prak + teo

31
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logika dan secara deskripsi dari data-data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Basis data menawarkan keuntungan penyimpanan data dengan format yang independen dan fleksibel. Hal ini dikarenakan basis data didefinisikan secara terpisah dari program aplikasi yang menggunakan basis data dan lingkup basis data dapat dikembangkan tanpa berdampak pada program-program yang menggunakan basis data tersebut. Penggunaan basis data yang mudah dipakai tidak lepas dari peranan komponen- komponen yang terkandung di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang membentuk basis data adalah : Field merupakan satuan unit terkecil dari data untuk disimpan pada sebuah basis data. adapun tipe-tipe field secara umum adalah : o Primary Key (PK) merupakan sebuah field yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi record tunggal pada table dimana Primary Key (PK) memiliki value yang berbeda antara satu record dengan record lainnya. Contohnya adalah NIM yang secara unik memiliki value yang berbeda antara satu record dengan record lainnya yang terdapat pada table Mahasiswa. o Foreign Key (FK) merupakan sebuah primary key suatu table yang digunakan dalam table lain untuk mengidentifikasi record hubungan. Contohnya adalah pada table Pembayaran, berisi foreign key NIM untuk mengidentifikasikan record yang terdapat pada table Mahasiswa yang dihubungkan dengan table Pembayaran. o Descriptive field merupakan field-field non-key yang menyimpan data- data pendukung dari sebuah table. Contohnya adalah pada table Mahasiswa, terdapat field Nama dan field Alamat. Record merupakan kumpulan field yang dikelola dalam format yang ditentukan. Contohnya adalah record Mahasiswa dideskripsikan dengan kumpulan field yang berkaitan. Misalnya record Mahasiswa (NIM, Nama, Alamat). Field NIM digaris bawahi karena merupakan primary key. Table merupakan kumpulan record-record yang sama. Contohnya adalah table Mahasiswa yang memiliki kumpulan record berisi data Mahasiswa. Konsep logika basis data secara umum menggambarkan data yang tersimpan dalam sebuah table. Beberapa data yang tersimpan dalam sebuah table memiliki hubungan dengan data yang terdapat pada table lainnya. Diagram yang dipakai untuk menggambarkan konsep logika basis data adalah Entity Relationship Diagram (ERD). Penggunaan Entity Relationship Diagram (ERD) dimungkinkan untuk memberikan kemudahan di dalam melakukan pemodelan data, seperti yang disampaikan oleh Connolly dan Begg (2010, p473), Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antara satu entitas dengan entitas yang lain. Sedangkan menurut Whitten dan Bentley (2007, p271), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan hubungan antara satu entitas dengan entitas yang lain. Adapun komponen-komponen yang membentuk Entity Relationship Diagram (ERD) adalah : Entitas merupakan kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep tentang apa yang diperlukan untuk menangkap dan menyimpan data. Komponen dalam basis data yang mengacu kepada entitas adalah table.

Upload: ekasefrianto

Post on 27-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prak + Teo

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah suatu kumpulan data yang

berhubungan secara logika dan secara deskripsi dari data-data yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Basis data menawarkan

keuntungan penyimpanan data dengan format yang independen dan fleksibel. Hal ini

dikarenakan basis data didefinisikan secara terpisah dari program aplikasi yang

menggunakan basis data dan lingkup basis data dapat dikembangkan tanpa

berdampak pada program-program yang menggunakan basis data tersebut.

Penggunaan basis data yang mudah dipakai tidak lepas dari peranan komponen-

komponen yang terkandung di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang

membentuk basis data adalah :

Field merupakan satuan unit terkecil dari data untuk disimpan pada sebuah

basis data. adapun tipe-tipe field secara umum adalah :

o Primary Key (PK) merupakan sebuah field yang paling umum

digunakan untuk mengidentifikasi record tunggal pada table dimana

Primary Key (PK) memiliki value yang berbeda antara satu record

dengan record lainnya. Contohnya adalah NIM yang secara unik

memiliki value yang berbeda antara satu record dengan record lainnya

yang terdapat pada table Mahasiswa.

o Foreign Key (FK) merupakan sebuah primary key suatu table yang

digunakan dalam table lain untuk mengidentifikasi record hubungan.

Contohnya adalah pada table Pembayaran, berisi foreign key NIM

untuk mengidentifikasikan record yang terdapat pada table Mahasiswa

yang dihubungkan dengan table Pembayaran.

o Descriptive field merupakan field-field non-key yang menyimpan data-

data pendukung dari sebuah table. Contohnya adalah pada table

Mahasiswa, terdapat field Nama dan field Alamat.

Record merupakan kumpulan field yang dikelola dalam format yang

ditentukan. Contohnya adalah record Mahasiswa dideskripsikan dengan

kumpulan field yang berkaitan. Misalnya record Mahasiswa (NIM, Nama,

Alamat). Field NIM digaris bawahi karena merupakan primary key.

Table merupakan kumpulan record-record yang sama. Contohnya adalah

table Mahasiswa yang memiliki kumpulan record berisi data Mahasiswa.

Konsep logika basis data secara umum menggambarkan data yang tersimpan

dalam sebuah table. Beberapa data yang tersimpan dalam sebuah table memiliki

hubungan dengan data yang terdapat pada table lainnya.

Diagram yang dipakai untuk menggambarkan konsep logika basis data adalah

Entity Relationship Diagram (ERD). Penggunaan Entity Relationship Diagram (ERD)

dimungkinkan untuk memberikan kemudahan di dalam melakukan pemodelan data,

seperti yang disampaikan oleh Connolly dan Begg (2010, p473), Entity Relationship

Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antara satu entitas

dengan entitas yang lain. Sedangkan menurut Whitten dan Bentley (2007, p271),

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa

notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dideskripsikan oleh data tersebut.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Entity Relationship Diagram

(ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan

hubungan antara satu entitas dengan entitas yang lain.

Adapun komponen-komponen yang membentuk Entity Relationship Diagram

(ERD) adalah :

Entitas merupakan kelompok orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep

tentang apa yang diperlukan untuk menangkap dan menyimpan data.

Komponen dalam basis data yang mengacu kepada entitas adalah table.

Page 2: Prak + Teo

7

Gambar 2.1 Contoh Entitas Mahasiswa

Pada gambar 2.1, terdapat entitas Mahasiswa dimana pada entitas tersebut

dapat mengandung banyak instance mahasiswa seperti : Thomas, Rudi, Kaka,

Sonia, dll. Dalam pemodelan data, peranan entitas Mahasiswa dipakai untuk

mengelompokkan kategori instance mahasiswa sehingga tidak perlu

mendeskripsikan tiap-tiap instance mahasiswa satu per satu.

Atribut merupakan sifat atau karakteristik deskriptif yang diidentifikasi untuk

disimpan ke dalam suatu entitas. Komponen dalam basis data yang mengacu

kepada atribut adalah record.

Gambar 2.2 Contoh Atribut Pada Entitas Mahasiswa

Pada gambar 2.2, pada entitas Mahasiswa terdapat atribut NIM (Primary Key),

atribut Nama, dan atribut Alamat. Penggunaan atribut NIM, atribut Nama, dan

atribut Alamat dipakai untuk mengidentifikasikan bagian data spesifik yang

disimpan dari setiap instance mahasiswa.

Hubungan merupakan hubungan bisnis alami yang ada di antara satu atau

lebih entitas.

Gambar 2.3 Contoh Hubungan Antara Entitas Mahasiswa Dengan Entitas

Pembayaran

Pada gambar 2.3, terdapat hubungan antara entitas Mahasiswa dengan entitas

Pembayaran. Atribut yang menghubungi antara entitas Mahasiswa dengan

entitas Pembayaran adalah NIM yang ditandai sebagai Foreign Key (FK) oleh

entitas Pembayaran.

2.2 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management System (DBMS)

adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur kendali akses pada basis data.

Sedangkan menurut Hoffer, Prescott, dan Topi (2009,p49), Database Management

System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang dipakai untuk membuat,

merancang, dan menyediakan kendali akses untuk pengguna basis data.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Database Management System

(DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk

mendefinisikan, membuat, merancang, dan menyediakan kendali akses untuk

pengguna basis data. Inti dari Database Management System (DBMS) disebut

database engine. Database engine berguna untuk me-respons perintah-perintah

khusus untuk memanipulasi struktur basis data.

Page 3: Prak + Teo

8

Adapun fasilitas-fasilitas umum yang dimiliki oleh sebuah Database Management

System (DBMS) :

Memungkinkan pengguna untuk melakukan proses Structured Query

Language (SQL). Proses Structured Query Language (SQL) secara umum

dipakai untuk mendefinisikan dan memanipulasi data untuk mendapatkan

hasil output yang dikehendaki, seperti yang disampaikan Connolly dan Begg

(2010, p184), Structured Query Language (SQL) adalah sebuah bahasa yang

dirancang dalam penggunaan relasi untuk mengubah input menjadi output

yang dikehendaki. Sedangkan menurut Ahmed et.al (2012, p85), Structured

Query Language (SQL) adalah sebuah bahasa yang meliputi operasi pada

table-table dan mengambil data-data spesifik dari media penyimpanan fisik.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Structured Query Language

(SQL) merupakan sebuah bahasa untuk mengoperasikan table-table dalam

penggunaan relasi untuk mengubah input dan output yang dikehendaki.

Secara garis besar, perintah Structured Query Language (SQL) dapat

dikelompokkan menjadi :

Data Definition Language (DDL) adalah perintah untuk mendefinisikan

struktur objek basis data seperti membuat table atau mengubah struktur table.

Ada lima jenis perintah Data Definition Language (DDL) yaitu:

o CREATE dipakai untuk membuat struktur objek basis data seperti

table, view, index, sequence, dan synonym. Perintah CREATE pada

umumnya digunakan untuk menentukan parameter – parameter yang

terdapat dalam struktur objek basis data.

CREATE Table Sintaks penulisan CREATE Table :

CREATE TABLE TABLE_NAME

(COLUMNNAME DATATYPE [DEFAULT EXPR][, ...]);

CREATE table

merupakan perintah untuk membuat table baru. Dalam penulisan CREATE table,

pengguna menentukan nama table, nama kolom, tipe data, dan size yang diinginkan.

Contoh penulisan CREATE Table :

CREATE TABLE EMPLOYEES

(EMPLOYEE_ID NUMBER(2), LAST_NAME VARCHAR2(14));

- CREATE View

Sintaks penulisan CREATE View :

CREATE [OR REPLACE] VIEW VIEW_NAME

AS SUBQUERY;

CREATE view

merupakan perintah untuk membuat view baru. Dalam penulisan CREATE view,

pengguna diwajibkan untuk mengisi SUBQUERY. Klausa SUBQUERY dalam

sintaks penulisan CREATE view merupakan perintah SELECT yang berfungsi

sebagai acuan untuk view yang di-create. Klausa OR REPLACE digunakan untuk

mengganti konten sebuah view yang memiliki nama view yang sama dengan konten

yang baru. Penggunaan klausa OR REPLACE bersifat opsional.

