bagian ilmu kesehatan kulit dan kelamin laporan kasus.docx

Upload: iin-alfriani-amran

Post on 02-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    1/13

    BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

    FAKULTAS KEDOKTERAN Oktober 2014

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    VARICELLA

    Oleh :

    Iin Alfriani Amran S.Ked

    10542 0187 10

    PEMBIMBING :

    dr. Helena Kendengan, SpKK

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2014

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    2/13

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

    taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini

    dengan baik dan lancar. Tak lupa penulis mengucap shalawat dan salam kepada Nabi

    Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun kita kepada

    kebenaran dalam ajarannya. Penulisan laporan kasus ini yang berjudul Varicellamerupakan

    salah satu tugas yang diberikan di stase kulit dan kelamin pada program kepaniteraan klinik

    di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Berbagai bentuk kesulitan yang penulis hadapi dalam pembuatan tugas ini tidak dapat

    dihadapi dan terlewati dengan mudah sehingga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada dr. Helena Kendengan, SpKK. sebagai dosen pembimbing saya untuk

    tugas ini.

    Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

    karena itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama teman

    sejawat untuk penyempurnaannya. Harapan penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat

    bagi semua pihak. Amin.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Iin Alfriani Amran

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    3/13

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    4/13

    3. Stadium Penyembuhan

    Masa penyembuhan sekitar 2 minggu dan pelepasan krusta bervariasi dalam 2 hari

    sampai 2 minggu.

    Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan Tzanck dengan pewarnaan

    Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.2

    Pengobatan biasanya bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik dan

    analgesik. Anti histamin oral dapat diberikan untuk menghilangkan rasa gatal, sedangkan

    pemberian anti virus dapat memperpendek perjalanan penyakit.2

    Prognosis penyakit ini ditentukan oleh perawatan yang teliti dan komplikasi yang

    mungkin timbul, namun pada umumnya prognosisnya baik.

    Berikut ini dilaporkan kasus varisela pada seorang perempuan berumur 35 tahun yang

    datang berobat di poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syekh Yusuf tanggal 2 Oktober 2014.

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    5/13

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Identitas Pasien

    Nama : A. Revita ARB

    Umur : 35 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Dr. Wahidin. SH

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Status perkawinan : Sudah menikah

    Tanggal masuk rumah sakit : 2 Oktober 2014

    Anamnesis : Autoanamnesis

    Keluhan utama :

    Timbul bintik-bintik merah yang berisi cairan di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.

    Anamnesis terpimpin :

    Bintik-bintik kemerahan berisi cairan di badan dialami sejak 3 hari yang lalu.

    Awalnya timbul bintik kemerahan pada daerah leher yang kemudian menyebar ke seluruh

    tubuh. Bintik merah kemudian berubah menjadi lebih besar dan berisi cairan. Penderita juga

    mengeluh ada rasa gatal pada daerah yang terdapat bintik merah tersebut disertai rasa panas.

    Adanya rasa nyeri disangkal penderita.

    Selain itu pasien juga mengeluhkan merasa lesu, sakit kepala, dada sesak, demam dan

    nafsu makan menurun. Menurut keterangan pasien, pasien pernah kontak dengan seseorang

    yang memiliki keluhan yang sama, pasien mengaku keluhan ini baru dirasakan pertama

    kalinya.

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    6/13

    Riwayat penyakit dahulu :

    Pasien belum pernah mendapat sakit seperti ini.

    Riwayat penyakit hati, ginjal, jantung, diabetes melitus disangkal oleh pasien.

    Riwayat penyakit keluarga :

    Saudara kandung pasien pernah mengalami keluhan yang sama 10 tahun yang lalu.

    Status Dermatologi :

    Regio fasialis et coli et skapularis: Papulae dengan dasar eritematous, vesikulae, pustulae,

    erosi (-), krusta (-).

    Regio brachii et antebrachii dextra et sinistra : papula dengan dasar eritematous.

    (a)Regio facialis, regio coli lateral

    Tampak penonjolan di atas kulit berisi cairan, dengan dasar eritem ukuran miliar

    (b) Regio Skapula

    Tampak vesikel berisi cairan

    menyerupai gambaran tetesan embun

    (tears drops), dengan dasar eritem.

    (c) Regio Regio brachii et antebrachiidextra et sinistra

    Tampak perubahan warna kulit menyerupai

    bintik eritem

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    7/13

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan Tzanck : -

    RESUME

    Seorang wanita usia 35 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Syekh Yusuf

    dengan keluhan timbulnya bintik-bintik merah berupa vesikel dengan dasar eritem di seluruh

    tubuhnya sejak 3 hari yang lalu. Awalnya timbul di sekitar lehir berbentuk papul eritomatosa

    kemudian dalam waktu beberapa jam papul tersebut berubah menjadi vesikel yang tersebar

    hampir ke seluruh bagian tubuh pasien. Gambaran vesikel menyerupai tetesan embun (tears

    drops) . Sebelum timbulnya gejala, pasien merasa lesu, keluhan ini disertai sakit kepala, dada

    sesak, demam dan nafsu makan menurun. Adanya kesulitan dalam menelan makanan

    disangkal oleh pasien. Riwayat kontak dengan oranglain yang mengalami keluhan yang sama

    (+). Pasien mengaku keluhan ini baru dirasakan pertama kalinya.

