identifikasi kasus.docx
TRANSCRIPT
Kasus 7: Obstruksi usus letak rendah e.c fecalum post op soave e.c hisphrung disease
1.1. Ulasan Kasus
Tanggal 14 Maret 2010 pasien mengalami kembung dan tidak bisa BAB serta kentut. Tanggal 17 Maret 2010 pasien di rujuk ke UGD karena masih belum bisa BAB dab kentut serta perut masih kembung sejak 3 hari yang lalu.
Dari hasil antropometri, pasien BB aktualnya adalah 15 kg dengan % BBA adalah 75% sehingga status gizinya menurut CDC NCHS adalah gizi kurang.
1.2.1 Identitas Pasien
Nama : An.AM
Tgl MRS : 17 Maret 2010
No. reg : 1007814
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ds.Tumpakrejo RT 22 RW 10 Gedangan Malang
Pekerjaan Orang tua : Buruh Tani
Diagnosa medis : Obstruksi usus letak rendah e.c fecalum post op soave e.c hisphrung disease
1.2.2 Data Subyektif
1.2.2.1 Data Riwayat Nutrisi
1.2.2.1.1 Dahulu
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
Pola makan pasien tidak teratur (1-3 x sehari) karena lebih suka bermain dan kurang pengawasan.
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi 1 piring tiap kali makan ± 100 gr
Lauk nabati: tahu 1 potong tiapkali makan ± 50 gr. Pasien lebih suka mengkonsumsi tahu daripada tempe
Lauk hewani yang biasa dikonsumsi adalah telur. Daging dan ayam jarang dikonsumsi
Sayuran: Pasien menyukai sayuran seperti daun singkong, bayam, wortel
Pasien kadang mengkonsumsi tomat yang di seduh dengan air hangat dan gula
Pasien tidak pernah mengkonsumsi susu
Cemilan/jajan yang sering dikonsumsi pasien adalah chiki, biscuit
Data mengenai pola makan pasien dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1. Pola Makan Pasien
Bahan MakananFrekuensi
Bahan MakananFrekuensi
TP J S TP J S
Nasi √ Tomat √
Mi √ Daging √
Tempe √ Ayam √
Tahu √ Daun singkong √
Kacang2an √ Bayam √
Telur √ Teh manis √
Wortel √ Air putih √
Keterangan :
TP : Tidak Pernah
J : Jarang (1-2x/minggu)
S : Sering (>2x/minggu)
1.2.2.1.2 Sekarang
Data hasil recall 22 Maret 2010 intake sehari pada saat awal pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Asupan Pasien Selama 24 jam (22-03-2010)
Intake Energi dan Zat-zat gizi
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Total intake
Kebutuhan
% Asupan
350
2057,7
17%
-
77,16
-
-
57,16
-
87,5
308,65
28,35%
1.2.2.2 Data Riwayat Penyakit
1.2.2.2.1 Dahulu
Pasien tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari sebelum MRS, perut kembung dan muntah 1 x
Pasien mempunyai riwayat hirschprung disease post op soave 5 tahun yang lalu
1.2.2.2.2 Sekarang
Pasien tidak bisa BAB dan kentut sejak 6 hari yang lalu, perut kembung kemudian dibawa ke UGD RSSA untuk diadakan pemeriksaan lebih lanjut
1.2.3 Data Obyektif
1.2.3.1 Antropometri
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
PB : 113 cm
BBA : 15 kg (waktu pertama MRS)
LILA : 13 cm
1.2.3.2 Biokimia (Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium)
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien tanggal 21 Maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Normal 21 Maret 2010
Hb 11,5-16,5 g/dl 10,6 (↓)
Leukosit 3,5-10 ribu/uL 2200 (↓)
Trombosit 150-390. 103/uL 324000
Hematokrit 35-50 % 33,1% (↓)
Albumin 3,5-5 g/dl 3,27 (↓)
GD sesaat < 130 67 (N)
Na 136-145 mmol/L 128 (↓)
K 3,5-5 mmol/L 2,9 (↓)
Cl 98-106 mmol/L 96 (↓)
(Sumber : Buku Rekam Medik Maret 2010)
1.2.3.3 Clinis/Fisik
Hasil pemeriksaan klinis/fisik yang dilakukan terhadap pasien pada 3 hari pengamatan mulai tanggal 22 Maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.3. Data Hasil Pemeriksaan Fisik / Clinis
Pemeriksaan Pemeriksaan Tanggal
22 Maret 2010
KU Cukup
Kesadaran CM
Tekanan darah 130/70 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 38
GCS 456
Abdomen Distended BU ↓
NGT Warnw hijau keruh, produksi 300 cc/24 jam
(Sumber : Buku Rekam Medik Maret 2010)
1.2.3.4 Data Penunjang
Obat-obat yang diberikan
Cefotaxin 300 mg
Metronidazol 250 mg
Sosial Ekonomi
- Pekerjaan ayah : buruh tani
- Ibu : buruh tani
- Pendidikan Ayah : SD
- Pendidikan ibu : SD
Kasus 8 – IKA – Hydrochephalus
1.1 Ulasan Kasus
An. P MRS pada tanggal 1 Maret 2010. Pasien mengalami pembesaran kepala, badan panas sejak pagi sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengalami muntah dan batuk berdahak. Saat ini pasien dirawat di R. 7B IKA Neurologi kelas III IRNA IV dengan diagnosa hidrocephalus, PJB Asianotik VSD, dan bronchopneumonia. Status gizi berdasarkan BB/BBIncreament pasien adalah 88%, sehingga status gizinya termasuk kurang menurut buku Penghitungan Kebutuhan Gizi RSSA 2008.
1.2.1 Identitas Pasien
Nama : An. P
Tgl MRS : 1 Maret 2010
No. reg : 1005986
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 19 Oktober 2009
Umur : 4,5 bulan
Agama : Islam
Alamat : Ds. Nogosari RT 2/RW 1 Pandaan
Pekerjaan : -
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang
Jumlah Anggota Produktif : 2 orang
Ruang Perawatan : Ruang 7B-Neurologi kelas III IRNA IV
Diagnosa medis : hidrocephalus + PJB Asianotik VSD + bronchopneumonia
1.2.2 Data Subyektif
1.2.2.1 Data Riwayat Nutrisi
1.2.2.1.1 Dahulu
Pasien hanya diberi ASI selama 1,5 bulan karena ASI tidak keluar
Selanjutnya diberi susu PreNan, awalnya 30 cc lalu ditingkatkan menjadi 60 cc per 2 jam
1.2.2.1.2 Sekarang
Pasien diberi susu SGM BBLR 60 cc/3 jam sebanyak 8 kali sehari (20 cc tiap jam) via NGT (nasogastric tube). Data hasil recall 8 Maret 2010 mengenai intake sehari pada saat awal pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Hasil Recall Asupan Makan Pasien Selama 24 Jam
(8 Maret 2010)
IntakeEnergi dan Zat-Zat Gizi
Energi (kal) Protein (gram) Lemak (gram) KH (gram)
Total intake 430,784 11,872 22,896 44,3
Kebutuhan 582,784 21,85 16,19 87,42
% asupan 86 63 165 61,7
1.2.2.2 Data Riwayat Penyakit
1.2.2.2.1 Dahulu
Pasien mengalami pembesaran kepala sejak 2 bulan yang lalu. Kejang dialami sejak usia 2 bulan. Kejang seluruh tubuh selama ±5 menit sehari 2-3x. Kejang terakhir dialami pada saat usia 3 bulan. Penyakit yang pernah diderita pasien: muntah-berak, kejang-kejang, penyakit kuning neonatus. Pernah MRS saat usia 3 hari selama 2 minggu karena diare. Riwayat kelahiran: lahir prematur 7 bulan, persalinan ditolong bidan, BBL 2 kg. Saat hamil, ibu merasa tidak ada keluhan dan sering kontrol.
1.2.2.2.2 Sekarang
Pasien mengalami pembesaran kepala, badan panas sejak pagi sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengalami muntah dan batuk berdahak.
