balanced scorecard
DESCRIPTION
taskTRANSCRIPT
Tugas IndividuMata Kuliah : Manajemen dan Kebijakan KesehatanDosen : Dr. Syahrir A. Pasinring, MS.
“Balanced Scorecard”
RUSTAM MT
P1806212009
KONSENTRASI MANAJEMEN ADMINISTRASI RSPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2012
Balanced Scorecard (Kartu Skor
Berimbang)
Balanced Scorecard (Kartu Skor Berimbang) merupakan
suatu system manajemen yang dapat dipergunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan, memantau perkembangan kinerja
tersebut, serta menjalin strategi dengan program-program kerja
perusahaan dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Pimpinan perusahaan dapat menggunakan
Kartu Skor Berimbang untuk senantiasa meneliti berbagai aspek
(perspektif) dalam perusahaan, yang dikelompokkan dalam
prespektif Financial (Keuangan), Customer (Pelanggan), Internal
Business Process (Proses Bisnis Internal), dan Learning and
Growth (Belajar dan Berkembang).
Berbeda dengan metoda-metoda pengukuran kinerja-
perusahaan lainnya, Kartu Skor Berimbang mencoba
menyeimbangkan antara tujuan jangka-panjang dan
jangkapendek dari perusahaan, pengaruh eksternal dan internal
perusahaan, serta factor leading (pengarah) dan faktor lagging
(pengikut) dalam perusahaan, dengan tujuan akhir pencapaian
visi perusahaan. Penyusunan Kartu Skor Berimbang dimulai
dengan penetapan objectives (tujuan-tujuan utama) perusahaan
berdasarkan visi yang digariskan oleh pimpinan perusahaan.
Karena tujuan-tujuan utama perusahaan biasanya masih
merupakan sesuatu yang abstrak dan umum, maka tujuan-tujuan
tersebut kemudian dijabarkan ke dalam tujuantujuan yang lebih
terperinci dan nyata, dalam keempat perspektif, yaitu Keuangan,
Pelanggan, Proses Bisnis Internal, serta Belajar dan Berkembang.
Program-program kerja perusahaan tentu saja diarahkan untuk
pencapaian tujuan-tujuan ini.
Keterkaitan antara suatu program kerja dengan program
kerja lainnya, dan hubungan antara pencapaian tujuan dan
program kerja, yang dibuat dalam model hubungan sebab-
akibat, merupakan dasar asumsi untuk tindakan koreksi yang
perlu dilakukan perusahaan di masa depan.
Langkah penting selanjutnya adalah menetapkan
measure (ukuran) untuk menilai pencapaian tujuan. Sedangkan
langkah terakhir adalah memantau perkembangan kinerja
perusahaan secara periodik dalam kerangka empat perspektif,
yakni Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal, serta Belajar
dan Berkembang.
Suatu sistem Kartu Skor Berimbang yang baik diharapkan
dapat mempermudah dan mempercepat para pengambil
keputusan dalam perusahaan untuk, secara sistematis,
melakukan tindakan koreksi atas kekurangan-kekurangan yang
terjadi dalam operasi bisnis dan manajemen perusahaan.
I. PENDAHULUAN
Hingga saat ini Kartu Skor Berimbang telah dipergunakan
selama satu dekade. Sistem manajemen ini pertama kali
dikembangkan di tahun 1990 oleh dua orang ahli dari Amerika
Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Ketika itu
David Norton, yang menjabat sebagai CEO (Chief Executive
Officer) dari perusahaan Nolan Norton, dan Robert Kaplan,
seorang staf pengajar dari Harvard University, mendapat tugas
untuk melakukan studi pengukuran kinerja perusahaan. Mereka
bertemu dan berdiskusi dengan berbagai perusahaan dalam
rangka tugas itu, dan mereka sampai pada kesimpulan bahwa
pengukuran kinerja perusahaan yang banyak dipergunakan pada
masa itu memiliki beberapa kelemahan.
Salah satu kelemahan dari metoda pengukuran kinerja-
perusahaan di masa lalu adalah penekanannya yang hanya
terbatas pada aspek keuangan. Memang benar bahwa kinerja
keuangan sangat penting bagi semua perusahaan. Tetapi kalau
perusahaan hanya mengandalkan pada kinerja keuangannya,
ada kemungkinan perusahaan itu akan melupakan aspek-aspek
lain yang juga penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Aspek teknologi sebagai contoh. Perusahaan-perusahaan yang
tidak memperhatikan akan perkembangan teknologi, dan tidak
berusaha untuk melakukan inovasi, jelas akan menghadapi
bahaya di masa datang, dimana setiap perusahaan berlomba-
lomba untuk menggunakan teknologi dalam memperoleh
keunggulannya.
Disamping itu perusahaan yang hanya mengandalkan
pada kinerja keuangan sematamata, cenderung hanya
memperhatikan keberhasilan jangka pendek dengan melupakan
kelangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Tujuan jangka
panjang perusahaan seringkali terabaikan karena tujuan ini
seringkali bersifat abstrak, dan pencapaiannya seringkali juga
tidak mudah diukur.
Kartu Skor Berimbang merupakan sistem manajemen
yang berguna untuk mengurangi kelemahan-kelemahan dari
metoda pengukuran kinerja-perusahaan yang disebutkan di atas.
Sistem ini memadukan berbagai aspek dalam manajemen
perusahaan ke dalam empat perspektif yaitu Financial
(Keuangan), Customer (Pelanggan), Internal Business Processes
(Proses Bisnis Internal), dan Learning and Growth (Belajar dan
Berkembang).
Dengan perpaduan keempat perspektif di dalamnya,
tentu saja Kartu Skor Berimbang jauh lebih komprehensif
dibandingkan metoda yang hanya mementingkan satu aspek
saja, keuangan. Keunggulan sistem ini sekarang telah diakui oleh
berbagai perusahaan di seluruh dunia. Di Indonesia sistem Kartu
Skor Berimbang telah pula diterapkan pada banyak perusahaan
termasuk perusahaan-perusahaan dalam lingkungan industry
strategis : PT INTI, PT LEN INDUSTRI, PT KRAKATAU STEEL, PT
PAL, PT IPTN, PT PINDAD, PT BARATA, PT BBI, PT DAHANA, dan PT
INKA.