Contoh penulisan CREATE View :

CREATE VIEW EMPVIEW10

AS SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME, SALARY

FROM EMPLOYEES

WHERE DEPARTMENT_ID = 10;

Page 4: Prak + Teo

9

- CREATE Index

Sintaks penulisan CREATE Index :

CREATE INDEX INDEX_NAME

ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);

- CREATE index

merupakan perintah untuk membuat index baru. Pengguna diwajibkan untuk mengisi

nama kolom yang ingin di-index. Nama kolom yang di-index boleh lebih dari 1

asalkan berada pada table yang sama.

Contoh penulisan CREATE Index :

CREATE INDEX ID_EMP

ON EMPLOYEES (EMPLOYEE_ID);

- CREATE Sequence

Sintaks penulisan CREATE Sequence :

CREATE SEQUENCE SEQUENCE_NAME

[INCREMENT BY N]

[START WITH N]

[{MAXVALUE N | NOMAXVALUE}]

[{MINVALUE N | NOMINVALUE}];

CREATE sequence :

merupakan perintah untuk meng-generate angka-angka yang unik. Sequence pada

umumnya dipakai untuk membuat value sebuah primary key. Setiap huruf N

merupakan nominal angka yang dikehendaki.

CREATE sequence terdiri dari beberapa opsional:

- Klausa INCREMENT BY menunjuk kepada jumlah penambahan angka yang

dikehendaki ketika sebuah nilai di-generate.

- Klausa START WITH menunjuk kepada angka pertama yang di-generate.

- Klausa MAXVALUE menunjuk kepada batasan angka tertinggi pada sequence

yang di-create. Sebaliknya penggunaan klausa NOMAXVALUE dipakai apabila

pengguna tidak menghendaki batasan untuk MAXVALUE.

- Klausa MINVALUE menunjuk kepada batasan angka terendah pada sequence

yang di-create. Sementara penggunaan NOMINVALUE dipakai apabila pengguna

tidak menghendaki batasan untuk MINVALUE.

Contoh penulisan CREATE Sequence :

CREATE SEQUENCE DEPTID

INCREMENT BY 10

START WITH 100

MAXVALUE 9999

MINVALUE 100 ;

- CREATE Synonym

Sintaks penulisan CREATE Synonym :

CREATE SYNONYM SYNONYM_NAME

FOR OBJECT_NAME;

CREATE synonym dipakai untuk memberikan nama alias pada sebuah objek basis

data. Penggunaan synonym pada umumnya dipakai untuk mempermudah pengguna

dalam mengingat penamaan objek basis data tanpa menghilangkan nama aslinya.

Contoh penulisan CREATE Synonym :

CREATE SYNONYM STAFF

FOR EMPLOYEES;

Page 5: Prak + Teo

10

ALTER Table

untuk mengubah struktur objek basis data seperti table dan sequence. Secara umum,

perintah ALTER table dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu add (menambahkan

struktur pada table), modify (memodifikasi struktur pada table), dan drop (menghapus

struktur pada table).

- ALTER Table (add)

Sintaks penulisan ALTER Table (Add) :

ALTER TABLE TABLE_NAME

ADD (COLUM_NAME DATATYPE [DEFAULT EXPR]

[, COLUMN_NAME DATATYPE]...);

ALTER table (add) dipakai untuk menambahkan kolom baru pada sebuah table.

Penambahan kolom baru akan diletakkan pada kolom terakhir pada sebuah table.

Contoh penulisan ALTER table (add) :

ALTER TABLE PRODUK

ADD (DISKON NUMBER(4,2) DEFAULT 0,

KETERANGAN VARCHAR2(20));

- ALTER Table (modify)

Sintaks penulisan ALTER Table (Modify) :

ALTER TABLE TABLE_NAME

MODIFY (COLUM_NAME DATATYPE

[DEFAULT EXPR]

[, COLUMN_NAME DATATYPE]...);

ALTER table (modify) digunakan untuk mengubah struktur table. Perubahan struktur

table dapat dilakukan pada tipe data sebuah kolom, size, dan default value.

Contoh penulisan ALTER Table (Modify) :

ALTER TABLE PRODUK

MODIFY (DISKON DEFAULT 10);

- ALTER Table (drop)

Sintaks penulisan ALTER Table (Drop) :

ALTER TABLE TABLENAME

DROP COLUMN (COLUMNAME);

ALTER table (drop) digunakan untuk menghapus kolom pada sebuah table.

Penghapusan kolom biasanya dilakukan apabila kolom tersebut sudah tidak

diperlukan lagi.

Contoh penulisan ALTER Table (Drop) :

ALTER TABLE PRODUK

DROP COLUMN KETERANGAN;

- ALTER Sequence

Sintaks penulisan ALTER Sequence :

ALTER SEQUENCE SEQUENCE_NAME

[INCREMENT BY N]

[START WITH N]

[{MAXVALUE N | NOMAXVALUE}]

[{MINVALUE N | NOMINVALUE}] ;

Page 6: Prak + Teo

11

ALTER sequence dipakai untuk memodifikasi struktur yang terdapat dalam sebuah

sequence.

Contoh Penulisan ALTER Sequence :

ALTER SEQUENCE DEPTID

INCREMENT BY 20

START WITH 150

MAXVALUE 55000

MINVALUE 150 ;

DROP

merupakan perintah untuk menghapus objek basis data yang dikehendaki oleh

pengguna seperti table, view, index, sequence, dan synonym.

- DROP Table

Sintaks penulisan DROP Table :

DROP TABLE TABLE_NAME;

DROP table dipakai untuk menghapus table yang sudah tidak terpakai. Ketika

melakukan DROP table, semua data dan struktur dalam table akan dihapus. Selain

itu, semua index yang terlibat dalam table juga dihapus. Penggunaan rollback tidak

dapat dilakukan setelah table di-drop.

Contoh penulisan DROP Table :

DROP TABLE EMPLOYEES;

- DROP View

Sintaks penulisan DROP View :

DROP VIEW VIEW_NAME;

DROP view dipakai untuk menghapus view yang sudah tidak terpakai. Penghapusan

sebuah view tidak akan menghapus data yang terdapat di dalam view. Hal ini

disebabkan karena view hanya merepresentasikan data yang terdapat dalam table.

Contoh penulisan DROP View :

DROP VIEW EMPVIEW10 ;

- DROP Index

Sintaks penulisan DROP Index :

DROP INDEX INDEX_NAME ;

DROP index dipakai untuk menghapus index yang sudah tidak terpakai.

Contoh penulisan DROP Index :

DROP INDEX ID_EMP;

- DROP Sequence

Sintaks penulisan DROP Sequence :

DROP SEQUENCE SEQUENCE_NAME;

DROP sequence dipakai untuk menghapus sequence.

Contoh penulisan DROP Sequence :

DROP SEQUENCE DEPTID;

Page 7: Prak + Teo

12

- DROP Synonym

Sintaks penulisan DROP Synonym :

DROP SYNONYM SYNONYM_NAME;

DROP synonym dipakai untuk menghapus synonym.

Contoh penulisan DROP Synonym :

DROP SYNONYM STAFF;

TRUNCATE table

merupakan perintah untuk menghapus data dan membebaskan space pada suatu table.

Sintaks penulisan TRUNCATE Table :

TRUNCATE TABLE TABLE_NAME;

TRUNCATE table

dipakai untuk menghapus semua baris dari sebuah table. Perintah TRUNCATE table

tidak dapat di-rollback.

Contoh penulisan TRUNCATE Table :

TRUNCATE TABLE EMPLOYEES;

RENAME table

untuk mengganti nama table. Penggunaan perintah RENAME juga harus diikuti

dengan penggunaan perintah ALTER.

Sintaks penulisan RENAME Table :

ALTER TABLE TABLE_NAME

RENAME TO TABLE_NAME;

RENAME table dipakai apabila pengguna menghendaki perubahan nama table.

Contoh penulisan RENAME Table :

ALTER TABLE DEPTS

RENAME TO DEPARTMENTS;

Page 8: Prak + Teo

13

DATA MANIPULATION LANGUAGE (DML)

adalah perintah untuk melakukan manipulasi data seperti menambah (INSERT),

menghapus (DELETE), dan mengubah data (UPDATE).

Berikut jenis-jenis Data Manipulation Language (DML) adalah :

INSERT untuk menambah baris ke table. Penggunaan perintah INSERT, secara umum harus

menentukan nama table tempat data akan dimasukkan, daftar kolom yang diisikan

data, dan daftar nilai yang akan dimasukkan ke dalam kolom.

Sintaks penulisan INSERT Table :

INSERT INTO TABLE_NAME

[(COLUMN_NAME [, COLUMN_NAME...])]

VALUES (VALUE [, VALUE...]);

Pada perintah INSERT, setiap kolom yang didefinisikan sebagai NOT NULL, harus

selalu diberi value. Untuk pengisian data type CHAR, VARCHAR2, atau DATE,

pengguna diwajibkan untuk menggunakan tanda kutip tunggal.

Contoh penulisan INSERT Table :

INSERT INTO EMPLOYEES (ID_EMP, LAST_NAME)

VALUES (1200, „ALEX‟);

DELETE

untuk menghapus baris dari table. Penggunaan perintah DELETE, secara umum harus

menentukan nama table dan kondisi data yang akan dihapus.

Sintaks penulisan DELETE Table :

DELETE [FROM] TABLE_NAME

[WHERE CONDITION];

Berbeda dengan penggunaan TRUNCATE table, DELETE table tidak ikut serta

menghapus space yang telah digunakan oleh data sebelumnya. Selain itu, perintah

DELETE table dapat di-rollback sehingga apabila terjadi kesalahan dalam

penghapusan table, maka table dapat dikembalikan.

Contoh penulisan DELETE Table :

DELETE EMPLOYEES

WHERE ID_EMP = 1200;

UPDATE

untuk mengubah data di table. Penggunaan perintah UPDATE, secara umum harus

menentukan nama table yang akan dimodifikasi, kolom yang akan dimodifikasi, dan

nilai dimasukkan ke dalam kolom yang akan dimodifikasi.

Sintaks penulisan UPDATE Table :

UPDATE TABLE_NAME

SET COLUMN_NAME = VALUE

[, COLUMN_NAME = VALUE, ...]

[WHERE CONDITION];

Page 9: Prak + Teo

14

Ketika melakukan perintah UPDATE table, pengisian value terhadap kolom yang

ingin dimodifikasi harus memiliki data type yang sama dengan value sebelumnya.

Jika tidak, maka tidak dapat di-update

Contoh penulisan UPDATE Table :

UPDATE EMPLOYEES

SET LAST_NAME = „BUDI‟

WHERE ID_EMP = 1200;

SELECT

untuk menampilkan data dari table atau view. Perintah SELECT secara sederhana

terdiri dari dua klausa yaitu SELECT dan FROM. Klausa SELECT dipakai untuk

menentukan kolom-kolom yang akan ditampilkan, sedangkan klausa FROM

menentukan nama table atau view.