1.2.3 Data Obyektif
1.2.3.1 Antropometri
Umur : 4,5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 4,4 kg (dengan hidrosefalus)
PB : 54 cm (dengan hidrosefalus)
BB Increament : 5 kg
LiLA : 10 cm
Lingkar kepala : 47 cm (>+2 SD)
1.2.3.2 Biokimia (Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium)
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien tanggal 8 Maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Normal Hasil Keterangan
Hb 11,5-16,5 g/dl 9,8 g/dl ↓
MCV 80-97 Lµm3 79 Lµm3 ↓
MCH 26,5-35 Lpg 25,6 Lpg ↓
MCHC 31,5-35,0 g/dl 32,6 g/dl ↓
Leukosit 3.500-10.000/µL 8100/µL N
Trombosit 150-390.103/uL 467.103/uL ↑
Hematokrit 35,0-50,0% 35,7% N
Albumin 3,5-5,0 g/dl 2,89 g/dl ↓
GD sesaat < 200 mg/dl 94 mg/dl ↓
Na 136-145 mmol/L 132 mmol/L ↓
K 3,5-5 mmol/L 4,5 mmol/L N
Cl 98-106 mmol/L 103 mmol/ N
p 2,5-7,0 mg/dl 5,4 mg/dl N
SGOT 11-41 U/L 17 U/L N
SGPT 10-41 U/L 15 U/L N
(Sumber : Buku Rekam Medik Maret 2010)
1.2.3.3 Clinic/Fisik
Hasil pemeriksaan klinis/fisik yang dilakukan terhadap pasien pada tanggal 8 Maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3 Data Hasil Pemeriksaan Fisik/Clinic
Pemeriksaan Hasil
KU tampak sakit, sedang
Kesadaran CM
Nadi 144x/menit
RR 28x/menit
Suhu 38,6 0C
Demam (+)
BAK (+)
BAB (+)
Batuk berdahak (+)
Rambut Tipis, kusam
Wajah Cekung
Edema (-)
1.2.3.4 Data Penunjang
Obat yang diberikan:
o Ampicillin 3x150 mg
o Metamizol 5 mg (bila suhu ≥38,50C)
o Piracetam 3x60 mg
o Paracetamol 3x40 mg
Data Sosial Ekonomi:
o Pendidikan ibu: tidak lulus SD
o Pendidikan ayah: SD
o Pekerjaan ayah: serabutan
o Penghasilan per bulan: Rp 300.000,00
o Jumlah anggota keluarga: 4 orang
Kasus 9 – IKA Lupus Serebral & Lupus Nefritis
1.1 Ulasan Kasus
1.1.1 Identitas Pasien
Nama : An. LF
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 th
Alamat : Desa Tumpukrenteng RT 15 RW 04 Turen
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Tgl MRS : 1 Maret 2010
No Registrasi : 28071997
Ruang : 7 Kelas III
Kamar : Hepatologi
Dokter yang merawat : dr. Udin
Diagnosa : lupus serebral, lupus nefritis
1.1.2 Data Subyektif
1.1.2.1 Data Riwayat Nutrisi
a. Dahulu
Makan 3-6x sehari.
Makanan pokok yang sering dikonsumsi = nasi putih 200-300 g dengan frekuensi 3-6x sehari.
Mie kocok, mie pangsit, mie instan, nasi goreng 150-200 g dengan frekuensi 4-5x seminggu.
Tempe, tahu 30-50 g dengan frekuensi 3-6x sehari.
Telur, daging, ayam, ikan laut 40-50 g jarang dengan frekuensi 6-7x sebulan.
Makan sayur jarang, biasanya hanya bayam, sop 30-50 g dengan frekuensi 2-3x seminggu.
Buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, apel 80-200 g dengan frekuensi 2-3x seminggu.
Susu sapi biasanya 150-200 ml dengan frekensi 5-6x seminggu.
Jarang makan gorengan, makanan cepat saji, makanan yang manis.
b. Sekarang
Pada saat pengamatan, pasien mendapatkan diet TKTP II RS, bentuknya makanan biasa.
Makanan RS jarang habis dan sering mengkonsumsi malakan luar RS seperti nasi goreng dan nasi kuning.
Dari hasil Recall 7 Mei 2010, didapatkan asupan:
Energi = 928,2 kkal (42,0%)
Protein = 35,5 g (75,9%)
Lemak = 30 g (49%)
Karbohidrat = 132 g (36%)
1.1.2.2 Data Riwayat Penyakit
a. Dahulu
Alergi udang sejak kecil, riwayat SLE sejak 9 bulan yg lalu.
b. Sekarang
Demam sejak 3 hari SMRS, mendadak tinggi, turun dengan obat penurun panas lalu naik lagi, bercak kemerahan pada daerah sekitar hidung dan pipi, nyeri perut kanan atas sejak MRS.
1.1.3 Data Obyektif
a. Antropometri
TB = 149 cm (TB/U percentile 50)
BB aktual = 42 g (BB/U percentile 50-75)
b. Biokimia
1 Maret 2010
Kolesterol Total = 159 mg/dl (N) (N=130-220 mg/dl)
Protein total = 7,87 g/dl (N) (N=6,7-8,7 g/dl)
Albumin = 3,99 g/dl (N) (N=3,5-5,5 g/dl)
Globulin = 3,90 g/dl (↑) (N=2,5-3,5 g/dl)
3 Maret 2010
Leukosit 11100/µl (↑) (N=3500-10000/µl)
Hb 10,2 g/dl (↓) (N=11,0-16,5 g/dl)
Hematokrit 30,0% (↓) (N=35,0-50,0%)
Trombosit 247000/µl (N) (N=150000-390000/µl)
GDS 99 mg/dl (N) (N<200 mg/dl)
K = 3,87 mmol/l (N) (N=3,5-5 mmol/l)
MCV = 82 µm3 (N) (N=80-97 µm3)
MCH = 27,9 pg (N) (N=26,5-33,5 pg)
MCHC = 33,9 g/dl (N) (N=31,5-35 g/dl)
Protein Urine = 4+
5 Maret 2010
Ureum = 68,1 mg/dl (↑) (N=10-50 mg/dl)
Kreatinin = 0,93 (N) (N=0,7-1,5 mg/dl)
c. Fisik/Klinis
KU = cukup
Kes = cm
Tensi = 100/70
Nadi = 72x/menit
RR = 24x/menit
Edema (-)
Rambut lebat, kulit halus, bercak merah di pipi
d. Data Penunjang
Pasien diberi Px diberi captopril, prednison, lasix.
Belum Pernah mendapat edukasi diet.
Sosial-Ekonomi: Agama Islam, Tamatan SD.
Kasus 10: Gizi Buruk (Marasmus), Pneumonia, S.TB
1.1. Ulasan Kasus
Dalam kasus ini An.B umur 18 bulan menderita gizi marasmus pasien masuk rumah sakit tgl 19 maret 2010 dengan keluhan batuk-batuk yang tidak sembuh ,diare dan gizi buruk. Nafsu makan menurun, kesadaran cukup, dermatosi, iga gambang, rambut tipis kemerahan dengan skor McLaren 3 dengan BB aktual 7 Kg dan BBI 11,8 kg didapatkan %BBI yaitu 59%. HR 100x/ menit, RR 24x/ menit. Pada tanggal 19 maret sampai dengan tanggal 22 maret diberikan Diet F.75 8x100cc.
. 1.2.1 Identitas Pasien
Nama : An. B
Tgl MRS : 19 Maret 2010
No. reg : 1007980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 18 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sri Gunting No. 19 Rt 08 Rw 06 Sukun , Malang
Pekerjaan orang tua ayah : pedagang Minyak
Ruang Perawatan : Ruang 7 B Irna III
Diagnosa medis : Gizi Buruk (Marasmus), Pneumonia, S.TB
1.2.2 Data Subyektif
1.2.2.1 Data Riwayat Nutrisi
1.2.2.1.1 Dahulu
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama.
