bedah kasus dan penyelesaian hukum kasus pertanahan

55
BEDAH KASUS PERTANAHAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN DAN MIGAS, PERKEBUNAN MAUPUN KEHUTANAN BERSAMA MOHAMMAD MACHFUDH ZARQONI

Upload: purwo-widodo

Post on 24-Jul-2015

380 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

BEDAH KASUS PERTANAHAN DI SEKTOR

PERTAMBANGAN DAN MIGAS, PERKEBUNAN MAUPUN KEHUTANAN

BERSAMA

MOHAMMAD MACHFUDH ZARQONI

Page 2: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 2

PENDAHULUAN

• Tragedi berdarah yang telah terjadi di Mesuji maupun Sape pada penghujungan tahun 2011-2012, menunjukkan bahwa masalah tanah HGU, HTI, maupun IUP telah membawa petaka yang serius bagi bangsa kita ini. Amuk masa ibarat “asap”, “minyak”nya adalah ketimpangan akses terhadap sumberdaya agraria. Kita nampaknya tidak pernah mau menyadari bahwa persoalan sumber daya agraria itu sebenarnya adalah persoalan hidup-mati.

Page 3: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 3

KASUS BIMA 1• Belum lagi selesai persoalan HAM di Mesuji selesai,

muncul persitiwa berdarah di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Insiden Sape tanggal 25 Desember 2011 ini adalah buntut dari persoalan Izin Usaha Pertambangan Emas PT. Sumber Mineral Nusantara (MSN) di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima yang dikeluarkan Bupati Bima Ferry Zulkarnaen. Pertambangan emas yang oleh Front Rakyat Anti Tambang (FRAT), akan merusak satu-satunya sumber mata air rakyat Lambu, ternyata tetap dipertahankan oleh Bupati (yang lebih memilih PT.MSN ketimbang rakyat yang telah memilihnya). Frustasinya rakyat mendorong mereka memblokade pelabuhan Sape, yang kemudian dibubarkan polisi dengan tembakan peluru tajam yang dibeli dengan uang rakyat. Harian Republika, 26 Desember 2011.

Page 4: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 4

KASUS BIMA 2• Bupati Bima bersikukuh dengan

kecurigaan adanya provokator dalam kerusuhan Sape, menolak membatalkan IUP PT. Sumber Mineral Nusantara. Dan akhirnya terjadi pembakaran massal atas Kantor Bupati Bima. Baru setelah itu ada “arahan” Menteri ESDM, dan IUP tersebut akhirnya dicabut, namun Kantor Bupati sudah terlanjur terbakar. Dan konflik ini akan membekas di hati “orang Bima”.

Page 5: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 5

KASUS TRENGGALEK• Kasus yang sangat miris dan mengoyak

nurani kemanusiaan terjadi pada Samuri, seorang petani Desa Samurup, Trenggalek, Jawa Timur. Di pekarangan miliknya terdapat batu-batu, yang dikumpulkan, kemudian dibeli oleh pedagang. Pada tanggal 18 Fenruari 2011 ia ditangkap polisi yang menuduhnya “menambang tanpa Izin”. Kepada Samuri, orang kampung yang lugu ini dikenakan pasal 158 UU 4/2009 tentang Pertambangan Minerba

Page 6: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 6

Pasal 158 UU 4/2009• “Setiap orang yang melakukan

usaha penambangan tanpa IUP, IPR atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau ayat (5) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”

Page 7: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 7

INDUSTRI PERTAMBANGAN

• Usaha pertambangan saat ini adalah usaha yang paling atraktif. Mengusahakan tambang di Indonesia adalah sangat menguntungkan, karena >70% keuntungan utk investor (Migas Cuma 30%). Disamping itu bahan tambangnya “terserak” dipermukaan bumi (bandingkan dg luar negeri yg harus masuk perut bumi). Oleh karena itu wajar bila kita dapat melihat bagitu atraktifnya saham-saham perusahaan pertambangan. Saham-saham perusahaan pertambangan adalah bluechip di lantai bursa

Page 8: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 8

INDUSTRI PERTAMBANGAN

• Berbeda dengan usaha lain yang meninggalkan “peradaban” bagi daerah lokasi proyek, usaha pertambangan justru meninggalkan “masalah” bagi lokasi proyek. Pertanyaannya adalah apakah kerusakan alam itu sebanding dengan keuntungan yang diperoleh masyarakat atau daerah lokasi pertambangan itu?