Sintaks penulisan SELECT :

SELECT *|{[DISTINCT] COLUMN_NAME|EXPRESSION

[ALIAS],...}

FROM [SCHEMA_NAME.]TABLE_NAME | VIEW_NAME

[WHERE CONDITION]

[GROUP BY GROUP_BY_EXPRESSION]

[HAVING GROUP_CONDITION]

[ORDER BY COLUMN_NAME] ;

Penulisan perintah SELECT meliputi klausa mandatory dan optional. Klausa

mandatory berupa SELECT dan FROM. Sedangkan klausa optional berupa WHERE,

GROUP BY, HAVING, dan ORDER BY:

- Klausa SELECT digunakan untuk menentukan kolom-kolom yang

ingin ditampilkan. Penggunaan * dipakai untuk memanggil

seluruh data yang terdapat dalam table atau view.

- Klausa FROM digunakan untuk menentukan nama table atau

view. Penggunaan schema_name berfungi untuk memanggil data

dari schema yang berbeda.

- Klausa WHERE digunakan apabila pengguna ingin menampilkan

data berdasarkan kriteria tertentu.

- Klausa GROUP BY digunakan untuk memuat kolom yang tidak

diberikan group function.

- Klausa HAVING digunakan untuk memberikan kondisi tertentu

kepada kolom yang diberi group function.

- Klausa ORDER BY digunakan untuk mengurutkan data

berdasarkan kolom tertentu.

Contoh penulisan SELECT Table :

SELECT JOB_ID, SUM(SALARY) PAYROLL

FROM EMPLOYEES

WHERE EMPLOYEE_ID LIKE '%MARK%'

GROUP BY JOB_ID

HAVING SUM(SALARY) > 50000

ORDER BY SUM(SALARY);

Page 10: Prak + Teo

15

MERGE

untuk menggabungkan data dari dua table. Perintah MERGE secara umum

merupakan kombinasi antara perintah UPDATE dan INSERT. Untuk

menggabungkan data dari dua table maka harus terdapat kolom yang digunakan

sebagai perantara antara kedua table untuk memastikan apakah terdapat data-data

yang sama atau tidak. Apabila terdapat data-data yang sama, maka akan dimodifikasi

(UPDATE), sebaliknya apabila terdapat data-data yang tidak sama maka data akan

ditambahkan (INSERT) sebagai data yang baru.

Sintaks penulisan MERGE Table :

MERGE INTO TABLE_NAME TABLE_ALIAS

USING TABLE_NAME TABLE_ALIAS

ON (JOIN CONDITION)

WHEN MATCHED THEN

UPDATE SET

COL1 = COL_VAL1,

COL2 = COL2_VAL

WHEN NOT MATCHED THEN

INSERT (COLUMN_LIST)

VALUES (COLUMN_VALUES);

Penggunaan perintah MERGE terdiri dari beberapa klausa :

- Klausa INTO digunakan untuk memilih table yang akan di-merge. Penggunaan

table_alias lebih baik digunakan untuk mempersingkat penulisan table.

- Klausa USING digunakan untuk memilih table pembanding.

- Klausa ON digunakan untuk menampilkan kriteria untuk membandingkan table

pertama dengan table kedua.

- Klausa WHEN MATCHED dipakai untuk memodifikasi data apabila terdapat

kesamaan value antara kedua table. Data yang terdapat dalam table pertama

akan dimodifikasi berdasarkan data pada table kedua.

- Klausa WHEN NOT MATCHED digunakan untuk menambahkan data apabila

tidak terdapat kesamaan value antara kedua table. Data yang terdapat dalam

table pertama akan ditambahkan berdasarkan data pada table kedua.

Contoh penulisan MERGE Table :

MERGE INTO DEPTS D1

USING DEPARTMENTS D2

ON (D1.DEPT_ID = D2.DEPT_ID)

WHEN MATCHED THEN

UPDATE SET

D1.DEPT_NAME = D2.DEPT_NAME

WHEN NOT MATCHED THEN

INSERT

VALUES (D2.DEPT_ID, D2.DEPT_NAME);

Page 11: Prak + Teo

16

TRANSACTION CONTROL LANGUAGE

(TCL)

adalah perintah untuk menentukan suatu transaksi apakah suatu perubahan data akan

disimpan secara permanen atau dibatalkan.

COMMIT

untuk menjadikan perubahan data disimpan secara permanen.

Sintaks penulisan COMMIT :

COMMIT ;

Penggunaan COMMIT menghasilkan kondisi data sebelum di-commit akan hilang

secara permanen. Selain itu, semua perintah SAVEPOINT yang berkaitan akan

dihapus. Penggunaan COMMIT juga menghasilkan status lock terhadap baris yang

dipengaruhi akan dicabut.

Contoh penulisan COMMIT :

DELETE FROM EMPLOYEES;

COMMIT ;

ROLLBACK

untuk membatalkan suatu perubahan data.

Sintaks penulisan ROLLBACK :

ROLLBACK [TO SAVEPOINT SAVEPOINT_NAME] ;

Penggunaan ROLLBACK menghasilkan perubahan data di-undone. Kondisi data

sebelumnya akan dikembalikan. Selain itu, status lock terhadap baris yang

dipengaruhi akan dicabut.

Contoh penulisan ROLLBACK :

DELETE FROM EMPLOYEES;

ROLLBACK;

SAVEPOINT

untuk menentukan tahapan-tahapan dalam melakukan perubahan data sehingga

apabila ada kesalahan, data dapat dikembalikan ke tahapan tertentu. Perintah

SAVEPOINT dapat digunakan untuk mengontrol apakah sebuah transaksi sudah

sesuai dengan yang diharapkan sampai pada tahap tertentu.

Sintaks penulisan SAVEPOINT :

SAVEPOINT SAVEPOINT_NAME ;

Penggunaan SAVEPOINT digunakan untuk mempermudah pengguna dalam

melakukan rollback. Apabila terdapat kesalahan di dalam memanipulasi data, maka

pengguna hanya perlu melakukan rollback pada tahap tertentu saja tanpa perlu

mengembalikan kondisi mula-mula data sebelum dimanipulasi.

Page 12: Prak + Teo

17

Contoh penulisan SAVEPOINT :

DELETE FROM DEPARTMENTS;

SAVEPOINT TAHAP1;

UPDATE EMPLOYEES SET LAST_NAME = „BUDI‟

WHERE ID_EMP = 1200;

SAVEPOINT TAHAP2;

Data Control Language

(DCL)

adalah perintah yang digunakan untuk mengontrol izin akses pengguna pada basis

data. Dua jenis privilege pengguna yang terdapat pada Data Control Language (DCL)

adalah system privilege dan object privilege. System privilege memungkinkan

diberikannya hak akses pengguna untuk mengakses sistem basis data. Sedangkan

object privilege memungkinkan diberikannya hak akses pengguna untuk

memanipulasi data yang terdapat pada objek basis data.

GRANT

untuk memberikan izin tertentu pada pengguna.

GRANT System Privilege

Sintaks penulisan GRANT pada System Privilege :

GRANT PRIVILEGE_NAME [, PRIVILEGE_NAME...]

TO USER_NAME [, USER_NAME| ROLE_NAME,

PUBLIC...]

[WITH ADMIN OPTION];

Dalam penulisan GRANT system privilege, dapat ditambahkan klausa WITH

ADMIN OPTION sehingga jenis privilege yang diberikan, dapat diberikan lagi

kepada pengguna lain. Beberapa jenis umum privilege yang terdapat dalam system

privilege:

- CREATE SESSION merupakan izin yang diberikan untuk melakukan login ke

database.

- CREATE TABLE merupakan izin yang diberikan untuk membuat table.

- CREATE ANY TABLE merupakan izin yang diberikan untuk membuat table di

schema user lain

- CREATE SEQUENCE merupakan izin yang diberikan untuk membuat sequence.

- CREATE VIEW merupakan izin yang diberikan untuk membuat view.

- CREATE INDEXTYPE merupakan izin yang diberikan untuk membuat index.

Contoh penulisan GRANT pada System Privilege :

GRANT CREATE SESSION, CREATE TABLE

TO HR;

GRANT Object Privilege

Sintaks penulisan GRANT pada Object Privilege :

GRANT OBJECT_PRIVILEGE_NAME [(COLUMNS_NAME)]

ON OBJECT_NAME

TO{USER_NAME|ROLE_NAME|PUBLIC}

[WITH GRANT OPTION];

Page 13: Prak + Teo

18

Dalam penulisan GRANT object privilege, dapat ditambahkan klausa WITH GRANT

OPTION sehingga jenis privilege yang diberikan, dapat diberikan lagi kepada

pengguna lain. Beberapa jenis umum privilege yang terdapat dalam object privilege :

- SELECT merupakan izin yang diberikan untuk melihat data.

- INSERT merupakan izin yang diberikan untuk melakukan insert data.

- UPDATE merupakan izin yang diberikan untuk melakukan update data.

- DELETE merupakan izin yang diberikan untuk menghapus data.

- ALTER merupakan izin yang diberikan untuk mengubah struktur table.

- INDEX merupakan izin yang diberikan untuk membuat index berdasarkan

kolom pada table.

Contoh penulisan GRANT pada Object Privilege :

GRANT SELECT, DELETE

ON EMPLOYEES

TO HR;

REVOKE

untuk menarik izin tertentu dari pengguna.

REVOKE System Privilege

Sintaks penulisan REVOKE pada System Privilege :

REVOKE PRIVILEGE_NAME [, PRIVILEGE_NAME...]

FROM USER_NAME [, USER_NAME| ROLE_NAME,

PUBLIC...];

Penggunaan REVOKE system privilege pada umumnya digunakan apabila jenis

privilege yang diberikan sudah tidak digunakan lagi.

Contoh penulisan REVOKE pada Sistem Privilege :

REVOKE CREATE SESSION, CREATE TABLE

FROM HR;

REVOKE Object Privilege

Sintaks penulisan REVOKE pada Object Privilege :

REVOKE {PRIVILEGE [, PRIVILEGE...]|ALL}

ON OBJECT

FROM {USER[, USER...]|ROLE|PUBLIC};

Penggunaan REVOKE object privilege digunakan apabila jenis privilege yang

diberikan sudah tidak digunakan lagi.

Contoh penulisan REVOKE pada Object Privilege:

REVOKE DELETE

ON EMPLOYEES

FROM HR;

Memungkinkan kendali akses pada basis data. Penerapan kendali akses

memungkinkan tingkat perlindungan data yang optimal karena membatasi ruang

gerak bagi pengguna dan meminimalisir resiko kehilangan data.

Komponen-komponen pada lingkungan Database Management System (DBMS):

1. Perangkat keras adalah perangkat yang dipakai untuk menjalankan Database

Management System (DBMS). Perangkat keras merupakan semua bagian fisik

dari komputer. Perangkat keras dapat berjarak dari single personal computer,

single mainframe, dan pada sebuah jaringan dari beberapa komputer. Semakin

baik kualitas yang diberikan oleh perangkat keras, maka semakin baik

performa Database Management System (DBMS).