Pasien sampai sekarang masi minum ASI, tidak minum susu formula
Pasien memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan udang dan ikan asin
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±75 gram dengan frekuensi 3 x sehari
Untuk lauk hewani (ayam,daging, telur)
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu sering dikonsumsi sejumlah ±25 gram dengan frekwensi 1-2 x sehari
Pasien suka sayur. Sayuran yang dikonsumsi semua sayuran
Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah pisang dan pepaya dengan porsi ±50 gram sebanyak 1-2 kali seminggu
Data mengenai pola makan pasien dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1. Pola Makan Pasien
Bahan MakananFrekuensi
Bahan MakananFrekuensi
TP J S TP J S
Nasi √ Sayuran daun √
Roti √ Sayuran buah √
Kentang √ Pisang √
Ubi/Singkong √ Pepaya √
Tempe √ Keripik singkong √
Tahu √ Minyak √
Kacang2an √ Susu √
Telur √ Teh manis √
Daging sapi √ Kopi manis √
Ayam √ Sirup √
Ikan √ Santan √Keterangan :TP : Tidak Pernah
J : Jarang (1-2x/minggu)S : Sering (>2x/minggu)
1.2.2.1.2 Sekarang
Pasien diberikan diet bertahap sesuai dengan fase. Data hasil recall 22 Maret 2010 pasien mengkonsumsi F 75 8x 100 cc, makan dari rumah sakit dan ASI dan intake sehari pada saat awal pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Hasil Recall Asupan Makan Pasien Selama 24 jam (22 Maret 2010)
Intake Energi dan Zat-zat gizi
Energi (kal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram)
Total intake
Kebutuhan
% Asupan
1387
1050
132
30,69
31,5
97
45,5
61,83
73
211
91
231
1.2.2.2 Data Riwayat Penyakit
1.2.2.2.1 Dahulu
Batuk semenjak usia 1 tahun dibawah kepuskesmas tapi tidak membaik Diare dan muntah semenjak tgl 13 maret 2010 sampai tgl 20 maret 2010
1.2.2.2.2 Sekarang
Pasien masih batuk dan merasa sesak,
1.2.3 Data Obyektif
1.2.3.1 Antropometri
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
BBA : 7 kg
BBI : 11,8 kg
%BBA : 59% (status gizi buruk)
1.2.3.2 Biokimia (Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium)
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien tanggal 19 Maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Normal Hasil
Leukosit 3,5-10 ribu/ UL 13700 ribu/ UL
Trombosit 150-390 ribu/ uL 412.000 ribu/ uL
Hb 11,5-16,5 g/dl 9,9 gr/dl
MCV 80-97 L/um3 68 L/um3
MCH 26,5-33,5 L pg 21,4 L pg
MCHC 31,5-35 g/dl 31,3 g/dl
Hematokrit 35-50% 31,5 %
SGPT 5-33 mU/L 11 mU/L
SGOT 10-27 mU/L 48 mU/L
Ureum 10-50 mg/dl 18,7 mg/dl
Creatinin 0,7-1,5 mg/dl 0,38 mg/dl
GD sesaat <200 mg/dl 92 mg/dl
Albumin 3,5-5,5 mg/dl 4,61 mg/dl
(Sumber : Buku Rekam Medik Maret 2010)
1.2.3.3 Clinis/Fisik
Hasil pemeriksaan klinis/fisik yang dilakukan terhadap pasien pada tanggal 22 maret 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Ku : cukup
HR: 100x/menit
RR: 24x/menit
Tax : 36,80C
Penampakan old face
Rambut tipis kemerahan
Iga Gambang
Skor McLaren 3
Dermatosis :skor 2
Perubahan rambut :skor 1
Gizi buruk tipe Marasmus
(Sumber : Buku Rekam Medik maret 2010)
1.2.3.4 Data Penunjang
Obat yang diberikan :
Amphecilin
MGSO4
Vit A
Asam folat
Vit C
Vit E
ZnSo4
Data Sosial Ekonomi
Pekerjaan orang tua : Dagang minyak
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah
Jumlah Anggota Keluarga 6 orang
Jumlah saudara kandung 3 px anak ke 4
Analisis
Kasus 1
TB perkiraan = 64,19 + (2,02 x TL) - (0,04 x U)
= 64,19 + 94,94 – 2,4
= 156,7 cm
BBI : 55,2 kg
LiLA/U : 82% (gizi kurang)
Kasus 2
TB perkiraan = 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)
= 84,88 + 78,69 – 13,44
= 150,13 cm
BBI : 47,33 kg
LiLA/U : 61% (gizi buruk)
IMT : 14,19 (underweight grade III menurut penghitungan
kebutuhan gizi RSSA)
Kasus 3
BBI : 54.7 kg
Status Gizi : 104.03 (status gizi normal menurut Pedoman Perhitungan Kebutuhan Gizi RSSA 2008)
Kasus 4
LiLA/U : 68,56% (gizi buruk)
BBI : (TB)2 x 21 = 48,51 kg
Kasus 5
TB estimasi : 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U) = 157,87 cm
BBI : (TB estimasi)2 x 21 = 52,34 kg
LiLA/U : (157/290) x 100% = 54,14% (gizi buruk)
Kasus 6
BBI : 49.8 kg
Status Gizi : 56.9 (status gizi buruk menurut Pedoman Perhitungan Kebutuhan Gizi RSSA 2008)
Kasus 7
BBI : 20 kg (berdasarkan indeks BB/TB)
% LILA : 13 x 100% = 69,52 18,7
Status gizi buruk (berdasarkan LILA)
Kasus 8
% TB/U : < 5 percentile
% BB/BBIncreament : 88% (gizi kurang)
Kasus 9
BBI (CDC-NCHS) = 39 kg
IDENTIFIKASI MASALAH
Kasus 1 – DM tipe II + HT st II + dyspepsia syndrome
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun Registered : 1005723
MRS : 25 Februari 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
DM tipe II + HT st II + dyspepsia syndrome
2. Keluhan Utama
Badan lemah dan sakit kepala
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Pasien mengalami lemah badan tiba-tiba 2 jam sebelum MRS disertai sakit kepala
b. Dahulu
Pasien menderita DM sejak tahun 2001 dan rutin kontrol ke Puskesmas. Dari Puskesmas pasien mendapat obat glibenclamide. 1 hari sebelum MRS pasien mengeluh gula darahnya selalu tinggi meskipun sudah melakukan cek ke Puskesmas. Pasien mengonsumsi 2 tablet glibenclamide sekaligus (dosis 1,5 tablet) sehingga pasien merasa lemas dan pingsan.
DM tipe II + HT st II + dyspepsia syndrome
Pasien mempunyai riwayat hipertensi namun tidak rutin kontrol, dan hanya mengonsumsi obat ketika merasa pusing saja. Pasien mengetahui menderita hipertensi sejak 2001. Saudara pasien ada yang menderita hipertensi namun pasien tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita DM. Pasien selama ini belum mernah mendapat penyuluhan gizi.
4. Screening gizi
a. Antropometri
TL = 47 cm
TB perkiraan = 156,7cm
LiLA = 26 cm
BBI = 55,2 kg
LiLA/U = 82% (gizi kurang)
b. Biokimia
Hb: 12,0 g/dl (N: 11,0-16,5)
Leukosit:9.000 µL (N: 3.500-
Underweight
10.000)
Trombosit: 218.103/uL (N: 150 -390.103)
Hematokrit: 35,7% (N: 35,0 -50,0)
Albumin: 3,39 g/dl (N: 3,5-5,0)
GD sesaat: 224 mg/dl (N: <200)
GD 2 jam PP: 255 mg/dl (N: <130)
Ureum : 81,5 mg/dl (N: 10-50)
Creatinine: 2,19 U/L (0,7-1,5)
SGOT: 32 U/L (N; 11-41)
SGPT: 49 U/L (N: 10-41)
Na : 140 mmol/L (N: 136-145)
K : 3,7 mmol/L ( N: 3,5-5,0)
Cl : 109 mmol/L (N: 98-106)
Protein/albumin urine: 4+
c. Fisik/Clinic
KU: lemah
Kesadaran: CM
Demam: (-)
Tensi: 150/100 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,5 0C
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet tim DM1900 kkal/hari
Nafsu makan pasien baik
Pasien tidak mengalami gangguan menelan dan rasa mual
Untuk mencegah penurunan gula darah pasien mengonsumsi susu, keripik tempe, dan buah sebagai makanan selingan
Pengamatan 1 Maret 2010
Energi: 2106 kkal (110%)
Protein: 88,24 gram (124%)
GD sesaat (↑)
Ureum (↑)
Creatinine (↑)
GD 2 jam PP (↑)
SGPT (↑)
Cl (↑)
Protein albumin urine (↑)
Hipertensi
Intake protein
Lemak: 70,47 gram (167%)
Karbohidrat : 283 gram (92%)
2. Dahulu
Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama dengan 1-2 kali selingan per hari.