II. FUNGSI KARTU SKOR BERIMBANG
Kartu Skor Berimbang merupakan suatu sistem
manajemen yang saat ini paling banyak dipergunakan di seluruh
dunia. Sebuah perusahaan jasa riset dan konsultan di Amerika
Serikat, Gartner Group, memperkirakan bahwa "Sedikitnya 40%
dari perusahaanperusahaan yang termasuk dalam kelompok
Fortune 1000 akan menerapkan Kartu Skor Berimbang pada
tahun 2000." Bahkan, majalah Harvard Business Review telah
menyatakan bahwa Kartu Skor Berimbang adalah salah satu dari
konsep bisnis yang paling berpengaruh selama 75 tahun terakhir.
Keberhasilan dalam penyebaran sistem Kartu Skor
Berimbang di berbagai perusahaan, bertolak dari fungsi dan
manfaatnya yang memang sangat tinggi. Para praktisi
beranggapan bahwa Kartu Skor Berimbang dapat menjadi alat
yang membantu mereka meraih keberhasilan perusahaan di
masa depan yang penuh dengan persaingan. Sistem ini telah
membantu mereka dalam menerjemahkan visi, tujuan dan
strategi perusahaan ke dalam program-program kerja yang
terstruktur dan dapat diukur pencapaiannya.
Dalam kerangka Kartu Skor Berimbang perusahaan
dituntun untuk mencapai tujuantujuan :
1. Menciptakan nilai bagi para pemegang saham, berlandaskan
manajemen keuangan yang efisien dan efektif (perspektif
Keuangan).
2. Menciptakan nilai bagi para pelanggan melalui strategi
pemasaran yang tepat pada kebutuhan dan harapan
pelanggan (perspektif Pelanggan).
3. Proses internal perusahaan yang efisien dan produktif dan
kerjasama yang sinergis (perspektif Proses Bisnis Internal).
4. Mempersiapkan masa depan perusahaan melalui penciptaan
iklim kerja yang kondusif bagi proses belajar dan proses
inovasi bagi perkembangan perusahaan yang
berkesinambungan (perspektif Belajar dan Berkembang).
Kartu Skor Berimbang diharapkan menjadi sistem
manajemen yang komprehensif, dan bukan hanya sekedar
prosedur untuk pengukuran kinerja perusahaan. Untuk maksud
ini maka dalam penerapannya perusahaan perlu melakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Jelaskan dan sosialisasikan visi, strategi dan tujuan
perusahaan
Proses penyusunan dan penerapan Kartu Skor
Berimbang dimulai dengan kerjasama para pimpinan dalam
menetapkan strategi usaha dan merincinya dalam tujuan
yang spesifik.
Untuk merencanakan tujuan keuangan, tim yang terdiri
dari para pimpinan harus memberi perhatian kepada
pertumbuhan pangsa pasar, peningkatan keuntungan,
dan peningkatan penerimaan cash.
Untuk perspektif pelanggan, tim secara eksplisit harus
berfokus kepada pelanggan dan segmen pasar yang
dituju.
Untuk perspektif Proses Bisnis Internal, tim hendaknya
benar-benar memilih proses yang dapat menjadi
keunggulan perusahaan.
Untuk perspektif Belajar dan Berkembang, sebagai
tujuan perusahaan, dianjurkan diambil beberapa tujuan
yang memang terkait dengan perspektif-perspektif
lainnya.
2. Komunikasi dan keterkaitan
Penggunaan Kartu Skor Berimbang hendaknya
dibarengi dengan komunikasi dalam semua tingkatan melalui
berbagai sarana yang tersedia, misal : jaringan komputer,
Intranet maupun Internet, buletin dan majalah intern, papan
pengumuman, dan rapat-rapat perusahaan. Komunikasi yang
terjalin di antara para karyawan diharapkan dapat membantu
terjalinnya keterkaitan di antara berbagai fungsi dalam
perusahaan, sesuai dengan mekanisme Kartu Skor
Berimbang.
3. Kaitkan dengan Sistem Imbalan
Agar penggunaan Kartu Skor Berimbang lebih efektif,
maka perusahaan hendaknya mengaitkannya dengan sistem
imbalan yang berlaku di perusahaan. Hal ini berarti
penghitungan imbalan bagi karyawan harus mengandung
faktor yang berasal dari penerapan Kartu Skor Berimbang.
Pengaitan sistem imbalan kepada sistem Kartu Skor
Berimbang semestinya tidak sulit dilakukan, karena adanya
ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam Kartu Skor
Berimbang.
4. Umpan-balik dan Proses Belajar
Tahap penting dalam penerapan sistem Kartu Skor
Berimbang adalah tahap umpanbalik dari berbagai fungsi
dalam perusahaan setelah perioda tertentu dilewati.
Dengan umpan-balik ini perusahaan akan mengalami proses
belajar,dengan melihat kekurangan atau kesalahan yang
telah dilakukan di masa lalu, dan upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk memperbaikinya di masa depan.
Jelas bahwa sebagai suatu sistem manajemen,
keberhasilan dari penerapan Kartu Skor Berimbang amatlah
tergantung pada kesungguhan para pelaku di dalam perusahaan,
pimpinan, manajer, dan seluruh karyawan, serta konsistensi
mereka dalam menjalani mekanisme dan proses yang dianjurkan
oleh sistem ini. Tidak ada jaminan bahwa setiap perusahaan
yang menerapkan sistem Kartu Skor Berimbang pasti akan
memperoleh keberhasilan. Tidak ada pula kepastian bahwa
dalam waktu yang singkat perusahaan akan mendapatkan
kemajuan yang mengagumkan setelah diterapkannya sistem
Kartu Skor Berimbang.