2. Perangkat lunak adalah bagian dari sistem komputer yang tidak berwujud.

Komponen dari perangkat lunak meliputi Database Management System

(DBMS) itu sendiri dan program-program aplikasi lainnya yang mendukung

Page 14: Prak + Teo

19

suatu Database Management System (DBMS) dan juga termasuk jaringan

perangkat lunak. Program aplikasi tambahan yang dipakai dalam lingkungan

Database Management System (DBMS) mampu mendukung fungsionalitas

Database Management System (DBMS) menjadi lebih beragam.

3. Data adalah salah satu komponen utama dalam lingkungan Database

Management System (DBMS). Data merupakan representasi penyimpanan dari

objek dan kejadian yang memiliki pengertian dan kepentingan dalam lingkup

pengguna. Data juga merupakan jembatan yang menghubungi Database

Management System (DBMS) dengan manusia.

4. Procedure adalah komponen yang mengacu pada petunjuk dan aturan yang

mengatur rancangan dan penggunaan basis data. Procedure merupakan sebuah

manual book yang secara tepat digunakan sebagai pedoman dalam merancang

dan menggunakan basis data. Penggunaan procedure yang tepat mampu

meningkatkan aplikasi Database Management System (DBMS) menjadi lebih

optimal.

5. Manusia adalah komponen yang bertugas untuk menggerakkan sistem.

Manusia merupakan salah satu komponen utama dalam lingkungan Database

Management System (DBMS). Hal ini disebabkan karena tanpa perantara

manusia, proses interaksi antara manusia dengan komputer tidak akan

terwujud.

Beberapa keuntungan yang terdapat pada Database Management System (DBMS) :

1. Memampukan untuk mengontrol redudansi data. Database Management

System (DBMS) mengurangi redudansi data dengan mengintegrasikan file-file

yang ada sehingga data-data yang sama tidak akan disimpan.

2. Data yang konsisten. Resiko terhadap data yang tidak konsisten akan

dikurangi dengan cara mengeliminasi data-data yang redundan. Dengan

mengeliminasi data-data yang redundan, tingkat akurasi data menjadi lebih

baik.

3. Memampukan untuk memperoleh informasi tambahan dari jumlah data yang

sama. Informasi tambahan dapat diperoleh dengan mengintegrasikan data-data

operasional. Melalui proses terintegrasi, data-data akan terbentuk menjadi

pola tertentu sehingga munculnya informasi tambahan.

4. Memampukan untuk meningkatkan data integrity (constraint). Constraint

secara umum digunakan membatasi aturan secara konsisten sehingga

meningkatkan tingkat validitas dan konsistensi data yang tersimpan. Basis

data tidak diperbolehkan untuk dirubah apabila melanggar aturan yang

ditetapkan. Penggunaan Constraint memungkinkan tingkat validitas data

menjadi lebih tinggi.

5. Memampukan untuk meningkatkan keamanan data. Keamanan data adalah

bentuk perlindungan basis data dari pengguna yang tidak memiliki hak akses.

Tanpa tingkat keamanan yang tepat, integrasi membuat data menjadi lebih

rapuh.

6. Memampukan untuk mengurangi pengeluaran. Kombinasi dari seluruh data-

data operasional yang disimpan ke dalam satu basis data dan penggunaan satu

set aplikasi yang bekerja pada satu sumber data dapat mengurangi biaya

operasional.

7. Memampukan untuk menyeimbangkan perbedaan kebutuhan pengguna.

Melalui Database Management System (DBMS), Database Administrator

(DBA) dapat merancang kebutuhan operasional dari pengguna sehingga

memberikan kemudahan bagi pengguna secara keseluruhan.

8. Memampukan untuk meningkatkan concurrency. Database Management

System (DBMS) mengatur akses basis data secara berkesinambungan dan

memastikan permasalahan tidak terjadi.

9. Memampukan untuk meningkatkan proses backup dan recovery. Database

Management System (DBMS) menyediakan fasilitas untuk meminimalisir

jumlah proses yang dapat menyebabkan kegagalan.

Page 15: Prak + Teo

20

Beberapa kerugian yang terdapat pada Database Management System (DBMS) :

1. Tingkat kompleksitas yang tinggi. Seluruh pengguna harus mengetahui secara

tepat fungsi-fungsi yang terdapat dalam Database Management System

(DBMS) sehingga dapat memperoleh manfaat secara maksimal.

2. Kapasitas size yang diperlukan semakin besar. Tingkat kerumitan dan

banyaknya fungsi yang ada menyebabkan Database Management System

(DBMS) memerlukan banyak perangkat lunak pendukung yang

mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan dan memori untuk

menjalankan Database Management System (DBMS) secara efisien.

3. Biaya pada Database Management System (DBMS). Penggunaan Database

Management System (DBMS) sesuai dengan kebutuhan menghasilkan

pengeluaran biaya yang beragam. Semakin besar fungsionalitas yang

digunakan pada Database Management System (DBMS), maka pengeluaran

menjadi semakin besar.

4. Biaya pada perangkat keras tambahan. Database Management System

(DBMS) dapat bekerja dengan baik apabila kebutuhan pada media

penyimpanan data sudah terpenuhi, oleh sebab itu diperlukan media

penyimpanan data yang besar untuk dapat bekerja dengan baik.

5. Biaya pada konversi. Biaya tambahan diperlukan untuk melatih pengguna

untuk menggunakan sistem yang baru sehingga memungkinkan untuk

mengkonversi dan menjalankan sistem yang baru.

6. Penurunan performa pada aplikasi tertentu. Secara umum, Database

Management System (DBMS) digunakan untuk menjalankan banyak aplikasi

sehingga memungkinkan adanya penurunan performa pada aplikasi tertentu.

7. Tingkat kerusakan yang lebih tinggi. Database Management System (DBMS)

merupakan sistem yang terpusat. Apabila terdapat kerusakan pada bagian

manapun dari Database Management System (DBMS), akan menyebabkan

operasi terhenti.

Struktur Dasar Basis Data Oracle

Menurut Rani, Singh, dan Sharma (2011, p532), basis data Oracle merupakan sebuah

kombinasi antara Oracle instance dan data file yang terdapat pada file system. Oracle

instance merupakan keseluruhan proses-proses sistem pada basis data. Sedangkan

data file adalah file fisikal yang dipakai untuk menyimpan data pengguna maupun

data pada objek basis data. Basis data Oracle menawarkan fitur-fitur berbasis object-

oriented antara lain :

1. User defined data type merupakan data type yang didefinisikan sendiri oleh

pengguna.

2. Method adalah penggunan programming language yang terdapat pada

PL/SQL.

3. Collection type adalah type-type seperti array type atau table type.

4. Large object seperti Character Large Object (CLOB), Binary Large Object

(BLOB), dan Binary File (BFILE).

Basis data Oracle memiliki struktur-struktur dalam mengelola basis datanya. Struktur

dasar basis data Oracle secara umum dapat dibagi menjadi struktur logikal, struktur

fisikal, dan struktur memori.

Struktur logikal Oracle menggunakan sejumlah struktur-struktur logikal sebagai

building block yang secara umum terdiri dari empat macam, yaitu : data block,

extent, segment, dan tablespace.

o Data block merupakan sebuah dasar dari seluruh penyimpanan basis data

dalam sebuah basis data Oracle. Data block pada Oracle disebut juga

logical block atau page. Ukuran default pada data block sebesar 8 kb.

o Extent merupakan unit pada alokasi space yang meliputi dua atau lebih

data block. Extent mengacu kepada data-data yang terdapat dalam objek

basis data.

Page 16: Prak + Teo

21

o Segment merupakan unit untuk mengalokasikan struktur logikal seperti

sebuah table atau index (atau objek basis data lainnya) yang mencakup

dua atau lebih extent.

o Tablespace mencakup satu atau beberapa data file dan pada umumnya

mengandung segment-segment yang berhubungan.

Struktur fisikal Oracle terdiri dari tiga jenis :

o Data file merupakan file yang digunakan untuk menyimpan data user,

data table dan data index.

o Control file merupakan file yang merekam perubahan pada semua

struktur basis data. Control file merupakan daftar isi dari physical file

basis data.

o Redo log file merupakan file yang mengandung perubahan yang dibuat

pada data dalam table. Redo log file dipakai untuk menyimpan semua

informasi yang berguna untuk me-recovery basis data apabila terjadi

crash.

Struktur memori Oracle terbagi menjadi dua jenis:

o System Global Area (SGA) adalah bagian dari memory yang merupakan

daerah shared memory. Komponen-komponen utama System Global Area

(SGA):

Database buffer cache digunakan untuk menyimpan salinan

dari data files.

Shared pool menyimpan nilai-nilai dari perintah SQL yang

dilakukan oleh pengguna yang mengandung library cache

untuk menyimpan kode SQL dan PL/SQL yang pernah diakses

dan mengandung data dictionary cache untuk menyimpan

informasi data dictionary.

Redo log buffer mengandung informasi yang diperlukan untuk

merekonstruksi perubahan yang dibuat pada basis data dari

operasi Data Manipulation Language (DML).

Java pool digunakan untuk ketika semua session menggunakan

java code dan data dalam Java Virtual Machine (JVM).

Large pool menyimpan alokasi memory yang besar untuk

menyimpan data tertentu.

Streams pool digunakan untuk mendukung fitur Oracle stream

seperti Large Object (LOB).

o Program Global Area (PGA) adalah bagian dari memori yang

memegang data dan informasi untuk pengguna individu. Program

Global Area (PGA) dapat dibedakan menjadi dua tipe :

Private SQL area adalah area pada memori yang menyimpan

informasi variabel SQL dan stuktur memori secara runtime.

Runtime area dibuat ketika pengguna melakukan perintah Data

Manipulation Language (DML).

Page 17: Prak + Teo

22

Pada struktur memori Oracle terdapat dua proses utama yaitu server process

dan backgorund process :

o Server process adalah proses yang dipakai untuk melayani aktivitas

pengguna kepada basis data secara individual. Masing-masing

pengguna memiliki server process yang berbeda antara yang satu

dengan yang lainnya.

o Background process adalah proses yang memungkinkan sejumlah

besar pengguna untuk menggunakan informasi yang disimpan dalam

basis data secara bersama-sama. Beberapa proses umum yang terdapat

dalam background process :

System Monitor (SMON) dipakai untuk mengawasi keseluruhan

instance dan menjalankan recovery apabila kegagalan pada

instance.

Process Monitor (PMON) dipakai untuk memeriksa seluruh

proses yang dilakukan pengguna dan membersihkan proses

yang telah selesai atau gagal.

Database Writer (DBWn) dipakai untuk menulis perubahan

data dari database buffer cache ke data file.

Checkpoint (CKPT) dipakai untuk memperbarui semua data

file untuk mencatat detail checkpoint.

Log Writer (LGWR) dipakai untuk menulis isi redo log buffer

ke online redo log file.

Archiver (ARCn) dipakai untuk menyimpan isi yang terdapat

pada online redo log file.