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±100-150 gram dengan frekuensi 3x sehari
Untuk lauk hewani (ayam, ikan, telur) jarang dikonsumsi (1x seminggu), sedangkan daging sapi dikonsumsi 4-5x seminggu dengan jumlah ±50 gram.
Lauk nabati yaitu tempe sering dikonsumsi sejumlah ±50 gram dengan frekuensi 2-3x sehari, sebagai makanan selingan (dalam bentuk keripik tempe)
Pasien kurang suka mengonsumsi sayuran. Yang paling sering dikonsumsi adalah sayur tewel (nangka muda)
Pasien menyukai buah yang manis-manis, terutama rambutan, dengan frekuensi 2 minggu 1x
Cara pengolahan makanan: umumnya dengan digoreng dan dimasak dengan santan
Minuman yang sering dikonsumsi adalah air putih dan teh manis. Pasien tidak berani minum terlalu banyak karena takut membebani ginjal
e. Lain-lain
Obat yang diberikan:
Inj. Cefriaxone 2x 1 amp IV
Metoclopramide 3x1 amp IV
Data Sosial Ekonomi:
Pekerjaan : tidak bekerja
Pendidikan: SD
Agama : Islam
Jumlah anggota keluarga: 5 orang
Jumlah anggota produktif: 2 orang
melebihi kebutuhan
Intake lemak melebihi kebutuhan
Konsumsi makanan selingan yang kurang tepat
Kurang konsumsi sayur dan buah
Suka mengonsumsi makanan manis
Pengolahan makanan dengan santan
Kasus 2 – Polycystic Kydney Disease + CKD stadium V + General weakness + Anemia
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Ny. Nga Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 56 tahun Registered : 1005270
MRS : 22 Februari 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
Polycystic Kydney Disease + CKD stadium V + General weakness + Anemia
2. Keluhan Utama
Lemah seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Gatal-gatal di seluruh tubuh, dan pasien tidak nafsu makan
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Kesadaran pasien cukup, badan lemah, mual (-), muntah (-), BAB sedikit karena pasien tidak nafsu makan, BAK seperti biasa. Pasien gatal terus-menerus tanpa disertai urtikaria.
b. Dahulu
Keluhan lemah awalnya dirasakan sejak 1 tahun yang lalu disertai pucat. Pasien nyeri pinggang sejak ± 4 bulan yang lalu, nyeri menetap dan sakit terutama saat duduk. Gatal-gatal dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Tidak ada riwayat gangguan kencing. 2 tahun yang lalu didiagnosis dokter menderita hipertensi. Pernah menjalani dialisis 1 kali saat 4 bulan yang lalu, tetapi hanya sekali karena kendala biaya.
4. Screening gizi
a. Antropometri
BB = 32 kg
TL = 43 cm
TB perkiraan = 150,13 cm
LiLA = 18,5 cm
BBI = 47,33 kg
Polycystic Kydney Disease + CKD stadium V + General weakness + Anemia
BMI = 14,19 (underweight grade III),
LiLA/U = 61% (gizi buruk)
b. Biokimia
Hb: 4,7 g/dl (N: 11,0-16,5)
Leukosit:1600 µL (N: 3500-10.000)
Trombosit: 190.103/uL (N: 150 -390.103)
Hematokrit: 14,3% (N: 35,0 -50,0)
Albumin: 3,38 g/dl (N: 3,5-5,0)
GD sesaat: 101 mg/dl (N: <200)
Ureum : 290,8 mg/dl (N: 10-50)
Creatinine: 12,23 U/L (0,7-1,5)
SGOT: 24 U/L (N; 11-41)
SGPT: 16 U/L (N: 10-41)
Na : 130 mmol/L (N: 136-145)
K : 5,85 mmol/L ( N: 3,5-5,0)
Cl : 102 mmol/L (N: 98-106)
c. Fisik/Clinic
KU: lemah
Kesadaran: CM
Demam: (-)
Tensi: 130/80 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 36,5 0C
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet ginjal 1900 kkal/hari, RG < 2 g/hari, RP 40 g/hari
Nafsu makan pasien menurun
Pasien tidak mau mengonsumsi makanan dari
Underweight
Creatinine (↑)
Ureum (↑)
Natrium (↓)
Kalium (↑)
Hb (↓)
rumah sakit, sehingga membawa makanan dari luar rumah sakit
Pasien banyak minum teh manis, ± 10 gelas per hari
Pengamatan 22 Februari 2010
Energi: 679,8 kkal (41%)
Protein: 9,09 g (47,3%)
Lemak: 5,7 g (15,5%)
Karbohidrat : 149 g (47,7%)
2. Dahulu
Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan
Pola makan pasien tidak teratur. Pasien hanya makan bila merasa lapar saja. Akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan nafsu makan.
Pasien memiliki usaha warung, sehingga pasien mengaku malas untuk makan karena terlalu sering melihat makanan (bosan)
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi, dengan frekuensi rata-rata sehari 1x, sebanyak ± 3 sdm (45 gram)
Pasien tidak pernah mengonsumsi bihun/mie instan
Untuk lauk hewani daging sapi jarang dikonsumsi, yaitu 1-2x seminggu dengan jumlah ± 50 gram. Sedangkan telur ayam dikonsumsi 1-2x seminggu dengan jumlah ± 25 gram (1/2 butir). Pasien tidak pernah
Intake makanan rendah
Intake cairan pasien berlebih
Pola makan tidak teratur
mengonsumsi ayam dan ikan.
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu jarang dikonsumsi, sejumlah ± 50 gram dengan frekuensi 1-2x seminggui
Sayuran sering dikonsumsi. Jika mengonsumsi ± 50 gram sebanyak 4-5x seminggu
Pasien menyukai buah. Buah yang paling sering dikonsumsi adalah jeruk ±100 gram sebanyak 4-5x seminggu. Selain itu, pasien juga menyukai buah sirsak dan anggur.
Cara pengolahan makanan: umumnya dengan digoreng
Pasien tidak mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan camilan
Pasien setiap hari mengonsumsi teh manis sebanyak ± 10-12 gelas
e. Lain-lain
Obat yang diberikan:
Inj. Cefriaxone 2x 1 amp IV
Metoclopramide 3x1 amp IV
Data Sosial Ekonomi:
Pekerjaan : wiraswasta (warung)
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Jumlah Anggota Keluarga: 6 orang
Jumlah Anggota Produktif: 4 orang
Kasus 3: CVA ICH + HT St.II + DM Tipe II
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Tn. Aris Muzakki Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 tahun Registered : 1005336
MRS : 22 Februari 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
CVA ICH + HT St.II + DM Tipe II
2. Keluhan Utama
CVA ICH + HT St.II + DM Tipe II
Lemas dan pusing
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Kesadaran pasien cukup, kesulitan berbicara, tangan dan kaki kanan sulit digerakkan, tapi kian membaik. Badan terasa lemas dan pusing.
b. Dahulu
Penurunan kesadaran terjadi mendadak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit, penderita tiba-tiba tidak sadar ketika mengajar di kelas.