Page 9: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 9

Page 10: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

10Machfudh Zarqoni, 2012

Page 11: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

11Machfudh Zarqoni, 2012

Page 12: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

12Machfudh Zarqoni, 2012

Page 13: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

13Machfudh Zarqoni, 2012

Page 14: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

14Machfudh Zarqoni, 2012

Page 15: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 15

PEMBEBASAN/PEROLEHAN TANAH

• Pasal 135 Undang-Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan dan Minerba menyatakan bahwa Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi hanya dapat melaksanakan kegiatannya setelah mendapat persetujuan dari pemegang hak atas tanah.

Page 16: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 16

MASALAH SOSIAL DAN HUKUM• Dengan harga ganti rugi yang tinggipun

sebenarnya pemilik tanah tetap menderita. Mereka akan “tercabut” dari habitatnya. Para petani yang secara turun-temurun hidup dari sektor pertanian harus pindah ke sektor lain, jelas ini sangat sulit, bahkan sebenarnya tidak mungkin. Hal ini ditambah dengan perubahan pola hidup yang konsumtif yang diakibatkan oleh uang ganti rugi. Akhirnya para bekas pemilik tanah ini benar-benar terjerumus menjadi orang miskin yang tidak bertanah. Tidak berlebihan bila para aktifis menyebut pembebasan tanah itu adalah ”genocida”.

Page 17: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 17

GANTI UNTUNG• Jika bagi pengusaha pertambangan

deposit pertambangan merupakan “harta karun”, maka bagi penduduk yang “terkena”, deposit itu sejatinya merupakan “musibah”. Hak ekologis bagi keluarga dan keturunannya telah tercampak

• Pengusaha mendapat isi durian yang manis sementar penduduk setempat hanya mendapat “abu” nya, dan … “ketiban durian”.

Page 18: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 18

UU 4/2009• Pasal 134 ayat (1) menegaskan

bahwa “Hak atas WIUP, WPR, atau WIUPK tidak meliputi hak atas tanah permukaan bumi”.

• Pasal 135 menegaskan bahwa : “Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi hanya dapat melaksanakan kegiatannya setelah mendapat persetujuan dari pemegang hak atas tanah”.

Page 19: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 19

BAHAN DISKUSI• PT. A pemegang konsesi tambang seluas 500 ha,

di dalamnya terdapat 200 pemilik tanah yang hanya memiliki bukti Surat Keterangan Tanah (SKT) dari Kepala Desa. Setelah dilakukan pengukuran oleh BPN ternyata SKT tersebut berdiri di atas Sertipikat Hak Milik Transmigrasi. Apa yang harus dilakukan oleh PT. A ?

• PT. B pemegang konsesi tambang seluas 1000 ha yang ternyata berada dalam areal HGU PT Z, yang ternyata tidak mau melepaskan tanahnya. PT. Z meminta diajak bekerjasama dalam pengelolaan konsesi tambang. Apa yang harus dilakukan oleh PT. B ?