III. MANFAAT KARTU SKOR BERIMBANG
Penerapan sistem Kartu Skor Berimbang akan
memberikan manfaat yang sangat besar bagi perusahaan. Tidak
berlebihan bila dikatakan bahwa Kartu Skor Berimbang dapat
memberi manfaat baik kepada para pemegang saham, para
pimpinan dan manajer perusahaan, para karyawan, bahkan juga
kepada masyarakat luas.
Secara umum,diantara beberapa manfaat Kartu Skor
Berimbang adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi para pemegang saham
Penerapan Kartu Skor Berimbang akan sangat
membantu para pemegang saham dalam memantau
perkembangan perusahaan. Kinerja perusahaan yang
dihasilkan dari pelaksanaan usaha dalam setiap perioda
tertentu, akan terlihat dengan mudah dan sistematis.
Berbagai ukuran yang dicatat berdasarkan sistem Kartu Skor
Berimbang, dan pengelompokan ukuran-ukuran tersebut
kedalam empat perspektif, sangat memungkinkan hal itu.
Para pemegang saham akan segera melihat dimana
kelemahan perusahaan dan fungsi mana yang bertanggung
jawab atas kelemahan itu. Atau sebaliknya kekuatan apa
yang dimiliki perusahaan serta fungsi apa yang paling
mungkin menciptakan kekuatan itu. Sehingga, bila
diperlukan, para pemegang saham dapat memberikan
reward (penghargaan) atau sebaliknya punishment
(hukuman) atas dasar Kartu Skor Berimbang.
Para pemegang saham dapat meminta pencatatan
Kartu Skor Berimbang dilakukan dalam perioda satu tahun,
satu semester, satu triwulan, satu bulan atau bahkan setiap
minggu bila hal tersebut memang diperlukan. Dengan
demikian kondisi perusahaan dapat terdeteksi bukan hanya
setelah berakhirnya tahun yang berjalan, tetapi juga
perkembangannya dari waktu ke waktu sesuai perioda
pencatatan dari Kartu Skor Berimbang.
2. Manfaat bagi para pimpinan perusahaan
Penyusunan sistem Kartu Skor Berimbang barangkali
memang memerlukan usaha yang cukup berat. Menurut ahli-
ahli di bidang ini, dalam penyusunan sistem Kartu Skor
Berimbang para pimpinan dari berbagai fungsi dituntut untuk
membentuk sebuah Tim guna menentukan visi, strategi dan
tujuan-tujuan dari perusahaan, secara jelas dan tepat.
Sudah barang tentu pertemuan Tim para pimpinan ini
akan merupakan media komunikasi yang sangat efektif, dan
sangat bermanfaat kepada mereka. Berbagai masalah dalam
perusahaan akan menjadi jelas bagi para pimpinan dalam
Tim tersebut, bukan hanya bagi orang-perorang. Sebagai
tambahan,pertukaran informasi dan penuangan gagasan
bersama dari para pimpinan perusahaan akan menjadi bahan
yang sangat tinggi nilainya bagi perusahaan dalam
penyusunan dan penerapan sistem Kartu Skor Berimbang.
Manfaat sistem Kartu Skor Berimbang bagi para
pimpinan perusahaan (Direksi atau Kepala Unit) tentu tidak
berhenti hanya pada awal proses penyusunannya. Pada saat
pelaksanaan, dan terutama pada akhir suatu perioda
pencatatan,para pimpinan kembali akan mendapatkan
manfaat dari Kartu Skor Berimbang. Bentuk manfaat itu
adalah data-data yang akurat tentang kebenaran (atau
kesalahan) dari asumsi-asumsi yang telah mereka buat
sebelumnya, dan kelemahan dari strategi yang telah
ditetapkan, termasuk perspektif apa yang paling perlu
diperhatikan.
3. Manfaat bagi para karyawan
Karyawan perusahaan adalah motor penggerak,
pelaksana dari aktivitas-aktivitas perusahaan. Mereka
membutuhkan pengarahan, pedoman dan tuntunan yang
jelas dari (pimpinan) perusahaan. Tanpa hal-hal tersebut
mereka akan bekerja tanpa arah yang jelas, sehingga
mustahil visi perusahaan akan tercapai. Sistem Kartu Skor
Berimbang berperan besar dalam memberi arah, pedoman
dan tuntunan kepada hampir semua aktivitas karyawan. Bagi
mereka yang bekerja di dalam fungsi keuangan tersedia
rujukan dalam perspektif Keuangan; bagi yang menjalani
fungsi pemasaran dapat mengambil rujukan dari perspektif
Pelanggan; bagi yang melaksanakan fungsi produksi dapat
menempatkan diri dalam kerangka perspektif Proses Bisnis
Internal; dan bagi mereka yang menjalankan fungsi dalam
bidang teknologi tentu saja harus memperhatikan perspektif
Learning and Growth (Belajar dan Berkembang).
Karyawan pun tentunya akan menjadi lebih erat
kerjasamanya, karena keberhasilan mereka tergantung pada
perpaduan dan kekompakan seluruh fungsi. Kegagalan dari
suatu fungsi akan berdampak pada kegagalan perusahaan
secara keseluruhan, demikian juga sebaliknya. Perlu dicatat
bahwa Kartu Skor Berimbang memang dirancang untuk
menyeimbangkan semua fungsi dalam perusahaan.
4. Manfaat bagi masyarakat
Banyak sekali pihak di luar perusahaan yang
berkepentingan terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Para pemasok material dan bahan baku tentu
berharap terus dapat menjadi pemasok; para pembeli
senantiasa menginginkan produk yang makin baik
kualitasnya, dan murah harganya; sedangkan masyarakat
luas pun berharap dapat memperoleh manfaat ekonomis dari
kegiatan perusahaan. Pihak-pihak ini sebagai stakeholders
perusahaan akan memperoleh manfaat bila perusahaan
menerapkan Sistem Kartu Skor Berimbang. Terlebih lagi,
dengan adanya perspektif Pelanggan, perusahaan memang
dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada
mereka. Dari uraian di atas, secara singkat dapat dikatakan
bahwa manfaat sistem Kartu Skor Berimbang adalah :
mengarahkan warga perusahaan agar bekerja secara
professional berdasarkan visi dan tujuan yang jelas,
dengan strategi yang tepat, kinerja yang terus
meningkat, dan kemajuan yang berkesinambungan.