4. Screening gizi
a. Antropometri
TL = 44.5 cm
LILA = 33.5 cm
Interpretasi LILA = 33.5/32.2x100 =104.03 (Status Gizi Normal)
TB estimasi = 64.19+2.02TL-0.04U
= 64.19 + 2.02x44.5 – 0.04x52
= 156.16 cm
BBI = TB²(m) x 22.5
= 54.7 kg
b. Biokimia
Gula darah puasa : 159 mg/dl (N:60-110)
Gula darah 2 JPP : 207 mg/dl (N:130)
Kolesterol Total : 210 mg/dl (N:130-220)
Kolesterol-HDL : 36 mg/dl (>50)
Trigliserida : 148 mgl/dl (N:34-143)
Ureum/BUN : 54 mg/dl (N:10-50)
Hb : 12 gr/dl (N: 11,5-16,5 g/dl)
Leukosit : 10.600 (N : 3,5-10 ribu/uL)
Trombosit : 206.000 (N:150-390. 103/uL)
Hematokrit : 38,9% (N:35-50%)
Albumin : 4,44 g/dl (N:3,5-5 g/dl)
Creatinin : 1,36 mg/dl (N <1.2 mg/dl)
SGOT : 22 nU/ml (N:7-37 u/L)
SGPT : 50 nU/ml (N:0-45 u/L)
c. Fisik/Clinic
KU : cukup
Kesadaran : CM
Tensi : 170/110 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu : 37.5 0C
Extrem = oedema - - - -
Gula darah puasa (↑)
Gula darah 2 JPP (↑)
Tekanan Darah (↑)
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet DM 1900 RG<2gr/hr
Pasien mengeluh cepat lapar
Pengamatan 23 Februari 2010
Energi : 853.4 kkal (45.22%)
Protein : 42.1 gr (59.5%)
Lemak : 37.6 gr (89.7%)
Karbohidrat : 105 gr (34.2%)
2. Dahulu
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama.
Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±100-200 gram dengan frekuensi 3 x sehari
Untuk lauk hewani daging, jarang dikonsumsi yaitu 1-2x seminggu dengan jumlah ±50 gram. Sedangkan ikan, ayam dan telur kadang-kadang dikonsumsi 3x dalam seminggu dengan jumlah 50gr.
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu sering dikonsumsi sejumlah ±100 gram dengan frekwensi 1-2 x sehari, sering dikonsumsi saat sarapan.
Suka mengonsumsi sayuran. Jika mengonsumsi ±50 gram sebanyak 1-2 x seminggu.
Suka mengonsumsi aneka buah-buahan.
Pasien suka ikut ngemil, terutama saat putra putri pasien membawa jajanan ke rumah
Pasien suka memakan apa yang dibeli oleh istri pasien.
Pasien suka menambahkan kecap dalam makanan, terutama saat sarapan.
Pasien tidak mempunyai pantangan makan.
Pasien tidak pernah mengonsumsi kopi dan pasien tidak merokok.
e. Lain-lain
- Pasien sebelumnya MRS di Pasuruan tanggal 20 Februari 2010,
Intake rendah
Pola makan tidak tepat
kemudian dirujuk ke RSSA.
- Pasien tidak pernah mengecek kesehatan secara rutin.
- Pasien belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai makanan dan gizi sebelumnya.
- Keluarga pasien tidak memiliki riwayat DM
Data Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Guru SMP
Pendidikan : Sarjana
Agama : Islam
Jumlah Anggota Keluarga : 10 orang
Jumlah Anggota Produktif : 2 orang
Kasus 4 – OBG: Post op. BSO + kistektomi a/i cysta terinfeksi hari ke-VII
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 tahun Registered : 1007231
MRS : 11 Maret 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
Post op. BSO + kistektomi a/i cysta terinfeksi hari ke-VII
2. Keluhan Utama
Sebah pada perut pasca operasi
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Pasien pasca operasi kistektomi hari ke-VII, bengkak pada kaki, dan mengalami sariawan pasca operasi
b. Dahulu
Pasien didiagnosa tumor kandungan 15 tahun yang lalu, namun pernah menolak operasi. Saat ini didapatkan massa padat memenuhi seluruh abdomen
Pasien mengeluh benjolan di perut sejak 15 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan semakin membesar
Dua tahun yang lalu pasien memeriksakan diri di poli kandungan RSSA, dinyatakan tumor kandungan dan direncanakan operasi, tapi pasien menolak dengan alasan tidak ada biaya
Pasien tidak pernah memeriksakan diri lagi dengan alasan biaya
4. Screening gizi
a. Antropometri
LiLA = 20,5 cm
TB = 152 cm
BBI = 48,51 kg
%LiLA = 68,56% (status gizi buruk)
Post op. BSO + kistektomi a/i cysta terinfeksi hari ke-VII
b. Biokimia
Per 23 Maret 2010
SGOT: 140 mU/L (N: 11-41)
SGPT: 16 mU/L (N: 10-41)
Na: 134 mmol/L (N: 136-145)
K: 3,5 mmol/L (N: 3,5-5,0)
Cl: 109 mmol/L (N: 98-106)
Ureum: 37,8 mg/dl (N: 10-50)
Creatinine: 1,12 mg/dl (N: 0,7-1,5)
Per 25 Maret 2010
Hb: 8 gr/dl (N: 11,5-16,5 g/dl)
Leukosit: 22.900/uL (N : 3,5-103)
Trombosit : 337.103/uL (N: 150-390. 103)
Hematokrit : 24% (N: 35-50)
MCV: 83 L/um3 ( N: 80-97)
MCH: 27,7 L pg (N: 26,5-33,5)
MCHC: 33,5 g/dl (N: 31,5-35,0)
Per 29 Maret 2010
Albumin : 2,11 g/dl (N : 3,5-5,5)
c. Fisik/Clinic
KU: cukup
Kesadaran : CM
Tensi: 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR 20x/menit
Prod. Drain 300 cc/24 jam serous
BU (+), Abdomen soefl
Luka op ttp kasa kering
Batuk (+), Sariawan (+)
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet TKTP dalam bentuk makanan biasa
Nafsu makan pasien kurang karena sariawan
Status gizi buruk
Na (↓)
Cl (↑)
Leukosit (↑)
Hb (↓)
Albumin (↓)
Hematokrit (↓)
SGOT (↑)
Recall 29 Maret 2010
Energi: 1146,9 kkal (56,15%)
Protein: 32,98 g (45,32%)
Lemak: 18,8 g (33,13%)
Karbohidrat: 210 g (67,7%)
2. Dahulu
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama
Pasien tidak mengonsumsi daging sapi dan ayam karena tidak terbiasa
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±150-200 gram dengan frekuensi 3 x sehari
Singkong dikonsumsi 3-4x seminggu sebanyak ±100 gram
Telur jarang dikonsumsi, yaitu 1-2x seminggu dengan jumlah ±50 gram. Pasien tidak pernah mengonsumsi jerohan.
Lauk hewani yang sering dikosumsi adalah ikan bandeng sebesar ±50 gram dengan frekuensi 3-4x seminggu. dengan jumlah 50 gram
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu sering dikonsumsi sejumlah ±50 gram dengan frekuensi 1-2x sehari
Sayuran yang sering dikonsumsi setiap hari adalah jenis sayuran daun yaitu bayam dan sawi dengan porsi ±100 gram
Pasien menyukai buah. Buah-buahan yang paling sering
Sariawan (+)
Intake rendah
dikonsumsi adalah pisang, ±75 gram sebanyak 4-5 seminggu.
Cara pengolahan makanan: sayur berkuah bening setiap hari, tahu dan tempe digoreng
Pasien tidak menyukai makanan bersantan dan berlemak
Pasien mendapat informasi bahwa kuning telur tidak baik bila dikonsumsi, sehingga tidak mengonsumsi kuning telur
e. Lain-lain
Obat yang diberikan:
Injeksi
Ceftriaxon 2x1g
Kalnex 3x500mg
Ketorolac 3x1
Extra C 2x1
Ranitidin 2x1
PO
As. Mefenamat 3x500mg
Ciprofloxacin 2x50mg
Data Sosial Ekonomi:
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Pekerjaan suami : pedagang
Agama : Islam
Jumlah anggota keluarga: 3 orang
Jumlah anggota keluarga produktif: 1 orang
Tidak mengonsumsi kuning telur
Kasus 5 – Kondrosarkoma
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 39 tahun Registered : 1007180
MRS : 2 Maret 2010
Assessment
Data DasarIdentifikasi
Masalah
1. Diagnosa Medis
Kondrosarkoma
2. Keluhan Utama
Benjolan pada panggul kiri,
Kondrosarkoma
nyeri pada luka
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Pasien MRS dengan keluhan terdapat benjolan pada panggul kiri. Pasien datang dari IRD. Akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
mengenai penyakit yang diderita pasien
b. Dahulu
Pasien mempunyai benjolan pada kaki kiri sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan pada kaki kiri pasien semula kecil, namun membesar hingga 7 bulan yang lalu dan menyebabkan pasien tidak bisa berjalan. Bagian distal dari benjolan sudah tidak bisa digerakkan, tetapi masih terasa bila disentuh. Awalnya pasien mengeluh nyeri pada pangkal paha kiri sejak 5 tahun yang lalu seperti kecetit.