    Diagnosis Banding :

    1. Variola

    Variola ialah penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk, dapat

    meyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomorf terutama terdapat di perifer

    tubuh.(2)

    Smallpox atau variola atau cacar merupakan penyakit menular akut yang

    disebabkan oleh virus poks (pox virus variolae)(4,5). Transmisinya secara aerogen karena

    virus ini terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di saluran nafas bagian atas.(2)

    Sumber :America Academy Of Pediatrics Sumber :

    colonialdiseasedigitaltextbook.wikispaces.co

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    8/13

    Masa inkubasinya 2-3 minggu, terdapat 4 stadium :

    Stadium inkubasi erupsi (prodromal)

    Nyeri kepala, tulang dan sendi disertai demam tinggi, menggigil, lemas dan

    muntah. Berlangsung 3-4 hari

    Stadium Makulo-papular

    Makula eritematosa yang cepat menjadi papul terutama di muka dan

    ekstremitas. Pada stadium ini suhu tubuh kembali normal. Penderita merasa

    sehat, tidak timbul lesi baru.

    Stadium Vesikulo-pustulosa

    Dalam waktu 5-10 hari timbul vesikel- vesikel yang kemudian menjadi

    pustul-pustul dan pada saat ini suhu tubuh meningkat lagi

    Stadium Resolusi

    Timbul krusta-krusta dan suhu tubuh menurun. Kemudian krusta terlepas

    dan meninggalkan sikatriks yang atrofi.(2)

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan maka pasien didiagnosis

    dengan : VARICELLA ZOSTER

    Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa :

    Antivirus : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari

    Analgesik/antipiretik : Parasetamol 3 x 500 mg/hari, bila panas

    Salep antibiotika : Asam Fusidat krim 2 x aplikasi pada lesi yang pecah

    Topikal : Bedak salisil 2% pada lesi yang kering

    Imunostimulan : 1 x 1 tablet selama 7 hari

    Prognosis :

    - Quo ad vitam : bonam

    - Quo ad functionam : bonam

    -

    Quo ad sanationam : bonam

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    9/13

    Edukasi Pasien

    -

    Istirahat yang cukup.

    - Makan makanan yang bergizi

    - Menjaga kebersihan diri dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat bintik-

    bintik.

    - Tidak menggaruk dan memecahkan lepuh-lepuh tersebut karena dapat menimbulkan

    bekas luka garukan dikulit.

    - Tujuh hari kemudian datang kontrol ke poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

    RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk dilakukan kontrol terhadap perkembangan

    penyakitnya.

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    10/13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Diagnosis varisela pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.

    Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang perempuan berumur 35

    tahun. Berdasarkan kepustakaan yang ada disebutkan bahwa varisela dapat juga menyerang

    orang dewasa. Keluhan utama pada pasien ini adalah timbulnya bentol-bentol kecil di badan,

    yang mula-mula timbul di dada dan kemudian menyebar ke leher, wajah, punggung, perut

    dan lengan. Bentol-bentol kemudian berubah menjadi lepuh-lepuh berisi cairan. Dari

    anamnesis ini diketahui bahwa penyebaran dari lesi terjadi dari sentral ke perifer, yaitu dari

    daerah badan menyebar ke wajah dan lengan dan lesi berbentuk khas seperti tetesan embun.

    Hal ini sesuai kepustakaan dimana disebutkan bahwa penyebaran lesi kulit dari varisela pada

    umumnya pertama kali di daerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan

    ekstremitas, serta lesinya yang khas seperti tetesan embun (tear drops). Lesi kulit dari

    varisela dapat juga menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. (2,8)

    Satu hari sebelum timbulnya lepuh-lepuh kecil tersebut, pasien merasa badannya

    demam, lemah badan, kepala terasa sakit, dan batuk. Berdasarkan kepustakaan disebutkan

    bahwa gejala prodromal dari varisela biasanya berupa demam, nyeri kepala, dan malaise

    ringan, yang umumnya muncul sebelum pasien menyadari bila telah timbul erupsi kulit. Masa

    prodromal ini kemudian disusul oleh stadium erupsi.(9)

    Dari anamnesis diketahui adanya riwayat kontak dengan pasien varisela yang lain,

    yaitu keponakan pasien kurang lebih 2 minggu yang lalu. Hal ini sesuai dengan kepustakaan

    dimana dikatakan bahwa jalur penularan VVZ bisa secara aerogen, kontak langsung, dan

    transplasental. Droplet lewat udara memegang peranan penting dalam mekanisme transmisi,

    tapi infeksi bisa juga disebabkan melalui kontak langsung. Krusta varisela tidak infeksius,

    dan lamanya infektifitas dari droplet berisi virus cukup terbatas. Manusia merupakan satu-

    satunya reservoir, dan tidak ada vektor lain yang berperan dalam jalur penularan.(10)

    Dari status dermatologis yang didapati pada wajah, leher, tangan, dan punggung

    pasien tampak vesikel yang seperti tetesan embun dan papul dengan dasar kemerahan, pustul,

    erosi dan krusta. Pada lengan kiri dan kanan pasien tampak papul dengan dasar kemerahan.