Ditinjau dari masing-masing perspektifnya, maka
secara khusus manfaat dari system Kartu Skor Berimbang
adalah sebagai berikut:
a) Manfaat dalam perspektif keuangan
Sistem Kartu Skor Berimbang sama sekali tidak
menghapuskan pengukuran kinerja berdasarkan aspek
keuangan perusahaan. Bahkan dalam sistem ini,
perspektif keuangan diakui sebagai salah satu yang
terpenting bagi perusahaan. Penilaian atas kinerja
keuangan di dalam sistem Kartu Skor Berimbang,
memberi gambaran yang ringkas tetapi sangat bermakna
bagi perusahaan dalam menyusun strategi yang tepat di
masa datang, melakukan koreksi atas asumsi-asumsi
(bisnis) yang telah dibuat, dan menjadi pedoman bagi
perspektif-perspektif lainnya.
b) Manfaat dalam perspektif pelanggan
Sistem Kartu Skor Berimbang memberikan
penekanan yang kuat pada pelayanan kepada pelanggan.
Ukuran dalam perspektif pelanggan akan menunjukkan
tingkat kepuasan atas produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan. Pemantauan atas tingkat kepuasan
pelanggan ini kemudian dapat digunakan sebagai koreksi
atas kebenaran dari asumsi keinginan pelanggan yang
dituju. Dengan sistem ini perusahaan diarahkan untuk
menjaga agar pelanggannya tidak beralih kepada
perusahaan lain, bahkan terus bertambah dengan
pelanggan-pelanggan baru.
Kinerja perusahaan dalam perspektif pelanggan menjadi
landasan bagi kinerja perusahaan dalam perspektif
keuangan.
c) Manfaat dalam perspektif proses bisnis internal
Proses bisnis di dalam perusahaan perlu terus
dipelajari dan disempurnakan. Sistem Kartu Skor
Berimbang menuntut analisa yang mendalam atas proses
bisnis tersebut agar akhirnya perusahaan dapat
menemukan suatu proses yang benar-benar mampu
menjadikan perusahaan unggul dibandingkan
perusahaan-perusahaan lain. Tentu proses bisnis tersebut
adalah proses yang akan menjaga tingkat efisiensi dan
produktivitas perusahaan yang tinggi.
d) Manfaat dalam perspektif belajar dan berkembang
Salah satu yang khas dari sistem Kartu Skor
Berimbang adalah perspektif Learning and Growth
(belajar dan berkembang). Perspektif ini sangat menarik
dan terbukti merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi perusahaan modern yang saat ini menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Dengan perspektif
belajar dan berkembang perusahaan akan memberikan
perhatian yang besar kepada usahausaha untuk
melakukan inovasi di dalam perusahaan, dan proses
training dan retraining bagi para karyawannya. Sehingga
seluruh warga perusahaan akan mampu beradaptasi
dengan baik terhadap segala perkembangan yang terjadi
dalam lingkungan bisnis perusahaan, termasuk
perkembangan teknologi yang demikian pesat dalam
tahun-tahun terakhir ini.
IV. PERSPEKTIF KEUANGAN
Seperti diuraikan dalam bagian depan, sistem Kartu Skor
Berimbang tidak membuang konsep lama dalam pengukuran
kinerja perusahaan yang berpatokan pada aspek keuangan.
Tetapi karena aspek keuangan hanya sedikit saja menceritakan
keadaan dari perusahaan dalam perioda yang telah lampau,
maka keadaan yang sesungguhnya yang menyangkut investasi
jangka-panjang menjadi terabaikan.
Oleh sebab itu sistem Kartu Skor Berimbang tidak
menganggap aspek keuangan sebagai satu-satunya ukuran
untuk menilai kinerja perusahaan. Di dalam sistem Kartu Skor
Berimbang perspektif keuangan dianggap merupakan salah satu
mata-rantai dari keseluruhan operasi perusahaan yang patut
diperhatikan. Seluruh fungsi dari perusahaan didorong untuk
bekerjasama menciptakan nilai-nilai kinerja yang semakin baik,
termasuk nilai kinerja dalam perspektif keuangan. Kartu Skor
Berimbang untuk perspektif keuangan disusun mulai dari tujuan
financial (keuangan) jangka panjang perusahaan dan kemudian
dikaitkan dengan perspektif-perspektif lainnya.
Kemajuan usaha perusahaan ditinjau dari perspektif
keuangan selalu berubah-ubah sesuai dengan siklus kehidupan
perusahaan yang mencakup tahapan:
1. Growth (Pertumbuhan)
Yaitu suatu awal dari siklus kehidupan perusahaan
yang ditandai dengan potensi pertumbuhan penjualan yang
pesat atas produk-produk atau jasa-jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan. Bisnis dalam masa ini biasanya juga
diikuti dengan sering terjadinya negative cash-flow dan
perputaran modal kerja yang rendah karena dana yang
tersedia diserap untuk mengembangkan produk dan jasa
baru, investasi mesin, peralatan dan fasilitas produksi,
infrastruktur perusahaan baik yang berbentuk hardware
(perangkat perkantoran) maupun software (sistem dan
prosedur kerja), dan usaha-usaha untuk membangun
jaringan distribusi dan pemasaran. Fokus dari perspektif
keuangan untuk perusahaan yang sedang berada dalam
tahap pertumbuhan adalah pertumbuhan output
(penjualan) produk dan jasa, yang terkait dengan
meningkatnya kelancaran pasokan produk dan jasa.