4. Screening gizi
a. Antropometri
TL = 45 cm
TB estimasi = 84,88 + (1,83 TL) –
(0,24 U)
= 157,87 cm
BBI = (TB estimasi)2 x 21
= 52,34 kg
LiLA = 15,7 cm
LiLA/U = 157 x 100%
290
= 54,14% (gizi buruk)
b. Biokimia
Per 2 Maret 2010:
GDS: 106 m/dl (N: <200)
Ureum: 29,6 mg/dl (N: 10-50)
Creatinine: 0,46 mg/dl (N: 0,7-1,5)
SGOT: 19 U/L (N: 11-41)
SGPT: 6 U/L (N: 10-41)
Per 8 Maret 2010:
Na: 134 mmol/L (N: 136-145)
K: 4,4 mmol/L (N:3,5-5,0)
Cl: 110 mmol/L (98-106)
Per 11 Maret 2010:
Protein total: 4,78 /dl (N: 6,7-8,7)
Gizi buruk
Albumin (↓)
Globulin: 3,24 /dl (N: 2,5-3,5)
Per 15 Maret 2010:
Hb: 8,7 g/dl (N: 11,0-16,5)
Leukosit: 10.200 µL (N: 3.500-10.000)
Trombosit: 526.103/uL (N: 150 -390.103)
Hematokrit: 26,6% (N: 35,0 -50,0)
Albumin: 1,56 g/dl (N: 3,5-5,0)
c. Fisik/Clinic
KU: lemah
Kesadaran: CM
Nafas spontan
Tensi: 110/70 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Suhu: 370C
RR: 24 x/menit
BU: (+)
Pemeriksaan PA 10 Maret 2010:
Suatu keganasan, kemungkinan suatu kondrosarkoma
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet Nasi TKTP+CPT
Nafsu makan pasien kurang
Pasien tidak mengalami gangguan menelan dan rasa mual
Pasien jarang menghabiskan makanan yang diberikan dari Rumah Sakit mudah kenyang, tetapi ibu pasien sering membelikan makanan dari luar Rumah Sakit
Pasien mengonsumsi ekstrak ikan kutuk sebagai penambah albumin, sehari 2 botol ukuran 50 ml
Pasien kurang menyukai CPT yang diberikan, karena terbuat dari susu sapi
Recall 24 jam:
Energi: 1582,1 kkal (77,17%)
Protein: 64,25 gram (81,8%)
Hb (↓)
Trombosit (↑)
Hematokrit (↓)
Protein total (↓)
SGPT (↓)
Na (↓)
Lemak: 50,6 gram (88,8%)
Karbohidrat: 225 gram (73,5%)
2. Dahulu
Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±100-150 gram dengan frekuensi 3x sehari
Untuk lauk hewani berupa ikan dan telur jarang dikonsumsi (1x seminggu) sejumlah ±50 gram, sedangkan pasien kurang menyukai ayam potong dan daging sapi
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu dikonsumsi setiap hari sejumlah ±30 gram 3x sehari
Pasien setiap hari mengonsumsi sayuran, sejumlah ±50 gram, 3x makan. Sayuran yang disukai pasien adalah daun singkong, nangka muda, wortel.
Pasien sering mengonsumsi buah, dengan frekuensi 4-5x setiap minggu ±50-75 gram. Buah yang sering dikonsumsi pasien adalah jeruk dan apel
Pasien kurang menyukai susu sapi, hanya mengonsumsi susu kedelai, seminggu 2-3x, sebanyak ±200 ml
Cara pengolahan makanan:
Kurangnya intake makanan oral
umumnya dengan digoreng dan ditumis
Minyak digunakan untuk menggoreng sekitar 2-3x
Pasien tidak pernah menggunakan bumbu penyedap rasa seperti vetsin. Pasien jarang membeli makanan di luar.
e. Lain-lain
Obat yang diberikan:
Cetrimoxazole 2 x 980 po
Infuse ringer laktat
Transfusi albumin:
o Plasbumin 20% 100 cc (15 Maret 2010)
o Plasbumin 25% 100 cc (16 Maret 2010)
Data Sosial Ekonomi:
Pekerjaan : tidak bekerja
Pekerjaan suami: wiraswasta (warung)
Penghasilan: Rp 1.000.000,00 per bulan
Pendidikan: SMA
Agama : Islam
Jumlah anggota keluarga: 5 orang
Jumlah anggota produktif: 1 orang
Kasus 6: Peritonitis TBC post explorasi laparatomy
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : Didik Yulianto Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun Registered : 1005652
MRS : 25 Februari 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
Peritonitis TBC post explorasi laparatomy
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh merasa nyeri perut dan demam
3. Riwayat Penyakit
Peritonitis TBC post explorasi laparatomy
a. Sekarang
Pasien telah dilakukan operasi explorasi laparatomy pada tanggal 19 Februari 2010. Hasil operasi yang didapat adanya perlekatan usus. Ketika dilakukan perawatan setelah pembedahan, pasien didiagnosa menderita TBC. Saat pengamatan pasien adalah hari ke-18.
b. Dahulu
Keluhan awal pasien dirasakan saat pasien 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit berupa nyeri perut. Ketika awal
masuk rumah sakit diagnosa awal berupa usus buntu. Pasien juga mengalami penurunan berat badan drastis sebelum masuk Rumah Sakit, 8 bulan yang lalu berat badan pasien 60 kg, berat badan idela kini 49.28 kg.
4. Screening gizi
a. Antropometri
TL = 42.5 cm
LILA = 18.5 cm
TB estimasi = 64.19 + (2.02TL) – (0.04U)
= 64.19 + 2.02(42.5) – 0.04(37)
= 148.84 cm
Interpretasi LILA = 18.5/32.6x100 = 56.9 (Status Gizi Buruk)
BBI = TB² x 22.5
= 49.28 kg
b. Biokimia
Hb : 7.7 gr/dl (N: 11,5-16,5 g/dl)
Albumin : 2.32 gr/dl(N:3.5-5.5 g/dl)
Leukosit : 7.200 (N : 3,5-10 ribu/uL)
Trombosit : 242.000 (N:150-390. 103/uL)
Hematokrit : 23.7% (N:35-50%)
Na : 126 mmol/l (N:136-145)
K : 3.17 mmol/l (N:3.5-5)
Cl : 102 mmol/l (N:98-106)
c. Fisik/Clinic
KU : cukup
GCS 456
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu : 39 0C
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi diet Tim TKTP CPT
Nafsu makan pasien kurang karena pasien demam dan merasa nyeri pada luka
Pengamatan 8 Maret 2010
Energi : 732.6 kkal ( 41,2%)
Status Gizi Buruk
Hb (↓)
Albumin (↓)
Protein : 39,2 gr ( 66,2 %)
Lemak : 34 gr (86,7%)
Karbohidrat : 69 gr (23,5%)
2. Dahulu
Konsumsi pasien sehari-hari 3 kali sehari.
Pasien mengonsumsi nasi ±50 gram/hari 3 kali sehari, jagung, kentang, singkong dan mi jarang dikonsumsi.
Pasien suka mengonsumsi lauk hewani, seperti daging , ayam, ikan dan telur dengan frekuensi 3-4 kali seminggu dengan jumlah ± 50 gram.
Pasien suka mengonsumsi sayur seperti bayam, kangkung dan sawi dengan frekuensi 3-4 kali seminggu.
Lauk nabati yang sering dikonsumsi yaitu tempe dan tahu sejumlah ±50 gram dengan frekuensi 3 kali sehari.
Pasien menyukai minuman manis seperti susu, kopi, teh manis dan softdrink
Makanan kesukaan pasiendengan pengolahan digoreng dan dibakar terutama saat mengonsumsi ikan, pasien tidak menyukai makanan dengan pengolahan santan.
Pengolahan makanan dilakukan oleh istri pasien, tapi terkadang pasien suka makan di luar,rumah terutama saat mengonsumsi ikan bakar.
e. Lain-lain
- Pasien belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai pola makan sehat dan gizi.