Schema Oracle

Menurut Alapati (2009, p20), schema adalah sekumpulan objek basis data yang

berhubungan yang merupakan bagian dari struktur basis data logikal pada sebuah

basis data Oracle. Struktur schema dideskripsikan dalam database management

system (DBMS) dan secara umum disimpan di dalam data dictionary. Schema sering

digunakan untuk merujuk pada suatu gambaran grafis dari struktur basis data. Dengan

kata lain, schema merupakan struktur pada basis data yang mendefinisikan objek

basis data. Komponen–komponen pada schema Oracle secara umum:

Table merupakan objek basis data yang digunakan untuk menyimpan data

aplikasi. Sebuah table merupakan sekumpulan elemen-elemen data yang

dikelompokkan dengan menggunakan model dua dimensi, yaitu baris dan

kolom.

Index merupakan objek basis data yang berfungsi untuk mempercepat

pencarian data. Index dapat dibuat menggunakan satu atau lebih kolom-kolom

pada table basis data.

View merupakan objek basis data yang berupa pendefinisian query yang

mengakses ke satu atau beberapa table. View terdiri dari query yang disimpan

dalam sebuah table virtual. Perubahan data pada table fisik yang menjadi

acuan sebuah view akan secara otomatis mengubah data di dalam view.

Sequence adalah objek basis data yang dipakai untuk meng-generate nomor

urut yang unik.

Synonym digunakan untuk memberi nama alias pada suatu objek.

Function merupakan objek basis data yang berisikan perintah SQL atau

PL/SQL yang dipakai bersama-sama untuk mengeksekusi fungsi tertentu dan

selalu diperlukan pengembalian nilai.

Procedure adalah objek basis data yang berisikan perintah SQL atau PL/SQL

yang dipakai bersama-sama untuk mengeksekusi fungsi tertentu dan tidak

diperlukan pengembalian nilai.

Package adalah objek basis data yang secara umum terdiri dari beberapa

function dan procedure yang berhubungan.

Page 18: Prak + Teo

23

Trigger adalah objek basis data yang dipanggil ketika ada kejadian tertentu.

Trigger merupakan kode prosedural yang secara dieksekusi secara otomatis

ketika merespon kejadian pada table atau view tertentu dalam basis data.

Trigger secara umum digunakan untuk memelihara integritas informasi pada

basis data.

PROSES QUERY ORACLE

Proses query Oracle merupakan proses transformasi SQL statement ke dalam

execution plan yang efisien untuk mengembalikan data yang dieksekusi dari basis

data. Tahap-tahap proses eksekuser ketika SQL statement dipanggil :

Parsing adalah proses parsing mengecek sintaks dan semantik pada SQL

statement. SQL statement diurai ke dalam query relational algebra untuk

melihat apakah penulisan sintaksnya tepat atau tidak. Proses parsing memiliki

2 jenis yaitu :

o Hard parsing adalah proses parsing yang operasinya melibatkan disk.

Hard parsing dilakukan apabila tidak ditemukan kecocokan struktur

SQL di shared pool. Operasi hard parsing membutuhkan resource

yang lebih besar karena semua operasi yang terlibat dalam proses

parsing dijalankan.

o Soft parsing adalah proses parsing yang operasinya tidak melibatkan

disk. Soft parsing dilakukan apabila ditemukan kecocokan struktur

SQL di shared pool sehingga SQL statement dijalankan kembali tanpa

memerlukan resource sebesar hard parsing.

Optimization adalah proses untuk memilih access method untuk memanggil

data berdasarkan query yang digunakan. Access method merupakan jalan yang

dipilih optimizer dalam mengakses data untuk memilih query yang paling

efisien, seperti yang disampaikan Mahjour dan Sohafi (2012, p284),

optimization merupakan proses untuk memilih evaluasi query plan yang

paling efisien dari beberapa strategi yang ada. Proses optimization

memungkinkan optimizer untuk mengambil informasi mengenai type, length,

dan statistik mengenai referensi hubungan dan access method yang tersedia.

Setelah itu, optimizer mempertimbangkan setiap query block dan memilih

plan untuk block tersebut. Proses optimization merupakan proses yang paling

penting karena dipakai untuk menjabarkan seberapa cepat data akan dipanggil.

Dua jenis pendekatan optimization yaitu Rule Based Optimizer (RBO) dan

Cost Based Optimizer (CBO). Rule Based Optimizer (RBO) merupakan

pendekatan optimization yang selalu mengikuti aturan terdefinisi untuk

memilih access method yang digunakan. Sedangkan Cost Based Optimizer

(CBO) merupakan pendekatan optimization yang menggunakan statistik untuk

memilih access method yang berfokus pada nilai cost terkecil. Pendekatan

optimization yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Cost Based

Optimizer (CBO). Cost Based Optimizer (CBO) menggunakan beberapa

parameter dasar :

o Current queue length adalah waktu tunggu yang diperlukan untuk

menunggu atau menjalankan eksekusi pada server. Semakin kecil

waktu tunggu, maka semakin kecil cost yang digunakan.

o Server distance mengacu kepada jarak geografis pada server dari klien

yang bersangkutan. Semakin dekat dengan server, maka semakin kecil

cost pada fetch data.

o Server capacity merupakan jumlah proses yang menjalankan server

tanpa mengganggu fungsionalitas pada server.

o Load merupakan rasio angka yang diminta server untuk total kapasitas

permintaan yang bisa ditangani oleh server. Parameter ini

memungkinkan untuk menyeimbangkan konten pada masing-masing

server.

Execution adalah proses untuk mengeksekusi query yang dipanggil. Jika

statement dalam bentuk select, maka data yang dipanggil akan dikembalikan

kepada pengguna. Jika statement dalam bentuk insert, update, delete, maka

data akan dimodifikasi.

Fetching adalah proses dimana Oracle harus mengembalikan data yang di-

request oleh pengguna. Proses fetching hanya dipakai apabila pengguna

melakukan perintah SELECT.

Page 19: Prak + Teo

24

Index

Menurut Connolly dan Begg (2010, p242), index merupakan struktur yang

menyediakan akses kepada baris-baris dari table berdasarkan nilai pada satu kolom

atau lebih. Sebuah index menyimpan nilai dari kolom yang di-index dengan physical

RowID pada record yang memiliki nilai dari index tersebut. Apabila terdapat

kesamaan antara nilai pencarian dengan nilai pada index, RowID pada index akan

menunjuk ke suatu lokasi baris di dalam table.

Adapun jenis-jenis umum index pada Oracle adalah sebagai berikut :

B-tree index adalah index dengan bentuk pada binary tree dan merupakan tipe

default pada index. Key value pada b-tree index disimpan dalam balance tree

(B-tree) yang menghasilkan pencarian data secara cepat.

Gambar 2.4 Struktur Internal Pada B-tree Index

(Sumber : Oracle Database Concepts 10g Release 2 (10.2))

Pada gambar 2.4, Branch blocks merupakan level blocks teratas pada b-tree

index yang dipakai untuk melakukan proses pencarian. Branch Blocks

mengandung awalan key minimum yang diperlukan untuk membuat keputusan

percabangan antara key-key. Selain itu, Branch blocks juga merupakan pointer

yang memiliki key untuk menunjuk pada level index blok di bawahnya.

Sedangkan leaf blocks merupakan level block terbawah yang menyimpan

setiap key value pada data yang di-index dan RowID yang dipakai untuk

mengalokasikan kepada baris sesungguhnya.

Sintaks penulisan B-tree Index :

CREATE INDEX INDEX_NAME

ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);

Ketika melakukan CREATE index, jumlah kolom yang di-index boleh lebih dari 1.

Penggunaan Index yang memiliki lebih dari 1 kolom disebut dengan composite index.

Contoh penulisan B-tree Index :

CREATE INDEX ID_PERSON

ON PERSON (ID_PERSON);

Page 20: Prak + Teo

25

Bitmap index adalah index yang menyimpan data dengan bit array (bitmap) untuk

menandai kolom yang dibuatkan index. penggunaan bitmap index cocok dipakai

untuk kolom yang tingkat keragamannya rendah misalnya seperti kolom jenis kelamin

yang datanya berupa pria dan wanita. Penerapan pengkodean bitmap index secara

umum menggunakan basic (equality) encoding dan range encoding. Penggunaan

basic (equality) encoding efisien apabila dipakai untuk query yang hanya

mengandung kondisi = pada klausa WHERE. Sedangkan penggunaan range encoding

efisien apabila dipakai untuk query yang mengandung large-range query seperti >=

atau <= pada klausa WHERE. Bitmap index menggunakan bin dimana dipakai untuk

mempartisi data.

Gambar 2.5 Contoh Bitmap Pada Sebuah Table Yang Memiliki 2 Atribut

(Sumber : Canahuate,G(2009). Enhanced Bitmap Indexes for Large Scale Data

Management. United States: Program Doctoral Ohio State University)

Pada gambar 2.5, digambarkan ilustrasi sebuah table yang memiliki 2 atribut dimana

masing-masing atribut memiliki 3 bin. Setiap nilai yang ditemukan dalam sebuah bin,

maka bin akan ditandai dengan angka 1. Sedangkan apabila tidak ditemukan, maka

bin akan ditandai dengan angka 0. Pada basic (equality encoding), nilai pada tuple

(baris) T1 ditemukan pada bin pertama dalam atribut 1 dan bin ketiga dalam atribut 2.

Setiap tuple memiliki binary number setelah melakukan proses binning seperti tuple

t1 = 100001 dan t3 = 100100. Pada range encoding, bin terakhir pada setiap atribut

tidak perlu disimpan karena selalu ditandai dengan angka 1. Binary number pada

tuple t1 adalah 1100 dan t3 adalah 1111.

Sintaks penulisan Bitmap Index :

CREATE BITMAP INDEX INDEX_NAME

ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);

Ketika menulis Bitmap Index, diwajibkan untuk menambahkan klausa

BITMAP setelah klausa CREATE.

Contoh penulisan Bitmap Index :

Menurut Alapati (2009, p301), adapun perbedaan antara b-tree index dengan bitmap

index adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan B-tree Index Dan Bitmap Index

B-tree index Bitmap index

Baik untuk tingkat keragaman data yang

tinggi

Baik untuk tingkat keragaman data yang

rendah

Baik untuk Online Transaction

Processing (OLTP)

Baik untuk aplikasi Data Warehouse

Menggunakan jumlah space yang besar Menggunakan jumlah space yang relatif

kecil

Mudah untuk di-update Sulit untuk di-update

CREATE BITMAP INDEX JENIS_KELAMIN

ON PERSON(JENIS_KELAMIN);

Page 21: Prak + Teo

26

Adapun beberapa alternatif jenis index lainnya :

Unique index merupakan index yangmana setiap nilai pada kolom yang

dilakukan index bersifat unik.

Sintaks penulisan Unique Index :

CREATE UNIQUE INDEX INDEX_NAME

ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...);

Ketika menulis Unique index, diwajibkan untuk menambahkan klausa UNIQUE

setelah klausa CREATE.