2. Sustain (Pemantapan)
Perusahaan yang sedang berada dalam siklus
pemantapan biasanya tidak lagi gencar melakukan
investasi pada produk dan jasa yang telah berjalan dengan
baik. Tetapi perusahaan tetap perlu mempertahankan agar
bisnis dari produk dan jasa tersebut dapat bertahan lebih
lama, sambil membangun bisnis untuk produk dan jasa
yang baru.
Fokus dari perspektif keuangan untuk perusahaan yang
sedang berada dalam tahap pemantapan adalah menjaga
kesesuaian produk dan jasa yang dihasilkan dengan
perkembangan permintaan pasar, peningkatan kualitas
produk atau jasa, dan pencarian peluang baru, inovasi dan
pengembangan produk atau jasa.
3. Harvest (Memungut hasil)
Perusahaan yang sedang berada dalam siklus harvest
biasanya hanya berusaha untuk memperoleh hasil yang
maksimal dari investasi yang telah dilakukannya di masa-
masa sebelumnya. Tentu saja perusahaan dalam tahap ini
tidak menginginkan hasil yang lebih kecil dari apa yang
telah ditanamkannya. Oleh sebab itu focus perspektif
keuangan dalam tahap ini adalah peningkatan efisiensi
produksi, pengurangan stock produk-jadi, otomatisasi
pelayanan, dan pengurangan biaya transaksi. Ukuran dalam
Kartu Skor Berimbang untuk perusahaan dalam tahap-tahap
tersebut diantaranya adalah :
a) Tahap Growth
Laju pertumbuhan penjualan menurut segmen
pasar
Persentase pendapatan dari produk atau jasa, dan
dari pelanggan baru
b) Tahap Sustain
Bagian pendapatan dari pelanggan yang menjadi
sasaran
Pendapatan dari cross-selling (penjualan silang)
Persentase pendapatan dari inovasi atau aplikasi
baru
Profitability (Kemampuan menghasilkan
keuntungan) dari pelanggan dan jenis produk
atau jasa tertentu.
c) Tahap Harvest
Profitability (Kemampuan menghasilkan
keuntungan) dari pelanggan dan jenis produk atau
jasa tertentu
Persentase pelanggan yang tidak menguntungkan
Sedang ukuran yang menyangkut penghematan biaya atau
peningkatan produktivitas, diantaranya adalah :
a) Tahap Growth
Pendapatan per karyawan
b) Tahap Sustain
Perbandingan biaya perusahaan dibandingkan
pesaing
Persentase penghematan biaya
Persentase biaya tidak-langsung terhadap
penjualan.
c) Tahap Harvest
Unit cost (biaya satuan) dibandingkan
pendapatan satuan Biaya tidak-langsung.
Ukuran-ukuran lain dalam Kartu Skor Berimbang yang
menyangkut pemanfaatan aktiva perusahaan adalah :
a) Tahap Growth
Tingkat investasi sebagai persentase dari penjualan
Besarnya anggaran untuk penelitian dan
pengembangan.
b) Tahap Sustain
Perbandingan modal kerja terhadap pendapatan di luar
operasi
Cash-to-cash cycle
Return on capital employed
Tingkat pemanfaatan kekayaan perusahaan.
c) Tahap Harvest
Tingkat pengembalian investasi dan jangka-waktunya
Kelancaran penyaluran produk dibandingkan dengan
besarnya stock.
V. PERSPEKTIF PELANGGAN
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan diminta untuk
merumuskan dan menetapkan pelanggan dan segmen pasar
yang akan digarap. Dalam segmen tersebut perusahaan harus
siap untuk menghadapi persaingan yang datang dari
perusahaan-perusahaan lain, baik yang besar maupun yang
kecil.
Agar perusahaan berhasil memenangkan persaingan yang
terjadi, maka perusahaan harus membuat suatu value
proposition (mengajukan suatu nilai) dari produk atau jasa yang
dihasilkannya dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan. Para
pelangganlah yang akan menentukan apakah nilai yang
ditawarkan kepadanya memang sesuai dengan kebutuhannya
atau tidak.Nilai yang ditawarkan ini merupakan driver
(penggerak) dari hasil usaha perusahaan, dan dalam sistem
Kartu Skor Berimbang sering disebut dengan lead indicator
(indikator pengarah).
Sedangkan hasil usaha dari perusahaan, yang biasa
dimasukkan dalam ukuran untuk perspektif keuangan disebut
dengan lag indicator (indikator pengikut). Unsur-unsur dari lead
indicator adalah time (yang berarti kecepatan tanggapan
terhadap permintaan pelanggan dan kecepatan penyerahan
produk atau jasa yang diminta oleh pelanggan), quality (kualitas
produk atau jasa yang ditawarkan), dan price (harga produk atau
jasa yang dihasilkan).
Sistem Kartu Skor Berimbang sangat menganjurkan
kepada setiap perusahaan untuk menetapkan target customer
(pelanggan yang dituju) dan market segment (segmen pasar)
yang diinginkan atas produk atau jasa yang dihasilkannya. Para
pencetus sistem ini berkeyakinan bahwa tanpa adanya
penetapan tersebut, dalam jangka panjang dikhawatirkan
perusahaan tidak akan berhasil meraih apa-apa. Oleh karena itu
pemilihan target customer dan market segment merupakan
salah satu tema penting dalam perspektif Pelanggan.
Beberapa contoh yang cukup jelas dari penetapan target
customer dan market segment dari beberapa perusahaan di
Indonesia antara lain :
TOYOTA Kijang : kendaraan keluarga.
SAMPOERNA : rokok dengan kadar nikotin rendah, How low
can you go ?
BENTOEL : rokok untuk yang berjiwa petualang.
LUX : sabun para bintang.
PIXY : kosmetik remaja.
Biasanya ada dua jenis ukuran yang dipergunakan untuk
perspektif pelanggan, yaitu ukuran yang sifatnya generic
(umum) dan ukuran yang spesifik bagi perusahaan, yang
diharapkan menjadi differentiator (pembeda) bagi perusahaan
bersangkutan disbanding perusahaan-perusahaan lain. Penulis
sistem Kartu Skor Berimbang menyebut ukuranukuran yang
umum dengan core measurement group.