Page 20: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 20

KONFLIK PERKEBUNAN• Mesuji (tanggal 21 April 2011), dua warga dan lima

petugas keamanan PT. Sumber Wangi Alam di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tewas; tanggal 6 Nopember 2011 antara warga dengan perusahaan HTI PT. Silva Inhutani di Rregister 45, Mesuji Lampung, seorang warga tewas; tanggal 10 November 2011, antara warga dengan PT. Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) perkebunan kelapa sawit, di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Lampung, seorang warga tewas dan enam lainnya luka tertembak menyentak kita betapa pembangunan yang dilakukan selama ini menyisakan “api dalam sekam”

• Info: penggelapan plasma oleh inti HGU

Page 21: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 21

JAPIN DKK

• Setiap orang dilarang melakukan tindakan yang berakibat pada kerusakan kebun dan/atau aset lainnya, penggunaan tanah perkebunan tanpa izin dan/atau tindakan lainnya yang mengakibatkan terganggunya usaha perkebunan” (ps 21 UU 18/2004)

Page 22: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 22

Ps 47 UU 18/2004

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melanggar larangan melakukan tindakan yang berakibat pada kerusakan kebun dan/atau aset lainnya, penggunaan lahan perkebunan tanpa izin dan/atau tindakan lainnya yang mengakibatkan terganggunya usaha perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(2) Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan tindakan yang berakibat pada kerusakan kebun dan/atau aset lainnya, penggunaan lahan perkebunan tanpa izin dan/atau tindakan lainnya yang mengakibatkan terganggunya usaha perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, diancam dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

Page 23: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 23

Putusan MK no. 55/PUU-VIII/2010

• bahwa UU 18/2004 Pasal 21 dan 47 ayat 1 dan 2 dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945. Selain itu Pasal 47 dinyatakan bertentangan dengan Pasal 28D ayat 1 dan Pasal 28G ayat 1 UUD 1945. Sehingga ketentuan-ketentuan tersebut dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mengikat

Page 24: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 24

DELIGITIMASI HGU 1• Keuntungan masyarakat atas penyerobotan

tanah HGU itu sebenarnya hanya sementara, cepat atau lambat mereka akan menuntut pemerintah untuk memberikan hak. Sesuai dengan pemahamannya maka ”pembiaran” pengambilan tanah HGU itu adalah wujud dari ”restu” pemerintah yang tidak tertulis. Realitas ini dapat mendorong konflik berkepanjangan ”tanpa kepastian” dan menjadi keos. Jika sudah demikian negara dan bangsa ini juga yang merugi.

Page 25: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 25

DELEGITIMASI HGU 2• Tujuan investasi pertama-tama adalah

untuk mendapatkan keuntungan (profit), yang kedua adalah keamanan investasi. Oleh karena itu deligitimasi HGU adalah mimpi buruk bagi investor. Amputasi tanah kawasan HGU oleh beberapa lembaga pemerintah meskipun dengan alasan untuk kepentingan publik adalah iklan ”buruk” Indonesia di mata investor. Deleigitimasi HGU pada dasarnya adalah ”melukai” diri kita sendiri

Page 26: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 26

PLASMA• Sebagian dari dunia usaha membangun

plasma ini “setengah-hati”. Bahkan sebagian besar dari HGU menempatkan lokasi plasma diatas tanah masyarakat atau tanah ulayat yang belum dibebaskan. Padahal kewajiban untuk membangun kebun plasma yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007 tanggal 28 Pebruari 2007 pasal 11 hanyalah 20 % dari total luas Hak Guna Usaha.

Page 27: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 27

REVITALISASI BATAS/PLASMA• Revitalisasi batas bidang tanah milik para

tetangga yang bersebelahan dengan bidang tanah kita, adalah sangat perlu. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana Pemilik HGU di Jawa Timur yang kebetulan adalah BUMN membiayai sertipikasi tanah milik para tetangga yang bersebelahan dengan tanah HGU ini. Dan “kebajikan” ini membuahkan hasil dalam pengamanan asset HGU secara permanen dan berkelanjutan. Demikian pula HGU lainnya yang membangun dan membiayai legalisasi asset “plasma pagar”, adalah untuk pengamanan Inti HGU.

