bahan konsul
DESCRIPTION
identifikasi gulmaTRANSCRIPT
NAMA : BAKTIAR JOSUA
NIM : CBA 113 094
KELOMPOK : 6
I. PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Dalam suatu areal pertanaman, kemunduran produksi merupakan hal yang sering
terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemunduran produksi adalah karena Adanya
gangguan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai
oleh tanaman. Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan
pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya,
penyerapan air dan ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya
pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat
toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan
kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang
biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau
sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos
usaha pertanian dan menurunkan produktivitas air. (Anonim, 2009).
Gulma dapat diklasifikasikan menurut morfologinya menjadi beberapa golongan,
yaitu golongan rerumputan (grasses), berdaun lebar (broad leaf) dan teki-tekian (sedges).
Beberapa definisi yang termasuk kelompok ini adalah (Sukman, 1991) :
1. Tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia.
2. Semua tumbuhan selain tanaman budidaya, sebagai contohnya selain tanaman padi di
sawah yang sengaja ditanaman tumbuhan lainnya dianggap gulma.
3. Tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya.
4. Tumbuhan yang mempunyai pengaruh negatif pada manusia baik secara langsung
maupun tidak dan lain sebagainya.
5. Mempunyai daya saing / daya kompetisi yang tinggi terhadap tanaman pokok.
6. Dapat menjadi inang sementara bagi penyakit atau parasit tanaman utama.
7. Menghambat kelancaran aktivitas manusia
I.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui dari dekat mengenai
spesies/ jenis-jenis gulma serta sifat-sifat dan karakteristiknya, baik yang tumbuh di darat
(terresterial weeds) maupun yang tumbuh di air (aquatic weeds).
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sifat-sifat Gulma
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari
tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat bertahan hidup pada
daerah kering, lembab bahkan tergenang, mampu beregenerasi atau memperbanyak diri besar
sekali, dapat berkembang biak dengan cepat, mempunyai zat berbentuk senyawa kimia
seperti cairan berupa toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan
tanaman pokok, bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu
gulma yang baru, seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya, sehingga memungkinkan
gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya, dapat dibedakan
menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup
(habitat), daur atau siklus hidup, sifat botani dan morfologi, serta cara perkembangbiakan
(Anonim, 2009).
II.2. Jenis Gulma
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok
teki ini adalah Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya
tidak berongga. Buahnya tidak membuka, daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki
lidah-lidah daun (ligula), ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku, Bunga sering
dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. dan pada
sebagian besar sistim perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi (tuber).
Contoh dari goongan gulma teki-tekian adalah Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis,
Scripus juncoides dll (Anonim, 2009).
II.3. Gulma Berdaun Lebar
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma
ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa
kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap
kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak
dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Daun lebar
dengan tulang daun berbentuk jala, pertulangan daun umunya menyirip. Contohnya
Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus,
Portulaca olerace, Lindernia sp (Anonim, 2009).
II.4. Perkembangbiakan Gulma
Gulma mampu berkembangbiak secara generatif maupun vegetatif.
Perkembangbiakan gulma secara generatif dapat melalui biji, dimana biji-biji gulma dapat
tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air, hewan ataupun bulu-
bulu (rambut halus) yang menempel pada biji, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia
sp, dan dapat melalui spora, dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh
angin. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti Nephrolepsis
bisserata, Lygopodiu sp. Sedangkan secara vegetatif, gulma dapat berkembangbiak dengan
melalui rhizoma (akar rimpang), yang merupakan batang beserta bagian-bagiannya yang
manjalar di dalam tanah yang kemudian membentuk individu baru, melalui tuber (umbi) yang
merupakan pembengkakan dari batang ataupun akar yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan atau penimbun cadangan makanan, melalui stolon yang merupakan bagian
batang menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah, melalui bulbus (umbi lapis)
yang merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis,daun
yang merupakan tempat muncul tunas menjadi individu baru, dan melalui runner (Sulur)
yang merupakan stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat
panjang dan dapat membentuk tunas pada bagian ujung
(Anonim, 2009).
II.5. Pengendalian
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara preventif,
misalnya dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma,
pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, pencegahan pengangkutan jarak
jauh jerami dan rumput-rumputan makanan ternak, pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai
dan saluran-saluran pengairan, pembersihan ternak yang akan diangkut, pencegahan
pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan sebagainya. Secara fisik, misal dengan
pengolahan tanah, pembabatan, penggenangan, pembakaran dan pemakaian mulsa. Dengan
sistem budidaya, misal dengan pergiliran tanaman, budidaya pertanaman dan penaungan
dengan tumbuhan penutup (cover crops). Secara biologis, yaitu dengan menggunakan
organisme lain seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya.
Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan herbisida atau senyawa kimia yang dapat
digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma baik secara selektif maupun
non selektif, kontak atau sistemik, digunakan saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh.
Secara terpadu, yaitu dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya (Anonim,2009).
III. BAHAN DAN METODE
III.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara IV mengenal Identifikasi Gulma dilaksanakan pada hari
Kamis, 30 April 2015, bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
III.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah : pensil, penghapus, penggaris,
kertas gambar, kantong plastik untuk pengumpulan jenis-jenis gulma yang diambil dari
lapangan. Sedangkan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu : Jukut Pait (Axonopus
comppressus), Jukut Pendul (Cyperus brevifolius), Babadotan, alang-alang.