Data Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang
Jumlah Anggota Produktif : 2 orang
Intake rendah
Kasus 7. Obstruksi usus letak rendah e.c fecalum post op soave e.c hisphrung disease
CATATAN ASUHAN GIZI
RESUME PTGT (Proses Terapi Gizi Terstandart)
Nama : An. Adi Maulana Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 7 th Register : 1007814
ASSESMENT
DATA DASARIDENTIFIKASI
MASALAH
1. Diagnosa Medis:
Obstruksi usus letak rendah e.c fecalum post op soave e.c hisphrung disease
2. Keluhan Utama:
- tidak bisa BAB dan kentut
- perut kembung
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tidak bisa BAB dan kentut sejak 6 hari yang lalu, perut kembung kemudian dibawa ke UGD RSSA untuk diadakan pemeriksaan lebih lanjut
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak bisa BAB dan kentut sejak 3 hari sebelum MRS, perut kembung dan muntah 1 x
Pasien mempunyai riwayat hirschprung disease post op soave 5 tahun yang lalu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa
6. Skrining Gizi
Antropometri:
TB : 113 cm
BBA: 15 kg (waktu pertama MRS)
BBI: 20 kg (berdasarkan indeks BB/TB)
Status gizi : BBA = 15 = 75%
BBI 20
Status Gizi buruk berdasarkan indeks BB/TB (CDC NCHS)
LILA: 13 cm
% LILA: 13 x 100% = 69,52
18,7
Status gizi buruk (berdasarkan LILA)
TB/U : 122 cm (berdasarkan CDC NCHS)
% TB : 113 = 92,63%
Obstruksi usus letak rendah e.c fecalum post op soave e.c hirschprung disease
Status gizi kurang (brdsrkn LILA dan BB/TB)
122
status gizi baik (berdasarkan TB/U)
Biokimia (B): (21 Maret 2010)
Leukosit : 2200/uL (↓)
Hb : 10,6 gr/dl (↓)
Hematokrit : 33,1% (↓)
Trombosit : 324000/uL (N)
GDS : 67 mg/dl (N)
Albumin : 3,27 gr/dl (↓)
Na : 128 mmol/l (↓)
K : 2,9 mmol/L (↓)
Cl : 96 mmol/L (↓)
Klinis/Fisik (C)
KU: Cukup
Kes: CM
N: 98 x/m
Suhu: 38o C
TD : 130/70
GCS : 456
Abdomen : distended, BU ↓
NGT : warna hijau keruh, produksi 300 cc/24 jam
Pemeriksaan penunjang
Riwayat Gizi Sekarang (D):
Diet yang diberikan
Parenteral
D5 ½ (C1:2 = 1250 cc/24 jam)
NaCl 3% 250 cc
Haes 150 cc
KCl drip 25 meq
Oral
D5% = 500 cc/24 jam
Total recall:
E: 350 kkal (17%)
P: -
L: -
KH: 87,5 gr (28,35%)
Leukosit (↓)
Suhu 38 C
Riwayat Gizi Dahulu (D):
Px tidak mempunyai riwayat alergi
Pola makan Px tidak teratur (1-3 x sehari) karena lebih suka bermain dan kurang pengawasan.
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi 1 piring tiap kali makan ± 100 gr, kadang mengkonsumsi mie instan 2x/mggu
Lauk nabati: tahu 1 potong tiap kali makan ± 50 gr. Pasien lebih suka mengkonsumsi tahu daripada tempe
Lauk hewani yang biasa dikonsumsi adalah telur. Daging dan ayam jarang dikonsumsi
Sayuran: Pasien menyukai sayuran seperti daun singkong, bayam, wortel
Pasien kadang mengkonsumsi tomat
Intake rendah (pasien kembung)
yang di seduh dengan air hangat dan gula
Pasien tidak pernah mengkonsumsi susu
Cemilan/jajan yang sering dikonsumsi pasien adalah chiki, biscuit
7. Lain-lain:
Obat-obat :
Cefotaxin 300 mg
Metronidazol 250 mg
Sosio-ekonomi:
- Pekerjaan ayah dan ibu adalah buruh tani
Kasus 8: IKA: Hidrocephalus + PJB Asianotik VSD + bronchopneumonia
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandart (PTGT)
Nama : An. P Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4,5 bulan Registered : 1005986
MRS : 1 Maret 2010
Assessment
Data Dasar Identifikasi Masalah
1. Diagnosa Medis
Hidrocephalus + PJB Asianotik VSD + bronchopneumonia
2. Keluhan Utama
Muntah, badan panas, batuk berdahak
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Pasien mengalami pembesaran kepala, badan panas sejak pagi SMRS. Pasien mengalami muntah dan batuk berdahak.
b. Dahulu
Pasien mengalami pembesaran kepala sejak 2 bulan yang lalu. Kejang dialami sejak usia 2 bulan. Kejang seluruh tubuh selama ±5 menit sehari 2-3x. Kejang terakhir dialami pada saat usia 3 bulan.
Penyakit yang pernah diderita pasien: muntah-berak, kejang-kejang, penyakit kuning neonatus.
Hidrocephalus + PJB Asianotik
VSD + bronchopneumonia
Pernah MRS saat usia 3 hari selama 2 minggu karena diare.
Riwayat kelahiran: lahir prematur 7 bulan, persalinan ditolong bidan, BBL 2 kg. Saat hamil, ibu merasa tidak ada keluhan dan sering kontrol.
4. Screening gizi
a. Antropometri
BBL = 2 kg
BB = 4,4 kg (dengan hidrosefalus)
BBIncreament = 5 kg
BBI = 4,4 kg
PB = 54 cm
% BB/TB = 100%
% BB/U = 68,75%
% TB/U = < 5 percentile
% BB/BBIncreament = 88% (gizi kurang)
LiLA = 10 cm
Lingkar kepala = 47 cm (>+2 SD)
b. Biokimia
Status gizi kurang
Hb: 9,8 g/dl (N: 11,0-16,5)
MCV: 79 Lµm3 (N: 80-97)
MCH: 25,6 Lpg (N: 26,5-35)
MCHC: 32,6 g/dl (N: 31,5-35,0)
Leukosit: 8100/µL (N: 3.500-10.000)
Trombosit: 467.103/uL (N: 150 -390.103)
Hematokrit: 35,7% (N: 35,0 -50,0)
Albumin: 2,89 g/dl (N: 3,5-5,0)
GD sesaat: 94 mg/dl (N: <200)
SGOT: 17 U/L (N; 11-41)
SGPT: 15 U/L (N: 10-41)
Na: 132 mmol/L (N: 136-145)
K: 4,5 mmol/L ( N: 3,5-5,0)
Cl : 103 mmol/L (N: 98-106)
P: 5,4 mg/dl (2,5-7,0)
c. Fisik/Clinic
KU: tampak sakit, sedang
Kesadaran: CM
Hidrocephalus (+)
Demam: (+)
Nadi: 144x/menit
RR: 28x/menit
Suhu: 38,6 0C
Muntah: (+)
BAK: (+)
BAB: (+)
Batuk berdahak: (+)
K/L: an/ict/cy/ed: -/-/-/-
Ext: an/ict/cy:ed: -/-/-/-
Th: Rh + + Wh - -
- - - -
- - - -
Hb (↓)
MCV (↓)
MCH (↓)
Trombosit (↑)
Albumin (↓)
Na (↑)
Demam
Abd: BU (+)
Rambut: tipis, kusam
Wajah: cekung
d. Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi susu SGM BBLR 60 cc/3 jam sebanyak 8 kali sehari (20 cc tiap jam) via NGT (nasogastric tube)
Pengamatan 8 Maret 2010
Energi: 430,784 kkal (86%)
Protein: 11,872 gram (63%)
Lemak: 22,896 gram (165%)
Karbohidrat : 44,3 gram (61,7%)
Cairan: 480 ml/hari
2. Dahulu
Pasien hanya diberi ASI selama 1,5 bulan karena ASI tidak keluar
Selanjutnya diberi susu PreNan, awalnya 30 cc lalu ditingkatkan menjadi 60 cc per 2 jam
e. Lain-lain
Obat yang diberikan:
Ampicillin 3x150 mg
Metamizol 5 mg (bila suhu ≥38,50C)
Piracetam 3x60 mg
Paracetamol 3x40 mg
Data Sosial Ekonomi:
Pendidikan ibu: tidak lulus SD
Pendidikan ayah: SD
Pekerjaan ayah: serabutan
Penghasilan per bulan: Rp 300.000,00
Jumlah anggota keluarga: 4 orang
Kasus 9 – Lupus Cerebral & Lupus Nefritis
Catatan Asuhan Gizi
Resume Proses Terapi Gizi Terstandar (PTGT)
Nama: An. LF Jenis Kelamin: Perempuan
Umur: 12 tahun Registered: 28071997
Assessment
Data DasarIdentifikasi
Masalah
1. Diagnosa Medis
Lupus serebral, lupus nefritis
2. Keluhan Utama
Merah di pipi, gatal.