Contoh penulisan Unique Index :

Reverse key index adalah index yang digunakan untuk membalikkan key value

sebelum value dimasukkan ke dalam index. Misalnya jika nilai pada key index

adalah “13579”, maka nilai pada reverse key index adalah “97531”. Kelebihan

pada reverse key index adalah mampu menghindari kecenderungan data yang

banyak pada satu bagian tertentu.

Sintaks penulisan Reverse Key Index :

CREATE INDEX INDEX_NAME

ON TABLE_NAME (COLUMN_NAME[, COLUMN_NAME]...)

REVERSE;

Ketika menulis Reverse key index, diwajibkan untuk menambahkan klausa

REVERSE pada akhir penulisan.

Contoh penulisan Reverse Key Index :

Tuning Basis Data

Menurut Chan dan Ashdown (2012, pp1-2), tuning basis data adalah kegiatan

mengindetifikasi masalah yang paling signifikan dan melakukan perubahan-

perubahan yang tepat untuk mengurangi atau mengeliminasi pengaruh dari masalah

yang bersangkutan. Sedangkan menurut Whalen (2004, p4), tuning basis data

merupakan kegiatan memodifikasi dan mengatur kembali sebuah sistem untuk

mencapai performa yang lebih baik.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tuning basis data adalah usaha

mengidentifikasi masalah yang paling signifikan,memodifikasi, dan mengatur

kembali sebuah sistem untuk mencapai performa yang lebih baik.

Menurut Alapati (2009, p1042), terdapat beberapa jenis tuning basis data untuk

meningkatkan kinerja pada sistem basis data Oracle. Adapun jenis-jenis tuning basis

data tersebut adalah:

o SQL Tuning merupakan proses untuk memanipulasi kode SQL sehingga

menghasilkan proses eksekusi query akan berjalan lebih cepat dan tidak

memerlukan beban kerja yang besar.

o Memory Tuning merupakan proses pengaturan ukuran memori secara tepat

untuk mengoptimalkan proses soft parsing sehingga resource yang diperlukan

menjadi lebih kecil.

o Disk I/O Tuning merupakan metode tuning dengan melakukan penempatan

data file pada disk secara tepat sehingga memampukan untuk

menyeimbangkan load. Hal ini digunakan untuk mempermudah akses data

file tersebut sehingga tidak diperlukan resource yang besar.

o Contention Tuning merupakan metode tuning dengan melakukan pengaturan

latch dan wait event. Contention terjadi karena ada proses yang berjalan

dengan proses lain pada resource yang sama secara berkesinambungan. Oleh

sebab itu, dengan mengatur latch dan wait event, maka akan meningkatkan

performa pada basis data.

CREATE INDEX EMPLOYEE_ID

ON EMPLOYEES(EMPLOYEES_ID) REVERSE;

CREATE UNIQUE INDEX EMPLOYEE_ID

ON EMPLOYEES(EMPLOYEE_ID);

Page 22: Prak + Teo

27

Adapun manfaat melakukan tuning pada basis data adalah :

Memampukan penurunan ukuran dari konfigurasi perangkat keras yang

diperlukan sehingga dapat menurunkan biaya pengadaan perangkat keras, dan

oleh sebab itu dapat menurunkan biaya maintenance bagi perangkat keras.

Mampu meminimalisasi penambahan perangkat keras. Hal ini disebabkan

karena melalui proses tuning, dapat mengurangi penggunaan sumber daya

sehingga tidak perlu dilakukan penambahan perangkat keras.

Memampukan waktu respon yang lebih cepat sehingga menghasilkan

peningkatan produktifitas bagi pengguna maupun organisasi. Waktu respon

yang lebih cepat menghasilkan proses bisnis menjadi lebih efektif sehingga

terjadi peningkatan produktifitas.

Meningkatkan moral kerja pegawai perusahaan karena meningkatnya waktu

respon. Waktu respon yang meningkat memungkinkan tercapainya tingkat

kepuasan pengguna yang lebih baik.

Meningkatkan kepuasan pelanggan karena meningkatnya waktu respon.

Kinerja yang cepat karena meningkatnya waktu respon secara tidak langsung

juga mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Pada penelitian ini, pendekatan tuning yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja

basis data adalah menggunakan SQL Tuning. SQL Tuning merupakan tindakan

optimalisasi query dengan memilih strategi eksekusi yang paling efisien dalam

mengeksekusi sebuah query. Secara umum, pengukuran query yang efisien adalah

melalui pengukuran cost dan pengukuran execution time.

Cost merupakan pendekatan pada query optimizer dimana nilai yang terdapat

pada cost merupakan sebuah ukuran relatif yang dihasilkan oleh basis data

Oracle untuk mewakili jumlah work yang diperlukan untuk menjalankan

proses transaksi. Jumlah total cost dari semua langkah pada explain plan

merepresentasikan besaran nilai cost yang dibutuhkan untuk mengeksekusi

sebuah query. Nilai pada cost terbagi menjadi dua jenis yaitu CPU cost dan

I/O cost. Nilai pada cost tidak ditentukan oleh operasi pengaksesan pada table.

o CPU cost merupakan nilai yang sebanding dengan jumlah siklus mesin

yang dibutuhkan untuk melakukan proses optimization.

o I/O cost merupakan nilai yang sebanding dengan jumlah data block

yang dibaca ketika melakukan proses optimization.

Execution time adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menampilkan

hasil output dari proses seleksi data yang dikehendaki. Semakin cepat

execution time yang dihasilkan, maka semakin efektif proses pemanggilan

query yang dilakukan.

Dewasa ini, penerapan SQL tuning merupakan parameter yang wajib digunakan di

dalam pengelolaan query, seperti yang disampaikan Karthik, Reddy, dan Vanan

(2012, p418), beberapa alasan pentingnya melakukan proses SQL tuning :

Memungkinkan untuk mengurangi response time ketika memproses SQL.

Melalui access method yang tepat, maka tingkat kompleksitas jalannya proses

optimization menjadi lebih rendah sehingga mampu mengurangi response

time.

Menemukan access method yang lebih efisien. Proses Access method yang

tepat memungkinkan penurunan sumber daya yang diperlukan ketika

mengakses query sehingga menjadi lebih efisien.

Page 23: Prak + Teo

28

Meningkatkan waktu pencarian menggunakan index. Penggunaan index yang

tepat memungkinkan penghapusan kondisi pengaksesan table secara

menyeluruh (full table scan) sehingga mempercepat waktu pencarian.

Memungkinkan proses join table lebih efisien. Penggunaan strategi join yang

tepat memungkinkan penurunan sumber daya yang diperlukan sehingga

menjadi lebih efisien.

Beberapa cara proses SQL tuning adalah dengan penulisan SQL yang efisien,

penggunaan index yang tepat, dan penambahan hint optimizer yang sesuai.

Berikut merupakan beberapa cara untuk melakukan proses penulisan SQL

yang efisien:

1. Gunakan equijoin secara tepat. Apabila memungkinkan, gunakan

fungsi equijoin sehingga menghasilkan query yang lebih efisien.

Sintaks umum penulisan equijoin :

Contoh penulisan equijoin :

2. Batasi penggunaan SQL function, NOT EQUAL, dan IS NULL

maupun IS NOT NULL di dalam klausa WHERE. Penggunaan SQL

function, NOT EQUAL, dan IS NULL maupun IS NOT NULL di

dalam klausa WHERE akan menyebabkan Optimizer tidak dapat

memanggil Index yang dibuat.

Sintaks umum penulisan SQL function :

Contoh penulisan SQL function :

Sintaks umum penulisan NOT EQUAL (<>) :

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE COLUMN_NAME<> „VALUE’;

Contoh penulisan NOT EQUAL (<>) :

SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME

FROM EMPLOYEES

WHERE JOB_ID <> „ST_CLERK‟;

Sintaks umum penulisan NOT EQUAL (!=) :

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE COLUMN_NAME != „VALUE’;

Contoh penulisan NOT EQUAL (!=) :

SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME

FROM EMPLOYEES

WHERE JOB_ID != „ST_CLERK‟;

SELECT EMPLOYEE_ID, LAST_NAME

FROM EMPLOYEES

WHERE SUBSTR (JOB_ID, 4) =‟REP‟;

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE SQL_FUNCTION_NAME = „VALUE‟;

SELECT M.EMPLOYEE_ID, M.EMPLOYEE_LAST_NAME,

N.DEPARTMENT_NAME

FROM EMPLOYEES M, DEPARTMENTS N

WHERE M.EMPLOYEE_ID = N.EMPLOYEE_ID;

SELECT A.COLUMN_NAME, B.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A, TABLE_NAME B

WHERE A.COLUMN_NAME= B.COLUMN_NAME;

Page 24: Prak + Teo

29

Sintaks umum penulisan IS NULL :

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE COLUMN_NAME IS NULL;

Contoh penulisan IS NULL :

SELECT LAST_NAME, SALARY

FROM EMPLOYEES

WHERE MANAGER_ID IS NULL;

Sintaks umum penulisan IS NOT NULL :

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE COLUMN_NAME IS NOT NULL;

Contoh penulisan IS NOT NULL :

SELECT LAST_NAME, SALARY

FROM EMPLOYEES

WHERE MANAGER_ID IS NOT NULL;

3. Penggunaan subquery secara efisien

a. Jika subquery mengandung predikat selective WHERE, maka akan

lebih baik dengan menggunakan subquery IN.

Sintaks umum penulisan subquery IN :

Contoh penulisan subquery IN :

b. Jika parent query mengandung sebagian besar filter yang selective,

maka akan lebih baik dengan menggunakan subquery EXISTS. Hal ini

memungkinkan predikat-predikat selective pada parent query

dijalankan terlebih dahulu sebelum melakukan proses filtering

terhadap baris-baris yang diseleksi.

SELECT E.EMPLOYEE_ID

FROM EMPLOYEES E

WHERE EMPLOYEE_ID IN

(SELECT EMPLOYEE_ID

FROM JOB_HISTORY J) ;

SELECT A.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A

WHERE COLUMN_NAME IN

(SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME B) ;

Page 25: Prak + Teo

30

Sintaks umum penulisan subquery EXISTS :

Contoh penulisan subquery EXISTS :

4. Penggunaan klausa WHERE lebih baik dibandingkan klausa

HAVING. Klausa WHERE akan membatasi jumlah baris yang akan

diakses sedangkan klausa HAVING memiliki kecenderungan untuk

mengakses jumlah baris yang lebih banyak dari yang diperlukan dan

juga menggunakan tambahan sorting.

Sintaks umum penulisan klausa WHERE :

Contoh penulisan klausa WHERE :

Sintaks umum penulisan klausa HAVING :

Contoh penulisan klausa HAVING :

5. Gunakan function CASE. Gunakan function CASE untuk menghindari

proses pemeriksaan baris-baris yang sama secara berulang-ulang atau

menghindari proses join pada table yang sama secara berulang-ulang.

