamateo

Post on 16-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: blok 15 teo

Teo Wijaya102012121

Kelompok : B1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Email : [email protected]

Page 2: blok 15 teo

Identifakasi Istilah

Tidak Ada

Page 3: blok 15 teo

Rumusan Masalah

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan bercak putih

pada lengan kiri dan tidak disertai rasa gatal

Page 4: blok 15 teo

Mind Map

RM

1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan 4. Penunjang5. Diagnosis Kerja6. Diagnosis Banding7. Etiologi8. Epidemiologi9. Patofisiologi10. Gejala Klinis11. Penatalaksanaan12. Komplikasi 13. Prognosis14. Pencegahan

LEPRA

1. VITILIGO2. PITIRIASIS VERSIKOLOR3. PITIRIASIS ALBA

Page 5: blok 15 teo

Hipotesis

Seorang laki-laki usia 40 tahun mengalami

penyakit lepra

Page 6: blok 15 teo

Skenario II (2)

Laki-laki usia 40 thun datang ke poliklinik dengan keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak

1 bulan. Tidak ada rasa gatal

Page 7: blok 15 teo

Anamnesis

Identitas Keluhan Utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu

Page 8: blok 15 teo

Pemeriksaan fisik

Makula hipopigmentasi Anestesi (+)

Inspeksi : macula, nodul, jaringan parut, penebalan kulit, kehilangan rambut (alopesia/madarosis) Pemeriksaan Sensibilitas Pemeriksaan saraf tepi dan otonom

Page 9: blok 15 teo

Pada pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan status lokalisasi dari bercak putih tersebut.

Perlu dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh, jika memang bercak putih sudah menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, perlu juga memeriksa efloresensi atau sifat dari luka tersebut

Page 10: blok 15 teo

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan bakterioskopik (bakteri di laboratorium)Pemeriksaan histopatologi (jaringan sel abnormal)

Pemeriksaan serologis

Page 11: blok 15 teo

Diagnosis kerja

Penyakit kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang terjadi pada kulit dan saraf tepi.

Page 12: blok 15 teo
Page 13: blok 15 teo

Diagnosis BandingVitiligo

Makula putih berbatas tegas dan mengenai seluruh tubuh yang mengandung sel melanosit. Vitiligo merupakan hipomelanosis idiopatik yang ditandai dengan makula putih yang dapat meluas. paling sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama bagian atas jari, periofisial pada mata, mulut dan hidung, tibialis anterior dan pergelangan tangan bagian fleksor.Lesi bilateral atau simetris.

Page 14: blok 15 teo

Pitiriasis Versikolor

Penyakit ini disebabkan oleh Malaize furfur.

Patogenesisnya adalah terdapat flora normal yang berhubungan dengan Ptiriasis versikolor yaitu Pitysporum orbiculare. Gejala klinis Ptiriasis versikolor, kelainannya sangat superfisialis, bercak berwarna – warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Secara mikroskopik akan didapatkan hifa dan spora ( spaghetti and meat ball).

Page 15: blok 15 teo

Pitiriasis Alba

Bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan belum diketahui penyebabnya. Ditandai dengan adanya bercak kemerahan dan skuama halus yang akan menghilang serta meninggalkan area yang depigmentasi.

Page 16: blok 15 teo

Etiologi

Mycobacterium leprae adalah bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora.

Gram +

(-) TERWARNAI

bakteri ini dapat menahan warnanya walaupun diberikan asam atau alcohol dan oleh sebab itu, disebut “basil tahan asam”.

Page 17: blok 15 teo

Epidemiologi

Umur : terbanyak adalah 25-35 tahun.

Bangsa/ras : pada ras kulit hitam insidens bentuk bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada kulit putih lebih cenderung tipe lepromatosa.

Sosial ekonomi dan Lingkungan

Page 18: blok 15 teo

Patofisiologi

Sebenarnya Mycobacterium leprae mempunyai pathogenesis dan daya invasi yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya.

Kalau sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang ke arah tuberkuloid dan bila rendah, berkembang ke arah lepromatosa.

Page 19: blok 15 teo

Gejala Klinis

TT BT BB BL LL

Tipe Polar, stabil labil Polar, stabil

Eflorensi Makula Makula, Skuama tak jelas

Makula infiltrat

Makula, Nodus tegas,Papel

Papel Nodul

Distribusi Asimetris Asimetris Cenderung simetris

Menyebar Simetris

Permukaan Lesi

Lebih kasar Hipopigmentasi Kering

Mengkilap Cekung @ tengah

halus,Mengkilap

Page 20: blok 15 teo

Penatalaksanaan

Lamperene (B663) juga disebut Clofazimine 50 mg/kapsul dan 100 mg/kaps

Rifampicin 600 mg/hari atau 900-1200 mg/mgg & anak 10-15 mg/kgBB

Prednison : u/ pengobatan reaksi

Sulfat ferrosus : u/ yang anemia berat

Vitamin A : u/ menyehatkan kulit yang bersisik

DDS (Dapsone) dewasa 100 mg/hari & anak 1-2 mg/kgBB

Medikamentosa

Page 21: blok 15 teo

Non medikamentosa

Memberi pengobatan yang cepat dan tepat

Memakai sepatu

Memakai sarung tangan

Memakai kacamata

Perawatan kulit : tangan dan kaki direndam, sikat, dan diminyaki agar tidak kering dan pecah

Gangguan Sensibilitas

Page 22: blok 15 teo

Komplikasi

Trauma dan infeksi kronik sekunder dapat menyebabkan hilangnya jari-jari ataupun ekstremitas bagian distal, dan juga sering terjadi kebutaan.

Page 23: blok 15 teo

Prognosis

Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik.

Page 24: blok 15 teo

Pencegahan

Primordial

Primer

Sekunder

Anak- anak dari orang tua yang teinfeksi diberikan kemoprofilaksis dengan sulfon sampai orang tua tidak infeksius lagi. Jika salah satu anggota dalam keluarga menderita lepra lepromatosa, maka profilaksis diperlukan bagi anak-anak dalam keluraga tersebut.

Page 25: blok 15 teo

Kesimpulan

Penyakit lepra terutama menyerang kulit, folikel rambut, kelenjar keringat, dan air susu ibu, jarang didapat dalam urin. Gejala klinis dapat berupa kelainan saraf tepi (kerusakaan dapat bersifat sensorik, motorik). Morbus Hansen jika didiagnosis dini dan pengobatan tepat dan segera menghasilkan prognosis baik.

Page 26: blok 15 teo