Page 28: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 28

Penyelesaian Tanah HGU Oleh Pemegang Izin Pertambangan

1.PELEPASAN2.PEMBELIAN/PERALIHAN

HAK3.TAKE OVER4.KERJASAMA

Page 29: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 29

BAHAN DISKUSI

1. PT. G mempunyai HGU seluas 10.000 ha, dan baru bisa menanam sawit seluas 3000 ha., sehingga potensial untuk menjadi tanah yang diusulkan sebagai tanah terlantar. Apa yang dapat dilakukan PT. G ?

2. Di dalam areal HGU PT. G tersebut ternyata terdapat konsesi tambang batubara seluas 3000 ha yang deposit dan kualitasnya batubaranya sangat bagus. Sebaiknya apa yang dilakukan oleh PT. G ?

3. Di dalam areal HGU ini terdapat enclove seluas 500 ha, yang juga ditanami kelapa sawit. Apa yang dapat dilakukan?

4. Anda ingin investasi di bidang perkebunan kelapa sawit, di Kalimantan Barat. Terdapat tanah masyarakat seluas 10.000 ha yang terdiri dari 1000 pemilik tanah, mereka tidak mau tanahnya dibebaskan. Apa yang dapat anda lakukan?

Page 30: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 30

KONFLIK KEHUTANAN• Di mata para penggiat, Zaelani yang

ditembak oleh aparat di Register 45 Mesuji pada tanggal 10 Nopember 2011 adalah seorang “Pahlawan Agraria”. Bahkan menurut Imparsial, domein register itu adalah bentuk terstruktur penjajahan neo kapitalis, sebagaimana domein verklaringnya kolonialis/kapitalis Belanda pada tahun 1870

Page 31: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 31

KONFLIK KEHUTANAN 2• Konflik kehutanan seolah sudah

sering terjadi di Lampung. Pada bulan Mei tahun 1998 terjadi unjuk rasa petani secara massif. Puluhan ribu petani menduduki dan melumpuhkan Kantor Pemerintahan di Bandar Lampung. Akhir peristiwa tahun 1998 tersebut adalah Menteri Kehutanan melepaskan 2,5 juta hektar tanah kehutanan untuk petani

Page 32: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 32

KONFLIK KEHUTANAN 3• Pada sisi lain, hal yang sangat

memilukan adalah adanya pembunuhan, atau bahkan pembantaian missal orang hutan di wilayah Hutan Tanaman Industri ataupun di kebun sawit di Kalimantan Timur. Kasus ini telah tersebar ke seluruh dunia. Tentu saja hal tersebut sangat memalukan bangsa Indonesia. Dari kasus ini terlihat bahwa “hutan makan hutan”

Page 33: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 33

HUTAN DLM LALIN PEMBANGUNAN• Kebijakan Pokok Kehutanan (UU 5/1967) kemudian

diperbaharui melalui UU Nomor 41 tahun 1999. Untuk mengatur kawasan hutan yang digunakan untuk pertambangan dikeluarkan UU 19/2004. Penetapan dan pelepasan kawasan hutan selanjutnya diatur melalui PP 10 tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, dan PP 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan yang kemudian dijabarkan dalam empat Peraturan Menteri Kehutanan tahun 2010 (P 32 tentang Tukar Menukar Hutan, P 33 tentang Pelepasan Hutan, P 34 tentang Perubahan Fungsi Hutan dan P 36 tentang Tim Terpadu).

Page 34: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 34

SIRKUS

• Di Kalimantan Timur, terdapat Hak Guna Usaha yang penerbitannya didasarkan atas Izin Lokasi Bupati dan pelepasan kawasan hutan dari Kementrian Kehutanan, namun setelah itu kawasan tersebut ditetapkan lagi sebagai kawasan hutan oleh Menteri kehutanan. Kemudian pada HGU tersebut dipasang police-line.

• Propinsi Kalimantan Tengah lebih unik lagi, yaitu kawasan tersebut melalui Tata Guna Hutan Kesepakatan ditetapkan seluruhnya sebagai kawasan hutan. Oleh karena itu seluruh Ijin Lokasi maupun Sertipikat “menjadi” berada di dalam kawasan hutan Seminar Puspin di Banjarmasin 22-23 Juni 2011.