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Demam sejak 3 hari SMRS, mendadak tinggi, turun dengan obat penurun panas lalu naik lagi, bercak kemerahan pada daerah sekitar hidung dan pipi, nyeri perut kanan atas sejak MRS.
b. Dahulu
Alergi udang sejak kecil, riwayat SLE sejak 9 bln yg lalu.
c. Keluarga
-
4. Skrining Gizi
Antropometri (A)
TB = 149 cm
BB aktual = 42 g
BBI (CDC-NCHS) = 39 kg
Status gizi = 42/39 x 100% = 107,6% (baik)
Biokimia (B)
1 Maret 2010
Kolesterol Total = 159 mg/dl (N) (N=130-220 mg/dl)
Protein total = 7,87 g/dl (N) (N=6,7-8,7 g/dl)
Albumin = 3,99 g/dl (N) (N=3,5-5,5 g/dl)
Globulin = 3,90 g/dl (↑) (N=2,5-3,5 g/dl)
3 Maret 2010
Leukosit 11100/µl (↑) (N=3500-10000/µl)
Hb 10,2 g/dl (↓) (N=11,0-16,5 g/dl)
Hematokrit 30,0% (↓) (N=35,0-50,0%)
Trombosit 247000/µl (N) (N=150000-390000/µl)
GDS 99 mg/dl (N) (N<200 mg/dl)
Lupus serebral, lupus nefritis
Merah di pipi, gatal
Alergi udang
Globulin tinggi
Leukosit tinggi
Hb rendah
Hematokrit rendah
K = 3,87 mmol/l (N) (N=3,5-5 mmol/l)
MCV = 82 µm3 (N) (N=80-97 µm3)
MCH = 27,9 pg (N) (N=26,5-33,5 pg)
MCHC = 33,9 g/dl (N) (N=31,5-35 g/dl)
Protein Urine = 4+
5 Maret 2010
Ureum = 68,1 mg/dl (↑) (N=10-50 mg/dl)
Kreatinin = 0,93 (N) (N=0,7-1,5 mg/dl)
Fisik/Klinis (C)
KU = cukup
Kes = cm
Tensi = 100/70
Nadi = 72x/menit
RR = 24x/menit
Dietary History (D)
Sekarang
Mendapatkan diet TETP II, bentuk makanan biasa.
Recall 24 jam:
E = 928,2 kkal (42,0%)
P = 35,5 g (75,9%)
L = 30 g (49%)
KH = 132 g (36%)
Dahulu
Makan 3-6x sehari.
Makanan pokok yang sering dikonsumsi = nasi putih 200-300 g dengan frekuensi 3-6x sehari.
Mie kocok, mie pangsit, mie instan, nasi goreng 150-200 g dengan frekuensi 4-5x seminggu.
Tempe, tahu 30-50 g dengan frekuensi 3-6x sehari.
Telur, daging, ayam, ikan laut 40-50 g jarang dengan frekuensi 6-7x sebulan.
Makan sayur jarang, biasanya hanya bayam, sop 30-50 g dengan frekuensi 2-3x seminggu.
Buah yang biasa dikonsumsi adalah pepaya, apel 80-200 g dengan frekuensi 2-3x seminggu.
Susu sapi biasanya 150-200 ml dengan frekensi 5-6x seminggu.
Protein urine tinggi
Ureum tinggi
Intake makanan oral kurang
Jarang makan gorengan, makanan cepat saji, makanan yang manis.
Belum pernah mendapat edukasi diet.
Sosial-Ekonomi (E): Agama Islam,
Konsumsi sayur dan buah sedikit
Tamatan SD.
5. Lain-lain
Px diberi captopril, prednison, lasix.
Kasus 10: Gizi buruk (Marasmus), Pneumonia, S.TB, Diare akut tanpa dehidrasi
CATATAN ASUHAN GIZI
RESUME PTGT (PROSES TERAPI GIZI TERSTANDAR)
Nama :An. B Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Bulan Regester :1007980
MRS : 19 Maret 2010 Pengambilan Data: 22 Maret 2010
ASSESMENT
DATA DASAR IDENTIFIKASI MASALAH
1.Diagnosa Medis
Gizi buruk (Marasmus), Pneumonia, S.TB, Diare akut tanpa dehidrasi
2.Keluhan Utama
Batuk dam sesak
3.Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien masih batuk dan merasa sesak,
Dahulu
Batuk semenjak usia 1 tahun dibawah kepuskesmas tapi tidak membaik
Diare dan muntah semenjak tgl 13 maret 2010 sampai tgl 20 maret 2010
4. Screening gizi
a. Antropometri
PB = 82 cm
BB A = 7 kg
BB I = 11,8 kg
Status Gizi=BBA/BBIx100%
= 7kg / 11,8x 100%
= 59% (gizi buruk)
TB/U = Normal
b. Biokimia
hasil lab tgl 19 maret 2010
Gizi buruk (marasmus), pneumonia, S.TB, Diare(-)
Batuk dan sesak
Status Gizi Buruk
Leukosit 13700 (N : 3,5-10 ribu/uL)
Trombosit 412.000(150-390. 103/uL)
Hb : 9,9 gr/dl (N: 11,5-16,5 g/dl)
MCV: 68 L/um3 ( N: 80-97)
MCH:21,4 L pg (N: 26,5-33,5)
MCHC 31,3 g/dl (31,5-35)
Hematokrit : 31,5 (N: 35-50%)
SGPT : 11 (N: 5-33 mU/L)
SGOT : 48 (N: 10-27 mU/L)
Ureum : 18,7 (N: 10-50 mg/dl)
Creatinin : 0,38 (0,7-1,5 mg/dl)
GD sesaat : 92 (N: <200)
Albumin 4,61 mg/dl (3,5-5,5 mg/dl)
c. Fisik/Clinic
Ku : cukup
HR: 100x/menit
RR: 24x/menit
Tax : 36,80C
Penampakan old face
Rambut tipis kemerahan
Iga Gambang
Skor McLaren 3
Dermatosis :skor 2
Leukosit ↑
Hb↓
Hematokrit↓
SGOT↑
Perubahan rambut :skor 1
Gizi buruk tipe Marasmus
Dietary History
1. Sekarang
Pasien diberi nasi + F75 + ASI
Pengamatan 22 maret 2010
Energi : 1387 kkal ( 132%)
Protein : 30,69 gr (97 %)
Lemak : 45,5 gr (73%)
Karbohidrat : 211 gr (231%)
2. Dahulu
Pasien memiliki pola makan 3 kali makan utama.
Pasien sampai sekarang masi minum ASI, tidak minum susu formula
Pasien memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan udang dan ikan asin
Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah ±75 gram dengan frekuensi 3 x sehari
Untuk lauk hewani (ayam,daging, telur)
Lauk nabati yaitu tempe dan tahu sering dikonsumsi sejumlah ±25 gram dengan frekwensi 1-2 x sehari
Pasien suka sayur. Sayuran yang dikonsumsi semua sayuran
Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah pisang dan pepaya dengan porsi ±50 gram sebanyak 1-2 kali seminggu
e. Lain-lain
Obat yang diberikan :
Amphecilin
MGSO4
Vit A
Marasmus
Memiliki alergi udang dan ikan asin
Asam folat
Vit C
Vit E
ZnSo4
Data Sosial Ekonomi
Pekerjaan orang tua : Dagang minyak
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah
Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang
Jumlah saudara kandung 3 px anak ke 4