Ukuran-ukuran umum yang diidentifikasi sering digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Kepuasan pelanggan jelas merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan. Hampir
semua perusahaan yang berskala internasional selalu
mengadakan penelitian atas kepuasan pelanggan secara
berkala. Perusahaanperusahaan ini, antara lain British
Airways, Hewlett-Packard, Xerox, Procter & Gamble,
Motorola, PepsiCo, Boeing, dan 3M, melakukan penelitian
tersebut dengan sangat bersungguh-sungguh dengan
melibatkan berbagai pakar di bidang psikologi, riset-pasar,
dan statistik.
2. Customer Acquisition (Memperoleh Pelanggan)
Jumlah pelanggan dari setiap perusahaan
menentukan jumlah pendapatan yang akan diperoleh dari
perusahaan itu. Oleh karenanya setiap perusahaan perlu
selalu berusaha menambah jumlah pelanggannya agar
(potensi) pendapatannya terus meningkat. Dengan sistem
Kartu Skor Berimbang, perusahaan dapat melakukan
pengukuran atas berapa banyak penambahan jumlah
pelanggan tersebut dalam setiap perioda tertentu.
3. Customer Retention (Mempertahankan Pelanggan)
Perusahaan bukan hanya perlu memperoleh
pelanggan-pelanggan baru, tetapi ia juga perlu berusaha
mempertahankan pelanggan-pelanggan lama dari produk
atau jasa yang dihasilkannya. Dalam bisnis dan
manajemen dikenal istilah customer loyalty (loyalitas
pelanggan) untuk menunjukkan kesetiaan pelanggan
dalam membeli dan menggunakan produk atau jasa dari
suatu perusahaan. Contoh, para perokok jarang sekali
beralih dengan rokok dengan merek lain, kecuali terpaksa.
4. Market Share and Account Share
Istilah market share (pangsa pasar) sudah sangat
membudaya di Indonesia. Ukuran ini memang dengan
mudah dan cepat dapat menunjukkan seberapa kuat atau
seberapa dominan suatu perusahaan dalam menguasai
pasar untuk produk atau jasa tertentu. Sekarang ini para
ahli manajemen menambahkan suatu ukuran lain untuk
lebih mengetahui tingkat penguasaan perusahaan
terhadap target customer, yaitu ukuran yang disebut
dengan Account Share. Dengan ukuran account share
tersebut perusahaan akan dapat mengetahui dengan lebih
jelas seberapa kuat ia dibandingkan perusahaan lain dalam
menjalani bisnis, secara spesifik, dengan pelanggan
tertentu.
5. Customer Profitability (Tigkat Keuntungan dari
Pelanggan)
Ukuran lain yang juga perlu diperhatikan setelah
keempat ukuran yang disebutkan di atas adalah Customer
Profitability yaitu ukuran yang menunjukkan seberapa
menguntungkan satu pelanggan atau sekelompok
pelanggan tertentu dari produk atau jasa perusahaan.
Di luar ukuran-ukuran umum yang disebutkan di atas dikenal
pula ukuran-ukuran spesifik sebagai berikut:
a) Product and Service Attributes (Atribut produk dan
jasa)
Atribut produk dan jasa meliputi fungsi, harga, dan
kualitas. Dengan sistem Kartu Skor Berimbang perusahaan
dibantu dalam pemantauan ukuran ini agar produk dan
jasa yang dihasilkannya benar-benar memiliki nilai yang
tinggi di mata para pelanggannya.
b) Customer Relationship (Hubungan dengan
Pelanggan)
Hubungan yang baik dengan pelanggan sangat
membantu bisnis dari perusahaan. Seringkali pelanggan
yang memiliki hubungan yang baik dengan (karyawan)
perusahaan dapat memperlancar kegiatan bisnis dari
perusahaan, atau bahkan meningkatkan bisnis yang telah
terjalin dengan perusahaan.
c) Image and Reputation (Citra dan Reputasi
Perusahaan)
Citra dan reputasi perusahaan sangat diperlukan
untuk menarik pelanggan menggunakan produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan. Betapa pentingnya citra dan
reputasi dari perusahaan, tercermin dari besarnya biaya
yang dikeluarkan oleh banyak perusahaan untuk
membangun kedua hal tersebut melalui iklan dan promosi
di berbagai media massa.Seringkali ditemui bahwa
perusahaan-perusahaan yang berhasil membangun citra
dan reputasi yang baik biasanya juga merupakan
perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam perspektif
keuangan.
VI. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
Tujuan pengembangan proses bisnis internal adalah untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih berkualitas secara
konsisten. Hal ini berarti bahwa perusahaan didorong untuk
menjaga proses-proses bisnis internal yang terbaik, serta
menciptakan prosesproses yang bermanfaat untuk produk dan
jasa baru yang lebih cocok dengan selera dan kebutuhan
pelanggan. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk
melakukan pembaharuan atas proses-proses (bisnis) internal
secara berkelanjutan agar perusahaan mampu mempertahankan
keunggulan kompetitifnya di masa depan.
Esensi dari perspektif proses bisnis internal adalah
penyesuaian proses-proses yang telah dijalankan oleh
perusahaan agar perusahaan dapat menghasilkan produk dan
jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu untuk dapat memahami
perspektif proses bisnis internal dengan baik, perlu dilakukan
pengkajian yang seksama atas value chain (rantai nilai) yang
berlaku bagi perusahaan yang bersangkutan.
Rantai nilai yang tercakup dalam proses bisnis internal
berawal dari saat kebutuhan pelanggan diidentifikasikan dan
berakhir pada saat kebutuhan itu telah dipenuhi, serta mencakup
proses-proses inovasi, operasi dan pelayanan purna-jual.
Pemenuhan kebutuhan pelanggan tersebut meliputi unsur harga,
kualitas, waktu penyerahan (yang cepat), fungsi dari produk atau
jasa, keragaman pilihan, kenyamanan, keramahan dalam
pelayanan, keamanan dan kesehatan, dan kemudahan.