Page 35: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 35

BAHAN DISKUSI• Perusahaan Anda mempunyai tanah sawah 100 ha di

Kec. Babelan, Kabupaten Bekasi. Tanah tersebut ternyata berada di dalam Kawasan Hutan. Surat tanah anda berupa Izin Pemanfaatan Hutan dari PT. Perhutani. Kabarnya untuk mensertipikatkan tanah tersebut, anda harus mengajukan Izin Tukar Menukar Tanah Kehutanan. Ternyata saat ini Pertamina sedang melakukan pemboran minyak di tanah anda. Apa yang paling efisien anda lakukan?.

• Perusahaan anda mempunyai HGU 15.000 ha di Klimantan Timur sejak tahun 2001. Tahun 2005 HGU anda ternyata terletak di dalam kawasan hutan, dan telah di ”police-line”. Apa langkah anda?

Page 36: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 36

MASYARAKAT ADAT• Yang menyatukan dan menggerakkan

rakyat pedesaan adalah adat, terutama menyangkut ”harga diri”, dan tekad untuk mempertahankan ”secuil” liebensraum yang masih tersisa. Hal tersebut sudah ditunjukkan oleh ”kegarangan” masyarakat di beberapa lokasi pembangunan, baik Pertambangan, HGU, maupun HTI. Amuk massa juga dapat disebabkan rasa frustasi rakyat kecil.

Page 37: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 37

TANAH ADAT DAN ULAYAT

• Malalui proses hukum, rakyat yang lemah pasti akan kalah. Menanggapi dikalahkannya nenek tua renta dan miskin Rasminah dalam Kasasi Mahkamah Agung, Arifin Tumpa

Ketua Mahkamah Agung dengan enteng berkilah: ”Polisi jangan memasukkan semua kasus ke Pengadilan”. Polisi tentu tidak mau kalah : ”Itu sudah sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP”.

Page 38: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 38

STATUS HUKUM

• Model Hak Pengelolaan yang ”hak”nya tidak hilang meskipun telah diberikan hak sekunder di atasnya nampaknya juga kurang pas untuk hak ulayat, karena pada kasus hak ulayat jika telah terjadi pemberian hak individual oleh masyarakat hukum adat kepada subyek hak, maka berakhirlah hak ulayat itu. Dan seiring dengan perjalanan waktu, maka lama-lama kelamaan hak ulayat ini dapat saja ”habis” karena telah diberikan hak individual semuanya.

Page 39: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 39

KEDUDUKAN HUKUM• Dalam Hukum Adat, hak penguasaan

atas tanah yang tertinggi adalah Hak Ulayat, yang mengandung dua unsur yang beraspek hukum keperdataan dan hukum publik. Subyek Hak Ulayat adalah masyarakat hukum adat, baik terotorial ataupun genelogik, sebagai bentuk bersama para warganya. Adapun tanah Ulayat adalah tanah bersama para warga masyarakat hukum adat ybs

Page 40: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 40

PENDEKATAN• Jika UUPA menjelaskan bahwa hukum

tanah nasional itu berasaskan hukum adat, maka hak komunal masyarakat hukum adat yang sering disebut hak ulayat semestinya dilembagakan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

• Konsep strata title yang dianut oleh UU 16/1985 dan sekarang UU 20/2011 adalah Konsep Hukum Adat yang berasas pemisahan horisontal.