Sintaks penulisan function CASE :

Contoh penulisan function CASE :

SELECT NAMA_PEGAWAI, KODE_BAG, GAJI AS “GAJI”,

CASE KODE_BAG WHEN 31 THEN GAJI*1.1

WHEN 41 THEN GAJI*1.5

ELSE GAJI

END AS “GAJI BARU”

FROM PEGAWAI;

SELECT COLUMN_NAME

CASE COLUMN_NAME

WHEN „VALUE‟ THEN CONDITION

WHEN „VALUE‟ THEN CONDITION

ELSE COLUMN_NAME

END AS “COLUMN_NAME”

FROM TABLE_NAME;

SELECT BARANG_ID, MIN(HARGA)

FROM BARANG

GROUP BY BARANG_ID

HAVING BARANG_ID IN (100,101);

SELECT COLUMN_NAME, GROUP_FUNCTION(COLUMN_NAME)

FROM TABLE_NAME

GROUP BY COLUMN_NAME

HAVING COLUMN_NAME = („VALUE‟);

SELECT BARANG_ID, MIN(HARGA)

FROM BARANG

WHERE BARANG_ID IN(100,101)

GROUP BY BARANG_ID;

SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME

WHERE COLUMN_NAME = „VALUE‟;

SELECT E.EMPLOYEE_ID

FROM EMPLOYEES E

WHERE EXISTS (SELECT EMPLOYEE_ID

FROM JOB_HISTORY J

WHERE J.EMPLOYEE_ID

= E.EMPLOYEE_ID) ;

SELECT A.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A

WHERE EXISTS (SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME B

WHERE B.COLUMN_NAME

= A.COLUMN_NAME) ;

Page 26: Prak + Teo

31

6. Penggunaan subquery NOT EXISTS atau NOT IN yang lebih baik

dibandingkan operator MINUS. Operator MINUS memiliki

kecenderungan untuk menggunakan proses sorting pada table yang

diseleksi. Sedangkan Subquery NOT EXISTS atau NOT IN akan

menghasilkan proses filtering sehingga tidak diperlukan lagi

penggunaan sorting pada table yang diseleksi.

Sintaks penulisan subquery NOT EXISTS :

Contoh penulisan subquery NOT EXISTS :

Sintaks penulisan subquery NOT IN:

Contoh penulisan subquery NOT IN :

Sintaks penulisan operator MINUS:

Contoh penulisan operator MINUS :

Penggunaan index yang tepat pada umumnya menghasilkan proses

pengaksesan data yang lebih cepat dibandingkan melakukan proses scanning

data pada table secara menyeluruh (full table scan), seperti yang disampaikan

Alapati (2009, p297), beberapa strategi penggunaan index yang tepat :

1. Pembuatan index diperlukan jika akses data tidak lebih dari 4 atau 5

persen data dalam sebuah table. Hal ini disebabkan karena penggunaan

full table scan akan lebih cepat apabila persentase data yang diakses

dari table sangat besar.

2. Hindari penggunaan index pada table yang berukuran kecil. Hal ini

disebabkan karena penggunaan full table scan sudah cukup untuk table

yang berukuran kecil.

SELECT E.EMPLOYEE_ID

FROM EMPLOYEES E

MINUS

SELECT J.EMPLOYEE_ID

FROM JOB_HISTORY J ;

SELECT A.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A

MINUS

SELECT B.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME B;

SELECT E.EMPLOYEE_ID

FROM EMPLOYEES E

WHERE EMPLOYEE_ID NOT IN

(SELECT EMPLOYEE_ID

FROM JOB_HISTORY J) ;

SELECT A.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A

WHERE COLUMN_NAME NOT IN

(SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME B) ;

SELECT E.EMPLOYEE_ID

FROM EMPLOYEES E

WHERE NOT EXISTS (SELECT EMPLOYEE_ID

FROM JOB_HISTORY J

WHERE J.EMPLOYEE_ID

= E.EMPLOYEE_ID) ;

SELECT A.COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME A

WHERE NOT EXISTS (SELECT COLUMN_NAME

FROM TABLE_NAME B

WHERE B.COLUMN_NAME

= A.COLUMN_NAME) ;

Page 27: Prak + Teo

32

3. Pembuatan primary key pada semua table karena kolom yang dijadikan

primary key akan secara otomatis dijadikan sebagai index dari table

tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan ketepatan dalam menentukan

primary key pada sebuah table. Primary key harus bersifat unik dan

tidak boleh null.

4. Pembuatan index pada kolom-kolom yang terlibat dalam operasi multi-

table join. Hal ini disebabkan karena tingkat kerumitan pengaksesan

data pada operasi multi-table join lebih tinggi dibandingkan dengan

pengaksesan data pada operasi single table.

5. Pembuatan index yang dipakai secara berkesinambungan dalam klausa

WHERE.

6. Pembuatan index pada kolom-kolom yang terlibat dalam operasi

ORDER BY dan GROUP BY, atau operasi lainnya seperti UNION dan

DISTINCT yang melibatkan sorting. Hal ini disebabkan karena kolom

yang di-index telah diurutkan secara otomatis sehingga proses

pengaksesan data menjadi lebih cepat.

7. Hindari pembuatan index pada kolom-kolom yang mengandung

karakter string yang panjang.

8. Hindari pembuatan index pada kolom-kolom yang sering dilakukan

operasi UPDATE.

9. Pembuatan index pada table yang memiliki tingkat selektivitas yang

tinggi atau memiliki sedikit baris yang mempunyai nilai sama.

10. Jumlah penggunaan index diusahakan tetap sedikit. Hal ini disebabkan

karena penggunaan index yang banyak akan meningkatkan sumber

daya yang diperlukan dan mampu menghambat kinerja akses data.

11. Pembuatan index yang terdiri dari dua kolom atau lebih yang secara

umum disebut composite index diperbolehkan jika nilai setiap kolom

tidak unik.

Penggunaan hint optimizer yang sesuai juga memampukan proses optimalisasi

query menjadi lebih efisien. Hint optimizer memiliki kemampuan untuk

memaksa optimizer untuk memilih access method berdasarkan keinginan

pengguna dalam menyeleksi query yang terdapat dalam fase optimization.

Adapun beberapa jenis hint optimizer untuk mengoptimalisasi query, yaitu :

1. USE_NL hint. USE_NL dipakai untuk memaksa optimizer untuk

menggunakan teknik NESTED LOOP JOIN. NESTED LOOP JOIN

adalah sebuah join yang efektif jika jumlah row pada tabel-tabel yang

digabungkan berjumlah sedikit dan jika tabel kedua atau selanjutnya

memiliki index yang memiliki nilai cardinality rendah. Penggunaan

NESTED LOOP JOIN juga dapat digunakan pada outer join. Outer

join akan menambahkan baris yang tidak memenuhi kondisi join.

Value pada baris yang tidak memenuhi kondisi join tersebut adalah

null. Optimizer akan memilih penggunaan NESTED LOOP JOIN

apabila jumlah data table yang terlibat dalam kondisi join sedikit.

Sintaks penulisan USE_NL hint :

/*+ USE_NL([@queryblock] < tablespecification >

< tablespecification >) */

Ketika menulis USE_NL hint, jumlah table yang terlibat boleh lebih

dari 1 table. Penulisan USE_NL hint ditempatkan setelah klausa

SELECT

Contoh penulisan USE_NL hint :

2. USE_HASH hint. USE_HASH dipakai untuk memaksa optimzer untuk

menggunakan teknik HASH JOIN. HASH JOIN biasa digunakan

untuk menggabungkan tabel-tabel yang tidak memiliki index ber-

cardinality rendah dan hanya menggunakan kondisi = pada join

predicate. Penggunaan HASH JOIN juga dapat digunakan pada outer

join. Optimizer akan memilih penggunaan HASH JOIN apabila data

table yang terlibat dalam kondisi join berjumlah besar.

Sintaks penulisan USE_HASH hint :

/*+ USE_HASH([@queryblock] < tablespecification >

< tablespecification >) */

SELECT /*+USE_NL(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;

Page 28: Prak + Teo

33

Ketika menulis USE_HASH hint, jumlah table yang terlibat boleh dari

1 table. Penulisan USE_HASH ditempatkan setelah klausa SELECT.

Contoh penulisan USE_HASH hint :

3. USE_MERGE hint. USE_MERGE dipakai untuk memaksa optimizer

untuk menggunakan teknik SORT MERGE JOIN. SORT MERGE

JOIN biasanya digunakan untuk memperoleh hasil query yang telah di-

sorting oleh join key dan dipakai ketika tabel-tabel yang diseleksi

menggunakan large range-join (penggunaan large range-join seperti

BETWEEN, >=, atau <=). Penggunaan SORT MERGE JOIN juga

dapat digunakan pada outer join. Optimizer akan memilih penggunaan

SORT MERGE JOIN apabila data table yang terlibat dalam kondisi

join berjumlah besar dan menggunakan large range join.

Sintaks penulisan USE_MERGE hint :

/*+ USE_MERGE([@queryblock] < tablespecification >

< tablespecification >) */

Ketika menulis USE_MERGE hint, jumlah table yang terlibat boleh

lebih dari 1 table. Penulisan USE_MERGE ditempatkan setelah klausa

SELECT.

Contoh penulisan USE_MERGE hint :

4. HASH_AJ hint. HASH_AJ dipakai untuk memaksa optimizer untuk

menggunakan teknik HASH ANTI JOIN .HASH ANTI JOIN

digunakan untuk menggabungkan tabel-tabel yang tidak memiliki

korelasi data yang sama dimana hanya dapat dilakukan apabila query

mengandung subquery NOT IN atau NOT EXISTS. Selain itu, HASH

ANTI JOIN digunakan untuk memperoleh hasil query yang tidak

menggunakan large-range join.

Sintaks penulisan HASH_AJ hint :

/*+ HASH_AJ([@queryblock] < tablespecification >

< tablespecification >) */

Ketika menulis HASH_AJ hint, jumlah table yang terlibat boleh lebih

dari 1 table. Penulisan klausa HASH_AJ hint ditempatkan setelah

klausa SELECT yang terdapat dalam inner query.

Contoh penulisan HASH_AJ hint :

5. MERGE_AJ hint. MERGE_AJ dipakai untuk memaksa optimizer

untuk menggunakan teknik SORT MERGE ANTI JOIN . SORT

MERGE ANTI JOIN digunakan untuk menggabungkan tabel-tabel

yang tidak memiliki korelasi data yang sama yang hanya dapat

dilakukan apabila query mengandung subquery NOT IN atau NOT

EXISTS. Selain itu, SORT MERGE ANTI JOIN dipakai untuk

memperoleh hasil query yang telah di-sorting oleh join key.

Sintaks penulisan MERGE_AJ hint :

/*+ MERGE_AJ([@queryblock] < tablespecification >

< tablespecification >) */

SELECT DEPT_NO, EMP_NO, LAST_NAME

FROM EMPLOYEES

WHERE DEPT_NO NOT IN(SELECT /*+HASH_AJ*/

DEPT_NO

FROM DEPARTMENTS

WHERE DEPT_NO =‟300‟);

SELECT /*+USE_MERGE(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;

SELECT /*+USE_HASH(A,B)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;

Page 29: Prak + Teo

34

Ketika menulis MERGE_AJ hint, jumlah table yang terlibat boleh

lebih dari 1 table. Penulisan klausa MERGE_AJ hint ditempatkan

setelah klausa SELECT yang terdapat dalam inner query.