Area untuk perspektif proses bisnis internal antara lain
adalah sebagai berikut :
Pasar, proses dan produk baru
Perusahaan perlu mengembangkan segmen pasar
baru bagi produk dan jasanya, menyediakan lebih banyak
pilihan kepada pelanggannya, memperbaharui kualitas dan
fungsionalitas produk dan jasa yang dihasilkannya, serta
memperbaharui proses produksi dan distribusi secara
berkesinambungan.
Produksi dan distribusi
Perusahaan bertanggung jawab untuk menjaga agar
proses produksi dan distribusi berlangsung lancer dengan
memanfaatkan kekayaan perusahaan secara maksimal.
Pelayanan Purna-Jual
Perusahaan perlu menjaga agar pelanggan dapat
memperoleh manfaat yang maksimal dan
berkesinambungan dari produk dan jasa yang mereka beli
dari perusahaan, kini dan masa yang akan datang.
Efisiensi, Efektivitas dan Produktivitas
Perusahaan perlu mengusahakan agar semua
potensi dan sumber dayanya dimanfaatkan dengan efisien,
dan digunakan secara tepat untuk menghasilkan nilai
tambah bagi perusahaan dan peningkatan keuntungan
perusahaan.
Aspek-aspek proses internal yang perlu diperhatikan:
1. Keseluruhan proses internal yang berjalan dalam
perusahaan perlu diselaraskan dengan visi dan misi
perusahaan.
2. Perhatian pada proses internal ditujukan pada usaha
peningkatan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
value added (nilai tambah) produk atau jasa.
3. Upaya peningkatan nilai tambah pada dasarnya baru
terjadi setelah pelanggan menerima produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dengan baik.
4. Nilai tambah baru tercipta pada waktu perusahaan berhasil
melakukan transaksi dengan pelanggan.
Seperti disebutkan sebelumnya, proses penciptaan nilai
tambah perlu dilihat sebagai suatu rantai-nilai yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan pelanggan sampai dengan pemenuhan
kebutuhan tersebut. Dalam kaitan ini maka proposisi proses
internal sebagai bagian proposisi nilai dari perusahaan mencakup
proses pengembangan pasar, proses produksi dan logistik, serta
proses pelayanan purna-jual.Sudah pasti perusahaan harus
melakukan integrasi atas semua proses tersebut agar benar-
benar menjadi rantai nilai yang kuat.
Integrasi atas proses-proses di dalam perusahaan
memerlukan kepemimpinan yang efektif serta memiliki jiwa dan
kehendak melakukan transformasi bagi perusahaan.
Lingkungan perusahaan harus dibina untuk memberikan suasana
yang kondusif untuk kerjasama dan kemajuan bersama,
berdasarkan semangat sinergi antara yang satu dengan lainnya.
Dalam hal penciptaan proses-proses baru yang terkait
dengan pelanggan, perusahaan sangat dianjurkan untuk
melakukan kontak, bahkan kerjasama dengan para pelanggan.
Seringkali masukan dari para pelanggan ini akan merupakan
bahan yang sangat berguna bagi perusahaan untuk lebih
meningkatkan value propostion yang memang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Dalam mata-rantai produksi, perusahaan perlu terus
meningkatkan produktivitas serta efisiensi semua proses yang
dilakukannya. Disamping itu perusahaan juga perlu menjaga
fleksibilitas dari proses-proses tersebut agar tidak terdapat
hambatan untuk permintaan pelanggan yang berubah-ubah.
Proses produksi yang ideal adalah yang tidak memiliki banyak
bottleneck, yaitu suatu proses produksi yang berjalan seamless
(mulus) untuk semua produk atau jasa dari perusahaan.
Pada mata-rantai pelayanan purna-jual, perusahaan perlu
bersikap tanggap atas segala bentuk keluhan pelanggan. Proses
internal di dalam perusahaan hendaknya diarahkan untuk tujuan
ini dengan sebaik-baiknya. Keluhan pelanggan merupakan
umpan-balik yang berguna bagi perusahaan untuk melakukan
pembenahan ke dalam. Bahkan keluhan ini dapat digunakan
sebagai modus untuk mengetahui keinginan mereka.
VII. PERSPEKTIF BELAJAR & BERKEMBANG
Salah satu yang sangat menarik dalam sistem Kartu Skor
Berimbang adalah dimasukkannya prespektif Belajar dan
Berkembang, disamping ketiga perspektif lainnya. Bila perspektif
Keuangan, Pelanggan, dan Proses bisnis internal, lebih banyak
ditujukan untuk kepentingan identifikasi atas kinerja perusahaan
di masa kini; maka perspektif Belajar dan Berkembang
mengarahkan perusahaan untuk kepentingannya di waktu-waktu
yang akan datang.Inilah sebabnya mengapa sistem Kartu Skor
Berimbang dianggap sebagai sistem yang mampu
menyeimbangkan antara kepentingan perusahaan untuk jangka-
pendek maupun jangka-panjang.
Perspektif belajar dan berkembang berperan untuk
mendorong perusahaan agar menjadi perusahaan yang excellent
(sangat baik) di masa datang, dan ukuran-ukuran dalam
perspektif belajar dan berkembang merupakan lead indicator
atas keberhasilan perusahaan di waktu yang akan datang itu.
Menurut Kaplan dan Norton ukuran-ukuran yang
digunakan dalam perspektif belajar dan berkembang dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok utama yaitu:
1. Employee Capabilities (Kemampuan Karyawan)
Di masa lalu, di jaman yang disebut sebagai era
industri, banyak sekali pekerjaan yang masih harus
dilakukan secara manual. Sehingga setiap perusahaan
cenderung mengarahkan karyawannya hanya untuk
menjadi ahli dan trampil pada pekerjaan yang ditanganinya
saja. Unsur kreativitas dan inovasi menjadi terabaikan, dan
karyawan bekerja secara rutin berdasarkan prosedur baku
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. (Ford : any colour
you like, as long as it is black).