Page 41: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 41

KELEMBAGAAN• Hak Ulayat meliputi semua tanah yang ada

dalam lingkungan wilayah masyarakat hukum yang bersangkutan, baik yang sudah dihaki maupun yang belum. Dalam lingkungan Hak Ulayat tidak ada tanah sebagai ”res nullius”. Umumnya batas wilayah Hak Ulayat masyarakat hukum adat teritorial tidak dapat ditentukan secara pasti. Masyarakat Hukum Adat sebagai penjelmaan dari seluruh anggotanya yang mempunyai Hak Ulayat, bukan orang seorang

Page 42: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 42

SYARAT TANAH ULAYAT UTK DIPERDAKAN

1. persekutuan masyarakat hukum adat yang berdaulat dan mempunyai kewenangan publik mengatur dan ditaati anggota persekutuan;

2. mempunyai wilayah adat tertentu yang dikuasai dan jelas batas-batasnya serta dihormati masyarakat luar;

3. memiliki aturan hukum adat yang berlaku dan ditaati anggota persekutuan,

Page 43: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 43

HAK ULAYAT• Karena hak ulayat merupakan hak

bersifat publik, maka bagian areal yang belum terdapat pemilikan individu secara menetap bila diperlukan untuk kepentingan umum/pemerintah atau kepentingan pihak lain maka dapat diberikan ganti kerugian dalam bentuk fasilitas tertentu untuk kepentingan persekutuan adat

Page 44: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 44

BEKAS TANAH MILIK ADAT

• Alat bukti hak atas tanah seperti girik, pipilan, dlsb. yang diterbitkan setelah tanggal 24 September 1960 hanyalah bukti indikatif. Oleh karena itu sejarah atau riwayat tanah bekas tanah milik adat ini menjadi penting. Jika dijumpai telah terjadi “pergeseran” subyek hak, maka pada bekas tanah milik adat itu telah menjadi Tanah Negara.

Page 45: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 45

BEKAS HMA PRODUK BELANDA

• Pasal II ayat (1) Ketentuan-Ketentuan Konversi UUPA menjelaskan bahwa : “Hak-hak atas tanah ……… yaitu: hak agrarische eigendom, milik, yayasan , andarbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa, pesini, grant Sultan, landerijenbzitrecht, altijddurnede erfpacht, hak usaha atas bekas tanah partikelir ……… sejak berlakunya Undang-Undang ini menjadi hak milik tersebut dalam Pasal 20 ayat 1, kecuali jika yang mempunyainya tidak memenuhi syarat sebagai yang tersebut dalam Pasal 21”. Syarat dalam Pasal 21 ayat (1) menyebutkan bahwa hanya warganegara Indonesia yang dapat memiliki hak milik.

Page 46: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 46

BAHAN DISKUSI

1. Jika lokasi konsesi ternyata adalah Tanah Ulayat, apa yang sebaiknya anda lakukan?

2. Jika konsesi anda di Papua (tanah Adat), apakah anda tidak takut jika kelak anak pemilik tanah itu menggugat? Dari sisi menajemen resiko, model perolehan tanah seperti apa yang anda pilih?

 

Page 47: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 47

RENUNGAN 1

• Kasus Bima :IUP mungkin saja diperoleh melalui tata cara yang benar, namun Bupati kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang akan terkena dampak. Amdal mungkin saja telah dilakukan, tetapi premisnya perlu dipertanyakan.

• Kasus HGU Mesuji: HGU diperoleh melalui mekanisme yang benar (Direktur Perkara BPNRI), tetapi terdapat penggelapan alokasi plasma untuk bekas pemilik tanah.

Page 48: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 48

RENUNGAN 2

• Kasus Register 45 Mesuji Lampung: Pendekatan ”hukum murni” yang dilakukan para pejabat Kehutanan benar, dan jikapun diproses di pengadilan sangat mungkin menang. Tetapi jika dilihat dari sisi UUD 1945 (Pembukaan, alinea keempat) atau Proklamasi apalagi Sumpah Pemuda, sikap tersebut seperti sikap penjajah Belanda dengan Domein Verklaringnya. Resiko sosial dan politisnya teramat mahal. Perlu diingat bahwa UU 41/1999 sendiri dalam Konsiderans Mengingatnya merujuk pada UU no. 5 tahun 1960 (UUPA) yang mengakui liebensraum penduduk asli Indonesia.