Contoh penulisan MERGE_AJ hint :

6. NO_MERGE hint. NO_MERGE hint dipakai untuk memaksa

optimizer untuk tidak mengkombinasikan outer query dan inline view

query ke dalam single query. NO_MERGE sering dipakai untuk

mengurangi nilai pertukaran query dan menghasilkan proses optimisasi

menjadi lebih cepat.

Sintaks penulisan NO_MERGE hint :

/*+NO_MERGE(<@queryblock> [tablespecification]); */

Penulisan NO_MERGE hint dipakai untuk melibatkan inline view.

Penulisan klausa NO_MERGE hint ditempatkan setelah klausa

SELECT.

Contoh penulisan NO_MERGE hint :

7. PARALLEL hint. PARALLEL hint dipakai untuk memaksa optimizer

untuk menggunakan multiple prosessor untuk menjalankan single SQL

statement secara bersamaan. Dengan menggunakan multiple prosessor,

Oracle dapat menjalankan query lebih cepat daripada hanya

menggunakan single processor.

Sintaks Penulisan PARALLEL hint :

Ketika menulis PARALLEL hint, jumlah table yang terlibat hanya

boleh 1. Penggunaan degree dipakai untuk menentukan jumlah

prosessor yang berjalan. Apabila tidak memberikan degree, maka

Optimizer akan menentukan jumlah prosessor secara otomatis.

Penulisan klausa PARALLEL ditempatkan setelah klausa SELECT.

Contoh penulisan PARALLEL hint :

8. CARDINALITY hint. Istilah cardinality mengacu kepada keunikan

data value yang tersimpan pada atribut table. Semakin kecil nilai

kardinalitas, maka semakin besar duplikasi data value pada atribut

table, seperti yang disampaikan Sherimon, Krishnan, dan Vinu (2012,

p348), cardinality merupakan sebuah properti yang mendefinisikan

berapa banyak value yang dapat terdapat pada table. Cardinality

terbagi menjadi tiga jenis yaitu high-cardinality, normal-cardinality,

dan low-cardinality.

a. High-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang

memiliki tingkat keunikan sangat tinggi. Contoh high-cardinality dapat

berupa id pelanggan, alamat e-mail, atau no telpon.

b. Normal-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang

memiliki tingkat keunikan cukup tinggi. Contoh normal-cardinality

dapat berupa jenis kendaraan atau nama kota.

c. Low-cardinality merupakan kolom-kolom dengan value yang memiliki

tingkat keunikan rendah. Contoh low-cardinality dapat berupa jenis

kelamin.

SELECT /*+PARALLEL(A 10)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;

/*+ PARALLEL([@queryblock] < tablespecification >

<degree | DEFAULT>) */

SELECT /*+NO_MERGE(AA)*/ DEPT_NO, LAST_NAME

FROM (SELECT A.DEPT_NO, B.DEPT_NAME,

A.LAST_NAME

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO)AA;

SELECT DEPT_NO, EMP_NO, LAST_NAME

FROM EMPLOYEES

WHERE DEPT_NO NOT IN(SELECT /*+MERGE_AJ*/

DEPT_NO

FROM DEPARTMENTS

WHERE DEPT_NO =‟300‟);

Page 30: Prak + Teo

35

CARDINALITY hint dipakai untuk memaksa optimizer untuk

menggunakan nilai integer yang diberikan pengguna secara manual

kepada komputasi kardinalitas tablespace tanpa perlu dilakukan

pemeriksaan. CARDINALITY hint digunakan pada proses join yang

kompleks karena mampu memanggil index yang tidak terpanggil.

Sintaks penulisan CARDINALITY hint :

/*+ CARDINALITY(<tablespecification > <integer>) */

Ketika menulis CARDINALITY hint, jumlah table yang terlibat hanya

boleh 1. Penggunaan integer wajib dipakai untuk menentukan nilai

kardinalitas yang dikehendaki. Penulisan klausa CARDINALITY

ditempatkan setelah klausa SELECT.

Contoh penulisan CARDINALITY Hint :

Aplikasi Proses Bisnis Perusahaan

Proses bisnis merupakan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan tugas bisnis.

Penerapan proses bisnis yang tepat akan mendukung perusahaan dalam mempercepat

penyelesaian tugas-tugas perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja proses bisnis yang

lebih optimal dan terintegrasi, maka vendor-vendor perusahaan IT terkemuka seperti

Oracle, SAP, IBM, maupun Microsoft mengembangkan aplikasi yang berbasis proses

bisnis seperti aplikasi Oracle E-Business Suite, aplikasi SAP Business Suite, aplikasi

Business Process Management (BPM), aplikasi Office Business Aplications. PT.

VWX menerapkan aplikasi Oracle E-Business Suite untuk mendukung penyelesaian

tugas perusahaan. Penerapan aplikasi Oracle E-Business Suite pada PT.VWX

disebabkan karena PT. VWX menggunakan Database Management System (DBMS)

Oracle sehingga memudahkan di dalam proses pengintegrasiannya.

Aplikasi yang terkait selama melakukan penelitian ini adalah Oracle financial. Oracle

financial adalah salah satu aplikasi Oracle E-business suite yang berfokus pada

bagian finansial. PT. VWX menggunakan aplikasi Oracle financial dengan sebutan

aplikasi ProFin. Oracle financial terdiri dari beberapa modul:

Oracle asset adalah modul yang digunakan untuk menentukan kebijakan

strategis terhadap aset-aset perusahaan secara tepat. Oracle asset

memampukan proses pengaturan aset secara otomatis dan mempermudah

proses akuntansi.

Oracle general ledger adalah modul yang menyimpan laporan jurnal, laporan

budgeting, dan laporan finansial yang dibutuhkan. Oracle general ledger

memampukan proses finansial secara terotomatisasi dan mengendalikan

pengaturan hasil finansial secara real time.

Oracle inventory adalah modul yang menentukan keputusan persediaan

dengan meminimalisir stok dan memaksimalkan aliran kas. Oracle inventory

memampukan peningkatan visibilitas pada persediaan, mengurangi level

persediaan, dan mempermudah operasi kendali persediaan.

Oracle order entry adalah modul yang mengatur komitmen konsumen dengan

penggunaan sistem order entry yang baik.

SELECT /*+CARDINALITY(A 1)*/ A.DEPT_NO, B.DEPT_NO

FROM EMPLOYEES A, DEPARTMENTS B

WHERE A.DEPT_NO = B.DEPT_NO;

Page 31: Prak + Teo

36

Oracle payable adalah modul yang memelihara data tagihan supplier dan

aktifitas pembayaran. Oracle payable memampukan penurunan biaya,

menanamkan disiplin fiskal, dan meningkatkan hubungan bisnis perusahaan.

Oracle personnel adalah modul yang meningkatkan pengaturan pekerja

dengan memeriksa tingkat kinerja masing-masing pekerja.

Oracle purchasing adalah modul yang meningkatkan kekuatan pembelian dan

financial control.

Oracle receivables adalah modul yang digunakan untuk meningkatkan arus

kas, mengurangi biaya operasi, dan memastikan akurasi keuangan yang tepat

sesuai dengan pedoman akuntansi.

Oracle revenue accounting adalah modul yang memberikan tingkat akurasi

dan waktu yang cepat pada pendapatan.

Oracle sales analysis adalah modul yang digunakan untuk melakukan

perkiraan, perencanaan, dan laporan informasi penjualan.

Oracle financial analyzer adalah salah satu aplikasi Oracle E-business suite yang

digunakan untuk menganalisis, menentukan anggaran belanja, dan perencanaan untuk

laporan finansial secara terintegrasi.

Modul-modul yang digunakan selama melakukan penelitian ini adalah modul Oracle

purchasing dan modul Oracle financial analyzer. PT. VWX menggunakan modul

Oracle purchasing dengan sebutan modul ProAng, sedangkan untuk modul Oracle

financial analyzer dikenal dengan sebutan modul hyperion. Selain aplikasi Oracle

financial, dokumen-dokumen yang terkait selama melakukan penelitian ini adalah

dokumen yang terdapat dalam siklus pengeluaran. Dokumen-dokumen tersebut antara

lain Purchase Requisition (PR), Purchase Order (PO), dan Receiving report

(Receipts):

Purchase Requisition (PR) adalah dokumen yang mengandung daftar

permintaan pembelian barang atau jasa. Purchase Requisition (PR) secara

umum mengandung deskripsi dan kuantitas pada barang atau jasa yang

dipesan, tanggal pemesanan, dan nomor account. Prosedur Purchase

Requisition (PR) adalah masing-masing divisi diperbolehkan untuk mengisi

dokumen Purchase Requisition (PR) atas persetujuan dari kepala divisi dari

masing-masing divisi.

Purchase Order (PO) adalah dokumen yang mengandung pesanan pembelian

barang atau jasa berdasarkan purchase requisition yang telah disetujui dimana

pengguna memiliki hak untuk memperoleh barang atau jasa. Purchase Order

(PO) secara umum mengandung permintaan pembelian atas barang atau jasa

kepada supplier beserta pengirimannya. Prosedur Purchase Order (PO)

adalah perusahaan calon pembeli mencari dan menentukan supplier dari

beberapa supplier yang meliputi beberapa kriteria umum, yaitu memiliki

kualitas barang dan jasa terbaik, harga terendah, dan pengiriman yang tepat

waktu.

Receiving report (receipts) adalah dokumen yang merupakan laporan

penerimaan barang atau jasa bahwa barang atau jasa yang diterima telah

memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam

Purchase Order (PO). Receiving report (receipt) secara umum mengandung

deskripsi dan kuantitas barang yang diterima, nomor Purchase Order (PO),

tanggal terima barang, dan asal pengiriman. Prosedur Receiving report

(receipt) adalah melakukan pencocokan antara Receiving report (receipt)

dengan Purchase Order (PO).

Dokumen tambahan lainnya yang digunakan selama mengerjakan penelitian ini

adalah Chart Of Account (COA). Chart Of Account (COA) merupakan daftar semua

kode akun yang disajikan dengan angka, huruf, atau paduan angka dan huruf. Manfaat

dari pembuatan Chart Of Account (COA) berupa :

Meningkatkan efisiensi pencatatan. Chart Of Account (COA) memampukan

pembuatan catatan operasional, akuntansi dan keuangan menjadi lebih ringkas

dan sistematis.

Mempermudah perbaikan atau penyesuaian. Apabila terdapat transaksi

tambahan ataupun kesalahan penulisan oleh pengguna, Chart Of Account

(COA) memampukan untuk dilakukannya tindakan-tindakan penyesuaian.

Meningkatkan kontrol pencatatan. Chart Of Account (COA) memberikan

identitas transaksi yang mudah dilihat dan diingat oleh pengguna.