Tetapi di masa sekarang, di jaman yang disebut
sebagai era informasi, computer dan berbagai perangkat
yang bekerja secara otomatis telah banyak tersedia, serta
mudah diperoleh dan dipergunakan oleh hampir semua
orang. Karenanya tuntutan kepada para pekerja di
kebanyakan perusahaan pun bergeser; dari tuntutan atas
kepatuhan kepada prosedur untuk tujuan produktivitas
setinggi mungkin, beralih pada tuntutan untuk kreativitas
dan inovasi.
Berkaitan dengan hal ini, sistem Kartu Skor
Berimbang mendorong perusahaan-perusahaan agar
melakukan pemantauan sebaik-baiknya atas kemampuan
karyawan, khususnya dalam segi kreativitas dan inovasi
mereka.
Dalam waktu yang bersamaan sistem Kartu Skor
Berimbang juga menganjurkan agar perusahaan
memperhatikan kesejahteraan dari para karyawannya.
Para ahli mengajukan argumentasi yang sangat sederhana
tetapi juga sangat masuk akal: hanya karyawan yang
sejahteralah yang akan bekerja dengan sebaik-baiknya
guna memberikan kontribusi maksimal kepada
perusahaan.
Tiga ukuran yang biasa digunakan untuk
mendeteksi kesejahteraan karyawan serta implikasinya
dalam hubungan karyawan-perusahaan adalah sebagai
berikut:
Employee satisfaction (Kepuasan karyawan)
Employee retention (Retensi karyawan)
Employee productivity (Produktivitas karyawan)
2. Information System Capabilities (Kemampuan
Sistem Informasi)
Ukuran lain yang biasa dipergunakan dalam
perspektif Belajar dan Berkembang adalah Kemampuan
Sistem Informasi perusahaan. Dalam istilah sistem
informasi tersebut terkandung pengertian tidak hanya
sistem (jaringan) komputer perusahaan tetapi mencakup
seluruh sistem yang terkait dengan penyimpanan data dan
informasi perusahaan serta penyalurannya kepada pihak-
pihak yang membutuhkan di dalam perusahaan atau di
luar perusahaan.
Beberapa perusahaan di Amerika Serikat
menggunakan suatu ukuran yang disebut strategic
information coverage ratio (rasio pencakupan informasi
strategis) untuk mengukur kemampuan dari sistem
informasinya. Rasio ini dapat diartikan sebagai tingkat
kesediaan (pencakupan) informasi strategis yang terkait
dengan bisnis perusahaan dan telah dimiliki oleh
perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio yang dicapai oleh
perusahaan, berarti semakin lengkap data dan informasi
yang dimiliki perusahaan dalam rangka menghadapi
persaingan di segmen pasar yang telah ditetapkannya.
3. Motivation Empowerment and Alignment (Motivasi,
Pemberdayaan dan Penyelarasan)
Bahkan karyawan yang paling mumpuni, dengan
dipandu informasi yang lengkap sekalipun,tidak akan
mungkin memberikan kontribusi yang berarti bagi
perusahaan bila ia tidak memiliki motivasi yang tinggi, dan
ia tidak memiliki kebebasan untuk bertindak. Oleh karena
itu para penulis sistem Kartu Skor Berimbang
menempatkan ukuran akan motivasi, pemberdayaan dan
penyelarasan sebagai salah satu ukuran yang penting
untuk digunakan dalam perspektif Belajar dan
Berkembang.
Saran yang diberikan oleh Kaplan dan Norton untuk
mengukur dan meningkatkan motivasi, pemberdayaan dan
penyelarasan dari aktivitas karyawan adalah sebagai
berikut :
Terapkan sistem sumbang-saran bagi para karyawan dan
lakukan pengukuran atas saran-saran yang telah diterima.
(Dalam lingkungan PT INTI dikenal dengan SSI: Sistem
Saran INTI).
Lakukan pengukuran atas peningkatan yang telah dibuat
oleh para karyawan, bahkan bila perlu untuk hal-hal yang
paling sepele. (Tingkat absensi dan kelambatan karyawan
merupakan contoh penerapan di PT INTI).
Usahakan terjadi keselarasan antara individu dan
organisasi dengan cara antara lain perhitungan premi atau
bonus berdasarkan kinerja perusahaan dan unit tempat
karyawan bekerja. (PT INTI telah menerapkan hal ini
kepada seluruh karyawannya).
Lakukan pengukuran atas keberhasilan (atau kegagalan)
dari tim-tim yang telah dibentuk oleh perusahaan. Akan
lebih baik bila hasil pengukuran tersebut dikaitkan pula
dengan sistem penggajian bagi karyawan dalam tim
tersebut. (PT INTI belum melaksanakan hal ini).
VIII. MENJALIN KARTU SKOR BERIMBANG &
STRATEGI
Tujuan dari semua sistem pengukuran kinerja manajemen
adalah untuk mendorong manajer dan semua karyawan agar
mampu menetapkan dan melaksanakan strateginya dengan
tepat. Dengan demikian perusahaan-perusahaan yang mampu
menerjemahkan strateginya kedalam ukuran-ukuran yang baik,
akan mampu mengevaluasi strateginya dari waktu ke waktu,
memperbaikinya, hingga akhirnya diperoleh strategi yang tepat
sesuai dengan perkembangan perusahaan dan lingkungan usaha
yang dihadapi.
Agar Kartu Skor Berimbang benar-benar bermanfaat bagi
perusahaan, penerapannya perlu memperhatikan faktor-faktor
berikut :
Setiap ukuran yang dipilih hendaknya merupakan elemen
dari suatu rantai sebabakibat dan merupakan perwujudan
dari evaluasi strategi,
Sistem Kartu Skor Berimbang yang baik hendaknya
memiliki keseimbangan antara elemen hasil (lagging
indicators) dan elemen pendorong kinerja (leading
indicators),
Pada akhirnya, semua rantai sebab-akibat dalam system
Kartu Skor Berimbang haruslah berujung dan terkait pada
tujuan finansial.