    Jadi terdapat gambaran lesi kulit yang bermacam-macam. Hal ini sesuai kepustakaan

    dikatakan bahwa varisela mempunyai bentuk vesikel yang khas yaitu seperti tetesan embun

    (tear drops) dan memiliki gambaran polimorf.(11)

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    11/13

    Varisela dapat didiagnosis banding dengan variola namun pada saat anamnesis pasien

    mengatakan jika peningkatan suhu tubuh bersifat reminten, sedangkan demam pada variola

    bersifat intermitten. Pada pemeriksan status dermatologi didapatkan penyebaran lesikulit

    dimulai dari daerah ekstremitas atas kemudian menyebar secara generalisata, sedangkan pada

    variola munculnya lesi awal pada bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak

    kaki.(2)

    Tujuan pengobatan pada pasien ini adalah untuk memperpendek perjalanan penyakit

    dan mengurangi gejala klinis yang ada, karena penyakit ini disebabkan oleh virus maka perlu

    diterapi dengan obat antiviral yaitu acyclovir dengan dosis 5 x 800 mg selama 7 hari, hal ini

    dimaksudkan untuk menekan atau menghambat replikasi dari virus varisela zoster, analgetik

    dan antipiretik parasetamol 3 x 500 mg/hari jika demam, topikal yaitu bedak salisil 2%

    diberikan dengan maksud untuk mempertahankan vesikel agar tidak pecah dan asam fusidat 2

    kali aplikasi/hari untuk lesi yang sudah pecah, dan pemberian imunostimulan untuk

    meningkatkan daya tahan tubuh.(2,6,7)

    Pasien disarankan agar istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, menjaga

    kebersihan tubuh, dan tidak memecahan vesikel. Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol

    dipoliklinik kulit dan kelamin 7 hari kemudian. Hal-hal diatas bertujuan untuk memperbaiki

    daya tahan tubuh pasien, mencegah terjadinya infeksi sekunder, mencegah terjadinya

    komplikasi dan munculnya jaringan parut serta untuk mengetahui perkembangan

    penyakitnya.(2)

    Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan penanganan dan kemungkinan

    komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis Quo ad vitam adalah bonam karena

    penyakit ini tidak mengancam jiwa, sebab dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda

    komplikasi. Prognosis Quo ad functionam adalah bonam karena fungsi bagian tubuh yang

    terkena tidak terganggu. Prognosis Quo ad sanationam adalah bonam karena varisela

    merupakan penyakit yang bersifat self-limiting disease dan tidak mengganggu kehidupan

    sosial penderita, sebab penanganan yang cepat maka perjalanan penyakit dapat

    diperpendek.(8,10

  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    12/13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Straus SE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. In : Fredberg IM, et all, ed.

    Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 5

    th

    ed. Vol. 2, New York : Mc.Grawhill inc, 1999 : 2427-50

    2. Handoko RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda A, dkk, editor. Ilmu Penyakit

    Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 115-118

    3. Harahap M. Varisela. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Gramedia, 1990 :

    127-29

    4. www.Who.Int/mediacentre/factsheets/smallfox/en/ diakses 5 Oktober 2014

    5.

    www.nlm.nih.gov/medlineplus/smallpox.html diakses 5 Oktober 2014

    6.

    Rampengan TH, Laurente IR. Varisela. Dalam : Penyakit infeksi tropik pada anak.

    Jakarta : EGC, 1996 :74-184

    7. Mitaart AH. Penyakit Kulit karena Virus. Dalam : Penyakit Infeksi Tropik pada

    Anak. Jakarta : EGC, 1995 : 74-184

    8. Sterling JC, Kurtz JB. Viral Infection (Varicella and Zoster). In : Text book of

    Dermatology, Rook/Wilkonsn/Ebing, 6thed. Oxford : Blackwell Science, 2000 :

    995-1095

    9. Rampengan TH, Laurente IR. Varisela. Dalam : Penyakit infeksi tropik pada anak.

    Jakarta : EGC, 1996 :74-184

    10.

    Landow RK. Infeksi Virus dan Infeksi Seperti Infeksi Virus. Dalam : Kapita

    Selekta Terapi Dermatologik. Jakarta : EGC, 1995 : 31-61

    11.Arnold HI, Odom RB, James WD. Varicella. In : Andrews Diseases of the Skin

    Clinical Dermatology. 8thed. Philadelphia : WB. Saunders Comp, 1990 : 451-3

    http://www.who.int/mediacentre/factsheets/smallfox/en/http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/smallpox.html%C2%A0diakses%205%20Oktober%202014http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/smallpox.html%C2%A0diakses%205%20Oktober%202014http://www.who.int/mediacentre/factsheets/smallfox/en/
  • 8/11/2019 BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS.docx

    13/13