Page 49: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 49

RENUNGAN 3- Masalah overlapping kebijakan adalah

persoalan birokrasi, jadi bukan persoalan keadilan, sehingga tidak pantas diproses di lembaga peradilan. Pananganannya adalah dengan menggunakan kearifan lokal. Dengan demikian solusinya adalah PDKT (pendekatan).

- Ketentuan pidana telah menjadi ”bola liar” dan merupakan ”cek kosong” yang menjadi ”ladang inisiatif” aparat penegak hukum.

Page 50: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 50

RENUNGAN 4- Tanah Adat maupun Ulayat telah dipangang

oleh hukum dengan ”sebelah mata”, sehingga rakyat harus berani meregang nyawa untuk memperjuangkannya.

- Konflik, baik horisontal maupun vertikal seperti dalam kasus Mesuji dan Sape ”ongkos” sangat mahal. Selain memancing ”amuk” masa di daerah lain, konflik juga menakutkan investor. Pengusaha dan pejabat harus lebih arif dari rakyat, karena rakyat sebenarnya sudah tidak punya apa-apa lagi.

Page 51: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 51

SOLUSI• Agar investasi aman dan

berkelanjutan (sustainable), perlu dihindari pendekatan hukum atau ”perang”, karena proses litigasi hanya akan menyisakan kerugian bagi kedua belah pihak. Yang menang menjadi arang dan yang kalah akan menjadi abu (Yang untung hanyalah hamba wet). Ajak masyarakat, terutama pemilik tanah untuk bekerjasama.

Page 52: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 52

2 MODEL KERJASAMA

• Inbreng (memasukkan tanah rakyat menjadi saham)Dalam model ini, hak petani ”diturunkan” terlebih dahulu menjadi Hak Guna Usaha, setelah itu baru dilakukan inbreng ke dalam Hak Guna Usaha Badan Usaha (Perseroan Terbatas). Dengan demikian petani ikut menjadi pemilik perusahaan melalui kepemilikan saham atas nama.

• Model hak primer-sekunderJika dibutuhkan lahan sawit 10.000 hektar, areal akan meliputi lebih kurang 1000 pemilik tanah, tergantung batas maksimum pemililikan tanah di kabupaten yang bersangkutan. Kepada pemilik tanah diberikan Hak Milik. Pemegang hak milik kemudian memberikan Hak Pakai kepada investor. Proses Konsolidasi Tanah dapat dilakukan baik pada waktu sebelum pemberian hak sekunder maupun setelahnya. Dengan persetujuan pemegang hak milik , maka sesuai dengan UU 4/1996 (UUHT) dan PP 40/1996 maka Hak Pakai dapat dibebani Hak Tanggungan.

Page 53: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 53

MANFAAT KERJASAMA

• Melalui Model Kerjasama ini, rakyat akan tetap mempunyai akses terhadap tanahnya. Tidak seperti Model Pembebasan Tanah yang membuat rakyat tidak bertanah lagi.

• Bagi perusahaan, kerjasama akan mengurangi resiko, terutama menyangkut tanah. Dari segi manejemen resiko, rakyat akan ikut mempertahankan haknya dari gangguan siapapun

Page 54: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 54

BEDAH KASUS

• Kasus I: REVITALISASI ASET BUMN TANPA PENGGUSURAN PENGGARAP TANAH MELALUI KERJASAMA KELEMBAGAAN

• Kasus II : PENDAYAGUNAAN ASET PEMDA TANPA PENGGUSURAN PENGGARAP TANAH MELALUI OPTIMASI PENGGUNAAN TANAH KAWASAN

 

Page 55: Bedah Kasus Dan Penyelesaian Hukum Kasus Pertanahan

Machfudh Zarqoni, 2012 55

SEKIAN, MOHON MAAF DAN TERIMAKASIH

MOHAMMAD MACHFUDH ZARQONIJl. Pondok Kelapa Timur Kav.Blok E 8/8,Jakarta Timur 13450.T/F: 02186900513, HP: 0816825929Email: [email protected]